Pekerjaan Renovasi Ruang Kerja Lantai 7 Gedung Arsip Kantor Pusat BPK RI yang berlokasi di Jl. Gatot
Subroto Kav.31, Jakarta Pusat. Agar tercapain pelaksanaan kegiatan Renovasi Ruang Kerja Lantai 7 Gedung
Arsip Kantor Pusat BPK RI. secara tepat mutu, tepat waktu, tertib administrasi dan keuangan. Waktu
pencapaian keluaran kegiatan secara keseluruhan selama 90 ( Sembilan puluh ) hari kalender.
sesuai dengan peraturan standar yang berlaku di Indonesia dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntabel,
transparan, efektif, efisien.
Metode Pelaksanaan Renovasi Ruang Kerja Lantai 7 Gedung Arsip Kantor Pusat BPK RI secara garis besar
kami uraian tahapan pelaksanaan, pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat
keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah
disyaratkan pada dokumen lelang.
a. 1 LIngkup Pekerjaan`
secara umum Pekerjaan Renovasi Ruang Kerja Lantai 7 Gedung Arsip Kantor Pusat BPK RI, yang meliputi :
1. Pekerjaan persiapan, bongkaran, Interior, mekanikal dan elektrikal
2. Penyediaan sample barang dari material yang akan dipakai.
3. Penyediaan gambar-gambar dan laporan-laporan penunjang pelaksanaan
a. Laporan Harian
b. Time Schedule pelaksanaan
c. Bobot Pekerjaan
d. Gambar Shop Drawing pelaksanaan
e. Gambar As Built Drawing
Sehubungan dengan pengumuman pelelangan Renovasi Ruang Kerja Lantai 7 Gedung Arsip Kantor Pusat
BPK RI. kami dari Perusahaan membuat usulan metode pelaksanaan pekerjaan.
Metode pelaksanaan pekerjaan ini kami buat dalam rangka untuk melaksanakan, pekerjaan Renovasi Ruang
Kerja Lantai 7 Gedung Arsip Kantor Pusat BPK RI. kami uraikan/jabarkan, sebagai berikut :
c. Kordinasi/Komunikasi.
1. Pada saat berlangsungnya pekerjaan Renovasi Ruang Kerja Lantai 7 Gedung Arsip Kantor Pusat
BPK RI, segala koordinasi/komunikasi melalui konsultan pengawas/pengawas teknis yang di beri
wewenang oleh pemberi tugas dilapangan.
2. Para penanggung jawab/pelaksana lapangan selalu koordinasi/komunikasi dengan konsultan
pengawas/pengawas teknis, mengenai teknis pelaksanaan dilapangan sebelum pekerjaan
dilaksanakan maupun dalam sedang dilaksanakan tentang mutu /kwalitas/kwantitas pekerjaan
yang akan atau sedang dilaksanakan.
d. Rapat Berkala
1. Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan akan diadakan secara rutin
(mingguan) dengan koordinir dan dipimpin oleh pengawas pekerjaan dan dihadiri oleh fungsi
yang langsung berkaitan.
Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat yang di sahkan oleh semua pihak yang hadir. Hasilnya
akan menjadi bagian dari dokumen pelaksanaan.
Pelaksana pekerjaan wajib menyiapkan semua perlengkapan untuk pengadaan rapat berkala
yang diadakan oleh pengawas pekerjaan.
B,2 PERALATAN KESELAMATAN P3K / SOSIAL
Fasilitas pendukung untuk keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) :
Menyediakan alat kesehatan/kotak P3K yang teri si dengan
obat-obatan. Fungsi P3K iniadalah merupakan tindakan awal
yang dapat dilakukan untuk membatu penderita pada Suatu
kecelakaan / musibah yang menimpa pekerja sebelum
mendapat penanganan lebih lanjut dari pihak medis.
1. Peralatan Standar K3
Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang
digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan
ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam
proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh
seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan
konstruksi. Namun tidak banyak yang menyadari betapa
pentingnya peralatan-peralatan ini digunakan
a. Pakaian Kerja.
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh -
pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan.
Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada
umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka
selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan
pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor.
Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya
menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunanya.
b. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (Safety shoes) merupakan perlindungan
terhadap kaki. Setiap pekerja kontruksi perlu memakai
sepatu dengan sol yang supaya bi sa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka
sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau
tertimpa benda dari atas.
c. Kacamata Kerja.
Kacamata pengaman digunakan untuk melindungi mata dari debu kayu, batu, atau serpihan
besi yang terbang ditiup angin. Mengingat partikel-parti kel debu berukuran sangat kecil yang
terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karena itu mata perlu diperlukan perlindungan.
Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.
d. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan
sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama
menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah
mengangkat besi tulangan, kayu, dan pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong
gerobag cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan bersentuhan
dengan besi pada gerobag.
Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan kerugian ekonomi, seperti kerusakan
mesin, peralatan bahan, dan sebagaiannya. Oleh karena itu,
dengan melakukan langkahlangkah pencegahan kecelakaan,
maka selain dapat menghemat biaya yang harus
dikeluarkan.
BAB. C RENCANA K3
C.1 PENDAHULUAN
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan
tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala
sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau
bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang-
Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah
tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya.
Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Potensi bahaya mempunyai
potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung
maupun tidak langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3)
lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas produk barang
dan jasa, 5) nama baik perusahaan. fakta mengenai ergonomi dan K3 internasional atau secara global.
a. Kebijakan K3
Ini adalah kebijakan PT. RINVANDA LESTARI, bahwa setiap karyawan harus disediakan tempat dan
lingkungan yang aman dan sehat untuk bekerja. Maka perusahanaan selalu berupaya membuat
kebijakan dan tindakan positif sepanjang waktu balk yang dilakukan oleh seluruh manajeman
maupun karyawan. Hal ini untuk memastikan kondisi yang aman dan sehat untuk bekerja di tempat
kerja diseluruh kegiatan yang ditangani oleh Perusahaan, Secara khusus, kebijakan perusahaan
dalam K3 nneliputi :
1. Meningkatkan kesadaran keselamatan kerja pada setiap aktivitas dan jugs pemahaman bahwa
kecelakaan kerja bisa dicegah.
2. Menyatakan bahwa target proyek tanpa kecelakaan kerja adalah prioritas
3. Menempatkan keselamatan pekerja dan masyarakat serta lingkungan adalah Iayanan utama
perusahaan.
4. Menempatkan keselamatan pekerja dan masyarakat serta lingkungan adalah Iayanan utama
perusahaan.
5. Menyediakan fasilitas yang memadai dan layak, peralatan, dan perlengkapan keselamatan serta
memastikan pemahaman penggunaan fasilitas serta peralatan tersebut dengan benar.
6. Memastikan bahwa persyaratan dan rekomendasi serta aturan tentang Kesehatan dan
Keselamatan kerja diikuti dan dilaksanakan serta terus menerus dilakukan tinjauan. Memberikan
audit keselamatan secara teratur untuk menilai perilaku sistem keselamatan & keamanan untuk
menjaga aspek K3K telah dilakukan.
7. Semua pekerja yang dipekerjakan di seluruh proyek harus paham bahwa tanggung jawab
mereka termasuk menjaga did mereka sendiri tentang Kesehatan, Keselamatan, dan
Lingkungan, dan orang lain di tempat kerja, dalam hubungannya dengan kebijakan di atas.
1. faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang
digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri;
2. faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang
bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil
akhir;
3. faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang
melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik
maupun psikis.
Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja
tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12 dimana
terdapat 5 (lima) kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan K3 di tempat kerja, antara lain.
1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas / keselamatan kerja.
2. Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja merupakan tanggung-jawab bersama.
Dengan saling menunaikan kewajiban di tempat kerja, maka diharapkan penerapan K3 dapat
dilaksanakan dengan baik. Perusahaan dan tenaga kerja sama-sama memiliki kewajiban
terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
BAB. D METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
D.1 PENDAHULUAN
Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana
Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, biaya yang
telah dianggarkan dan kualitas untuk terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun
Metode Pelaksanaan. Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan
memasuki lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi dengan keamanan
setempat. Pekerjaan yang dimaksud dalam metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah meliputi:
Sementara tugas, kewajiban serta tanggung jawab dari unsur-unsur organisasi pada Sebuah proyek
konstruksi akan berjalan dengan baik jika didukung oleh Tenaga kerja yang akan libatkan, dalam pekerjaan
tersebut akan selalu berada dilapangan, Personil Inti Terdiri Dari :
1. Direktur
2. Manajer Pelaksanaan/ Proyek
3. Manajer Teknik
4. Keuangan/adm
5. Ahli Muda K3 Konstruksi
6. Logistik
7. Operator
Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli K3 Konstruksi Madya adalah sebagai berikut:
• Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi
• Mengelola dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
• Mengelola program K3
• Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
• Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan
instruksi kerja K3
• Mengelola laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi
• Mengelola metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan
• Mengelola penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat
7. Logistik
1. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari beberapa supplier atau toko
material bangunan sebagai data untuk memilih harga bahan termurah dan memenuhi standard
kualitas yang telah ditetapkan.
2. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan bangunan dengan melaksanakan
seleksi sebelumnya sehingga bisa mendapatkan harga material termurah pada supplier terpilih.
3. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah di datangkan ke area proyek
sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan baik jumlah bahan/material yang di datangkan
dan yang digunakan/pemakaiannya.
4. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari kesalahan penggunaan
akibat tertukar dengan barang lain.
5. Melakukan pencatatan keluan dan masuknya barang yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
proyek.
6. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu material tersebut diperlukan.
7. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format perusahaan yang telah disetujui
pihak Direksi pekerjaan.
8. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material setelah melalui kontrol mutu
bahan oleh Quality Control perusahaan dan Direksi pekerjaan.
9. Berkoordinasi dengan pelaksana/kepala pelaksana dan bagian teknik proyek mengenai jumlah dan
schedule pengadaan bahan/material yang dibutuhkan pada masing-masing waktu pelaksanaan
pekerjaan.
Berisi bagan organisasi penyedia jasa PT. RINVANDA LESTARI yang akan melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan : Penataan Sarana dan Prasarana Sebagai Pengembangan Agropolitan seperti yang terlihat pada
gambar dibawah ini :
Struktur Organisasi
KOMSARIS
Direktur
Divisi
Bendahara Manajer
Keuangan Proyek
Pelaksana
Mandor
Selama pelaksanaan pekerjaan akan selalu berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan untuk memaparkan
rencana rinci bagian pekerjaan tersebut.
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAN
PENGGUNA JASA
KAUR
TEKNIS/ADM
KORDINATOR LAPANGAN
PELAKSANA K3 DIREKSI PEKERJAAN
ADM/KEU
MANAJEN PROYEK
PENGAWAS LAPANGAN
PELAKSANA
MANDOR
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan berisikan flowchart dari urutan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
penyelesaian pekerjaan. Untuk lebih jelasnya bagan alir pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
Gambar Bagan Alur Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa mengundang pengguna jasa dan instansi terkait
dalam pengawasan untuk mengadakan rapat pra pelaksanaan (Kick Of Meeting) untuk membahas dan
menyatukan visi dalam pelaksanaan pekerjaan yang segera akan dilaksanakan, bersama dan
mempelajari/membahas gambar pelaksanaan yang ada dalam dokumen kontrak, untuk mengantisipasi
adanya ketidaksesuaian antar gambar pelaksanaan, rincian anggaran biaya (RAB) dan spesifikasi teknik
bahan, agar penyedian jasa, pengguna jasa dan instansi terkait dalam pengawasan tercapai kesepakatan
terhadap setiap perubahan yang ada pada gambar rencana pelaksanaan.
BAB. E TAHAP PELAKSANAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Metode Pelaksanaan ini akan kami uraikan sesuai urutan langkah kerja yang akan dilaksanakan dalam
pengerjaan proyek. Adapun urutan langkah kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut
Demi kelancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan yang memadai.
Supaya dalam penyediaan alat bisa berfungsi secara optimal perlu adanya manajem peralatan yang
tertib. Dalam manajemen ini diperhatikan masalah pengelolaan peralatan proyek terdiri dari
penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan keberadaan alat
dilapangan.
diantaranya termasuk kepemilikan oleh kontraktor tersendiri, tapi untuk alat-alat berat kebanyakan
dengan sewa karena biaya akan lebih murah. Perelatan pada proyek akan diuraikan dibawah ini:
1. Kompresor
2. Mesin amplas
3. Mesin bor
4. Mesin gerinda
5. Mesin potong kayu
6. Mesin pres
1. Pengukuran/Marking
Sebelum memulai pekerjaan awal, pelaksana pekerjaan akan memberitahukan kepada
pemberi tugas beserta konsultan pengawas guna pemeriksaan awal dan izin pelaksanaan pekerjaan.
Langkah awal pekerjaan yang kami lakukan pengukuran marking, pembongkaran, pembersihan
lahan dan pemindahan barang-barang milik user) sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala
akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan tersebut
5. Persiapan Bahan/Material
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan contoh
untuk mendapat persetujuan dari pihak MK. Semua material yang akan dipergunakan untuk
pekerjaan ini sedapat mungki dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta
mengacu kepada persyaratan/RKS. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang
dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.
6. Contoh – contoh bahan
Kontraktor akan mengajukan contoh - contoh material untuk diajukan segera ke Pihak
Pemberi Tugas
Contoh material tersebut yang diajukan adalah material yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut
Gambar –
Bahan – bahan yang diajukan bila diperlukan akan diuji test sehingga material yang akan
dipergunakan adalah layak pakai dan memenuhi persyaratan.
Foto proyek juga di buat sesuai dengan kemajuan pekerjaan 3 phase pada saat pekerjaan
0 %, 25 %, 50 %, 75 %, 100 %. Pemotretan setiap phasenya akan kami laksanakan pada titik
yang sama dan arah yang sama.
I. Pembongkaran
Pembongkaran adalah kegiatan membongkar sebagian bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau
prasarana dan sarananya.
Sebelum pembongkaran dilakukan, terlebih dahulu ijin kepada Pemberi kerja dan konsultan pengawas
terkait untuk pendataan aset. Bekas bongkaran yang tidak terpakai dilokasi pekerjaan, dibersihkan dan
ditempatkan di area yang jauh dari lokasi pekerjaan, agar tidak mengganggu dalam pelaksanaan pekerjaan
nantinya.
Perapihan dan pembersihan barang barang akibat bongkaran harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan.
Untuk jenis bongkaran yang tidak berharga dan tak digunakan lagi harus segera di keluarkan dari lokasi.
Setelah pekerjaan selesai setiap hari, pelaksana pekerjaan membersihkan sisa-sisa pekerjaan.
secara umum Pekerjaan bongkaran renovasi Gedung Pancasila lantai 1 dan basement Jl. Raya Parung -
Ciputat No.KM 19, Serua, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, yang meliputi :
Pekerjaan bongkar memiliki resiko kecelakaan yang cukup besar terut. Maka harus dilakukan dengan teknik
khusus dan mengutamakan keselamatan orang di sekitarnya.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memutus semua sistem dan aliran listrik pada bagian yang akan
di bongkar. Tujuannya adalah agar pada saat pembongkaran, tidak ada orang yang terkena sengatan listrik.
Selanjutnya adalah memastikan bahwa gedung tersebut sudah benar-benar kosong dari kegiatan aktivitas
dan perabotan yang ada didalam gedung sudah dipindahkan.
Bagian yang dibongkar pertama kali adalah bagian pintu dan jendela termasuk kusen dan elemen lainnya
yang masih bisa digunakan. Kemudian membongkar semua bagian plafond, kabel listrik serta bagian lainnya.
Pekerjaan pembongkaran adalah salah satu jenis pekerjaan yang dilakukan pada awal pelaksanaan pekerjaan
renovasi. Pekerjaan bongkaran eksisting harus jelas batasannya dan dilakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak area yang tetap akan dipertahankan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan bongkaran lantai/dinding keramik ada 3 tahapan sebagai berikut :
a. Langkah pertama
Dalam proses membongkar bagian keramik lantai yang akan dibongkar adalah melepaskan nut keramik
pada sisi bagian keramik yang akan dibongkar. Pemisahan nut dari keramik merupakan hal yang utama
dilakukan untuk mendapatkan ruang untuk mendapatkan lapisan ikatan semen dibawah keramik
sehingga jika nut sudah dibuka maka pemisahan keramik dari ikatan semen akan lebih mudah dilakukan
dan tidak akan mencederai keramik sisi lainnya.
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk membuka nut keramik disisi keramik lama :
2. Membuka nut dengan menggunakan grenda mesin, jenis grenda harus menggunakan grenda jenis
pemotong keramik.
Saat melakukan proses pembongkaran keramik ini sering mengandung resiko, sehingga harus dilakukan
dengan hati hati dan penuh kesabaran karena dengan mengerjakan yang ceroboh bisa mencederai
keramik disisi lainnnya sehinga kita harus membongkarnya juga. Saat ini sudah ditemukan beberapa
bahan kimia (bahan aditif) yang bisa membantu untuk memudahkan pembongkaran keramik. Salah satu
bahan aditif yang biasa digunakan adalah penghancur semen (cement remover). Bahan aditif ini
biasanya ditunagakan di permukaan garisan nut keramik, kemudian di tunggu beberapa saat. Setelah
itu kemudian nut akan lebih mudah diphat atau digrenda sehingga untuk pembongkaran keramik akan
semakin mudah.
b. Langkah kedua
Setelah nut keramik sudah terbuka dari sisi keramik adalah melakukan pembukaan keramik supaya
terpisah dari lapisan semen dibawah keramik. Alat yang diperlukan adalah pisau scrab/pisau dempul
yang berbentuk lebar dan kaku. Sebelumnya anda Caranya adalah pisau didorong pada sudut bawah
keramik diarahkan ke bagian tengah lembaran keramik. Kemudian Tekan pisau scrab dengan palu secara
perlahan. Jika beruntung, keramik akan terangkat sekaligus. Jika tidak kemungkinan akan terangkat
sebahagian atau pecah, sehingga anda perlu mengangkat kembali lapisan keramik yang masih
tertinggal.
c. Langkah ketiga
Pembersihan lapisan adukan semen lama, hal ini dilakukan untuk membuat perekat yang baru antara
lantai dengan keramik yang akan dipsangkan. Semua lapisan adukan yang lama harus dibuka, anda bisa
menggunakan pahat beton untuk menghancurkannya. Kemudian lakukan pembersihan untuk
mengangkat semua lapisan hingga benar benar bersih, Jika perlu gunakan vacum supaya debu terangkat
semuanya. Atau anda bisa menggunakan lap basah kemudian dikeringkan. Barang-barang bekas
bongkaran dikumpulan pada satu tempat dan harus dikembalikan Owner/ tidak boleh dibawa ke luar
proyek, karena barang-barang hasil bongkaran tersebut harus di kembalikan ke Owner/User.
I. PEKERJAAN ARSITEKTURAL
➢ Persiapan
1) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi gypsum.
2) Approval material yang akan digunakan.
3) Persiapan lahan kerja.
4) Persiapan material kerja, antara lain :
- gypsum board,
- rangka hollow 20/40 & 40/40,
- sekrup gypsum,
- textile tape,
- compound, air, dll.
5) Persiapan alat bantu kerja, antara lain :
- waterpass,
- meteran,
- steiger,
- unting-unting,
- gerinda,
- gergaji,
- bor screw driver,
- kape,
- ampelas,
- cutter,
- selang air, dll
Pengukuran
• Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith memilih dan menandai (marking) pada bab
lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum
Berikut ini tahapan yang dilakukan untuk memasang dinding partisi:
1. Tahapan pengerjaan dimulai dari membersihkan lokasi pemasangan dari semua perabot dan
barang agar leluasa dalam bekerja.
2. Ukur lebar dan tinggi ruangan, tandai titik-titik pada lantai dan dinding tempat akan dipasang
partisi gypsum sesuai desain.
3. Potong rangka sesuai tinggi dan lebar, sesuai jarak yang ditentukan.
4. Pasanglah rangka sesuai dengan tanda yang telah dibuat, pastikan posisinya tegak lurus.
5. Pasang papan gypsum pada salah satu sisi rangka tersebut.
6. Gunakan sekrup gypsum untuk memperkuat, jangan lupa periksa juga permukaannya dengan
waterpass.
7. Pasang kembali papan gypsum pada kedua sisi rangka secara bertahap, dimulai dari salah satu
sisinya.
8. Pasang instalasi listrik, telepon, atau kelengkapan lain, misalnya saja material peredam apabila
ingin ruangan kedap suara.
9. Rapikan kabel-kabel instalasi dengan cara mengikatnya.
10. Setelah selesai instalasi, pasanglah papan gypsum pada sisi sebaliknya. Jadi, instalasi tersebut akan
tertutupi.
11. Tempelkan textile tape pada setiap sambungan antar-gypsum, aplikasikan compound pada
sambungan tersebut juga pada kepala sekrup gypsum.
12. Setelah itu, haluskan bagian-bagian tersebut menggunakan ampelas.
13. Tahap akhir (finishing) bisa dilakuk an dengan menggunakan cat atau bahan pelapis lainnya.
b. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Alumunium
Pelaksanan pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode
pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai berikut :
➢ Persiapan
▪ Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela
aluminium.
▪ Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
▪ Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran,
unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
➢ Pengukuran
▪ Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
▪ Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
▪ Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu pekerjaan
plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher menggunakan
fisher S8.
▪ Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal
dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
▪ Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone
sealant.
▪ Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak ada
lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya
➢ Proteksi
▪ Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi
pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak aluminium tersebut.
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu/daun
jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun
pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium
seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.
3. PERSYARATAN BAHAN
a. Semua 'hardwere' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardwere' akibat material yang ditunjuk
sudah tidak diproduksi lagi oleh Pabrik yang bersangkutan, maka dari pemilihan merek, Kontraktor
wajib melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi untuk
mendapatkan persetujuan ulang.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 x 6
cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
c. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan 'Backed Enamel Finish' yang
dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya.
d. Lemari berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm
berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan handel aluminium.
B. BAHAN/PRODUK
2. Untuk pintu-pintu aluminium dan pintu-pintu besi yang dipakai adalah kunci "mortise cylinder
dead lock" merk ISEO, dua kali putar.
3. Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Dekkson.
4. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Dekkson Handle.
5. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan Konsultan Management Konstruksi.
2. PEKERJAAN ENGSEL.
a. Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Dekkson, warna
S/S 4”x3”x3 mm, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul
maksimal 20 kg.
b. Untuk pintu2 aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor hinge) double
action, merk Dekkson dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin
kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel merk Dekkson.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Dekkson disertai pada posisi single
action.
e. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-masing pintu.
a. Untuk seluruh daun pintu panel-panel dan daun pintu formica, menggunakan Door Closer merk
Dekkson warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus terpasang dengan baik dan
merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun pintu, dan disetel sedemikian rupa sehingga
pintu selalu menutup rapat kusen pintu.
b. Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel lantai diberi door stoper merk Dekkson
atau setara. Door stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup pintu kecuali
pintu-pintu toilet, pintu masuk utama dan pintu-pintu besi. Door holder dengan injakan
karet dan spring pen release atau yang setara.
C. PELAKSANAAN
1. Engsel atas dipasang +/- 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang +/- 32
cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-
tengah antara kedua engsel tersebut.
2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +/- 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
4. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Management Konstruksi. Apabila hal
tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
5. Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.
6. Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan harus baik
sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan menekan lantai pada posisi yang
dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak menggunakan door closer.
7. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
9. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar
Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar
Spesifikasi pabrik.
10. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Management
Konstruksi/Perencana.
A. PEKERJAA PEMASANGA PASANG LANTAI KAYU (PARQUET)
Tulisan kali ini saya akan coba membahas tentang proses pemasangan atau installasi lantai kayu yang biasa
disebut juga Parquet. Belakangan ini parquet sudah banyak diminati sebagai pengganti lantai keramik,
parquet menimbulkan kesan yang lebih menarik dan natural untuk sebuah ruangan, selain itu parquet juga
dapat memberikan kesan hangat, elegant, dan simple. Hanya saja kelemahan dari penggunaan parquet ini
tidak tahan untuk ruangan yang basah karena berbahan dasar kayu yang sangat rentan korosi bila terkena
air. walaupun saat ini juga sudah banyak parquet yang diproduksi khusus untuk area outdorr yang
berintensitas tinggi terkena air hujan. Namun tetap saja ketahanan nya terhadap air tidak melebihi lantai
keramik. Oleh karena itu saya sarankan untuk lebih memilih mengunakan material ini pada ruangan bagian
indorr.
pada tulisan ini saya hanya akan membahas cara pemasangan parquet, untuk cara perawatan atau
perbaikkan lapisan permukaan parquet akan saya bahas pada artikel selanjutnya.
Pada dasarnya pemasangan parquet ini cukup mudah, karena kita cukup menyusun atau meletakan matrial
ini di atas permukaan lantai yang sudah rata. namun untuk hasil yang bagus pastikan lantai dasar yang akan
kita pasang permukaan nya sudah benar" rata. Bisa juga dipasang diatas lantai yang sudah terpasang
keramik, hal tersebut dapat dilakukan tanpa harus merusak keramik yang menjadi dasar parquet nantinya.
Alat :
1. Meteran
2. Siku
3. Marker
4. Gergaji / Jig Saw
5. Palu Karet
6. Alat bantu pemasangan parquet (umumnya berbentuk Z digunakan untuk bagian sudut)
7. Kape
8. Plate Gap
Bahan :
Tahap Pengerjaan :
1. Langkah pertama dari pekerjaan instalasi parquet adalah pengukuran dan setting area, hal ini
berfungsi untuk menentukan bentuk susunan parquet. pada tulisan ini saya akan membahas
pemasangan parquet pada ruangan yang berbentuk persegi, dan susunan parquet akan dibuat
menyerupai dengan susunan bata. pertama kita perlu menentukan titik as dari ruangan dengan
menggunakan alat meteran.
2. Langkah selanjutnya adalah pelapisan ply foam, ply foam berfungsi untuk menstabilkan kelembaban
pada lantai, selain itu ply foam juga berfungsi untuk menghindari permukaan lantai yang tidak rata
dan bunyi berdecit pada parkit
3. selanjutnya mulailah melakukan penyusunan parkit mulai dari sudut ruangan, pada awal
penyusunan pastikan sambungan parkit tepat berada pada center line ruangan, untuk sisi kanan dan
kiri dapat menyesuaikan ukuran ruangan. pemasangan parkit tidaklah sama dengan pemasangan
keramik, hal ini karena pada bagian pinggir parquet terdapat celah lidah dan ceruk, pada bagian kiri
terdapat celah lidah dan pada sisi sebaliknya terdapat celah ceruk. cara pemasangan nya adalah
memasukkan lidah keping yang satu ke ceruk keping lain nya (mirip seperti memasang puzzle).
apabila sulit gunakan alat bantu palu karet, pastikan tiap join benar" rapat tanpa celah.
4. Pemasangan parquet tidak boleh rapat dengan dinding untuk mengantisipasi apabila terjadi
pemuaian parquet tidak akan rusak, oleh karena itu setiap penyusunan gunakan plate gap pada sisi
dinding untuk membuat celah.
6. untuk menutupi celah pada dinding dan parquet dapat dilakukan pemasangan list atau plint kayu
dengan menggunakan lem kuning.
Sebelum pemasangan, ubin ini tidak perlu direndam dalam air—ritual yang biasa dilakukan tukang
sebelum memasang ubin lantai keramik.
Kesalahan yang umum dilakukan orang adalah tidak menyediakan nat untuk granit buatan ini Karena
pinggirnya seolah rata, jadi banyak yang berpikir bahwa ubin ini bagus dipasang tanpa nat.
Homogeneous tile tetap butuh nat, karena walaupun kecil (0,02 mm) tetap ada toleransi presisi yang
akan membuat pemasangan tidak bisa benar-benar rata.
Selain itu, bagian tepi ubin ini juga tidak rata melainkan sedikit di-bevel (dibuat miring).
Lebar nat yang disarankan adalah 2 mm, diukur dari badan ke badan ubin, bukan dari bevel-nya. Nat ini
lebih baik berupa grouting khusus yang banyak tersedia di pasaran.
Bila semen putih yang akan digunakan sebagai pengisi nat, campurlah semen putih dengan polymer agar
daya rekatnya lebih kuat.
Untuk mengantisipasinya, pada setiap ruang disediakan expansion joint, yaitu celah yang
dapat menampung pergeseran ubin akibat muai susut atau pergerakan bangunan.
Celah selebar sekitar 1 cm ini diisi bahan yang fleksibel seperti karet, silikon, atau styrofoam.
Agar tidak mengganggu “pemandangan”, expansion joint ini umumnya dipasang pada
pertemuan dinding dan lantai.
Bisa juga celah ini dikamuflasekan pada peralihan warna lantai atau di antara 2 kolom.
Agar hasilnya rapi, simak langkah-langkah pemasangan homogeneous tile berikut ini.
• Pastikan permukaan lantai rata sebelum mulai memasang ubin. Buat adukan semen dan pasir dengan
perbandingan 1:3 atau 1:5.
• Pasanglah kepingan ubin dengan adukan semen sebagai perekatnya. Ketuk-ketuk sedikit agar
kedudukan ubin lebih mantap.
• Beri jarak sekitar 2 mm antara ubin yang satu dengan yang lain sebagai nat. Isi nat ini dengan bahan
pengisi nat khusus. Agar tampak rapi, pilih warna nat yang senada dengan warna ubin.
• Ratakan nat dengan kape karet. Kemudian, bersihkan sisa-sisa semen atau pengisi nat yang masih
menempel pada permukaan ubin.
1. PEKERJAAN PLESTERAN
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat juga dilakukan
sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran yaitu :
Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk menghilangkan
sampah-sampah yang ada pada pasir.
Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air
Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses pengacian dengan
menggunakan campuran semen dan air.
Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga halus.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini sama dengan peralatan yang digunakan pada
pekerjaan dinding.
1. Pekerjaan plesteran dimulai dengan jalan membuat kepalaan plesteran pada sisi vertikal.
Kepalaan dibuat dengan cara memasang paku pada sisi atas dinding, memasang lot pada paku
tersebut, kemudian memasang paku di bawahnya dengan jarak 1 atau 2 m sesuai panjang
jidar/sipatan. Lakukan pemlesteran pada vertikal, lebar 10 cm, ratakan dengan jidar. Kepalaan
dibuat setiap jarak 1 m sepanjang dinding yang akan diplester. Diamkan kepalaan plesteran paling
tidak 1 hari supaya kering.
2. Buatlah adukan plesteran dari campuran pasir, semen, dan air dengan perbandingan sesuai
spesifikasi bangunan yang ingin dibuat.
Jangan lupa perhatikan pula contoh adukan yang disarankan pada kemasan sak semen.
Penggunaan komposisi bahan bangunan yang tepat akan menghasilkan adukan plester yang
memiliki kualitas tinggi.
3. Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram atau dibasahi dengan air.
Air yang digunakan untuk membasahi dinding dan mencampur adukan plesteran tidak boleh
mengandung zat kimia seperti asam dan garam.
4. Selanjutnya adukan plesteran dapat dikamprotkan secara merata.
Proses pengamprotan dari bawah ke atas di antara ke dua kepalaan plesteran ,setelah itu ratakan
dengan menggunakan kasut dan jidar aluminium hingga rata dan halus. Untuk jidar yang digunakan
harus lebih panjang dari jarak kepalaan plesteran, rata dan lurus. Biarkan plesteran mengeras 3-4
hari.
5. Lakukan curing atau perawatan plesteran dengan cara dibasahi minimal 1 kali per hari selama 3
hari.
6. Setelah plesteran kering/keras dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian.
Hasil plesteran yang baik akan menentukan kualitas tampilan bangunan, baik tampak depan,
samping, maupun interior
2. PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai, pekerjaan Plint
Keramik, Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan pemasangan keramik dinding kamar
mandi, dan pekerjaan keramik Homogenius.
Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu :
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan keramik penutup keramik meliputi, pengadaan material keramik (penutup
lantai), pemasangan keramik dan perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
➢ Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan
➢ Mengajukan permohonan penggunaan bahan material kermaik kepada direksi.
➢ Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
3. Uraian Pekerjaan
➢ Permukaan yang akan dipasang lantai keramik harus rata dan meiliki lantai kerja baik
berupa LC atau urugan pasir.
➢ Selanjunya langkah awal pemasangan keramik pembuatan garis bantu (marking) sebagai
pedoman pemesangan keramik.
➢ Pemasangan keramik sebagai star point pertama pemasangan diawali dari sudut dinding
pintu untuk menyesuai pasangan antara ruangan. Lalu dilakukan tarik benang arah x dan y
serta memasangnya secara berbaris sebagai patokan.
➢ Posisi garis nat antara lantai dengan nat dinding dibuat sama ketemu sejajar.
➢ Pemasangan keramik dengan menggunakan mortar perekat dan memukul dengan palu
karet dan mengecek permukaan keramik dengan menggunakan waterpass.
➢ Perapihan hasil pekerjaan.
3. Tahapan Pekerjaan
5. Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga
Bahan
• Keramik lantai : Sesuai degan Spesifkasi (Uk Variasi)
• Pasir pasang : jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
• Semen : semen portland
• Semen warna : pewarna
• Air : air bersih bebas dari unsur minyak
Perlatan
• Alat Tukang
• Concrate Mixer
• Meteran / Waterpass
Tenaga
• Pekerja
• Tukang
• Kepala Tukang
• Mandor
6. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
2. Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Perinagatan :
Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada
proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga pelaksanan
pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode
pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai berikut :
Persiapan
▪ Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela
aluminium.
▪ Approval material yang akan digunakan.
▪ Persiapan lahan kerja.
▪ Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
▪ Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran,
unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
Pengukuran
• Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
5. PEKERJAAN PLAFOND
a. Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafond, pemasangan rangka plafond gypsum
board sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar kerja
b. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil
kerja pekerjaan dimulai.
Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :
1. Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dianjurkan.
2. Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di pasangkan
diatas plafon.
3. Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan pasang
penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.
4. Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat pada rangka
atap.
5. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang tidak
gelombang.
6. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran posisi
rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan ukuran 4x4
sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap rangka diikat dengan
menggunakan screw # 1/8 dengan menggunakan bor / obeng.
7. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x4) harus
sesuai spesifikasi.
8. Kemudian dilanjukan dengan pemasangan gysum dengan menggunakan screew # 1/8 dan
bor sekrup.
9. Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar gypsum dengan paper tape /
kasa plafond untuk menghindari keretakan.
10. Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan titik-titik
sekrup.
11. Lalu dilanjutkan dengan pengecatan plafon
Hollow Plafon
• Plafond : Gypsum
• Rangka : Baja ringan
6. PEKERJAAN PENGECATAN
Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan pekerjaan pengecatan dengan cat air
dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran-kotoran, dinding-dinding
diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air dilakukan pengecatan dengan
cat dasar.
Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : piri-piri, lisplank, Kozen kayu dan Pintu panel dilakukan
pengecatan dengan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan -bahan tersebut dibersihkan
terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat
dengan cat minyak.
Untuk bahan-bahan dari Besi seperti : railing tangga, penutup besi, pagar, dan lain sebagainy.
sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi minayk cat
kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.
Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan
gambar-gambar rencana.
7. PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan air kotor,
pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain sebagainya. Pemasangan
ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan pengawas.
I. Informasi Umum
Karakteristik Elektrikal pada proyek ini adalah:
II. Regulasi
1. SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.
2. SNI-04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
3. SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.
4. SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan
Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
5. SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada
Bangunan.
6. SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat.
7. Standard Internasional antara lain: IEC, DIN, BS dan lain - lain.
c. Potong dinding menggunakan gerinda tangan dengan mata gerinda beton dengan
kedalaman ± 2.5 cm.
d. Bobok dinding menggunakan pahat
e. Pasang conduit dan inbow dus dengan perkuatan kawat yang diikatkan pada paku atau
langsung menggunakan plesteran.
f. Pasang kawat anyam apabila terdapat lebih dari 1 buah conduit yang akan tertanam pada dinding
V. Tes tahanan isolasi dan fungsi kabel instalasi penerangan dan stopkontak
a. Alat-alat yang digunakan :
1. Alat tes tahanan isolasi (Megger/Kyoritsu)
2. Tang
3. Cutter
4. Lampu lengkap dengan fittingnya
b. Tes tahan isolasi
1. Siapkan alat test tahanan isolasi kabel (Megger/Kyoritsu)
2. Kupas ujung-ujung kabel pada terminal boks
3. Sambung kabel-kabel pada titik-titik saklar
4. Tes tahanan isolasi kabel antara fasa, netral dan grounding
c. Tes nyala/fungsi
1. Siapkan shop drawing yang sudah disetujui
2. Pasang fitting dan lampu pada ujung titik penerangan yang akan diuji fungsi
3. Masukan daya sementara kedalam jala-jala
4. Putus sambung kabel pada titik saklar
5. Pastikan sesuai dengan fungsi yang diinginkan.
VI. Pemasangan armatur lampu, saklar dan stopkontak
a. Material yang digunakan :
1. Armatur lampu
2. Saklar
3. Stopkontak
b. Alat-alat yang digunakan :
1. Tang
2. Obeng
3. Cutter
4. Gergaji
5. Bor beton
6. Waterpass
Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi gypsum.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, rangka hollow 20/40 & 40/40,
sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-unting,
gerinda, gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.
Pengukuran
• Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith memilih dan menandai (marking)
pada bab lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum.
1. Umum
c. Plywood yang dipasang adalah plywood yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-
cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Yang
dimaksud dengan plywood adalah kayu lapis bukan woodblock/blocktieak,
Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus dapat menunjukkan contoh kepada
Direksi maupun pemberi tugas sebelum malaksanakan tugas.
e. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
f. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila
dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
g. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar. Plywood dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat bor
listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300
mm.
h. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
3. Pekerjaan Panel
3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan panel HPL pada partisi plywood dan
plafon/ceiling/langit-langit, juga panel back-dropped sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.
5. Pekerjaan Kaca
5.1 Lingkup Pekerjaan.
Bahan yang dipakai adalah kaca lembaran bening (Clear Float Glass) Kaca adalah benda
terbuat dari bahan glass yang pipih, mempunyai ketebalan yang sama dalam satu
lembarnya, mempunyai sifat tembus cahaya.
- Khusus untuk kaca lembaran bening (clear float glass) adalah kaca yang dihasilkan
dengan proses tarik, kemudian dipotong menjadi lembaran dengan ukuran tertentu.
Kedua permukaan rata licin dan bening.
1. Batas toleransi :
Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan, kesikuan dan cacat mengikuti
pada Standar Industri Indonesia (SII – 0891 –78).
2. Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak goyang dan
dijamin kerapihannya.
3. Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan
warna ditentukan kemudian. Atau warna tsb. diajukan terlebih dulu ke Konsultan
Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
4. Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi
menggunakan profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih besar dari
tebal kaca tsb. Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antara
metal profil U dengan kaca, diberi silicone sealant warna putih atau bening.
5. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah
diterima oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja
atau orang lain
a. Rangka :
Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow minimal 0,3 mm
dan diberi meni.
b. Penutup langit-langit :
Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik produk Jaya Plasterboard atau produk
lain yang setara, tebal = 9mm
b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau
cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
c. Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan kondisi ruangan dan
dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan
modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya
d. Rangka penggantung bisa menggunakan besi hollow 2x4 cm, konstruksi ke pelat
dak beton di fisher dan sekrup atau dengan paku tembak-dyna bolt.
f. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku
dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan me rupakan bidang miring /
tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
g. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang.
54
Memasang wallpaper bukanlah hal yang mudah, maka bila Anda menginginkan hasil yang baik
sebaiknya menggunakan jasa pemasang wallpaper yang sudah biasa mengerjakannya. Bila
salah, Anda malah akan merusak wallpaper yang sudah dibeli atau hasilnya tidak memuaskan.
Selain harus menggunakan lem dengan benar, harus juga diperhatikan sambungan-sambungan
antar wallpaper sehingga tampak menyatu. Hal ini memerlukan ketelitian dan keahlian.
Langkah-langkah pemasangan wallpaper:
55
biarkan kering selama 24 jam.
5. Sebelum mulai menggantung wallpaper, ukurlah terlebih dulu letak wallpaper.
Gunakan pengukur tegak lurus dan penggaris untuk menetapkan letak dan ketepatan
wallpaper. Buatlah garis samar dengan pensil dengan jarak 48 cm dari pojok dinding.
Mulailah pekerjaan dari bagian yang ditandai ini.
6. Buka gulungan wallpaper dan potong sesuai tinggi dinding, tambahkan 10 cm ke atas
dan ke bawah. Jika wallpaper tak dilengkapi perekat, celupkan gulungan dalam
penampung air. Goyang-goyangkan gulungan dengan memegang kedua ujung
wallpaper.
7. Tempelkan wallpaper sesuai garis batas yang telah ditandai pensil. Ratakan dengan
spons mulai dari tengah ke ujung. Ratakan lagi wallpaper di bagian ujung dinding dan
potong sisa kelebihannya. Untuk meratakan hasil potongan, gunakan pisau semen
sebagai alas dan potonglah bagian yang tidak rata dengan pisau.
Selamat memasang wallpaper baru.
1.0. UMUM
1.3. Referensi
a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :
ASTM C 102 8.84
ASTM C 241
b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
56
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK dan
Pemberi Tugas.
c. Kualifikasi Pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
• HOME
• DAFTAR POSTINGAN
• ABOUT
• KONTAK
Home » finishing » karpet » lantai » metode » METODE PEKERJAAN KARPET
1.0. UMUM
57
1.2. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini mencakup ketentuan / syarat-syarat (pengiriman, penyimpanan,
pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
b. Bagian yang termasuk :
1. Pekerjaan Lantai (beton atau keramik)
2. Bagian lain yang terkait :
Pekerjaan Sealant
Pekerjaan Finishing Dinding
1.3. Referensi
a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :
ASTM C 102 8.84
ASTM C 241
b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK dan
Pemberi Tugas.
c. Kualifikasi Pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK, Pemberi Tugas, dan Perencana tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
1.6. Garansi
58
a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kekuatan dan warna bahan karpet.
b. Kontraktor harus memberi garansi 5 tahun terhadap kualitas dan hasil pekerjaan,
ketepatan dan kebenaran metode pemasangan sesuai petunjuk dan instruksi pabrik
pembuat.
59
b. Karpet pada dasarnya tidak memerlukan perekat, lem akan memperkuat pemasangan
karpet, diperlukan untuk pemasangan pada pintu masuk ruangan dan pada pertemuan
lantai dengan dinding. Dalam penggunaannya semprotkan lem dan pada permukaan
lantai dengan permukaan bawah.
c. Pemasangan karpet harus dilaksanakan sendiri oleh suppliernya, sebagai orang yang
ahli di dalam bidang tersebut.
d. Hasil pemasangan karpet harus rata, kuat dan tidak menggelembung. Sambungan-
sambungan yang terjadi harus rapi dan tidak terlihat.
e. Setelah pemasangan. seluruh karpet harus dibersihkan dan slap untuk dipakai,
Pelaksana bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan yang terjadi.
60