Anda di halaman 1dari 25

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Belanja Modal Aset Tetap Dalam Renovasi – Renovasi Ruang


Rapat Lantai 6

PT. RINVANDA LESTARI


BAB. A PENDAHULUAN

Pekerjaan Belanja Modal Aset Tetap Dalam Renovasi – Renovasi Ruang Rapat Lantai 6 yang berlokasi
di Ruang Rapat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan Agar tercapain
pelaksanaan kegiatan Belanja Modal Aset Tetap Dalam Renovasi – Renovasi Ruang Rapat Lantai 6.
secara tepat mutu, tepat waktu, tertib administrasi dan keuangan. Waktu pencapaian keluaran
kegiatan secara keseluruhan selama 30 ( Tiga puluh ) hari kalender.
sesuai dengan peraturan standar yang berlaku di Indonesia dengan menerapkan prinsip-prinsip
akuntabel, transparan, efektif, efisien.

Metode Pelaksanaan Belanja Modal Aset Tetap Dalam Renovasi – Renovasi Ruang Rapat Lantai 6
secara garis besar kami uraian tahapan pelaksanaan, pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang,
sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap
spesifikasi yang telah disyaratkan pada dokumen lelang.

a. 1 LIngkup Pekerjaan`
secara umum Pekerjaan Belanja Modal Aset Tetap Dalam Renovasi – Renovasi Ruang Rapat Lantai 6,
yang meliputi :
1) Persiapan pekerjaan meliputi: mobilisasi dan demobilisasi bahan, alat dan pengamanan pekerjaan.
2) Pekerjaan Ruang Arsip:
a) Pekerjaan dinding meliputi: dinding partisi, Pembongkaran pasangan dinding bata untuk
lobang exhausfan ;
b) Pekerjaan lantai meliputi: Pekerjaan Homogenous Tile;
c) Pekerjaan pengecatan meliputi dinding bagian dalam dan plafon;
d) Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal, terdiri dari:
i. Pekerjaan Unit AC VRV meliputi: Pengadaan dan Instalasi Unit AC VRV, Pekerjaan
Pemipaan & Isolasi, Pekerjaan Instalasi Daya Listrik, Kontrol dan Aksesorisnya (AC
VRV), Pekerjaan Panel, Pekerjaan Penerangan, Pekerjaan Instalasi Daya Listrik.
ii. Pekerjaan Exhaust Fan dan Instalasi;
3) Tes dan Commissioning; dan
4) Pekerjaan Pemeliharaan.

BAB. B SISTEMATIKA PELAKSANAANN

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan Belanja Modal Aset Tetap Dalam Renovasi – Renovasi
Ruang Rapat Lantai 6. kami dari Perusahaan membuat usulan metode pelaksanaan pekerjaan.

Metode pelaksanaan pekerjaan ini kami buat dalam rangka untuk melaksanakan, pekerjaan Belanja
Modal Aset Tetap Dalam Renovasi – Renovasi Ruang Rapat Lantai 6. kami uraikan/jabarkan, sebagai
berikut :

B.1 URAIAN SINGKAT.


a. Penjelasan umum.
1. Tahapan pelaksanaan pekerjaan Belanja Modal Aset Tetap Dalam Renovasi – Renovasi
Ruang Rapat Lantai 6. penjelasan pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai dengan akhir dan dapat dipertanggung jawabkan, baik secara
administratif maupun teknis.

2
2. Metode kerja untuk jenis-jenis pekerjaan utama maupun pekerjaan pendukung yang
diyakini menggambarkan penguasaan lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
baik dan tepat waktu.

b. Pemberitahuan Tertulis, Izin Dan Laporan :


1. Surat pemberitahuan mulai kerja yang di sampaikan kepada pejabat pembuat komitmen
(PPK) dengan tembusan surat kepada konsultan pengawas sebagai pengawas teknis dan
pihak - pihak yang terkait.
2. Surat-surat pemberitahuan tentang penggunaan site, perubahaan - perubahaan pekerjaan
Pembangunan Belanja Modal Aset Tetap Dalam Renovasi – Renovasi Ruang Rapat Lantai
6. resiko-resiko, Force majure, penundaan pekerjaan maupun tahapan-tahapan
pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemberitahuan secara tertulis yang di sampaikan kepada wakil perusahaan yang dituju
dan dibukti kan dengan tanda terima akan dianggap sah, kecuali hal-hal lain yang
ditentukan dalam berita Acara.
4. Mengurus izin-izin yang diperlukan sesuai dengan ketentuan pemerintahan setempat.
5. Menyampaikan semua pemberitahuan yang di sampaikan kepada pihak-pihak yang
berwenang dan tunduk pada ketentuan ketentuan hukum, peraturan-peraturan yang
berlaku atau yang dikeluarkan oleh instansi pemerintahan yang berwenang, mengatur hal-
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dimaksud.
6. Apabila ada ketentuan didalam dokumen kontrak yang bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku, akan memberitahukan kepada konsultan pengawas secara
tertulis, sebelum pekerjaan dilaksanakan, untuk ditindak lanjuti (diproses), sehingga tidak
menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan .

c. Kordinasi/Komunikasi.
1. Pada saat berlangsungnya pekerjaan Belanja Modal Aset Tetap Dalam Renovasi –
Renovasi Ruang Rapat Lantai 6, segala koordinasi/komunikasi melalui konsultan
pengawas/pengawas teknis yang di beri wewenang oleh pemberi tugas dilapangan.
2. Para penanggung jawab/pelaksana lapangan selalu koordinasi/komunikasi dengan
konsultan pengawas/pengawas teknis, mengenai teknis pelaksanaan dilapangan sebelum
pekerjaan dilaksanakan maupun dalam sedang dilaksanakan tentang mutu
/kwalitas/kwantitas pekerjaan yang akan atau sedang dilaksanakan.

d. Rapat Berkala
1. Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan akan diadakan
secara rutin (mingguan) dengan koordinir dan dipimpin oleh pengawas pekerjaan dan
dihadiri oleh fungsi yang langsung berkaitan.
Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat yang di sahkan oleh semua pihak yang hadir.
Hasilnya akan menjadi bagian dari dokumen pelaksanaan.
Pelaksana pekerjaan wajib menyiapkan semua perlengkapan untuk pengadaan rapat
berkala yang diadakan oleh pengawas pekerjaan.

3
B,2 PERALATAN KESELAMATAN P3K / SOSIAL
Fasilitas pendukung untuk keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) :
Menyediakan alat kesehatan/kotak P3K yang teri si dengan
obat-obatan. Fungsi P3K iniadalah merupakan tindakan awal
yang dapat dilakukan untuk membatu penderita pada Suatu
kecelakaan / musibah yang menimpa pekerja sebelum
mendapat penanganan lebih lanjut dari pihak medis.
1. Peralatan Standar K3
Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang
digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan
ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam
proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh
seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan
konstruksi. Namun tidak banyak yang menyadari betapa
pentingnya peralatan-peralatan ini digunakan
a. Pakaian Kerja.
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh
- pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi
proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan
kondisi yang keras maka selayaknya pakaian kerja yang
digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang
dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor.
Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya
menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunanya.
b. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (Safety shoes) merupakan perlindungan
terhadap kaki. Setiap pekerja kontruksi perlu memakai
sepatu dengan sol yang supaya bi sa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh
benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari
bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras
supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
c. Kacamata Kerja.
Kacamata pengaman digunakan untuk melindungi mata
dari debu kayu, batu, atau serpihan besi yang terbang
ditiup angin. Mengingat partikel-parti kel debu berukuran
sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh
karena itu mata perlu diperlukan perlindungan. Biasanya
pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.

4
d. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama
penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan
tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung
tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu, dan pekerjaan yang sifatnya berulang
seperti mendorong gerobag cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada
tangan bersentuhan dengan besi pada gerobag.
Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan kerugian ekonomi, seperti
kerusakan mesin, peralatan bahan, dan sebagaiannya. Oleh karena itu, dengan
melakukan langkahlangkah pencegahan kecelakaan, maka
selain dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan.

BAB. C RENCANA K3

C.1 PENDAHULUAN

Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang


dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat
kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian,
kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang
berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat
kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian
atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk
mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak
langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3) lingkungan,
baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas produk barang dan
jasa, 5) nama baik perusahaan. fakta mengenai ergonomi dan K3 internasional atau secara global.

a. Kebijakan K3
Ini adalah kebijakan PT. RINVANDA LESTARI, bahwa setiap karyawan harus disediakan tempat
dan lingkungan yang aman dan sehat untuk bekerja. Maka perusahanaan selalu berupaya
membuat kebijakan dan tindakan positif sepanjang waktu balk yang dilakukan oleh seluruh
manajeman maupun karyawan. Hal ini untuk memastikan kondisi yang aman dan sehat untuk
bekerja di tempat kerja diseluruh kegiatan yang ditangani oleh Perusahaan, Secara khusus,
kebijakan perusahaan dalam K3 nneliputi :

1. Meningkatkan kesadaran keselamatan kerja pada setiap aktivitas dan jugs pemahaman
bahwa kecelakaan kerja bisa dicegah.
2. Menyatakan bahwa target proyek tanpa kecelakaan kerja adalah prioritas
3. Menempatkan keselamatan pekerja dan masyarakat serta lingkungan adalah Iayanan
utama perusahaan.
5
4. Menempatkan keselamatan pekerja dan masyarakat serta lingkungan adalah Iayanan
utama perusahaan.
5. Menyediakan fasilitas yang memadai dan layak, peralatan, dan perlengkapan keselamatan
serta memastikan pemahaman penggunaan fasilitas serta peralatan tersebut dengan
benar.
6. Memastikan bahwa persyaratan dan rekomendasi serta aturan tentang Kesehatan dan
Keselamatan kerja diikuti dan dilaksanakan serta terus menerus dilakukan tinjauan.
Memberikan audit keselamatan secara teratur untuk menilai perilaku sistem keselamatan
& keamanan untuk menjaga aspek K3K telah dilakukan.
7. Semua pekerja yang dipekerjakan di seluruh proyek harus paham bahwa tanggung jawab
mereka termasuk menjaga did mereka sendiri tentang Kesehatan, Keselamatan, dan
Lingkungan, dan orang lain di tempat kerja, dalam hubungannya dengan kebijakan di atas.

b. Faktor/ Potensi Bahaya Di Tempat Kerja


Untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan terjadinya potensi bahaya di tempat
kerja, Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-
upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai
faktor, antara lain :

1. faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang
digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri;
2. faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan,
yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara
maupun hasil akhir;
3. faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia
yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik
fisik maupun psikis.

Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat
kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12
dimana terdapat 5 (lima) kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan K3 di tempat kerja,
antara lain.

1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas / keselamatan kerja.
2. Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas
yang dapat dipertanggungjawabkan.
6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja merupakan tanggung-jawab
bersama. Dengan saling menunaikan kewajiban di tempat kerja, maka diharapkan

6
penerapan K3 dapat dilaksanakan dengan baik. Perusahaan dan tenaga kerja sama-sama
memiliki kewajiban terhadap penerapan K3 di tempat kerja.

7
BAB. D METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

D.1 PENDAHULUAN

Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan,
dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
biaya yang telah dianggarkan dan kualitas untuk terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut
ini kami susun Metode Pelaksanaan. Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan
pekerja yang akan memasuki lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta
berkoordinasi dengan keamanan setempat. Pekerjaan yang dimaksud dalam metode pelaksanaan
pekerjaan ini adalah meliputi:

D.2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA KERJA :

Sementara tugas, kewajiban serta tanggung jawab dari unsur-unsur organisasi pada Sebuah proyek
konstruksi akan berjalan dengan baik jika didukung oleh Tenaga kerja yang akan libatkan, dalam
pekerjaan tersebut akan selalu berada dilapangan, Personil Inti Terdiri Dari :

1. Direktur
2. Manajer Pelaksanaan/ Proyek
3. Pelaksana ME
4. Keuangan/adm
5. Ahli Muda K3 Konstruksi
6. Logistik
7. Operator

Tugas dan kewajiban unsur-unsur organisasi penyedia jasa

1. Manajer Pelaksanaan/ Proyek


Dalam melaksanakan operasional proyek, manajer operasional harus melakukan beberapa hal berikut
ini:
• Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul agar dapat diantisipasi
secara dini.
• Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dll) dan keluar
• Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek, meliputi aspek teknis,
waktu, administrasi dan keuangan proyek
• Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi proyek dapat berjalan
sesuai dengan rencana (on track)
• Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan Kemajuan Pekerjaan).
• Seorang Project Manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya. Proyek harus selesai
sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan waktu.

8
• Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap organisasi. Taat kepada
setiap kebijakan yang di keluarkan organisasi, harus mengambil keputusan dengan wewenang
yang terbatas dari organisasi.

2. Manajer Teknik
Adapun tugas dari Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal adalah sebagai berikut :
a) Melakukanpelaksanaan sistemelektrikalyangberdasar pada perhitungankebutuhan.
b) Melakukan analisa dan perhitungan kebutuhan.
c) Melakukan koordinasi dengan tenaga ahliyang lain.
d) Mampu dalam memberikan pemecahan terhadap permasalahan yangmunculdalam
tahap pelaksanaan akibat kesalahan perencanaan.
e) Menyusun,mengatur,danmengawasikegiatanpemeliharaandanperbaikanseluruh
instalasilistrikperusahaandan peralatan yang menggunakan tenaga listrik untuk menjamin
kelancaranjalannya operasipekerjaan.
f) Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode perbaikan kerjayang lebihefisien

3. Tugas Ahli K3 Konstruksi

Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli K3 Konstruksi Madya adalah sebagai berikut:
g) Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi
h) Mengelola dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
i) Mengelola program K3
j) Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
k) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan
instruksi kerja K3
l) Mengelola laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi
m) Mengelola metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan
n) Mengelola penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat

6. Tugas Pelaksana Administrasi /Keuangan

1. Mempersipkan rencana anggaran lapangan kepada project manager.


2. Mempersiapkan pembayaran tagihan-tagihan dari pekerjaan, peralatan, bahan dan lainnya
yang ada hubungannya dengan pekerjaan.
3. Membuat laporan keuangan kepada direktur.
4. Mempersiapkan pembayaran mingguan kepada pekerja sesuai laporan opname di lapangan.
5. Membuat surat menyurat, administrasi kontrak, perijinan dan lain sebagainya.
6. Mempersiapkan administrasi penarikan termijn kepada pengguna jasa.

7. Logistik

1. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari beberapa supplier atau
toko material bangunan sebagai data untuk memilih harga bahan termurah dan memenuhi
standard kualitas yang telah ditetapkan.

9
2. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan bangunan dengan
melaksanakan seleksi sebelumnya sehingga bisa mendapatkan harga material termurah pada
supplier terpilih.
3. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah di datangkan ke area
proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan baik jumlah bahan/material yang di
datangkan dan yang digunakan/pemakaiannya.
4. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari kesalahan
penggunaan akibat tertukar dengan barang lain.
5. Melakukan pencatatan keluan dan masuknya barang yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek.
6. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu material tersebut
diperlukan.
7. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format perusahaan yang telah
disetujui pihak Direksi pekerjaan.
8. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material setelah melalui kontrol
mutu bahan oleh Quality Control perusahaan dan Direksi pekerjaan.
9. Berkoordinasi dengan pelaksana/kepala pelaksana dan bagian teknik proyek mengenai jumlah
dan schedule pengadaan bahan/material yang dibutuhkan pada masing-masing waktu
pelaksanaan pekerjaan.

D.3 Struktur Organisasi Penyedia Jasa

Berisi bagan organisasi penyedia jasa PT. RINVANDA LESTARI yang akan melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan : Penataan Sarana dan Prasarana Sebagai Pengembangan Agropolitan
seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini :

Struktur Organisasi
KOMSARIS

Direktur

Divisi
Bendahara Manajer
Keuangan Proyek

Pembukuan Kasir Kordinator Administrasi


Lapangan

Pelaksana

Mandor

10
D.4 STRUKTUR ORGANISASI KETERKAITAN PENGGUNA JASA & PENYEDIA JASA

Selama pelaksanaan pekerjaan akan selalu berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan untuk
memaparkan rencana rinci bagian pekerjaan tersebut.

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAN

PENGGUNA JASA

PENYEDIA JASA SATUAN KERJA

DIREKTUR PEJABAT PEMBUAT


PT. RINVADAN LESTARI KOMITMEN

KAUR
TEKNIS/ADM

KORDINATOR LAPANGAN
PELAKSANA K3 DIREKSI PEKERJAAN

ADM/KEU

MANAJEN PROYEK
PENGAWAS LAPANGAN

PELAKSANA

MANDOR

D.5 BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bagan alir pelaksanaan pekerjaan berisikan flowchart dari urutan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam penyelesaian pekerjaan. Untuk lebih jelasnya bagan alir pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

11
Gambar Bagan Alur Pelaksanaan Pekerjaan

D.6 Kick Of Meeting

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa mengundang pengguna jasa dan instansi
terkait dalam pengawasan untuk mengadakan rapat pra pelaksanaan (Kick Of Meeting) untuk
membahas dan menyatukan visi dalam pelaksanaan pekerjaan yang segera akan dilaksanakan,
bersama dan mempelajari/membahas gambar pelaksanaan yang ada dalam dokumen kontrak, untuk

12
mengantisipasi adanya ketidaksesuaian antar gambar pelaksanaan, rincian anggaran biaya (RAB) dan
spesifikasi teknik bahan, agar penyedian jasa, pengguna jasa dan instansi terkait dalam pengawasan
tercapai kesepakatan terhadap setiap perubahan yang ada pada gambar rencana pelaksanaan.

13
BAB. E TAHAP PELAKSANAN PEKERJAAN

Metode Pelaksanaan ini akan kami uraikan sesuai urutan langkah kerja yang akan dilaksanakan dalam
pengerjaan proyek. Adapun urutan langkah kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut:

I. Persiapan pekerjaan meliputi: mobilisasi dan demobilisasi bahan, alat dan pengamanan pekerjaan

a) Serah Terima Lokasi Pekerjaan


Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, maka terlebih dahulu dilakukan serah terima lokasi
pekerjaan dari pemilik pekerjaan kepada penyedia jasa yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah
Terima Lokasi Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu Pejabat pembuat
Komitmen selaku pemilik pekerjaan dan Perusahaan kami selaku pelaksana pekerjaan atau
Penyedia Jasa. Setelah selesai pelaksanaan serah terima lokasi pekerjaan barulah penyedia jasa
melaksanakan berbagai aktivitas pelaksanaan pekerjaan di lokasi yang sudah diserahterimakan.

b) Pengukuran, MC 0% dan Dokumentasi


1. Pengukuran awal dilaksanakan mengacu pada gambar konstruksi rencana berdasar kondisi
lapangan yang ada dan hasil pengukuran dituangkan dalam Gambar Kerja serta dimintakan
persetujuan Direksi sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan.
2. Pengukuran akan dilaksanakan menggunakan peralatan sesuai kebutuhan dan sebagai titik
acuan digunakan yang ditunjuk oleh direksi.
3. Pengukuran akhir dilaksanakan bila semua pekerjaan telah selesai dilaksanakan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang sama dengan pengukuran awal, bila tidak maka
pekerjaan yang dianggap kurang atau lebih maka segera dilakukan amandemen kontrak
sehingga volumenya terpenuhi sesuai gambar rencana.
4. Pengukuran dilaksanakan bersama dengan Direksi Lapangan dan hasil Pengukurannya
dituangkan dalam gambar kerja/purna laksana yang ditandatangani bersama oleh pihak
Pelaksana dan Direksi.
5. Pekerjaan pengukuran akan dilaksanakan oleh Juru Ukur, yang didamping oleh Pelaksana
Lapangan dan Pembantu Pelaksana Lapangan.
6. Pelaksanaan pengukuran ini menggunakan alat berupa meteran gulung. Pelaksanaan
pengukuran harus dilakukan dengan cermat dan teliti sehingga hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan sampai dengan pekerjaan selesai.
7. Setelah pelaksanaan pengukuran selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan pekerjaan
pembuatan MC 0%. Pelaksanaan MC 0% dilakukan bersama dengan Direksi pekerjaan, untuk
kemudian dituangkan dalam Berita Acara MC 0%.
8. Selanjutnya hasil pengukuran dan MC 0% tadi dituangkan dalam bentuk gambar teknik yang
dinamakan dengan Gambar Kerja (Shop Drawing).
9. Shop Drawing inilah yang kemudian menjadi pegangan dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan selesai.
10. Pekerjaan pengukuran/uitzet sepenuhnya dilaksanakan oleh Kontraktor dan disaksikan oleh
Pengawas Lapangan.
11. Pengukuran yang dilaksanakan tanpa sepengetahuan pengawas Lapangan dianggap tidak sah
dan harus diulang kembali.

c) Mobilisasi Dan Demobilisasi peralatan


Lingkup Pekerjaan ini mencakup semua kegiatan mobilisasi peralatan dan personil yang di
perlukan dan semua falitas pendukung selama dalam masa pelaksanaan pekerjaan serta

14
melakukan demobilisasi kembali terhadap semua terhadap semua peralatan dan personil pada
saat pekerjaan selesai.

Demi kelancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan yang
memadai. Supaya dalam penyediaan alat bisa berfungsi secara optimal perlu adanya manajem
peralatan yang tertib. Dalam manajemen ini diperhatikan masalah pengelolaan peralatan proyek
terdiri dari penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan
keberadaan alat dilapangan.
diantaranya termasuk kepemilikan oleh kontraktor tersendiri, tapi untuk alat-alat berat
kebanyakan dengan sewa karena biaya akan lebih murah. Perelatan pada proyek akan diuraikan
dibawah ini:
1. Kompresor
2. Mesin amplas
3. Mesin bor
4. Mesin gerinda
5. Mesin potong kayu
6. Mesin pres

1. Pengukuran/Marking
Sebelum memulai pekerjaan awal, pelaksana pekerjaan akan memberitahukan kepada
pemberi tugas beserta konsultan pengawas guna pemeriksaan awal dan izin pelaksanaan
pekerjaan.
Langkah awal pekerjaan yang kami lakukan pengukuran marking, pembongkaran,
pembersihan lahan dan pemindahan barang-barang milik user) sebelumnya harus yakin akan
kesiapan dan segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan
tersebut

2. Penyediaan Air Kerja


Air kerja sangat penton dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja berfungsi
untuk pekerjaan testing comissioning dan gabungan adukan pekerjaan lainnya. Untuk
pengadaan air kerja diharapkan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan
pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melaksanakan pemantekan untuk mendapat
sumber air, lalu dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja ditampung
dalam toren air atau drum air. Air kerja sanggup juga diperoleh dari sumber existing yang ada
dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.
• Kami kontraktor akan menyediakan / mensuplai air bersih ataupun membuat sumur bor
dan memasang pompa air untuk air Kerja, sarana mandi dan cuci, serta menyediakan bak
air berukuran secukupnya.
• Penyediaan air kerja Ini dilaksanakan saat dimulainya pekerjaan sampai dengan selesai
Masa Pemeliharaan.

15
3. Penyediaan Listrik Kerja

Listrik kerja diharapkan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik, pemotongan


besi, pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja
lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan menciptakan meteran listrik gres dengan pengajuan ke
PLN atau dari Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.
• Kontraktor akan menyediakan atau membuat penerangan listrik kerja untuk
dipegunakan sebagai alat penerangan dan peralatan lintrik lainnya di lokasi
pekerjaan.
• Penyediaan listrik kerja ini disediakan dari mesin Generator atau listrik PLN yang
dipergunakan dari mulai kerja sampai dengan pekerjaan selesai dilaksanakan.

4. Persiapan Bahan/Material

Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK. Semua material yang akan dipergunakan
untuk pekerjaan ini sedapat mungki dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan
brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat
juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.

I. Pembongkaran

Pembongkaran adalah kegiatan membongkar sebagian bangunan, komponen, bahan bangunan,


dan/atau prasarana dan sarananya.
Sebelum pembongkaran dilakukan, terlebih dahulu ijin kepada Pemberi kerja dan konsultan pengawas
terkait untuk pendataan aset. Bekas bongkaran yang tidak terpakai dilokasi pekerjaan, dibersihkan dan

16
ditempatkan di area yang jauh dari lokasi pekerjaan, agar tidak mengganggu dalam pelaksanaan
pekerjaan nantinya.
Perapihan dan pembersihan barang barang akibat bongkaran harus dilaksanakan oleh Pelaksana
Pekerjaan. Untuk jenis bongkaran yang tidak berharga dan tak digunakan lagi harus segera di keluarkan
dari lokasi. Setelah pekerjaan selesai setiap hari, pelaksana pekerjaan membersihkan sisa-sisa
pekerjaan.
secara umum Pekerjaan bongkaran renovasi Gedung Pancasila lantai 1 dan basement Jl. Raya Parung -
Ciputat No.KM 19, Serua, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, yang meliputi :

1. Pembongkaran Partisi Ruangan


2. Pembongkaran / Kupas Lantai
3. Pembongkaran Plafond / Langit-langit
4. Pembongkaran Kusen Pintu dan Jendela

Pekerjaan bongkar memiliki resiko kecelakaan yang cukup besar terut. Maka harus dilakukan dengan
teknik khusus dan mengutamakan keselamatan orang di sekitarnya.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memutus semua sistem dan aliran listrik pada bagian yang
akan di bongkar. Tujuannya adalah agar pada saat pembongkaran, tidak ada orang yang terkena
sengatan listrik.

Selanjutnya adalah memastikan bahwa gedung tersebut sudah benar-benar kosong dari kegiatan
aktivitas dan perabotan yang ada didalam gedung sudah dipindahkan.

Bagian yang dibongkar pertama kali adalah bagian pintu dan jendela termasuk kusen dan elemen
lainnya yang masih bisa digunakan. Kemudian membongkar semua bagian plafond, kabel listrik serta
bagian lainnya.

II. PEKERJAAN RUANG ARSIP:


1) Pekerjaan dinding meliputi:
a. Metode Kerja Pasangan Dinding Partisi
1) Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi gypsum.
2) Approval material yang akan digunakan.
3) Persiapan lahan kerja.
4) Persiapan material kerja, antara lain :
- gypsum board,
- rangka hollow 20/40 & 40/40,
- sekrup gypsum,
- textile tape,
- compound, air, dll.
5) Persiapan alat bantu kerja, antara lain :
- waterpass,
- meteran,
- steiger,
- unting-unting,
- gerinda,
- gergaji,
- bor screw driver,
- kape,

17
- ampelas,
- cutter,
- selang air, dll

Pengukuran

• Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith memilih dan menandai (marking)
pada bab lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum

Berikut ini tahapan yang dilakukan untuk memasang dinding partisi:


1. Tahapan pengerjaan dimulai dari membersihkan lokasi pemasangan dari semua perabot dan
barang agar leluasa dalam bekerja.
2. Ukur lebar dan tinggi ruangan, tandai titik-titik pada lantai dan dinding tempat akan dipasang
partisi gypsum sesuai desain.
3. Potong rangka sesuai tinggi dan lebar, sesuai jarak yang ditentukan.
4. Pasanglah rangka sesuai dengan tanda yang telah dibuat, pastikan posisinya tegak lurus.
5. Pasang papan gypsum pada salah satu sisi rangka tersebut.
6. Gunakan sekrup gypsum untuk memperkuat, jangan lupa periksa juga permukaannya dengan
waterpass.
7. Pasang kembali papan gypsum pada kedua sisi rangka secara bertahap, dimulai dari salah
satu sisinya.
8. Pasang instalasi listrik, telepon, atau kelengkapan lain, misalnya saja material peredam
apabila ingin ruangan kedap suara.
9. Rapikan kabel-kabel instalasi dengan cara mengikatnya.
10. Setelah selesai instalasi, pasanglah papan gypsum pada sisi sebaliknya. Jadi, instalasi tersebut
akan tertutupi.
11. Tempelkan textile tape pada setiap sambungan antar-gypsum, aplikasikan compound pada
sambungan tersebut juga pada kepala sekrup gypsum.
12. Setelah itu, haluskan bagian-bagian tersebut menggunakan ampelas.
13. Tahap akhir (finishing) bisa dilakuk an dengan menggunakan cat atau bahan pelapis lainnya.

18
A. PASANG HOMOGENEOUS TILE

Memasang granit buatan tidak lebih sulit dibandingkan memasang ubin keramik biasa, dan
jauh lebih mudah ketimbang memasang granit atau marmer alam yang butuh perlakuan khusus
sebelum dipasang.

Sebelum pemasangan, ubin ini tidak perlu direndam dalam air—ritual yang biasa dilakukan tukang
sebelum memasang ubin lantai keramik.

Tetap Butuh Nat

Kesalahan yang umum dilakukan orang adalah tidak menyediakan nat untuk granit buatan ini
Karena pinggirnya seolah rata, jadi banyak yang berpikir bahwa ubin ini bagus dipasang tanpa nat.

Homogeneous tile tetap butuh nat, karena walaupun kecil (0,02 mm) tetap ada toleransi presisi
yang akan membuat pemasangan tidak bisa benar-benar rata.

Selain itu, bagian tepi ubin ini juga tidak rata melainkan sedikit di-bevel (dibuat miring).

Lebar nat yang disarankan adalah 2 mm, diukur dari badan ke badan ubin, bukan dari bevel-nya.
Nat ini lebih baik berupa grouting khusus yang banyak tersedia di pasaran.

Bila semen putih yang akan digunakan sebagai pengisi nat, campurlah semen putih dengan
polymer agar daya rekatnya lebih kuat.

Cegah Ubin Popping


Masalah popping atau ubin terangkat juga dapat dialami homogeneous tile. Penyebab
utama popping adalah porousitas bahan, kesalahan pemasangan, dan “pergerakan bangunan.

19
Untuk mengantisipasinya, pada setiap ruang disediakan expansion joint, yaitu celah yang
dapat menampung pergeseran ubin akibat muai susut atau pergerakan bangunan.

Celah selebar sekitar 1 cm ini diisi bahan yang fleksibel seperti karet, silikon, atau styrofoam.

Agar tidak mengganggu “pemandangan”, expansion joint ini umumnya dipasang pada
pertemuan dinding dan lantai.

Dok. Tab RUMAH

Beri jarak sekitar 2 mm antara ubin.

1. PEKERJAAN PLAFOND

a. Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafond, pemasangan rangka plafond
gypsum board sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar kerja
b. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja pekerjaan dimulai.
Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :

1. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal


dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
2. Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan gypsum
3. Membersihkan langit-langit yang akan dipasang gypsum
4. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan pemasangan
plafond

c. Metode Pelaksanaan

1. Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi


teknis yang dianjurkan.

20
2. Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di
pasangkan diatas plafon.
3. Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan pasang
penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.
4. Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat pada
rangka atap.
5. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang tidak
gelombang.
6. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran
posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan
ukuran 4x4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap
rangka diikat dengan menggunakan screw # 1/8 dengan menggunakan bor / obeng.
7. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x4)
harus sesuai spesifikasi.
8. Kemudian dilanjukan dengan pemasangan gysum dengan menggunakan screew #
1/8 dan bor sekrup.
9. Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar gypsum dengan paper
tape / kasa plafond untuk menghindari keretakan.
10. Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan titik-
titik sekrup.
11. Lalu dilanjutkan dengan pengecatan plafon

21
Hollow Plafon

d. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:

• Plafond : Gypsum
• Rangka : Baja ringan

22
2. PEKERJAAN PENGECATAN
Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan pekerjaan pengecatan dengan
cat air dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran-kotoran, dinding-
dinding diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air dilakukan
pengecatan dengan cat dasar.

Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : piri-piri, lisplank, Kozen kayu dan Pintu panel
dilakukan pengecatan dengan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan -bahan tersebut
dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat dengan cat dasar untuk
kemudian baru di cat dengan cat minyak.

Untuk bahan-bahan dari Besi seperti : railing tangga, penutup besi, pagar, dan lain sebagainy.
sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi
minayk cat kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.
Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan spesifikasi teknis
dan gambar-gambar rencana.

23
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Partisi Gypsum
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Partisi Gypsum ialah sebagai berikut :

Persiapan

• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi


gypsum.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, rangka hollow 20/40 &
40/40, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-
unting, gerinda, gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.

Pengukuran

• Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith memilih dan menandai


(marking) pada bab lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum.

Pemasangan rangka hollow dan gypsum board

• Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.


• Pasang rangka hollow pada bab lantai dan dinding mengikuti marking dengan
jarak rangka 60x60 cm.
• Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
• Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan
memakai sekrup gypsum.
• Lembaran gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan
pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan
elektrikal terpasang gres lembaran gypsum board sisi berikutnya dipasang.
• Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi gypsum board.
• Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan di compound kemudian
digosok dengan ampelas halus untuk mendapat permukaan yang rata/flat.
• Tutup semua kepala sekrup dengan compound kemudian gosok dengan
ampelas biar permukaan rata.
• Pekerjaan terakhir ialah finishing cat permukaan gypsum.

24
III. Tes dan Commissioning
Test Commissioning (Tes Fungsi) merupakan tahapan dimana calon operator menguji
keseluruhan sistem dari armada dan kelaikan jalur yang akan dilintasi kelak. Test
Commissioning adalah salah satu bagian terpenting, karena pada prosedur inilah yang
terjadi pengujian dan pengukuran kinerja peralatan dan sistem kereta api secara nyata.

IV. SERAH TERIMA PERTAMA DAN MASA PEMELIHARAAN


Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk diadakan
pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan bagus dan cukup
akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan serah terima pertama
barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.

25

Anda mungkin juga menyukai