Keterangan
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Jika terdapat perbedaan antara gambar yang satu dengan gambar yang lain,
maka yang mengikat adalah gambar dengan skala lebih besar (gambar detail)
dengan ditanyakan terlebih dahulu kepada Direksi atau kepada Pengawas.
- Penggunaan bangunan yang telah ada sebagai acuan pengukuran pada pekerjaan
ini dan patokan 0,00 leveling lantai yang dipakai harus mendapat persetujuan
dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
- Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat-alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Welder atau tukang las yang melakukan pengelasan (welding). Yang utama
dibutuhkan adalah alat pelindung mata dari percikan bunga api hasil proses
pengelasan. Berupa safety glasses. Namun juga harus dilengkapi pula dengan
google (kaca mata yang khusus dirancang untuk welder) dan face shield
(perisai pelindung wajah) saat melakukan pengelasan.
Scaffolder pembuat perancah bangunan (scaffolding) yang biasa kerja di
ketinggian. Alat utama yang paling dibutuhkan adalah alat pelindung jatuh atau
full body harness. Dalam perkembangannya alat pelindung jatuh ini
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, maka ada pula alat
pelindung diri yang bernama safety line, lanyard, atau static line harness.
Blaster yang melakukan blasting (penyemprotan) mesin blasting semisal ketika
melakukan sand blasting pada material logam yang berkarat. Seorang blaster
rawan terhadap bahaya gangguan kesehatan pernapasan. Maka yang
dibutuhkan adalah peralatan yang menunjang masalah pernapasan tersebut,
seperti dust masker; respirator dan cartridge. Cartridge berfungsi sebagai obat
penetral bantuan pernafasan pada saat menggunakan respirator.
Operator yang menjalankan semua peralatan bergerak. Baik kendaraan
bergerak maupun mesin yang mempunyai motor penggerak. Operator biasanya
rawan terhadap potensi bahaya kebisingan (buzzy area). Sehingga yang
dibutuhkan oleh operator selain safety glasses juga alat pelindung telinga atau
ear plug. Ada beberapa jenis ear plug yang didesain sesuai kebutuhan
operator. Seperti ear plug yang standar (masa pakai 3 bulanan), disposable ear
plug (sekali pakai). Lalu ada juga ear muff yang dapat melindungi hingga sekian
decibel derajat kebisingan.
Painter yang bekerja melakukan pengecatan (painting). Semua fungsi panca
indera pada seorang painter wajib dilindungi. Dari mata, hidung, mulut dan kulit.
Seorang painter membutuhkan face shield pula yang dilengkapi dengan plastic
film ataupun plastic painting untuk menghindari pengembunan pada safety
glasses yang dikenakan. Otomatis painter pasti juga memerlukan safety
glasses. Selain itu yang dibutuhkan juga adalah dust masker, serta respirator
lengkap dengan sepasang cartridgenya. Satu lagi yang dibutuhkan seorang
painter adalah disposable overall (baju kerja sekali pakai) untuk menghindari
kontak langsung antara kulit dan material yang digunakan untuk mengecat.
Bisa berupa cat, tiner, maupun zinc dan chrome yang kadang-kadang
terkandung di dalam cat.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Bahan timbunan yang dipakai adalah Tanah bekas galian (lokal), Limestone, Pasir
Batu (Sirtu) atau Pasir urug darat yang memenuhi persyaratan sebagai bahan
timbunan. Lokasi sumber jenis bahan timbunan tersebut di atas harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Tanah bekas galian pada
umumnya boleh di pakai lagi untuk bahan timbunan, kecuali apabila tanah
tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan dan harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan atau Konsultan Pengawas.
Semua bahan timbunan, harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau
Konsultan Pengawas, baik mengenal kualitas bahan maupun sumber bahan itu
sendiri sebelum dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Bahan timbunan yang mengandung tanah organis, akar-akaran sampah dan lain-
lain tidak boleh dipergunakan untuk timbunan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan harus ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui
atau ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan atau Konsultan Pengawas.
Bahan-bahan timbunan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri
paling lambat 3 x 24 jam.
3.3 Jaminan Mutu
Bahan timbunan sebelum dikirim ke lokasi harus di test di laboratorium untuk
diketahui kadar air optimumnya, yang dimanfaatkan sebagai dasar menentukan
jenis, ukuran serta berat dari alat yang paling sesuai dipergunakan untuk
pemadatan tersebut.
Setiap lapisan pengurugan harus di test kepadatannya dengan metoda Sand
Cone. Lokasi serta jumlah pengambilan contoh material/ sample harus dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan atau Konsultan Pengawas.
Segala biaya yang ditimbulkan untuk pengujian-pengujian ini dan perbaikan atas
hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
3.4 Penghamparan dan Pemadatan Timbunan
Lapisan tanah lunak (Lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan penimbunan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan dan dibersihkan dari segala kotoran-
kotoran yang bersifat menggangu.
Sebelum penimbunan kembali lubang Pondasi, harus disemprotkan obat anti
rayap jenismaupun perlengkapan lain, sudah ditebar/dipasang sebelum
dilakukan penimbunan.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Penghamparan timbunan tanah, Limestone atau Sirtu harus dilakukan lapis demi
lapis dengan ketebalan tiap lapisan maksimum 20 (dua puluh) cm, kemudian
dipadatkan dengan alat mekanis.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan, penempatan dan pemadatan
bahan-bahan timbunan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.
Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai
untuk pemadatan bahan timbunan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan atau Konsultan Pengawas.
Tidak boleh dilakukan penimbunan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkan sampai mencapai
kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
Pengurugan dengan tanah kering harus dilakukan lapis demi lapis, yang sama
ketebalannya untuk tiap-tiap lapis dan tidak lebih tebal dari 200 mm setiap
lapisannya sebelum dipadatkan. Setiap lapis dari pengurugan tanah kering ini
harus dipadatkan sampai sekurang kurangnya menjadi 90% dari kepadatan
kering maksimum menurut Modified Proctor Test (ASTM D 1557). Bahan urug
yang tidak dapat dipadatkan harus disingkirkan dan diganti dengari material yang
baru.
Test untuk menguji hasil pemadatan akan dilaksanakan oleh Direksi sesuai
dengan spesifikasi berikut ini :
Untuk pemadatan tanah kering, kepadatan maksimum pada kandungan
kelembaban harus ditentukan berdasarkan standard ASTM D-
1557.(hasil test pengujian harus diserahkan kepada konsultan
pengawas untuk mendapat persetujuan lebih lanjut)
Untuk pemadatan tanah kering ditempat, kepadatannya harus ditentukan
berdasarkan ASTM D-1556. (hasil test pengujian harus diserahkan
kepada pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan lebih lanjut)
Metode pemadatan kering harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini:
Tanah urug dihamparkan secara merata lapis demi lapis, dengan
ketebalan masing masing lapis sebelum dipadatkan tidak melebihi 150
mm.
Semua bongkahan harus dihancurkan dan dicampur dengan cara
dipotong, dibajak atau dengan cara lain yang serupa sehingga terdapat
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Adukan terdiri dari bahan Drymix Thinbed 101 dan air dipakai untuk
pemasangan dinding bata ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang
disyaratkan oleh Pabrikan, perbandingan air bersih 10-11 Liter
berbanding Powder Drymix Thinbed 101 (40 Kg), sehingga komposisi ( 1
vol. air dan 3 vol powder)
Pemasangan
Sebelum dipasang, bata ringan harus dibersihkan terlebih dahulu sampai
bebas dari kotoran.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Pasangan Batako
Bahan:
Semua batako yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
Semua batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Batako
yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi atau
Konsultan Pengawas.
Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako mengikuti
ketentuan peraturan pekerjaan beton.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Bagian-bagian yang diperbaiki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil
perbaikian harus rata dengan sekitamya.
5.4 Pemeriksaan dan Pengujian
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk
dapat mengambil contoh pada bagian yang telah diselesaikan.Bagian yang
ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang
sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
sampel 3 buah. Hasil uji tersebut harus dilihat dan disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum melakukan pekerjaan
pengecoran beton lebih lanjut.
- Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-
lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu
mutu betonpun harus sesuai dengan mutu standard SNI 2847 :
2013. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Konsultan
Pengawas tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila
agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk
semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional
semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang
cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis
dan kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan
campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-
beda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda
uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai SNI 2847 :
2013, ACI Committee - 304, ASTM C 94-98.
Benda uji beton readymix diambil 1 benda uji setiap pengecoran
beton 15 m3, untuk pengecoran beton dibawah 60 m3, untuk
pengecoran diatas 60 m3, benda uji beton ready mix diambil 1
benda uji setiap pengecoran 20 m3. Hal ini akan terus dilakukan
setiap pengecoran, kecuali ada instruksi khusus dari Direksi
Lapangan untuk melakukan perubahan terkait uji beton.
Hasil uji untuk setiap pengujian beton sample untuk pekerjaan
pengecoran beton dilapangan dilakukan pada umur 7 dan 28 hari.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan SNI 2847 : 2013,
dilakukan di lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air
sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala
perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk
pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali
bila galian tertentu telah bebas air dan lumpur.
Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-
logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan
pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta
pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui
tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton
baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama,
masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.
Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,
basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan
dan menjaga pelaksanaan beton.
Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan SNI 2847 : 2013.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk
blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak
minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan
jarak tersebut harus tersebar merata.
Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan SNI 2847 : 2013.
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat
dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan(segregasi).
Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat
pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu
yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling
sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal
pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 38 oC.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap
dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-
karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu
pengerasan dapat dipakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Lapangan.
Bahan Campuran Perawatan.
Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.
Toleransi pelaksanaan.
Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada
cetakan SNI 2847 : 2013.
a. Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.
Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman
kemiringan pelat lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari
daerah yang ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar
halus, meskipun sambungan diadakan di antara pengecoran yang
dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering, pasir
atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering.
Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang
akan diberi karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum
variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.
Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah
7.0 mm dalam 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah
yang terjadi tidak kurang dari 6 m.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Proporsi/Perbandingan Campuran.
Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimumkan
jumlah semen tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton
yang dikehendaki/diminta dan harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.
Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton28
hari, maka umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain
perbandingan campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda
yang telah diperinci atau disetujui oleh Direksi Lapangan.
Penulangan
Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
bentuk tulangan tidak berubah selama pengecoran.
Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini
pasal C.4. tentang pembesian.
Pengecoran dan Pemeliharaan Temperatur
Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi
terhadap pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan
yang mendadak dan lain-lain.
Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan
dalam proses perawatan beton maka temperatur permukaan dan
temperatur di dalam beton harus diukur bilamana perlu setelah
pengecoran beton dilaksanakan.
Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat maka
perawatan beton harus sedemikian sehingga tidak mempercepat
kenaikan temperatur tersebut. Perhatian dicurahkan agar
temperatur pada permukaan beton menjadi tidak terlalu rendah
dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.
Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka
permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan
penyekat lainnya untuk mempertahankan panas sedemikian rupa
sehingga bagian dalam dan luar beton atau penurunan temperatur
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Percobaan Beton
Gudang/Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji.
Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan
oleh "kontraktor" untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton,
selama pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup
untuk menampung semua fasilitas yang diperlukan dan semua benda uji
kubus yang dimaksudkan. Kontraktor harus menyerahkan detail dari
gudang kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan. Gudang harus
dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik. Direksi
Lapangan berhak untuk langsung meninjau ruang/gudang penyimpanan
contoh benda uji silinder tersebut.
Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan SNI
2847 : 2013.
Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan Rendah.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Lain-lain
Grouting dan Drypacking
Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat
mengalir dengan sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan
untuk kemudahan pekerjaan beton boleh diberikan sesuai dengan
pertimbangan "kontraktor" melalui persetujuan Direksi Lapangan.
Drypack/Campuran Semen Kering
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air sekadarnya untuk
mengikat bahan-bahan menjadi satu.
Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen
murni. Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-
celah dan membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat
dengan kawat dari baja lunak.
Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan
dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat
resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
Bahan-Bahan
Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84
dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti
dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil13 mm harus baja lunak
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm
harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh
4000 kg/cm2.
Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High
Chairs).
Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur
jarak.
Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan
hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
PEMASANGAN TULANGAN
Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi
dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu
diadakan untuk menghindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan
tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan
penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat
(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus
ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok
beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus
melintasi tulangan balok yang berbatasan.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
PEMASANGAN WIREMESH
Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan.
Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara
tumpuan balok atau tepat diatas balok dari struktur menerus. Keseimbangan
pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk
mencegah lewatan yan menerus. Wire mesh harus ditahan pada posisi yang
benar selama pengecoran.
LAS
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh
dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan
(las titik) harus diijinkan kecuali seperti dianjurkan atau disahkan oleh Direksi
Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan
kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
SAMBUNGAN MEKANIK
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom
dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan
(pada kolom) harus disediakan dan dipakai.
10. PENGUJIAN
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium
lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-
0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua
biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
2. BAHAN-BAHAN
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan
dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan
beton seperti terlihat dan terperinci.
Perancangan Perancah
Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan
dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah
dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya
untuk harga satuan perancah.
Perancangan/Desain
Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
kontraktor.
Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton
waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran
dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam
acuan dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa
distribusi getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa
konsentrasi berlebihan.
Acuan
Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai
bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraiandan syarat teknis
pelaksanaan.
Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat
menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan
bentuknya.
Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga
tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk
permukaan tegak dari beton.
Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose
Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian
dengan Cat/Smooth Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat
harus seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel
ataupun sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui
dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola sambungannya.
Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara
panel-panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran
dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus
diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan panel-panel yang
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan
penggantung langit-langit, konstruksi penggantung haruslah digalvanis,
atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
3. PELAKSANAAN
Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan
terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan
konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang
akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya
sentuhan yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat
gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir
pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai
dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak
mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila
perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga
menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan
kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan
dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka
Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan
beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya
sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem
lainnya secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan
kepada Direksi Lapangan untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran
beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut disetujui.
Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton
berlangsung untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi,
kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan
kemiringan dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi
untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran (recesses),
chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah,
kedap air dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk
mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan
lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.
Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor
bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang
diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah
jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris
baik pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-
sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai SNI 2847 : 2013 atau
ACI 347-78.3.3.1, Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada
permukaan beton yang diekspose.
Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk
joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada
gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.
Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan
terlindung dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk
pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan
dinding dan pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas
pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama
untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan
berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali
bahwa pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan
beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi
Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose
dengan permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan
yang bagian-bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton
ekspose, lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai
sesuai dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering
harus dilakukan selama operasi pengecoran sampai dengan
pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila
pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-penunjang berturut-
turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan bila
suatu perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan
pergerakan terus menerus melampaui yang dimungkinkan dari
peraturan.
Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari
tulangan-tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak
dan lapisi secara seragam/merata dengan release agent untuk cetakan
yang spesifik sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Spesifikasi Teknis
a) Dimensi : 4” x 1 ¾“ (untuk kusen pintu, Jendela )
ALEXINDO warna brown
b) Tebal profil alumunium : 1.35mm (minimal)
c) Ultimate strength : 28.000pci
d) Yield strength : 22.000pci
e) Shear strength : 17.000pci
Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah
18 mikron dengan warna sesuai dengan gambar rencana.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Gambar Detail Pelaksanaan.
Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail,
pemasangan rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem
pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjaan dan ditunjukkan dalam
Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir
penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk
menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini,
sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
Pengiriman dan Penyimpanan
Pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan
Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumium dan kelengkapan harus
ditumpuk dengan baik di tempat yang bersih dan kering dan dilindungi
terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,
plesteran, cat dan lainnya.
Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang
meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua
pintu, jendela dan lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Persyaratan teknis :
➢
Tebal daun pintu adalah 3,5 cm dan jendela adalah 3 cm,
dengan toleransi ukuran +/- 3 mm dengan lebar sesuai dengan
gambar
Permukaan harus rata, lurus dan tidak cacat.
Sambungan rangka harus rapat
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Fabrikasi
Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum
Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui
Pengawas Lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
PEKERJAAN KACA
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan
bahan-bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
PROSEDUR UMUM
Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan dalam ukuran dan detail yang
dianggap memadai, untuk dapat diuji kebenarannya terhadap standar atau
ketentuan yang disyaratkan.
Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik
dan data teknisnya. Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang
aman dan terlindung sehingga terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau
kerusakan lainnya yang tidak diinginkan.
BAHAN – BAHAN
Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass
yang datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik
yang memenuhi ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987,
seperti tipe Indoflot buatan Asahimas dengan tebal 6mm. Ukuran dan
ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Kaca Tahan Panas/Tempered Glass.
Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan cara
dipanaskan sampai temperatur sekitar 700ºC dan kemudian didinginkan
secara mendadak dengan seprotan udara secara merata pada kedua
permukaannya, seperti tipe Temperlite dari Asahimas dengan tebal 8mm dan
10mm. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa
cacat dan dari kualitas baik seperti Miralux dari adari Asahimas atau yang
setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Umum.
Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja
adalah ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang
sebenarnya dan besarnya toleransi harus diukur di tempat oleh
Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut
akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Pengawas Lapangan, bila
dikehendaki lain.
Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe
kaca, ketebalan kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam
bidang pekerjaannya.
Pemasangan Kaca.
Sela dan Toleransi Pemotongan.
Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
Kedalaman celah minimal 16mm.
Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm
atau -1,5mm.
Sela untuk Gasketharus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket
yang digunakan.
Persiapan Permukaan.
Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi
dan bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa
mereka dapat bergerak dengan baik.
Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan
terkunci atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan
kaca selesai.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai
petunjuk pabrik.
Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab
dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
masing-masing dikemas dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama
pabrik dan mereknya.
Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari
kerusakan.
Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang
sesuai. Segala hal yang diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus
dipasang slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.
Pemasangan Jendela.
Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen
dengan menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara
pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar
Kerja.
Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan friction stayyang merangkap sebagai hak angin, dengan
cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang
diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela
harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Pekerjaan finishing lantai baru dapat dimulai setelah seluruh pekerjaan plafond
dan dinding selesai dikerjakan.
Pola pemasangan grabit bila tidak jelas terdapat pada gambar kerja harus
ditanyakan kepada Direksi untuk mendapat penjelasan.
Nat antara lapisan lantai dibuat sekecil mungkin dan diisi dengan semen berwarna
sama dengan warna dasar lantai yang dipakai.
Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta kegiatan lain.
Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan lebih kecil dari
setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar Potongan dilakukan tanpa
bergerigi.
Pemasangan lapisan lantai wajib memperhatikan nilai estetikanya. Tidak
diharuskan untuk membasahi lantai dengan air secara terus menerus selama satu
minggu dan lantai ditutup dengan lembaran plastik untuk mendapatkan hasil yang
sempurna.
Kontraktor wajib mengajukan minimal 3 contoh atau brosur untuk mendapat
pengesahan dari Owner ataupun direksi teknis.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Persiapan Pelaksanaan
Langkah terakhir sebelum betul-betul memulal pekerjaan plesteran adalah :
penyortiran bahan (menurut warna, ukuran, cacat), seleksi tukang, pembebasan
lokasi, pemeriksaan kebenaran sipatan yang ada, penerangan kerja, air kerja,
menyediakan penampung spesi yang jatuh, kesiapan alat-alat kerja, menyediakan
bak sampah dan alat pembersih.
PELAKSANAAN
Kerjakan plesteran kasar sesuai pedoman pelaksanaan, setebal batas garis
finish dikurangi tebal lapisan dinding dan adukan perekatnya.
Dari pembuatan shop drawing didapat pola pemasang lapisan dinding. Tarik
benang untuk jalur kepala arah vertikal 2 jalur selebar lapisan dinding, dan
arah horizontal 2 jalur setinggi granit yang merupakan tempat dimulainya
pemasangan lapisan dinding berdasarkan pola pemasangan.
Lapisan dinding yang dipakai pada KM adalah granit valentino gress 60x60 dan
dinding pada ruang penunjang lainnya menggunakan keramik Asiatile 40x40 (Lihat
keterangan pada gambar)
Perekat untuk pemasangan pelapis dinding menggunakan semen instan merk
Drymix
Pasang jalur kepala pasangan ke arah horizontal maupun vertikal dengan jarak
maksimum 2 m atau kelipatan ukuran lapisan dinding mengikuti benang
benang pertolongan. Untuk bidang luar, pemasangan kepala arah vertikal-
horisontal disesuaikan dengan batas masing-masing lantai atau sesuai
speksifikasi
Pemasangan lapisan dinding tiap-tiap lapis agar mengikuti benang pertolongan
dari kepala. Semua pemasangan dilakukan dengan terlebih dahulu melekatkan
spesi penempel (5-8 mm), sepanjang kurang lebih dari 1 m pada jalur
pasangan yang akan dipasang, kemudian penutup dinding satu persatu
dilekatkan dengan menumbuk sehingga permukaan pasangan menjadi rata
dengan tarikan benang.
Pengerokan nat sedalam tebal penutup dinding dan bidang penutup langsung
dibersihkan.
Setelah pasangan berumur tiga hari atau sesuai spesifikasi dilaksanakan
pengisian nat dengan pasta semen atau sesuai speksifikasi dan langsung
dibersihkan.
Pembersihan tempat kerja dilakukan setiap hari.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
PEMANTAUAN (MONITORING)
Catat hasil kerja dan jumlah tenaga kerja setiap hari, kemudian dievaluasi untuk
perencanaan hari berikutnya sesuai dengan formulir standar.
1. Lingkup pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan plafond adalah sebuah pekerjaan di atas ruangan
yang berfungsi sebagal berikut :
Pembatas ketinggian;
Penutup segala macam bentuk yang berada di bawah atap atau plat beton,
Peredam hawa panas.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka penutup plafond dan penempatan lubang-
lubang untuk titik lampu yang diperlukan.
Spesifikasi Bahan
Ceilling frame :
Rangka plafond menggunakan rangka hollow 4cm x 4cm.
Ceiling Boards :
Paper Tape @ 75m/roll
Sand Paper – Ukuran A4
UB 20 @20kg/bag
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
LAMBERSERING
Ceiling :
Lambersering kayu splendid croton shera (10x150x3000m)
List kayu semen Strip smooth texture V-cut Edge uncolor (8x75x3000m)
DINDING PARTISI
Wall frame (Drywall frame) :
Wall stud
Wall Track Atap
Wall Track bawah
Drywall scree (1000pcs/box) – Sambungan stud
Paku Beton – Fisher
Besi Gording Kanal C Double (100mm
X 50mm x 20 mm x 3.2 mm)
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
UB 20 @20kg/bag
Drywall Screw (1000pcs/box)
Jayaboard Sheetrock 12mm
Pelaksanaan
Balok induk minimum dipasang tiap jarak 60 cm untuk plafon.
Jarak balok-balok disesuaikan dengan pemasangan penutupnya
untuk plafon.
Rangka harus dipasang dengan baik dan kokoh.
Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku - paku dan
alat penyambung lainnya hanya sebagai pelengkap.
Ukuran dan pola harus sama dengan gambar atau mendapat
persetujuan Direksi.
Untuk lokasi pemasangan, jarak, maupun dimensi pada segala item
pekerjaan pada pekerjaan plafon mengacu pada gambar kerja.
PROSEDUR UMUM
Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
Contoh dan Pengujian.
Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek
dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
identitas cat yang ada di dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2
(dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk
memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari. Pada saat bahan
cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter
contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak dari
kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus
diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat
mewakili. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-
cat tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat
berukuran 300mm x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh
disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan
guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila
bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
BAHAN – BAHAN
Umum
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan, petunjuk dari pabrik dan
nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar cat. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus
berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, cat yang disyaratkan sebagasi
berikut :
Cat Dinding Eksterior ; Merk Dulux Weathershield. (Warna lihat pada
keterangan gambar)
Cat Dinding Interior; Merk Dulux Pentalite. (Warna lihat pada keterangan
gambar)
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
Umum.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Umum.
Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan
warna dan tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus
telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.
Proses Pengecatan.
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna,
disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat
cat dimaksud. Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal
(dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut.
Permukaan Interior Pelesteran dan Beton.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
Permukaan Eksterior Pelesteran dan Beton.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai
dengan ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah
disetujui untuk digunakan.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan
tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).
Metode Pengecatan.
Cat dasar untuk permukaan beton dan pelesteran diberikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
PEKERJAAN POLITUR
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,
tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pelaburan
kayu dengan politur, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan kayu harus dipolitur dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali lapisan dasar dan 2 (dua) kali lapisan akhir.
PROSEDUR UMUM
Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan kartu warna dari politur yang
akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari. Pada saat bahan
politur tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter
contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak dari
kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus
diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat
mewakili. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh hasil dari politur
tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis berukuran 300mm x 300mm
untuk masing-masing perbedaan hasil. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor
dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan
kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut
ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
BAHAN – BAHAN
Umum
Politur harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan
masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau
Spesifikasi, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan, petunjuk dari
pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada
saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar politur. Lapisan dasar yang dipakai dalam pekerjaan
ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan lapisan akhir yang
akan digunakan.Spesifikas bahan yang digunakan menggunakan merek
propan, berikut merupakan detail spesifikasinya :
Untuk pengecatan dinding atau ceiling papan fiber semen (kayu
semen) :
o Primer Coat : Fiberkote Penetrating Sealer FPS-820 (1xlapis)
o Top Coat : Fiberkote FBK-888 (color) (2-3xlapis)
Untuk pengecatan kayu relling, kusen, dan daun pintu baru :
Top Coat : Exterior Lasur EL-501 (solvent based) (3-4xlapis)
Untuk pengecatan batu alam :
Top Coat : Propan stonecare SC-80 SB Dof (solvent base) (2-
3x lapis)
PELAKSANAAN PEKERJAAN
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Pelaksanaan Politur.
Umum.
Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung
politur, tetesan politur, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas,
perbedaan warna dan tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
Proses Politur.
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara politur berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan
dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat politur
dimaksud.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Pengecatan akhir dapat dilakukan dengan kwas tangan yang disetujui atau
dengan cara yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas. Pengecatan tidak
dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab atau berdebu atau pada cuaca lain
yang jelek, kecuali diusahakan tindakan-tindakan seperlunya yang sesuai dengan
pendapat Konsultan Pengawas untuk menghindari pengaruh-pengaruh cuaca
tersebut.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan berikutnya
tidak dilakukan sebelum lapisan cat sebelumnya kering betul. Lapisan penutup
dilakukan di atas lapisan cat dasar dalam tempo kurang lebih enam bulan dan
tidak boleh dilakukan lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar.
Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama rata. Pemakaian cat rata
ialah 12,5 m² sampai 15 m² per liter untuk cat dasar, dan 15 sampai 20 m² per
liter untuk lapisan berikutnya.
Kap bangunan
Rangka kap bangunan induk menggunakan baja WF sesuai pada gambar rencana
kap pada gambar struktur.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Persyaratan teknis.
Bahan atap genteng maupun bubungan yang akan dipasang harus
bermutu baik dan disetujui Direksi dengan memperlihatkan contoh
terlebih dahulu.
Pemasangan atap harus menghasilkan permukaan yang rata dan dari
pemasangannya harus memenuhi persyaratan yang ada.
Persyaratan Bahan
Semua material baja harus baru dan disetujui oleh Konsultan pengawas walaupun
kontraktor telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap
mengikat kontraktor untuk tetap bertanggung jawab. Semua material untuk
konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru.
Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut dan atau disesuaikan dengan
standard-standard sebagai berikut : JIB, PPBBI 1983, SNI 03 – 1729 – 2002,
ASTM, SII, mutu baja adalah ST 41/BJ 41, dengan sifat mekanis sebagai berikut:
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik (manufacture)
atau sertifikat pengujian dari laboratorium penguji bahan yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Bahan-bahan yang dipakai buatan produsen dalam negeri
yang dikenal baik dan produknya memenuhi Standard Industri Indonesia yang
berlaku.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Pabrikasi
Umum
Tenaga-tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga-tenaga ahli pada
bidangnya, yang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan teliti sehingga
dapat menjamin bahwa seluruh bagian pekerajan dapat cocok satu sama lain
pada waktu pemasangan.
Apabila pabrikasi dilaksanakan di Workshop Konsultan Pengawas
Teknis/Konsultan Pengawas mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap
waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan. Setiap pekerjaan yang cacat atau
tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi akan ditolak dan harus
segera diperbaiki.
Pola Pengukuran
Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk
menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Sub Kontraktor Fabrikasi.
Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita pita baja yang
telah disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas.
Ukuran – ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana
dianggap ukuran pada suhu 25oC.
Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang – batang diperiksa kelurusannya, harus
bebas dari puntiran, apabila diperlukan harus diperbaiki, sehingga apabila
pelat/batang – batang akan telihat rapat seluruhnya.
Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara mengguntingnya, menggergajinya,
atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
harus siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata sesuai dengan
ukuran yang diperlukan.
Las pemotong untuk memotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan
dengan sebuah mal serta bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggiran yang
dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus dan untuk
menghaluskannya harus menggunakan gerinda yang bergerak searah dengan
arah las pemotongan, sehingga pinggiran tersebut bebas dari bekas kotoran
besi.
Pekerjaan Las
Elektroda-elektroda harus dari standart internasional (AWS E 6013, JIS D4313)
yang disetujui dan sesuai dengan kwalitas baja yang digunakan dan ketebalan
las yang ditentukan. Elektroda harus disimpan ditempat yang menjamin
komposisi dan sifat-sifat dari elektroda selama masa penyimpanan.
Penggunaan arus listrik untuk pengelasan harus disesuaikan dengan anjuran
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat elektroda yang bersangkutan.
Pekerjaan las sebanyak mungkin dilaksanakan di bengkel las, pekerjaan las di
lapangan harus baik dan tidak boleh dilakukan dalam keadaan basah, hujan,
angin kencang. Standar prosedur pengelasan mengikuti standar A.W.S
(American welding society ). tebal las minimum 0,7 kali tebal pelat/profil yang
disambung dan harus penuh, kecuali bila ditentukan lain dalam gambar.
Perbaikan las
Bila las – lasan memerlukan perbaikan maka hal ini harus dilakukan
sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas
tanpa diberi biaya tambahan.
Penyambungan dan pengelasan berlapis
Untuk sambungan konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan, berlaku
ketentuan – ketentuan sebagai berikut:
Hanya diperkenankan ada satu sambungan.
Semua penyambungan profil dilakukan dengan las sudut tipe datar.
Harus diajukan bersamaan dengan Soft Drawing.
Lubang
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan semua potongan-potongan pelat dan sebagainya harus dijepit
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Bahan-bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, bebas dari segala
cacat, dan dilengkapi dengan label dan data teknis.
PASAL 17. PEKERJAAN STYLE BALI
Pekerjaan Style Bali meliputi :
Bahan tempelan bata gosok kwalitas 1, setara bata tulikup. Tebal minimal
paras 4 cm, dengan pori yang rapat dan padat, tanpa mata
Bata gosok yang dipasang dengan menggunakan perekat semen portland
dengan bahan pengresek menggunakan pecahan bata atau paras dengan
spesi 1 PC : 5 Ps atau beton
Pekerjaan tempelan bata gosok harus dibuat dengan rapi dan saling tegak
lurus dengan pasangan lain.
Pekerjaan sudah termasuk coating/pelapisan style bali dengan coating setara
Arca. Cara penggunaan pelapis/coating disesuaikan petunjuk penggunaannya.
Lingkup pekerjaan
Pekerjaan water profing dilakukan pada lantai KM/WC pada lantai atas, plat
talang, dinding basement, atau ditunjuk lain pada gambar rencana. Sedangkan
waterproofing integral digunakan dalam campuran beton struktur pada basement,
seperti dinding, sloof, pile cap, dan lantai basement.
Pelaksanaan
Waterproofing cement base :
Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi water profing pada
brosurnya.
Cek dan lakukan penyempurnaan dan perbaikan pada bidang yang akan di
water profing agar benar – benar terbebas dai lubang, celah atau keropos
atau pori yang dapat mengganggu penutupan water proofing.
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Pastikan pekerjaan terkait di lokasi tersebut seperti listrik, air dan lain – lain
telah selesai dikerjakan.
Bidang yang di-water profing harus bersih dari debu dan kotoran lain yang
dapat mengurangi daya rekat water profing.
Lakukan cement base secara merata.
Lakukan aplikasi water profing lapis pertama dikuaskan dalam arah secara
merata, setelah lapis pertama kering kuaskan lapis kedua secara
menyilang dengan arah lapis pertama secara merata, dan setelah lapis
kedua kering lakukan aplikasi lapis ketiga dengan merata secara
menyilang dari lapis ketiga.
Lakukan tes water profing minimal 24 jam, setelah itu plesteran dak talang
baru bisa dilanjutkan, sedangkan untuk km/wc pasangan granit lantai baru
bisa dilaksanakan.
Permukaan beton yang akan di waterprofing harus bersih dari segala
kotoran seperti debu, minyak, spesi dan lainnya. Campurkan bahan
adonan waterprofing ( liquid + powder ) dengan perbandingan dalam berat
(1 : 2.6) diaduk sampai merata. Lapisan pertama permukaan beton di
coating atau aplikasikan dengan sikat bulu plastik sampai merata di
permukaan beton. Setelah kering, dilanjutkan dengan coating tahap kedua,
coating tahap ketiga dilaksanakan setelah tahap kedua kering.Aplikasi
pertama kearah horisontal dan aplikasi kedua ke arah vertikal. Hasil yang
diharapkan, permukaan beton tidak bocor. Jika setelah permukaan beton
di-waterprofing masih terjadi kebocoran, maka Kontraktor wajib mengulang
kembali pekerjaan coating sampai beton tidak bocor lagi.
Waterproofing integral :
Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi water profing pada
brosurnya.
Pastikan bahwa campuran beton pada truck mixer sudah dengan
komposisi yang benar
Tuangkan waterproofing integral kedalam truck mixer
Pastikan campuran beton dan waterproofing sudah tercampur dengan baik
Jika integral sudah tercampur baik dengan beton, beton siap dicor.
Waterstop :
Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi waterstop pada brosurnya.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,
sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan
untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau
lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90
MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk
kekuatan landasan area paving nantinya.
Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang
sudah terpasang.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Peraturan lain, pedoman dan panduan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum, Departemen Perhubungan, Departemen Tenaga Kerja, dan Perum Listrik
Negara harus ditaati selama ada hubungannya dengan pekerjaan ini
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Semua bahan/material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik,
100 % baru, dan lulus pengujian di pabrik dan/atau di lapangan
Kontraktor harus menyerahkan contoh (sample) bahan/material sesuai dengan yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini kepada pengawas sebelum pengadaannya.
Pengawas berhak menolak pengadaan bahan/material yang tidak sesual dengan
spesifikasi atau yang sudah disetujui (approved sample)
Kontraktor harus mengerahkan teknisi dan/atau tenaga pelaksana yang
berpengalaman dalam bidang pekerjaan ini. Mereka harus berada di tempat pada saat
pekerjaan berlangsung, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Accessories
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Bus bar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus sesuai
SNI dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang
bergetar.
Saklar Dinding
Saklar merk schneider ( vivace )
Kabel Instalasi
Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan standar
PLN, kabel inti dari tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM).
Kode warna insulasi kabel harus menglkuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
• Fasa 1 merah
• Fasa 2 kuning
• Fasa. 3 hitam
• Netral biru
• Tanah (ground) hijau - kuning
• Merek kabel Supreme, Kabelindo, Kabel metal
Lain-lain
Pengetesan
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh
instalasi telah dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor. Termasuk peralatan khusus yang perlu
untuk testing dari seluruh sistim ini, seperti dianjurkan oleb pabrik, harus
disediakan Kontraktor.
Semua pengetesan dan atau. pengukuran tersebut harus disaksikan oleh team
pelaksana pembangunan.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Plumbing
Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengetesan dari semua
peralatan/material/mesin seperti yang disebutkan dalam spesifikasi teknis, maupun
pengadaan dan pemasangan dan peralatan/matenial yang tidak disebutkan, akan
tetapi secara umum dianggap perlu agar dapat diperoleh sistim instalasi air bersih, air
bekas dan kotor yang baik, dimana setelah diuji, dicoba dan disetel dengan teliti, siap
untuk dipakai.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah
berlaku di Republik Indonesia ini harus betul-betul ditaati, kecuali bila dibatalkan
oleh rencana Kerja dan Syarat-syarat.
Gambar Kerja/shop drawing
Kontraktor harus membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan (shop
drawing) termasuk detail support/penyangga berikut perhitungannya yang telah
disetujui oleh Pengawas/Direksi.
Sarana Kerja
Kontraktor diharuskan :
o Mengirim contoh bahan yang akan digunakan
o Menyerahkan daftar peralatan kerja yang digunakan sebelum dilakukan
pemesanan
o Menyediakan peralatan kerja yang baik untuk pelaksanaan, yang memenuhi
persyaratan keselamatan kerja
Pemeriksaan Bahan/Material
Apabila pengawas/Direksi meragukan kualitas bahan atau alat tertentu, maka
bahan tersebut akan dikirim ke Laboratonium Penyelidikan Bahan atas biaya
Kontraktor
Penolakan dan Penyingkiran
Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh pengawas/Direksi, harus segera
disingkirkan dari lokasi proyek oleh Kontraktor
Jalur Instalasi yang existing
Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Kontraktor harus mengetahui lintasan
dan posisi dari instalasl listrik, ground system, air dan sanitasi yang ada
hubungannya dengan pekerjaan mekanikal.
Tahap Pelaksanaan
Penunjukan Sub-Kontraktor
Dalam hal pelaksanaan instalasi ini diserahkan kepada Sub Kontraktor
pertanggungjawaban seluruh pekerjaan ini tetap menjadi beban Kontraktor utama.
Penunjukan Sub Kontraktor ini sebelumnya harus mendapat persetujuan dari
Pengawas/Direksi;
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kontraktor harus mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Perlengkapan keselamatan kerja yang dibutuhkan harus disediakan. Cara-cara
kerja yang kurang aman atau selamat harus dihindarkan. Kontraktor juga harus
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Tahap Penyelesaian
Pemeriksaan/Commissioning
Pada awal dari tahap penyelesaian perlu diadakan pemeriksaan/commissioning.
Obyek commissioning adalah membuktikan bahwa setiap outlet sudah berfungsi,
dengan kapasitas yang diminta. Semua valve sudah bekeria dengan bagus. Baik
dalam pembukaannya maupun penutupannya.
Semua kegagalan/kekurangberhasilan harus dicari sebabnya, dan diupayakan
cara-cara mengatasinya. Pemeriksaan/commissioming dilakukan oleh Kontraktor.
Pengawas dan Pengguna Barang/Jasa perlu dibuatkan Berita Acara atas hasil-
hasil dari pemeriksaan/commissioning.
Serah Terima
Sebelum serah terima dilakukan, dari Kontraktor kepada Pengawas/Direksi, maka
harus dilakukan :
Punch list atas semua pekerjaan, yang menunjukkan bahwa segala sesuatu
dari bahan/material/peralatan sudah terpasang pada tempatnya. Bahan/
material/peralatan untuk persediaan (serep) sudah tersedia sernua. Juga
fasilitas-fasilitas yang kiranya diperlukan sudah siap.
Pembersihan jobsite, atas segala sisa-sisa benda keda, dan kotoran-kotoran.
Jobsite/gedung harus tampak rapi, begitu pula instalasi-instalasi yang
termasuk dalam lingkup kerja.
Perhitungan kerja tambah/kurang sudah disusun dengan rapi, dan disetujui
oleh pengawas/Direksi.
Melatih Operator
Sesudah pekerjaan selesai, dan berjalan dengan baik, Kontraktor harus
menyediakan tenaga yang cukup ahli untuk memberikan latihan kepada tenaga-
tenaga (operasi dan/atau maintenance), yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
Kontraktor diharuskan pula menyiapkan dokumen cara operasi dan maintenance
dari sistim-sistim yang termasuk dalam lingkup kerja.
As Built Drawing
Kontraktor harus membuat as built drawing, yaitu gambar instalasi terpasang yang
sebenarnya. As built drawing ini harus secepatnya diserahkan kepada
Pengawas/Direksi untuk mendapatkan komentar/koreksi. Kontraktor wajib
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Bahan/Material
Semua bahan/material yang digunakan/dipasang harus dari jenis material
berkualitas baik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan bekas
pakai/rusak/afkir), sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku (SII) atau
standar internasional seperti BS, JIS, ASA, DIN atau yang setaraf
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu dan kualitas material yang akan
dipakai, setelah mendapat persetujuan pengawas/Direksi.
Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh (sample) dari bahan/material yang akan dipasang kepada
pengawas/Direksi.
Pekerjaan Penyediaan Air Bersih
Bahan
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Bahan/material pipa untuk distribusi air bersih adalah pipa PPR PN10, PVC
AW, Pipa dan fitting yang digunakan harus mengikutl standar SII dan harus
disertai sertifikat hasil pengujian
Katup-katup (valve) untuk ukuran lebih kecil atau sama dengan 50 mm dibuat
dari bahan kuningan dengan system penyambungan menggunakan ulir
/screwed, sedangkan yang lebih besar dari 50 mm dibuat dari bahan GIP,
dengan system sambungan ulir
Penggantung pipa (hanger) dan penjepit pipa (klem) harus dari bahan metal
yang digalvanis.
Pemasangan
Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang
ulir
Sebelum dilakukan penyambungan, baglan yang berulir harus dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat
Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang
water moer (union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan
Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
dop/plug atau blank flanged
Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang
kolom atau dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi
pengikat (klem).
Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan
Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga
tersebut harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan
melengkung apabila katup tersebut dilepas.
Pipa-pipa induk dan distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar
6 kg/cm2 dan dalam waktu minimum 24 jam, tekanan tersebut tidak turun/naik
serta tidak terjadi kebocoran
Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan,
alat-alat yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh Kontraktor
Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada
tempat-tempat yang terlihat harus dicat dengan warna sebagai berikut:
Pipa air bersih dengan warna biru
Pipa air bekas dan air kotor dengan warna abu-abu
Pipa air hujan dengan warna putih
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu,
kemudian sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/l
Chloor dan didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air
bersih sampai kadar sisa Chloor 2 mg/l.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Air di dalam pipa yang dimaksud ditahan sampai 8 jam. Penurunan permukaan
air maximal yang diperbolehkan adalah 10 cm
Setelah pengujian selesai system pipa harus dibersihkan dari segala kotoran
yang mungkin ada.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
2 SPESIFIKASI PERALATAN/PEMIPAAN
2.1. Daftar Pipa Yang dipergunakan adalah Tekanan Standard : 16 Bar
Uraian Keterangan
Pipa Black steel pipa ERW, sch 40
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Sambungan/Fitting < 0 40 mm malleable iron ANSI B 16.3 class 150 lb, screvveil end! > 0 40 mm,
wrought steelbutt weld fitting ANSI B 16.9, sch-20
Flange < 0 40 mm Galvanized malleable cast iron RF class 150 lb, screwed > 0 40 mm,
forged steel RF class 150 lb, welding_joint
Valve/Strainer < 0 40 mm bronxe atau A-metal body class 150 lb dengan sambungan ulir, BS
21/ANSI B.21.d
> 0 40 mm, cast iron body class 150 lb flanges
2.2) Valve
a) GATE VALVE
Ukuran Working Pressure Material Spindle
b) CHECK VALVE
Ukuran Working Pressure material
c) BUTTERFLY VALVE
Ukuran Working Pressure material
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan kembali dengan
menggunakan lem karet seperti Castrol, Aica Aibon atau sejenisnya.
Bila robekan lebih panjang darl 40 cm, maka Isolasi tersebut harus diganti.
Setelah Isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar Matahari
langsung, harus dibungkus dengan Aluminium Foil.
Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil Tape sehingga
benar-benar rapat.
Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu harus dilindungi dengan
pelat BjLS 100 yang dilekuk sesuai dengan bentuk isolasi.
B 3. ELEKTRONIK
PASAL 33 UMUM
Peraturan Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut:
PUIL 1987 dan PUIPP 1983.
AVE.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982.
National Fire Protection Association (NFPA).
Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.
Fire Office Comitte (FOC).
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Peraturan lainnya yang dikeluarkan den intansi yang berwenang seperti PLN,
PERUMTEL, Dlt. Jen. Bina Lindung dan Perusahaan Daerah Air Minum.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang
dan telah biasa mengerjakannya, serta sebagai agen resmi dari merek yang
dltawarkan, atau bekerja sama dengan pemegang merek yang ditawarkan.
Khusus untuk izin dari Instansi PLN, TELKOM, PAM (PAS PLN, TELKDM, PAM
dengan kelas yang sesuai) diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain
yang telah memiliki PAS PLN, TELKOM, PAM yang dimaksud.
Testing dan Commissioning
Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan peralatan dapat berfungsi dengan baik
dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratem yang diminta, sesuai dengan prosedur
testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang.
Semua bahan dan perlengkapan yang dlperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung Jawab Kontraktor termasuk daya llstrik untuk testing.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan
lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang lengkap
sempurna untuk seluruh pekerjaan sistem pengindera kebakaran sepertl dipersyaratkan di
dalam buku ini dan dltunjukkan di dalam Gambar perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus
termasuk sertifikat pabrik dari pembuat peralatan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak
mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini) tetapi dianggap perlu untuk keamanan
dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem pengindera kebakaran secara keseluruhan.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi teknis Ini. Bila temyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dlpasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pusat Kontrol,
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan Central Proccessing Unit (CPU) Fire Alarm,
Initiating Device,
Item pekerjaan ini meliputi pekerjaan lonization Smoke Detector, Rate of Rise and Fixed
Alarm Device
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Visual Alarm Devices (lampu indikator ) dan
Audible Alarm Device (bell).
Annunciator panel,
Dalam pekerjaan ini harus termasuk pula batere, cadangan berikut
chargernya , kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan peralatan dan haus
mampu bekerja dalam waktu 12 jam tanpa supply listrik DC.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Pekerjaan Ini meliputi pengkabelan lengkap dengan conduit, sparing, metal docs untuk
fixture unit, pencabangan dan penyambungan serta peralatan bantu lainnya
Peralatan bantu
Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan
kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau
terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
Sistem Pembumian Pengaman
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda
pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan
yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
Penjelasan Sistem
PusatKontrol
Pusat Kontrol merupakan pusat untuk melakukan fungsi monitoring, alerting/signalling
dan controlling baik secara otomatis dan atau manual. Operasi otomatis dilakukan
berdasarkan suatu program tertentu yang telah ditentukan sebelumnya sedangkan
operasi manual berdasartan suatu prosedur operasi tertentu meliputi input unit,
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
A LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan semua material peralatan, tenaga kerja dan
lain -lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeiiharaan yang
sempurna untuk seleuruh sistem komunikasi telephone seperti dipersyaratkan didalam
buku ini dan seperti ditunjukkan didalam Gambar Perencanaan. Didalam pekerjaan ini
harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini
yang tidak mungkin disebutkan secara terinci didalarn buku ini tetapi dianggap perlu
untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi telephone.
Jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Sentral Langganan Telephone Otomatis/STLO yang digunakan adalah Private Access Brach
Exchange (PABX). Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah unit PABX. Operator Console
yang dilengkapi dengan Direct Selector Switch (DSS), Printer, Main Distribution Frame (MDF)
dan Sumber Catu Daya Listrik Cadangan (Charger & Ni-Cd Battery)
Instalasi Telephone
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah terminal-terminal box satu
dengan terminal box yang lainnya, kabel instalasi yang menghubungkan
terminal box dengan outlet-outlet telephone termasuk outlet-outlet telephone,
metal doos serta conduit/sparing pellndung kabel instalasi.
c) Pesawat Telephone
Dipilih pesawat telephone push button dialler yang dilengkapi dengan speaker
hands free. Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara
jelas atau terinci didalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
Penyambungan saluran telephone TELKOM sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, untuk nomor saluran baru.
Kemampuan Operasi
Sistem komunikasi Ini harus dapat berfungsl sebagai:
Sarana hubungan komunikasi telephone
Sarana hubungan komunikasi Intercom
Komunikasi antar extension (pesawat cabang)
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Komunikasi antar extension tersebut harus dapat diprogram untuk bisa komunikasi
langsung, melalui operator atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi (diblok).
Hal tersebut disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Komunikasi dari extension pesawat cabang keluar.
Sistem harus dapat difungsikan untuk komunikasi dari extension keluar sesuai
dengan tingkatan/jabatan yaitu :
a) Tingkatan 1:
Extension yang diprogram untuk tidak bisa berkomunikasi keluar kecuali disambungkan oleh
operator.
b) Tingkatan 2 :
Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui
operator) tetapi terbatas untuk dalam kota (sambungan lokal)
c) Tingkatan 3 :
Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui operator) tetapi
terbatas untuk dalam kota (sambungan lokal) dan dalam negeri (sambungan jarak jauh)
d) Tingkatan 4 :
Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui
operator) dan tidak terbatas artinya dapat melakukan sambungan lokal, jarak
jauh dan sambungan internasional.
Pemilihan extension yang masuk ketingkatan 1,2,3 dan 4 ditentukan kernudian
dan disesuaikan dengan peraturan dan struktur organisasi, harus dapat
diprogram secara bebas.
Komunikasi dari luar ke dalam
Komunikasi dari luar ke dalam harus dapat diprogram untuk dapat dihubungi
langsung dari luar kecuali melalui operator.
Sistem konfrensi
Sistem harus mampu untuk melakukan pembicaraan sistem konfrensi (pembicara
lebih dari dua orang) berupa :
- Extension - extension - extension
- Luar - extension - extension
- Luar - luar -
extension dll
Penomoran pesawat cabang
Penomoran extension harus dapat diprogram secara bebas dan flexible.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Ketentuan Umum
PABX yang digunakan harus memenuhi standar atau spesifikasi TELKOM dan COTT
yang dibuktikan oleh sertifikat yang dikeluarkan
a) PABX harus mempunyai kemampuan seperti ditunjukkan didalam item
Kemampuan Operasi di atas.
PABX yang digunakan harus mempunyai rekomendasi dari pabrik pembuatnya
untuk dipasang di daerah trofis dengan kondisi lingkungan
Temperatur ruangan : 10 oC s/d 40 °C
• Kelembaban relatif : s/d 80%
Data Teknis
PABX yang digunakan dari :
Kapasitas 8 line TELKOM dan 32 extension, expandable.
PABX harus mampu diextand (diperluas) untuk pengembangan dimasa yang
akan datang.
PABX mempunyai sumber catu daya listrik 220 Volt + 10%, 1 Phase, 50 Hertz
Mempunyai catu daya listrik cadangan berupa batere yang mampu bekerja
dalam keadaan sumber catu daya utama PLN mengalami gangguan minimal
8 (delapan) jam pada kondisi full traffics.
Unit catu daya listrik cadangan dilengkapi dengan charger / recftifier
PABX harus dilengkapi dengan :
1 buah operator console
Main distribution frame (MDF)
Sistem grounding dengan tahanan sesuai yang direkomendasikan pabrik
pembuat PABX sehingga sistem bekerja sempuma.
Persyaratan Pemasangan
PABX dipasang pada ruangan seperti dalam gambar perencanaan
PABX dipasang dengan perkuatan sehingga tidak akan roboh, rusak atau
bergeser oleh gangguan mekanis.
TERMINAL BOX TELEPON
Bahan
Terminal box telephone terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,8 mm.
Kontruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna yang
akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana, dilengkapi dengan pintu,
kunci dan handle, dengan kapasitas sesuai dengan gambar perencanaan.
Pelaksanaan
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Terminal box dipasang dengan sistem flush mounting pada dinding, dengan
sistem penyambungan kabel instalasl telephone di dalam terminal box dilakukan
dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis "sambungan jepit"
KABEL INSTALASI
Bahan
Kabel instalasi telehone menggunakan kabel PVC berukuran minimal 0,6 mm 2
(disesuikan denga gambar rencana) dengan jumlah kabel per pesawat sesuai
merk PABX terpilih. Persyaratan teknis rnengenai instalasi penunjang seperti
conduit, sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang
untuk instalasi sistem catu daya listrik dan penerangan.
Pemasangan
Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem padan rak kabel
atau ditanam didalam dinding. Konduktor kabel instalasi telephone mempunyai inti
solid yang terbuat dari bahan tembaga. Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telephone
harus dibedakan dari pipa-pipa pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain
dengan cara menandai dengan cat finish berwama hijau.
OUTLET DAN PESAWAT TELEPON
Outlet Telephone
Outlet telepon dipasang pada dinding dengan ketinggian pemasangian 40 cm dari
permukaan lantai dan ada juga yang dipasang jenis Floor outlet box dengan
menggunakan square metal box, sesuai ditunjuk dalam gambar.
Outlet telephone harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data komputer.
Pemasangan outlet telephone harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas
oleh gangguan mekanis. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan
dengan rekomendasi dari produk yang dipilih.
Pesawat Telephone
Pesawat telephone cabang berupa pesawat telephone meja dengan tipe 'push
button dialler, sesuai persyaratan dari produk yang terpilih.
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Produk bahan dan peralatan pada
dasarnya adalah sebagai berikut:
Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
1. Peralatan : Panasonic
2. Kabel :Supreme, Kabelindo, Kabelmetal
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
UMUM
Uraian
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, di mana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal Ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya
Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Sistem.
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi Sistem
Suara ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk pergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Instalasi Sistem Suara yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Suara, meliputi unit
sumber sinyal suara (program source) dan penguat sinyal suara (audio amplifier)
Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit kontrol & monitor serta Sistem
Rak peralatan-peralatan sentral Sistem Suara
Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kotak Hubung Bagi di setiap Ruang
Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabei-kabel distribusi Sistem Suara antara
peralatan sentral dan sistem rak dengan kotak hubung bagi disetiap lantai
Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loud Speaker)
Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara Kotak
Hubung Bagi dengan alat pengeras suara dan jack micropon disetiap lantai
Melakukan testing dan commisioning
B. BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut:
Kotak Hubung Bagi/Terminal Box/Kotak Sambung
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Kotak hubung bagi ini harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan seluruhnya harus
dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat bakar Acrylic ICI wama
kelabu atau terbuat dari bahan Polyester. Kotak hubung bagi ini harus dilengkapi dengan kunci
yang seragam untuk semua kotak hubung bagi dan terminal penyambungan kabel. Kotak
hubung bagi harus dilengkapi dengan kabel gland sebanyak jumlah kabel yang keluar/masuk
Kabel
Kabel-kabel distribusi ke Speaker yang dipakai adalah jenis NYYHY dengan jumlah
kawat seperti pada gambar rericana. Kabel-kabel ke masing-masing loud speaker
yang dipakai adalah jenis NYYHY 2 x 1,5 mm 2 dan terletak dldalam konduit. Kabel ke
jack mikropon menggunakan two wire shielded (serened) 2 x 0,6 mm
Tangga Kabel / Rak Kabel / Tray Kabel
Tangga kabel dipasang di shaft dan terbuat dari besi siku 40 x 40 mm yang ditempatkan
secara bertolak belakang. Tangga kabel Ini harus dilengkapi klem yang terbuat dari
alumunium dan mur baut dari stainless steel yang sesuai dengan besarnya kabel. Tangga
kabel ini harus dicat anti karat dengan zinchromat 2 kali sebelum dipasang
Peralatan Sentral
Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi:
Emergency Sirene Generator
Microphone untuk paggi!
Penguat sinyal (audio amplifier) meliputi:
Pre Amplifier/ Mixer
Power Amplifier
Speaker
Ceiling Speaker
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Produk bahan dan peralatan pada
dasarnya adalah sebagai berikut:
Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
1. Peralatan : Toa
2. Kabel :Supreme, Kabelindo, Kabelmetal
3. Konduit : Ega, clipsal
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan, tenaga kerja
dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang
sempurna untuk seluruh sistem Master Antena Televisi seperti dipersyaratkan di
dalam buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan. Dalam
pekerjaan ini harus termasuk sertifikat dari pabrik pembuat peralatan yang akan
dlpakai juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang
tldak mungkin disebutkan secara terlnci di dalam buku ini tetapl dlanggap perlu untuk
kesernpumaon fungsl dan operas) sistem MATV dan Video.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan balk dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambor-tiambar perencanaan,
dimana bahan-bahan dari peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesiflkasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaari antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengen ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) AntenaTV
Pekerjaan ini mliputi antena lengkap dengan actuator dan receivernya, antena
Yagi dan tiang-tiang pendukung serta peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem
Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan
kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak ditebutkan secara jelas atau
terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis
Sistem Pembumian pengaman
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian mellputi batang elektroda
pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan
yang harus dikeburnikan dengan elektroda pembumlan termasuk ssluruh peralatan-
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ni.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Bahan dan peralatan yang dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut:
Camera
Camera yang dipakai adalah tipe dome ( IP ) dengan resolusi 4 MP, Bullet
Network (IP) Camera 4mp IR motorized VF lens
Kabel
Kabel-kabel dlstribusl dari Camera ke NVR adalah cat 6 dan terletak di dalam konduit.
Peralatan Sentral
NVR 160 Mbps bit rate input max ( up to 16 –ch IP video ) 4 Sata interfaces w/ harddisk
8T
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
- Peralatan lain dan alat bantu yang tidak disebutkan, akan tetapi dibutuhkan
untuk menjalankan sistem sehingga semua peralatan dapat berfungsi dengan
baik dan siap untuk dioperasikan.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan Sentral Sistem CCTV,
meliputi unit pengolahan utama berupa NVR lengkap dengen monitor.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit camera.
Melakukan testing dan commisioning.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Jenis konduit yang dipakai adalah PVC conduit high impact dengar. diemeter
dalam minimum 20 mm. Pipa, elbow, socket, jungtion box dan assesories
lainnya haruslah sesuai satu dengan lainnya. Cable tray haruslah dari bahan
yang tahan lama (hotdipped galvanized).
Perangkat Utama
Jaringan komputer lantai dua.
Jaringan kabel distribusi, jumlah titik sesuai gambar
Kabel UTP minimal category 6
Gambar tata letak perangakat jaringan dan titik-tltik komputer dapat dilihat
pada gambar Rencana Posisi Komputer Lantai Satu, Dua, Tiga
Menggunakan kabel minimal UTP category 6.
Gambar tata letak perangakat Jaringan dan titik-titik komputer dapat dilihat pada
gambar Rencana Posisi Komputer.
Catatan:
Perlengkapan lain yang belum disebutlcan disini, namun merupakan kebutuhan
pokok agar sistem tersebut bisa beroperasi secaraa sempurna, harus dilengkapi
olah kontraktor dan diinforrnaslkan kepada Direksi Pekerja.
PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN DAN PENGESETAN
Semua kabel yang dipergunakan harus ditempatkan dalam konduit PVC dan
dipasang tertanam. Konduit harus diklem pada struktur bangunan dengan
saddle klem, bila diperlikan (misalnya pada lintasan melingkar) konduit PVC
b'sa dikombinasikan dengan pipa fleksible.
Untuk jalur-jalur utama menggunakan kabel tray yang sudah ditentukan spesifikasinya dan
dipasang dengan supportnya sedemikian sehingga tidak berbenturan jalur dengan kabel
yang lainnya (power) dan diatur sedemikian dengan jarak minimal diantaranya 20 cm
seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana, dimana koordinat yang tepat dapat dilihat lebih
jelas dalam Gambar Rencana Titik komputer. Bagi penempatan perangkat jaringan yang
belum jelas atau belum ditentukan dalam gambar rencana atau pada penempatannya
mengakibatkan masalah dengan ammature penerangan atau peralatan yang terdapat di
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
PENGUJIAN
Semua peralatan Jaringan Komputer inl harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawascdan Direksi.
Pengujian meliputl testing kabel UTP end to end untuk masing-masimg work area.
Sebelum melakukan pengujian Jaringan Komputer, kontraktor wajib
memberitahu Konsultan Pengawas dan Direksi terlebih dahulu. Setiap
pengujian yang dilakukan tanpa disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan
Direksi akan dinyatakan tidak sah dan harus diulang kembali.
Sebelim melakukan pengujian, kontraktor harus melaporkan kesiapan alat uji/alat
ukur yang diperlukan.
Semua biaya yang diperlukan untuk melakukan pengujian, baik untuk daya llstrlk dan
peralatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya menjadi tangqung Jawab kontraktor.
Apablla terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka kontraktor
PRODUK
Bahan dan peralatan yang dipilih harus memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
Kabel: Belden Cat 6
Kondult: EGA, CLIPSAL
Outlet data : RJ 45 ( vivace )
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
Kelengkapan lainnya adalah Panel control lift, automatic rescue device ( ARD ), Intercom
system sampai ke ruang control / operator serta perijinan dari dinas terkait.
PASAL41. PENUTUP
Hal – hal yang belum jelas disebutkan dalam bestek ini, tapi mutlak perlu dalam
pelaksanaan pembangunan akan dilengkapi dalam Berita Acara Aanwijzing, dan dapat
dilihat juga pada lampiran bestek untuk memperjelas spesifikasi item pekerjaan lainnya,
dan dapat juga melihat gambar rencana untuk memperjelas item beserta spesifikasinya.
Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi Bali
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI
SPESIFIKASI TEKNIS