Anda di halaman 1dari 135

PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


KEGIATAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK

LOKASI : JALAN RAYA PUPUTAN NITI MANDALA RENON

Keterangan

PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN


Perincian bagian-bagian pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang
tercantum dalam gambar-gambar bersangkutan dan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang tercantum pada pasal-pasal yang disebutkan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini serta ketentuan-ketentuan dalam dokumen pelelangan atau
dokumen Kontrak Kontraktor termasuk lingkup pekerjaan meliputi :
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing
A. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI
PASAL 2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi pengamanan lokasi pekerjaan dari kemungkinan
terjadinya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan karena adanya akitivitas pekerjaan site
dan juga sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan terkait dengan aktivitas
yang dilakukan baik di dalam maupun diluar sekitaran site proyek. Perlunya juga
melakukan pemasangan jaring pengaman vertical (keliling bangunan) untuk mengurangi
resiko-resiko kecelakaan yang terjadi ketika pelaksanaan.
2.1 Uitzet dan Pengukuran :
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi harus dilakukan pengukuran yang lebih
cermat sebagai data existing.
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi untuk bangunan yang akan dikerjakan
telah ditetapkan didalam gambar.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Jika terdapat perbedaan antara gambar yang satu dengan gambar yang lain,
maka yang mengikat adalah gambar dengan skala lebih besar (gambar detail)
dengan ditanyakan terlebih dahulu kepada Direksi atau kepada Pengawas.
- Penggunaan bangunan yang telah ada sebagai acuan pengukuran pada pekerjaan
ini dan patokan 0,00 leveling lantai yang dipakai harus mendapat persetujuan
dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
- Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat-alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.

2.2 Papan Bangunan (Bouwplank)


Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum
3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari
kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan
harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas.
Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak
dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak
berubah selama pekerjaan berlangsung.
2.3 Papan Nama Pekerjaan.
Dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah dengan ketinggian 1,5
meter. Ukuran Papan Nama Pekerjaan adalah 120 x 80 cm, tersebut dari bahan multiplek
tebal 9 mm, besar huruf disesuaikan. Papan nama pekerjaan hendaknya diletakkan pada
lokasi yang mudah terlihat atau atas saran direksi atau konsultan pengawas. Kontraktor
wajib membuat draft rencana papan proyek, sebelum di buat.
2.4 Administrasi dan Dokumentasi.
Kontraktor harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain;
buku harian pelaksanaan, laporan mingguan, prestasi fisik pekerjaan, schedule pekerjaan
dan prestasi, foto-foto kemajuan pekerjaan dibuat sesuai dengan laporan prestasi
pekerjaan, sedikit-dikitnya pada saat dilakukan opname kemajuan pekerjaan.
Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi Kontraktor wajib
menyiapkan dan menyediakan adalah :
Kantor Direksi dibuat untuk dapat menampung kegiatan rutin
Kantor Kontraktor, gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan
banguan dari cuaca dan hujan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

WC darurat untuk Direksi, Kontraktor dan pekerja secukupnya serta tersedia


cukup air dan terjamin kebersihannya.
Kantor direksi, kantor Kontraktor/Los Kerja serta WC darurat setelah selesainya
pekerjaan adalah milik Kontraktor dan segera harus dibersihkan dari tempat
pekerjaan. Pagar pengaman areal proyek harus mendapat
persetujuan pihak direksi dan pengawas.
2.5 Pembersihan lapangan
Kontraktor wajib melakukan menjaga kebersihan lapangan, antara lain :
Pembersihan awal :
Kontraktor wajib melakukan pembersihan lokasi sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Pembersihan berkala :
Kontraktor wajib menjaga kebersihan lokasi kegiatan selama kegiatan
ini berlangsung.
Kontraktor wajib menjaga ketertiban semua personil maupun
penempatan barang maupun alat agar tidak mengganggu ketertiban
ataupun kebersihan di lokasi kegiatan
Pembersihan akhir :
Kontraktor wajib melakukan pembersihan terhadap sisa-sisa pekerjaan yang
dilakukan, antara lain : pembersihan tanah/galian. Bekas beton, maupun sisa
pekerjaan lainnya. Dan mengganti/memperbaiki jika ada kerusakan pada fisik
gedung sekitar lingkungan proyek akibat pelaksanaan proyek.
2.6 Keselamatan dan kesehatan Kerja Pekerjaan Konstruksi
Alat keselamatan kerja umumnya dikenal diperusahaan dengan sebutan alat
pelindung diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE). Secara umum, alat
keselamatan kerja dan alat pelindung diri yang standar dan harus dikenakan oleh semua
orang pelaku industri konstruksi adalah sebagai berikut :
sarung tangan (hand gloves) sesuai kebutuhan jenis kerjanya.
Sepatu safety (safety shoes/boots),
helm pelindung (helmet),
dust masker (pelindung pernafasan),
disposable ear plug
kaca mata pelindung (safety glasses).
Secara khusus pun, Alat-alat keselamatan kerja diciptakan menyesuaikan
kebutuhan pekerjanya, serta jenis pekerjaan yang dilakukan. Beberapa contoh pekerjaan
dan alat keselamatan kerja yang biasa dibutuhkan, sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Welder atau tukang las yang melakukan pengelasan (welding). Yang utama
dibutuhkan adalah alat pelindung mata dari percikan bunga api hasil proses
pengelasan. Berupa safety glasses. Namun juga harus dilengkapi pula dengan
google (kaca mata yang khusus dirancang untuk welder) dan face shield
(perisai pelindung wajah) saat melakukan pengelasan.
Scaffolder pembuat perancah bangunan (scaffolding) yang biasa kerja di
ketinggian. Alat utama yang paling dibutuhkan adalah alat pelindung jatuh atau
full body harness. Dalam perkembangannya alat pelindung jatuh ini
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, maka ada pula alat
pelindung diri yang bernama safety line, lanyard, atau static line harness.
Blaster yang melakukan blasting (penyemprotan) mesin blasting semisal ketika
melakukan sand blasting pada material logam yang berkarat. Seorang blaster
rawan terhadap bahaya gangguan kesehatan pernapasan. Maka yang
dibutuhkan adalah peralatan yang menunjang masalah pernapasan tersebut,
seperti dust masker; respirator dan cartridge. Cartridge berfungsi sebagai obat
penetral bantuan pernafasan pada saat menggunakan respirator.
Operator yang menjalankan semua peralatan bergerak. Baik kendaraan
bergerak maupun mesin yang mempunyai motor penggerak. Operator biasanya
rawan terhadap potensi bahaya kebisingan (buzzy area). Sehingga yang
dibutuhkan oleh operator selain safety glasses juga alat pelindung telinga atau
ear plug. Ada beberapa jenis ear plug yang didesain sesuai kebutuhan
operator. Seperti ear plug yang standar (masa pakai 3 bulanan), disposable ear
plug (sekali pakai). Lalu ada juga ear muff yang dapat melindungi hingga sekian
decibel derajat kebisingan.
Painter yang bekerja melakukan pengecatan (painting). Semua fungsi panca
indera pada seorang painter wajib dilindungi. Dari mata, hidung, mulut dan kulit.
Seorang painter membutuhkan face shield pula yang dilengkapi dengan plastic
film ataupun plastic painting untuk menghindari pengembunan pada safety
glasses yang dikenakan. Otomatis painter pasti juga memerlukan safety
glasses. Selain itu yang dibutuhkan juga adalah dust masker, serta respirator
lengkap dengan sepasang cartridgenya. Satu lagi yang dibutuhkan seorang
painter adalah disposable overall (baju kerja sekali pakai) untuk menghindari
kontak langsung antara kulit dan material yang digunakan untuk mengecat.
Bisa berupa cat, tiner, maupun zinc dan chrome yang kadang-kadang
terkandung di dalam cat.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Electrician atau pekerja di bidang kelistrikan. Dalam menunaikan tugasnya selain


dibantu tool-tool khusus seorang pekerja listrik, maka alat keselamatan kerja
atau alat pelindung diri yang dibutuhkan adalah safety glasses dan sarung
tangan khusus yang dapat meredam sengatan listrik. Serta sepatu safety dari
karet untuk mencegah adanya kontak pendek arus listrik yang besar
kemungkinannya terjadi.
Selain itu, atribut dan rambu-rambu K3 harus disediakan secara lengkap dan
menyeluruh di kawasan/area sekitaran proyek. Tingkat visibilitas atribut dan rambu-rambu
K3 harus jelas, sehingga dapat dilihat dan dipantau dengan baik. Kontraktor juga wajib
melakukan morning briefing kepada seluruh tenaga kerja agar penerapan K3 lebih
maksimal. Seluruh penerapan K3 agar didokumentasikan juga sebagai bukti bahwa
kontraktor sudah melakukan K3 dengan baik dan benar.
PASAL 3. PEKERJAAN TANAH
3.1 Pembentukan Permukaan Tanah (Grading)
Tanah halaman Bangunan dibentuk sesuai rencana tapak antara lain jalan dan
halaman sehingga diperoleh ketinggian-ketinggian permukaan seperti yang
ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Pekerjaan tanah (grading) dan
pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus dilakukan dengan peralatan-
peralatan yang memadai dan dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan teknis
yang berlaku.
Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau
didatangkan dari luar proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu
besar, dan tumbuh-tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis,
tiap lapis tidak lebih dari 20 cm, dan dipadatkan dengan menggunakan stamper
dan timbris.
Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan di atasnya
harus dibuang dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm,
khususnya pada daerah bangunan sampai dengan 3 m disekelilingnya.
Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan tapak.
3.2 Urugan Tanah
Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi
dan peninggian halaman. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan
ketebalan tidak lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi,instalasi/pipa-pipa
dan lain-lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Bahan timbunan yang dipakai adalah Tanah bekas galian (lokal), Limestone, Pasir
Batu (Sirtu) atau Pasir urug darat yang memenuhi persyaratan sebagai bahan
timbunan. Lokasi sumber jenis bahan timbunan tersebut di atas harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Tanah bekas galian pada
umumnya boleh di pakai lagi untuk bahan timbunan, kecuali apabila tanah
tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan dan harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan atau Konsultan Pengawas.
Semua bahan timbunan, harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau
Konsultan Pengawas, baik mengenal kualitas bahan maupun sumber bahan itu
sendiri sebelum dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Bahan timbunan yang mengandung tanah organis, akar-akaran sampah dan lain-
lain tidak boleh dipergunakan untuk timbunan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan harus ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui
atau ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan atau Konsultan Pengawas.
Bahan-bahan timbunan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri
paling lambat 3 x 24 jam.
3.3 Jaminan Mutu
Bahan timbunan sebelum dikirim ke lokasi harus di test di laboratorium untuk
diketahui kadar air optimumnya, yang dimanfaatkan sebagai dasar menentukan
jenis, ukuran serta berat dari alat yang paling sesuai dipergunakan untuk
pemadatan tersebut.
Setiap lapisan pengurugan harus di test kepadatannya dengan metoda Sand
Cone. Lokasi serta jumlah pengambilan contoh material/ sample harus dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan atau Konsultan Pengawas.
Segala biaya yang ditimbulkan untuk pengujian-pengujian ini dan perbaikan atas
hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
3.4 Penghamparan dan Pemadatan Timbunan
Lapisan tanah lunak (Lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan penimbunan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan dan dibersihkan dari segala kotoran-
kotoran yang bersifat menggangu.
Sebelum penimbunan kembali lubang Pondasi, harus disemprotkan obat anti
rayap jenismaupun perlengkapan lain, sudah ditebar/dipasang sebelum
dilakukan penimbunan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Penghamparan timbunan tanah, Limestone atau Sirtu harus dilakukan lapis demi
lapis dengan ketebalan tiap lapisan maksimum 20 (dua puluh) cm, kemudian
dipadatkan dengan alat mekanis.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan, penempatan dan pemadatan
bahan-bahan timbunan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.
Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai
untuk pemadatan bahan timbunan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan atau Konsultan Pengawas.
Tidak boleh dilakukan penimbunan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkan sampai mencapai
kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
Pengurugan dengan tanah kering harus dilakukan lapis demi lapis, yang sama
ketebalannya untuk tiap-tiap lapis dan tidak lebih tebal dari 200 mm setiap
lapisannya sebelum dipadatkan. Setiap lapis dari pengurugan tanah kering ini
harus dipadatkan sampai sekurang kurangnya menjadi 90% dari kepadatan
kering maksimum menurut Modified Proctor Test (ASTM D 1557). Bahan urug
yang tidak dapat dipadatkan harus disingkirkan dan diganti dengari material yang
baru.
Test untuk menguji hasil pemadatan akan dilaksanakan oleh Direksi sesuai
dengan spesifikasi berikut ini :
Untuk pemadatan tanah kering, kepadatan maksimum pada kandungan
kelembaban harus ditentukan berdasarkan standard ASTM D-
1557.(hasil test pengujian harus diserahkan kepada konsultan
pengawas untuk mendapat persetujuan lebih lanjut)
Untuk pemadatan tanah kering ditempat, kepadatannya harus ditentukan
berdasarkan ASTM D-1556. (hasil test pengujian harus diserahkan
kepada pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan lebih lanjut)
Metode pemadatan kering harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini:
Tanah urug dihamparkan secara merata lapis demi lapis, dengan
ketebalan masing masing lapis sebelum dipadatkan tidak melebihi 150
mm.
Semua bongkahan harus dihancurkan dan dicampur dengan cara
dipotong, dibajak atau dengan cara lain yang serupa sehingga terdapat

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

lapisan tanah yang seragam baik ketebalan masing masing lapisannya


maupun kepadatannya. Setiap lapisan tanah urug harus sama jenis
bahannya, kepadatannya dan kandungan kelembabannya sebelum
mulai dipadatkan Sebelum pemadatan, kelembaban tanah urug harus
dijaga dalam batas ± 2% kelembaban optimum seperti yang ditetapkan
dalam ASTM D-1557. Kelembaban ini lebih disukai yang cenderung
mengarah ke keadaan yang lebih basah untuk jenis tanah yang mudah
berkembang.
Tanah urug yang kelembabannya melebihi standard yang ditentukan,
harus dikeringkan dengan cara mengaduk, membajak, mencampur atau
dengan cara lain yang sama dan apabila ada tanah urug yang
kelembabannya tidak mencukupi harus disiram dengan air sehingga
kelembaban mencapai batas standard yang ditentukan.
Selama pemadatan, keseragaman jenis tanah di permukaan harus
dijaga agar dapat diperoleh hasil pemadatan yang merata.
Setiap lapisan harus dipadatkan sesuai dengan kepadatan yang
ditentukan dan diperiksa dengan alat test yang sesuai di lapangan
sebelum dilakukan pemadatan berikutnya. Jika tanah urug tersebut tidak
mencapai kepadatan yang ditentukan, maka pemadatan tanah urug ini
harus diulang kembali atau tanah urugnya diganti dan metode
pemadatannya diganti dengan cara lain yang sesuai untuk mencapai
standard kepadataan yang diinginkan.
Pengujian (test) disetiap lapisan harus terus menerus dilakukan sampai
hasil test menunjukkan adanya metode pelaksanaan yang benar dan
mencapai kepadatan pengurugan yang secara konsisten dapat diterima
dan dapat dipakai terus. Lapisan berikutnya harus diperiksa pada tempat
tempat tertentu untuk melihat apakah pengurugan yang dilakukan selalu
memenuhi kriteria yang ditentukan. (hasil test pengujian harus
diserahkan kepada pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan
lebih lanjut)
Apabila hasil test menunjukkan adanya pelaksanaan pengurugan yang
tidak benar, test secara terus menerus, sebagai tambahan dan test
untuk memperbaiki keadaan harus dilakukan. Pengujian secara terus
menerus untuk setiap lapisan harus dilaksanakan jika terjadi perubahan
pada metode kerja atau jenis tanah urug.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Tanah hasil sisa pengurugan harus dibuang ke tempat yang telah


ditentukan dan dipadatkan sehingga permukaan tanah menjadi sama
dengan permukaan tanah yang ada sebelumnya.

3.5 Benda-Benda yang Ditemukan


Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung,
terutama pada saat pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.

3.6 Urugan Pasir


Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah bahan perkerasan jalan, saluran-
saluran, bak-bak kontrol dan di bawah pasangan lantai bangunan. Urugan tersebut harus
dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari ketinggian urugan pasir
yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat).

PASAL 4. PEKERJAAN PASANGAN DINDING


4.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, pelaksanaan pekerjaan, perapihan
dan pekerjaan pasangan bata ringan.
4.2. Persyaratan bahan
4.2.1 Pasangan Bata Ringan
a. Bahan

Bata Ringan yang dipakai adalah produksi Grand Elephant dengan


ukuran tebal 12,5 cm, dengan kualitas GE AAC-4 (kuat tekan 4 N/mm2)
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas. Pengawas berhak menolak bata ringan yang tidak memenuhi
syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari
tempat pekerjaan.

Adukan terdiri dari bahan Drymix Thinbed 101 dan air dipakai untuk
pemasangan dinding bata ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang
disyaratkan oleh Pabrikan, perbandingan air bersih 10-11 Liter
berbanding Powder Drymix Thinbed 101 (40 Kg), sehingga komposisi ( 1
vol. air dan 3 vol powder)
Pemasangan
Sebelum dipasang, bata ringan harus dibersihkan terlebih dahulu sampai
bebas dari kotoran.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pasangan bata ringan harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang


memadai) dan didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan
ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Secara umum, bata ringan dipasang dengan adukan jenis Semen Instan
Aplikasikan Drymix Thinbed 101 dengan menggunakan raskam bergerigi.
Rekatkan bata ringan sambal ditekan,kemudian pukul menggunakan palu
karet sampai didapat ketebalan spesi 2-3 mm.
Pasangan bata ringan dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya
tidak lebih dari 150 cm bata ringan, yang diikuti dengan cor kolom praktis.
Pembuatan lubang steger pada pasangan bata ringan sama sekali tidak
dibenarkan.
Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan
dengan pasangan bata ringan.
Setelah bata ringan terpasang, adukan, nat atau siar harus dibersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram dengan air.
Hasil dari pasangan bata ringan adalah sesuai dengan gambar kerja.
Kerugian akibat kesalahan pemasangan bata ringan, sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor.
Pemasangan kolom praktis dilakukan sesuai dengan gambar rencana, di
setiap luas pasangan dinding yang mencapai 12 m2, dan di setiap
openingan kusen pintu dan jendela.
Pemasangan sloof praktis dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan di
setiap pemasangan dinding lantai 1 yang tidak terkena oleh sloof utama.
Pemasangan balok praktis dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan di
setiap openingan kusen pintu dan jendela.

Pasangan Batako
Bahan:
Semua batako yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
Semua batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Batako
yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi atau
Konsultan Pengawas.
Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako mengikuti
ketentuan peraturan pekerjaan beton.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pelaksanaan pemasangan batako :


Batako yang dipakai harus Batako utuh yang tanpa cacat, kecuali pada sudut-
sudut pertemuan dapat dipakai batu bata potongan dengan ukuran yang
semestinya.
Bila dalam pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas beban
pelaksana.
Pasangan batako harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai)
dan didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Semua sambungan antar batako harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak
siar yang seragam.
Jarak siar batu batako rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm.
Dalam 1 hari pasangan Batako tidak boleh lebih tinggi dari 1 m.
Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak bergigi
untuk untuk menghindari retak kemudian hari.
Pasangan batako diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus dipasang
berdiri ( Pasangan Rolag ).
Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata harus diperkuat dengan
kolom atau ring beton praktis pada luas paling besar 12 m2 atau paling jauh
setiap jarak 4 m1.
Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu / Kusen, Pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang dengan baik.
Semua angker-angker kusen dan lain-lain harus ditunjukkan dulu kepada
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut harus
diisi penuh dengan adukan dan angker-angker ditanam dengan beton
campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk didalam tembok.
Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan
dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua
pertemuan agak lrus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan pasangan
baru harus selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung basah, atau alat
pembasah lainnya.
Pemasangan kolom praktis dilakukan sesuai dengan gambar rencana, di
setiap luas pasangan dinding yang mencapai 12 m2, dan di setiap openingan
kusen pintu dan jendela.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pemasangan sloof praktis dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan di


setiap pemasangan dinding lantai 1 yang tidak terkena oleh sloof utama.
Pemasangan balok praktis dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan di
setiap openingan kusen pintu dan jendela.

PASAL 5. PEKERJAAN PLESTER dan ACIAN


5.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan plesteran dan acian pada dinding bangunan
(yang terdiri dari pasangan batu bata dan Beton), yang dinyatakan dalam gambar.
5.2 Persyaratan bahan.
5.1 Persyaratan bahan.
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran atau
larutan minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya. Air yang
digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.
Semen Instan Dry-Mix Plester Ringan adalah Mortar semen instan untuk pekerjaan
Plesteran sekaligus Acian diatas permukaan bata ringan dengan ketebalan 8 mm.
Perbandingan campuran Air dan Powder Drymix Plester Ringan adalah air bersih
7,5 liter dan 1 zak Powder Drymix Plester Ringan (50 kg) untuk plesteran dan air
bersih 12,5 – 13 liter dam 1 zak Powder Drymix (50 kg) untuk acian.

5.2 Pelaksanaan Pekerjaan Plester, Aci


a. Untuk area yang akan diaplikasikan, bersihkan permukaan dari kotoran,
debu,minyak,lemak,lilin,cat dan pertikel-partikel merugikan lainya.
Membuat kepalaan terlebih dahulu dan diamkan selama 1 hari.
Basahi permukaan bata ringan dan aplikasikan Drymix Plester ringan
menggunakan sendok raskam besi diseluruh permukaan subsrat, gunakan jidar
untuk meratakan.
Biarkan setengah kering dan gosok permukaan plester ringan dengan
menggunakan raskam besi hingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.
Biarkan kering minimum 3 hari sebelum dilakukan pengecatan.

Perbaikan Bidang Plesteran, Aci.


Bilamana Direksi atau konsultan pengawas mendapatkan bidang plesteran yang
tidak memenuhi syarat misalnya tidak rata, tidak siku dan lain-lain maka
Kontraktor harus, memperbaiki pekerjaan tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Bagian-bagian yang diperbaiki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil
perbaikian harus rata dengan sekitamya.
5.4 Pemeriksaan dan Pengujian
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk
dapat mengambil contoh pada bagian yang telah diselesaikan.Bagian yang
ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang
sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

PASAL 6. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI


6.1 Persyaratan bahan
Persyaratan Pasir, dan air sesuai pasal di atas
Batu yang dipakai adalah batu sungai/kali .
Batu kali besarnya tidak melampaui 30 cm.
Pesyaratan bahan air, pasir dan semen sama dengan persyaratan pemasangan
bata
6.2 Persyaratan Teknis Pemasangan
- Batu kosong dipasang setebal 20 cm dan diisi pasir urug dan disiram
dengan air hingga rongga-rongga menjadi padat/penuh.
Pasangan pondasi menerus dipasang diatas pasangan batu kosong yang telah
padat dan penuh menggunakan spesi pasir dan semen portland. Pasangan harus
menerus dan sambungan tidak boleh terputus sehingga tidak rapuh.
- Campuran spesi pasangan pondasi adalah 1 Pc : 5 Ps.
Pencampuran spesi harus menggunakan alat/mesin/molen
PASAL 7. PEKERJAAN BETON
BERTULANG 6.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan beton dalam pelaksanaan harus memenuhi persyaratan yang termuat
dalam PBI NI.2. Baik mengenai material koral, pasir, semen dan baja maupun
pelaksanaannya.
6.2 Umum
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan
pertukangan/keahlian lain yang ada hub

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

ungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan


atau sebagaimana diperlukannya.
Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang,
selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-
syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh ASTM dan ACI.
Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak
termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah
ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi
penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton
bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu,
maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan perencana atau Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran yang
sesungguhnya disetujui oleh perencana.
Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna
kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh
berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam
SNI 2847 : 2013. Dalam hal iniDireksi Lapangan harus segera diberitahukan
untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi dilakukan.
Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton
yang berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan
batang-batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci
di dalam gambar atau seperti petunjuk Konsultan Pengawas dan, bila
disyaratkan, penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua
desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan
dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan
beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua
teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh
Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Kontraktor berkewajiban
mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton
koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
sparing dalam beton untuk instalasi M/E

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding


bata dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat
beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.
Referensi dan Standar-Standar
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar
atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan
spesifikasi berikut ini :
SNI 2847 : 2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
SNI 1729 : 2015 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
SNI 1726 : 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung
PUBI – 1982Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
ACI – 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced
Aggregate Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2
ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
ACI – 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
ACI – 301 Specification for Structural Concrete of Building
ACI – 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement
Concrete
ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing
Concrete
ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in the Field.
ASTM - C42Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete.
ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming
Compounds for Curing Concrete.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand


Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural
Construction.
ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint
Fillers for Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding
and Resilient Bituminous Types).
SII Standard Industri Indonesia.
ACI – 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete.
ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel
Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing
bars, Grade 40, for stirrups and ties.
Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas
pengawas lapangan.
Penyerahan – Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
Direksi Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan
dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan
sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor lain.
Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja
sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum
pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi
Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil
percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil
percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan
proyek ini.
Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang rnemenuhi seluruh sifat bahan
yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk


masing-masing mutu beton yang digunakan, paling lambat 14 hart
sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.
Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis dari seluruh
pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sehingga data tersebut
selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Konsultan Pengawas atau
Direksi Lapangan.
Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi
pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28
hari setelah tanggal pencampuran.
Kontraktor harus mengajukan Gambar Kerja Detail untuk seluruh
pekerjaan perancah dan acuan yang digunakan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
lambat 3 x 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan
pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton.
Pengecoran beton hanya boleh dilakukan setelah seluruh pekerjaan
acuan dan pembesian diperiksa serta mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk
memperlancar pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi
Lapangan sebelum memulai pengecoran.
Percobaan Bahan dan Campuran Beton
Umum.
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus
dilakukan untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur
ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi
proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
Semen : berat jenis semen.
Agregat : Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan),
penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari
agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
Adukan/campuran beton.
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design. Trial
mix atau mix design dibuat berdasarkan sample pada masing-
masing umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari. Setiap umur dibuatkan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

sampel 3 buah. Hasil uji tersebut harus dilihat dan disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum melakukan pekerjaan
pengecoran beton lebih lanjut.
- Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-
lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu
mutu betonpun harus sesuai dengan mutu standard SNI 2847 :
2013. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Konsultan
Pengawas tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila
agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk
semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional
semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang
cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis
dan kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan
campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-
beda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda
uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai SNI 2847 :
2013, ACI Committee - 304, ASTM C 94-98.
Benda uji beton readymix diambil 1 benda uji setiap pengecoran
beton 15 m3, untuk pengecoran beton dibawah 60 m3, untuk
pengecoran diatas 60 m3, benda uji beton ready mix diambil 1
benda uji setiap pengecoran 20 m3. Hal ini akan terus dilakukan
setiap pengecoran, kecuali ada instruksi khusus dari Direksi
Lapangan untuk melakukan perubahan terkait uji beton.
Hasil uji untuk setiap pengujian beton sample untuk pekerjaan
pengecoran beton dilapangan dilakukan pada umur 7 dan 28 hari.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan SNI 2847 : 2013,
dilakukan di lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Lapangan. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan


menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh
segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil
adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi
yang akan dilaksanakan.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang
ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan SNI 2847 :
2013 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan
dan disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu
tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut
selesai dilaksanakan.
Pengujian slump.
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump,
dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan
dalam SNI 2847 : 2013 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya
penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
"Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump
berikut, beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang
akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun
berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah
bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari
beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang
memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di
pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan
atau kondisi normal :

Slump pada (cm)


Konstruksi Beton Maksimum Minimum
Dinding, pelat fondasi dan fondasi 12.50 10.00
telapak bertulang.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Fondasi telapak tidak bertulang, 9.00 7.50


dan konstruksi dibawah tanah.
Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan


sampai maksimum 1,5 cm.
Percobaan tambahan
Kontraktor tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan
pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila
sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak
dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk
pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan
kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari
setelah pengujian dilakukan.
6.3 bahan-bahan
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan
peraturan-peraturan Indonesia.
Semen
Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard
Internasional atau Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-
04-1989-F atau sesuai SII-0013-82, Type-1 atau NI-8 seperti Tiga
Roda untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan
aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh
dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara
tegas oleh Direksi Lapangan.
Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen
portland dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus
memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland
Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan
dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini
harus sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

persyaratan mutu (semen tipe 1).


Penyimpanan Semen
Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat
penyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai
terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang
telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras
ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus
disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak
yang utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan
ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan
pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan.
Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat
untuk melindungi terhadap penggumpalan semen dalam
penyimpanan.
Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus
disertai dengan sertifikat test dari pabrik.
Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari
2,5 %.
"Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semenyang
telah disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh
mengganti merk semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari
SII 0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam
SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir
tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-
bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel
seperti yang ditentukan di SNI 2847 : 2013
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
(ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm.


Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus
dicuci. Sesuai SNI 2847 : 2013 atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus
minimum 2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 %
berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan
90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.
Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi
alami dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu, dengan besar butir lebih dari 5 mm sesuai SNI
2847 : 2013
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah
jumlah butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug
zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat
kering) yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui
ayakan 0.063 mm apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat
kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat
merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa
diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih
antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan,
adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana
penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 %
berat
tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari22 %

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

atau dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi


kehilangan berat lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau SNI 2847
: 2013
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa
agar terlindung dari pengotoran bahan-bahan lain.
Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak
boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis
atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan
atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air
yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga
kerusakan dari container. Admixture harus sesuai dengan SNI 2847 :
2013. Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan
harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture yang mengandung
chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
Mutu dan Konsistensi dari Beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur
28 hari, kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua pelat, balok, pile-cap :K-250
Semua kolom dan dinding beton :K-250
Untuksemua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya :
Beton K – 100.

6.4 Pelaksanaan Beton Ready-Mixed


Umum
Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-
mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan,dengan
takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi
persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.
Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang
sesuai dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus
dikontrol bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil


pengujian yang diadakan di laboratorium.
Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah
dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton
harus diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.
Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan
perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil
percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi
Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai semua
penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak,
kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah
kekuatan yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan
laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak
melampaui38 oC.
Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus
sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua atau
lebih bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara
terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI
212.IR-63 dilakukan hanya oleh teknisi in-charge dengan persetujuan Direksi
Lapangan sebelumnya.
Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan
pengukur air yang tepat.
Pelaksanaan Pengadukan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah


semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam
atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas,
batas waktu tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi
Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan
retarder yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan
slump beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan
Direksi Lapangan dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih
memenuhi kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk
menambah air ke dalam adukan beton dalam kondisi tersebut.
Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan SNI
2847 : 2013. Sedapat mungkin penggetaran beton dilakukan dengan
concrete-vibrator (engine/electric).
Pengecoran dan Pemadatan Beton
Persiapan
Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan kepada
Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum
memulai kegiatan pengecoran.
Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot
dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan,
tulangan beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau di cor harus telah
diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air,
pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain
harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam
dari pengaduk serta perlengkapan pengangkutan.
Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di
sekeliling struktur dapat efektif dan menerus dicor.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air
sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala
perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk
pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali
bila galian tertentu telah bebas air dan lumpur.
Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-
logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan
pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta
pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui
tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton
baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama,
masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.
Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,
basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan
dan menjaga pelaksanaan beton.
Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan SNI 2847 : 2013.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk
blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak
minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan
jarak tersebut harus tersebar merata.
Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan SNI 2847 : 2013.
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat
dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan(segregasi).
Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat
pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan.


Dalam hal ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan
penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana
mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang itu. Batasan tinggi
jatuh maximum 1,50 m.
Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus
diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang.
Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan
beton digerakkan kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan
pembantu yang ditentukan dalam SNI 2847 : 2013.
Pengecoran
Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam SNI 2847 : 2013, ACI
Committee 304, ASTMC 94-98.
Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan
akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30
cm.
Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak
disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari
1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong
pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa,
sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal
tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian
sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan bahan-bahan.
Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan
asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa
tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi
ke posisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah
diaduk.
Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di
luar ketentuanyang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang
tertunda ataupun penyambungan pengecoraxn, maka "Kontraktor" harus

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan


dari Direksi Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di
mulai.
Pemadatan beton
Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil.
Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil
dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter
180 mm, semua denganamplitudo yang cukup untuk menghasilkan
kepadatan yang memadai.
Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada
keadaan darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin
mendekati tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan
kira-kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring
sampai 45 derajat.
Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton
yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang
lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah
mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh
jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran
tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah
mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat
tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat
dipadatkan dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik.


Penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga
daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.
Penghentian/Kemacetan Pekerjaan
Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi
Lapangan. Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran
beton basah bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.
Siar Pelaksanaan
Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar
pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan
geser dan gaya-gaya lainnya.
Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam gambar-
gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh
Direksi Lapangan. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada
yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom
harus ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada
beton dari kolom untuk mengeras.Balok, pertebalan miring dari balok dan
kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan
harus dicor secara monolit dengan itu.
Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di
tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak
berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat
pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan
ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan serpihan beton yang rapuh.
Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan
harus cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
Perawatan Beton
Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam SNI 2847 : 2013. Beton
setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu
yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling
sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal
pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 38 oC.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap
dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-
karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu
pengerasan dapat dipakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Lapangan.
Bahan Campuran Perawatan.
Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.

Toleransi pelaksanaan.
Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada
cetakan SNI 2847 : 2013.
a. Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.
Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman
kemiringan pelat lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari
daerah yang ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar
halus, meskipun sambungan diadakan di antara pengecoran yang
dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering, pasir
atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering.
Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang
akan diberi karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum
variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.
Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah
7.0 mm dalam 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah
yang terjadi tidak kurang dari 6 m.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar


mengatur keramik, batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis
jalan beton), harus 10 mm dalam 1 m.

Penyelesaian dari Pelat (Finished Slab)


Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini
seperti yang dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti
tercantum. Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang
salah lalu akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran
sesuai dengan gambar.
Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak
mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk
mengadakan pengaliran dari aliran.

Cacat pada Beton (Defective Work)


Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat sepeti
berikut :
Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)
Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan
atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.
Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang
tercantum dalam dokumen kontrak .
Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan
akhir, atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian
manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari
spesifikasi.
Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan
konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari
cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan


disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan
dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan
dari Direksi Lapangan.
Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus
dilaksanakan dengan memuaskan.
Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat
pada beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran
atau penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan
instruksi Direksi Lapangan.
Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya,
dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh
Direksi Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan
dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
Perlindungan dari Kerusakan Akibat Cuaca (Weather Injury)
Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur
(memakai es sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu
beton masih dalam batasan yang disyaratkan. Tidak diijinkan
pemakaian air hujan untuk menambah campuran air.
Selama pengecoran dan pemeliharaan.
Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan
perawatan dari beton untuk melindungi beton terhadap hujan
dan terik matahari.
Dalam Cuaca Panas
Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut,
ataupun membasahi permukaan dari warna terang/muda,
selama pengecoran dan pemeliharaan beton untuk
melindungi beton dari kerugian/kehilangan bahan terhadap
panas, matahari atau angin yang berlebihan.
Kelebihan Perubahan Suhu

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan


suhu yang seragam di dalam beton, tidak lebih dari 3 oC
dalam setiap jamnya.
Perlindungan Bahan-bahan
Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai
untuk perlindungan di lapangan dan siap untuk digunakan.

Pekerjaan Penyambungan Beton


Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan
semprotan udara bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.
Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton
lama yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent
kental dengan kuas ex SIKA, Fosroc atau setara.
Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen
(epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan
semen murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada
permukaan beton lama mengering.

Penyelesaian Struktur Beton (Concrete Structure Finishes)


Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruhan pembetonan seperti
terlihat pada gambar dan perincian disini.
Penyelesaian Beton Exposed (Finish of Exposed Concrete)
Semua permukaan-permukaan beton cor/tuang (all cast in place
concrete surfaces) yang tampak pada penyelesaian struktur, baik
dicat maupun tidak dicat kecuali untuk permukaan kasar yang
diselesaikan dengan permukaan disemprot pasir dengan tekanan
harus mempunyai penyelesaian halus.
Buatlah permukaan halus, seragam dan bebas dari tambalan-
tambalan, sirip-sirip, tonjolan-tonjolan, baik tonjolan keluar maupun

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

akibat pemasangan paku, tepian dari serat tanda (edge grain


marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah permukaan
celah semua ukuran (clean out pockets, and areas of surface
voids of any size)".
Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari
spreaders, harus dipotong kembali dan lubang-lubang dirapikan.
Semua tambalan bila diijinkan (pengisian dari cetakan yang diikat
dengan tekanan) harus diselesaikan sedemikian untuk dapat
melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton.
Tambalan pada suatu pekerjaan beton textured concrete work
harus diselesaikan dengan tangan untuk mencapai permukaan
yang diperlukan.
Penyelesaian Beton Terlindung (Finish of Concealed Concrete)
Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi
lapisan termasuk lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan
yang fleksibel dan terlindung dari tampak pada penyelesaian
struktur.
Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan
diperbaiki dari keropos dan kerusakan-kerusakan permukaan
sebagaimana semestinya sebelum ditutup permukaannya.
Penambalan Beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri
dari 1 (satu) bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau
tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan dengan
warna disekitarnya) dengan 2 1/2 (dua setengah) bagian pasir dengan
air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang
sebenarnya. Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan
sampai berumur 14 hari sebelum keputusan akhir dibuat dan
penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang
tertinggi yang diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan
ditambah dengan bahan perekat yang terdiri dari pasta campuran air
dan semen murni serta tambalkan adukan bila bahan perekat masih
basah.Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian yang
ditambal, biarkan untuk kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

kesempatan terhadap penyusutan dan penyesuaian penyelesaian (finish


flush) dengan permukaan sekelilingnya.

Penyelesaian dari Beton Pelat (Concrete Slab Finishes)


Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan
yang benar sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran.
Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan
memakai merek lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun
lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya lekatan pada penyelesaian.
Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin
setelah selesai pengerjaan.
Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)
Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai
betonexpose, dimana permukaan agregat dikehendaki.
Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai
level dan kemiringan yang tepat yang dapat dilakukan
dengan atau tanpa screed dengan power floating yang
dilakukan secara merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air
permukaan menghilang dan beton telah mengeras serta
bekerja. Permukaan yang diperbolehkan harus ditrowel
dengan besi untuk mencapai permukaan yang halus.
Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan
besi untuk kedua kalinya untuk mendapatkan kekerasan,
kehalusan tapi tidak berlapis, padat, bebas dari segala
tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.

Lapisan Penutup Lantai yang Dikerjakan Kemudian (Separate Floor Toppings)


Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan
singkirkan benda-benda asing, semprot dan bersihkan.
Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan
ditanam/dicor.
Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk.
Gunakan lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya
sebelum mengecor lapisan penutup (topping).

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan


yang dikehendaki.
Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti
diperinci pada : 4.3.13.c.2.

Beton Massa (Mass Concrete)


Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan
ACI 207.3R-79 Revised 1985.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan metoda
dari perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta
pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan
kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan-bahan.
Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen
portland yang tahan terhadap sulfat.
Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah
diperinci sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan,
agregat harus mengikuti ketentuan tentang bentuk dan
ukuran dari potongan melintang serta jarak bersih dari
tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Bahan Tambahan (Admixture) Pozzolanic
Bahan tambahan (admixtures) Pozzolanic harus seperti
diuraikan pada ASTM C 618 (Specification for Fly Ash and
Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a Mineral
Admixture in Portland Cement Concrete).
Bahan Tambahan untuk Permukaan (Surface-active Agent)
Bahan tambahan untuk permukaan harus memenuhi
spesifikasi khusus.Kecuali yang tercantum dalam catatan,
suatu retarder type air entraining dan bahan "pereduce" air
(water reducing agent) atau harus digunakan retarder type
water reducing agent.Bagaimanapun, bahan tambahan
apapun yang akan dipakai, boleh dipakai bila dengan
persetujuan/ijin dari Direksi Lapangan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai


haruslah dari bahan yang mempunyai suhu serendah
mungkin.

Proporsi/Perbandingan Campuran.
Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimumkan
jumlah semen tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton
yang dikehendaki/diminta dan harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.
Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton28
hari, maka umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain
perbandingan campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda
yang telah diperinci atau disetujui oleh Direksi Lapangan.
Penulangan
Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
bentuk tulangan tidak berubah selama pengecoran.
Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini
pasal C.4. tentang pembesian.
Pengecoran dan Pemeliharaan Temperatur
Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi
terhadap pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan
yang mendadak dan lain-lain.
Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan
dalam proses perawatan beton maka temperatur permukaan dan
temperatur di dalam beton harus diukur bilamana perlu setelah
pengecoran beton dilaksanakan.
Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat maka
perawatan beton harus sedemikian sehingga tidak mempercepat
kenaikan temperatur tersebut. Perhatian dicurahkan agar
temperatur pada permukaan beton menjadi tidak terlalu rendah
dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.
Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka
permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan
penyekat lainnya untuk mempertahankan panas sedemikian rupa
sehingga bagian dalam dan luar beton atau penurunan temperatur

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

yang mendadak di bagian dalam beton. Selanjutnya sesudah


bahan penutup tersebut diatas dibuka permukaan tetap harus
dilindungi terhadap pengeringan yang mendadak.
Campuran beton yang direncanakan untuk adukan beton yang
dibuat harus berdasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.
Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat
maka perkiraan kekuatan tekan beton dalam struktur harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau
sesuai instruksi Direksi Lapangan.
Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan
beton guna dapat menetukan waktu yang sesuai untuk
pembongkaran cetakan beton sesuai dengan persyaratan khusus
untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi Lapangan.

Perlindungan Terhadap Mekanik dan Kerusakan pada Masa Pelaksanaan


(Protection from Mechanical and Construction Injury).
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat
mekanik, tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy
shock) dan getaran yang berlebihan.

Percobaan Beton
Gudang/Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji.
Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan
oleh "kontraktor" untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton,
selama pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup
untuk menampung semua fasilitas yang diperlukan dan semua benda uji
kubus yang dimaksudkan. Kontraktor harus menyerahkan detail dari
gudang kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan. Gudang harus
dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik. Direksi
Lapangan berhak untuk langsung meninjau ruang/gudang penyimpanan
contoh benda uji silinder tersebut.
Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan SNI
2847 : 2013.
Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan Rendah.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Apabila mutu benda uji berdasarkan hasiil percobaan kekuatan kubus


ternyata lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan
percobaan-percobaan dengan tahapan sebagai berikut :
Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM
C-805-79. Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari
yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut
di bawah ini.
Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila
hasil dari percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di
bawah ini.
Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71
dan ACI-318-99. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini
masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan
tidak layak dipakai.

Penyimpangan Maksimum dari Pekerjaan Struktur yang Diijinkan


Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301
(Specification for Structural Concrete for Building). Apabila didapati beberapa
toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka harus diambil/dipakai adalah
yang terhebat/terkeras.

Lain-lain
Grouting dan Drypacking
Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat
mengalir dengan sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan
untuk kemudahan pekerjaan beton boleh diberikan sesuai dengan
pertimbangan "kontraktor" melalui persetujuan Direksi Lapangan.
Drypack/Campuran Semen Kering
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air sekadarnya untuk
mengikat bahan-bahan menjadi satu.
Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen
murni. Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-
celah dan membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

penyelesaian pada permukaan beton expose dan adakan perawatan


dengan pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari. Non-Shrink Grout

Campurkan dan tempatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan


ditempat lain dimana non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan
instruksi dan rekomendasi yang tercantum dari pabrik. Technical service
harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
Perusahaan/pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan
percobaan hasil yang memperlihatkan bahwa grout non-shrink tidak ada
penyusutan sejak awal pengecoran atau sambungan setelah
pemasangan sesuai CRD-C621-80 (susut); mempunyai kekuatan tekan
1 hari tidak kurang dari 3000 psi dan 8000 psi pada 28 hari sesuai
ASTM C109; mempunyai waktu pengikatan awal tidak kurang dari 45
menit sesuai ASTM C191, memperlihatkan luasan bearing effective
(EBA = Effective Bearing Area) sebesar 90 sampai 100 persen.
Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau
"fluidifiers" harus tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar
dari persamaan semen pasir dan campuran air seperti percobaan di
bawah ASTM C 596. Semua grout harus menurut syarat petunjuk dari
CRD-C611-80 (flow cone).

6.2 PEKERJAAN PEMBESIAN


Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus
disertai surat keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium
lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-
0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615.
Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat
dengan kawat dari baja lunak.
Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan
dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat
resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

Bahan-Bahan
Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84
dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti
dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil13 mm harus baja lunak
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm
harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh
4000 kg/cm2.
Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High
Chairs).
Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur
jarak.
Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung


berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-
dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan
hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.

Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan


Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi
dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk
maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan
SNI 2847 : 2013.

5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas
tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari
lumpur, kotoran, karat dsb.

6.3 PEKERJAAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN PEMOTONGAN


PERSIAPAN
Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali
lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

PEMASANGAN TULANGAN
Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi
dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu
diadakan untuk menghindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan
tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan
penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat
(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus
ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok
beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus
melintasi tulangan balok yang berbatasan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Toleransi pada Pemasangan Tulangan


Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
Tulangan atas pada pelat dan balok :
balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ±
12 mm
balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
panjang batang : ± 50 mm
Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.

Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71


Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-
cara yang merusak tulangan itu.
Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos
atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi
tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100
oC yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan
sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak
mengalami pengerjaan dingin.
Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan
oleh perencana.
Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam


jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan.

Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan


Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi
yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh
perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan
toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang
ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu
ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±
12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm.

Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran


Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan
terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton
harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.
Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
Standard Pembengkokan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 (Tata


Cara PenghitunganStruktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.

PEMASANGAN WIREMESH
Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan.
Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara
tumpuan balok atau tepat diatas balok dari struktur menerus. Keseimbangan
pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk
mencegah lewatan yan menerus. Wire mesh harus ditahan pada posisi yang
benar selama pengecoran.

LAS
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh
dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan
(las titik) harus diijinkan kecuali seperti dianjurkan atau disahkan oleh Direksi
Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan
kehandalan kemampuan las dengan cara ini.

SAMBUNGAN MEKANIK
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom
dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan
(pada kolom) harus disediakan dan dipakai.

10. PENGUJIAN
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium
lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-
0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua
biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

6.7 PEKERJAAN PAPAN BANGUNAN, CETAKAN DAN PERANCAH


UMUM
Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan
dan Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam SNI
2847 : 2013, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta
gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem
rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang
aman.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari
semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti
diperlukan dan diperinci berikut ini.
Pekerjaan yang berhubungan
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Beton
Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar
atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard
atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
SNI 2847 : 2013
b. SII Standard Industri Indonesia
c. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
ACI-318Building Code Requirement for Reinforced Concrete
ACI-347Recommended Practice for Concrete Formwork
Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera,
untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari
kontraktor lain.
Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang


berpengalaman dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus
diserahkan kepada Direksi Lapanganuntuk diperiksa dan disetujui,
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan.
Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh
"Kontraktor" kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja
setelah "Kontraktor" menerima surat perintah kerja, juga harus
diserahkan instruksi pemasangan untuk kepentingan bahan-bahan
dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris serta sistem
cetakan dari pabrik bila dipakai.
Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan
dan penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua
bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan,
untuk diperiksa.
Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.

2. BAHAN-BAHAN
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan
dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan
beton seperti terlihat dan terperinci.
Perancangan Perancah
Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan
dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah
dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya
untuk harga satuan perancah.
Perancangan/Desain
Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

kontraktor.
Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton
waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran
dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam
acuan dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa
distribusi getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa
konsentrasi berlebihan.
Acuan
Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai
bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraiandan syarat teknis
pelaksanaan.
Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat
menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan
bentuknya.
Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga
tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk
permukaan tegak dari beton.
Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose
Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian
dengan Cat/Smooth Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat
harus seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel
ataupun sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui
dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola sambungannya.
Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara
panel-panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran
dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus
diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan panel-panel yang

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

bersebelahan pada bidang yang sama.


Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang
diperkeras dengan panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari
grout atau butir-butir halus dari adukan beton baru ke permukaan
campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.
Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan
Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang
kering dioven dengan lebar nominal 8 cmdan tebal min. 2.5 cm. Semua
papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan
kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.
Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan
mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-
sudut dan perubahan bidang.
Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk
stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan
harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari
paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)
Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood
atau bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu
yang besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi dan
kedua ujungnya.
Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh
rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan
plesteran.
Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports) Kontraktor
harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong
adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban
pelaksanaan.
Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
Melapis Cetakan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus,


harus tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-
sisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi
rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang
akan dipakai untuk permukaan beton.
Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil(bahan
untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi.
Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan
dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau
jenis jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan
kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga
menahan semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan
mempunyai penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat
Direksi Lapangan.
Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose,
harus dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut
haruslah 2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton dengan 3.8
cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus
ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam cetakan seperti
terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan
penggantung langit-langit, konstruksi penggantung haruslah digalvanis,
atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi


seperti dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan
untuk mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.
Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis
penggunaannya, dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah
dalam cara memberi kesempatan untuk pengeringan udara (alamiah).
Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton
Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam
beton :
Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan di
dalam SNI 2847 : 2013.
Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-
bagian struktur beton bila tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar.
Di dalam beton perlu dipasang sleeve/selongsong pada tempat-tempat
yang dilewati pipa.
Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar,
tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian
yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja
tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera mengkonsultasikan
hal ini dengan Direksi Lapangan.
Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan
tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa
saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan.
Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton
seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya
dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran
dilakukan.
Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan
kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian-

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.


i. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga
tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain
yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.

3. PELAKSANAAN
Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan
terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan
konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang
akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya
sentuhan yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat
gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir
pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai
dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak
mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila
perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga
menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan
kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan
dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka
Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan
beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya
sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem
lainnya secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan
kepada Direksi Lapangan untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran
beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut disetujui.
Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton
berlangsung untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi,
kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

perlemahan yang berkembang dan pekerjaan perancah memperlihatkan


penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan,
diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah
diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan
bentuk yang lebih jauh.
f. Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus
menerus agar bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin ada.
Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan
pembongkaran untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila
cetakan & perancah dibongkar.
Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan
penunjang utama dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu
pengecoran.

Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan
kemiringan dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi
untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran (recesses),
chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah,
kedap air dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk
mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan
lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.
Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor
bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang
diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah
jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris
baik pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-
sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai SNI 2847 : 2013 atau
ACI 347-78.3.3.1, Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada
permukaan beton yang diekspose.
Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan.


Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya
sampai tepi bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari
pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada
pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai
dibawahnya bekerja penuh.
Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor
harus benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang
mempunyai "plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang
dibuktikan dengan data dari surveyor yang diserahkan sebelum
pengecoran.
Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan
berat serta tekanan dari beton basah.
Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)
Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan
sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang
berbentuk khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar
dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-
ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan
suatu cara tertentu.Lapisilah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk
khusus dengan bahan untuk melepaskan.
Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-
gambar arsitek saja.
Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)
Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada
pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.
Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk
menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana
dimungkinkan.
Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk
joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada
gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.
Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan
terlindung dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk
pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan
dinding dan pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas
pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama
untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan
berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali
bahwa pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan
beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi
Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose
dengan permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan
yang bagian-bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton
ekspose, lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai
sesuai dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering
harus dilakukan selama operasi pengecoran sampai dengan
pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila
pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-penunjang berturut-
turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan bila
suatu perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan
pergerakan terus menerus melampaui yang dimungkinkan dari
peraturan.
Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari
tulangan-tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak
dan lapisi secara seragam/merata dengan release agent untuk cetakan
yang spesifik sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

kelebihan dan tidak diijinkan pelapisan pada tempat dimana beton


ekspose akan dicor.
Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya
24 jam sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.
Penyisipan dan Perlengkapan
Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau
perlengkapan-perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan
sisipan di dalam beton.
Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda.
Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.
Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang
sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan
pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut
setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari
dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding untuk
menerima tepian dari lantai-lantai beton.
Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu
pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut
berhubungan langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah
dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi
dengan waterstop (waterbar merk Sika).
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan.
Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari
perusahaan.
Cetakan untuk Kolom
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti
terlihat pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada
bagian bawah dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan
pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum
pengecoran beton.
Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok
Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan
untuk lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi


dengan dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya
untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik
sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton.
Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)
Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan SNI 2847 : 2013.
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-
sudut, offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari
pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton
ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun description ataupun
tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan
secara umum pertahankan keutuhan dari desain.
Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah
pembongkaran untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak.
Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan,
topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai
dengan sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah
kambali harus tetap tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria
umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton
dengan test silinder dengan biaya kontraktor.
Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan
menerus balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang
dengan penopang-penopang sementara sedemikian untuk
me"minimum"kan lendutan akibat beban dari beton basah.
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama
pengecoran beton dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari
penunjang karena tingkatan kerja.Perancah harus tidak boleh
dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang mencukupi ( > 80 %
f’c).
Pemakaian Ulang Cetakan
Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul
dipertahankan dengan baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi
Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar
dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila
pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan


memindahkan lembaran-lembaran yang rusak.
Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan
secara menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan.
Janganlah memakai ulang plywood yang mempunyai tambalan, ujung
yang usang, cacat/kerusakan akibat lapisan damar pada permukaan
atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari penyelesaian
permukaan.
Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang
dengan membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan
lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan
bongkar/buanglah papan-papan yang lepas atau rusak.
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya
yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton
ekspose pada bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya
pada potogan-potongan yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu
dan hasil pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose
akibat cetakan akan ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau
lepas seratnya.
Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus
didukung oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor
harus melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan
pembongkaran perancah.
Cetakan untuk Beton Prestress
Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi
regangan-regangan di dalam beton sementara tarikan mulai dilakukan, dan
kekuatannnya harus ditentukan sehubungan dengan pertimbangan dari
perubahan-perubahan dalam distribusi tegangan bila penarikan dimulai.
Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress
Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan
hanya boleh dilakukan dibawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus
diperiksa sebelum pembongkaran dari cetakan. Cetakan dapat dibongkar
hanya bila beton telah mencapai kekuatan yang mencukupi untuk memikul
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan lainnya. Bila diperkirakan ada
beban lain yang merupakan tambahan beban terhadap beban yang

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

direncanakan, perancah-perancah harus disediakan dalam jumlah yang


diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan.
Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok prategang
boleh dibongkar setelah balok prategang 2 (dua) lantai di atasnya selesai
ditarik.
Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa
tersebut diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.

PASAL 7. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA


LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen,
daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan sesuai dengan gambar, termasuk
menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
PROSEDUR UMUM
Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi,
pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pengadaan bahan
kelokasi pekerjaan.
Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laboratorium yang
ditunjuk Pengawas Lapangan atau harus dilengkapi dengan data-data
pengujian dan sertifikat dari pabrik pembuatnya.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :
Ketebalan lapisan,
Keseragaman warna,
Berat,
Karat,
Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-
masing tipe.
Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,
Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Spesifikasi Teknis
a) Dimensi : 4” x 1 ¾“ (untuk kusen pintu, Jendela )
ALEXINDO warna brown
b) Tebal profil alumunium : 1.35mm (minimal)
c) Ultimate strength : 28.000pci
d) Yield strength : 22.000pci
e) Shear strength : 17.000pci
Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah
18 mikron dengan warna sesuai dengan gambar rencana.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Gambar Detail Pelaksanaan.
Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail,
pemasangan rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem
pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjaan dan ditunjukkan dalam
Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir
penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk
menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini,
sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
Pengiriman dan Penyimpanan
Pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan
Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumium dan kelengkapan harus
ditumpuk dengan baik di tempat yang bersih dan kering dan dilindungi
terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,
plesteran, cat dan lainnya.

Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang
meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua
pintu, jendela dan lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya


Kontraktor.

5.2.1. BAHAN – BAHAN


Kusen Alumunium
Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela
adalah dari jenis alumunium ALEXINDO Warna Brown yang memenuhi
ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ATSM B221 M, dalam bentuk profil
jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized minimal 16
mikron yang diberi lapisan warna akhir polish snolok di pabrik dalam
warna sesuai Skema warna yang ditentukan kemudian.
Tebal profil minimal 1,3 mm, merk ALEXINDO, atau dengan ukuran 4” x
1 ¾“ untuk kusen pintu dan jendela bentuk sesuai Gambar Kerja.
kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi
dengan perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.

PEKERJAAN DAUN PINTU ALUMINIUM DAN PLYWOOD RANGKA HPL


Bahan :
Rangka Daun pintu menggunakan Aluminium ALEXINDO Brown, ditutup
oleh plywood yang dilapisi HPL, penempatan dan ukuran sesuai gambar.
2 . Persyaratan teknis :
Ketebalan Daun pintu sesuai dengan gambar.
Sebelum dipasang, kusen harus tetap berada dalam keadaan siku-siku dan
rata (tidak melengkung), dan terhindar dari kerusakan (cacat).

PEKERJAAN DAUN PINTU ALUMINIUM SLET


Bahan :
Rangka Daun pintu menggunakan rangka aluminium, penempatan dan
ukuran sesuai gambar.
. Persyaratan teknis :
Ketebalan Daun pintu sesuai dengan gambar.
Sebelum dipasang, kusen harus tetap berada dalam keadaan siku-siku dan
rata (tidak melengkung), dan terhindar dari kerusakan (cacat).
Pekerjaan daun pintu
Bahan.
Semua bingkai pintu menggunakan aluminium.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Persyaratan teknis :

Tebal daun pintu adalah 3,5 cm dan jendela adalah 3 cm,
dengan toleransi ukuran +/- 3 mm dengan lebar sesuai dengan
gambar
Permukaan harus rata, lurus dan tidak cacat.
Sambungan rangka harus rapat

ALAT PENGENCANG DAN AKSESORI.


Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300
dengan pemasangan kepala tertanam untuk mencegah reaksi elektronik
antara alat pengencang dan komponen yang dikencangkan.
Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal
2mm.
Penahan udara dari bahan vinyl.
Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
5. KACA DAN NEOPRENE/GASKET.
Kaca untuk pintu dan jendela aluminium harus memenuhi ketentuan.
Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca harus
memenuhi ketentuan.
c) Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219
d) Bahan : EPDM
e) Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
Perlengkapan pintu dan jendela
Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai
ketentuan.
Sealant Dinding (Tembok)
a) Bahan : Single komponen
b) Type : Silicone Sealant

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Fabrikasi
Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum
Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui
Pengawas Lapangan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai


bentuk dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah
ditentukan.
Pemasangan
Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan
sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-
komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar
Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat
sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dapat
meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterimanya.
Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang
dikerjakan sebelum pelaksanaan anokdisasi.
Pemasangan kaca pada harus dilengkapi dengan Gasket atau sealant.
Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja
dan memenuhi ketentuan.
Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik
pembuat dan memenuhi ketentuan.
Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela, boleh dibawa kelapangan/
halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai
tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta
bersih dari goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi
permukaan.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan
serta persyaratan teknis yang benar.
Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi “sealant”.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

PEKERJAAN KACA
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan
bahan-bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

PROSEDUR UMUM
Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan dalam ukuran dan detail yang
dianggap memadai, untuk dapat diuji kebenarannya terhadap standar atau
ketentuan yang disyaratkan.
Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik
dan data teknisnya. Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang
aman dan terlindung sehingga terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau
kerusakan lainnya yang tidak diinginkan.

BAHAN – BAHAN
Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass
yang datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik
yang memenuhi ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987,
seperti tipe Indoflot buatan Asahimas dengan tebal 6mm. Ukuran dan
ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Kaca Tahan Panas/Tempered Glass.
Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan cara
dipanaskan sampai temperatur sekitar 700ºC dan kemudian didinginkan
secara mendadak dengan seprotan udara secara merata pada kedua
permukaannya, seperti tipe Temperlite dari Asahimas dengan tebal 8mm dan
10mm. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa
cacat dan dari kualitas baik seperti Miralux dari adari Asahimas atau yang
setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Umum.
Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja
adalah ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang
sebenarnya dan besarnya toleransi harus diukur di tempat oleh
Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut
akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Pengawas Lapangan, bila
dikehendaki lain.
Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe
kaca, ketebalan kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam
bidang pekerjaannya.
Pemasangan Kaca.
Sela dan Toleransi Pemotongan.
Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
Kedalaman celah minimal 16mm.
Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm
atau -1,5mm.
Sela untuk Gasketharus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket
yang digunakan.

Persiapan Permukaan.
Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi
dan bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa
mereka dapat bergerak dengan baik.
Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan
terkunci atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan
kaca selesai.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai
petunjuk pabrik.
Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab
dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.

Neoprene/Gasket dan Seal.


Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi
dengan Neoprene/Gasket yang sesuai.Neoprene/Gasket dipasang pada
bilang antar kusen dengan daun pintu dan jendela, yang berfungsi sebagai
seal pada ruang yang dikondisikan.
Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki
dop penutup stainless steel.Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian
rupa sehingga cermin terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Penggantian dan Pembersihan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan
bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk
apapun.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor
tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


7.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung
dan pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja dan atau Spesifikasi Teknis.

7.2. PROSEDUR UMUM


Contoh
Contoh bahan beserta data teknis bahan alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui,
sebelum dibawa ke lokasi proyek.
Pengiriman dan Penyimpanan
Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam
kemasan asli dari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

masing-masing dikemas dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama
pabrik dan mereknya.
Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari
kerusakan.
Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang
sesuai. Segala hal yang diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

7.3. BAHAN - BAHAN


Umum
Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seluruhnya baru, kualitas
baik, buatan pabrik yang dikenal dan disetujui. Semua bahan harus anti karat
untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih dari 70%. Kecuali
ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan
harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
Alat Penggantung dan Pengunci.
Rangka Bagian Dalam.
Kunci dan Pegangan Pintu Biasa.
Kunci untuk semua pintu luar dan dalam Merk Solid.Semua kunci
harus terdiri dari :
Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan nikel stainless
steel atau kuningan dengan 2 kali putar, dengan 3 (tiga)
buah anak kunci.
Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat
yang terbuat dari bahan nikel stainless steel hair line.
Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari
bahan baja lapis seng dengan jenis dan ukuran yang
disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi, kayu atau
alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt),
lidah malam (dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang
untuk pegangan pintu dan dilengkapi strike plate.
Alat penggantung atau kunci untuk jenis pintu atau jendela
dalam kondisi khusus disesuaikan dengan penyedia jasa
yang memiliki kompetensi.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Kunci dan Pegangan Pintu KM/WC.


Kunci pintu KM/WC Merk Solid.
Selot pengunci diatas pelat dibagian sisi dalam pintu,
dengan indikator merah/biru di bagian sisi luar pintu.
Hendel bentuk gagang di atas pelat.
Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt),
lubang untuk selot pengunci dan hendel, face plate dan
strike plate.
Engsel.
Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu tipe ayun dengan bukaan
satu arah, dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing berukuran
102mm x 76mm x 3mm Merk Solid.
Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel
untuk semua daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran
yang sesuai dengan ukuran dan berat jendela Merk Solid. Engsel
tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing untuk jendela berukuran 76mm
64mm x 2mm Merk Solid.
Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu
Merk Solid.
Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus
dari jenis spring knip Merk Solid.
Grendel Tanam / Flush Bolt.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam Merk Solid.
Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hinge atau semi frame less
menggunakan handle buka Merk Solid.
Penahan Pintu (Door Stop).
Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding
harus dari tipe pemasangan dilantai Merk Solid.
Penutup Pintu (Door Closer).
Penutup pintu setaraSolid dengan ketentuan pemasangan gasket pada
pintu adalah sebagai berikut:
a) Airtight - PEMKO S2/S3
b) Fireproof - PEMKO S88

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

c) Smokeproof - PEMKO S88


d) Soundproof - PEMKO 320 AN
e) Weatherproof - PEMKO S2/S3
i) Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :
a) Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2
b) Untuk lantai marmer - Modrtz 7053
j) Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt
chrome/stainless steel hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.

7.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Umum.
Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai
dengan persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapi pada
tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2
(dua) buah engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel
tipe kupu-kupu harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin,
sedangkan daun jendela dengan friction stay harus dilengkapi dengan 1
(satu) buah alat pengunci yang memiliki pagangan.
Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah
engsel.
Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder,
hendel/pelat, kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu
dengan bingkai bawah pemegang pintu kaca.
Pemasangan Pintu.
Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun
pintu dan engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun
pintu, sedang engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel),
pelat penutup muka dan pelat kunci.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus
dipasang slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.

Pemasangan Jendela.
Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen
dengan menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara
pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar
Kerja.
Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan friction stayyang merangkap sebagai hak angin, dengan
cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang
diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela
harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.

PASAL 8. PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR


8.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi, baja dan
material logam lainnya, seperti yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi
teknis, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain:
Pekerjaan huruf nama bangunan
Pekerjaan railing tangga bangunan
Pekerjaan railing selasar penghubung dan VOID
Pekerjaan grill sesuai petunjuk gambar kerja

8.2. PROSEDUR UMUM


Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik.
Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik,
data teknis bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi
proyek.
Gambar Detail Pelaksanaan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan


menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui
Pengawas Lapangan. Daftar berikut harus tercakup dalam Gambar Detail
Pelaksanaan :
Spesifikasi teknis bahan
Dimensi bahan
Detail fabrikasi
Detail penyambungan dan pengelasan
Detail pemasangan
Data jumlah setiap bahan
Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik
yang menyatakan bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang
ditetapkan.Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman
sehingga terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama
pelaksanaan.
Ketidaksesuaian.
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi,
jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan
fabrikasi yang tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar
Kerja.
Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang
diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa
adanya tambahan biaya dan waktu.

8.3. BAHAN – BAHAN


Railing tangga bangunan menggunakan pipa stainless steel hollow 2” tebal
1.5 mm dengan lapisan chrome 8% produk lokal. Semua kelengkapan yang
perlu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan, walaupun tidak
secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau Spesifikasi Teknis ini.
Pengerjaan huruf nama pada bagian depan bangunan menggunakan stainless
steel dengan lapisan chrome 8% produk lokal. Semua kelengkapan yang perlu
demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan, walaupun tidak secara
khusus diperlihatkan dalam gambar atau Spesifikasi Teknis ini.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

8.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan
kualitas pengelasan dan penghalusan untuk standar dalam pekerjaan ini.
Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus
memakai las listrik. Tenaga kerja yang melakukan hal ini harus benar-benar
ahli dan berpengalaman.
Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling
dan lain-lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan
yang diikatnya.
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang
sesuai dengan maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk
baut harus dibor dan di-punch.
Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan
oleh tukang yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus
terbungkus crome/stainles steel kecuali disebutkan lain.
Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.
Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam
penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
Pekerjaan stainless steel dilakukan pada :
Pengerjaan Huruf nama bangunan, serta
Railing tangga bangunan.
Jenis Huruf yang di pakai adalah jenis huruf ukuran, tinggi dan tebal
disesuaikan dengan gambar.

PASAL 9. PEKERJAAN LAPISAN LANTAI


Persyaratan Umum
Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, Kontraktor wajib mengadakan
pengecekan kembali peil lantai dan kemiringannya disesuaikan dengan gambar kerja
dan persyaratan teknis yang sudah ditentukan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Lingkup pekerjaan meliputi semua tenaga kerja, penyediaan bahan, persiapan


pemasangan, pembersihan lantai yang akan dikerjakan dan pelaksanaan
pemasangan.
Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan.
Pekerjaan pemasangan lantai menggunakan Granite tile. Granite tile yang dipakai
ukuran 60 x 60 cm. sedangkan untuk lantai KM/WC dipakai granit anti slip/natt
ukuran 60 x 60 cm formasi pemasangan lantai disesuaikan dengan gambar
rencana pelantaian. Granite tile yang digunakan Valentino Gress. Lantai harus
dikerjakan secara presisi, rata, rapi, kuat, dan mempunyai permukaan yang tidak
bergelombang, serta didapatkan nat-nat yang lurus dan tegak lurus. Untuk
wastafel Granite tile yang dipakai ukuran 60 x 60 cm Valentino Gress.
Khusus sebelum dipasang finishing lantai harus difloor terlebih dahulu dengan
adukan 1 : 3 : 5 tebal 5 cm.
Didalam pemasangan harus menggunakan rentangan benang yang diukur dengan
waterpass dan dipindahkan pada setiap granit.
Peil lantai yang diinginkan harus diperiksa betul-betul bila terdapat hal-hal yang
berbeda dengan rencana yang disetujui, maka pelaksanaan pekerjaan ini harus
segera dilaporkan kepada Direksi untuk dicarikan jalan keluarnya.
Pelaksanaan pemasangan lapisan lantai dilaksanakan dengan adukan 1 ps : 3psr.

Pekerjaan finishing lantai baru dapat dimulai setelah seluruh pekerjaan plafond
dan dinding selesai dikerjakan.
Pola pemasangan grabit bila tidak jelas terdapat pada gambar kerja harus
ditanyakan kepada Direksi untuk mendapat penjelasan.
Nat antara lapisan lantai dibuat sekecil mungkin dan diisi dengan semen berwarna
sama dengan warna dasar lantai yang dipakai.
Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta kegiatan lain.
Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan lebih kecil dari
setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar Potongan dilakukan tanpa
bergerigi.
Pemasangan lapisan lantai wajib memperhatikan nilai estetikanya. Tidak
diharuskan untuk membasahi lantai dengan air secara terus menerus selama satu
minggu dan lantai ditutup dengan lembaran plastik untuk mendapatkan hasil yang
sempurna.
Kontraktor wajib mengajukan minimal 3 contoh atau brosur untuk mendapat
pengesahan dari Owner ataupun direksi teknis.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

m. Khusus untuk lantai basement, finishing lantai menggunakan floor hardener


drymix, applikasi pemasangan ketika pengecoran beton lantai basement sudah
selesai dan kering 75%.

Hasil akhir yang dapat diterima:


Lantai yang dipasang harus sesuai dengan contoh yang sudah disetujui Direksi.
Permukaan lantai harus rata dan tidak bergelombang.
Garis-garis siar harus lurus dan saling tegak lurus.
Direksi berhak untuk menolak bidang keramik/Granite tile dari lantai yang telah
terpasang apabila tidak memenuhi persyaratan di atas dan resiko penolakan
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 10. PEKERJAAN LAPISAN DINDING


Pekerjaan lapisan dinding ini meliputi :
PERSIAPAN
Mempelajari Gambar
Yang pertama-tama dilakukan untuk secara cepat dapat memahami gambar
adalah dengan membuat sketsa denah bangunan keseluruhan dengan skala
1:100 yang menggambarkan : posisi dinding yang akan dilapisi granit, tebal finish
dinding, letak kusen pintu/jendela, letak sparing-sparing, jarak dinding as ke as.

Mempelajari Spesifikasi/Risalah Lelang


Melengkapi sketsa di atas dengan data dari spesifikasi risalah lelang mengenai :
Spesifikasi granit jenis,ukuran dan warna granit
Spesifikasi bahan perekat; campuran, jenis, dan tebal spesi, jenis/dosis
additive, serta jenis pengisi Nat.

Membuat Gambar Pelengkap Pelaksanaan


Untuk mempermudah pelaksanaan di lapangan nanti, buatlah gambar pelengkap
pelaksanaan yang menggambarkan :
Denah ruangan
Bukaan dinding ruangan lengkap dengan potongan-potongan yang
menunjukkan letak finish dinding, hubungan plafond dengan pasangan granit
dinding, lantai dengan dinding. Dijelaskan juga mengenai pola granit, lebar nat,
posisi kusen pintu/jendela, sparing, pipa listrik/alat-alatnya, fire/alat-alatnya, dll.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Persiapan Pelaksanaan
Langkah terakhir sebelum betul-betul memulal pekerjaan plesteran adalah :
penyortiran bahan (menurut warna, ukuran, cacat), seleksi tukang, pembebasan
lokasi, pemeriksaan kebenaran sipatan yang ada, penerangan kerja, air kerja,
menyediakan penampung spesi yang jatuh, kesiapan alat-alat kerja, menyediakan
bak sampah dan alat pembersih.

PELAKSANAAN
Kerjakan plesteran kasar sesuai pedoman pelaksanaan, setebal batas garis
finish dikurangi tebal lapisan dinding dan adukan perekatnya.
Dari pembuatan shop drawing didapat pola pemasang lapisan dinding. Tarik
benang untuk jalur kepala arah vertikal 2 jalur selebar lapisan dinding, dan
arah horizontal 2 jalur setinggi granit yang merupakan tempat dimulainya
pemasangan lapisan dinding berdasarkan pola pemasangan.
Lapisan dinding yang dipakai pada KM adalah granit valentino gress 60x60 dan
dinding pada ruang penunjang lainnya menggunakan keramik Asiatile 40x40 (Lihat
keterangan pada gambar)
Perekat untuk pemasangan pelapis dinding menggunakan semen instan merk
Drymix
Pasang jalur kepala pasangan ke arah horizontal maupun vertikal dengan jarak
maksimum 2 m atau kelipatan ukuran lapisan dinding mengikuti benang
benang pertolongan. Untuk bidang luar, pemasangan kepala arah vertikal-
horisontal disesuaikan dengan batas masing-masing lantai atau sesuai
speksifikasi
Pemasangan lapisan dinding tiap-tiap lapis agar mengikuti benang pertolongan
dari kepala. Semua pemasangan dilakukan dengan terlebih dahulu melekatkan
spesi penempel (5-8 mm), sepanjang kurang lebih dari 1 m pada jalur
pasangan yang akan dipasang, kemudian penutup dinding satu persatu
dilekatkan dengan menumbuk sehingga permukaan pasangan menjadi rata
dengan tarikan benang.
Pengerokan nat sedalam tebal penutup dinding dan bidang penutup langsung
dibersihkan.
Setelah pasangan berumur tiga hari atau sesuai spesifikasi dilaksanakan
pengisian nat dengan pasta semen atau sesuai speksifikasi dan langsung
dibersihkan.
Pembersihan tempat kerja dilakukan setiap hari.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Sebelum pelaksanaan plesteran secara serentak dilaksanakan, dibuat contoh cara


pelaksanaan pada bidang tertentu dengan mengikuti prosedur di atas. Hasil yang
telah disetujui harus dipakai sebagai pedoman untuk pelaksanaan selanjutnya.

Hasil akhir yang dapat diterima :


Pelapis dinding yang dipasang harus sesuai dengan contoh yang sudah disetujui
Direksi.
Permukaan pelapis dinding harus rata dan tidak bergelombang.
Garis-garis siar harus lurus dan saling tegak lurus.
Direksi berhak untuk menolak bidang dinding granit yang telah terpasang apabila
tidak memenuhi persyaratan di atas dan resiko penolakan adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

PEMANTAUAN (MONITORING)
Catat hasil kerja dan jumlah tenaga kerja setiap hari, kemudian dievaluasi untuk
perencanaan hari berikutnya sesuai dengan formulir standar.

PASAL 11. PEKERJAAN PLAFON DAN DINDING PARTISI

1. Lingkup pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan plafond adalah sebuah pekerjaan di atas ruangan
yang berfungsi sebagal berikut :
Pembatas ketinggian;
Penutup segala macam bentuk yang berada di bawah atap atau plat beton,
Peredam hawa panas.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka penutup plafond dan penempatan lubang-
lubang untuk titik lampu yang diperlukan.

Spesifikasi Bahan
Ceilling frame :
Rangka plafond menggunakan rangka hollow 4cm x 4cm.
Ceiling Boards :
Paper Tape @ 75m/roll
Sand Paper – Ukuran A4
UB 20 @20kg/bag

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Drywall Screw (1000pcs/box)


Jayaboard Sheetrock 9mm (untuk daerah toilet menggunakan kalsiboard
4,5mm Merk kalsi)
List shadowline

LAMBERSERING
Ceiling :
Lambersering kayu splendid croton shera (10x150x3000m)
List kayu semen Strip smooth texture V-cut Edge uncolor (8x75x3000m)

Ceiling Frame (CS-20 Ceiling Easy Frame Full System) :


Easy Frame Top Cross Rail
Easy Frame Ceiling Batten
CB to TCR
TCR Clip for Thrd Rod 3.5mm
Soft.Galv. Rod 3.5mm Thr.end 2m
Angle Bracket
Paku Peluru (Nail Gun) - Superfix
Wall Angle L BMT 0.35
Paku Beton (Nail Concrete) – Mason

DINDING PARTISI
Wall frame (Drywall frame) :
Wall stud
Wall Track Atap
Wall Track bawah
Drywall scree (1000pcs/box) – Sambungan stud
Paku Beton – Fisher
Besi Gording Kanal C Double (100mm
X 50mm x 20 mm x 3.2 mm)

Wall board (Drywall Board) :


Paper Tape @ 75m/roll
Sand Paper – Ukuran A4

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

UB 20 @20kg/bag
Drywall Screw (1000pcs/box)
Jayaboard Sheetrock 12mm

Pelaksanaan
Balok induk minimum dipasang tiap jarak 60 cm untuk plafon.
Jarak balok-balok disesuaikan dengan pemasangan penutupnya
untuk plafon.
Rangka harus dipasang dengan baik dan kokoh.
Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku - paku dan
alat penyambung lainnya hanya sebagai pelengkap.
Ukuran dan pola harus sama dengan gambar atau mendapat
persetujuan Direksi.
Untuk lokasi pemasangan, jarak, maupun dimensi pada segala item
pekerjaan pada pekerjaan plafon mengacu pada gambar kerja.

Hasil Akhir Yang Dikehendaki


Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi.
Plafond dan dinding partisi rata, tidak bergelombang dan retak.
Garis - garis alur, lurus, rapi, dengan jarak alur seragam.

PASAL 12. PEKERJAAN PENGECATAN


LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,
tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

PROSEDUR UMUM
Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
Contoh dan Pengujian.
Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek
dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

identitas cat yang ada di dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2
(dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk
memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari. Pada saat bahan
cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter
contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak dari
kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus
diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat
mewakili. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-
cat tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat
berukuran 300mm x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh
disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan
guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila
bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

BAHAN – BAHAN
Umum
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan, petunjuk dari pabrik dan
nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar cat. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus
berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, cat yang disyaratkan sebagasi
berikut :
Cat Dinding Eksterior ; Merk Dulux Weathershield. (Warna lihat pada
keterangan gambar)
Cat Dinding Interior; Merk Dulux Pentalite. (Warna lihat pada keterangan
gambar)

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
Umum.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,


permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda
sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan
dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan
permukaan dan pengecatan dimulai.
Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam
bidang tersebut.
Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih
yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38oC.
Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.

Permukaan Pelesteran dan Beton.


Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya
selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua
pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-
tepinya dan ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung
menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya. Permukaan pelesteran yang
akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan bunga garam kering,
bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan yang
berlebihan dan tetesan-tetesan adukan. Sesaat sebelum pelapisan cat dasar
dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam
dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan
menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan selang waktu
dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.

Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal
ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah
disiapkan di atas.
Pelaksanaan Pengecatan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Umum.
Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan
warna dan tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus
telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.

Proses Pengecatan.
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna,
disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat
cat dimaksud. Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal
(dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut.
Permukaan Interior Pelesteran dan Beton.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
Permukaan Eksterior Pelesteran dan Beton.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai
dengan ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah
disetujui untuk digunakan.

Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.


Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan
tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).

Metode Pengecatan.
Cat dasar untuk permukaan beton dan pelesteran diberikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.

Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang
dilepas harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

PEKERJAAN POLITUR
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,
tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pelaburan
kayu dengan politur, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan kayu harus dipolitur dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali lapisan dasar dan 2 (dua) kali lapisan akhir.

PROSEDUR UMUM
Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan kartu warna dari politur yang
akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.

Contoh dan Pengujian.


Politur yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek
dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan
identitas politur yang ada di dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2
(dua) bulan sebelum pekerjaan politur, sehingga cukup dini untuk

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari. Pada saat bahan
politur tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter
contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak dari
kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus
diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat
mewakili. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh hasil dari politur
tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis berukuran 300mm x 300mm
untuk masing-masing perbedaan hasil. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor
dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan
kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut
ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

BAHAN – BAHAN
Umum
Politur harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan
masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau
Spesifikasi, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan, petunjuk dari
pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada
saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar politur. Lapisan dasar yang dipakai dalam pekerjaan
ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan lapisan akhir yang
akan digunakan.Spesifikas bahan yang digunakan menggunakan merek
propan, berikut merupakan detail spesifikasinya :
Untuk pengecatan dinding atau ceiling papan fiber semen (kayu
semen) :
o Primer Coat : Fiberkote Penetrating Sealer FPS-820 (1xlapis)
o Top Coat : Fiberkote FBK-888 (color) (2-3xlapis)
Untuk pengecatan kayu relling, kusen, dan daun pintu baru :
Top Coat : Exterior Lasur EL-501 (solvent based) (3-4xlapis)
Untuk pengecatan batu alam :
Top Coat : Propan stonecare SC-80 SB Dof (solvent base) (2-
3x lapis)

PELAKSANAAN PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.


Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
Permukaan yang akan dipolitur harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan politur. Minyak dan lemak harus dihilangkan
dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun
rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38 oC.
Pekerjaan pembersihan dan politur harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak
jauh diatas permukaan politur yang baru dan basah.

Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Politur.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dipolitur
harus mendapatkan lapisan pertama seperti yang disayaratkan, secepat mungkin
setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini harus
dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di
atas.

Pelaksanaan Politur.
Umum.
Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung
politur, tetesan politur, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas,
perbedaan warna dan tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
Proses Politur.
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara politur berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan
dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat politur
dimaksud.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Ketebalan setiap lapisan politur (dalam keadaan kering) harus sesuai


dengan ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat politur yang telah
disetujui untuk digunakan.
Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
Pada saat pengerjaan, politur tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
Politur harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pekerjaan politur.
Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
politur, maka politur boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pekerjaan politur dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat
politur dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk
4 liter politur.
Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
kontraktor untuk memperoleh daya tahan politur yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).

PEKERJAAN PENGECATAN LOGAM DAN BAJA


Semua konstruksi baja yang akan dipasang harus dicat dasar anti karat dengan
Cat Anti Karat Besi (Zinc Chromate) yang telah disetujui oleh Konsultan
pengawas.

Pengecatan terdiri dari:


Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah
dicat dibengkel, yang telah rusak pada saat transportasi atau pada saat
pemasangan serta bidang-bidang lain seperti yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas.
Pemakaian Cat Anti Karat Besi (Zinc Chromate) untuk seluruh bidang
pekerjaan besi yang terbuka.

Seluruh permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus dibersihkan, agar


menjadi logam yang bersih, bebas dari gemuk, olie, karat, lumpur atau lain - lain
yang melekat padanya. Luas bidang permukaan yang dibersihkan harus segera
ditutup dengan cata dasar, sebelum terjadi oksidasi (karat), permukaan harus
dibersihkan kembali sebelum pengecatan dasar dilakukan.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pengecatan akhir dapat dilakukan dengan kwas tangan yang disetujui atau
dengan cara yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas. Pengecatan tidak
dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab atau berdebu atau pada cuaca lain
yang jelek, kecuali diusahakan tindakan-tindakan seperlunya yang sesuai dengan
pendapat Konsultan Pengawas untuk menghindari pengaruh-pengaruh cuaca
tersebut.

Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan berikutnya
tidak dilakukan sebelum lapisan cat sebelumnya kering betul. Lapisan penutup
dilakukan di atas lapisan cat dasar dalam tempo kurang lebih enam bulan dan
tidak boleh dilakukan lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar.

Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama rata. Pemakaian cat rata
ialah 12,5 m² sampai 15 m² per liter untuk cat dasar, dan 15 sampai 20 m² per
liter untuk lapisan berikutnya.

PASAL 13. PEKERJAAN KAP DAN ATAP

Kap bangunan
Rangka kap bangunan induk menggunakan baja WF sesuai pada gambar rencana
kap pada gambar struktur.

Pekerjaan Penutup Atap.


Bahan penutup atap :
Bahan penutup atap bangunan induk mengunakan genteng kodok good
year, dan menggunakan Pas. Spandek tebal 0.5 mm TCT dan reng
topspan 40 tebal 0.6 mm TCT, sebagai proteksi kebocoran dan reng
untuk pemasangan genteng kodok. Bahan penutup atap void
menggunakan alderon Id 860 warna biru doff dan biru transparan.
Untuk atap genteng bubungan bangunan induk menggunakan
bubungan genteng kodok good year, untuk bubungan atap void
menggunakan alderon.
Untuk gording kap bangunan induk digunakan baja Lipped Channel
sesuai pada gambar rencana gording pada gambar struktur.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Persyaratan teknis.
Bahan atap genteng maupun bubungan yang akan dipasang harus
bermutu baik dan disetujui Direksi dengan memperlihatkan contoh
terlebih dahulu.
Pemasangan atap harus menghasilkan permukaan yang rata dan dari
pemasangannya harus memenuhi persyaratan yang ada.

Pekerjaan Listplank dan tatab


Listplank dan tatab dipasang setelah pemasangan Kap baja. Bahan - bahan yang
digunakan adalah kayu semen Shera. Spesifikasi bahannya adalah sebagai berikut :
Listplank Shera Eave Pro (16mm x 240mm x 3000mm)
Tatab Shera Strip Smooth Texture V-Cut Edge (8mm x 100mm x 3000mm)
Rangka lisplank digunakan profil Baja siku, sesuai dengan gambar kerja. Pemasangan
listplank dan tatab harus lurus, rapi, rata, bahan yang dipakai ukuran sesuai gambar
detail.

PASAL 14. PEKERJAAN BAJA


BAJA WF KAP UTAMA
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan –
bahan, perlengkapan dan alat – alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
Meliputi pekerjaan kuda – kuda, gording, kait angin, nok / jurai, dan peralatan
lain yang digunakan, sesuai yang ditunjukan / disebutkan dalam gambar.

Persyaratan Bahan
Semua material baja harus baru dan disetujui oleh Konsultan pengawas walaupun
kontraktor telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap
mengikat kontraktor untuk tetap bertanggung jawab. Semua material untuk
konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru.
Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut dan atau disesuaikan dengan
standard-standard sebagai berikut : JIB, PPBBI 1983, SNI 03 – 1729 – 2002,
ASTM, SII, mutu baja adalah ST 41/BJ 41, dengan sifat mekanis sebagai berikut:

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

- Tegangan putus minimum (fu) : 410 MPa


- Tegangan leleh minimum (fy) : 240 MPa
- Peregangan minimum :20%

Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik (manufacture)
atau sertifikat pengujian dari laboratorium penguji bahan yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Bahan-bahan yang dipakai buatan produsen dalam negeri
yang dikenal baik dan produknya memenuhi Standard Industri Indonesia yang
berlaku.

Syarat – syarat Pelaksanaan


Semua ukuran kuda-kuda dan reng yang tertera pada gambar adalah ukuran
jadi.
Sebelum pelaksanaan pemasangan kuda-kuda baja, semua titik-titik kaki kuda-
kuda harus dicek terlebih dahulu sehingga dudukan foot plate dapat dipastikan.

Penyambungan dengan pengelasan harus dilaksanakan dengan ketepatan


dan keahlian tinggi. Welder yang mengerjakan pekerjaan las harus mempunyai
welder qualification G2 yang dikeluarkan oleh badan resmi Pengelasan harus
menggunakan las listrik untuk bagian-bagian yang struktural. Permukaan yang
dilas harus sama dan rata, dan kelihatan teratur. Las-las yang menunjukkan
cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.
Penyambungan dengan baut-baut dan mur-mur harus dilakukan dengan
seksama dan kokoh, ukuran-ukuran baut-baut beserta ringringnya harus
disesuaikan. Gambar-gambar untuk itu serta jenis bajanya setidaknya sama
dengan mutu baja profil. Penyambungan dengan baut harus diselenggarakan
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik dan tidak
menimbulkan cacat. Mutu bahan baut yang dipergunakan harus memenuhi
syarat mutu bahan standard pabrik dan rencana.
Mutu baut yang digunakan adalah sama dengan mutu Baja
Cara penimbunan bahan – bahan ditempatkan / dilokasi pekerjaan dan hasil
pengerjaan, tidak boleh sampai mengakibatkan turunnya mutu pekerjaan.
Pemeriksaan terhadap jenis dan ukuran bahan, bentuk kontruksi dan mutu,
wajib dilakukan dengan teliti, sebelum dan sesudah pekerjaan dilakukan. Bila
hasil pekerjaan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Kontraktor harus memperbaiki sesuai persyaratan yang telah ditentukan, maka


Kontraktor harus memperbaiki sesuai persyaratan, tanpa adanya tambahan
biaya.
Setelah dipasang, Kontraktor wajib memberikan perhatian sepenuhnya dan
memberikan perlindungan terhadap benturan – benturan akibat benda – benda
lain, termasuk pemakaian pada bidang yang terlihat apalagi sampai sampai
membekas.

Pabrikasi
Umum
Tenaga-tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga-tenaga ahli pada
bidangnya, yang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan teliti sehingga
dapat menjamin bahwa seluruh bagian pekerajan dapat cocok satu sama lain
pada waktu pemasangan.
Apabila pabrikasi dilaksanakan di Workshop Konsultan Pengawas
Teknis/Konsultan Pengawas mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap
waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan. Setiap pekerjaan yang cacat atau
tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi akan ditolak dan harus
segera diperbaiki.

Pola Pengukuran
Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk
menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Sub Kontraktor Fabrikasi.
Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita pita baja yang
telah disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas.
Ukuran – ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana
dianggap ukuran pada suhu 25oC.
Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang – batang diperiksa kelurusannya, harus
bebas dari puntiran, apabila diperlukan harus diperbaiki, sehingga apabila
pelat/batang – batang akan telihat rapat seluruhnya.

Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara mengguntingnya, menggergajinya,
atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

harus siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata sesuai dengan
ukuran yang diperlukan.
Las pemotong untuk memotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan
dengan sebuah mal serta bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggiran yang
dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus dan untuk
menghaluskannya harus menggunakan gerinda yang bergerak searah dengan
arah las pemotongan, sehingga pinggiran tersebut bebas dari bekas kotoran
besi.

Pekerjaan Las
Elektroda-elektroda harus dari standart internasional (AWS E 6013, JIS D4313)
yang disetujui dan sesuai dengan kwalitas baja yang digunakan dan ketebalan
las yang ditentukan. Elektroda harus disimpan ditempat yang menjamin
komposisi dan sifat-sifat dari elektroda selama masa penyimpanan.
Penggunaan arus listrik untuk pengelasan harus disesuaikan dengan anjuran
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat elektroda yang bersangkutan.
Pekerjaan las sebanyak mungkin dilaksanakan di bengkel las, pekerjaan las di
lapangan harus baik dan tidak boleh dilakukan dalam keadaan basah, hujan,
angin kencang. Standar prosedur pengelasan mengikuti standar A.W.S
(American welding society ). tebal las minimum 0,7 kali tebal pelat/profil yang
disambung dan harus penuh, kecuali bila ditentukan lain dalam gambar.
Perbaikan las
Bila las – lasan memerlukan perbaikan maka hal ini harus dilakukan
sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas
tanpa diberi biaya tambahan.
Penyambungan dan pengelasan berlapis
Untuk sambungan konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan, berlaku
ketentuan – ketentuan sebagai berikut:
Hanya diperkenankan ada satu sambungan.
Semua penyambungan profil dilakukan dengan las sudut tipe datar.
Harus diajukan bersamaan dengan Soft Drawing.

Lubang
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan semua potongan-potongan pelat dan sebagainya harus dijepit

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

bersama-sama pada saat dilubangi/dibor sehingga mata bor menembus


seluruh tebal secara sekaligus.
Cara lain batang-batang tersebut dilubangi sendiri-sendiri dengan
menggunakan mal. Setelah bor selesai, seluruh kotoran besi harus disingkirkan
dan apabila diperlukan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas kembali.
Diameter lubang dan ring untuk baut adalah 1 mm sampai dengan 1,50 mm
lebih besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Dalam hal
lubang tidak dibor sekaligus untuk seluruh tebal elemen elemennya, lubang
dapat dibor dengan ukuran yang lebih kecil dan diperbesar kemudian pada saat
montase percobaan.

PASAL 15. PEKERJAAN TEMPELAN BATU


Bahan yang digunakan pada dinding luar bangunan adalah paras silakarang
dan batu bata gosok.
Pekerjaan pasangan batu dipasang sebagai lapisan dinding serta pada seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
Pasangan batu yang dipasang adalah dari mutu terbaik yakni yang memiliki
kualitas super, produk lokal dan yang disetujui Konsultan Pengawas.
Pasangan pekerjaan tempelan batu ini harus presisi dan sesuai dengan gambar
kerja yang sesuai dengan kontrak.
Mock- Ups dan Contoh Bahan.
Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan
lengkap kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui. Kontraktor
harus membuat mock – up beserta bahan – bahan lain yang berkaitan untuk
diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan. Biaya pengadaan contoh
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
kepada Pengawas Lapangan, untuk diperiksa dan disetujui. Gambar Detail
Pelaksanaan harus mencakup dimensi, tata letak, tipe, cara pemasangan dan
detail lain yang diperlukan.
Pengiriman dan Penyimpanan.
Batu harus dijaga terhadap cuaca, suhu, kelembaban dan kerusakan fisik
serta disimpan dalam gudang.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Bahan-bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, bebas dari segala
cacat, dan dilengkapi dengan label dan data teknis.
PASAL 17. PEKERJAAN STYLE BALI
Pekerjaan Style Bali meliputi :

Pekerjaan Tempelan bata

Bahan tempelan bata gosok kwalitas 1, setara bata tulikup. Tebal minimal
paras 4 cm, dengan pori yang rapat dan padat, tanpa mata
Bata gosok yang dipasang dengan menggunakan perekat semen portland
dengan bahan pengresek menggunakan pecahan bata atau paras dengan
spesi 1 PC : 5 Ps atau beton
Pekerjaan tempelan bata gosok harus dibuat dengan rapi dan saling tegak
lurus dengan pasangan lain.
Pekerjaan sudah termasuk coating/pelapisan style bali dengan coating setara
Arca. Cara penggunaan pelapis/coating disesuaikan petunjuk penggunaannya.

PASAL 16. PEKERJAAN WATERPROOFING


Bahan
Waterprofing cement base merk Sikatop 107 plus ; Waterproofing Integral merk
Sika Viscocrete-3115N ; Stopcor merk Sika Waterbar (lebar 20 cm)

Lingkup pekerjaan
Pekerjaan water profing dilakukan pada lantai KM/WC pada lantai atas, plat
talang, dinding basement, atau ditunjuk lain pada gambar rencana. Sedangkan
waterproofing integral digunakan dalam campuran beton struktur pada basement,
seperti dinding, sloof, pile cap, dan lantai basement.

Pelaksanaan
Waterproofing cement base :
Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi water profing pada
brosurnya.
Cek dan lakukan penyempurnaan dan perbaikan pada bidang yang akan di
water profing agar benar – benar terbebas dai lubang, celah atau keropos
atau pori yang dapat mengganggu penutupan water proofing.

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pastikan pekerjaan terkait di lokasi tersebut seperti listrik, air dan lain – lain
telah selesai dikerjakan.
Bidang yang di-water profing harus bersih dari debu dan kotoran lain yang
dapat mengurangi daya rekat water profing.
Lakukan cement base secara merata.
Lakukan aplikasi water profing lapis pertama dikuaskan dalam arah secara
merata, setelah lapis pertama kering kuaskan lapis kedua secara
menyilang dengan arah lapis pertama secara merata, dan setelah lapis
kedua kering lakukan aplikasi lapis ketiga dengan merata secara
menyilang dari lapis ketiga.
Lakukan tes water profing minimal 24 jam, setelah itu plesteran dak talang
baru bisa dilanjutkan, sedangkan untuk km/wc pasangan granit lantai baru
bisa dilaksanakan.
Permukaan beton yang akan di waterprofing harus bersih dari segala
kotoran seperti debu, minyak, spesi dan lainnya. Campurkan bahan
adonan waterprofing ( liquid + powder ) dengan perbandingan dalam berat
(1 : 2.6) diaduk sampai merata. Lapisan pertama permukaan beton di
coating atau aplikasikan dengan sikat bulu plastik sampai merata di
permukaan beton. Setelah kering, dilanjutkan dengan coating tahap kedua,
coating tahap ketiga dilaksanakan setelah tahap kedua kering.Aplikasi
pertama kearah horisontal dan aplikasi kedua ke arah vertikal. Hasil yang
diharapkan, permukaan beton tidak bocor. Jika setelah permukaan beton
di-waterprofing masih terjadi kebocoran, maka Kontraktor wajib mengulang
kembali pekerjaan coating sampai beton tidak bocor lagi.
Waterproofing integral :
Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi water profing pada
brosurnya.
Pastikan bahwa campuran beton pada truck mixer sudah dengan
komposisi yang benar
Tuangkan waterproofing integral kedalam truck mixer
Pastikan campuran beton dan waterproofing sudah tercampur dengan baik
Jika integral sudah tercampur baik dengan beton, beton siap dicor.

Waterstop :
Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi waterstop pada brosurnya.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Plot setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu


pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut
berhubungan langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah.
Pastikan diantara penyambungan tersebut dipasang waterstop sebelum
melakukan pengecoran.

PASAL 17. PEKERJAAN LANDSCAPE DAN LAIN-LAIN


Jalan pada akses mobil menggunakan paving 20x20 cm K300, sedangkan
pada akses pejalan menggunakan paving 20x20 cm K250
Pada Jalur pedestrian menggunakan kanstin segilima ukuran 20x30x50 cm
K250, dan dinding batu candi
Untuk saluran menggunakan U-ditch 30x30 K300 dan grill saluran dengan
plat siku 5x5

Pekerjaan Pemasangan Paving


Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan
syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :

Lapisan bahan pada paving

Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,
sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan
untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau
lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90
MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk
kekuatan landasan area paving nantinya.
Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan.


Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.
Pemasangan paving yang paling utama adalah perkerasan landasan bawah
harus benar-benar baik dan padat dapat menggunakan sirtu (pasir batu) dan
ketebalan 20–50 cm disesuaikan dengan kebutuhan, baru pemberian lapisan
pasir 5–10 cm berfungsi untuk meratakan pada saat pemasangan.
Kanstin/Penguat Tepi (Kerb).
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving
pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada
hasil akhirnya.

Pemasangan penguat tepi jalan


Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita
pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan
untuk effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah
paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu
sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
Kelengkapan Peralatan Kerja
Peralatan yang kita butuhkan harus sudah disiapkan sebelum pemasangan
paving dimulai. Adapun alat-alat yang kita butuhkan adalah sebagai berikut :
Mesin Plat Compactor (Stamper Kodok) dengan luas permukaan plat
antara 0,35 s/d 0,50 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20
kN dengan frekwensi getaran berkisar 75 s/d 00 Hz.
Alat Pemotong paving (Cutter).
Kayu yang diserut rata/jidar untuk Levelling Screeding abu batu/pasir.
Benang.
Alat handling berupa Lori/gerobak untuk pemindahan paving.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pin stick/Linggis yang bagian bawahnya dibuat runcing melebar sebagai


naating.

Cara Pemasangan Paving


Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas
lapisan base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai
kerataan yang seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah
dibentuk sebelumnya pada lapisan base.

Meratakan pasir untuk landasan pemasangan.

Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan


paving terpasang dengan tebal screeding.
Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point)
diatas lapisan abu batu/pasir alas (laying course).

Pemasangan concrete paving block

Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang


dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang
sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing
diujung benang tersebut.
Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu
batu/pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan
membuat jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint
filler.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang
sudah terpasang.

Gambar 8. Posisi pekerja dalam pemasangan.


Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang
permukaan paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % toleransi
cross fall 10 mm untuk setiap jarak 3 meter dan 20 mm untuk jarak 10
meter garis lurus. Pembedaan maksimum kerataaan antar block tidak boleh
melebihi 3 mm.
Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving
dan seera dilanjutkan dengan pemadatan paving.

Pemadatan paving dengan Mesin Plat Compactor (Stamper Kodok)


Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang
mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16 s/d
20 kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya
dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan
minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan
meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut
dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut. Pemadatan


sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (tergantung abu
batu/pasir yang dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu
abu batu/pasir pengisi celah/naat block, dan masing-masing putaran dilakukan
paling sedikit 2 lintasan.

• PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL,


ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
B.1 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PASAL 18. LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor harus melaksanakan pengadaan, pemasangan, pengujian dan serah terima di
lapangan instalasi listrik seperti yang disebutkan di bawah ini dan/atau diperlihatkan
dalam gambar. Sebelum serah terima dilakukan seluruh sistim beserta komponen-
komponennya harus lengkap, bekerja dengan baik sesuai dengan unjuk kerja yang
diinginkan, dan lulus dalam pengujiannya.
Sistim distribusi daya terdiri dari :
Panel-panel tegangan menengah
Panel-panel tegangan rendah
Instalasi tegangan rendah
Sistem pentanahan (Grounding)
Semua material bantu yang diperlukan supaya peralatan di atas terpasang dan
bekerja dengan baik
Sistim penerangan
Sistim penerangan terdiri darii lampu-lampu beserta fixturenya, sakelar, kabel-kabel
dan conduit, serta material bantuannya.

PASAL 19. PERATURAN DAN STANDAR


Semua bahan-bahan, komponen dan peralatan harus diproduksi memenuhi standar
negeri asal dan/atau standar internasional yang telah dikenal dan berlaku di
Indonesia. Kontraktor harus membuat daftar barang-barang yang diadakan beserta
dengan standar produksinya
Pada umumnya dan jika tidak disebutkan lain dalam spesifikasi ini, instalasi listrik
harus dilaksanakan sesuai dan memenuhi Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
Indonesia edisi terakhir (2011).

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Peraturan lain, pedoman dan panduan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum, Departemen Perhubungan, Departemen Tenaga Kerja, dan Perum Listrik
Negara harus ditaati selama ada hubungannya dengan pekerjaan ini

PASAL 20. DOKUMEN DAN INFORMASI


Kontraktor harus menyerahkan dokumen dan informasi yang disebutkan di bawah ini
kepada pengawas sebagai bahan pemeriksaan dan persetujuan, masing-masing
sebanyak 3 (tiga) set.
Shop Drawings
Gambar-gambar ini menunjukkan dimensi, diagram, uraian dan data
peralatan,material, komponen dan sistim secara lengkap dan terperinci, serta
sudah disesuaikan dengan kondisi lapangan dan siap untuk dilaksanakan
Brosur-brosur Teknis
Dokumen ini dicetak oleh pabrik pembuat komponen, peralatan dan material,yang
memperlihatkan dengan tepat mengenal jenis dan kapasitas barang-barang yang
akan diadakan dan dipasang. Dokumen harus asli, bukan fotocopy
Metoda Pelaksanaan dan Pengujian
Uraian lengkap dan terperinci mengenai tata cara perakitan, pemasangan dan
pengujian yang akan dilaksanakan, dan disertai cara perlindungan dari
kecelakaan, baik terhadap peralatan maupun personil.
As-Built Drawing
Garnbar-gambar ini memperlihatkan keseluruhan sistim, peralatan, komponen dan
material sesuai dengan yang terpasang di lapangan .
Buku Petunjuk Operasi dan Perawatan
Uraian dan instruksi mengenai cara mengoperasikan dan merawat sistim dan
peralatan, termasuk jadwal pemeliharaan dan daftar suku cadang yang diperlukan
dalam perawatan
Program Pelatihan
Kontraktor harus membuat program pelatihan (training) untuk operator Pemberi
Tugas, dimana pelaksanaannya diatur oleh pengawas. Program ini terutama berisi
penjelasan dan/atau peragaan materi yang disebutkan dalam buku petunjuk
operasi dan perawatan.

PASAL 21. BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Semua bahan/material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik,
100 % baru, dan lulus pengujian di pabrik dan/atau di lapangan
Kontraktor harus menyerahkan contoh (sample) bahan/material sesuai dengan yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini kepada pengawas sebelum pengadaannya.
Pengawas berhak menolak pengadaan bahan/material yang tidak sesual dengan
spesifikasi atau yang sudah disetujui (approved sample)
Kontraktor harus mengerahkan teknisi dan/atau tenaga pelaksana yang
berpengalaman dalam bidang pekerjaan ini. Mereka harus berada di tempat pada saat
pekerjaan berlangsung, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut.

PASAL 22. SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN LISTRIK


Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengujian dari
semua peralatan/material seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun
pengadaan dan pemasangan dan peralatan/material yang kebetulan tidak
tersebutkan, akan tetapi secara umum dianggap perlu agar dapat diperoleh sistim
instalasi listrik yang baik, dimana setelah diuji, dicoba. dan disetel dengan teliti siap
untuk dipergunakan.

Kabel Daya Tegangan Rendah.


Kabel daya. tegangan rendah yang dipakal adalah berdasarkan ukuran dan type
yang sesuai dengan gambar. Kabel daya tegangan rendah ini harus sesual
standar SII atau standar PLN.
Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus ditest dengan pengujian-
pengujian sebagai berikut:
1). Test insulasi
2). Test kontinuitas
3). Test tahanan pentanahan

Panel Tegangan Rendah.


Umum
Type panel adalah tertutup (metal enclosed), floor standing / wall mounting,
lengkap dengan semua komponen-komponen pasangan dalam panel sesuai
gambar rencana.

Accessories

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Bus bar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus sesuai
SNI dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang
bergetar.

Penerangan dan Stop Kontak


Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan dimaksudkan, seperti pada gambar.
Semua armature lampu vang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan (grounding).
Lampu - lampu yang digunakan adalah Philips
Pasang titik lampu NYM 3 x 2.5 mm2
Pasang titik stop kontak NYM 3 x 2.5 mm2

Saklar Dinding
Saklar merk schneider ( vivace )

Kabel Instalasi
Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan standar
PLN, kabel inti dari tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM).
Kode warna insulasi kabel harus menglkuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
• Fasa 1 merah
• Fasa 2 kuning
• Fasa. 3 hitam
• Netral biru
• Tanah (ground) hijau - kuning
• Merek kabel Supreme, Kabelindo, Kabel metal

Pipa Instalasi Pelindung Kabel


Adalah pipa PVC , elbow, socket, Junction box, clamp dan accessories lainnya harus
sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾”. Pipa fleksible harus
dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (Junction box) dan amature
lampu. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan
pipa PVC.

Lain-lain
Pengetesan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh
instalasi telah dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor. Termasuk peralatan khusus yang perlu
untuk testing dari seluruh sistim ini, seperti dianjurkan oleb pabrik, harus
disediakan Kontraktor.
Semua pengetesan dan atau. pengukuran tersebut harus disaksikan oleh team
pelaksana pembangunan.

PASAL 23. PANEL TEGANGAN RENDAH


Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN dan juga harus menglkuti
peraturan IEC dan PUIL
Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat
bakar, warna, dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak pemberi kerja. Pintu dari
panil-panil tersebut harus dilengkapi dengan master key.
Konstruksi dalam panel-panel serta. letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-pmyambungan komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase 4 R-S-T, 1
busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar diperhitungkan untuk
besarnya arus yang akan mengalir dalam. busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu
yang lebih dari 65o C. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN,
lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis
yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran, untuk Amphere meter dan volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan
skala linier dan ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat tera
dari LMK/PLN (mimimum 1 buah untuk setiap Jenis alat ukur).
Ukuran tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai
dengan yang disetujui oleh pengawas
Bagian – bagian yang bertegangan ( terminal MCB/MCCB, bus bar ) harus dibatasi
dengan plat sehingga aman dari sentuhan saat pengoperasian.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah


MCCB : Schneider ( tipe CVS )
Miniatur Circuit Breaker
- Rated sesuai gambar
- Operating Voltage 200 V, 380 V
- Frequency 50 Hz
- Breaking capacity 6 KA – 10 KA
- Permitted ambient temp. 550 C
- Overload release sesuai gambar
‘c. Merk : Schneider

Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai :


Current Transformator
Ampermeter
Voltmeter
Frequency meter

ATS – AMF Panel


a. Tipe : floor standing, tebal plat 2 mm, powder coating RAL 7032
2000 (H) x 800 (W) x 700 (D) mm
b. MCCB : 4P, 50 kA ( 350 ) A NS800N schneider
Motorized
MX 33662. MN 33671
Aux contac for MCCB 29450
c. ATS-AMF module : Deapsea, Fort, Prima
d. Surge arester

PASAL 24. INSTALASI TEGANGAN RENDAH


Kabel-kabel yang akan dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 KV
dan 0,5 KV untuk kabel NYM
Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis kabel NYM, NYY
dan NYFGBY, FRC
Sebelum dipergunakan kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada pengawas
Penampang kabel minimum yang dapat dipakal 2,5 mm 2.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

PASAL 25. SISTEM PENTANAHAN (GROUNDING)


Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telarijang (BC = Bare Copper Conductor)
Besarnya kawat grounding yang dapat dipergunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel lebih
kecil dari 50 MM2 , atau sesuai gambar
Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 3 ohm, dan untuk
grounding elektronik dibawah 1 ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari
berturut-turut.

B.2 PEKERJAAN MEKANIKAL


PASAL 26. PELAKSANAAN KERJA
Lingkup Pekerjaan
Seluruh lingkup pekerjaan ini termasuk dan tidak terbatas, melaksanakan testing,
balancing dan commissioning pada tahap pelaksanaan dan sinkronisasi semua
peralatan dan apabila diperlukan tidak membatasi melaksanakan balancing peralatan
listrik terhadap system yang sudah ada.

Plumbing
Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengetesan dari semua
peralatan/material/mesin seperti yang disebutkan dalam spesifikasi teknis, maupun
pengadaan dan pemasangan dan peralatan/matenial yang tidak disebutkan, akan
tetapi secara umum dianggap perlu agar dapat diperoleh sistim instalasi air bersih, air
bekas dan kotor yang baik, dimana setelah diuji, dicoba dan disetel dengan teliti, siap
untuk dipakai.

Pemasangan Instalasi Air Bersih


Termasuk fixture, meter air, valve dan pemipaan, Pemasangan instalasi pipa air
buangan domestik dan instalasi pipa vent, termasuk floor drain, clean out, serta vent
out.

PASAL 27. KETENTUAN UMUM


Tahap Persiapan
- Peraturan Dasar

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah
berlaku di Republik Indonesia ini harus betul-betul ditaati, kecuali bila dibatalkan
oleh rencana Kerja dan Syarat-syarat.
Gambar Kerja/shop drawing
Kontraktor harus membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan (shop
drawing) termasuk detail support/penyangga berikut perhitungannya yang telah
disetujui oleh Pengawas/Direksi.
Sarana Kerja
Kontraktor diharuskan :
o Mengirim contoh bahan yang akan digunakan
o Menyerahkan daftar peralatan kerja yang digunakan sebelum dilakukan
pemesanan
o Menyediakan peralatan kerja yang baik untuk pelaksanaan, yang memenuhi
persyaratan keselamatan kerja
Pemeriksaan Bahan/Material
Apabila pengawas/Direksi meragukan kualitas bahan atau alat tertentu, maka
bahan tersebut akan dikirim ke Laboratonium Penyelidikan Bahan atas biaya
Kontraktor
Penolakan dan Penyingkiran
Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh pengawas/Direksi, harus segera
disingkirkan dari lokasi proyek oleh Kontraktor
Jalur Instalasi yang existing
Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Kontraktor harus mengetahui lintasan
dan posisi dari instalasl listrik, ground system, air dan sanitasi yang ada
hubungannya dengan pekerjaan mekanikal.

Tahap Pelaksanaan
Penunjukan Sub-Kontraktor
Dalam hal pelaksanaan instalasi ini diserahkan kepada Sub Kontraktor
pertanggungjawaban seluruh pekerjaan ini tetap menjadi beban Kontraktor utama.
Penunjukan Sub Kontraktor ini sebelumnya harus mendapat persetujuan dari
Pengawas/Direksi;
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kontraktor harus mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Perlengkapan keselamatan kerja yang dibutuhkan harus disediakan. Cara-cara
kerja yang kurang aman atau selamat harus dihindarkan. Kontraktor juga harus

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

memperhatikan keselamatan keria, termasuk kesehatan para pekerja dan


kebersihan lingkungan. Perhatian diharapkan pula terhadap lokasi-lokasi
pemondokan pekeria didekat job site, agar tidak terlalu mengganggu waktu kerja.
Seleksi Tenaga Kerja
Kontraktor harus berusaha untuk mengadakan seleksi tenaga kerja, baik
mengenai keahlian ataupun kesehatannya. Bagi tukang-tukang las dan pipa, serta
kejuruan-kejuruan lain yang dianggap perlu, harus lulus dari ujian ataupun
penilaian dari pengawas/Direksi. Bilamana dikemudian hari, dalam proyek ini
didapati tenaga-tenaga kerja yang ternyata tidak cukup ahli, Pengawas/Direksi
berhak untuk minta tenaga kerja tersebut diganti.
Prosedur dan Cara Kerja
Kontraktor wajib melaksanakan prosedur dan cara kerja yang terbaik (tepat, cepat
dan selamat). Kontraktor wajib mengkonsultasikan kedua hal tersebut kepada
Pengawas/Direksi, untuk dimintakan persetujuannya guna pelaksanaan. Hasil
kerja harus menunjukkan "workmanship"yang baik, dalam bentuk kerapiannya.
Pengujian Sambungan
Pada prinsipnya semua sambungan harus diuji atas kebocoran, dengan beban uji,
Terutama untuk sambungan las harus mengalami uji tekan, baik sebelum
terpasang ataupun setelah terpasang. Uji tekan ini secara detail diuraikan dalam
setiap jenis pekerjaan, dalam pasal-pasal yang bersangkutan.
Pembersihan/Pembilasan Pipa
Sebelum diadakan uji coba, seluruh pipa Jaringan sistim instalasi harus
dibersihkan bagian dalamnya dengan dibilas (flushing). Air bilas harus cukup
bersih, tidak mengandung Lumpur, atau larutan-larutan lain, yang justru akan
menempel pada dinding dalam pipa. Pembilasan harus dilaksanakan untuk
beberapa waktu sehingga semua kotoran akibat pemasangan pipa dapat
dikeluarkan. Pada akhir proses pembilasan, air bilas yang masih terdapat di dalam
pipa harus dikeluarkan (drained), untuk menghindarkan pengerusakan pipa, akibat
kemungkinan adanya sifat-sifat jelek dari air bilas.
Uji Coba Sistem Instalasi
Uji coba harus dilakukan untuk mengetahui berjalan tidaknya mekanisme dari
sistim yang bersangkutan. Pernborong harus menunjukkannya dalam berbagai
variasi alternatif, sejauh kemampuan mekanisme dari sistim yang bersangkutan.
Kerapatan/kekedapan penutup suatu katup, didalam sistim, harus juga diuji coba.
Begitu pula terhadap kebocoran stuffing box dari katupnya sendiri.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas/Direksi, yang juga berhak untuk


memerintahkan alternatif-alternatif yang dipilihnya, sehingga memuaskan.

Tahap Penyelesaian
Pemeriksaan/Commissioning
Pada awal dari tahap penyelesaian perlu diadakan pemeriksaan/commissioning.
Obyek commissioning adalah membuktikan bahwa setiap outlet sudah berfungsi,
dengan kapasitas yang diminta. Semua valve sudah bekeria dengan bagus. Baik
dalam pembukaannya maupun penutupannya.
Semua kegagalan/kekurangberhasilan harus dicari sebabnya, dan diupayakan
cara-cara mengatasinya. Pemeriksaan/commissioming dilakukan oleh Kontraktor.
Pengawas dan Pengguna Barang/Jasa perlu dibuatkan Berita Acara atas hasil-
hasil dari pemeriksaan/commissioning.
Serah Terima
Sebelum serah terima dilakukan, dari Kontraktor kepada Pengawas/Direksi, maka
harus dilakukan :
Punch list atas semua pekerjaan, yang menunjukkan bahwa segala sesuatu
dari bahan/material/peralatan sudah terpasang pada tempatnya. Bahan/
material/peralatan untuk persediaan (serep) sudah tersedia sernua. Juga
fasilitas-fasilitas yang kiranya diperlukan sudah siap.
Pembersihan jobsite, atas segala sisa-sisa benda keda, dan kotoran-kotoran.
Jobsite/gedung harus tampak rapi, begitu pula instalasi-instalasi yang
termasuk dalam lingkup kerja.
Perhitungan kerja tambah/kurang sudah disusun dengan rapi, dan disetujui
oleh pengawas/Direksi.
Melatih Operator
Sesudah pekerjaan selesai, dan berjalan dengan baik, Kontraktor harus
menyediakan tenaga yang cukup ahli untuk memberikan latihan kepada tenaga-
tenaga (operasi dan/atau maintenance), yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
Kontraktor diharuskan pula menyiapkan dokumen cara operasi dan maintenance
dari sistim-sistim yang termasuk dalam lingkup kerja.
As Built Drawing
Kontraktor harus membuat as built drawing, yaitu gambar instalasi terpasang yang
sebenarnya. As built drawing ini harus secepatnya diserahkan kepada
Pengawas/Direksi untuk mendapatkan komentar/koreksi. Kontraktor wajib

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

mengadakan revisi terhadap as built drawing, sesuai dengan petunjuk


Pengawas/Direksi, as built drawing ini akan menjadi dokumen bagi proyek.
Perawatan dan Garansi
Kontraktor bertanggung jawab atas perawatan dan instalasi yang dipasangnya
selama masa pemeliharaan.

PASAL 28. INSTALASI PLUMBING


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengujian dari semua
peralatan/material seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan
dan pemasangan dan peralatan/material yang kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi
secara umum dianggap perlu agar dapat diperoleh sistim instalasi air bersih, air bekas
dan instalasi air kotor yang baik, dimana setelah diuji, dicoba. dan disetel dengan teliti
siap untuk dipergunakan.
Pedoman dasar teknis yang dipakai pada prinsipnya adalah PEDOMAN PLUMBING
INDONESIA 1979.
- Pemasangan pipa untuk system sanitary/toilet lengkap dengan sambungan-
sambungan untuk Kran air, sesuai dalam gambar.
Pemasangan pipa untuk system air kotor (dari WC), air bekas, sesuai dengan
gambar.
Pemasangan pipa PVC untuk instalasi pipa vent yang dihubungkan derigan pipa
tegak air kotor maupun pipa tegak air bekas, serta pemasangan vent out pada
puncak pipa vent tegak.

Bahan/Material
Semua bahan/material yang digunakan/dipasang harus dari jenis material
berkualitas baik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan bekas
pakai/rusak/afkir), sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku (SII) atau
standar internasional seperti BS, JIS, ASA, DIN atau yang setaraf
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu dan kualitas material yang akan
dipakai, setelah mendapat persetujuan pengawas/Direksi.
Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh (sample) dari bahan/material yang akan dipasang kepada
pengawas/Direksi.
Pekerjaan Penyediaan Air Bersih
Bahan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Bahan/material pipa untuk distribusi air bersih adalah pipa PPR PN10, PVC
AW, Pipa dan fitting yang digunakan harus mengikutl standar SII dan harus
disertai sertifikat hasil pengujian
Katup-katup (valve) untuk ukuran lebih kecil atau sama dengan 50 mm dibuat
dari bahan kuningan dengan system penyambungan menggunakan ulir
/screwed, sedangkan yang lebih besar dari 50 mm dibuat dari bahan GIP,
dengan system sambungan ulir
Penggantung pipa (hanger) dan penjepit pipa (klem) harus dari bahan metal
yang digalvanis.
Pemasangan
Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang
ulir
Sebelum dilakukan penyambungan, baglan yang berulir harus dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat
Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang
water moer (union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan
Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
dop/plug atau blank flanged
Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang
kolom atau dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi
pengikat (klem).
Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan
Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga
tersebut harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan
melengkung apabila katup tersebut dilepas.
Pipa-pipa induk dan distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar
6 kg/cm2 dan dalam waktu minimum 24 jam, tekanan tersebut tidak turun/naik
serta tidak terjadi kebocoran
Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan,
alat-alat yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh Kontraktor
Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada
tempat-tempat yang terlihat harus dicat dengan warna sebagai berikut:
Pipa air bersih dengan warna biru
Pipa air bekas dan air kotor dengan warna abu-abu
Pipa air hujan dengan warna putih

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu,
kemudian sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/l
Chloor dan didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air
bersih sampai kadar sisa Chloor 2 mg/l.

Pekerjaan Instalasi Sanitary dan Lain-lain


Bahan
• Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas dan air limbah manusia
dalam bangunan memakai bahan PVC.
• Pipa air buangan, air kotor menggunakan PVC klas AW untuk yang tertanam
dalam tanah.
• Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan solvent cement yang berkualitas
baik. Sebelum melakukan penyambungan pipa, bagian yang akan disambung
harus dibersihkan terlebih dahulu, bebas dari kotoran, air dan lain-lain. Solvent
cement harus merata pada bagian permukaan yang akan disambung
Pemasangan
• Sambungan-sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement dari kualitas
baik yang disetujui oleh pengawas/Direksi
• Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan lagi
harus ditutup dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
• Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus diberi
pondasi bantalan beton 1 pc : 3 ps : 5 krl pada setiap Jarak 3 m, pondasi ini
juga dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
• Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar di lantai dasar
• Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus ditest dahulu terhadap
kebocoran-kebocoran.
• Instalasi yang hasil testnya tidak balk, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-
alat yang diperlukan dan biaya perbaikan ditanggung Kontraktor.
• Penanaman pada tembok harus ditutup oleh pekerjaan finishing
• Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk
keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa
air kotor mendatar yang berukuran lebih besar dari 80 mm harus dibuat
kemiringan minimal 1 % (satu persen), dan pipa yang berukuran lebih kecil
atau sama dengan 80 mm harus dibuat kemiringan minimal 2 % (dua persen).

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pipa limbah manusia harus dipasang dengan kemiringan minimal 2 % (dua


persen)
Pada Ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan
ukuran diameter 50 mm atau 100 mm,
Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan,
untuk mencegah kotoran masuk ke pipa.

Pekerjaan Pengujian Instalasi


Instalasi Air Bersih
Pipa instalasi plumbing siap terpasang seluruhnya
Siapkan alat penekanan tekanan, pompa system mekanik atau pompa motor
dan alat ukur tekanan (pressure gauge)
Hubungkan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input instalasi
bangunan. Pengetesan dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maksimal 50 meter atau atas petunjuk Pengawas/Direksi
Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa
penekan, kran yang berhubungan ke instalasi diseluruh posisi ditutup dengan
plug sesuai dimensi kran
Pipa instalasi stap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure gauge
menunjukkan tekanan 6 kg/cm2 atau atas petunjuk pengawas/ Direksi
Tekanan 6 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 24 jam terus menerus
(atau atas petunjuk pengawas/Direksi) tidak ada penurunan, kecuali akibat
perubahan cuaca
Untuk pemeriksaan tekanan bias dibuat daftar, dalam daftar ini tercantum
tekanan per-jam maupun keadaan cuaca pada saat uji tekan dilakukan
Sesuai pengujian, sebelum pipa instalasi air bersih siap dipakai, maka pipa
diisi larutan yang mengandung 50 mg Chloor/liter, dan didiamkan selama 24
jam. Setelah itu pipa instalasi dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa
chloor 2 mg/l

Instalasi Pipa Air Kotor, Pipa Limbah Manusia


Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang
Test dilakukan dengan cara mengisi sistim, pipa, dengan air dan salah satu
ujungnya. Pada bagian ujung-ujung lainnya ditutup dan air harus mencapai
elevasi yang paling atas. Demikian seterusnya bagian demi bagian sampai
meliputi seluruh system

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Air di dalam pipa yang dimaksud ditahan sampai 8 jam. Penurunan permukaan
air maximal yang diperbolehkan adalah 10 cm
Setelah pengujian selesai system pipa harus dibersihkan dari segala kotoran
yang mungkin ada.

PASAL 29. PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITASI


2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan
berhubungan untuk pekerjaan sanitasi sesuai dengan gambar kerja dan RKS
Khusus untuk fitting-fitting, stop kran dan perlengkapan sanitasi fixture lainnya,
Kontraktor harus memberikan contoh sesuai yang ditentukan dalam RKS untuk
disetujui Pemilik Proyek / pengawas
Pekerjaan perlengkapan sanitasi tidak dapat terlepas, dari pekerjaan mekanikal
plumbing
Bahan-bahan
Sanitasi fixture harus, dilengkapi fitting-fitting, stop kran dan perlengkapannya
Barang yang dipakai adalah dari produksi TOTO dan mempunyai permukaan yang
halus, licin dan mengkilap dari bahan keramik
Perlengkapan sanitasi diantaranya sebagai berikut :
- Clean out : dari bahan stainless steel
- Cermin : tebal 5 mm (ukuran disesuaikan gambar)
- Fixtures : TOTO
Pekerjaan Persiapan
Pada saat pekerjaan plesteran dilaksanakan, Kontraktor harus menentukan letak
kelos-kelos kayu untuk pemasangan kloset jongkok/duduk
Kontraktor wajib memeriksa tempat-tempat yang akan dipasang perlengkapan
sanitasi dan memasang kelos-kelos kayu yang belum terpasang, memeriksa
instalasi air yang akan dihubungkan dengan perlengkapan saniitasi.
Pekerjaan Pelaksanaan
Perlengkapan sanitasi yang ditanam ke lantai harus dengan cara yang baik
sambungan-sambungannya kokoh
Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran
Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapih, tidak miring
Selesai pemasangan perlengkapan sanitasi wajib dilaksanakan final test dan
disaksikan pengawas/Manager Konstruksi

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Biaya pengujian, pemeriksaan dan kerusakan material adalah tanggung jawab


Kontraktor.

PASAL 30. PERALATAN POMPA DAN FITTING


Pompa Transfer dan Pompa Booster
Pompa transfer dimaksudkan untuk mendistribusikan air dari GWT ke roof tank
yang terletak di bagian atas gedung
Pompa Booster dimaksudkan untuk mendistribusikan air dari roof tank ke kran-
kran baik di toilet ataupun keperluan lainnya
Pompa Transfer
Type : Vertical in line multistage pump ( Grundfos 2 x CR 5-10 )
Kapasitas : 2 x 5 m3/jam
Head : 45 meter
Casing : Stainless Steel/Cast iron/Standard Manufacturer
d) Pompa Booster
Type : Multy Hydro, Grundfos B E 2 x CR 5 - 8
Kapasitas : 2 x @ 5 m3/jam
Head : 41 meter
Casing : Stainless Steel/Cast iron/Standard Manufacturer

PASAL 31. SISTEM PEMADAM KEBAKARAN


Uraian Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah
sebagai berikut:
Valve connection to main water supply source
Hydrant boxes
Piping
Related Electric work as such as control panel, wiring etc
Related Work as such as foundations, concrete block, painting etc

2 SPESIFIKASI PERALATAN/PEMIPAAN
2.1. Daftar Pipa Yang dipergunakan adalah Tekanan Standard : 16 Bar

Uraian Keterangan
Pipa Black steel pipa ERW, sch 40

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Sambungan/Fitting < 0 40 mm malleable iron ANSI B 16.3 class 150 lb, screvveil end! > 0 40 mm,
wrought steelbutt weld fitting ANSI B 16.9, sch-20
Flange < 0 40 mm Galvanized malleable cast iron RF class 150 lb, screwed > 0 40 mm,
forged steel RF class 150 lb, welding_joint
Valve/Strainer < 0 40 mm bronxe atau A-metal body class 150 lb dengan sambungan ulir, BS
21/ANSI B.21.d
> 0 40 mm, cast iron body class 150 lb flanges
2.2) Valve

a) GATE VALVE
Ukuran Working Pressure Material Spindle

50 mm & lebih kecil 10 kg/cm2 Bronze OS&Y


2
lebih besar dari 50 mm 16 kg/cm Iron OS&Y

b) CHECK VALVE
Ukuran Working Pressure material

50 mm & lebih kecil 10 kg/cm2 Bronze


lebih besar dari 50 mm 16 kg/cm2 Iron

c) BUTTERFLY VALVE
Ukuran Working Pressure material

50 mm & lebih kecil 10 kg/cm2 Bronze


2
lebih besar dari 50 mm 10 kg/cm Iron

2.3 HYDRANT BOXES

Indoor hydrant box harus terdiri dari peralatan sebagai berikut:


Steel box resessed type, ukuran 750 mm L 1250 mm& 200 mm D di cat duco
warna merah dengan tulisan warna putih HYDRANT pada tutup yang dapat
dlbuka 180° dan dilengkapi dengan stopper. Box harus dilengkapi dengan
Alarm Push Button. Alarm Horn, dan Alarm Lamp.
House rack untuk slang 40 mm, Chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lembar box.
Hydrant valve, chronium plated 40 mm, sambungan dan bentuk valve
disesuaikan dengan posisi pipa.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Firehose A-one type size 40 mm x 30 m, including coupling.


Hydrant nozzle variabel supply type size 40 mm dan hydrant valve 60 mm.

Outdoor hydrant box harus terdiri dari peralatan sebagai berikut:


Steel box outdoor type, ukuran 660 mm L, 950 mm T & 220 mm D dicat duco
warna merah dengan tulisan HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180° dan
dilengkapi stopper
House ract untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumiah gigi
disesuaikan dengan lebar box
Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk
valve disesuaikan dengan posisi pipa
Firehose A-one type size 40 mm x 30 m, including couplings
Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm dan hydrant valve 60 mm.
PASAL 32 SISTEM TATA UDARA DAN PENGHAWAAN
LINGKUP PEKERJAAN
1.1) Lingkup pekerjaan meliputi,
Sistem distribusi dan ekstraksi udara beserta seluruh peralatan utama AC jenis
split wall , ceilling cassete beserta peralatan bantunya secara lengkap sampai
sistem tersebut dapat beroperasi dengan baik.
Pekerjaan Pemipaan Refrijeran dari Indoor Unit ke Condensing / Outdoor Unit.
Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke saluran drainase
yang disediakan oleh Plumbing.
Pekerjaan Panel-panel Daya Tegangan Rendah, seperti pekerjaan Low Voltage
Main Distribution Panel, Sub Distribution Panel, dan Panel-panel Daya lainnya dan
termasuk peralatan bantunya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem.
Instalasi Daya, Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk
menghubungkan panel daya dengan outlet daya dan peralatan listrik, seperti Exhaust
Fan, motor-motor listrik pada peralatan AC sesuai dengan gambar Perencanaan, BoQ
Perencanaan dan Buku Spesiflkasi Teknis dari produk yang ditawarkan.
Pekerjaan balancing, testing dan commisioning terhadap seluruh sistem
sehingga dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, termasuk
penyediaan peralatan uji/ukur dan segala keperluan lainnya secara lengkap.
Pembuatan/menyertakan buku Manual Operasi dan jadwal perawatan rutin
maupun berkala sampai dengan overhaul, operation log-sheet, spare-part
number list untuk setiap peralatan/unit-mesin yang dipasang dan segala
keperluan manual operasi lainnya untuk seluruh peralatan dalam sistem ini.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

KONDISI DAN OPERASI SISTEM


2.1) Sistem yang diterapkan adalah.
Sistem compresor dengan DC inverter.
Peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem AC ini adalah,
Indoor unit,
Outdoor unit,

PEKERJAAN PEMIPAAN REFRIJERAN DAN KONDENSAT


3.1) Persyaratan Umum Pemipaan Refrijeran
Harus mengikuti 'Safety Code for Mechanical Refrijeration ASA-B9J.-1965' dan
Code for Refrijerant Piping ASA-133.5-1962, dan aturan teknis Manufacturer.
Apabila terdapat ketidak sesuaian antara Gambar Perencanaan dengan
peraturan/Rekomendasi dari Manufacturer, maka Kontraktor harus melaporkan
kepada DIREKSI dan PENGAWAS/MK untuk mendapatkan penyelesaian.

3.2) Persyaratan Pemasangan Pipa Refrijeran


Sambungan.
Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting,
Harus menggunakan Forged Extruded Copper Fitting sesuai dengan standard
ASA-B. 16.181963, atau sesuai dengan rekomendasi Manufacturer.
Harus dengan proses Hard Solder dan product asli/rekom dari Manufacturer.
Filter Material dengan 'Silver Base Alloy’ Melting for 1000 degree F.
Sambungan ke peralatan di sesuaikan dengan outlet dari peralatan
tersebut, dan mengikuti ketentuan dari Manufacturer.
Proses soldering/brazing harus dilakukan dengan mengalirkan gas Nitrogen
pada bagian dalam pipa, untuk menghindari penumpukan jelaga pada bagian
dalam pipa sambungan/Separation tube/fitting/Out door unit Brach kit/elbow.
Percabangan/belokan-2 harus menggunakan Separation Tube/Out door brach
kit / Elbow, dan tidak diizinkan membengkokkan pipa untuk membuat belokan.
Pemasangan isolasi baru boleh dilakukan setelah pipa di-test dengan benar.
Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem pada alur/kedudukan pipa.

3.3) Persyaratan Pemasangan Isolasi Pipa Refrigerant


Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke lubang yang telah
tersedia tanpa merobek isolasi tersebut dan sesuai rekomendasi Manufacturer.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan kembali dengan
menggunakan lem karet seperti Castrol, Aica Aibon atau sejenisnya.
Bila robekan lebih panjang darl 40 cm, maka Isolasi tersebut harus diganti.
Setelah Isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar Matahari
langsung, harus dibungkus dengan Aluminium Foil.
Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil Tape sehingga
benar-benar rapat.
Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu harus dilindungi dengan
pelat BjLS 100 yang dilekuk sesuai dengan bentuk isolasi.

3.4) Persyaratan Pemasangan Pipa Kondensat/Pipa drain


Harus dipasang dengan kemiringan minimum 1 %.
Sambungan dengan Solvent Cement, atau sesuai rekomendasi Manufacturer.
Pipa harus diisolasi dengan lapisan isolasi jenis Styrofoam yang sudah dicetak
setengah pipa dan dibungkus dengan Aluminium Foil, Isolasi sampai
penyambungan ke scope Kontraktor lain.
Fitting harus dari jenis Injection Moulded Fitting, dan aturan dari Manufacturer.
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Produk bahan dan peralatan pada
dasarnya adalah sebagai berikut:
Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
1. Unit Ac : Daikin
2. Pipa refrigrant :Denji, Wolferin, kupper
3. Isolasi pipa : Termaflex, Aeroflex

B 3. ELEKTRONIK
PASAL 33 UMUM
Peraturan Dan Acuan

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut:
PUIL 1987 dan PUIPP 1983.
AVE.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982.
National Fire Protection Association (NFPA).
Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.
Fire Office Comitte (FOC).

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Peraturan lainnya yang dikeluarkan den intansi yang berwenang seperti PLN,
PERUMTEL, Dlt. Jen. Bina Lindung dan Perusahaan Daerah Air Minum.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang
dan telah biasa mengerjakannya, serta sebagai agen resmi dari merek yang
dltawarkan, atau bekerja sama dengan pemegang merek yang ditawarkan.
Khusus untuk izin dari Instansi PLN, TELKOM, PAM (PAS PLN, TELKDM, PAM
dengan kelas yang sesuai) diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain
yang telah memiliki PAS PLN, TELKOM, PAM yang dimaksud.
Testing dan Commissioning
Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan peralatan dapat berfungsi dengan baik
dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratem yang diminta, sesuai dengan prosedur
testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang.
Semua bahan dan perlengkapan yang dlperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung Jawab Kontraktor termasuk daya llstrik untuk testing.

Pembobokan. Pengelasan dan Pengeboran

Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini serta pengembaliannya ke kondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi ini.
Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Direksi Pekerjaan secara tertulis.
Pemeriksaan Rutin dan Khusus
Pemeriksaan rutin pada masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor
instalasi secara periodik dan tidak kurang dari setiap dua minggu sekali.
Pemeriksaan khusus pada masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Direksi Pekerjaan
dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.
Kontraktor harus membuat laporan periodik tentang gangguan dan perbaikan
yang telah dilaksanakan selama masa pemeliharaan.

PASAL 34. PEKERJAAN FIRE ALARM


A. LINGKUP PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan
lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang lengkap
sempurna untuk seluruh pekerjaan sistem pengindera kebakaran sepertl dipersyaratkan di

dalam buku ini dan dltunjukkan di dalam Gambar perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus
termasuk sertifikat pabrik dari pembuat peralatan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak

mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini) tetapi dianggap perlu untuk keamanan
dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem pengindera kebakaran secara keseluruhan.

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi teknis Ini. Bila temyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dlpasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Pusat Kontrol,
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan Central Proccessing Unit (CPU) Fire Alarm,

dan peralatan-peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem.

Initiating Device,
Item pekerjaan ini meliputi pekerjaan lonization Smoke Detector, Rate of Rise and Fixed

Temperature Detector, Fixed Temperature Detector dan Manual Detector/Alarm.

Alarm Device
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Visual Alarm Devices (lampu indikator ) dan
Audible Alarm Device (bell).

Annunciator panel,
Dalam pekerjaan ini harus termasuk pula batere, cadangan berikut
chargernya , kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan peralatan dan haus
mampu bekerja dalam waktu 12 jam tanpa supply listrik DC.

INSTALASI DAN SISTEM

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Pekerjaan Ini meliputi pengkabelan lengkap dengan conduit, sparing, metal docs untuk
fixture unit, pencabangan dan penyambungan serta peralatan bantu lainnya
Peralatan bantu
Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan
kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau
terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
Sistem Pembumian Pengaman
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda
pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan
yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
Penjelasan Sistem
PusatKontrol
Pusat Kontrol merupakan pusat untuk melakukan fungsi monitoring, alerting/signalling
dan controlling baik secara otomatis dan atau manual. Operasi otomatis dilakukan
berdasarkan suatu program tertentu yang telah ditentukan sebelumnya sedangkan

operasi manual berdasartan suatu prosedur operasi tertentu meliputi input unit,

Peralatan sentral fire alarm harus diletakkan dalam meja kontrol.


Kontraktor harus mengkoordinasikan bentuk dan ukuran meja kontro! yang
akan digunakan dengan Direksi Pekerjaan
Annunciator Panel
Yang dimaksud dengan annunciator adalah bagian sistem yang
menghubungkan antara peralatan input (peralatan deteksi) dan output unit
(alarm system, actuator unit) dan peralatan lainnya dengan pusat kontrol.
Annunciator panel bertujuan untuk memonitor apabila ada kejadian fire atau
fault alarm pada zoning mana saja terjadinya gangguan terrsebut.
Peralatan Pendeteksi.
Peralatan Pendeteksi dapat dikelompokkan menjadi:
Pendeteksi kondisi area/ruang/tempat yang terdiri atas :
Rate of rise and fixed temperature detector, fixed temperature detector, ionization
smoke detector dan manual station untuk mendeteksi kebakaran dalam ruangan.

Pendeteksi operasi peralatan yang disupervisi disesuaikan dengan jenis dan


cara kerja dari peralatannya.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

PASAL 35 PEKERJAAN TELEPHONE

A LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan semua material peralatan, tenaga kerja dan
lain -lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeiiharaan yang
sempurna untuk seleuruh sistem komunikasi telephone seperti dipersyaratkan didalam
buku ini dan seperti ditunjukkan didalam Gambar Perencanaan. Didalam pekerjaan ini
harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini
yang tidak mungkin disebutkan secara terinci didalarn buku ini tetapi dianggap perlu
untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi telephone.
Jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Sentral Langganan Telephone Otomatis/STLO yang digunakan adalah Private Access Brach

Exchange (PABX). Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah unit PABX. Operator Console

yang dilengkapi dengan Direct Selector Switch (DSS), Printer, Main Distribution Frame (MDF)

dan Sumber Catu Daya Listrik Cadangan (Charger & Ni-Cd Battery)

Instalasi Telephone
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah terminal-terminal box satu
dengan terminal box yang lainnya, kabel instalasi yang menghubungkan
terminal box dengan outlet-outlet telephone termasuk outlet-outlet telephone,
metal doos serta conduit/sparing pellndung kabel instalasi.
c) Pesawat Telephone
Dipilih pesawat telephone push button dialler yang dilengkapi dengan speaker
hands free. Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara
jelas atau terinci didalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
Penyambungan saluran telephone TELKOM sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, untuk nomor saluran baru.
Kemampuan Operasi
Sistem komunikasi Ini harus dapat berfungsl sebagai:
Sarana hubungan komunikasi telephone
Sarana hubungan komunikasi Intercom
Komunikasi antar extension (pesawat cabang)

Sistem harus dapat difungsikan untuk komunikasi antar extension.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Komunikasi antar extension tersebut harus dapat diprogram untuk bisa komunikasi
langsung, melalui operator atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi (diblok).
Hal tersebut disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Komunikasi dari extension pesawat cabang keluar.
Sistem harus dapat difungsikan untuk komunikasi dari extension keluar sesuai
dengan tingkatan/jabatan yaitu :
a) Tingkatan 1:
Extension yang diprogram untuk tidak bisa berkomunikasi keluar kecuali disambungkan oleh

operator.
b) Tingkatan 2 :
Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui
operator) tetapi terbatas untuk dalam kota (sambungan lokal)
c) Tingkatan 3 :
Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui operator) tetapi
terbatas untuk dalam kota (sambungan lokal) dan dalam negeri (sambungan jarak jauh)

d) Tingkatan 4 :
Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui
operator) dan tidak terbatas artinya dapat melakukan sambungan lokal, jarak
jauh dan sambungan internasional.
Pemilihan extension yang masuk ketingkatan 1,2,3 dan 4 ditentukan kernudian
dan disesuaikan dengan peraturan dan struktur organisasi, harus dapat
diprogram secara bebas.
Komunikasi dari luar ke dalam
Komunikasi dari luar ke dalam harus dapat diprogram untuk dapat dihubungi
langsung dari luar kecuali melalui operator.
Sistem konfrensi
Sistem harus mampu untuk melakukan pembicaraan sistem konfrensi (pembicara
lebih dari dua orang) berupa :
- Extension - extension - extension
- Luar - extension - extension
- Luar - luar -
extension dll
Penomoran pesawat cabang
Penomoran extension harus dapat diprogram secara bebas dan flexible.

SENTRAL TELEPON LANGGANAN OTOMATIS

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Ketentuan Umum
PABX yang digunakan harus memenuhi standar atau spesifikasi TELKOM dan COTT
yang dibuktikan oleh sertifikat yang dikeluarkan
a) PABX harus mempunyai kemampuan seperti ditunjukkan didalam item
Kemampuan Operasi di atas.
PABX yang digunakan harus mempunyai rekomendasi dari pabrik pembuatnya
untuk dipasang di daerah trofis dengan kondisi lingkungan
Temperatur ruangan : 10 oC s/d 40 °C
• Kelembaban relatif : s/d 80%

Data Teknis
PABX yang digunakan dari :
Kapasitas 8 line TELKOM dan 32 extension, expandable.
PABX harus mampu diextand (diperluas) untuk pengembangan dimasa yang
akan datang.
PABX mempunyai sumber catu daya listrik 220 Volt + 10%, 1 Phase, 50 Hertz
Mempunyai catu daya listrik cadangan berupa batere yang mampu bekerja
dalam keadaan sumber catu daya utama PLN mengalami gangguan minimal
8 (delapan) jam pada kondisi full traffics.
Unit catu daya listrik cadangan dilengkapi dengan charger / recftifier
PABX harus dilengkapi dengan :
1 buah operator console
Main distribution frame (MDF)
Sistem grounding dengan tahanan sesuai yang direkomendasikan pabrik
pembuat PABX sehingga sistem bekerja sempuma.
Persyaratan Pemasangan
PABX dipasang pada ruangan seperti dalam gambar perencanaan
PABX dipasang dengan perkuatan sehingga tidak akan roboh, rusak atau
bergeser oleh gangguan mekanis.
TERMINAL BOX TELEPON
Bahan
Terminal box telephone terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,8 mm.
Kontruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna yang
akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana, dilengkapi dengan pintu,
kunci dan handle, dengan kapasitas sesuai dengan gambar perencanaan.
Pelaksanaan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Terminal box dipasang dengan sistem flush mounting pada dinding, dengan
sistem penyambungan kabel instalasl telephone di dalam terminal box dilakukan
dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis "sambungan jepit"

KABEL INSTALASI
Bahan
Kabel instalasi telehone menggunakan kabel PVC berukuran minimal 0,6 mm 2
(disesuikan denga gambar rencana) dengan jumlah kabel per pesawat sesuai
merk PABX terpilih. Persyaratan teknis rnengenai instalasi penunjang seperti
conduit, sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang
untuk instalasi sistem catu daya listrik dan penerangan.
Pemasangan
Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem padan rak kabel
atau ditanam didalam dinding. Konduktor kabel instalasi telephone mempunyai inti
solid yang terbuat dari bahan tembaga. Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telephone
harus dibedakan dari pipa-pipa pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain
dengan cara menandai dengan cat finish berwama hijau.
OUTLET DAN PESAWAT TELEPON
Outlet Telephone
Outlet telepon dipasang pada dinding dengan ketinggian pemasangian 40 cm dari
permukaan lantai dan ada juga yang dipasang jenis Floor outlet box dengan
menggunakan square metal box, sesuai ditunjuk dalam gambar.
Outlet telephone harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data komputer.
Pemasangan outlet telephone harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas
oleh gangguan mekanis. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan
dengan rekomendasi dari produk yang dipilih.
Pesawat Telephone
Pesawat telephone cabang berupa pesawat telephone meja dengan tipe 'push
button dialler, sesuai persyaratan dari produk yang terpilih.

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Produk bahan dan peralatan pada
dasarnya adalah sebagai berikut:

Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
1. Peralatan : Panasonic
2. Kabel :Supreme, Kabelindo, Kabelmetal

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

3. Konduit : Ega, clipsal

PASAL 36 INSTALASI TATASUARA

UMUM
Uraian
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, di mana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal Ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya
Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Sistem.
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi Sistem
Suara ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk pergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Instalasi Sistem Suara yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Suara, meliputi unit
sumber sinyal suara (program source) dan penguat sinyal suara (audio amplifier)
Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit kontrol & monitor serta Sistem
Rak peralatan-peralatan sentral Sistem Suara
Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kotak Hubung Bagi di setiap Ruang
Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabei-kabel distribusi Sistem Suara antara
peralatan sentral dan sistem rak dengan kotak hubung bagi disetiap lantai
Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loud Speaker)
Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara Kotak
Hubung Bagi dengan alat pengeras suara dan jack micropon disetiap lantai
Melakukan testing dan commisioning
B. BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut:
Kotak Hubung Bagi/Terminal Box/Kotak Sambung

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Kotak hubung bagi ini harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan seluruhnya harus
dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat bakar Acrylic ICI wama
kelabu atau terbuat dari bahan Polyester. Kotak hubung bagi ini harus dilengkapi dengan kunci
yang seragam untuk semua kotak hubung bagi dan terminal penyambungan kabel. Kotak
hubung bagi harus dilengkapi dengan kabel gland sebanyak jumlah kabel yang keluar/masuk

Kabel
Kabel-kabel distribusi ke Speaker yang dipakai adalah jenis NYYHY dengan jumlah
kawat seperti pada gambar rericana. Kabel-kabel ke masing-masing loud speaker
yang dipakai adalah jenis NYYHY 2 x 1,5 mm 2 dan terletak dldalam konduit. Kabel ke
jack mikropon menggunakan two wire shielded (serened) 2 x 0,6 mm
Tangga Kabel / Rak Kabel / Tray Kabel
Tangga kabel dipasang di shaft dan terbuat dari besi siku 40 x 40 mm yang ditempatkan
secara bertolak belakang. Tangga kabel Ini harus dilengkapi klem yang terbuat dari
alumunium dan mur baut dari stainless steel yang sesuai dengan besarnya kabel. Tangga
kabel ini harus dicat anti karat dengan zinchromat 2 kali sebelum dipasang
Peralatan Sentral
Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi:
Emergency Sirene Generator
Microphone untuk paggi!
Penguat sinyal (audio amplifier) meliputi:
Pre Amplifier/ Mixer
Power Amplifier
Speaker
Ceiling Speaker

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Produk bahan dan peralatan pada
dasarnya adalah sebagai berikut:

Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
1. Peralatan : Toa
2. Kabel :Supreme, Kabelindo, Kabelmetal
3. Konduit : Ega, clipsal

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

PASAL 37 PEKERJAAN MATV

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan, tenaga kerja
dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang
sempurna untuk seluruh sistem Master Antena Televisi seperti dipersyaratkan di
dalam buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan. Dalam
pekerjaan ini harus termasuk sertifikat dari pabrik pembuat peralatan yang akan
dlpakai juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang
tldak mungkin disebutkan secara terlnci di dalam buku ini tetapl dlanggap perlu untuk
kesernpumaon fungsl dan operas) sistem MATV dan Video.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan balk dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambor-tiambar perencanaan,
dimana bahan-bahan dari peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesiflkasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaari antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengen ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a) AntenaTV
Pekerjaan ini mliputi antena lengkap dengan actuator dan receivernya, antena
Yagi dan tiang-tiang pendukung serta peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem
Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan
kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak ditebutkan secara jelas atau
terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis
Sistem Pembumian pengaman
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian mellputi batang elektroda
pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan
yang harus dikeburnikan dengan elektroda pembumlan termasuk ssluruh peralatan-
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ni.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

PASAL 38 SISTEM CCTV


UMUM
Uraian
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan balk
dalam spesifikasi Ini maupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimaria bahan-
bahan dan peralatan yang dlgunakan sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi
ini. Bila ternyata terdapat perbedaan bahan dan peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

Uraian Lingkup (Scope! Pekeriaan Sistem CCTV)


Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan
instalasi sistem CCTV atau camera Ini harus melakukan pengadaan dan
pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan balk dan slap untuk digunakan.
Garls besar scope pekerjaan Instalasi SItem CCTV yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan Sentral Sistem CCTV,
meliputi unit pengolahan utama berupa NVR lengkap monitor.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit camera.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara
Pengolah Utama dengan unit camera di setiap lantai.
Melakukan testing dan commisioning.

B. BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut:
Camera
Camera yang dipakai adalah tipe dome ( IP ) dengan resolusi 4 MP, Bullet
Network (IP) Camera 4mp IR motorized VF lens
Kabel
Kabel-kabel dlstribusl dari Camera ke NVR adalah cat 6 dan terletak di dalam konduit.
Peralatan Sentral
NVR 160 Mbps bit rate input max ( up to 16 –ch IP video ) 4 Sata interfaces w/ harddisk

8T

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

- Peralatan lain dan alat bantu yang tidak disebutkan, akan tetapi dibutuhkan
untuk menjalankan sistem sehingga semua peralatan dapat berfungsi dengan
baik dan siap untuk dioperasikan.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan Sentral Sistem CCTV,
meliputi unit pengolahan utama berupa NVR lengkap dengen monitor.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit camera.
Melakukan testing dan commisioning.

PASAL 39 PEKERJAAN INSTALASI KABEL


DATA A. UMUM
Sistem jaringan komputer yang akan dipasang dapat dilihat pada gambar.
Beberapa point penting yang perlu diperhatikan adalah:
Pusat jaringan komputer terletak dl lantai 1dan didistribusikan ke jarlngan-
jarlngan yang lalnnya (sesuai gambar).
PERSYARATAN BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan yang akan dlpakal harus memenuhi atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut:
Semua perlatan dan instalasi yang akan dipasang haruslah baru sama sekali
dan tidak terdapat cacat sedikitpun, terhadap ketidaksempurnaan/
kekurangbaikan barang/peralatan yang dikirim, Direksi Pekerja berhak untuk
menolak dan kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan.
Untuk alasan kompatibiliti dan keseragaman dalam configuring, seluruh perangkat
jaringan initi harus menggunakan merek yang sama ( single vendor solution).
Perangkat jaringan inti beserta pengkabelan, konektor dan assesories lainnya
yang dibutuhkan harus kompatibel satu sama lainnya, sehingga kerjasamanya
dapat mengghasilkan untuk kerja yang maksimum.
Kabel dan konektor:
Kabel-kabel distribusi Jaringan Komputer di dalam gedung menggunakan jenis UTP
minimal category 6 yang dijamin bekerja pada kecepatan minimal 100 Mbps. Kabel
ditempatkan dalam conduit dan determinasi pada Konektor RJ 45 female (menuju
Ethernet Card komputer) yang dipasang secara wall-mounted. Konektor RJ 45
female yang digunakan harus memenuhi spesifikasi kecepatan 100 Mbps, serta
memenuhi standart ISO/ IEC IS11801, CENELEC EN50173 dan EW TIA 568.
5) Kondult dan Tray

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

Jenis konduit yang dipakai adalah PVC conduit high impact dengar. diemeter
dalam minimum 20 mm. Pipa, elbow, socket, jungtion box dan assesories
lainnya haruslah sesuai satu dengan lainnya. Cable tray haruslah dari bahan
yang tahan lama (hotdipped galvanized).
Perangkat Utama
Jaringan komputer lantai dua.
Jaringan kabel distribusi, jumlah titik sesuai gambar
Kabel UTP minimal category 6
Gambar tata letak perangakat jaringan dan titik-tltik komputer dapat dilihat
pada gambar Rencana Posisi Komputer Lantai Satu, Dua, Tiga
Menggunakan kabel minimal UTP category 6.
Gambar tata letak perangakat Jaringan dan titik-titik komputer dapat dilihat pada
gambar Rencana Posisi Komputer.
Catatan:
Perlengkapan lain yang belum disebutlcan disini, namun merupakan kebutuhan
pokok agar sistem tersebut bisa beroperasi secaraa sempurna, harus dilengkapi
olah kontraktor dan diinforrnaslkan kepada Direksi Pekerja.
PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN DAN PENGESETAN
Semua kabel yang dipergunakan harus ditempatkan dalam konduit PVC dan
dipasang tertanam. Konduit harus diklem pada struktur bangunan dengan
saddle klem, bila diperlikan (misalnya pada lintasan melingkar) konduit PVC
b'sa dikombinasikan dengan pipa fleksible.
Untuk jalur-jalur utama menggunakan kabel tray yang sudah ditentukan spesifikasinya dan
dipasang dengan supportnya sedemikian sehingga tidak berbenturan jalur dengan kabel
yang lainnya (power) dan diatur sedemikian dengan jarak minimal diantaranya 20 cm

Untuk perangkat jaringan ini, konfigurasi pemasangan dimungkinkan menggunakan


system stack/cascade beberapa perangkat, agar jumlah port yang dibutuhkan bisa
tercapai, serta harus mendukung minimal Gygabyte Channel.
Semua peralatan Jaringan Komputer harus dipasang pada tempat-tempat yang sesual

seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana, dimana koordinat yang tepat dapat dilihat lebih

jelas dalam Gambar Rencana Titik komputer. Bagi penempatan perangkat jaringan yang
belum jelas atau belum ditentukan dalam gambar rencana atau pada penempatannya
mengakibatkan masalah dengan ammature penerangan atau peralatan yang terdapat di

plafond lainnya, agar dibicarakan dengan Konsultan Pengawas serta Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

PENGUJIAN
Semua peralatan Jaringan Komputer inl harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawascdan Direksi.
Pengujian meliputl testing kabel UTP end to end untuk masing-masimg work area.
Sebelum melakukan pengujian Jaringan Komputer, kontraktor wajib
memberitahu Konsultan Pengawas dan Direksi terlebih dahulu. Setiap
pengujian yang dilakukan tanpa disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan
Direksi akan dinyatakan tidak sah dan harus diulang kembali.
Sebelim melakukan pengujian, kontraktor harus melaporkan kesiapan alat uji/alat
ukur yang diperlukan.
Semua biaya yang diperlukan untuk melakukan pengujian, baik untuk daya llstrlk dan
peralatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya menjadi tangqung Jawab kontraktor.
Apablla terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka kontraktor

wajib memperbaikinya dengan biaya sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.

GARANSI DAN PEMELIHARAAN


Setelah selesai pengujian dan dinyatakan baik, kontraktor (c.q. perusahaan pemegang
keagenan) harus menyerahkan surat jaminan untuk masa waktu sedikitnya 12 (dua belas) bulan
atas kesempurnaan bekerjanya system dan penggantian suku cadang selama masa garansi
tersebut. Dan setelah masa pemeliharaan selesai, wajib menyerahkan surat Garansi untuk
Structured Cabling System dari Principles dengan masa garansi minimal 1 (satu) tahun.

Kontraktor wajib menyerahkan semua dokumen baik berbentuk check list


pengujian, dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan system garansi.
Setelah semua system berjalan dengan baik, kontraktor menjadwalkan training
pengesetan / pemrograman serta trouble shooting sederhana system Jaringan
Komputer bagi sekelompok Engineer/teknisi pemilik/Pemberi Tugas.

PRODUK
Bahan dan peralatan yang dipilih harus memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
Kabel: Belden Cat 6
Kondult: EGA, CLIPSAL
Outlet data : RJ 45 ( vivace )

Acces point : Ubiquity UAP, LR


PASAL 40 LIFT
Unit Lift pada Gedung ini menggunakan produk Kone , yang mengacu pada
spesifikasi di bawah :

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

1. Tipe : PW08 / 10 -19


2. Kapasitas : 8 orang / 630 Kg
3. Speed : 1,0 m/s atau 60 mpm
4. No. of stop : 3 floor stop
5. Travel : 7,2 meter
6. Power supply : 4 kW / 380 V / 3 Phase / 50 Hz
7. Car internal : 1.100 x 1.400 x 2.300
( W x D x H ) mm
8. Hoistway : 2.000 x 2.000
( w x D ) mm
9. Door opening : 800 x 2.100, center open door
( W x H ) mm
10. Pit depth ( mm ) : 1.450
11. Over head ( mm ) : 4.000

Kelengkapan lainnya adalah Panel control lift, automatic rescue device ( ARD ), Intercom
system sampai ke ruang control / operator serta perijinan dari dinas terkait.

PASAL41. PENUTUP
Hal – hal yang belum jelas disebutkan dalam bestek ini, tapi mutlak perlu dalam
pelaksanaan pembangunan akan dilengkapi dalam Berita Acara Aanwijzing, dan dapat
dilihat juga pada lampiran bestek untuk memperjelas spesifikasi item pekerjaan lainnya,
dan dapat juga melihat gambar rencana untuk memperjelas item beserta spesifikasinya.

Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi Bali

Albert Parlindungan Siahaan,SH


Penata Tk.I
NIP.19681123 200003 1 003

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG/MAL PELAYANAN PUBLIK PROVINSI BALI

SPESIFIKASI TEKNIS

Anda mungkin juga menyukai