Anda di halaman 1dari 13

METODE PELAKSANA PEKERJAAN

Pekerjaa : Pembangunan Aula Sekolah


n i
Loka :
s
Tahu : 2020
n

BAB 1. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Latar belakang Paket Pekerjaan Pembangunan Aula Sekola ini dapat terus memperlancar kegiatan Pembangunan
Gedung Kantor yang berkualitas.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian
tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat
keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan.
Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap
lingkungan dan lalulintas pekerjaan dan tetap memperhatikan hal terpenting dalam penerapan sistem kesehatan dan
keselamatan kerja (SMK3K) Atau RK3K.
3. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Pembangunan Aula Sekolah Harvard adalah sebagai berikut :
I PEKERJAAN PERSIAPAN

II PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

4. PEMBUATAN DIREKSI KEET


Dalam pelaksanaan proyek ini akan kami buat Direksi Keet, sehingga memudahkan rapat dilokasi pekerjaan dan
untuk keperluan
tenga teknis, dan konsultan pengawas dan direksi lapangan untuk melakukan keperluan pelaporan.
Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule, struktur
organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.
Ruang ini digunakan sebagai kantor
sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.
Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlansung.

5. PEMBUATAN GUDANG PENYIMPANAN


MATERIAL
Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari
bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnyaharus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau
keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah
sehingga semen tidak menyentuh langsung pada permukaan tanah, agar terhindar dari resapan air dari permukaan
tanah.

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Papan nama proyek multiplek 9mm, 80x120 cm (finish digital
printing)
Papan nama proyek akan segera dibuat dengan ukuran 0.8 x 1.2 m setelah kami selaku kontraktor pelaksana
menerima Surat Perintah Mulai Kerja paling lambat 7 hari kerja, dan dipasang dilokasi proyek, , serta dijaga
keberadaannya selama proyek berlangsung. Papan nama proyek dibuat dari finish digital printing dan
ditempel di multipek dan tiang kayu 10 x 10 menggunakan kayu kualitas baik, atau dibuat sesuai petunjuk
Direksi

2 Mobilisasi/Demobilisasi
- mobilisasi dan demobilisasi alat berat, alat- alat pendukung
lainya
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan untuk
melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan
sesuai dengan gambar kerja.
Personil terdiri dari:
1 Tenaga Pelaksana Lapangan Jumlah 1 Orang
2 Petugas K3 Jumlah 1 Orang
3 Mandor Jumlah 1 Orang
4 Kepala Tukang Jumlah 2 Orang
5 Tukang Jumlah 6 Orang
6 Pekerja Jumlah 15 Orang
Dan akan Demobilisasi setelah pekerjaan selesai kerjakan dan terlebih dahulu meminta persetujuan
konsultan pengawas dan direksi lapangan.

3 Sewa Container untuk gudang, kantor dan Barak Pekerja


5 Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamantan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (SMK3)
- Penyiapan RK3K terdiri atas :
RK3K telah kami lampirkan dalam penawaran ini sesuai dengan prosedur dan undang - undang yang
berlaku, dan
akan kami terapkan disaat melaksaanakan pekerjaan tersebut.
a. pembuatan manual, instruksi kerja, prosedur, ijin kerja, pembuatan KIP
Kami Selaku kontraktor pelaksana akan membuat manual instruksi kerja disetiap hari
menjelang mulai
pekerjaan dan akan membuat ijin kerja Konstruksi KIP sesuai prosedur.
- Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas :
Akan segera Sosialisasikan dan Promosikan di lingkungan sekitar dan seluruh tenaga kerja tentang
K3 dan akan
dilengkapi dengan Spanduk dan papan Informasi K3 sesuai yang tertera dibawah ini:
a. Spanduk
b. Papan Informasi K3
- Alat Pelindung Diri/Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut kami selaku kontraktor pelaksana akan terlebih dahulu
membeli Alat Pelindung Diri APD Kerja sesuai yang tertera dalam RAB Kontrak kerja dan sesuai
perintah Direksi Lapangan dengan uraian yang tertera dibawah ini.

a. Topi pelindung (safety helmet)


b. Masker
c. Pelindung mata (goggles, Spectacles)
d. Sepatu keselamatan (Safety shoes)
e. Rompi keselamatan (Safety vest)
- Fasilitas sarana kesehatan terdiri atas :
a. Peralatan P3K
b. Penyedian Pencucian Tangan (tangki air, sabun dan
sanitzer)
- Lain-lain terkait pengendalian resiko K3 terdiri atas :
a. Bendera K3
Penyediaan perlengkapan K3 berupa helm kerja, sepatu, sarung tangan, rambu - rambu, perlengkapan
pemadam kebakaran, dan obat - obatan serta menjaga kebersihan di lingkungan lokasi pekerjaan,
membuang sampah pada
tempatnya.
Pendaftaran BPJS Ketenaga Kerjaan Proyek
Pekerjaan keamanan dan keselamatan kerja (BPJS) akan di kerjakan dengan cara mendaftarkan semua
orang yang terlibat dalam pekerjaan ke BPJS agar nantinya jika ada kecelakaan kerja para tenaga kerja
mendapat jaminan atas
keamanan dan kesalamatan kerja.
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat
tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang. Terjatuh saat menggambil foto Oleh
karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku
pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker.

6 Pembuatan Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan ( 5


Eksemplar )
a. Membuat Laporan Harian yang berisi :
- Jenis kegiatan yang dikerjakan
- Bahan – bahan yang digunakan
- Alat – alat yang didatangkan
- Jumlah tukang / tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Besarnya prestasi pekerjaan
- Menyediakan Buku Harian sesuai dengan petunjuk Direksi dan direkap dalam Laporan Mingguan
dan Laporan
Bulanan

b. Membuat pemotretan :
Dokumentasi pemotretan dilakukan minimal 1 (satu) kali setiap perubahan progress pekerjaan
harian sejak dimulainya proyek sampai selesai proyek. Foto foto harus berwarna dan berukuran post
card. Foto ini merupakan bukti otentik pekerjaan yang dilakukan pelaksana dan akan diserahkan kepada
direksi pekerjaan dalam bentuk laporan seperti disebut diatas.

7 Pembuatan Shop & As Builtd Drawing A3 ( 5 Eksemplar )


Pekerjaan Dokumentasi dan pelaporan yang dilakukan oleh pelaksana termasuk Asbuilt Drawing yang
harus diberikan kepada direksi pekerjaan, yang berupa laporan mingguan dan laporan bulanan. Untuk
membuat Asbuilt Drawing terlebih dahulu dilaksanakan pengukuran volume pekerjaan dilapangan. System
Pengukuran yang dilakukan disetiap Item Pekerjaan dan mencocokan pada Volume yang tercantu pada
kontrak kerja . Hasil dari Pengukuran kemudian dibuat menjadi Asbuilt Drawing.

8 Pembersihan akhir
Setelah keseluruhan pekerjaan selesai dilaksankan kami akan melakukan pembersihan – pembersihan pada
sisa-sisa pekerjaan dan melakukan perbaikan – perbaikan pada titik – titik dimana nantinya menurut direksi
belum sempurna

II PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI


1 Pekerjaan Bowplank
Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan. Pemasangan
Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana
dan dibuat Berita Acara
Pematokan.
Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam
dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari
papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As
antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah
dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank
dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih
dahulu ditancapkan kedalam tanah.

2 Pekerjaan pondasi bore pile ( beton K - 300 BP )


- Bore pile BP1 dia. 60 cm tulangan pokok 10 D 16 mm ring spiral D 10 - 200 mm (2 titik)
- Bore pile BP2 dia. 50 cm tulangan pokok 8 D 16 mm ring spiral Ø 10 - 200 mm (6 titik)
- Bore pile BP3 dia. 40 cm tulangan pokok 8 D 16 mm ring spiral Ø 10 - 200 mm (13 titik)
A. Pekerjaan Pemancangan
a. Persiapan & Mobilisasi:
Team Drafter mempersiapkan shop drawing dan Team QC mempersiapkan ijin kerja dari Konsultan
Pengawas.H162
Team Surveyor memarking semua pancang untuk setiap bagian kerja yang disetujui berdasarkan data
yang telah
disetujui.
Pembuatan alur jalan pemancangan
Team Survey menandai posisi pancang yang akan dipancang.
Perapian site pancang dan mempersiapkan pendatangan mesin pancang.
b. Pemancangan
Peralatan Pemancangan:
1 Crane with Pile Hammer
2 Alat bantu

Urutan pekerjaan dari pemancangan:


1 Pemancangan pertama dengan Tiang Pertama setelah ditentukan titik vertical dan Horizontal.
2 Tiang pancang ke 2 disambung dengan tiang pancang pertama sesuai dengan shop drawing dan
instruksi dari
engineer.
3 Pemancangan dilaksanakan sampai didapat Final set (S) yang disyaratkan sesuai spesifikasi teknis.
4 Pemancangan dpt menggunakan Pile Follower jika tiang pancang terakhir tdk mencapai elevasi rencana.

c. PDA Test
Tujuannya adalah menguji daya dukung dinamis pondasi tiang (tiang pancang, atau jenis tiang
lainnya) tunggal sehingga dapat dievaluasi terhadap daya dukung rencana. Dilakukan pada titik-titik
yang mewakili dan hasil kuat
dukung ijin yang diperoleh telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Peralatan PDA Test:


1 Pile Driving Analyzer
2 2 Strain Transducer
3 2 Accelerometer
4 Kabel Penghubung.

Pengujian PDA Test:


1 Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang apabila kepala tiang sama rata dengan permukaan
tanah.
2 Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain transducer dan accelerometer
3 Pemasangan instrument.
4 Pengujian PDA dilakukan berdasarkan prosedur yang tercantum dalam ASTMD-4945-1996.
Pekerjaan pemotongan/pembobokan borepile
Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan Galian struktur sampai dengan elevasi rencana telah selesai
dilaksanakan.
Peralatan Pekerjaan Tiang Pancang:
Hammer (Palu Besar)
Cutter / Chain Saw
Man Power:
Labour
Foreman
Urutan pekerjaan dari pekerjaan potong tiang pancang:
Pemotongan Tiang Pile diawali dengan melakukan pemotongan elevasi top kepala tiang dengan
menggunakan gerinda potong yang dimaksudkan untuk menunjukkan batas potongan agar
pembobokan rapi tidak melewati batas potongan.

Diatas batas potongan tersebut pembobokan tiang dilakukan secara manual (betel dan godam / palu)
atau dengan menggunakan alat jack hammer hingga batas besi tulangan yang harus masuk ke pile
cap. Besi tulangan ini nantinya akan dirangkai dengan pembesian pada pile cap.
3 Pekerjaan Pondasi Pile Cap
- Pondasi Pile Cap BP1 ( 100 x 100 x 80 ) cm
a. Galian Tanah Pile cap
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Bouwplank selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu
Pekerjaan Pondasi Pile Cap diperlukan untuk perletakan Pondasi Pile Cap BP1 ( 100 x 100 x 80 )
cm
Galian pondasi dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera
dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau lainnya yang masih berfungsi, maka kami secepatnya memberitahukan kepada Direksi
atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk.
b. Urugan tanah kembali
Pekerjaan urugan kembali dilakukan setelah pondasi tapak selesai dan telah mengeras.Tanah hasil
galian dikembalikan lagi,dan digunakan untuk menimbun pondasi.Tanah dihamparkan kemudian
dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
c. Bekisting
Setelah pekerjaan pembesian selesai kami laksanakan selanjutnya Proses pembuatan Bekisting/mal
dan pemasangan Bekisting/malmal kerja dengan memperhatikan kekuatan Bekisting/mal
sehingga tidak mengalami pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga mengganggu proses
pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap proses pembuatan
Bekisting/mal dengan material yang kuat dan ikatan Bekisting/mal yang benar.
d. Pembesian
Tulangan utama kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jarak antara tulangan
kami buat
sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh konsultan pengawas
Tulangan Sengkang untuk stum kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, ukuran
pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh
konsultan pengawas.

Perakitan Besi dilokasi pekerjaan sehingga memudahkan untuk melakukan pemasangan.


e. Cor Beton K - 250, tanpa pompa
Membuat reques pengecoran
Kami bersama konsultan pengawas memeriksa semua pemasangan bekisting,
pembesian dan
bahanpengecoran

Mendapat persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai pengecoran


Campuran beton kami buat Beton K - 250 sesuai dengan spesifikasi teknis, semua campuran
akan kami aduk
dengan menggunakan Concrete Mixer.
Setelah campuran benar – benar tercampur sesuai dengan spesifikasi akan kami tuang ke
dalam kereta
sorong untuk di lakukan pengecoran
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami padatkan dengan
menggunakanconcrete
vibrator
Setelah Pengecoran selesai kami selanjut beton akan kami rawat sesuai dengan
laksanakan
spesifikasi dan petunjuk konsultan pengawas
Pembongkaran bikesting kami lakukan setelah sampai umur beton dan mendapat petunjuk
dari konsultan pengawas.

- Pondasi Pile Cap BP2 ( 100 x 100 x 80 ) cm


a. Galian Tanah Pile cap
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Bouwplank selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu
Pekerjaan Pondasi Pile Cap diperlukan untuk perletakan Pondasi Pile Cap BP1 ( 100 x 100 x 80 )
cm
Galian pondasi dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera
dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau lainnya yang masih berfungsi, maka kami secepatnya memberitahukan kepada Direksi
atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk.
b. Urugan tanah kembali
Pekerjaan urugan kembali dilakukan setelah pondasi tapak selesai dan telah mengeras.Tanah hasil
galian dikembalikan lagi,dan digunakan untuk menimbun pondasi.Tanah dihamparkan kemudian
dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
c. Bekisting
Setelah pekerjaan pembesian selesai kami laksanakan selanjutnya Proses pembuatan Bekisting/mal
dan pemasangan Bekisting/malmal kerja dengan memperhatikan kekuatan Bekisting/mal
sehingga tidak mengalami pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga mengganggu proses
pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap proses pembuatan
Bekisting/mal dengan material yang kuat dan
ikatan Bekisting/mal yang benar.
d. Pembesian
Tulangan utama kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jarak antara
tulangan kami buat
sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh konsultan pengawas
Tulangan Sengkang untuk stum kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, ukuran
pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh
konsultan pengawas.
Perakitan Besi dilokasi pekerjaan sehingga memudahkan untuk melakukan pemasangan.
e. Cor Beton K - 250, tanpa pompa
Membuat reques pengecoran
Kami bersama konsultan pengawas memeriksa semua pemasangan bekisting,
pembesian dan
bahanpengecoran
Mendapat persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai pengecoran
Campuran beton kami buat Beton K - 250 sesuai dengan spesifikasi teknis, semua campuran
akan kami aduk
dengan menggunakan Concrete Mixer.
Setelah campuran benar – benar tercampur sesuai dengan spesifikasi akan kami tuang ke
dalam kereta
sorong untuk di lakukan pengecoran
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami padatkan dengan
menggunakanconcrete
vibrator
Setelah Pengecoran selesai kami selanjut beton akan kami rawat sesuai dengan
laksanakan
spesifikasi dan petunjuk konsultan pengawas
Pembongkaran bikesting kami lakukan setelah sampai umur beton dan mendapat petunjuk
dari konsultan
pengawas.

- Pondasi Pile Cap BP3 ( 80 x 80 x 60 ) cm


a. Galian Tanah Pile cap
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Bouwplank selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu
Pekerjaan Pondasi Pile Cap diperlukan untuk perletakan Pondasi Pile Cap BP3 ( 80 x 80 x 60 ) cm
Galian pondasi dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera
dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau lainnya yang masih berfungsi, maka kami secepatnya memberitahukan kepada Direksi
atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk.

b. Urugan tanah kembali


Pekerjaan urugan kembali dilakukan setelah pondasi tapak selesai dan telah mengeras.Tanah hasil
galian dikembalikan lagi,dan digunakan untuk menimbun pondasi.Tanah dihamparkan kemudian
dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
c. Bekisting
Setelah pekerjaan pembesian selesai kami laksanakan selanjutnya Proses pembuatan Bekisting/mal
dan pemasangan Bekisting/malmal kerja dengan memperhatikan kekuatan Bekisting/mal
sehingga tidak mengalami pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga mengganggu proses
pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap proses pembuatan
Bekisting/mal dengan material yang kuat dan
ikatan Bekisting/mal yang benar.
d. Pembesian
Tulangan utama kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jarak antara
tulangan kami buat
sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh konsultan pengawas
Tulangan Sengkang untuk stum kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, ukuran
pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh
konsultan pengawas.

Perakitan Besi dilokasi pekerjaan sehingga memudahkan untuk melakukan pemasangan.

e. Cor Beton K - 250, tanpa pompa


Membuat reques pengecoran
Kami bersama konsultan pengawas memeriksa semua pemasangan bekisting,
pembesian dan
bahanpengecoran
Mendapat persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai pengecoran
Campuran beton kami buat Beton K - 250 sesuai dengan spesifikasi teknis, semua campuran
akan kami aduk
dengan menggunakan Concrete Mixer.
Setelah campuran benar – benar tercampur sesuai dengan spesifikasi akan kami tuang ke
dalam kereta
sorong untuk di lakukan pengecoran
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami padatkan dengan
menggunakanconcrete
vibrator
Setelah Pengecoran selesai kami laksanakan selanjut beton akan kami rawat sesuai
dengan
spesifikasi dan petunjuk konsultan pengawas
Pembongkaran bikesting kami lakukan setelah sampai umur beton dan mendapat petunjuk
dari konsultan pengawas.

4 Pekerjaan Pondasi Foot plate


- Pondasi Foot plate TP1 ( 165 x 165 x 30 ) cm termasuk kolom stump
a. Galian Tanah
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Bouwplank selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu Pekerjaan Pondasi Foot plate diperlukan untuk perletakan Pondasi Foot
plate TP1 ( 165 x 165 x 30 ) cm
termasuk kolom stump
Galian pondasi dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera
dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau lainnya yang masih berfungsi, maka kami secepatnya memberitahukan kepada Direksi
atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk.

b. Urugan tanah kembali


Pekerjaan urugan kembali dilakukan setelah pondasi tapak selesai dan telah mengeras.Tanah hasil
galian dikembalikan lagi,dan digunakan untuk menimbun pondasi.Tanah dihamparkan kemudian
dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
c. Bekisting
Setelah pekerjaan pembesian selesai kami laksanakan selanjutnya Proses pembuatan Bekisting/mal
dan pemasangan Bekisting/malmal kerja dengan memperhatikan kekuatan Bekisting/mal
sehingga tidak mengalami pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga mengganggu proses
pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap proses pembuatan
Bekisting/mal dengan material yang kuat dan
ikatan Bekisting/mal yang benar.
d. Pembesian
Tulangan utama kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jarak antara
tulangan kami buat
sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh konsultan pengawas
Tulangan Sengkang untuk stum kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, ukuran
pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh
konsultan pengawas.

Perakitan Besi dilokasi pekerjaan sehingga memudahkan untuk melakukan pemasangan.


e. Cor Beton K - 250, tanpa pompa
Membuat reques pengecoran
Kami bersama konsultan pengawas memeriksa semua pemasangan bekisting,
pembesian dan
bahanpengecoran
Mendapat persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai pengecoran
Campuran beton kami buat Beton K - 250 sesuai dengan spesifikasi teknis, semua campuran akan
kami aduk
dengan menggunakan Concrete Mixer.
Setelah campuran benar – benar tercampur sesuai dengan spesifikasi akan kami tuang ke
dalam kereta
sorong untuk di lakukan pengecoran
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami padatkan dengan
menggunakanconcrete
vibrator
Setelah Pengecoran selesai kami laksanakan selanjut beton akan kami rawat sesuai
dengan
spesifikasi dan petunjuk konsultan pengawas
Pembongkaran bikesting kami lakukan setelah sampai umur beton dan mendapat petunjuk
dari konsultan
pengawas.
- Pondasi Foot plate TP2 ( 120 x 120 x 30 ) cm termasuk kolom stump
a. Galian Tanah
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Bouwplank selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu Pekerjaan Pondasi Foot plate diperlukan untuk perletakan Pondasi Foot
plate TP2 ( 120 x 120 x 30 ) cm
termasuk kolom stump
Galian pondasi dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera
dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau lainnya yang masih berfungsi, maka kami secepatnya memberitahukan kepada Direksi
atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk.
b. Urugan tanah kembali
Pekerjaan urugan kembali dilakukan setelah pondasi tapak selesai dan telah mengeras.Tanah hasil
galian dikembalikan lagi,dan digunakan untuk menimbun pondasi.Tanah dihamparkan kemudian
dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
c. Bekisting
Setelah pekerjaan pembesian selesai kami laksanakan selanjutnya Proses pembuatan Bekisting/mal
dan pemasangan Bekisting/malmal kerja dengan memperhatikan kekuatan Bekisting/mal
sehingga tidak mengalami pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga mengganggu proses
pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap proses pembuatan
Bekisting/mal dengan material yang kuat dan
ikatan Bekisting/mal yang benar.

d. Pembesian
Tulangan utama kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jarak antara
tulangan kami buat
sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh konsultan pengawas
Tulangan Sengkang untuk stum kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, ukuran
pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh
konsultan pengawas.

Perakitan Besi dilokasi pekerjaan sehingga memudahkan untuk melakukan pemasangan.


e. Cor Beton K - 250, tanpa pompa
Membuat reques pengecoran
Kami bersama konsultan pengawas memeriksa semua pemasangan bekisting,
pembesian dan
bahanpengecoran
Mendapat persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai pengecoran
Campuran beton kami buat Beton K - 250 sesuai dengan spesifikasi teknis, semua campuran akan
kami aduk
dengan menggunakan Concrete Mixer.
Setelah campuran benar – benar tercampur sesuai dengan spesifikasi akan kami tuang ke
dalam kereta
sorong untuk di lakukan pengecoran
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami padatkan dengan
menggunakanconcrete
vibrator
Setelah Pengecoran selesai kami laksanakan selanjut beton akan kami rawat sesuai
dengan
spesifikasi dan petunjuk konsultan pengawas
Pembongkaran bikesting kami lakukan setelah sampai umur beton dan mendapat petunjuk
dari konsultan
pengawas.
- Pondasi Foot plate TP3 ( 100 x 100 x 30 ) cm termasuk kolom stump
a. Galian Tanah
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Bouwplank selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu
Pekerjaan Pondasi Foot plate diperlukan untuk perletakan Pondasi Foot plate TP3 ( 100 x 100
x 30 ) cm termasuk kolom stump
Galian pondasi dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera
dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau lainnya yang masih berfungsi, maka kami secepatnya memberitahukan kepada Direksi
atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk.
b. Urugan tanah kembali
Pekerjaan urugan kembali dilakukan setelah pondasi tapak selesai dan telah mengeras.Tanah
hasil galian
dikembalikan lagi,dan digunakan untuk menimbun pondasi.Tanah dihamparkan kemudian
dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
c. Bekisting
Setelah pekerjaan pembesian selesai kami laksanakan selanjutnya Proses pembuatan Bekisting/mal
dan pemasangan Bekisting/malmal kerja dengan memperhatikan kekuatan Bekisting/mal
sehingga tidak mengalami pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga mengganggu proses
pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap proses pembuatan
Bekisting/mal dengan material yang kuat dan
ikatan Bekisting/mal yang benar.
d. Pembesian
Tulangan utama kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jarak antara
tulangan kami buat
sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh konsultan pengawas
Tulangan Sengkang untuk stum kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, ukuran
pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh
konsultan pengawas.

Perakitan Besi dilokasi pekerjaan sehingga memudahkan untuk melakukan pemasangan.


e. Cor Beton K - 250, tanpa pompa
Membuat reques pengecoran
Kami bersama konsultan pengawas memeriksa semua pemasangan bekisting,
pembesian dan
bahanpengecoran
Mendapat persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai pengecoran
Campuran beton kami buat Beton K - 250 sesuai dengan spesifikasi teknis, semua campuran akan
kami aduk
dengan menggunakan Concrete Mixer.

Setelah campuran benar – benar tercampur sesuai dengan spesifikasi akan kami tuang ke
dalam kereta
sorong untuk di lakukan pengecoran
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami padatkan dengan
menggunakanconcrete
vibrator
Setelah Pengecoran selesai kami selanjut beton akan kami rawat sesuai dengan
laksanakan
spesifikasi dan petunjuk konsultan pengawas
Pembongkaran bikesting kami lakukan setelah sampai umur beton dan mendapat petunjuk
dari konsultan
pengawas.
- Pondasi Foot plate TP4 ( 60 x 60 x 25 ) cm termasuk kolom stump
a. Galian Tanah
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Bouwplank selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu Pekerjaan Pondasi Foot plate diperlukan untuk perletakan Pondasi Foot
plate TP3 ( 100 x 100 x 30 ) cm
termasuk kolom stump
Galian pondasi dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera
dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau lainnya yang masih berfungsi, maka kami secepatnya memberitahukan kepada Direksi
atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk.
b. Urugan tanah kembali
Pekerjaan urugan kembali dilakukan setelah pondasi tapak selesai dan telah mengeras.Tanah hasil
galian dikembalikan lagi,dan digunakan untuk menimbun pondasi.Tanah dihamparkan kemudian
dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
c. Bekisting
Setelah pekerjaan pembesian selesai kami laksanakan selanjutnya Proses pembuatan Bekisting/mal
dan pemasangan Bekisting/malmal kerja dengan memperhatikan kekuatan Bekisting/mal
sehingga tidak mengalami pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga mengganggu proses
pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap proses pembuatan
Bekisting/mal dengan material yang kuat dan
ikatan Bekisting/mal yang benar.
d. Pembesian
Tulangan utama kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jarak antara
tulangan kami buat
sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh konsultan pengawas
Tulangan Sengkang untuk stum kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, ukuran
pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui oleh
konsultan pengawas.

Perakitan Besi dilokasi pekerjaan sehingga memudahkan untuk melakukan pemasangan.


e. Cor Beton K - 250, tanpa pompa
Membuat reques pengecoran
Kami bersama konsultan pengawas memeriksa semua pemasangan bekisting,
pembesian dan
bahanpengecoran
Mendapat persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai pengecoran
Campuran beton kami buat Beton K - 250 sesuai dengan spesifikasi teknis, semua campuran
akan kami aduk
dengan menggunakan Concrete Mixer.
Setelah campuran benar – benar tercampur sesuai dengan spesifikasi akan kami tuang ke
dalam kereta
sorong untuk di lakukan pengecoran
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami padatkan dengan
menggunakanconcrete
vibrator
Setelah Pengecoran selesai kami selanjut beton akan kami rawat sesuai dengan
laksanakan
spesifikasi dan petunjuk konsultan pengawas
Pembongkaran bikesting kami lakukan setelah sampai umur beton dan mendapat petunjuk
dari konsultan
pengawas.
5 Pekerjaan Sloof
- Sloof S1 20/40 cm
Pekerjaan ini kami laksanakan setelah pekerjaan Pondasi Foot plate selesai kami laksanakan. Adapun
metode pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan
pekerjaan pembesian kami akan membuat bekisting. Setelah pekerjaan ini selesai kami
laksanakan, kami akan memasang
bekisting.Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan
pengecoran.

a. Bekisting
Sebelum pekerjaan pembesian dimulai kami laksanakan selanjutnya Proses pembuatan Bekisting
Untuk Sloof dan pemasangan Bekisting Untuk Sloof dengan memperhatikan kekuatan Bekisting
Untuk Sloof sehingga tidak mengalami pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga
mengganggu proses pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap
proses pembuatan Bekisting Untuk Sloof dengan material yang kuat
dan ikatan Bekisting Untuk Sloof yang benar.
b. Pembesian
Pembesian sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jarak antara tulangan kami buat sesuai dengan
gambar kerja
serta telah disetujui oleh konsultan pengawas
Pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui
oleh konsultan
pengawas.
Perakitan Besi setelah pekerjaan bekisting dan pemasangan plastik selesai.
c. Cor Beton K - 250, tanpa pompa
Kami terlebih dahulu meminta persetujuan konsultan pengawas dan direksi lapangan untuk
melakukan pengecoran, agar konsultan bersama direksi memeriksa bekisting dan pembesian
apakah sudah sesuai
dengan Sfeksifikasi yg telah di tentukan.
Setelah mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai pengecoran
Sebelum dilakukan pengecoran, area dibersihkan terlebih dahulu dengan compressor.
Pengecoran menggunakan Cor Beton K - 250, tanpa pompa, dengan pompa
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami padatkan dengan menggunakan
concretevibrator
Pembongkaran kami lakukan setelah sampai umur beton dan mendapat petunjuk
bikesting darikonsultan
pengawas
- Sloof S2 20/30 cm
Pekerjaan ini kami laksanakan setelah pekerjaan Pondasi Foot plate selesai kami laksanakan. Adapun
metode pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan dengan
pekerjaan pembesian kami akan membuat bekisting. Setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan,
kami akan memasang bekisting.Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. Kemudian
kami akan melaksankan pengecoran.
a. Bekisting
Sebelum pekerjaan pembesian dimulai kami laksanakan selanjutnya Proses pembuatan Bekisting
Untuk Sloof dan pemasangan Bekisting Untuk Sloof dengan memperhatikan kekuatan Bekisting
Untuk Sloof sehingga tidak mengalami pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga
mengganggu proses pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap
proses pembuatan Bekisting Untuk Sloof dengan material yang kuat dan ikatan Bekisting Untuk
Sloof yang benar.
b. Pembesian
Pembesian sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jarak antara tulangan kami buat sesuai dengan
gambar kerja
serta telah disetujui oleh konsultan pengawas
Pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui
oleh konsultan
pengawas.
Perakitan Besi setelah pekerjaan bekisting dan pemasangan plastik selesai.

c. Cor Beton K - 250, tanpa pompa


Kami terlebih dahulu meminta persetujuan konsultan pengawas dan direksi lapangan untuk
melakukan pengecoran, agar konsultan bersama direksi memeriksa bekisting dan pembesian
apakah sudah sesuai
dengan Sfeksifikasi yg telah di tentukan.
Setelah mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai pengecoran
Sebelum dilakukan pengecoran, area dibersihkan terlebih dahulu dengan compressor.
Pengecoran menggunakan Beton Cor Beton K - 250, tanpa pompa, dengan pompa
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami padatkan dengan menggunakan
concretevibrator
Pembongkaran kami lakukan setelah sampai umur beton dan mendapat petunjuk
bikesting
darikonsultan pengawas

6 Plat Lantai tbl = 8 cm Elevasi - 0.05 m


a. Lapisan Plastik Polythelene (Dibawah Plat Lantai Susut)
Sebelum Melakukan Pemasangan Besi dan Pengecoran terlebih dahulu akan dipasang Plastik
Polythelene dibawah Plat Lantai Susut.

b. Bekisting Untuk Sloof (Pinggiran Plat)


Sebelum pekerjaan pembesian dimulai kami laksanakan selanjutnya Proses pembuatan Bekisting
Untuk Sloof dan pemasangan Bekisting Untuk Sloof dengan memperhatikan kekuatan Bekisting
Untuk Sloof sehingga tidak mengalami pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga
mengganggu proses pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap
proses pembuatan Bekisting Untuk Sloof dengan material yang kuat dan ikatan Bekisting Untuk
Sloof yang benar.
c. Pembesian
Pembesian sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan jarak antara tulangan kami buat sesuai dengan
gambar kerja
serta telah disetujui oleh konsultan pengawas
Pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta telah disetujui
oleh konsultan
pengawas.
Perakitan Besi setelah pekerjaan bekisting dan pemasangan plastik selesai.

d. Beton Ready Mix, Mutu K - 250, dengan pompa


Kami terlebih dahulu meminta persetujuan konsultan pengawas dan direksi lapangan untuk
melakukan
pengecoran, agar konsultan bersama direksi memeriksa bekisting dan pembesian apakah
sudah sesuai dengan Sfeksifikasi yg telah di tentukan.
Setelah mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai pengecoran
Sebelum dilakukan pengecoran, area dibersihkan terlebih dahulu dengan compressor.
Pengecoran menggunakan Beton Ready Mix, Mutu K - 250, dengan pompa
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami padatkan dengan menggunakan
concretevibrator
Pembongkaran bikesting kami lakukan setelah sampai umur beton dan mendapat
petunjuk darikonsultan
pengawas
7 Lantai Kerja Bawah Pondasi tebal 5 cm
Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan campuran beton
1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari
lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan Pondasi

8 Urugan Pasir Bawah Pondasi tebal 5 cm


Pengurugan dengan Pasir dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan sesuai dengan spesifikasi teknis,
ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 5 cm, dan ditumbuk 5
kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut. Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan
dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.
Hasil akhir harus mendapatpersetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.

9 Urugan Tanah leveling lantai


Pekerjaan Urugan Tanah leveling lantai ini kami lakukan lapis demi lapis hingga ketebalan sesuai dengan
gambar kerja. Lapisan-lapisan uruganuntuk kami padatkan pada tiap-tiap lapis tersebut. Pengurugan dan
pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian kami padatkan dengan
menggunakan stamper. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan
pemadatan.
10 Lantai Kerja Bawah Sloof tebal 5 cm
Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan campuran beton
1Pc:3Ps:5Kr.
Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini
sekitar 5 cm, setelah lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan Sloof.
Pemeliharaan
Dan pada saat masa pemeliharaan, kami juga masih menyiapkan tenaga kerja, untuk melakukan pembersihan dan
perbaikan selama jangka waktu pemeliharaan masih berjalan (360) hari sampai pada tahap serah terima pekerjaan
(FHO) kepada pihak pemilik proyek.

Metode pelaksanaan pekerjaan ini, kami kerjakan berdasarkan Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan dan Volume
seperti yang tercantum dalam Dokumen serta sfesifikasi teknis yang diterbitkan oleh pemilik proyek, dengan metode
ini pula kami harapkan pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan dapat memenuhi standar dan sfesifikasi
yang direncanakan.

Tempat, Agustus 2020


Penawaran,
CV. /PT. .........................

NAMA LENGKAP
Jabatan

Anda mungkin juga menyukai