Anda di halaman 1dari 72

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
URAIAN UMUM

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti
bersama - sama dengan gambar - gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta
lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian
ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Perencanaan (DED) Pembangunan
Tempat Pengabenan Setra Agung (Setra Badung) Desa Adat Denpasar dan
pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan
Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Direksi.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran:


 Pembersihan Lapangan dan pembongkaran dilakukan untuk membersihkan
lokasi kerja dari semak-semak, tanaman, dan puing-puing yang tidak diperlukan.
 Proses pembersihan dan pembongkaran dapat menggunakan tenaga manusia atau
bantuan alat berat sesuai keperluan dan kondisi dilapangan.
 Sisa pembongkaran dibuang dari lokasi site secepatnya menggunakan Truk
Pengangkut sebelum dilaksanakan uitzet.
 Segala biaya pembongkaran dan pembersihan menjadi tanggung jawab
pemborong.
 Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan Pembersihan
Lapangan dan Pembongkaran ini diperkirakan akan membutuhkan waktu
kurang lebih selama + 7 hari dengan melibatkan 3 – 5 orang Pekerja yang
diawasi oleh seorang mandor, pelaksana bangunan gedung dan pelaksana
arsitektur.
 Peralatan yang dipakai :
1. Martil
2. Cangkul
3. Sekop
4. Dump truk
5. Pickup
6. Scafolding
7. Helm
8. Sarung tangan
9. Sepatu Bot

SPESIFIKASI TEKNIS 1
2.2 Uitzet atau Pengukuran dan pemasangan Bouplank:
1. Ukuran - ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam
gambar rencana.
2. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau
ditanyakan pada Direksi Teknis.
3. Sebagai ukuran pokok  0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
4. Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas
akan menetapkan patok duga  0,00 tersebut di lapangan dan dibuat dari patok
beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan
atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.
5. Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat - alat Waterpass dan Theodolith atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
6. Setelah ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank.
Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih
kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan dengan
jarak kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.
7. Perlengkapan peralatan perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum
memulai proses pekerjaan.
8. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pekerjaan persiapan ini dibutuhkan waktu
selama + 5 hari kerja dengan jumlah pekerja yang dilibatkan sebanyak 4 - 6 orang
(atau lebih sesuai dengan kebutuhan), dengan diawasi oleh seorang mandor batu.
9. Peralatan yang dibutuhkan yaitu :
1. Teodolith
2. meteran,
3. water pas,
4. martil,
5. gergaji kayu,
6. parang.
7. Molen 350 lt
8. Dump truck
9. Scafolding
10. Genzet 4500 watt
11. Mobil Pick Up
12. Selang Vibrator 28mm
13. Mesin Las
14. Tabung gas elpiji
15. Alat katrol baja
Meterial yang di pakai yaitu :
1. papan 2 x 10,
2. balok kayu 4/6,
3. paku.
SPESIFIKASI TEKNIS 2
2.3 Mobilisasi Peralatan dan Material
Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah
dipersiapkan oleh Pemborong. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan layak
pakai. Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan atau
tidak bisa dipergunakan, pemborong harus segera menyiapkan peralatan pengganti
yang baru yang layak pakai. Penempatan material di areal site harus dikonsultasikan
dengan Direksi Tenis, agar tidak mengganggu pekerjaan selama proses pekerjaan
berlangsung.
2.4 Papan Nama Proyek
Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah
dengan ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x 120 cm, terbuat
dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna biru, besar
huruf disesuaikan.
Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama agar
dibuat sebagai berikut :
 Kop badan/Lembaga/unit kerja pemberi tugas pada bagian paling kiri atas ,
 Judul Pekerjaan,
 Nama Pekerjaan,
 Nilai Pekerjaan,
 No. Kontrak,
 Masa Kontrak,
 Sumber Biaya,
 Pelaksana,
 Konsultan Pengawas,
 Konsultan Perencana.
2.5 Administrasi dan Dokumentasi
Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain :
Request Pekerjaan, Request Material, Gambar shop Drawing, laporan harian
pelaksanaan , laporan mingguan, laporan prestasi fisik pekerjaan setiap minggu, Time
schedule pekerjaan dan foto-foto kemajuan pekerjaan dibuat sesuai dengan laporan
prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada saat dilakukan opname kemajuan
pekerjaan.
Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib menyiapkan
dan menyediakan adalah :
a. Dokumen Kontrak
Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh penyedia jasa terdiri atas :
 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Dokumen Adendum (*apabila terdapat addendum) yang disampaikan oleh
Konsultan pengawas selama masa pelaksanaan

SPESIFIKASI TEKNIS 3
b. Pagar pengaman
Pemborong wajib membuat pagar pengaman di sekeliling areal site, dengan
menggunakan seng atau gedeg atau bahan lainnya dengan ketinggian minimal 2
meter. Penempatan pagar pengaman supaya dikoordinasikan dengan pihak Direksi
Teknis.
c. Kantor Direksi dengan luas  9 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang
memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan atau ruang kerja Direksi Teknis atau
pengawas, rapat - rapat rutin lapangan dan lain - lain, dengan perlengkapan
sebagai berikut :
 Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang,
 2 stel meja tulis dan tempat duduk,
 Almari atau rak penyimpan alat - alat Kantor atau pengawasan,
 Papan tulis atau white board ukuran 90 x 120 cm,
 Sepatu karet dan helm proyek,
 Kotak P3K beserta isinya.
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga
kebersihannya. Penempatan atau lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknis.
d. Kantor Pemborong, gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan banguan
dari cuaca dan hujan.
e. WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta tersedia
cukup air dan terjamin kebersihannya.
f. Kantor direksi, kantor Pemborong atau Los Kerja serta wc darurat setelah
selesainya pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus dibersihkan dari
tempat pekerjaan.
g. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.
2.6 Keselamatan dan kesehatan Kerja Pekerjaan Konstruksi.
Alat keselamatan kerja umumnya dikenal diperusahaan dengan sebutan alat pelindung
diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE). Secara umum, alat keselamatan
kerja dan alat pelindung diri yang standar dan harus dikenakan oleh semua orang
pelaku industri konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas :
 Papan Informasi
b. Alat Pelindung Kerja terdiri atas
 Pagar Pengaman (Guard Railling)
c. Alat Pelindung Diri terdiri atas
 Topi Pelindung (Safety Helmet) ;
 Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker);
 Sarung Tangan (Safety Gloves);
 Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); untuk Staf
 Rompi Keselamatan (Safety Vest);

SPESIFIKASI TEKNIS 4
d. Personil K3 terdiri atas
 Petugas K3
e. Fasilitas sarana kesehatan;
 Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll)
f. Rambu- Rambu terdiri atas :
 Rambu Petunjuk
 Rambu Kewajiban
 Rambu Informasi
 Lampu Putar (Rotary Lamp)
g. Lain - lain terkait Pengendalian Risiko K3
 Bendera K3
Secara khusus pun, Alat-alat keselamatan kerja diciptakan menyesuaikan kebutuhan
pekerjanya, serta jenis pekerjaan yang dilakukan. Beberapa Contoh pekerjaan dan alat
keselamatan kerja yang dibutuhkan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a. Welder atau tukang las yang melakukan pengelasan (welding). Yang utama
dibutuhkan adalah alat pelindung mata dari percikan bunga api hasil proses
pengelasan. Berupa safety glasses. Namun juga harus dilengkapi pula dengan
google (mata yang khusus dirancang untuk welder) dan face shield (perisai
pelindung wajah) saat melakukan pengelasan.
b. Selain Melindung mata, welder atau tukang las sangat rentan terkena luka bakar
akibat panas api, terutama di bagian tangan. Untuk menghindari hal tersebut,
welder atau tukang las harus menggunakan sarung tangan saat melakukan
pengelasan.
c. Operator yang menjalankan semua peralatan bergerak. Baik kendaraan bergerak
maupun mesin yang mempunyai motor penggerak. Operator biasanya rawan
terhadap potensi bahaya kebisingan (buzzy area). Sehingga yang dibutuhkan oleh
operator selain safety glasses juga alat pelindung telinga atau ear plug. Ada
beberapa jenis ear plug yang didesain sesuai kebutuhan operator. Seperti ear plug
yang standar (masa pakai 3 bulanan), disposable ear plug (sekali pakai). Lalu ada
juga ear muff yang dapat melindungi hingga sekian decibel derajat kebisingan.
d. Tukang cat yang bekerja melakukan pengecatan (painting). Semua fungsi panca
indera pada seorang tukang cat wajib dilindungi. Dari mata, hidung, mulut dan
kulit. Seorang tukang cat membutuhkan face shield pula yang dilengkapi dengan
plastic film ataupun plastic painting untuk menghindari pengembunan pada safety
glasses yang dikenakan. Otomatis tukang cat pasti juga memerlukan safety
glasses. Selain itu yang dibutuhkan juga adalah dust masker, serta respirator
lengkap dengan sepasang cartridgenya. Satu lagi yang dibutuhkan seorang tukang
cat adalah disposable overall (baju kerja sekali pakai) untuk menghindari kontak
langsung antara kulit dan material yang digunakan untuk mengecat. Bisa berupa
cat, tiner, maupun zinc dan chrome yang kadang-kadang terkandung di dalam cat.
e. Electrician atau pekerja di bidang kelistrikan. Dalam menunaikan tugasnya selain
dibantu tool-tool khusus seorang pekerja listrik, maka alat keselamatan kerja atau
alat pelindung diri yang dibutuhkan adalah safety glasses dan sarung tangan

SPESIFIKASI TEKNIS 5
khusus yang dapat meredam sengatan listrik. Serta sepatu safety dari karet untuk
mencegah adanya kontak pendek arus listrik yang besar kemungkinannya terjadi.
f. Dalam pelaksanaan pekerjaan akan banyak terjadi pergerakan/perpindahan, baik
itu pekerja, alat, atau bahan bangunan. Keadaan areal kerja sendiri tidak selalu
bersih. kemungkinan sisa-sisa bahan berserakan di suatu titik cukup tinggi. Hal ini
dapat menimbulkan kecelakaan bagi pekerja, terutama dibagian kaki. Oleh karna
itu pekerja wajib menggunakan alas kaki yang sesuai dan mampu melindungi kaki
pekerja dari sisa-sisa bahan bangunan. Alas kaki ini dapat berupa sepatu boost
atau sepatu proyek yang sudah memiliki standar.
g. Selain kemungkinan cidera di kaki, kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah
cidera kepala akibat terbentur atau kajatuhan benda keras seperti scaffolding, batu,
atau palu. Untuk menanggulangi hal tersebut, pekerja atau pengunjung wajib
menggunakan helm pelindung setiap melakukan kegiatan pada areal kerja.
2.7 Protokol Pencegahan COVID -19 di Proyek Konstruksi
2.7.1. Pengantar
a. Protokol ini dimaksudkan sebagai panduan umum bagi Pemilik/ Pengguna/
Penyenglenggara bersama Konsultan, Kontraktor, Subkontraktor, Vendor/
Supplier dan Fabrikator, Mandor serta para Pekerja dalam mencegah wabah
COVID-19 di proyek konstruksi.
b. Protokol ini merupakan bagian dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan
keselamatan konstruksi. Keselamatan konstruksi adalah keselamatan dan
kesehatan kerja; keselamatan publik; dan keselamatan lingkungan dalan setiap
tahapan penyelenggaraan konstruksi (life cycle of building and infrastructure
developmentI).
c. Protokol ini berlaku di proyek konstruksi yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintahan Daerah dan/atau BUMN, maupun investasi
swasta dan/ atau gabungan. Masing-masing pihak pemangku amanah di
proyek konstruksi dapat menindaklanjuti implementasi dari protokol ini sesuai
dengan kebijakan perusahaan masing-masing.
2.7.2. Pembentukan SATGAS Pencegahan COVID-19
a. Pemilik/ Pengguna/ Penyelenggara bersama Konsultan Pengawas dan/ atau
Kontraktor wajib membentuk Satuan Tugas Pencegahan COVID-19.
b. Satuan Tugas tersebut berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang terdiri dari
Ketua merangkap anggota dan 4 (empat) Anggota yang mewakili Pemilik/
Pengguna/ Penyelenggara, Konsultan, Kontraktor, Subkontraktor, Vendor/
Supplier.
c. Satuan Tugas tersebut memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang
melakukan: (i) sosialisasi, (ii) edukasi, (iii) promosi teknik dan (iv) metode
pencegahan COVID-19 serta (v) pemeriksaan (examination) potensi terinfeksi
kepada semua orang, baik para manager, insinyur, arsitek, karyawa/ staf,
mandor, pekerjaan dan tamu proyek.
2.7.3. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan

SPESIFIKASI TEKNIS 6
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik
kesehatan di lapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang
memadai, antara lain tabung oksigen, pengukur suhu badan nir sentuh,
pengukur tekanan darah, obat – obatan, dan petugas medis
b. Penyedia jasa pekerjaan konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional
perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID-19 dengan rumah sakit dan/
atau pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk tindakan darurat (emergency);
c. Penyedia jasa pekerjaan konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan
antara lain : pencuci tangan (air, sabun, dan hand sanitizer), tisu, masker
dikantor dan lapangan bagi seluruh pekerjan dan tamu; dan
d. Penyedia jasa pekerjaan konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan
nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
2.7.4. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan
a. Satgas Pencegahan COVID -19 memasang poster (flyers) baik digital maupun
fisik tentang himbauan/ anjuran pencegahan COVID – 19 untuk
disebarluaskan atau dipasang di tempat – tempat strategis di lokasi proyek;
b. Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus menyampaikan
penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID- 19 dalam
setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk);
c. Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan
pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi,
siang, dan sore;
d. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu)
yang terindikasi memiliki suhu tubuh ≥ 38 derajat celcius datang ke lokasi
pekerjaan ;
e. Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) COVID – 19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna
Jasa dan/ atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 hari kerja.
f. Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi
dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan
kerja; dan
g. Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan
disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja
yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah
selesai.

SPESIFIKASI TEKNIS 7
Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID – 19)
dalam Penyelanggaraan Jasa Konstruksi

2.8 Acuan Normatif


Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memahami, mengikuti semua
persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat - syarat termasuk standar
material yang akan dipakai yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional Indonesia, SII
( Standar Industri Indonesia )). Jika spesifikasi material yang disaratkan belum ada
dalam standar SNI dan SII, maka dapat dipakai standar lain yang lebih tinggi
kualitasnya dari standar Nasional diatas antara lain:
 ISO : International Organization for Standardization,
 JIS : Japanese Industrial Standart,
 BS : British Standart,
 DIN : Deutsche Industrie Norm,
 AWWA : American Water Works Association,
 ASTM : American Society for Testing and Materials,
 ANSI : American National Standard Institute,
 AS : Australian Standard,
 AWS : American Welding Society,

SPESIFIKASI TEKNIS 8
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN

3.1 Pekerjaan Tanah


1. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Pemborong harus yakin bahwa
semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum
dalam gambar adalah benar.
2. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah,
Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya
diselesaikan bersama.
3.2 Urugan dan Penimbunan Tanah
1. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan
lapisan atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk
menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda-
benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.
2. Pemborong harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air
dan lumpur di tempat kerja.
3. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan
mencapai peil yang dibutuhkan.
4. Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk
menghindari adanya pekerjaan ulangan.
5. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan
setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.
6. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi
baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus
diulang sampai mendapat persetujuan Direksi.
7. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah - daerah
urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan
stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15
cm.
8. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
 Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus
mencapai 90% dari kepadatan (kering) maksimum.
 Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar
tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25
cm, harus mencapai 100% kepadatan (kering) maksimum.
 Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari
25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
 Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar
dari 2% kadar air optimum.
9. Peralatan yang digunakan untuk melakukan galian ini digunakan peralatan seperti
Benang sebagai acuan kerja yang diikat pada media bowplank, Cangkul, Sekop,

SPESIFIKASI TEKNIS 9
Belancong, Linggis dan alat bantu sederhana lainnya yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan ini
10. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan galian ini diperkirakan akan
membutuhkan waktu kurang lebih selama 10 hari yang dimana terdiri dari Urugan
Peninggian Site, serta pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan Urugan
Peninggian Elevasi Lantai.
11. Personil yang terlibat pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 3-5 orang )
3.3 Pekerjaan Urugan
1. Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan.
2. Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.
3. Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi dan
lantai.
4. Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan
penyiraman secukupnya.
5. Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan
dipadatkan.
6. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan urugan ini diperkirakan akan
membutuhkan waktu kurang lebih selama 7 Hari Tiap pekerjaan perbangunannya
yang dimana terdiri dari urugan pasir di bawah pondasi dan di bawah lantai.
7. Peralatan yang digunakan untuk membantu proses urugan ini adalah Sekop, alat
bantu kereta/gerobak, dan alat Pemadatan seperti Stemper
8. Personil yang terlibat pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 2-3 orang )
3.4 Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Pondasi.
1. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta
sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi.
2. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan
tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk mengurug
site dan peilnya belum sesuai dengan peil rencana atau dibuang.

SPESIFIKASI TEKNIS 10
3. Pemborong bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut melalui
atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan membuat
perlindungan atau saluran sementara.
4. Pemborong harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal - hal
lain yang dapat merusak hasil galian.
5. Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
6. Pemborong harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila
didekat bangunan tersebut diadakan penggalian.
7. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan galian dan urugan tanah
pondasi ini diperkirakan akan membutuhkan waktu kurang lebih selama 7-10 hari
Tiap pekerjaan perbangunannya dengan pekerjaan yang terdiri dari galian pondasi
telapak, galian pondasi menerus, urugan Kembali tanah galian, dan pekerjaan galian
dan urugan lainnya.
8. Personil yang terlibat pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 5-6 orang )
3.5 Galian Tanah Lebih dan Galian Salah
Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah yang
tidak pada tempatnya, maka Pemborong wajib mengurug kelebihan atau kesalahan
galian tersebut dengan bahan yang sesuai dengan syarat pengisian bahan pondasi atau
sesuai dengan spesifikasi pondasi sampai batas kedalaman atau keadaan yang
dikehendaki.
3.6 Hasil Akhir
Perataan, pembentukan kemiringan, pembentukan transis, pemadatan dan pekerjaan
tanah lainnya harus sesuai dengan yang dikehendaki dan hasilnya telah mendapat
persetujuan Direksi. Yang dimaksud tanah datar disini adalah tanah yang mempunyai
kemiringan 2 – 5%.

Pasal 4
PEKERJAAN PASANGAN

4.1 Pasangan Batu Kosong


4.1.1. Batu kosong yang dipergunakan adalah batu sungai yang dibelah dan tidak porous dan
bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
4.1.2. Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bowplank bangunan.
4.1.3. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang
lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja, kemudian
disiram dengan air secukupnya.

SPESIFIKASI TEKNIS 11
4.1.4. Pasangan batu kosong dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja kemudian diisi
dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua celah – celah antara batu yang satu
dengan yang lain terisi penuh dengan pasir.
4.1.5. Batu kosong terpasang padat.
4.1.6. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan Pasangan Batu Kosong ini
diperkirakan akan membutuhkan waktu kurang lebih selama 7-10 hari tiap pekerjaan
perbangunannya.
4.1.7. Peralatan yang digunakan untuk membantu proses urugan ini seperti Cetok, dan alat
bantu kereta/gerobak/arco sederhana lainnya yang diperlukan untuk menunjang
kegiatan ini
4.1.8. Personil yang terlibat pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 5-6 orang )
4.2 Pasangan Batu Kali
4.2.1. Bahan
1. Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung yang
keras dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
2. Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan
batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
3. Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam
pekerjaan beton.
4. Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang digunakan adalah 1 pc
: 5 ps.
4.2.2. Pemasangan
1. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang
lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Kemudian
disiram dengan air secukupnya.
2. Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu
dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.
3. Pasangan batu kosong (anstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar
kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua lubang
batu terisi penuh dengan pasir.
4. Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan dalam
gambar.
5. Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan. Tetapi
atas dari pondasi batu kali harus datar.

SPESIFIKASI TEKNIS 12
6. Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus dilengkapi
dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang akan
ditumpunya.
7. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan Pasangan Batu Kali ini
diperkirakan akan membutuhkan waktu kurang lebih selama 7 - 11 hari tiap
pekerjaan perbangunannya.
8. Peralatan yang digunakan untuk membantu proses pemasangan batu kali ini ini
seperti Cetok, alat bantu kereta/gerobak sederhana lainnya yang diperlukan, dan
molen untuk membantu proses pengadukan campuran pasir dan PC .
9. Personil yang terlibat pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 5-6 orang )
4.3 . Pasangan Bata Merah
4.3.1. Bahan
1. Semua bata merah yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
2. Semua bata merah yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata
merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.
3. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata merah
mengikuti ketentuan peraturan pekerjaan beton.
4.3.2. Pemasangan
1. Sebelum dipasang, bata merah harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bebas
dari kotoran.
2. Secara umum, bata dipasang dengan adukan jenis A5 (1 pc : 6 ps).
3. Adukan A1 (1 pc : 2 ps) digunakan untuk pasangan dari atas sloof sampai 20 cm
diatas lantai jadi. Dan juga untuk pasangan bata merah yang akan berhubungan
langsung dengan air, seperti pada tembok toilet, pasangan riol, septictank dan bak
kontrol, digunakan adukan A1. Adukan A2 (1 pc :3 ps) digunakan untuk ujung-
ujung tembok, sudut, pinggiran lubang dan pekerjaan lain sesuai dengan petunjuk
Direksi.
4. Pasangan bata merah dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya tidak
lebih dari 100 cm atau 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor kolom
praktis.
5. Pembuatan lubang steger pada pasangan bata merah sama sekali tidak dibenarkan.
6. Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan
pasangan bata merah.
7. Setelah bata merah terpasang, adukan, nat atau siar harus dibersihkan dengan sapu
lidi dan kemudian disiram dengan air.

SPESIFIKASI TEKNIS 13
8. Hasil dari pasangan bata merah adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian
akibat kesalahan pemasangan bata merah, sepenuhnya menjadi tanggungan
Pemborong.
9. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan Pasangan dinding batu bata
ini diperkirakan akan membutuhkan waktu kurang lebih selama 7 - 14 hari Tiap
pekerjaan perbangunannya.
10. Personil yang terlibat pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 3-5 orang )
11. Peralatan yang dipakai :
 martil,
 gergaji kayu,
 Scafolding
 Mesin molen 350 lt
 Waterpas
 Helm
 Sarung tangan
 Sepatu bot
 Masker
4.4 . Pasangan Batako
4.4.1 Bahan
1. Semua batako yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras,
benar ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
2. Semua batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu
tempat. Bata merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat
persetujuan Direksi.
3. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako
mengikuti ketentuan peraturan pekerjaan beton
4.4.2 Pelaksanaan pemasangan batako :
1. Batako yang dipakai harus batako utuh yang tanpa cacat, kecuali pada sudut-sudut
pertemuan dapat dipakai batu bata potongan dengan ukuran yang semestinya.
2. Bila dalam pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas beban
pelaksana.
3. Semua sambungan antar batako harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak siar
yang seragam.
4. Jarak siar batu batako rata - rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm.
5. Dalam 1 hari pasangan Batako tidak boleh lebih tinggi dari 1 m.

SPESIFIKASI TEKNIS 14
6. Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak bergigi untuk
untuk menghindari retak kemudian hari.
7. Pasangan batako diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus dipasang berdiri
( Pasangan Rolag ).
8. Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata harus diperkuat dengan kolom
atau ring beton praktis pada luas paling besar 12 m2 atau paling jauh setiap jarak 4
m1.
9. Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu atau Kusen, Pasangan bata hendaknya
ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang dengan baik.
10. Semua angker - angker kusen dan lain - lain harus ditunjukkan dulu kepada Direksi
sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut harus diisi penuh dengan adukan
dan angker - angker ditanam dengan beton campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk didalam
tembok.
11. Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan
dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua
pertemuan agak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
12. Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan pasangan baru
harus selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung basah, atau alat pembasah
lainnya.
13. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan Pasangan Batako ini
diperkirakan akan membutuhkan waktu kurang lebih selama 5 - 7 hari tiap
pekerjaan perbangunannya.
14. Personil yang terlibat pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 2-3 orang )
15. Peralatan yang dipakai :
 martil,
 gergaji kayu,
 Scafolding
 Mesin molen 350 lt
 Waterpas
 Helm
 Sarung tangan
 Sepatu bot
 Masker
4.5 . Pasangan Paving Block
4.5.1 Bahan

SPESIFIKASI TEKNIS 15
1. Paving yang dipakai adalah paving press dengan ukuran 20 x 20 tebal 8 cm
dengan kekuatan tekan K 225 kg / cm2.
2. Kansteen beton cetak atau kerb atau beton pengunci dengan ukuran sesuai
gambar.
4.5.2 Toleransi Dimensi
1. Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving.
2. Kerataan permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.
3. Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata – rata max.
4. 2% kearah pembuangan kecuali pada tikungan menyesuaikan gambar.
5. Alur paving sesuai standar pabrik.
6. Ketebalan rata – rata minimal 6 cm.
7. Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima (ditolak).
8. Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.
4.5.3 Pengujian Contoh Paving Block.
1. Contoh paving block yang akan dipasang kuat tekannya harus diuji terlebih
dahulu dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi.
2. Contoh paving yang diuji adalah yang akan dipasang di lapangan di ambil
secara acak.
3. Setiap kurang lebih 30 m2 paving block yang akan dipasang harus diwakili
1 buah benda uji untuk pengetesan kuat tekan.
4. Jumlah benda uji paving keseluruhan minimal 10 buah.
5. Ketahanan aus dari paving juga diuji dengan menggunakan Mesin aus
(SNI.03-0028-1987). Cara uji ubin semen. Ketahanan aus maksimal 0,149
mm/menit.
6. Penyerapan Air dari paving juga perlu diuji sehingga di dapat penyerapan
air rata-rata maksimal 6%.
7. Paving block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi persyaratan kuat
8. tekan berdasarkan hasil pengujian di laboratorium , tidak akan diterima
(ditolak).
4.5.4 Persyaratan Pasir
1. Pasir Perata
Berfungsi sebagai lapis perata yang dimaksudkan untuk member kesempatan
paving block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian.
2. Pasir Pengisi
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara paving block dengan
fungsi utama memberikan kondisikelulusan air, menghindarkan
bersinggungannya.
4.5.5 Persyaratan dan tata cara pemasangan paving
1. Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base.
Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang
seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada
lapisan base.
2. Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik atau garis diatas lapisan
pasir alas.

SPESIFIKASI TEKNIS 16
3. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang
dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang
sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung
benang tersebut.
4. Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir alas.
Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah atau
naat dengan spasi 2 - 3 mm untuk pengisian pasir halus.
5. Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block yang sudah
terpasang.
6. Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan
segera dilanjutkan dengan pemadatan paving.
7. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang
mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan17 gaya sentrifugal sebesar 16
s/d 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya
dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan
minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan
pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan
terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang
melintas melewati pasangan paving tersebut. Pemadatan sebaiknya kita lakukan
dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk memadatkan pasir alas dengan
penurunan 5 – 15 mm (pasir yang dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai
dengan menyapu pasir pengisi celah atau naat block, dan masing - masing
putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
8. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan Pemasangan Paving Block
ini diperkirakan akan membutuhkan waktu kurang lebih selama 10 - 14 hari.
9. Personil yang terlibat pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 8-10 orang )
10. Peralatan yang dipakai :
 martil,
 gergaji kayu,
 Scafolding
 Mesin molen 350 lt
 Waterpas
 Helm
 Sarung tangan
 Sepatu bot
 Masker

SPESIFIKASI TEKNIS 17
4.5.6 Hasil akhir
1. Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, tidak cacat,
(pecah atau patah terbagi).
2. Alur – alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
3. Siar terisi penuh dengan pasir halus atau mortar.
4. Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal
2%.
5. Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan kotoran lainnya.

Pasal 5
PEKERJAAN BETON
PERSYARATAN TEKNIS STRUKTURAL

5.1. Uraian pekerjaan dan Situasi


5.1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
1. Pekerjaan Pondasi Pile Cap
2. Pekerjaan Kolom
3. Pekerjaan Balok
4. Pekerjaan Pelat Lantai
5. Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja Berat
6. Dan Pekerjaan lainnya yang jelas – jelas terkait dengan pekerjaan penyelesaian
struktur dan sipil.
5.1.2. Untuk pelaksanaan Kontraktoran hendaknya menyediakan :
1. Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.
2. Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai
dengan jenis pekerjaan.
3. Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang
dipergunakan untuk ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.
5.1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian
pekerjaan dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta
keputusan Pengawas Lapangan.
5.1.4. Situasi
1. Pembangunan akan dilaksanakan di Jalan , tepatnya pada lokasi , Kota .
2. Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan /
kondisi eksisting saat ini untuk itu hendaknya para Kontraktor mengadakan
penelitian yang seksama terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas
pekerjaan dan lain-lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
3. Calon Kontraktor bisa mengadakan pemeriksaan/peninjauan tempat dimana
pembangunan akan dilaksanakan tertera pada gambar.
5.1.5. Peralatan yang digunakan

SPESIFIKASI TEKNIS 18
Calon Kontraktor diwajibkan menggunakan peralatan – peralatan berat yang
dibutuhkan dalam pembangunan proyek ini, sesuai dengan jangka waktu
pembangunan yang telah ditentukan.

Berikut adalah daftar peralatan – peralatan yang dibutuhkan:


No Jenis Alat Kapasitas Jumlah
1 Concrete Vibrator 5 HP 2 Unit
2 Mesin Compressor 175 cpm 1 Unit
3 Bar Bender 2 Unit
4 Bar Cutter 2 Unit
5 Mesin Las 2 Unit
6 Beton Mollen 3 Unit
7 Stamper   2 Unit
8 Theodolite   3 Unit
9 Waterpass   3 Unit

Peralatan didatangkan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan menurut


keperluan di lapangan;
- Pemborong harus mempunyai gudang yang terletak tidak jauh dari lokasi
pekerjaan, untuk menyimpan bahan bakar, bahan bangunan, peralatan,dan lain -
lain;
- Pemindahan Demobilisasi segala peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini keluar dari lokasi harus mendapat persetujuan direksi.
5.2 Bahan Beton
5.2.1 Air
Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam,
kotoran organik atau bahan – bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.
5.2.2 Semen
Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen
merupakan bahan yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan demikian maka
semen menjadi bahan yang mempersatukan butir - butir pasir pasir dan kerikil
menjadi satu kelompok.
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal dengan syarat-syarat:
 Peraturan Semen Portland Indonesia (Nl.8-1972).
 Peraturan Beton Indonesia (Nl.2-1971).
 Mempunyai sertifikat uji (test sertificate).
 Mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-
kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan.
Harus diterimakan dalam sak ( kantong ) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat, dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan

SPESIFIKASI TEKNIS 19
pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 sak, setiap
pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian
semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap sudah rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa
melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan
paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
5.2.3 Agregat
Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau batu
pecah.
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat Sebagai Berikut :
 Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (Nl.3-1956)
 Peraturan Beton Indonesia (Nl.2-1971).
 Tidak mudah hancur (tetap keras ), tidak porous
 Bebas dari tanah/ tanah liat ( tidak bercampur dengan tanah/tanah liat
atau kotoran-kotoran lainnya.
Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari
25 mm untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik
dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
Pemberi Tugas dapat meminta kepada Kontrakior untuk mengadakan test
kwalitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas, setiap saat dalam Laboratorium yang diakui.
Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana aggregat tersebut disupply,
maka Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada Pengawas.
Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.
5.2.4 Pasir
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan
hancur semen yang telah menjadi keras.
 Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering.
 Tidak mengandung bahan–bahan organik.
 Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa
kerja (PBI-1971).
5.2.5 Kerikil dan Batu Pecah
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
 Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang keras dan tidak berpori
dengan besar butir lebih dari 5 mm.

SPESIFIKASI TEKNIS 20
 Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
 Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering.
 Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat - zat yang
reaktif alkali.
 Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).
5.2.6 Besi Beton
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:
 Peraturan Beton Indonesia (Nl.2-1971).
 Standard Industri Indonesia (Sll).
 Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dsb.)
Semua dari jenis baja dengan mutu BJTP-24 (polos) dan BJTD-40 (ulir), bahan
tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971.
 Mutu Baja BJTP-24 (polos) untuk dia < 13 mm
 Mutu Baja BJTD-40 (ulir) untuk dia >= 13 mm
 Mempunyai penampang yang sama rata.
 Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas,
harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan
untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Pemberi Tugas. Barang percobaan diambil
dibawah kesaksian Pemberi Tugas, berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-
tiap jenis percobaan, yang diameternya sama dan panjangnya +/- 100 cm.
Pengambilan sample dilakukan untuk tiap diameter setiap kelipatan 50 ton berat besi
tersebut.
Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar gambar, atau
mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Untuk hal itu sebelumnya Kontraktor harus membuat gambar pembengkokan
baja tulangan (bending schedule), diajukan kepada Pemberi Tugas untuk mendapat
persetujuannya.
Hubungan antara besi beton satu denganyang lainnya harus menggunakan
kawat beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan bebas
dari lantai kerja, atau papan acuan.
Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat
lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus
dipasang pada posisi yang tepat.
Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang
semacam itu, harus mendapat persetujuan Perencana/ Pemberi Tugas.

SPESIFIKASI TEKNIS 21
Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasi (RKS) dan apa yang tercantum dalam pasal 4.B.4 diatas harus
segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari Pemberi Tugas,
dalam waktu 2 x 24 jam.
5.2.7. Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture).
 Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua
kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu beton.
 Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk
mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah setara
”Sika” atau bahan lain yang setara dan sesuai dengan sifat-sifat yang diharapkan
dan harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Bahan-bahan tersebut
tidak boleh mengandung bahan - bahan yang merugikan sifat beton bertulang.
5.3. Cetakan Beton atau Bekisting
5.3.1. Bahan.
 Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal 9
mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
 Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari
bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.
 Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu tidak
dibenarkan dipakai untuk steger.
5.3.2. Konstruksi
 Proses Pembuatan Bekisting Melibatkan 3 Orang Tukang Kayu dengan 6 orang
Pembantu yang di awasi oleh mandor kayu, Pelaksana Bangunan dan Arsitektur.
 Alat Yang digunakan Berupa Palu, Paku, dan Penggaris Siku.
 Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran
yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran berlangsung
dan selama beton belum padat.
 Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan
beton tanpa merusak konstruksi beton.
 Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal
usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
 Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian - bagian konstruksi cetakan
atau bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.
5.3.3. Pelapis Cetakan
 Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis cetakan
dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan sehingga
mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui Direksi.
 Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai
pelapis cetakan.
5.4. Ukuran Tinggi dan Ukuran Pokok
Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran
alat penyipat datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan

SPESIFIKASI TEKNIS 22
alat-alat penyipat tegak lurus dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan
pengukuran.
5.4.1. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-
rintangan bangunan beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali
untuk hal-hal di bawah ini :
 Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak
mudah rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
 Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang
diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.
 Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan
lubang-lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan
dipadatkan.
 Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan
puing-puing ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
5.5. Obstacle
5.5.1. Kriteria obstacle berupa konstruksi beton pasangan batu kali, pasangan dinding tembok
besi-besi tua dan lain-lain. Bekas perlindungan maupun bekas kontruksi bangunan
lama yang cara pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan menggunakan
peralatan yang lebih khusus pula (misalnya : concrete breaker, compressor, mesin
potong) dibandingkan dengan peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.
5.5.2. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan
lain-lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket
pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
5.5.3. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
5.5.4. Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
 Pada daerah titik pondasi setempat sampai mencapai kedalaman yang masih
memungkinkan obstacle tersebut bisa dibongkar/digali sesuai dengan kondisi dan
sifat tanah pada daerah tersebut.
 Pada jalur yang akan dibuat pondasi setempat dan sloof mulai dari permukaan
tanah exsisting sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari
konstruksi pondasi dan sloof.
5.6. Pekerjaan Beton.
5.6.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
a) Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan

SPESIFIKASI TEKNIS 23
pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
b) Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang,
selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat
umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI
1971), ASTM dan ACI.
c) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk
pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam
garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan
dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih
dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan
guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
d) Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini
Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum
fabrikasi dilakukan.
e) Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang
dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar
atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan
penulangan untuk dinding blok beton.
f) "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua
desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan
proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari
perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan
kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi
Lapangan. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test
Laboratorium.
g) Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
 semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
 pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
 mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton
 koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
 sparing dalam beton untuk instalasi M/E
 penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata
dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat beton
struktural seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.
2. Referensi dan Standar-Standar
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau
diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi
berikut ini:
 PBI – 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971

SPESIFIKASI TEKNIS 24
 SKSNI – 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
 PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
 ACI – 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced Aggregate Conc.
for Structural and Mass Concrete, Part 2
 ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
 ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
 ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
 ACI – 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
 ACI – 301 Specification for Structural Concrete of Building
 ACI – 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
 ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
 ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
 ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by
the Pressure Method
 ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
 ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
 ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in
the Field.
 ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed
Beams of Concrete.
 ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming Compounds
for Curing Concrete.
 ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand Cork
Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction.
 ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and Resilient
Bituminous Types).
 SII Standard Industri Indonesia.
 ACI – 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete.
 ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for Concrete
Reinforcement.
 ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for
Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars, Grade 40, for
stirrups and ties.
 Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.
3. Penyerahan – Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi
Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan
segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun
pada pekerjaan kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor
kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum

SPESIFIKASI TEKNIS 25
jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman;
Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari
kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil
percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix)
yang diperuntukan proyek ini.
c. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang rnemenuhi seluruh sifat bahan yang dlsyaratkan dalam
Spesifikasi ini.
d. Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-
masing mutu beton yang digunakan, paling lambat 14 hart sebelum pekerjaan
pengecoran dimulai.
e. Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaratkan sehingga data tersebut selalu tersedia atau bila
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
f. Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian
kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari setelah tanggal
pencampuran.
g. Kontraktor harus mengajukan Gambar Kerja Detail untuk seluruh pekerjaan
perancah dan acuan yang digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
h. Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling lambat 3 x
24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran
setiap jenis beton.
i. Pengecoran beton hanya boleh dilakukan setelah seluruh pekerjaan acuan dan
pembesian diperiksa serta mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
j. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai
pengecoran.
4. Percobaan Bahan dan Campuran Beton
a. Umum.
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk
test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi
untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang
diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen.
Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan,
kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus
terhalus dari agregat halus.
c. Adukan/campuran beton.
 Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-
masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum
SPESIFIKASI TEKNIS 26
20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3
minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus
sesuai dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial
mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil
dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton
yang lain.
 Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap
agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana
proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan
memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
 Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji
silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI
Committee - 304, ASTM C 94-98.
 Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan
dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak
yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan
atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah
maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu
keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
 Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur
7, 14 atau 21 dan 28 hari.
 Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di
lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila
digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump),
maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus
dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump"
pada lokasi yang akan dilaksanakan.
 Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang
ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau
metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan
disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk
keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun
sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.

SPESIFIKASI TEKNIS 27
d. Pengujian slump.
 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana
nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan
sama sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
 "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut,
beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan
hasil akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari
persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh
untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian
yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan
pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
 Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau
kondisi normal :
Slump pada (cm)
Konstruksi Beton Maksimum Minimum
Dinding, pelat Pondasi dan Pondasi
telapak bertulang. 12.50 10.00
Pondasi telapak tidak bertulang, dan
konstruksi dibawah tanah. 9.00 7.50
Pelat, balok, kolom dan dinding. 15,00 12.50
Pondasi Bore Pile. 18.00 14.00
Beton Beton Prestress, dengan mutu
12.00 8.00
Beton K450 atau K500
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan
sampai maksimum 1,5 cm.
e. Percobaan tambahan
 Kontraktor tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-
bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan
diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
 Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian
di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian
dilakukan.
5.6.2. Pek. Beton Pondasi Telapak
1. Untuk mengawali pekerjaan struktur pondasi setempat yang sebelumnya telah
diberi pasir setebal 5 cm, sebelum dilakukan pengecoran berupa beton
tumbuk/rabat dengan campuran PC:1 PS:3 KR: 5.
2. Ketebalan dari beton tumbuk/rabat ini dikerjakan sesuai dengan ketebalan yang
tercantum dalam gambar rencana

SPESIFIKASI TEKNIS 28
3. Penerapan dari pekerjaan beton tumbuk/rabat ini diperuntukan sebagai acuan
dalam penerapan pekerjaan struktur pondasi telapak
4. Setelah Beton rabat cukup padat dapat dilanjutkan pemasangan Begesting
(berbahan pas. Batako yang dapat langsung sekalian dicor atau Begesting kayu)
5. Setelah begesting dipasang dapat dilanjutkan dengan pemasangan pembesian
dengan ukuran telah disesuaikan dengan pola gambar pembesian yang
direncanakan dan telah dilakukan pabrikasi diluar
6. Rangkaian pembesian sedapat mungkin harus mengikat satu sama lainnya dari
pembesian pondasi telapak, ke kolom bawah sloof, dirangkaikan dengan sloof,
kolom dan sampai ring balok
7. Perlu persetujuan pengawas lapangan sebelum dilakukan proses pengecoran
dikemudian hari
8. Penerapan pekerjaan ini dilakukan dengan pola yang sama pada posisi kolom yang
berbeda
9. Setelah pekerjaan pembesian dapat disetujui oleh pengawas dapat dilanjutkan
untuk dilakukan pengecoran Beton dengan mutu yang telah disepakati, dan pihak
pelaksana sebelum pengecoran agar membuat job mix beton untuk mengetahui
kualitas beton yang dihasilkan
10. Hasil dari job mix akan dipakai sebagai acuan kerja dalam penerapan pembuatan
beton dengan mutu yang disepakati
11. Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 5-7 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 10 orang )
12. Pekerja wajib menggunakan helm dan masker.
13. Peralatan yang digunakan untuk membantu proses pembuatan pondasi telapak ini
Cetok, sekop, alat bantu kereta/gerobak sorong lainnya yang diperlukan, dan molen
untuk membantu proses pengadukan campuran pasir , kerikil, Semen dan air
5.6.3. Pek. Beton Kolom
1. Setelah pekerjaan pondasi telapak dilakukan, dilanjutkan dengan proses lanjutan
pembesian kolom struktur dibawah sloof yang sudah terikat jadi rangkaian
struktur di pondasi telapak, dengan pemasangan dan pengaturan jarak
sengkang/Beugle yang sudah ditentukan sesuai perencanaan
2. Setelah jumlah tulangan pokok kolom dan rangkaian jarak sengkang/beugle
disetujui dapat ditindaklanjuti dengan pemasangan Begesting cetakan kolom
3. Sistem begesting sedapat mungkin kedap dari kebocoran material dan air saat
dilakukan pengecoran

SPESIFIKASI TEKNIS 29
4. Proses pengecoran dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak
pengawas yang ditunjuk oleh direksi dengan memperhatikan kesesuaian dimensi,
serta tegak lurus dari semua bidang.
5. Penerapan pekerjaan ini dilakukan dengan pola yang sama pada posisi kolom
yang berbeda.
6. Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 5-7 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 10 orang )
7. Pekerja wajib menggunakan helm dan masker.
8. Peralatan yang digunakan untuk membantu proses pembuatan kolom ini Cetok,
sekop, alat bantu kereta/gerobak sorong lainnya yang diperlukan, dan molen untuk
membantu proses pengadukan campuran pasir , kerikil, Semen dan air
5.6.4. Pek. Beton Sloof dan Plat Lantai
1. Setelah pekerjaan pasangan batu pecah dilakukan dapat dilanjutkan dengan proses
lanjutan pembesian sloof dengan pemasangan dan pengaturan jarak
sengkang/Beugle yang sudah ditentukan sesuai perencanaan.
2. Setelah jumlah tulangan pokok sloof dan rangkaian jarak sengkang/beugle
disetujui dapat ditindaklanjuti dengan pemasangan Begesting cetakan sloof.
3. Sistem begesting sedapat mungkin kedap dari kebocoran material dan air saat
dilakukan pengecoran.
4. Proses pengecoran dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak
pengawas yang ditunjuk oleh direksi dengan memperhatikan kesesuaian dimensi.
5. Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 7-10 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 14 orang )
6. Pekerja wajib menggunakan helm dan masker.
7. Peralatan yang digunakan untuk membantu proses pembuatan sloof ini Cetok,
sekop, alat bantu kereta/gerobak sorong lainnya yang diperlukan, dan molen untuk
membantu proses pengadukan campuran pasir, kerikil, Semen dan air
5.6.5. Pek. Beton Balok/Ring Balok

SPESIFIKASI TEKNIS 30
1. Setelah pekerjaan kolom dilakukan, dilanjutkan dengan proses lanjutan pekerjaan
beton balok/ring balok yang awali dengan pemasangan begesting yang ditumpu
dengan perancah bambu.
2. Setelah begesting dipasang dapat dilanjutkan dengan pemasangan pembesian
dengan ukuran telah disesuaikan dengan pola gambar pembesian yang
direncanakan dan telah dilakukan pabrikasi diluar.
3. Rangkaian pembesian sedapat mungkin harus mengikat satu sama lainnya dari
pembesian kolom ke balok/ring balok.
4. pembesian balok struktur/ring balok diatas kolom yang sudah terikat jadi
rangkaian struktur di kolom, dengan pemasangan dan pengaturan jarak
sengkang/Beugle yang sudah ditentukan sesuai perencanaan.
5. Sistem begesting sedapat mungkin kedap dari kebocoran material dan air saat
dilakukan pengecoran
6. Proses pengecoran dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak
pengawas yang ditunjuk oleh direksi dengan memperhatikan kesesuaian dimensi.
7. Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 7-8 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 10 orang )
8. Pekerja wajib menggunakan helm dan masker.
9. Peralatan yang digunakan untuk membantu proses pembuatan balok ini Cetok,
sekop, alat bantu kereta/gerobak sorong lainnya yang diperlukan, dan molen untuk
membantu proses pengadukan campuran pasir , kerikil, Semen dan air.
5.7. Pekerjaan Struktur baja Rangka Atap, Balok, dan Kolom
5.7.1. Lingkup Pekerjaan
Melingkupi perkiraan rangka atap pada bangunan dan semua pekerjaan ini
didasarkan pada PPBBI (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja)
5.7.2. Bahan
1) Material baja yang digunakan adalah baja HB 150, WF 200, dan WF 150 serta harus
memenuhi ketentuan PPBBI 1984 keecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
2) Bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh menurut profil yang
diminta baik bentuk, ukuran dan beratnya. Bagian-bagian dan lembaran-
lembarannya tidak bengkok atau cacat.
3) Pelaksanaan pekerjaannya harus sesuai dengan standard pabrik pembuatnya.
4) Bahan tersebut harus berkualitas baik, bebas dari karat, tidak cacat atau bengkok.
5) Penggantian dimensi profil harus selalu tetap mempertahankan nilai keamanan
konstruksi atau menambah lebih besar.

SPESIFIKASI TEKNIS 31
6) Setiap perubahan teknis tersebut dinilai sah bila telah disetujui oleh pihak Konsultan
Pengawas
7) Kontraktor dapat mengusulkan perubahan kepada Konsultan Pengawas, bila ada
bahan yang tidak dapat diperoleh dan dapat memakai bahan tersebut bila telah dapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5.7.3.Syarat-syarat Pelaksanaan
Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum masuk
pelaksanaan:
 Denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan dimensi
 Detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja ):
a. Sambungan
b. Pengelasan
c. Baut-baut
d. Angkur-angkur / pengangkuran
e. Profil : yang tersedia di pasaran sesuai dengan perhitungan
 Dalam gambar detail baja untuk ukuran-ukuran yang bisaanya tidak ditentukan
seperti misalnya pada kelekan kuda-kuda portal sebaiknya dipakai standarisasi
ukuran yang bisaa dipakai, jadi tidak menggunakan skala.
a. Fabrikasi
 Setelah gambar kerja telah dicek dan re-cek serta disetujui oleh Pimpinan
Teknik untuk dilaksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan
fabrikasi di bengkel atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan
pengecekan oleh pelaksana.
 Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya
pengangkuran dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera
dipasang.
b. Pengangkuran
Lingkup
 Melingkupi pemasangan angkur untuk pelebaran pondasi, angkur pedestal
kolom baja, angkur kolom baja ke dalam kolom beton, angkur pedestal rangka
atap dan angkur lainnya yang diperlukan dalam proyek ini sesuai dengan
gambar perencanaan atau atas permintaan pengawas
 Fungsi : Pemegang Struktur atas (Kolom/Kuda-kuda) pada posisi yang
yang sebenarnya / tepat.
Bahan
 Material baja yang digunakan untuk penyambungan beton bertulang adalah baja
tulangan sesuai dengan spesifikasi pada gambar.
 Material Angkur pedestal kolom, kolom baja dan pedestal atap menggunakan
baja kelas SS-41dengan tegangan tarik antara 410 MPa-520 MPa.
 Pemasangan angkur ke dalam beton yang sudah keras, diperlukan material
perekat Hilti HIT-RE 500.
Pemasangan Angkur

SPESIFIKASI TEKNIS 32
 Pemasangan angkur pada beton yang belum dicor, menggunakan ketentuan di
bawah ini:
o Angkur besi beton dimana : a = l >= 5 cm
o Penempatan dan pemasangan angkur As-as kolom, cara menentukan adalah
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan
bawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Begesting kolom dipasang.
- Kolom dicor
- Mal angkur dilepas
o Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai
dengan tebal plat atau angkur dicek vertikalnya satu persatu.
o Berdasarkan tumpuannya:
- Tumpuan pada kolom pedestal
Fungsi : Jepit - sendi ----> harus sesuai dengan perhitungan struktur.
- Tumpuan pada kolom atas.
Fungsi : Jepit - Jepit Sendi – Sendi Sendi – Rol
o Pengangkuran baja dilaksanakan oleh Sipil di bawah Supervisi dari divisi
baja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
bila terjadi masalah pada saat erection oleh divisi baja.
o Pemasangan angkur dengan Perekat Hilti, harus mengacu pada standard dari
produk Hilti terutama mengenai kedalaman angkur dan jumlah chemical yang
diperlukan
c. Pengelasan
 Peralatan :
o Generator / Genset
o Onvomer/ Trafo las
o Kabel las + dan –
o Stang las (handle)
o Topeng las
o Kawat las
 Kawat las yang bisaa dipakai ada 3 jenis : Diameter 2,6 mm untuk Pelat
baja tipis, diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat baja yang lebih tebal
Selain itu type Kawat RD 460 dan RD 260, yang bisaa dipakai adalah type
RD 460.
 Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :
o Untuk kawat diameter 2,6 mm -> 3.000 Watt - 8.000 Watt
o Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm -> 5.000 Watt - 12000 Watt.

SPESIFIKASI TEKNIS 33
 Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap
bahaya keruntuhan.
 Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas
konstruksi baja, ialah cara melas, dimana yang perlu diperhatikan adalah
keserbasamaan (keseragaman) dan rupa las, serta kematangan pengelasan.
 Setelah pengelasan bisaanya akan timbul kerak-kerak las ini harus
dibersihkan dengan cara diketok-ketok dengan palu (hammer).
d. Erection
 Persiapan dan peralatan :
o Box
o Tali tambang
o Tali baja
o Liyer
o Takel
o Peralatan Las
o Blander
o Kunci / Kunci momen
o Alat Bantu (balok-balok kayu, dll)
 Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai.
Tenaga kerja ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
o Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut
kode-kode yang ada.
o Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
o Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
o Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
o Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta
supervisi.
 Erection Kuda-kuda Portal dan Kolom IWF :
o Schedule fabrikasi dan erection.
o Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi.
o Untuk kuda-kuda / kap baja vakwerk sesuai dengan kode-kode yang
terdapat pada Shop drawing.
o Erection kolom IWF dengan box pipa
o Pemasangan Regel / koker antar kolom
o Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
o Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
o Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan
o 1 Box , ( L < 23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box )
Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda > 23.00 m pada 4
arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.
o Kuda-kuda dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang
dan hasil pengelasan.
SPESIFIKASI TEKNIS 34
o Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan
Liyer. (dicek kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku
tambahan).
o Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga
posisi agar tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
o Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang
kolom
o Kuda - kuda dibaut pada kolom.
o Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
o Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicek
panjang dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah
5 s/d 10).
o Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera
dipasang gording dan ikatan angin.
o Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama.
Untuk penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan
terhadap kekuatan plat atau balok beton.
o Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk
supervisi langsung. Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan
harus mengikuti jalannya erection serta berfungsi sebagai supervisi.
e. Pasca Erection
 Pemeriksaan tegaklurus (lot) dari kolom.
 Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
 Semua sambungan dicheck
 Pengecatan ulang meni besi
 Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
 Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
5.7.4. Proses Pelaksanaan di Lapangan
1. Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 7-10 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 10 orang )
2. Pekerja yang terlibat wajib menggunakan helm, sarung tangan, Masker wajah,
masker las, dan sepatu boot.
3. Alat yang digunakan diantaranya adalah:
 Alat Las
 Tabung Gas

SPESIFIKASI TEKNIS 35
 Kunci Inggris
Pasal 6
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

6.1 Bahan Penutup Atap


6.1.1 Penutup atap adalah Genteng Prima Minimalis Wood Flat 0.35 mm ex Primaroof
6.1.2 Bubungan menggunakan bubungan Genteng Prima Minimalis Wood Flat kualitas
baik.
6.1.3 Genteng yang cacat dan rusak tidak boleh dipasang dan harus diganti dengan
yang baru.
6.1.4 Semua genteng dan bubungan yang dipakai adalah bahan yang kedap air
memenuhi peraturan SNI.
6.2 Cara Pelaksanaannya
6.2.1 Penutup genteng
1. Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat atau pecah baling, ukuran dan
warna genteng seragam dan presisi yang baik.
2. Satu susun jarak reng 375 mm isi 2.1 lembar/m2
3. Komposisi bagian atas: top coat-zinc aluminium coating-zing phrosphat-
primary epoxy-synthetic resin-stone chip-acrilic finishing
4. Komposisi bagian bawah: back coat-zinck aluminium coating-zing phrosphat-
polyester paint
5. Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah.
Ujung lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak
ujung genteng ke ujung listplank max. 10 cm.
6. Pemasangan genteng paling bawah harus di perkuat ke bidang reng baja
7. Barisan genteng dan bubungan pada bagian - bagian atau daerah yang
kemungkinan terhempas angin isap, dipasang sesuai dengan dimensinya.
8. Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat
pemotong yang baik.
9. Pemborong harus terlebih dahulu menunjukan contoh - contoh genteng dan
bubungan yang akan dipakai, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis.
10. Pemasangan genteng dilaksanakan setelah jarak ujung pertama genteng dari
tatab lisplank ditentukan bersama-sama dengan Direksi Teknis.
11. Setelah itu pemasangan dilakukan sedemikian rupa secara bertahap,sehingga
menghasilkan pasangan genteng yang kuat dan rapi.
12. Sebelum Genteng bubungan dipasang, pemborong harus memasang benang
sepat untuk mendapatkan pasangan bubungan yang lurus dan rapi. Perekat
genteng bubungan menggunakan spesi 1 Pc : 3 Ps, dengan pasir yang telah
diayak halus.
13. Pemborong harus menyiapkan genteng cadangan ( ekstra ) satu biji setiap 100
buah genteng, dan 10 buah genteng bubungan.
6.1.1 Bubungan genteng

SPESIFIKASI TEKNIS 36
1. Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok bubungan
harus dipasang spesi agar pemasangan genteng kelihatan rapi .
2. Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan sesuai dengan
teknis pelaksanaannya
6.2.2 Proses Pelaksanaan di Lapangan
1. Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 10-14 hari setiap pekerjaan
bangunan dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 8 orang )
2. Pekerja wajib menggunakan helm, sarung tangan, masker.
3. Peralatan yang digunakan untuk membantu proses pembuatan pekerjaan
penutup atap ini adalah palu, waterpass, gergaji kayu, dan paku..
6.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki
6.3.1 Bidang atap rata atau tidak bergelombang, alur genteng lurus, terpasang kuat
pada posisinya, dan air dapat mengalir dengan lancar, bersih dari semua
kotoran - kotoran.
6.3.2 Semua komponen atap dan perlengkapannya terpasang dengan kokoh dan baik
pada tempatnya.
6.3.3 Semua bidang atap maupun accessoriesnya harus bersih dari kotoran-kotoran
bekas konstruksi maupun lainnya.
6.3.4 Finishing akhir bidang atap rata, tidak cacat dan bocor.

Pasal 7
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

7.1. Syarat dan Spesifikasi Bahan


7.1.1. Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan atau sebagian tembok dikerjakan.
7.1.2. Bahan – bahan kusen meliputi :
1. Aluminium YKK SF 100 T= 1.35 MM YB-1C (powder coating)
2. Daun pintu Kayu Solid dilapisi dengan HPL sesuai gambar .
3. Bahan - bahan diatas, harus lurus dan tanpa cacat
Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan – bahan yang akan
digunakan sudah melalui tes yang diadakan di pabrik atau lembaga pengujian bahan
lainnya dengan disertai sertifikat pengujian.
7.2. Proses Pengerjaan
7.2.1 Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, harus rapi. Kusen, daun pintu dan daun
jendela dibuat rapi, tidak baling dan siku pada sudut-sudutnya. Ukuran yang
digunakan sesuai dengan gambar:

SPESIFIKASI TEKNIS 37
7.2.2 Pelaksanaan
1. Type - type dari pintu dan jendela.
Type daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja.
2. Kunci dan Penggantung ( setara Dekson kecuali disebutkan lain dalam gambar
maupaun RAB ).
 Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan pintu ini, Pemborong
harus mengajukan contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
 Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada daun pintu
dan terpasang 90 cm diatas lantai atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
3. Engsel - engsel minimal dipasang 2 buah untuk pintu
4. Pemasangan Kusen
 Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi
 Selama pekerjaan berlangsung, kusen - kusen harus dilindungi dari benturan-
benturan benda keras. Kerusakan atau cat -cat harus diganti oleh Pemborong
dengan biaya sendiri.
 Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain,
maka tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari lantai.
5. Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 10-14 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 8 orang )
6. Pekerja wajib menggunakan helm, sarung tangan, dan masker.
7. Peralatan yang digunakan untuk membantu proses pemasangan kusen ini palu,
waterpass, lot grafitasi/bandul, gergaji kayu, paku, kusen pintu dan jendela.
7.3. Hasil Akhir
7.3.1 Hasil Akhir Yang Dikehendaki
 Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.
 Tidak ada bagian - bagian atau sudut-sudut yang cacat.
 Kusen - kusen terpasang dengan kuat pada tembok.
 Daun tidak terpuntir dan dapat dibuka atau ditutup dengan lancar.
 Kunci - kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik.
 Penyelesaian bersih dan merata.

Pasal 8
PEKERJAAN PENGGGANTUNG DAN PENGUNCI

8.1. Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


8.1.1. Spesifikasi Bahan

SPESIFIKASI TEKNIS 38
Semua assesoris penggantung dan pengunci yang digunakan harus memiliki kualitas
setara Dekson
8.1.2. Proses Pengerjaan
1. Pekerjaan Penggantung
 Engsel setara Dekson dipasang untuk semua pintu dan dipasang sebanyak 3 buah.
 Untuk daun jendela menggunakan engsel setara Dekson untuk semua daun jendela
dan dipasang masing – masing 2 buah untuk masing – masing daun.
 Jarak pemasangan engsel dari tepi atas atu bawah daun adalah 20 cm ke as engsel.
 Posisi dudukkan engsel pada alur kusen dibuat satu garis lurus vertikal dan
disesuaikan dengan tebal plat engsel.
 Perekatan engsel dengan kusen dan daun menggunakan screw atau rivert.
 Lakukan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan pasangan paku ulir
atau rivert, engsel dan kunci.
 Kait angin setara Dekson dipasang sebanyak 2 buah untuk masing – masing
jendela.
2. Pekerjaan Pengunci
 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan penggantung kurang lebih 2-3 hari yang
dikerjakan oleh 1 orang tukang ahli, dibantu 1 orang asisten dan diawasi oleh
mandor, pelaksana bangunan struktur dan arsitek.
 Pekerja wajib mengenakan helm, sarung tangan, dan masker.
 Semua kunci pintu menggunakan kunci setara Dekson
 Semua daun jendela dan pintu dilengkapi dengan grendel setara Dekson
 Espanolet setara Dekson dipasang pada daun pintu double.
 Apabila tidak ditentukan lain, jarak pemasangan kunci dari elevasi lantai keramik
ke as kunci adalah 90 s/d 100 cm.
 Perekatan kunci dengan kusen dan dengan daun pintu menggunakan screw atau
rivert.
 Dalam membuat lubang dudukan kunci tidak dibenarkan melakukannya dalam
keadaan pintu tergantung atau terpasang.
 Lakuakan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan pasangan paku
ulir atau rivert engsel dan kunci.
 Beriakan proteksi pada handle kunci dari benturan, goresan, kotoran cement dan
lain – lain yang sulit dihilangan.
 Beberapa pintu menggunakan electronic lock type EL 9102 MF Fin Pas ( sesuai
gambar)
 Pintu darurat menggunakan type PD 0701 Black/Red
3. Peralatan dan Pekerja
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 2-4 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )

SPESIFIKASI TEKNIS 39
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 4 orang )
 Pekerja wajib mengenakan helm dan masker.

Pasal 9
PEKERJAAN LANTAI

9.1 Standard
a. Keramik yang dipakai adalah Kramik tile setara ROMAN
b. Warna dan motif sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.
c. Keramik dipasang di atas lantai beton, atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar kerja.
d. Pengujian
Semua pengujian yang diperlukan oleh Direksi harus dilakukan di laboratorium
dan hasilnya diperlihatkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi atas beban
pemborong.
9.2 Bahan dan Peralatan
a. Bahan keramik dengan kualitas setara ROMAN
b. Pasangan lantai keramik memakai keramik warna yang sebelummnya atas
persetujuan direksi dengan ukuran 60 x 60 cm untuk lantai, lantai kamar mandi
menggunakan ukuran 60 x 60 anti slip kualitas I atas persetujuan Direksi.
c. Pasangan keramik dinding kamar mandi memakai keramik dengan ukuran 20 x 20
cm kualitas I ( sesuai gambar), ditentukan kemudian sesuai dengan persetujuan
Direksi.
9.3 Pelaksanaan Pemasangan Lantai

Susunan lapisan berturut – turut sebagai berikut:
 Urugan tanah dipadatkan minimal 90% dari kepadatan kering max (γd)
 Lapisan pasir sebesar 10 cm dipadatkan dan disiram air.
 Leveling concrete atau spesi 1 pc : 5 ps untuk lantai bisaa dan spesi 1 pc :
2 ps untuk lantai toilet.
 Mortar 1 pc : 3 ps.
 Keramik, atau bahan lain atas petunjuk Direksi.

Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan teliti terlebih
dahulu mengenai kepadatan, kerataan, maupun elevasi setiap lantainya.

Pola pemasangan keramik harus ditentukan terlebih dahulu, dengan memasang
keramik kepala dan memilih keramik yang warna dan ukuran yang sama dan
dibuat contoh pemasangan minimal 1 m2

SPESIFIKASI TEKNIS 40

Siar diisi dengan adukan 1 pc : 2 ps halus sesuai dengan warna keramik ditambah
bahan aditive yang disetujui oleh Direksi sampai mengisi penuh celah siar, tetapi
tidak berlebihan.

Bekas – bekas semen harus segera dibersihkan dari permukaan keramik sampai
bersih benar, dan pemakaian dan pemakaian pembersih kimia tidak diperkenankan
tanpa persetujuan Direksi.

Keramik yang baru dikerjakan minimal selama tiga hari tidak boleh diganggu,
diinjak atau diberi beban lainnya.
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 7-10 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 8 orang )

Pekerja wajib menggunakan helm dan masker.
9.4 Hasil akhir yang dikehendaki
 Lantai tidak bergelombang.
 Kerataan atau kemiringan harus sesuai dengan gambar rencana.
 Air harus dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.
 Lantai harus bersih dari sisa – sisa adukan semen, cat atau kotoran lainnya.
 Dibawah keramik tidak boleh berongga sehingga keramik dapat melekat dengan
baik.

Pasal 10
PEKERJAAN STYLE BALI

9.1 Standart dan Bahan


1. Pekerjaan style Bali terdiri dari :
 Pasangan Bata Merah Press.
 Pasangan Murda paras dan ikut celedu paras sesuai gambar
 Pekerjaan Pagar dan kori agung dengan bahan bata merah press
2. Semua bahan yang digunakan harus mempunyai kualitas I dan ketebalan bata
maupun batu minimal 2 cm.
3. Tempat, bentuk dan ukuran pekerjaan style Bali sesuai dengan gambar
rencana.
9.2 Cara pelaksanaan
 Sebelum pekerjaan style Bali dilaksanakan, khususnya untuk pekerjaan yang
mempunyai bentuk – bentuk khusus, pemborong harus membuat gambar kerja
disertai dengan rencana pelaksanaannya. Pekerjaan style Bali dapat dilaksanakan
setelah gambar dan rencana pelaksanaannya mendapat persetujuan direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 41
Biaya untuk membuat gambar dan rencana pelaksanaan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
 Pemasangan paras direkatkan dengan semen, sehingga pasangannya menjadi kuat
dan tidak mudah lepas.
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 10-14 hari setiap pekerjaan
bangunan dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 8 orang )
 Pekerja wajib menggunakan helm dan masker.
9.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki
 Semua pasangan harus kuat, rapi, bersih, dan sesuai dengan gambar kerja baik
bentuk maupun ukurannya.
 Air semen atau bahan lainnya yang digunakan untuk perekat pasangan tidak boleh
kelihatan dari luar.
 Pekerjaan style Bali dapat dinyatakan selesai setelah disetujui oleh Direksi.

Pasal 11
PEKERJAAN PLAFOND
10.1. Bahan
10.1.1. Bahan
 Rangka Hollow 40 x 40 x 0,4 mm (anti karat galvalume).
 Plafond Gypsum 9 mm setara Jayaboard dan rangka Plafond Metal Furing.
 List Gypsum 5/5 setara Jayaboard
 Jointing Compound dari Jayaboard.
 Papan Kayu Penutup Rangka Baja dengan tebal papan kayu minimal 9 mm
dengan ukuran mengikuti ukuran Baja dengan mengacu pada gambar kerja.
 Plastering Accessories.
10.2. Pelaksanaan
 Rangka induk minimum dipasang tiap jarak 60 cm.
 Jarak Rangka disesuaikan dengan pemasangan penutupnya.
 Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh pada kuda - kuda di
atasnya.
 Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku - paku dan alat
penyambung lainnya hanya sebagai pelengkap.
 Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat
persetujuan Direksi.
 Struktural yang bisa digunakan sebagai rangka plafon :
 Rangka Kayu 40 mm x 40 mm dilapisi anti rayap dan sudah kering sempurna.

SPESIFIKASI TEKNIS 42
 Rangka Metal profil C 40 x 40
 Rangka Metal stud Galvanis dengan tebal 0.5 mm
 Standar penggunaan struktur rangka:
 Untuk rangka baja, diberi lapisan anti karat (Coating) setelah pemasangan
untuk kelangsungan jangka panjang.
 Untuk rangka kayu alami kayu harus benar -benar kering dan dilapisi
dengan anti rayap setelah pemasangan untuk kelangsungan jangka panjang.
 Pemasangan dengan Rangka :
a) Susun semua material diatas permukaan dengan potongan yang
disesuaikan
b) Untuk rangka kayu gunakan paku 1.5” atau gunakan air nail gun dengan
paku WT-38 (kepala T). Jarak paku adalah 1.2 dan 2.0cm dari pinggiran
papan (air gun nail hanya digunakan pada rangka kayu)
c) Untuk rangka metal atau baja galvanis digunakan jenis Tapping Screw 1
jenis SDS dengan panjang 1.5” sekrup dan dipasang 1.2 cm dan 20cm
dari pinggir papan.
 Area sambungan diberi jarak 3-6mm, area sambungan disarankan ditutup
dengan sealant jointing dengan bahan dasar Polyutherene (PU).
 Jangan gunakan bahan baku gypsum sebagai pelapis pada area sambungan.
 Untuk pemotongan dapat menggunakan gergaji tangan (manual), gergaji mesin
dengan mata diamond.
 Gunakan alat pelindung seperti masker pada saat pemotongan untuk
menghindari debu.
 Angkat dan pindahkan material di posisi yang tepat dengan tenaga kerja yang
cukup untuk menghindari kecelakaan.
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 5-7 hari setiap pekerjaan
bangunan dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 6 orang )
 Pekerja wajib menggunakan helm, kaca mata, dan masker.
10.3. Hasil Akhir Yang Dikehendaki
a. Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi.
b. Plafond rata, tidak bergelombang dan retak.
c. Garis - garis alur, lurus, rapi, dengan jarak alur seragam.

Pasal 12
PEKERJAAN LISTPLANK

SPESIFIKASI TEKNIS 43
12.1. Listplank dipasang setelah pemasangan usuk atau baja Bahan - bahan yang digunakan
adalah Kayu Semen komposisi 70% semen dan 30% fibre cellulose dengan Kayu Semen
shera wood sesuai dengan gambar
12.2. Pemasangan listplank harus lurus, rapi, rata, kayu yang dipakai ukuran sesuai gambar
detail.
12.3. Proses Pelaksanaan di Lapangan
Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 5-7 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
 Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
 Petugas K3 ( 1 orang )
 Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
 Juru Gambar ( 1 orang )
 Logistik ( 1 orang )
 Mandor ( 1 orang )
 Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 4 orang )

Pasal 13
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

13.1. Pekerjan Plesteran


13.1.1. Bahan
 Bahan – bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan
plesteran mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
13.1.2. Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan
terlebih dahulu dari bekas - bekas kotoran spesi kemudian disiram air sampai
jenuh.
 Buatkan kepala atau kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada
jarak ± 2,50 m dengan ketebalan 15 mm.
 Pekerjaan plesteran campuran 1 pc : 3 ps dipasang pada bangunan yang kedap
air.
 Pekerjaan plesteran 1 pc : 6 ps dipasang pada permukaan tembok yang akan
diaci dan permukaan lain yang tidak kedap air.
 Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran
kering, minimal telah berumur 24 jam.
 Untuk pekerjaan plesteran beton dak talang supaya dibuatkan kemiringan ke
arah posisi roof drain, sehingga sirkulasi air hujan bisa lancar.
 Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu cepat
yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air serta
melindungi dari sinar matahari langsung.
 Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 10-14 hari setiap pekerjaan
bangunan dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
SPESIFIKASI TEKNIS 44
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 10 orang )
 Pekerja wajib menggunakan helm, sarung tangan, dan masker.
13.2. Pekerjaan Acian
13.2.1. Bahan
 Bahan – bahan seperti pasir halus, semen, mill tembok dan air adukan
mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
13.2.2. Pelaksanaan.
 Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran atau beton berumur 7 hari.
 Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap
untuk diaci.
 Lakukan pembasahan atau penyiraman dengan air terhadap plesteran atau
beton atau bidang yang akan diaci.
 Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
 Gunakan jidar aluminium untuk meratakan acian.
 Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan
menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
 Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari,
dan setelah itu acian baru dikeringkan.
 Setelah acian benar – benar kering dan atas persetujuan Direksi atau
Pengawas pekerjaan, pekerjaan pengecatan atau plamiran baru dapat
dilaksanakan.
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 7-10 hari setiap pekerjaan
bangunan dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 6 orang )
 Pekerja wajib menggunakan helm dan masker.

Pasal 14
PEKERJAAN WATERPROFING

14.1. Bahan

SPESIFIKASI TEKNIS 45
Semua material untuk waterproofing harus melalui pengecekan dan persetujuan
dari Pengawas.
14.2. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Waterproofing dinding seperti
tercantum dalam gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan
baik.

14.3. Pelaksanaan
14.3.1. Gambar kerja
 Sebelum Pelaksanaan di lapangan dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-
gambar kerja yang diperlukan dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk
disetujui Pemberi Tugas. Bilamana disetujui, 1 (satu) set gambar akan
dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
 Didalam gambar kerja tersebut harus tercantum system kerja dan detail-detail
sambungan untuk waterproofing membrane dan juga detail-detail pengakhiran
berserta dengan flashing-flashing yang diperlukan. Khusus untuk daerah-daerah
pertemuan dengan dinding tegak harus dibuatkan chamfer tambahan supaya
waterproofing tidak tertekuk 90 derajat.
14.3.2. Pelaksanaan di lapangan
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 5-7 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 6 orang )
 Hasil akhir dari waterproofing harus rapih dan sesuai dengan detail yang tertera di
gambar kerja atau yang telah disetujui oleh Konsultan. Semua pipa buangan tegak
untuk air hujan harus semuanya ditutup bagian tepinya oleh waterproofing
membrane untuk menghindari kebocoran.
 Setelah semua pemasangan waterproofing membrane kontraktor harus
melaksanakan test dengan merendam seluruh permukaan waterproofing dengan air
yang harus dilakukan minimal 2 x 24 jam.
 Semua protection screed harus diberi lapisan wirenet dengan ukuran grid < 20 mm
dan diameter minimal 1.0 mm. Protection screed harus dibuat menjadi pelat-pelat
segmental dengan ukuran maksimal 3.0 m x 3.0 m. deletasi diantaranya harus diisi
dengan sealant.

SPESIFIKASI TEKNIS 46
 Kemiringan/Sloping Protection Screed harus diatur sedemikian rupa sehingga
semuanya mengarah ke system pembuangan yang telah direncanakan oleh M/E/P.
Pelaksana harus mengkoordinasikan dengan pihak Pengawas di lapangan.
 Setelah pemasangan semua protection screed maka harus diadakan sekali lagi test
dengan cara merendam semua bagian yang telah di waterproofing dengan air
selama 2 x 24 jam.

Pasal 15
PEKERJAAN PENGECATAN

15.1. Bahan
 Untuk cat tembok dalam dan luar digunakan cat dari produk
dengan kualitas setara Nippon Paint, yang tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan
petunjuk warna menyesuaikan dengan keputusan dan persetujuan Direksi.
 Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat -
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan pengecatan, Pemborong harus
mengajukan daftar cat yang akan digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya.
 Politur setara Mowilex digunakan untuk polituran daun pintu
panil dan Kusen.
15.2. Pelaksanaan
15.2.1. Tembok atau Plafond
 Alat yang digunakan adalah Kuas, Rool, Wadah Cat, dan Scafolding.
 Pastikan permukaan tembok atau plafond yang akan dicat dalam
keadaan kering, bebas dari segala jenis kotoran yang melekat.
 Setelah tembok benar - benar bersih, oleskan Plamur keseluruh
permukaan tembok atau plafond.
 Setelah Plamur cukup kering diamplas halus, dilanjutkan dengan
lapisan pertama top coating.
 Lapisan kedua top coating dilanjutkan setelah lapisan cat
pertama betul - betul kering ( jangan sekali - kali melakukan pengecatan lapis
kedua sebelum lapisan pertama betul - betul kering, karena akan berakibat
kegagalan pengecatan,cat akan meleleh dan tertarik oleh kuas atau roll).
15.2.2. Cat Kayu atau Besi
 Alat yang digunakan adalah Amplas, Kuas, dan Scafolding.
 Pastikan seluruh bidang permukaan kayu atau Besi yang akan di cat telah bersih
dari segala kotoran, dan telah diamplas halus.
 Lapisan pertama atau meni menggunakan Cat Primer ( Kayu atau besi).

SPESIFIKASI TEKNIS 47
 Setelah itu permukaan kayu di amplas lagi sampai halus.
 Setelah kering dilanjutkan dengan lapis pertama top coating dengan.
 Lapisan kedua top coating dilakukan setelah lapisan pertama benar - benar
kering.
15.2.3. Pekerjaan Politur Ultra.
 Alat yang digunakan adalah Amplas dan Kuas.
 Permukaan yang dipolitur harus diamplas halus dan rata dengan
amplas dan harus benar - benar bersih dari debu dan kotoran lainnya.
 Kemudian permukaan tersebut dipolitur lapis demi lapis
sebanyak tiga kali.
15.2.4. Perkerja dan Peralatan lainnya
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 5-7 hari setiap pekerjaan
bangunan dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 6 orang )
 Pekerja wajib menggunakan helm, sarung tangan, dan masker.
15.3. Hasil Akhir Yang Dikehendaki
 Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama.
 Bebas dari kotoran - kotoran atau noda - noda lain.
 Benangan dan alur - alur harus tajam dan lurus.

Pasal 16
PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR

15.1. Pekerjaan Saluran Air Bersih


15.1.1. Peraturan-Peraturan/Persyaratan
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia. Selama
pelaksanaan, kontrak harus betul-betul ditaati.
Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan
dalam pasal pekerjaan plumbing dimuka.
Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mngetahui akan isi dan maksud
dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
15.1.2. Spesifikasi Instalasi Plumbing
 Pompa Booster, lengkap dengan assesoriesnya panel listrik dan pengabelannya untuk
pompa :
 Type = Variable Speed (Hydro Multi BE 2 x CR 5 - 8)
 Debit aliran = 2 x 75 Ltr/Mnt

SPESIFIKASI TEKNIS 48
 Head = 35 m
 Daya = 2 x @ 1,1 kW/ 2x380V/50 Hz/ 2900 rpm
 Putaran = 2900 Rpm
 Operasi = Single, bergantian dan paralel alternate.
 Merk = E.qual, Ebara, Grundfos setara
Dilengkapi dengan kontrol panel.
Pompa melayani pendistribusian dari Ground tank ke tiap-tiap Lokasi yang
membutuhkan air. Pompa air bersih ini standard merk E.quql, Ebara, Groundfos, atau
setara.
 Tangki Air Bersih Bawah (Ground Water Tank)
 Volume tangki = 60.000 [Lt]
 Jumlah ; 1 buah,
 Tangki bawah sesuai gambar struktur, yang dilengkapi dengan water level control
(elektrik aotomatic) dan atau Floating valve serta pemasangan assesories yang
berhubungan dengan kebutuhan pompa dan ground reservoir, dan pemasangan
gate valve (water valve) ssesuai gambar perencanaan.
 Ground water tank ini untuk menampung air bersih untuk kebutuhan supplai air
bersih gedung.
 Penawaran Kontraktor sesuai pembagian-pembagian paket proyek ini.
15.1.3. Proses Pemasangan Instalasi Air Bersih
 Pekerjaan instalasi air bersih dikerjakan oleh instalatur yang mempunyai ijin kerja
dari instansi yang berwenang yang berlaku untuk tahun kerja tersebut dan
mendapat persetujuan dari Direksi.
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 7-10 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 8 orang )
4. Pekerja Wajib mengenakan Helm, Sepatu boot, Sarung tangan, dan masker.
5. Diameter pipa yang digunakan adalah sesuai dengan gambar rencana.
 Pipa - pipa yang sudah terpasang tidak boleh ditimbun sebelum disetujui
Direksi dan pemasangan pipa didalam bangunan adalah bersifat inbow.
 Pipa - pipa yang melintas jalan harus dilindungi dengan pipa pelindung yang
berdiameter 2 kali lebih besar dari pipa yang dipasang.
 Pekerjaan yang harus dilaksanakan ialah pemasangan dan pennyambungan
saluran air minum lengkap dengan kran - krannya sampai keluar airnya.
 Bahan - bahan yang digunakan untuk instalasi air bersih serta cara - cara
pelaksanaan teknisnya harus memenuhi syarat - syarat dalam A.V, peraturan
pemerintah setempat, gambar dan spesifikasi instalasi.

SPESIFIKASI TEKNIS 49
 Semua instalasi air minum harus ditest dengan tekanan sekurang - kurangnya
6 (enam) atmosfir atau selama 30 menit atas persetujuan jawatan yang
bersangkutan.
 Setelah pemasangan pipa selesai, saluran pipa di halaman harus diurug dan
dipadatkan sampai rata tanah semula.
 Sebelum pekerjaan dimulai, instalatur harus mengajukan gambar-gambar
rencana pelaksanaan yang diperlukan.
 Pipa - pipa air bersih :
Pipa PVC
 Penggunaan pipa PVC sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi yang telah
disetujui.

 Perbandingan diameter dan tebal pipa PVC adalah sebagai berikut:


Diameter dalam pipa Tebal dinding minimum
50 mm & 75 1,6 mm
100 mm & 125 mm 2,0 mm
150 mm 2,5 mm
200 mm 3,1 mm
 Fitting - fitting atau alat penyambung yang digunakan harus dari jenis standard
produk pipa dan mendapat persetujuan Direksi .
 Pipa dan fitting harus disambungkan dengan memakai ring karet dan perekat
khusus dan cara - cara lain yang disetujui Direksi.
 Untuk fitting pada ujung sambungan kran pakai yang dari besi.
15.2. Pekerjaan Saluran Air Kotor dan Kotoran
15.2.1. Pembuatan STP
 Penurapan
Pada waktu pelaksanaan penggalian tanah untuk tangki, pemborong harus
merencanakan penurapan (dinding penahan tanah) dengan memperhatikan adanya
kemungkinan lalu lintas kendaraan disekitar tepi galian, agar tidak terjadi
kelongsoran yang dapat merugikan/merusak bangunan disekelilingnya dan
menghambat pelaksanaan.
 Pengecoran
 Pengecoran harus diusahakan agar tidak terganggu oleh air tanah dan air hujan
yang dapat merubah konsistensi beton,
 Pelat dasar dan balok-baloknya harus dicor sekaligus dengan batas
pemberhentian sampai pada posisi water stop seperti tertera pada gambar,
 Pengecoran dinding harus dilakukan sekaligus sepanjang dinding dengan batas
pengecoran seperti pada gambar atau sesuai usul kontraktor yang disetujui
Konsultan MK.

SPESIFIKASI TEKNIS 50
 Pengecoran dinding selanjutnya tidak boleh lebih dari 24 jam setelah pada
pengecoran (b&c) dengan terlebih dulu membersihkan permukaan beton dan
disiram dengan air semen (bahan additive).
 Ketentuan pengecoran lainnya mengikuti PBI dan syarat pelaksanaan
terdahulu.
 Pelapis Kedap Air
 Pelapis kedap air yang digunakan dari jenis Vande atau setaraf dan
disetujui Direksi dan dipasang pada bagian dalam tangki air.
 Pelaksanaan pemasangan pelapis kedap air harus mengikuti spesifikasi
dari produk bahan yang bersangkutan.
 Pemborong harus menyerahkan jaminan tertulis dari pabrik pembuat
untuk bahan dan pelaksanaan pekerjaan ini yang berlaku selama 10
(sepuluh) tahun.
 Kualitas Beton :
Digunakan kualitas beton dengan kuat tekan karakteristik K-225 dengan
cement minimum 365 Kg/m3 beton.
 Urugan kembali digunakan pasir urug yang dipadatkan lapis setiap 30 Cm.
Semua bahan-bahan organis bekas-bekas bongkaran bekisting harus
disingkirkan.
 Kualitas STP:
Bio Green BCR-70
 Jumlah STP yang dibutuhkan adalah 1 (satu) unit. Penawaran Kontraktor
sesuai pembagian-pembagian dalam proyek ini.
 Spesifikasi teknis peralatan utama untuk 1 unit STP adalah sebagai
berikut:
a. Model : FRP Tank Pakage
b. Kapasitas : 4,244 L (Efective Capacity)
c. Air Pump : 120 L/Min (Air Flow), 118 W/ 220V/
50 Hz/ 1Ph
d. Dimension : W x L x H (1.100 x 2.700 x 2.150) mm
e. Influent : BOD = 250 mg/L
f. Efluent : BOD = 20 mg/L.
 Panel Listrik
Termasuk dalam pekerjaan STP ini, pengadaan panel-panel dan penarikan
kabel listrik yang diperlukan dan assesoriesnya untuk semua peralatannya, bak-
bak STP termasuk pekerjaan struktu
15.2.2. Proses Pemasangan Instalasi Air Kotor/Buangan
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 7-10 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )

SPESIFIKASI TEKNIS 51
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 8 orang )
 Pekerja Wajib mengenakan Helm, Sepatu boot, Sarung tangan, dan masker.
 Pasangan pipa air kotor dan kotoran harus dipasang dengan kemiringan tidak
kurang dari 1 : 100 dan untuk penyaluran ke bawah harus dipasang tegak.
 Pipa air harus dipasang sebaik mungkin dengan tidak ada kebocoran – kebocoran,
sehinggan tidak ada bau busuk yang keluar.
 Untuk pipa panjang diusahakan sedikit mungkin ada sambungan.
 Pipa – pipa dipasang sedemikian rupa shingga tidak banyak terjadi tekanan –
tekanan dari luar dan diklem setiap jarak maksimal 1,5 m.
 Semua benda yang dapat menyumbat harus dibersihkan dari dalam pipa sebelum
fitting dipasang. Uliran harus dipotong dengan teliti agar yang kelihatan di luar
fitting tidak lebih dari 3 ulir.
 Ujung – ujung pipa dan lubang pipa lainnya harus tertutup selama dalam persiapan
pemasangan.
 Saluran kotor dan kotoran harus terpasang tertutup dari pandangan umum.
 Sebelum semua pekerjaan perpipaan dinyatakan selesai terpasang, harus ditest
terlebih dahulu terhadap kelancaran dan kebocoran – kebocoran.
15.3. Pekerjaan Sanitair
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 7-10 hari setiap pekerjaan bangunan
dengan melibatkan Personil sebagai berikut :
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 8 orang )
 Pekerja Wajib mengenakan Helm, Sepatu Boot, Sarung tangan, dan masker.
 Pasangan closet duduk setara TOTO
closet duduk yang dipakai adalah setara TOTO dengan type mendapat persetujuan
dari Direksi. Closet harus terpasang kokoh dengan letak dan ketinggian sesuai
dengan gambar kerja. Kemudian semua noda – noda bekas semen dan kotoran –
kotoran lainnya harus dibersihkan dari closet.
 Pasangan Wastafel setara TOTO
Klosed duduk yang dipakai adalah setara TOTO dengan type mendapat
persetujuan dari Direksi. Wastafel harus terpasang kokoh dengan letak dan
ketinggian sesuai dengan gambar kerja. Kemudian semua noda – noda bekas
semen dan kotoran – kotoran lainnya harus dibersihkan dari wastafel.
 Pasangan Floor Drain
Floor drain stainless kualitas setara TOTO dengan lubang 3” lengkap dengan
siphon dan tutup berengsel. Sebelum dipasang floor drain harus ditunjukkan

SPESIFIKASI TEKNIS 52
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan. Tempat yang akan dipasang floor
drain, penutup lantainya harus dilubangi dengan rapi dengan bentuk dan ukuran
sesuai dengan ukuran floor drain. Hubungan saringan metal dengan beton atau
lantai, menggunakan perekat beton kedap air dan pada lapisan teratas, diisi dengan
lem khusus untuk itu setebal 5 mm. Floor drain terpasang rapi pada tempatnya
dan bersih dari noda – nodaatau kotoran – kotoran.
 Pekerjaan kran.
 Stop kran untuk air bersih dipakai dari kuningan dengan skrup tekanan rendah
yang disetujui Direksi atau Owner.
 Untuk kran kamar mandi stainless setara San-ei dengan bentuk atau type
sesuai petunjuk Direksi.
 Kran – kran harus dipasang pada pipa dengan kuat dan siku dan tidak terjadi
kebocoran – kebocoran serta penempatannya sesuai dengan gambar kerja.

15.4. Pengujian dan flusing


 Pipa yang telah dipasang harus ditest diuji pada setiap sambungannya untuk
diketahui apakah penyambungan pipa sudah dilakukan dengan sempurna.
 Pengetesan pipa dilaksanakan harus dengan sepengetahuan dan disaksikan
oleh direksi Tenis. Pengetesan ulang harus dilaksanakan kembali bila hasil
pengetesan belum mendapat persetujuan direksi proyek.
 Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan
pengetesan ini menjadi tanggung jawab rekanan.
 Pengetesan pipa harus dilakukan dengan tekanan kerja minimal 3 bar pipa air
bersih interior gedung, dan pipa air bersih yang berada diluar (ekterior) gedung
dengan tekanan 8 bar yang ditunjukkan pada jarum manometer, dan apabila
selama 1(satu) jam tekanan tidak berubah atau turun, test dinyatakan berhasil dan
dapat diterima.
 Sebelum dilaksanakan pengujian semua udara harus dikeluarkan dari dalam
pipa dengan cara mengisi pipa dengan air sampai penuh. Bila pada jalur pipa
yang diuji tidak terdapat valve pembuangan udara (air valve) rekanan dapat
memasang kran pembuang udara pada tempat yang disetujui direksi proyek.
Setelah udara habis terbuang dari dalam pipa, keran pembuang udara dapat
dituup rapat-rapat dan kemudian pengujian dapat dilakukan.
 Saat - saat dilaksanakan pengujian, semua keran - keran harus dalam keadaan
tertutup. Lama pengujian dilaksanakan minimum 60 menit.
 Pipa dan perlengkapan lain yang rusak harus diganti dengan yang baru.
Penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
 Rekanan harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang.
 Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih (portable)
yang di setujui direksi proyek. Pengurasan dilaksanakan mulai dari ujung pipa
yang sudah dipasang dan dibuang kesaluran - saluran drainage, secara berangsur
- angsur segala kotoran-kotoran yang ada didalam pipa dibersihkan.

SPESIFIKASI TEKNIS 53
Pasal 17
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

17.1. Kabel Daya Tegangan Rendah


17.1.1. Umum
 Uraian Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan dalam kontrak ini adalah:
1. Pengadaan dan pemasangan Panel Utama Tegangan Rendah, PP Pompa,
lengkap dengan alat bantunya sesuai dengan gambar,
2. Pengadaan dan pemasangan Panel Tegangan Rendah untuk Penerangan pada
tiap-tiap lantai, sesuai dengan gambar,
3. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi penerangan dalam dan
luar bangunan termasuk stop kontak,
4. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan,
5. Pengadaan dan pemasangan ficture sesuai dengan gambar rencana,
6. Kontraktor wajib memenuhi mutu lingkup pekerjaan diatas, sehingga setelah
dipasang dan diuji dengan baik, didapat mutu instalasi yang siap untuk
dipakai,
7. Sebelaum pekerjaan dimulai harus dibuat shop drawing terlebih dahulu.
 Acuan
Standar yang digunakan adalah yang terakhir, sebagai berikut:
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977 dan 2000,
2. Perubahan dan Tambahan dari Komisi Bidang Listrik Indonesia urusan PUIL –
1987,
3. Peraturan-peraturan setempat yang dikeluarkan oleh PLN Daerah Distribusi
setempat,
4. AVE/VDE,
5. Peraturan-peraturan dari Dinas Keselamatan Kerja Daerah setempat,
6. Persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik berkenaan dengan peralatan yang
dipakai,
7. Sakelar, stop kontak, konduit, doos junction box, surface mounting box, floor
duct, floor outlet, floor service box, dan perlengkapan lain memenuhi British
Standard dan IEE,
8. Kabel memenuhi I.E.C, SII, SPLN.
 Pengajuan
1. Kontraktor wajib membuat Gambar Rencana Kerja (Shop Drawing) yang juga
mencakup detail-detail pemasangan, layout dan coordinate ceiling plan, set-
outs, untuk disetujui Pengawas untuk pekerjaan yang akan dilakukannya,
2. Kontraktor wajib mengajukan contoh-contoh bahan yang akan dipakai,
3. Segera setelah penunjukkan, pemborong wajib menyerahkan katalog sesuai
dengan schedule material,
4. Material yang diajukan harus dilengkapi salinan sertifikat kesesuaian mutu
dari bahan standarisasi yang bersangkutan,

SPESIFIKASI TEKNIS 54
5. Pemborong harus menyerahkan daftar material yang belum tercantum dalam
schedule material selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah penunjukkan,
untuk mendapat persetujaun dari MK,
6. Semua material yang tercantum dalam schedule material bersifat mengikat dan
merupakan lampiran dokumen penawaran,
7. Kontraktor wajib menyerahkan Rencana Kerja (Time Schedule) dan rencana
kerja harian/mingguan lengkap dengan jumlah tenaga kerja dan peralatannya.
 Jaminan Kualitas
1. Subkontraktor hanya dapat dilakukan dengan persetujuan MK/Pengawas,
2. Kehadiran subkontraktor harus dilaporkan kepada MK/ Pengawas,
3. Pelaksana harus memiliki pas PLN golongan C,
4. Gambar serta Rencana Kerja ini harus tersedia di Ruang Kontraktor dan
mudah diperiksa sewaktu-waktu oleh MK,
5. Setiap kemajuan pekerjaan harus dicantumkan pada Gambar dan Rencana
Kerja tersebut,
6. Kontraktor wajib menempatkan tenaga-tenaga pengawas untuk mengawasi
pekerjaannya sendiri,
7. Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada ditempat
pekerjaan dan dapat mengambil keputusan penuh, demi kelancaran pekerjaan,
8. Hal-hal yang tidak tercantum dalam Gambar Rancangan, Gambar Rencana
Kerja, maupun Spesifikasi, tetapi hal itu diperlukan untuk kelengkapan dan
kesempurnaan sistem pemasangan atau sistem kerja suatu peralatan atau
instalasi, maka hal itu menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
melengkapinya,
9. Kontraktor harus mengajukan gambar koordinasi instalasi pada plafon
(coordinated ceiling plan) yang menggambarkan rencana (lay out) jalur
penarikan kabel dan set-out dari fixtures, dan dikordinasikan antara berbagai
jenis instalasi, rencana plafon dan pekerjaan lain yang berkaitan.
 Sistem Distribusi Listrik
1. Sistem distribusi listrik digunakan sistem radial yang terdiri dari Sistem
instalasi tegangan rendah.
17.1.2. Spesifikasi Bahan
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus
memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35°C,
temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70°C dan
temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh lebih 250°C.
 Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
a. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
"compacted" yang dipilin,
b. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar
netral,
c. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisi ruangan diantara kawat phasa,

SPESIFIKASI TEKNIS 55
d.Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas,
e. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY),.
f. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.
Penampang kabel yang digunakan adalah :
 4 mm²  6 mm²  10 mm²  16 mm²
 35 mm²  50 mm²  70 mm²  95 mm²
 120 mm²  150 mm²  185 mm²  240 mm²
 Penandaan/ Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :
Phasa : merah netral : biru
kuning
Hitam
 RAK KABEL
Bahan : Hot Rolled mild steel plate and strip
Standard : JIS G 3131
Type : Ladder, Tray
 PERALATAN LISTRIK
Peralatan Panel Distribusi
 Circuit Breaker Motor Operated
Rating Arus : sesuai gambar rencana
Insulation Rating : 750 V AC, Voltage rating : 380 V 50 Hz
Rated Breaking Cap : 35 kA (500 V, 50 Hz) dengan Arc chute.
Relay : Thermis dan magnetis over current release, under
voltage release, Auxiliary contact block (2 NO+1 NC)
Electrical interlocking dengan CB genset.
Drive : Motor, 220 V, 50 Hz.
Komponen : AEG, Siemens, Schneider.
 Moulded Case Circuit Breaker
Insulation Rating : 380 V
Dilengkapi dengan : Thermal release dan electromagnetic over current release
Rating Arus In : Sesuai gambar perencanaan
Rated Breaking Cap : Sesuai gambar perencanaan
 Capacitor Bank
Capacitor type kering standard IEC 831 - 182
1. Tegangan ........................ : 400 V - 415 V
2. Frequency ....................... : 50 Hz
3. Toleransi tegangan ........... : > 10%
4. Toleransi arus lebih ....…. : > 30%
5. Max. beban lebih akibat
tegangan dan harmonik.... : > 135%
Tiap Capacitor Bank harus dilengkapi dengan discharge resistor dan
internalfuse untuk mencegah ledakan yang merusak, juga dilengkapi filters
untuk harmonic.
 Trafo Arus

SPESIFIKASI TEKNIS 56
Insulation Rating : 600 Volt
Class : 1,5
I therm : 60 x In
Rated secondary current : 5A
Rated burden cap : 10 VA
 Rotary Switch (On-Off Cam Switch)
Rated Tegangan : 500 V ZC
Rated Arus max. : 63 A
Pemasangan pada "base plate"
Jumlah pole : 4 pole

 Ampere Meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 – 500 A
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
 Volt Meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 500 A
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
 kWH - Meter
Rated voltage : 3 x 380 Volt
Rated current output transformer :5A
Ocuracy class : 2,0
Baseplate of moulded plastic
The register : 6 (six) cipher rollers double pengukuran
 Lampu Indikator
Tubular lamp, pijar 5 watt / LED, diameter 54 mm
Warna : merah, kuning, biru
 Push Button
Panel mounting, double on-1, off-0. Semua push button dilengkapi dengan lampu
indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.
 Relay - relay
Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder Utama, dilengkapi dengan relay
proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under voltage).
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (Earth
Fould) dan RP (Reverse Power).
 Selector Switch
Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC insulation
660 V.

SPESIFIKASI TEKNIS 57
 Panel Penerangan dan Daya
a. Panel harus dibuat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm, lipatan dan bentuk
sudut plat melalui proses mekanis.
b. Peralatan panel penerangan :
1. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Type : Compact
Breaking Cap. : 18 kA
Komponen : AEG, Siemens, Schneider.

Kontaktor
2.
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Pole : 3 pole
Komponen : AEG, Siemens, Schneider.
3. Miniature Circuit Breaker
Rated voltage : 380 Volt, 50 Hz
Breaker cap : 10,0 kA (380 V) minimum
Type : yang mempunyai "Instantenous tripping valve"
sebesar 12 (dua belas) kali arus In
Komponen : AEG, Siemens, Schneider.
 Material Untuk Instalasi
 Grid Switch
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.
Type : Decorative
Plates : Steel
Pabrik/merk : Schneider, Philips, Clipsal, Panasonic
 Sakelar Tunggal / Ganda
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.
Type : Decorative push-push, flush, segi empat
Plates : Standard
Pabrik/merk : Schneider, Philips, Clipsal, Panasonic
 Socket Outlet/ Outlet dan Swicth Type Dinding
Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A
Untuk outlet + switch : 10 A / 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, swicth,
Plates : Standard
Pabrik/merk : Schneider, Philips, Clipsal, Panasonic
 Armature Lampu / Fixtures TL
 Armature Lampu RMI TL 2 x 18 Watt
- Housing : Bahan Cold Rolled Steel, Lampu LED Line/Tube,
Finishing Procces Phospating and Powder Coating,
dilengkapi Cover terbuat dari High Quality
Acrylic.
- Pabrik/merk : Philips, SAKA, Osram, Artolite

SPESIFIKASI TEKNIS 58
- Semua komponen listrik berada di dalam rumahan/housing (built in).
Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar
mudah dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/penggantian komponen yang
berada di dalamnya. Seluruh rumahan harus dilapisi dengan cat dasar, serta
diberi lapisan cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara "stove
enamelled/ bake enamelled" (cat bakar).
- Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan/ gantunganya.
 Armature TL 18 Watt
- Armature merupakan jenis TKO.
- Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir a
diatas.
 Lampu Taman
 Housing terbuat dari Alluminium glass luminaire
 Base Aluminium
 Fitting E.27
 Warna Susu
 Lampu HPLN 50 Watt / SL 25 watt / LED 12 – 30 Watt.
 Decorative Lamp
 Pabrik/merk : Philips, SAKA, Osram, Artolite
 Type armature : SHIP LAMP
 Jenis lampu : LED BULB
 Aplikasi : Lampu penerangan khusus
 Kapasitas daya : LED 2 X 12 Watt
 Tegangan kerja : 220 Volt
 Sistim Penerangan : Indoor
Lampu Penerangan Jalan
 Pabrik/merk : Philips, SAKA, Osram, Artolite
 Type armature : Street Light HS-FF 02 (60 W)
 Komponen : - LED Fortimo Fast Flex Led Board
Fast Flex Module Chip
Flex Led Lens
Xitanium 100W 0,7A 230V
Surge Protection Device 277V
17.1.3. Teknik Instalasi
 Instalasi Kabel/Wiring
1. U m u m
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/wiring harus baru dan harus jelas
ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kabel dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara dipilin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih
kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :

SPESIFIKASI TEKNIS 59
 Untuk instalasi penerangan dan stop kontak adalah NYM, semua instalasi
penerangan dan stop kontak menggunakan system 3 core dimana core
yang ketiga merupakan jaringan pentanahan. Pentanahannya disatukan di
dalam panel.
 Untuk kabel distribusi dan penerangan jalan/taman dengan menggunakan
kabel NYFGbY atau NYY.
Semua kabel harus berada di dalam conduit PVC super high impact yang
disesuaikan dengan ukurannya, cable tray, cable trench, kabel rack dan harus
diklem.
Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan
instalasi ke masing-masing fixture lampu.
2. "Splice"/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan dan penyambungan pada
kabel/feeder utama dan instalasi kecuali:
 Feeder utama hanya pada panel dan harus diproteksi dengan breaker
 Instalasi penerangan dan stop kontak hanya pada kotak/junction box dan
tidak diperkenankan adanya sambungan kabel dalam konduit.
Sambungan pada kabel harus dibuat kuat secara mekanis dan harus teguh
secara electris dengan cara-cara "solderless connector". Jenis kabel tegangan,
jenis "compression atau soldered". Dalam membuat "splice" konektor harus
dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik, demikian sehingga
semua konduktor tersambung tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan
dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik di dalam
junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector
yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselein atau bakelite
ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu
itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan
pemerintah dan atau manufacturer.
4. Penyambungan Kabel
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan yang khusus untuk itu.
 Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyam-
bungan yang dinyatakan oleh pabrik, kepada Perencana dan MK.
 Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanya
masing-masing dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum
dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan
disaksikan oleh MK.
 Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan dari ukuran-ukuran yang sesuai.
 Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pita
PVC/protolen yang khusus untuk listrik.

SPESIFIKASI TEKNIS 60
 Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan, bila perlu untuk menjaga
nilai isolasi tertentu.
 Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm setinggi minimum 2,5 m.
5. Saluran Penghantar Dalam Bangunan
 Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung,
saluran penghantar (conduit) dipasang diatas rak kabel dan digantung
tersendiri diatas ceiling.
 Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan saluran
beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized 
2". Saluran beton dilengkapi dengan Hand-hole untuk belokan-belokan
(pekerjaan beton ini harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam PBI
-1971).
 Setiap saluran kabel dalam bangunan dinding dipergunakan pipa conduit
 PVC minimum  3/4". Setiap pencabangan ataupun pengambilan saluran
ke luar harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang
lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam junction box.
 Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut
dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada
ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa.
Dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
6. Proses Pengerjaan
 Pemasangan kabel/wiring membutuhkan waktu kurang lebih 7-8 hari
setiap pekerjaan bangunan.
 Pemasangan dikerjakan oleh 3 orang tukang Listrik yang bersertifikat,
dibantu 5 orang asisten dan diawasi oleh mandor, pelaksana bangunan
struktur dan arsitek.
 Pekerja wajib menggunakan Helm, Masker, Kaca mata, dan sarung tangan
 Alat yang digunakan adalah martil, tespen, dan Scafolding
 Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)
1. Sakelar-Sakelar
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/250 V,
sakelar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang
rata pada tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai
kecuali ditentukan lain oleh MK.
Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, (standar).
Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang
berdekatan.
2. Stop Kontak
Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan
rating 10 A, 16 A, 25 A, 250 V AC.

SPESIFIKASI TEKNIS 61
Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi
saluran ke tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan
permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm dan 150 cm dari atas lantai yang
sudah selesai sesuai gambar rencana atau petunjuk MK.
3. Proses Pengerjaan
 Pemasangan Stop kontak dan saklar membutuhkan waktu kurang lebih 2-4
hari setiap pekerjaan bangunan.
 Pemasangan dikerjakan oleh 1 orang tukang Listrik yang bersertifikat,
dibantu 2 orang asisten dan diawasi oleh mandor, pelaksana bangunan
struktur dan arsitek.
 Pekerja wajib menggunakan Helm, Masker, Kaca mata, dan sarung tangan
 Alat yang digunakan adalah martil, tespen, dan Scafolding
 Instalasi Fixtures Penerangan
1. U m um
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat
dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus
rapih dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk housing fixture minimum
0,6 mm. Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua fixture
yang akan dipasang kepada Perencana/MK untuk disetujui.
2. Kabel-Kabel untuk Fixture
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus
ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil
dari 2,5 mm², kawat-kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing"
disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Semua kabel-kabel harus
disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan
penggantungan rantai atau kalau pemasangan/ perencanaan fixture menunjuk
lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan
penggantungan dan harus terus menerus utuh mulai dari kotak sambung ke
terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran
kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
3. Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar. Semua lampu menggunakan type hemat
energy (LED), kecuali dipersyaratkan lain.
Semua lampu LED atau lampu lainnya yang digunakan dengan penyinaran
type day light dan atau warm white (atas seijin perencana dan direksi/owner).
4. Proses Pengerjaan
 Pemasangan Fixture membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari setiap
pekerjaan bangunan.
 Pemasangan dikerjakan oleh 1 orang tukang Listrik yang bersertifikat,
dibantu 2 orang asisten dan diawasi oleh mandor, pelaksana bangunan
struktur dan arsitek.
 Pekerja wajib menggunakan Helm, Masker, Kaca mata, dan sarung tangan
 Alat yang digunakan adalah martil, tespen, dan Scafolding

SPESIFIKASI TEKNIS 62
 Instalasi/Konstruksi Panel
1. Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm.
Kabinet untuk "panel board" mempunyai ukuran yang proposionil seperti
dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada
gambar perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran
kabel yang dipakai tidak terlalu penuh/padat.
Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada
cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel
board" serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus
diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm
untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan
kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci,
dengan sistem master key.
2. Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel
dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel.
Maka bila dibutuhkan alas/pondasi/penumpu/penggantung maka pemborong
harus menyediakannya dan memasangnya sekalipun tidak tertera pada gambar.
3. Panel Distribusi Utama
Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain.
Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan. Panel distribusi utama harus dari jenis indoor type terbuat dari
plat baja tebal minimum 2 mm. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja
struktur yang kaku, yang bisa mempertahankan strukturnya oleh strees
mekanis pada waktu hubung singkat. Rangka ini secara lengkap dibungkus
pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup (metal clad) harus
cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu
dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2000/LMK/VDE untuk
peralatan yang tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah
dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua meteran dan
tombol transfer yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan
panel yang berengsel yang tersembunyi.
4. Busbar/Rel
Busbar harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan
perak dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban
terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL 2000.
Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat
dan baik ke rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang
sesuai dengan disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai
temperature 75°C. Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik
untuk sistem 3, 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus

SPESIFIKASI TEKNIS 63
mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus
penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan panel
dilengkapi klem untuk pentanahan. dari panel peralatan perlu diketanahkan
maximum 2 Ohm.
5. Teminal dan Mur-baut
Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup
dengan menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang
diberi nikel (atau stainless) dengan ring tembaga.
6. Alat-alat ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar.
Meter-meter adalah dari type "moving iron vane type" khusus untuk panel,
dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran. Posisi
dari saklar putar untuk voltmeter (Voltmeter Selector Switch) harus ditandai
dengan jelas.
7. Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-
peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada
frame.
8. Pilot lamp
Semua tutup muka panel dilengkapi dengan:
Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R, S dan T. Penyediaan dari
Pilot lamp yang disebutkan diatas merupakan keharusan, biarpun pada
gambar-gambar tidak tertera.
Warna-warna untuk pilot lamp :
 Untuk phasa R : warna merah
 Untuk phasa S : warna kuning
 Untuk phasa T : warna biru.
9. Motor Listrik
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, baik dalam segi
proteksi, isolasi pengaman, cara operasi, pemasangan dan lain-lain.
Untuk motor-motor dengan rating :
 Sampai dengan 2 kVA - 1 phasa / 3 phasa
 2 kVA keatas - 3 phasa
Kecuali ditentukan lain oleh manufakturer.
10. Starting
Untuk motor-motor dengan rating
 Sampai dengan 4 kVA, starting langsung,
 Diatas 4 kVA, dengan star delta starter / Inverter.
Semua peralatan bantu/tambahan untuk starting ini harus sudah termasuk di
dalam lingkup pekerjaan Pemborong.
11. Proses Pengerjaan
 Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu 5-7 hari setiap pekerjaan
bangunan dengan melibatkan Personil sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIS 64
- Manager Proyek/ Kepala Pelaksana ( 1 orang )
- Petugas K3 ( 1 orang )
- Pelaksana Lapangan/ arsitektur ( 1 orang )
- Juru Gambar ( 1 orang )
- Logistik ( 1 orang )
- Mandor ( 1 orang )
- Tenaga Kerja; Kepala Tukang, Tukang ahli, Pekerja ( 3 orang )
 Pekerja wajib menggunakan Helm, Masker, Kaca mata, dan sarung tangan.
 Alat yang digunakan adalah martil, tespen, dan Scafolding
17.2. Sistem Pentanahan
Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh) terhadap
seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal yaitu : panel TM, transformator,
panel penerangan, daya dan lain-lain.
b. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda
pentanahan.
c. Sistem pentanahan (grounding system) maksimal 3 .
d. Penyambungan sistem pentanahan Mesh/Loop dengan Bare Standard
Standar dan Kode-Kode yang Berlaku
Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan kode-
kode yang berlaku, antara lain :
a. British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.
b. Underwriters Laboratories Standard UL. 467, Standar untuk Safety On Grounding
dan Bounding Equipment.
Sistem Pentanahan
a. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar
perencanaan.
b. Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu
sama lain saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash.
Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar
didapatkan satu sistem pentanahan yang baik.
Pekerjaan dan Alat Bantu
Setiap penyambungan/pencabangan dari konduktor harus menggunakan "Cadweld
Connection". Dapat juga menggunakan klem penyambung system jepit dengan gigi
banyak dengan memperhatikan hal-hal :
a. Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment tertentu
sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.
b. BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
c. Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibungkus
dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya.
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus
memperhatikan hal-hal:
a. Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.

SPESIFIKASI TEKNIS 65
b. Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan berproses bila
kontak dengan jenis metal lainnya.
17.3. Testing Dan Commisioning
 Setelah seluruh instalasi selesai terpasang dan sistem telah dilaksanakan, maka harus
dilakukan pengetesan disaksikan oleh Pemilik/MK dan Perencana minimum 1 minggu
sebelumnya diberitahukan secara tertulis.
 Biaya testing tersebut dan lain-lain menjadi beban Pemborong disertai dengan Berita
Acara Testing dan Commissioning.
 Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di lapangan
 Sebelum penyerahan instalasi harus di test dihadapan Pemilik proyek/MK dan
Perencana dengan kapasitas beban maksimum dan secara terus menerus selama 3 x 24
jam.
 Apabila selama proses pengetesan berlangsung terjadi kerusakan Pemborong harus
mengembalikan seperti dalam keadaan semula secepatnya dan atas beban/tanggungan
pelaksana pekerjaan.

Pasal 18
SISTEM INSTALASI PENANGKAL PETIR

18.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan
dari sistem penangkal petir yang lengkap sesuai spesifikasi ini, serta pengurusan izin
dari badan yang berwenang (Jawatan Keselamatan Kerja).
 Terminal,
 Penghantar,
 Pentanahan,
 Izin dari Instansi yang berwenang,
 Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjaan diatas.

18.2. Teknis Pengerjaan


18.2.1.Syarat-Syarat
 Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian di
lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar
lengkap (kalkir) sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (As built drawing).
As built drawing harus diserahkan kepada Direksi setelah pekerjaan ini selesai
dilaksanakan.
 Standard dan Peraturan.
 Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standard dan peraturan
yang berlaku. Disamping itu harus ditaati pula peraturan dan hukum setempat
yang ada kaitannya dengan pekerjaan ini.
 Seluruh pekerjaan konstruksi dan instalasi penangkal petir ini harus dilakukan
oleh orang yang benar-benar ahli dalam bidang pemasangan System EF ini,
yaitu dari main distributor Penangkal Petir.

SPESIFIKASI TEKNIS 66
 Pelaksana yang memasang instalasi ini harus mempunyai Surat Izin
Pemasangan dari Depnaker.

 Bahan dan tenaga pelaksanan.


Bahan-bahan yang akan dipasang harus baru dan sesuai dengan yang dimaksud.
Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (Shop drawing) harus diserahkan kepada
direksi 30 hari sebelum pekerjaan diatas dilaksanakan.
18.2.2.Spesifikasi Bahan
Sistem Penangkal Petir yang dipakai adalah :
a. Litgthening Protection
- LPI, Kurn, EF
b. Sistem Electrostatis
Komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. Elektroda penangkal petir ini terdiri dari :
a. Air Terminal dari jenis Electrostatis lightning terminal Radius minimal 40
meter.
b. Dudukan air terminal yang terbuat dari pipa gip dengan diameter 2” dan
ketinggian minimum 2,5 meter.
c. Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh
goncangan dan angin.
d. Air terminal yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia atau instansi lain yang
berwenang.
e. Air terminal yang dipakai dengan menggunakan air terminal dari jenis
Electrostatis.
f. Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
g. Air terminal harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri tegangan
listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
h. Elektroda penangkal petir harus dihubungkan dengan hantaran turun
i. Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai
basement harus dapat terlindung oleh sistem instalasi penangkal petir.
2. Air Terminal
Air terminal dari jenis Electrostatis dengan batang peninggi terbuat dari pipa
gip yang berdimensi sesuai dengan gambar rencana dan dilengkapi dengan
obstruction lamp.
3. Penghantar
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan
secara listrik antara Air Terminal dan penghantar vertical (down conductor)
yang menghubungkan secara listrik ke elektroda pentanahan.
Penghantar tersebut terbuat dari tembaga dengan ukuran penampang sesuai
dengan gambar rencana.

SPESIFIKASI TEKNIS 67
Penangkal petir ini harus menjamin keselamatan dan dapat mentransfer
dengan aman energi kilat dari Air Terminal ke tanah melalui elektroda
pembumian.
Untuk sistem konvensional dipergunakan penghantar jenis konductor khusus
lighting protection.
4. Sistem Pembumian
a. Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/4" dan plat
tembaga serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di
dalam Gambar Perencanaan.
b. Elektroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan
panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai
tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm atau kurang.
c. Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian
dengan hantaran turun harus dilakukan di dalam bak kontrol.
Penyambungan tersebut harus menggunakan mur baut berukuran M-10
sebanyak tiga titik.
d. Sistem pembumian untuk penangkal petir ini harus terpisah dari sistem
pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.
5. Bak Kontrol / Terminal Penyambungan
a. Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran
penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan
sebagai tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian.
b. Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Perencanaan.
c. Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
d. Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup
bak kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.
6. Penyangga Dan Klem
a. Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
b. Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap
karat.
c. Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar Perencanaan.
d. Jarak antara 2 (dua) penyangga yang berdekatan minimal 40 cm.
18.2.3.Pemasangan/Pelaksanaan
Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk
petunjuk dan spesifikasi pabrik.
 Pemasangan Instalasi Penangkal Petir membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
 Pemasangan dikerjakan oleh 2 orang tukang Listrik yang bersertifikat, dibantu 2
orang asisten dan diawasi oleh mandor, pelaksana bangunan struktur dan arsitek.
 Pekerja wajib menggunakan Helm, Masker, Kaca mata, dan sarung tangan.
 Alat yang digunakan adalah martil, tespen, dan Scafolding
 Batang penangkal dipasang pada atap bangunan atau sesuai gambar rencana
dengan memakai baut angker atau klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk
menahan gaya-gaya mekanis pada saat timbulnya sambaran petir.

SPESIFIKASI TEKNIS 68
 Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan konduktor
untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.
 Sambungan-sambungan
 Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan
tidak mudah terlepas.
 Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat
adanya sambungan.
 Pelindung mekanis
Down konduktor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa PVC
type AW seperti pada gambar rencana.
18.2.4.Pengujian/Pengetesan
 Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pembumiannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
g. Grounding Resistant Test
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metoda standard.
h. Kontunitas test.
 Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh MK untuk memastikan dipenuhinya
spesifikasi ini. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat-syarat spesifikasi
dan gambar-gambar harus segera diganti, tanpa membebankan tambahan biaya
pada pemilik proyek.

SPESIFIKASI TEKNIS 69
BAB II

Pasal 1
IDENTIFIKASI BAHAYA PEKERJAAN

Identifkasi resiko yang mungkin terjadi pada setiap pekerjaan pada kegiatan ini adalah
sebagai berikut :

Jenis/Tipe Identifikasi Jenis


No.
Pekerjaan Bahaya & Resiko K3
1. Pekerjaan Persiapan  Indentifikasi Bahaya dan Resiko K3 :
- Tergores alat yang tergolong dalam
benda tajam saat pembersihan,
luka sedang / berat
- Terluka akibat terkena alat-alat
pembersihan,
- Tertimpa barang atau material

2. Pekerjaan Tanah dan Pasir  Indentifikasi Bahaya dan Resiko K3 :


- Terjatuh ke dalam lubang galian
- Terpeleset karena medan yang tidak
rata
- Tertimbun tanah longsor
- Kekurangan oksigen pada saat
bekerja dalam lubang galian
- Tersengat aliran listrik
- Sesak nafas akibat menghirup debu /
kotoran
- Mata terganggu akibat debu dan
kotoran

3. Pekerjaan Pasangan dan  Indentifikasi Bahaya dan Resiko K3 :


Plesteran - Terjatuh dari ketinggian
- Sesak nafas akibat menghirup debu /
kotoran
- Tersengat aliran listrik

4. Pekerjaan Beton  Indentifikasi Bahaya dan Resiko K3 :


- Terkena / tertimpa material dan alat
kerja
- Sesak nafas akibat debu material
yang dikerjakan
- Terjatuh dari ketinggian
- Tergores alat atau material yang
tergolong dalam benda tajam
- Terjepit mesin bending

SPESIFIKASI TEKNIS 70
- Terjepit alat kerja (tang) atau
penjepit besi lainnya
- Iritasi kulit akibat percikan semen
- Mata terkena percikan adukan beton
5. Pekerjaan Las dan Baja  Indentifikasi Bahaya dan Resiko K3 :
- Terkena / tertimpa material dan alat
kerja
- Sesak nafas akibat debu material
yang dikerjakan
- Terjatuh dari ketinggian
- Tergores alat atau material yang
tergolong dalam benda tajam
- Terjepit Baja WF/HB
- Iritasi mata akibat debu, benda
asing, dan percikan api saat
mengelas.
- Kebutaan akibat melihat cahaya las
terlalu lama
- Kemungkinan luka bakar akibat
terkena panas dan/atau api las.
6. Pekerjaan Style Bali  Indentifikasi Bahaya dan Resiko K3 :
- Terjatuh dari ketinggian
- Tersengat aliran listrik
- Iritasi kulit akibat percikan semen
- Mata terkena percikan adukan beton
- Terbentur pada bagian struktur
konstruksi
- Tertimpa material dan alat kerja
- Sesak nafas akibat menghirup debu /
kotoran
- Mata terganggu akibat debu dan
kotoran
7. Pekerjaan Lantai dan  Indentifikasi Bahaya dan Resiko K3 :
Dinding - Terjatuh dari ketinggian
- Tersengat aliran listrik
- Tertimpa material dan alat kerja
- Tergores alat atau material yang
tergolong dalam benda tajam
- Sesak nafas akibat menghirup debu /
kotoran
- Mata terganggu akibat debu dan
kotoran

8. Pekerjaan Finishing dan  Indentifikasi Bahaya dan Resiko K3 :


Instalasi Listrik - Sesak nafas akibat menghirup debu /
kotoran
- Gangguan organ akibat menghirup
bahan kimia dalam cat
- Mata terganggu akibat debu dan
kotoran
- Mata terciprat cat
- Terjatuh dari ketinggian
- Tersengat aliran listrik
- Tertimpa material dan alat kerja

SPESIFIKASI TEKNIS 71
- Tergores alat atau material yang
tergolong dalam benda tajam

Pasal 2
PENUTUP

2.1. Pemborong wajib membuat as built drawing dan setelah pembangunan selesai 100%,
gudang bahan, direksikeet dan semua sampah, bahan – bahan yang tidak berguna harus
ddibersihkan.
2.2. Untuk biaya upacara bangunan yang telah selesai dikerjakan ditanggung oleh
Pemborong dengan klasifikasi maksimal tingkat madya, tanpa memasukkan nilainya
dalam penawaran.
2.3. Apabila pada uraian dan syarat – syarat pekerjaan atau hal – hal lain yang berkaitan
dengan kegiatan ini belum disebutkan namun hal tersebut secara teknis menuntut harus
dikerjakan yang sama sekali tidak bisa ditiadakan, maka hal – hal tersebut menjadi
tanggung jawab Pemborong.

DENPASAR, 10 DESEMBER 2020


PT PHOENIX KONSULTAN INDONESIA

Ir. I NYOMAN SUKADANA


DIREKTUR

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN/PPK PENGGUNA ANGGARAN/PA


PADA KEGIATAN PEMELIHARAAN SARANA KEPALA DINAS PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
PRASARANA PEMAKAMAN KOTA DENPASAR

Ir. IDA BAGUS PUTU EKA JAYANA, M.M Ir. NYOMAN GEDE NARENDRA
Pembina Pembina Utama Muda
NIP. 19670211 199403 1 005 NIP. 19620223 199203 1 005

SPESIFIKASI TEKNIS 72

Anda mungkin juga menyukai