Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS

REHAB AMPHITEATRE KISKENDHA

BAB I
SYARAT TEKNIS UMUM

I.1. Papan Nama Proyek


Kontraktor Pelaksana wajib membuat papan nama kegiatan dengan ukuran 80 x 120 cm dari
papan tebal 2 cm, tiang 6/12 cm dengan tinggi pemasangan 2 meter, dan diletakkan ditempat
yang mudah terlihat, atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas. Cat Dasar hitam, huruf balok
sedangkan redaksi Isi papan nama kegiatan minimal harus mencantumkan nama kegiatan, Pemilik
Kegiatan, jenis pekerjaan, besar dana pekerjaan, lama waktu pelaksanan, serta semua pihak yang
terlibat dalam kegiatan yaitu : Perencana; Pengawas; Kontraktor Pelaksana atau tim teknis jika
ada.
I.2. Rencana Kerja
1. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari waktu penandatanganan Kontrak, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan sebuah Rencana Kerja
(Time Schedule) sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. Rencana Kerja (Time Schedule) tersebut harus mendapat persetujuan Direksi.
I.3. Tempat Kerja
1. Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak di luar lokasi Pekerjaan, maka
Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan biaya ganti rugi/sewa dan lain-lain, biaya
sehubungan dengan tempat kerja tersebut menjadi tanggungan pihak Kontraktor.
2. Kontraktor Pelaksana harus mengusahakan tempat-tempat, mengatur dan bilamana perlu
membayar ganti rugi/sewa untuk penggunaan, penempatan alat-alat, penempatan gudang-
gudang kantor dan keperluan lain-lain yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan serta
mendapat ijin persetujuan Direksi.
3. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai Petunjuk Direksi, Kontraktor Pelaksana harus
membongkar, memindahkan alat-alat kontruksi pembantu atau bentuk-bentuk lain yang
sudah tidak digunakan agar bekas tempat kerja tersebut bersih kembali. Pembiayaan untuk
hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri tetapi harus sudah tergabung dalam Rencana
Anggaran Biaya.
I.4. Pembagian Halaman dan Bangunan Sementara.
1. Kontraktor Pelaksana harus merundingkan terlebih dahulu dengan direksi mengenai
pembagian halaman untuk bangunan sementara. Selanjutnya Kontraktor Pelaksana harus
membuat bangunan sementara terdiri dari tempat penyimpanan barang-barang/gudang
barang yang cukup memenuhi syarat, ruang Direksi/Pengawas, ruang kerja Kontraktor
Pelaksana, toilet dan ruang lain atau yang dianggap perlu.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang dilengkapi
dengan obat-obatan serta memenuhi syarat-syarat kesehatan.
3. Kontraktor Pelaksana harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material
selama kegiatan berlangsung.
I.5. Pengadaan Utilitas Sementara.
1. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan air bersih untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
2. Kontraktor Pelaksana harus mengadakan fasilitas listrik dengan daya berasal dari PLN atau
dari Generator, lengkap dengan lampu-lampu penerangannya.
3. Semua biaya pengadaan utilitas dan lain-lainnya, menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.
4. Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan Ruang Direksi/Direksikeet dengan luas minimal 9 m2
membuat atau menyewa atas persetujuan Direksi, biaya menjadi tanggungan Kontraktor
pelaksana, Ruang Direksi/Direksikeet dilengkapi dengan :
1. White Board dan perlengkapan secukupnya.
2. Lima set meja dan kursi.
3. Satu set meja rapat .
4. Satu unit almari arsip.

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 1


5. Satu set kursi tamu.
6. Kotak P3K lengkap dengan obat-obatan.
7. Buku Direksi
8. Buku Tamu
I.6. Pencegahan Penularan Virus Covid-19.
1. Kontraktor wajib menyiapkan ruang klinik di lapangan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan
beserta perlengkapannya yaitu : tabung oxigen, pengukur suhu badan (thermoscan),
pengukur tekanan darah, obat-obatan dan petugas medis
2. Kontraktor wajib memiliki kejasama operasional perlindungan kesehatan dan pencegahan
covid-19 dengan rumah sakit dan/ atau pusat kesehatan masyarakat terdekat dengan
lapangan proyek untuk tindakan darurat (emergency)
3. Kontraktor wajib menyediakan fasilitas pengukur suhu tubuh (thermoscan), pencuci tangan
dengan sabun disinfektan (hand sanitizer), tissue dan masker
4. Kontraktor wajib memasang poster dibebarapa tempat mengenai anjuran mencuci tangan dan
menggunakan masker
5. Kontraktor dengan petugas medis wajib menyampaikan penjelasan/mengkampanyekan teknik
pencegahan covid-19
6. Kontraktor wajib melarang melakukan kegiatan dilingkungan proyek kepada setiap orang
dengan suhu tubuh ≥38 derajat celcius
7. Kontraktor wajib melakukan pengukuran suhu tubuh setiap pagi, siang dan sore kepada
seluruh orang yang melakukan kegiatan proyek
8. Apabila ditemukan orang yang melakukan kegiatan di lingkungan proyek terpapar virus covid-
19 kontraktor wajib mengevakuasi dan melakukan penyemprotan disinfektan pada tempat,
fasilitas, pegangan dan peralatan kerja
I.7. Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana
1. Pada keadaan apapun dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan
Direksi tidak berarti membebaskan Kontraktor Pelaksana atas tanggungjawabnya kepada
pekerjaan sesuai dengan isi kontrak.
2. Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga-tenaga ahli/terlatih dan berpengalaman
pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan
yang berlaku serta petunjuk-petunjuk Direksi.
3. Kontraktor Pelaksana harus membuat langkah-langkah yang perlu untuk melindungi pekerja-
pekerja dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan Direksi
untuk tujuan memperlancar pekerjaan serta menjamin kualitas pekerjaan.
5. Kontraktor Pelaksana harus selalu membuat laporan-laporan tertulis tentang hal-ikhwal yang
terjadi dalam rangka pelaksanaan Kegiatan kepada Direksi secara periodik.
6. Foto kegiatan 0%, 50%, 100%, agar segera diserahkan kepada Direksi setelah/bila pada
lokasi yang dimaksud persentase pekerjaan telah mencapai yaitu 0%, 50%, 100%.
7. Kontraktor Pelaksana wajib membuat papan nama kegiatan dengan ukuran 80 x 120 cm
dengan tinggi pemasangan 2 meter, dan diletakkan ditempat yang mudah terlihat, atau sesuai
dengan petunjuk Direksi/Pengawas. Redaksi Isi papan nama kegiatan minimal harus
mencantumkan nama kegiatan, Pemilik Kegiatan, jenis pekerjaan, besar dana pekerjaan, lama
waktu pelaksanan, serta semua pihak yang terlibat dalam kegiatan yaitu : Perencana;
Pengawas; Kontraktor Pelaksana.
I.8. Perintah untuk Pelaksanaan
1. Bila Kontraktor Pelaksana tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk itu harus diikuti dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk/dikuasakan oleh Kontraktor
Pelaksana.
2. Kontraktor Pelaksana diharuskan untuk memberikan penjelasan-penjelasan tertulis
selengkapnya apabila Direksi memerlukan, tentang tempat-tempat asal material yang
didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.
3. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 2


atas macam pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada Direksi harus agak longgar, sehingga
ada waktu yang memungkinkan Direksi mengadakan pemeriksaan.
I.9. Ukuran Tinggi Duga (Peil)
1. Ukuran serta ketentuan tinggi duga (peil) akan ditentukan bersama-sama oleh Perencana,
Direksi dan Kontraktor Pelaksana di lapangan.
2. Pengukuran-pengukuran/pematokan harus dilaksanakan dengan alat-alat ukur Waterpass,
Theodholite dan lain-lain yang mempunyai kesalahan yang sangat kecil.
3. Pengukuran dengan pegas, galah, tala, dan lain-lain tidak diperbolehkan.
4. Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, serta juru-
juru ukur yang diperlukan oleh direksi untuk pengecekan hasil ukur.
5. Apabila terdapat tanda-tanda yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan
mendapatkan persetujuan Direksi.
6. Pelaksana pekerjaan diwajibkan mengecek ukuran-ukuran/peil-peil/patok-patok/detail-detail
yang ada pada gambar yang diberikan, apakah sesuai atau ada penyimpangan dengan
Gambar Rencana. Apabila di lapangan terdapat kejanggalan, pelaksana pekerjaan diwajibkan
melaporkan kepada Direksi dan meminta petunjuk secara tertulis. Kontaktor harus
mengajukan 3 (tiga) gambar penampang dari daerah yang dipatok itu untuk mendapatkan
persetujuan Direksi. Apabila melalaikan hal tersebut di atas, segala resiko adalah tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.
I.10. Material
Umum
1. Bahan yang didatangkan harus mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi sehingga
tidak menghambat pelaksanaan.
2. Bahan yang diterima Direksi harus segera diamankan agar tidak sampai mengganggu tertib
lingkungan dan aman dari kerusakan.
3. Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi harus sesegera mungkin diangkut ke luar lokasi atau
dalam waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.
4. Bila dianggap perlu, Direksi dapat memerintahkan agar diadakan pemeriksaan pada bahan-
bahan atau pada campuran bahan-bahan yang dipakai untuk menguji apakah syarat-syarat
mutu dipenuhi.
5. Pemeriksaan bahan-bahan harus dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam
Peraturan Pemeriksaan Bahan-bahan. Hasil-hasil pemeriksaan demikian harus dipelihara baik
dan disimpan oleh Kontraktor Pelaksana dan apabila diminta harus dapat ditunjukkan kepada
Direksi setiap saat, selama pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun sesudah
pekerjaan selesai.
6. Untuk menjaga material tidak berantakan, perlu disediakan box-box material secukupnya.
I.11. Gambar Dan Spesifikasi
Bila terdapat perbedaan antara gambar dengan gambar dan atau antara gambar dengan
spesifikasi maka berlaku hierarki sebagai berikut :
1. Keputusan Direksi
2. Gambar Detail dengan skala yang lebih kecil
3. Gambar
4. Spesifikasi Teknis
1.12. Tempat Dan Macam Pekerjaan
Tempat pekerjaan ini bertempat di Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta
1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Kegiatan berada di Goa Kiskenda Kapanewon Girimulyo Kabupaten Kulon Progo

2. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi 105 (Seratus lima) hari kalender, dan masa
pemeliharaan 180 (serratus delapan puluh ) hari kalender sejak serah terima pekerjaan yang
pertama.
3. Tenaga dan Sarana Kerja

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 3


Untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi harus
menyediakan:
a. Tenaga kerja/ tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
b. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan tepat pada waktunya.
c. Berdasar Peraturan Menteri Keuangan bahwa tenaga kerja menggunakan tenaga kerja
yang berasal dari lokal daerah lokasi pekerjaan.

1.13. Peraturan Teknis Bangunan Yang Digunakan


a. Undang - Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang - Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
c. Undang - Undang No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja;
d. Undang - Undang No. 13 Tahun 2013, tentang Ketenagakerjaan;
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
i. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis
Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007, tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara.
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SPENGAWAS3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
l. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan - bahan Bangunan (PUPB NI -3/56)
m. SNI 2847:2013, tentang Persyaratan Beton Struktural
n. SNI 1729:2015, tentang Tata Cara Perencanaan Struktur BajaUntuk bangunan g
o. SNI 1726:2012 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
p. SNI 1727:2013 tentang Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung Dan Struktur
Lain
q. SNI 2049:2004 tentang Semen Portland
r. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 1982)
s. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
t. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
u. Algemenee Voorwarden (AV)
v. dan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan bagian pekerjaan ini.
Apabila penjelasan dalam Dokumen Pelaksanaan tidak sempurna (belum lengkap) sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan di atas maka Penyedia Barang/Jasa wajib mengikuti ketentuan
peraturan-peraturan yang disebutkan di atas.

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 4


BAB II
SPESIFIKASI BAHAN / MATERIAL

II.1. Material Batu Belah, Kerikil dan Pasir


1. Kerikil Beton
1. Agregat kasar/kerikil/koral harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang
baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous) .
2. Ukuran aggregat kasar/kerikil/koral tidak melebihi 1/3 ketebalan pelat atau tidak melebihi 3/4
jarak bersih tulangan
2. Pasir
1. Pasir harus terdiri dari buitir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur, tanah lempung dan sebagaimana.
2. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat kering,
apabila kadar lumpur melampaui 5 % maka pasir tersebut harus dicuci sampai memenuhi
syarat yang ditentukan
II.2. Material Besi Beton dan Semen
1. Tulangan pokok menggunakan besi Ulir diameter 16 mm, besi ulir 13 dan besi begel/sengkang
diamater 10 mm
2. Beton Reteningwall menggunakan beton Readymix mutu f’c = 24,0 MPa (K 275), slump (12 ± 2)
cm, w/c = 0,53
3. Beton jalan setapak dan trap tangga mutu f’c = 16,0 MPa (K 200), slump (12 ± 2) cm, w/c =
0,53 Jalan Setapak dan Trap Tangga
4. Semen untuk pekerjaan ini menggunakan semen Gresik / Dynamix / Grobogan

II.3. Material Drainase


1. U-DITCH Type 300x300 dan Type 600x600
 Mutu beton rata rata kuat tekan kubus beton adalah 350kg/cm² pada umur 28 hari
 Baja tulangan U-50 HDDW ( Hard Drawn Deformed Wire), tegangan Leleh ≥4500 kg/cm²,
tegangan Tarik ≥5000 kg/cm²
 Munjukkan hasil tes Laboratorium Kuat tekan beton, Tegangan leleh besi dan Tegangan tarik
besi

2. COVER U-DITCH Type LD 300 Lubang dan Type LD 600 Lubang


 Mutu beton rata rata kuat tekan kubus beton adalah 350kg/cm² pada umur 28 hari
 Baja tulangan U-50 HDDW ( Hard Drawn Deformed Wire), tegangan Leleh ≥4500 kg/cm²,
tegangan Tarik ≥5000 kg/cm²
 Munjukkan hasil tes Laboratorium Kuat tekan beton, Tegangan leleh besi dan Tegangan tarik
besi

SPESIFIKASI BAHAN UTAMA

No Uraian Spesifikasi bahan Kualitas/produk


1. Semen Type PPC ₋ Gresik, Grobogan, Dinamix
2. Besi Besi D16 - BJTD 39 (deform) bentuk ulir
Besi D13 - BJTD 39 (deform) bentuk ulir
Besi d10 - BJTP 24 (polos)

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 5


3. Beton Ready Mix - Beton Reteningwall
menggunakan beton
Readymix mutu f’c = 24,0
MPa (K 275), slump (12 ±
2) cm, w/c = 0,53
- Beton jalan setapak dan
trap tangga mutu f’c = 16,0
MPa (K 200), slump (12 ±
2) cm, w/c = 0,53
4. U-Ditch - U-DITCH Type 300x300 dan - Mutu beton rata rata kuat
Type 600x600 tekan kubus beton adalah
- COVER U-DITCH Type LD 300 350kg/cm² pada umur 28
Lubang dan Type LD 600 Lubang hari
- Baja tulangan U-50 HDDW
( Hard Drawn Deformed
Wire), tegangan Leleh
≥4500 kg/cm², tegangan
Tarik ≥5000 kg/cm²
- Munjukkan hasil tes
Laboratorium Kuat tekan
beton, Tegangan leleh besi
dan Tegangan tarik besi

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 6


BAB III

DAFTAR PERALATAN

No Jenis Kapasitas Jumlah Keterangan


1 Truck / Dump Truck 4-6 m3 3 unit Disyaratkan dalam
Dokumen pemilihan
2 Concrete Mixer / 0,3 m3 2 unit Disyaratkan dalam
Molen Dokumen pemilihan
3 Concrete Pump - 1 unit Disyaratkan dalam
Dokumen pemilihan
4 Bending Besi Diameter of 2 unit Disyaratkan dalam
bending 6 - 40 mm Dokumen pemilihan
5 Truck Mixer 3-6m3 3 unit Disyaratkan dalam
Dokumen pemilihan
6 Excavator PC 200 1 unit Disyaratkan dalam
Dokumen pemilihan
7 Excavator PC 75 1 unit
8 Pick up 1,2m3 2 unit
9 Concrete Vibrator - 2 unit
10 Truck Mixer 3-6m3 1 unit

DAFTAR PERSONIL MANAJERIAL

No Jabatan Kualifikasi Pengalaman Sertifikat Kompentesi Jumlah


Pendidikan Kerja Kerja (SKK) Personil
1 Pelaksana STM/SMK 2 th SKT Pelaksana bangunan 1
Gedung/Pekerjaan
Gedung atau SKT
pelaksana lapangan
pekerjaan bangunan
Gedung atau SKK
pelaksana lapangan
pekerjaan Gedung Muda
jenjang 4.
2 Petugas Keselamatan SLTA/STM/SMK 0 th Sertifikat Petugas K3 1
Konstruksi /Petugas Konstruksi/BIMTEK K3
K3/Ahli K3 Konstruksi atau Sertifikat
Konstruksi/Ahli Ahli Muda K3 Konstruksi
Keselamatan
Konstruksi

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 7


BAB IV
URAIAN PELAKSANAAN

IV.1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

NO. URAIAN PEKERJAAN

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi
Papan nama proyek
2
Uitzet & Bowplank
3
Pembersihan lokasi awal sampai akhir
4
Sewa Kantor Sementara & Direksi Keet
5
Penebangan Pohon
6
Pengelolaan biaya RKK K3, meliputi :
7
a. Penyiapan RKK, antara lain:
- Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi
b. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan K3 :
- Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing)
c. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) meliputi:
- Helm pelindung (Safety Helmet)
- Pelindung pernafasan dan mulut (Masker)
- Sarung tangan (Safety Gloves)
- Sepatu keselamatan (Safety Shoes)
- Rompi keselamatan (Safety Vest)
d. Asuransi dan perijinan :
- Perizinan terkait lingkungan kerja
e. Personil Keselamatan Konstruksi
- Petugas K3
f. Fasilitas sarana kesehatan :
- Peralatan P3K(kotak P3K, obat luka, dll)
g. Rambu-rambu yang di perlukan :
- Rambu petunjuk
- rambu peringatan
- Rambu pekerjaan sementara
h. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi, berupa
- Bendera K3

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 8


II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
Galian Tanah Struktur
1
Urugan Tanah Kembali
2
Urugan Pasir
3

III PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


Pasangan batu
1
Plesteran 1pc : 6pp
2
Acian
3

IV PEKERJAAN DRAINASE
Lantai Kerja Beton Mutu f’c = 7.4 Mpa (K100)
1
Pipa PVC 6" D
2
Pemasangan uditch uk. 600 x 600 x 1200
3
Pemasangan Cover uditch 600 LD
4

V PEKERJAAN BETON BERTULANG


1 Geomembran HDPE tebal 300 mikron
2 Lantai Kerja Beton Mutu f’c = 7.4 Mpa (K100)
3 Baja tulangan Ø 16 BJTD
4 Baja tulangan Ø 13 BJTD
5 Baja tulangan Ø 10 BJTP
6 Bekisting
7 Beton mutu f’c = 24,0 MPa (K 275), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,53 ReadyMix
8 Sewa Concretpump dan Vibrator
9 Suling suling pipa PVC 2'' D
10 Beton mutu f’c = 16,9 MPa K 200, slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,53

Jumlah
VI PEKERJAAN LAIN - LAIN

1 Rumput Gajah Mini

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 9


IV.2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat- alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu
akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Pembuatan ruang direksi / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk
keperluan pekerjaan ini.
3. Dalam waktu 7 hari setelah penandatanganan kontrak, Kontraktor harus
melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri
Pemilik, Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas, Wakilnya (bila
ada) dan Kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non
teknis.
4. Membuat rencana kerja /jadwal waktu pelaksanaan ,RK3K,dan RMK.
5. Uitzet dan Bouwplank
Pengukuran pekerjaan ini harus dilakukan bersama – sama dengan Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Pemimpin Proyek. Penentuan Peil duga (Bench
Marking) harus disetujui bersama – sama dan dibuat dari bahan beton setinggi 900
mm dari muka tanah eksisting. Kesepakatan pekerjaan ini dituangkan dalam Berita
Acara
6. Jalan Masuk
Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara/jalan masuk ketempat peker¬jaan harus
diadakan oleh Penyedia Barang / Jasa bilamana diperlukan atau di sesuaikan dengan
kebutuhan dan kepentingan lokasi proyek terse¬but. Selama pekerjaan Penyedia
Barang / Jasa harus memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya yang
mungkin diperlukan untuk memasuki bagian peker¬jaan dan menyingkirkan /
membersihkan kembali pada waktu penyeles¬aian pekerjaan atau jika diperintahkan
juga memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan.
7. Perlindungan Terhadap Milik Umum
Penyedia Barang / Jasa harus menjaga agar jalan umum, dan hak pemakai jalan,
bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama
kontrak berlangsung. Penyedia Barang / Jasa harus bertanggung jawab atas gangguan
dan pemindahan yang terjadi atas utilitas ( Perlengkapan umum ) seperti salu¬ran air,
telephone, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi-operasi Penyedia
Barang / Jasa.
8. Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada & tetangga
Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan , utilitas, jalan-jalan, salu¬ran-saluran pembuangan dan
sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan
karena kegiatan Penyedia Barang / Jasa dalam arti kata yang luas. Itu semua harus
diper¬baiki oleh Penyedia Barang / Jasa hingga dapat diterima oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Barang / Jasa harus memastikan bahwa selama proses kegiatan kontruksi
dan pasca kontuksi tidak memberikan gangguan baik yang bersifat permanen maupun
temporary terhadap tetangga/ lingkungan sekitar, apabila hal tersebut terjadi maka
menjadi tanggungjawab sepenuhnya penyedia barang/ jasa untuk menyelesaikannya.

2.2. PAPAN NAMA KEGIATAN


1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat papan nama kegiatan dengan ukuran 80 x 120
cm dari papan tebal 2 cm, tiang 6/12 cm dengan tinggi pemasangan 2 meter, dan
diletakkan ditempat yang mudah terlihat, atau sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas. Cat Dasar hitam, huruf balok sedangkan redaksi Isi papan nama

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 10


kegiatan minimal harus mencantumkan nama kegiatan, Pemilik Kegiatan, jenis
pekerjaan, besar dana pekerjaan, lama waktu pelaksanan, serta semua pihak yang
terlibat dalam kegiatan yaitu : Perencana; Pengawas; Kontraktor Pelaksana atau tim
teknis jika ada.
2. Alat
a. Alat pertukangan
3. Personil
a. Pelaksana
Mengawasi dan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan pemasangan papan
nama proyek sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai
b. Petugas K3/Ahli K3
Mengadakan orientasi lapangan dan mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi
Seperti :
(1) Tertusuk paku
(2) Kena palu pada saat pemasangan Papan Nama Proyek
kemudian mengadakan pencegahan dengan mengingatkan penggunaan APD (alat
pelindung diri)

2.3. PEKERJAAN PEMBERSIHAN


1. Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
pembersihan seperti yang disyaratkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.
b. Meliputi pembersihan dan penebasan/pembabatan, pembongkaran pekerjaan
lama yang berada dalam lokasi pekerjaan yang akan dikerjakan, sesuai yang
ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan,
penebasan/pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua belukar/semak,
sampah yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam
daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar
atau dibuang dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Pengawas. Semua sisa-sisa
tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya harus dihilangkan.
Batu atau lain material yang sejenis, jika ada harus pula dihilangkankan, kecuali
bila berada pada dasar galian pondasi yang direncanakan dan apabila batu
tersebut pada daerah tanam bila dikehendaki dan sesuai persetujuan
Direksi/Pengawas tidak perlu dilakukan pembongkaran.
b. Segala pekerjaan pengukuran/persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut
ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk
mengadakan pengukuran ulang.
c. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukan untuk
dipindahkan, seluruh barang barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan
harus dilindungi dari kerusakan , dan apabila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh atas tanggungannya Kontraktor.
3. Alat
a. Alat kerja pertukangan
 Personil
a. Pelaksana
Mengawasi dan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan pekerjaan
Pembersihan
b. Petugas K3
Mengadakan orientasi lapangan dan mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi
seperti :
(1) Kena percikan tanah/debu
(2) Kaki kena alat kerja

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 11


kemudian mengadakan pencegahan dengan mengingatkan bahaya yang akan
terjadi dan penggunaan APD (alat pelindung diri)

IV.3. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


3.1. PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan tanah ini meliputi pekerjaan dinding bangunan pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua kedalaman tanah galian harus sesuai gambar rencana.
b. Galian tanah untuk pondasi harus cukup lebar untuk bekerja dan sisinya dijaga dari
longsoran.
c. Semua pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan baik serta tidak mengganggu
lingkungan sekitar.
d. Semua galian saluran harus selalu dalam keadaan kering, tidak boleh tergenang air.
e. Galian tanah setelah mencapai kedalaman yang ditentukan, kemudian dipadatkan
dan disiram dengan air.
f. Tanah hasil galian yang harus disingkirkan dengan lokasi penempatan sesuai
petunjuk dari konsultan pengawas / direksi teknis.
g. Sisa tanah hasil galian yang tidak digunakan harus sudah diangkut/dibuang dari
lokasi pekerjaan selambat-lambatnya 1 x 12 jam sejak dilakukan penggalian.
h. Urugan tanah dilaksanakan pada lubang bekas galian dengan dipadatkan secara
manual maupun mekanis dengan alat stamper. Semua urugan harus mencapai
kerataan atas dengan disisakan ketinggian yang cukup untuk mengembalikan
kondisi permukaan semula
i. Bahan galian dari daerah pembangunan dapat dipergunakan, bila memadai untuk
urugan dan penanggulan. Bahan urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan
harus disetujui konsultan pengawas. Bila perlu dapat dilakukan penyelidikan
laboratorium, mekanika tanah yang disetujui oleh pengawas dimana segala biaya
penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor. Penggalian melebihi
batas yang ditentukan harus diurug kembali sehingga mencapai kerataan yang
diterapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan Toleransi pelaksanaan yang
dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah ± 100 mm, terhadap
kerataan yang ditentukan. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis (tiap 20 cm
padat) yang selalu diikuti pekerjaan pemadatan.
j. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan
yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 300 mm pada kedalaman gembur.
k. Gumpalan-gumpalan tanah yang harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan
yang homogen dan kemudian baru dilaksanakan pemadatannya. Setiap bahan
haruslah sama dalam hal bahannya, kepadatannya dan kelembabannya sebelum
pengerasan dilaksanakan.
l. Semua urugan pasir dilaksanakan setelah pekerjaan sebelumnya telah mendapatkan
persetujuan dari direksi/pengawas lapangan dan dilaksanakan dengan
ketebalan/ketinggian sesuai dengan gambar rencana.
m. Untuk penggalian area amphiteater/reteningwall basemant dilaksanakan secara
manual dan galian tidak boleh dibiarkan terlalu lama kosong dan segera dipasang
Geomembran dan Pipa PVC 6 inch

3. Alat
a. Alat kerja pertukangan
b. Excavator
c. Stamper/Babyroller
 Personil

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 12


a. Mengawasi dan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan pekerjaan galian tanah
sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai
b. Petugas K3/Ahli K3
Mengadakan orientasi lapangan dan mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi seperti :
(1) Tertabrak alat berat
(2) mata kena debu
kemudian mengadakan pencegahan dengan mengingatkan bahaya yang akan terjadi,
mengecek kekuatan/kelayakan alat bantu yang digunakan dan mengingatkan
penggunaan APD (alat pelindung diri)

IV.4. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


4.1. PEKERJAAN PASANGAN BATU 1 SP : 5PP
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pasangan batu ini meliputi pekerjaan dinding bangunan pada seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi
Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
a. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (SNI-3 1970).
b. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk mutu I dan memenuhi
ketentuan SNI 2847. merk Gresik/Grobogan/Dynamix”.
c. Pasir aduk harus memenuhi ketentuan SNI-2847
d. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
lumpur/minyak asam basa serta memenuhi ketentuan SNI-2847.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat dan mempunyai muka lebih dari 3
muka.
b. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3 1970).
c. Pasangan pondasi Batu Belah dengan perekat 1pc : 5ps dilaksanakan sesuai gambar
rencana.
d. Celah - celah yang besar diantara batu - batu diisi dengan batu belah yang sesuai,
batu-batu tidak boleh saling menyinggung dan selalu ada perekat diantaranya dan
batu tidak boleh gundul ( mempunyai minimal 3 sisi ).
e. Batu yang digunakan adalah batu belah, tidak boleh berupa batu gundul, dan tidak
boleh dipukul / dipecah dengan bodem didekat alur pondasi.
f. Sebelum dipasang batu - batu harus dibersihkan dari kotoran / tanah.
g. Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan langsung dari atas, dan harus diatur
dengan baik agar tidak berongga.
h. Pasangan pondasi sisi luar harus di siar.
 Material
a. Batu Belah
b. Pasir
c. Semen

5. Alat
a. Alat kerja pertukangan
b. Concrete Mixer
Alat ini dipergunakan untuk mengaduk adukan spesi supaya campuran menjadi merata
 Personil
a. Mengawasi dan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan pekerjaan pasangan
dinding bata sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai
b. Petugas K3/Ahli K3
Mengadakan orientasi lapangan dan mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi seperti :

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 13


(1) mata kena percikan adukan
(2) kena jatuhan batu
kemudian mengadakan pencegahan dengan mengingatkan bahaya yang akan terjadi,
mengecek kekuatan/kelayakan alat bantu yang digunakan dan mengingatkan
penggunaan APD (alat pelindung diri)

4.2. PEKERJAAN PLESTERAN


1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata merah, bagian
dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukan dalam gambar
serta sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui
Direksi/ pengawas serta memenuhi ketentuan SNI-2847.
b. Pasir harus memenuhi ketentuan SNI-2847
c. Air harus memenuhi ketentuan SNI-2847
d. Pasir untuk campuran adukan plesteran harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran dan melalui ayakan # 1,6 - 2,0 mm dan
memenuhi ketentuan SNI-2847
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh plesteran menggunakan adukan dengan campuran 1 SP : 6 PP,
b. Pasir yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti
yang dipersyaratkan.
c. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik
dari jenisnya dan disetujui Direksi/Pengawas.
d. Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
e. Semen harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
f. Semua bahan sebelumnya digunakan harus ditunjukan kepada Direksi/Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material
yang lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
g. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site yang telah
disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
h. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi/Pengawas. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan
diselesaikan.
i. Semua pekerjaan plesteran diaci dengan campuran air dan pc sedangkan pada
sudut–sudut yang kelihatan disponeng melengkung mengikuti pasangan bawahnya
bertujuan memudahkan dalam waktu pembersihan, semua itu dikerjakan rapi
dengan campuran 1 pc : 6 ps.
j. Tebal Plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai
yang ditunjukan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm
harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran,
pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi Pengawas.
k. Untuk menjaga agar tidak sampai terjadi rembesan-rembesan maka campuran pada
plesteran harus dikerjakan dengan baik dan betul-betul diperhatikan.
l. Semua permukaan pasangan harus dibersihkan dari semua kotoran, sehingga setiap

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 14


pasangan pada sisi sudut supaya tidak melengkung.
m. Bidang-bidang yang telah selesai diplester harus segera dikontrol dengan mistar
yang panjangnya tidak boleh kurang 200 cm.
n. Apabila ternyata terdapat gelombang pada plesteran, maka harus diperbaiki.
o. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang
bisa mencegah penyerapan air secara cepat.
p. Kontraktor wajib mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/Pemakai.
 Material
a. Pasir
b. Semen
5. Alat
a. Alat kerja pertukangan
b. Concrete Mixer
Alat ini dipergunakan untuk mengaduk adukan spesi supaya campuran menjadi merata
 Personil
a. Pelaksana
Mengawasi dan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan pekerjaan plesteran
sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai
b. Petugas K3/Ahli K3
Mengadakan orientasi lapangan dan mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi seperti :
(1) seperti jatuh dari ketinggian
(2) mata kena percikan adukan
kemudian mengadakan pencegahan dengan mengingatkan bahaya yang akan terjadi,
mengecek kekuatan/kelayakan alat bantu yang digunakan dan mengingatkan
penggunaan APD (alat pelindung diri)

4.3. PEKERJAAN ACIAN


1. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan seperti, semen dan air adukan mengikuti ketentuan SNI-2847.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran/beton berumur 7 hari.
b. Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap untuk diaci.
c. Lakukan pembersihan dan pembasahan/penyiraman dengan air terhadap plesteran/
beton/bidang yang akan diaci.
d. Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
e. Gunakan jidar alumunium untuk meratakan acian.
f. Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan
menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
g. Pergunakan jidar alumunium secara utuh pada bidang sudut maupun pada tali air
sehingga lebih menjamin kelurusannnya.
h. Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari, dan
setelah itu acian baru dikeringkan.
i. Setelah acian betul betul kering dan atas persetujuan Direksi/pengawas pekerjaan,
pekerjaan pengecatan/plamiran baru bisa dilaksanakan.
 Material
a. Semen
4. Alat
a. Alat kerja pertukangan
 Personil
a. Pelaksana
Mengawasi dan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan pekerjaan acian sehingga
hasil yang diharapkan bisa tercapai
b. Petugas K3/Ahli K3

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 15


Mengadakan orientasi lapangan dan mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi seperti :
(1) seperti jatuh dari ketinggian
(2) mata kena percikan adukan
kemudian mengadakan pencegahan dengan mengingatkan bahaya yang akan terjadi,
mengecek kekuatan/kelayakan alat bantu yang digunakan dan mengingatkan
penggunaan APD (alat pelindung diri)
IV.5. PEKERJAAN U-DITCH
5.1. PEKERJAAN U-DITCH
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Pemasangan U-
Ditch, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi seluruh pekerjaan pemasangan Type 600x600 dan COVER U-DITCH Type
LD 600 Lubang terpasang dengan sempurna.
2. Persyaratan Bahan
a. U-DITCH Type 600x600
Mutu beton rata rata kuat tekan kubus beton adalah 350kg/cm² pada umur 28
hari
Baja tulangan U-50 HDDW ( Hard Drawn Deformed Wire), tegangan Leleh ≥4500
kg/cm², tegangan Tarik ≥5000 kg/cm²
b. COVER U-DITCH Type LD 300 Lubang dan Type LD 600 Lubang
Mutu beton rata rata kuat tekan kubus beton adalah 350kg/cm² pada umur 28
hari
Baja tulangan U-50 HDDW ( Hard Drawn Deformed Wire), tegangan Leleh ≥4500
kg/cm², tegangan Tarik ≥5000 kg/cm²

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pengawas.
b. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
perlengkapan accessories secara terperinci Semua bagian diatas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh
Pemborong, sehingga system dapat bekerja dengan baik
c. Gambar-gambar instalasi U Ditch menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan instalasi.
d. Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek.
Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil serta interior harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar kerja
dan detail (shop drawing) sebanyak 4 (empat) set yang harus diajukan kepada
Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang
diajukan pemborong untuk disetujui Direksi dianggap bahwa Pemborong telah
mempelajari situasi dan telah berkoordinasi dengan pekerjaan instalasi lainnya
f. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-
penuesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus
dituangkan dalam 3 (tiga) set lengkap gambar sebagai gambar-gambar sesuai
pelaksanaan (as built drawings).
g. Pemborong harus melakukan semua testing dan commisioning serta pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh
instalasi dan peralatan yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah
memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku
h. Resapan saluran samping basement menggunakan pipa PVC 6” di lubang dan di
berikan atasnya matrial porus.
 Material
a. U-DITCH Type 600x600

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 16


b. COVER U-DITCH Type LD 600 Lubang
c. Pipa PVC 2“ D
 Alat
a. Excavator ataupun crane

 Personil
a. Pelaksana
Mengawasi dan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan pekerjaan U Ditch
sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai
b. Petugas K3/Ahli K3
Mengadakan orientasi lapangan dan mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi
seperti
(1) Terjatuh/terpeleset ke lubang galian
kemudian mengadakan pencegahan dengan mengingatkan bahaya yang akan
terjadi dan penggunaan APD (alat pelindung diri)

IV.6. PEKERJAAN BETON


6.1. Lingkup Pekerjaan
1. Melengkapi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
beton sesuai dengan gambar-gambar struktur dan arsitektur, dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan tambahan dari Arsitek dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
2. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton struktur dan beton rabat sesuai dengan yang
tertera dalam gambar-gambar arsitektur dan gambar struktur.
6.2. Persyaratan Bahan
1. Semen
Semen yang digunakan adalah Portland Cement Type-1 dan memenuhi ketentuan ASTM
C150M (SNI-2847).
2. Aggregates Kasar/Kerikil
a. Agregat kasar/kerikil/koral harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous) .
b. Ukuran aggregates kasar/kerikil/koral tidak melebihi 1/3 ketebalan pelat atau
tidak melebihi 3/4 jarak bersih tulangan.
c. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
tentang “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di dalam SII
0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23
“Specification for Concrete Aggregates”.

3. Pasir
a. Pasir harus terdiri dari buitir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagaimana.
b. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat
kering, apabila kadar lumpur melampaui 5 % maka pasir tersebut harus dicuci
sampai memenuhi syarat yang ditentukan.
c. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila
diayak dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari
berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 1 mm minimal 10 % dari berat sisa
butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % sampai 90 % dari
berat.

4. Air
a. Air Yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu, Direksi/Pengawas dapat
meminta kepada Pemborong, supaya air yang akan dipakai diperiksa di

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 17


laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya pemborong.
b. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya
yang dapat dilihat secara visual.
c. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/ liter.
d. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton
(asam-asam, zat organic, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/ liter. Kandungan
clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih
dari 100 ppm.
5. Geomembran HDPE
a. Ketebalan 300 Micron
b. Warna Hitam
c. Terbuat dari bijih plastik murni dan formula Khusus sehingga plastik lebih kuat,
ulet dan tahan lama.
6. Besi Beton
a. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Apabila terdapat karat, maka harus dibersihkan
dengan cara disikat/digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi atau
dengan bahan kimia yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
b. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan pengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya.
c. Pemborong wajib melakukan test uji tarik besi untuk menetukan kualitas besi
beton pada laboratorium yang disetujui/ditunjuk Direksi/Pengawas dilakukan atas
biaya Pemborong.

d. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi
Variasi dalam
(atau jarak antara dua
berat yang Toleransi
permukaan yang
diperbolehkan
berlawanan)
± 0,4
< Ø 10 mm ± 7%
mm
≥ Ø 10 mm dan < Ø 16 ± 0,4
± 5%
mm mm
≥ Ø 16 mm dan < Ø 28 ± 0,5
± 4%
mm mm
± 0,6
Ø 28 mm-Ø 32 mm ± 2%
mm

6.3. Penyimpanan
1. Pengiriman dan penyimpanan bahan - bahan , pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksanaan.
2. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak. Segera setelah diturunkan semen harus
disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi
secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan baik
( belum mulai mengeras) dan tidak boleh ada bagian yang mulai mengeras. Jika
dijumpain semen yang tidak sesuai dengan persyaratan diatas maka Direksi/Pengawas
wajib menolak semen yang tidak memenuhi syarat tersebut harus segera dikeluarkan
dari lapangan pekerjaan.
3. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan -
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat - zat asing lainnya yang dapat merusak
besi beton (minyak dan Iain-lain).
4. Aggregates harus ditempatkan dalam bak - bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradsinya serta harus beralaskan lanatai beton ringan untuk menghindari tercampurnya

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 18


dengan tana
6.4. Campuran Dan Kualitas Beton
1. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas/mutu beton struktur adalah K-275
(tegangan tekan hancur karak teristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm3
pada usia 28 hari)
2. Beton untuk jalan menggunakan campuran K-200
3. Faktor air semen (w/cm) tidak boleh lebih dari 0,5 (SNI-2847)
4. Pengujian dengan Slump Test
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
a. Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton
(bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata
atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian
adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 30
cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
b. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam lapisan yang
dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan
dan diukur penurunannya (nilai slump-nya).
c. Nilai Slump
Slump (mm)
Jenis Konstruksi
Maks Min
Pondasi/ Reteningwall 75 25
6
6.5. Syarat Pelaksanaan
1. Pada prinsipnya setiap tahap pelaksanaan beton harus sepengatahuan dan atau
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran, Direksi akan mengecek
kesiapan pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja.
3. Kontraktor Pelaksana wajib memelihara kerapian, kebersihan dan kebenaran pekerjaan
dan mematuhi petunjuk-petunjuk Direksi.
4. Bekisting harus disiapkan sesuai dengan bentuk akhir beton dan harus cukup kuat
menerima beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan mudah tanpa
menimbulkan kerusakan pada konstruksi.
5. Antara tulangan dengan bekisting beton dipasang beton deking. Beton deking dicetak
dengan campuran 1pc : 2psr dengan ukuran 4 x 4 x 2,5 cm dengan ketebalan sesuai
dengan tebal selimut beton lengkap dengan kawat pengikat.
6. Pemasangan beton deking dilaksanakan sedemikian rupa, agar ketebalan selimut beton
yang dihasilkan menjadi rata.
7. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan Direksi.
Pengecoran harus dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan cara-cara
semestinya.
8. Kontraktor Pelaksana wajib menggunakan alat vibrator selama waktu pengecoran agar
tidak terjadi rongga udara pada beton atau terjadi keropos beton.
9. Direksi berhak menghentikan pengecoran apabila dipandang mutu pelaksanaan tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
10. Penyambungan beton lama (beton yang telah mengeras) dengan beton baru
menggunakan zat additive agar sambungan beton menjadi lebih kuat. Dalam
penggunaan zat additive sebelumnya harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
11. Beton yang sudah dicor harus dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan senantiasa
dibasahi selama 28 hari agar tercapai mutu beton yang direncanakan.
12. Pembukaan bekisting baru bisa dilakukan setelah beton berumur 28 hari dan dilakukan
dengan hati-hati dan harus sepengetahuan Direksi atau atas petunjuk dari Direksi.
13. Toleransi akhir pekerjaan disyaratkan maximal 1 mm dalam 1 m baik horisontal
maupun vertikal.

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 19


14. Beton yang digunakan termasuk mutu keadap air normal dengan penambahan zat
aditive kedap air.
6.6. Perawatan Beton
1. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
2. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
3. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran
untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan
antara lain dengan menutupinya dengan karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap
pembasahan terus menerus dilakukan dengan merendam (menggenangnya).
4. Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh
diganggu
5. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras
sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut
bahan-bahan yang berat. Minimum 1 (satu) minggu setelah pengecoran selesai, baru
dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat acuan lantai yang dibebani
tersebut tidak dibongkar untuk memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan
tertuiis dari DIREKSI TEKNIK.

6.7. TANGGUNG JAWAB PEMBORONG


1. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang
diberikan.
2. Kehadiran DIREKSI/PENGAWAS selaku wakil Pemberi Tugas atau Perencana yang
sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memeberi nasihat tidaklah
mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.

6.8. PERBAIKAN PERMUKAAN BETON


1. Apabila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi kropos dan lain-
lain maka harus dilakukan hal - hal seperti langkah berikut ini.
2. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan tertuiis dan sepengetahuan DIREKSI/PENGAWAS.
3. Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan
yang diharapkan dan tidak diterima oleh DIREKSI/PENGAWAS, Maka harus dibongkar
dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya Pemborong.
4. Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak,
ada gelembung udara, kropos, berlubang, tonjolan dan lain- lain yang tidak sesuai
dengan gambar atau spesifikasi.

6.9. PEMBERSIHAN
1. Pemborong senantiyasa harus segera membersihkan puing-puing, sampah dan lain-lain
yang menurut DIREKSI/PENGAWAS dapat mengganggu kalancaran pekerjaan dan
pemeriksaan di lokasi pekerjaan. Secara bertahap atau sesuai intruksi
DIREKSI/PENGAWAS semua puing dan sampah tersebut harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan. Akhirnya apabila pekerjaan sudah selesai maka semua puing harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

6.10. CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN


1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh material kerikil,
pasir, besi beton, semen untuk mendapat persetujuan DIREKSI/PENGAWAS
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh DIREKSI/PENGAWAS akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Pemborong
kelapangan.
3. Pemborong diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah
disetujui dibangsal DIREKSI/PENGAWAS.

6.11. PEKERJAAN ACUAN

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 20


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan
gambar-gambar kontruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
tambahan dari arsitek daiam uraian dan syarat- syarat pelaksanaannya.
2. Bahan-Bahan
a. Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk Plywood 9mm. Pemakaian
bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis bahan yang akan dipergunakan harus
mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Acuan yang terbuat persetujuan
Direksi terlebih dahulu, Acuan yang terbuat dari kayu dianjurkan menggunakan
kayu jenis meranti atau .
b. Ukuran kayu yang dipergunakan tergantung dari perencanaan struktur acuan
dengan tebal multiplex minimum 9 mm.
c. Khusus untuk support tidak diijinkan untuk menggunakan material kayu.
d. Pemborong dapat mengajukan alternatif, acuan yang lain dan secara teknis
dapat dipertanggung jawabkan dan menguntungkan dari segi waktu
pelaksanaan.
e. Pemakaian acuan alternatif ini tidak akan mengakibatkan adanya Penambahan
biaya.
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
a. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perubahan
bentuk pada acuan dan cukup kuat menampung beban-beban sementara
maupun beban tetap sesuai dengan jalanya pengecoran beton.
b. Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan, juga harus
cukup dapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan.
c. Susunan acuan dengan penunjang-penunjangnya harus diatur sedemikian rupa
sehingga kelihatan rapih dan bersih serta Direksi/Pengawas dapat dengan mudah
melakukan pemeriksaan atas acuan yang dibuat.
d. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
e. Sebelum Pekerjaan acuan dilakukan Pemborong wajib melakukan gambar kerja
(shop drawing) kepada Direksi/Pengawas minimal 7 (tujuh) hari sebeiumnya,
untuk mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas, dengan tanggung jawab
tetap pada pemborong.
f. Acuan harus dapat menghasilkan bagian kontruksi yang ukuran,
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
kontruksi.
g. Pemasangan acuan harus baik dan rapih, Direksi/Pengawas berhak untuk
menghentikan pekerjaan acuan bila pemasangan tidak dilakukan dengan baik
dengan segala akibat dari penghentian dan lain-lain menjadi tanggungan
Pemborong.
h. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau
dingding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
i. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan
tersebut pada sisi bawah acuan.
j. Pada phase ini dilakukan pemasangan pipa - pipa dan perlengkapan-
perlengkapan lain yang harus tertanam di dalam beton, dengan catatan bahwa
pekerjaan ini jangan sampai merugikan kekuatan kontruksi.
k. Setelah pekerjaan diatas selesai, Pemborong harus meminta persetujuan dari
Direksi/Pengawas dan minmum 2 (dua) hari sebelum pengecoran dan
pemborong harus mengajukan perrnohonan pengecoran kepada
Direksi/Pengawas.
l. Perencanaan acuan dan kontruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan
beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diijinkan seperti pada
"Rekomended Practice for Caoncrete forwork" (ACI. 345- 68) dan peninjauan

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 21


terhadap beban angin dan lain-lain peraturan di kontrol terhadap Peraturan
Pembangunan Pemerintah daerah setempat.
m. Kayu acuan beton exposed (jika ada) harus dilapisi dengan menggunakan
Realase Agent Mudoil pada permukaan acuan yang menempel pada pemukaan
beton.
n. Berhubung Realase Agent berpengaruh pula pada warna permukaan beton, maka
pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan dengan seksama.
o. Untuk itu pemborong harus memberitahukan terlebih dahulu nama perdagangan
dari realase Agent tersebut, data bahan-bahan bersangkutan, nama
produsennya, jenis bahan-bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan Iain yang dianggap untuk memperoleh
persetujuan dari Direksi/Pengawas.
p. Untuk bidang-bidang yang luas dimana digunakan form-tie, penempatan form-tie
harus disetujui oleh Direksi/Pengawas dan sesuai dengan rencana.
q. Untuk menyetelan pekerjaan beton diatas pekerjaan beton yang baru dicor,
dibutuhkan waktu minimum 3 (tiga) hari dan peyetelan acuan tersebut baru
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.
4. Pembongkaran
a. Pada prinsipnya pembongkaran bekisting boleh dikalukan dengan ketentuan
sebagai berikut :
(1) Samping : minimum 14 hari setelah pengecoran
(2) Bawah : minimum 21 hari setelah pengecoran
(3) Lihat persyaratan Bab Pekerjaan Beton Bertulang.
b. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala
keropos/tidak sempurna.
c. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan
pemindahan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbuikan
kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan berlangsung. Perbaikan
bagian-bagian yang rusak akibat kelalaian Pemborong menjadi tanggungan
Pemborong.
d. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak tepakai harus dibersihkan dari
lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempatyang ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
e. Perbaikan-perbaikan pada permukan beton yang tidak sempurna harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas dan biaya yang diperlukan untuk perbaikan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
f. Toleransi
Toleransi kelurusan, dimensi dan lain-lain disyaratkan sebesar 1/500 dari panjang,
lebar dan tinggi.
 Material
a. Besi beton
b. Kawat beton
c. Bekisting
d. Pasir
e. Kerikil beton
f. Semen
g. Additive
6. Alat
a. Alat kerja pertukangan
b. Perancah
Digunakan untuk menyangga bekisting, sehingga pekerjaan menjadi cepat dan
efisien
c. Concrete Mixer (molen) Digunakan untuk membuat adukan beton, sehingga
adukan menjadi merata

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 22


d. Concrete Vibrator
Digunakan sebagai alat penggetar untuk menggetarkan adukan beton pada saat
pengecoran sehingga didapatkan hasil pengecoran yang rata dan padat (tidak ada
rongga)
e. Bar bender (manual atau mesin)
Digunakan untuk menekukan/melengkungkan besi beton
f. Bar cutter (manual)
Digunakan untuk memotong besi beton
g. Dump Truck/Truck
Untuk mendistribusikan material dan mengangkut material bekas bongkaran
keluar dari site
h. Trucx Mixer digunakan untuk mengangkut beton dari Batchingplant sampai lokasi
pekerjaan
i. Concrete pump dan pipa digunakan untuk menyalurkan beton dari truck mixer ke
lokasi pekerjaan.

 Personil
a. Pelaksana
Mengawasi dan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan pekerjaan beton
bertulang sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai
b. Petugas K3/Ahli K3
Mengadakan orientasi lapangan dan mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi
seperti :
(1) Jatuh dari steiger pada saat pekerjaan bekisting
(2) Tangan kena palu
(3) Tangan kena gergaji
(4) Tangan Masuk ke beton molen
(5) Mata kena percikan adukan beton pada saat pengecoran
kemudian mengadakan pencegahan dengan memasang rambu-rambu, mengecek
kekuatan/kelayakan alat bantu yang digunakan sehingga tidak membahayakan
pekerja atau orang lain dan mengingatkan penggunaan APD (alat pelindung diri)

IV.14. PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Rumput gajah mini harus di beri pupuk dan dirawat penyiraman air rutin
2. Kontraktor Pelaksana wajib menjaga lingkungan agar aktivitas pelaksanaan pekerjaan fisik
tidak mengganggu lingkungan setempat.
3. Setelah pembangunan selesai 100% gudang bahan dan semua sampah, bahan-bahan yang
tidak berguna harus dibersihkan. Pembersihan akhir dilaksanakan di dalam atau di luar
bangunan supaya bersih dari kotoran dan sisa-sisa bahan lainnya.
4. Persyaratan lain yang belum jelas akan diberikan pada waktu penjelasan dan peninjauan
lapangan.
5. Hal-hal yang belum jelas tentang SPESIFIKASI TEKNIS ini akan dijelaskan pada waktu
diadakan rapat penjelasan pekerjaan/Aanwijzing.
6. Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam bestek ini, tetapi merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari pekerjaan ini dan menurut peraturan yang berlaku hal tersebut harus
ada, Kontraktor Pelaksana dianggap telah tahu dan harus mentaati serta wajib untuk
melaksanakanya sesuai petunjuk Direksi.

V. MATA PEMBAYARAN UTAMA


Daftar Mata pembayaran Utama :

No Uraian Pekerjaan
1 Pemasangan uditch uk. 600 x 600 x 1200
2 Baja tulangan D 16 BJTD

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 23


3 Baja tulangan D13 BJTD
4 Bekisting
5 Beton mutu f’c = 24,0 MPa (K 275), slump (12 ± 2)
cm, w/c = 0,53 ReadyMix

VI. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN PELUANG


Dari hasil identifikasi risiko disimpulkan bahwa resiko pekerjaan ini ditetapkan (Resiko Kecil) :

1 Pekerjaan Beton - Terjepit, - Resiko Besar


Tergores,
Terjatuh pada
pekerjaan yang
berada
diketinggian,
Terkena paku
bekisting,
menghirup debu
semen,-
Terjatuh/terpleset
kedalam lubang
galian

VII. TKDN
Yang di tetapkan dalam pekerjaan ini adalah 74,32%
VII. PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Dokumen Pelelangan ini akan
disusulkan kemudian dalam Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

Metode Pelaksanaan Dan Spesifikasi Teknis 24

Anda mungkin juga menyukai