(RKS)
PEKERJAAN :
P E M B A N G U NAN G E DU N G L AN T A I I I ( 8 R KB , T A N G G A)
S D N 2 P E N A TI H
LOKASI :
Jl. Nagasari, Penatih, Denpasar - Bali
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Di dalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantity/BQ) telah diuraikan secara rinci dan
jelas tentang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana
dan apabila Kontraktor Pelaksana setelah mempelajari Dokumen Lelang
memandang perlu untuk menambahkan item pekerjaan, Kontraktor Pelaksana dapat
menambahkan pekerjaan tersebut dengan melanjutkan nomor dari lingkup pekerjaan
yang telah disediakan.
1
3. Rencana Kerja
a. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari waktu penandatanganan
Kontrak, kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor Pelaksana harus
mengajukan sebuah Rencana Kerja sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Pengajuan Rencana Kerja tersebut atas persetujuan Direksi, tindakan
mengurangi atau membebaskan Kontraktor Pelaksana dari
pertanggungjawabannya terhadap pekerjaan yang termaksud dalam kontrak.
4. Tempat Kerja
a. Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak di luar lokasi yang
disediakan Direksi, maka Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan biaya ganti
rugi/sewa dan lain-lain biaya sehubungan itu tanpa membebani jasa Bangunan
dengan biaya-biaya tambahan.
b. Kontraktor Pelaksana harus mengusahakan tempat-tempat, mengatur dan
bilamana perlu membayar ganti rugi/sewa untuk penggunaan, penempatan alat-
alat, penempatan gudang-gudang kantor dan keperluan lain-lain yang perlu
untuk melaksanakan pekerjaan serta mendapat ijin persetujuan Direksi.
c. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai Petunjuk Direksi, Kontraktor
Pelaksana harus membongkar, memindahkan alat-alat kontruksi pembantu atau
bentuk-bentuk lain yang sudah tidak digunakan agar bekas tempat kerja tersebut
bersih kembali. Pembiayaan untuk hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri
tetapi harus sudah tergabung dalam Rencana Anggaran Biaya.
2
1) Disekat untuk ruang Kontraktor Pelaksana dan untuk ruang Konsultan
Pengawas dan untuk ruang tamu.
2) Bahan :
Multiplek 6 mm.
Kayu Meranti Balok 4/6.
Kayu Meranti Balok.
Kaca bening.
Paku dan bahan lain.
3) Ruang kerja Direksi/Pengawas dilengkapi dengan :
White Board dan perlengkapan secukupnya.
Lima set meja dan kursi.
Satu set meja rapat kapasitas 12 orang.
Satu unit almari arsip/filling cabinet.
Satu unit almari arsip gambar.
Satu set kursi tamu.
Kotak P3K lengkap dengan obat-obatan.
f. Bangunan-bangunan sementara seperti ruang Direksi/Pengawas los kerja dan
pagar sementara, baru boleh dibongkar setelah mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas dan menjadi milik Pemberi tugas.
7. Peralatan
a. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan daftar terperinci tentang Peralatan-
peralatan yang akan digunakan disertai data-data kemampuan alat-alat tersebut.
b. Daftar peralatan yang diperlukan dapat dilihat pada daftar peralatan utama.
c. Kontraktor Pelaksana wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada
waktunya akan dipergunakan.
d. Kerusakan peralatan tersebut harus segera diperbaiki/diganti dan tidak dapat
dipakai sebagai alasan keterlambatan pekerjaan.
3
g. Kontraktor Pelaksana membuat papan nama kegiatan dengan ukuran 80 x 150
cm dari papan tebal 2 cm, tiang 6/12 cm dengan tinggi pemasangan 2 meter dan
diletakkan ditempat yang mudah terlihat, atau sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas. Cat Dasar hitam, huruf balok sedangkan redaksi Isi papan
nama kegiatan minimal harus mencantumkan Nama kegiatan, Pemilik Kegiatan,
Jenis Pekerjaan, besar dana pekerjaan, lama waktu pelaksanan, serta semua
pihak yang terlibat dalam kegiatan yaitu : Perencana; Pengawas; Kontraktor
Pelaksana atau tim teknis jika ada.
4
11. Material
a. Umum
1) Bahan yang didatangkan harus mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan
konstruksi sehingga tidak menghambat pelaksanaan.
2) Bahan yang diterima Direksi harus segera diamankan agar tidak sampai
mengganggu tertib lingkungan dan aman dari kerusakan.
3) Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi harus sesegera mungkin diangkut ke
luar lokasi atau dalam waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.
4) Bila dianggap perlu, Direksi dapat memerintahkan agar diadakan
pemeriksaan pada bahan-bahan atau pada campuran bahan-bahan yang
dipakai untuk menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
5) Pemeriksaan bahan-bahan harus dilakukan dengan cara-cara yang
ditentukan dalam Peraturan Pemeriksaan Bahan-bahan. Hasil-hasil
pemeriksaan demikian harus dipelihara baik dan disimpan oleh Kontraktor
Pelaksana dan apabila diminta harus dapat ditunjukkan kepada Direksi
setiap saat, selama pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun
sesudah pekerjaan selesai.
6) Untuk menjaga material tidak berantakan, perlu disediakan box-box
material secukupnya.
b. Batu Kali.
Batu kali harus terdiri dari batu-batu yang baik, kuat dan mempunyai
panjang sekurang-kurangnya 1,5 kali lebarnya dan batu-batu itu harus
dengan permukaan yang kasar. Batu-batu tersebut harus sekurang-
kurangnya mempunyai tiga bidang pecah.
c. Pasir.
Pasir yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur (max 5%).
Apabila setelah digenggam dan diremas pada telapak tangan tidak terdapat
debu atau lumpur.
d. Air.
1) Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak boleh mengandung
minyak asam, alkali dan garam. Serta tidak mengandung bahan-bahan
organis atau bahan-bahan yang lain yang merusak.
2) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim
air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki
sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak.
Biaya pemeriksaan menjadi beban Kontraktor Pelaksana.
3) Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan dengan setepat-tepatnya.
e. Kerikil.
Kerikil harus bersih dari segala macam kotoran dengan ukuran 20-30 mm.
f. Besi Beton.
1) Besi Beton biasa bulat/ulir U-32 dan U-24 untuk semua beton bertulang,
ukuran harus sesuai dengan gambar rencana.
2) Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak dan karat.
5
3) Kawat pengikat besi beton harus berkwalitas besi lunak dengan diameter 1
mm.
4) Besi beton yang tidak memenuhi syarat tersebut di atas harus disingkirkan
dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam sesudah ada
perintah dari Direksi.
5) Bila dianggap perlu untuk mendapatkan jaminan kualitas harus dimintakan
sertifikat dari laboratorium untuk percobaan tekan, tarik dan melengkung
180, dimana semua biaya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
g. Semen.
1) Semen yang digunakan adalah Portland Cement Type I.
2) Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering terlindung dari pengaruh cuaca
dengan ventilasi cukup dan di letakkan di atas dudukan kayu.
3) Bila di dalam semen terdapat bagian-bagian yang telah mengeras dan zak,
maka sama sekali tidak diperkenankan untuk digunakan.
h. Bata Merah.
Bata yang dipakai bata yang berkualitas baik dengan persentase pecah
maximum 10%.
6
2. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian (detail), maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar
detail atau ditanyakan pada Direksi Teknis.
3. Sebagai ukuran pokok 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
4. Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan
Pengawas akan menetapkan patok duga 0,00 tersebut di lapangan dan dibuat
dari patok beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan
pembangunan atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan
pekerjaan.
5. Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga antara lain dengan
mempergunakan alat-alat Waterpass atau Theodolite atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
6. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu meranti dengan ukuran tebal 2
cm dan lebar 15 cm, lurus dan diketam rata pada sisi sebelah atasnya.
7. Papan bangunan dipasang pada patok kayu meranti 5/7 cm yang jaraknya satu
sama lain adalah 150 cm, tertancap kuat di tanah sehingga tidak dapat
digerakkan atau dipindahkan.
8. Papan bangunan dipasang minimal sejarak 200 cm dari as pondasi terluar.
9. Tinggi sisi atas bangunan harus sama satu dengan yang lain dan atau rata
“waterpass”, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
10. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor Pelaksana harus
melaporkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kontraktor
Pelaksana harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
7
4. Pekerjaan urugan pasir.
8
3. Air yang dipakai harus bersih, tawar, dan bebas dari bahan kimiawi yang dapat
merusak pondasi, asam alkali, atau bahan organik.
4. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran organik,
dan bahan kimia yang dapat merusak pondasi.
9
4.2 Persyaratan Bahan
4.2.1 Umum :
1. Kontraktor Pelaksana harus menyampaikan terlebih dahulu contoh-contoh
bahan yang akan dipergunakan untuk mendapat persetujuan Direksi.
2. Bahan yang dipakai harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan SNI
terbaru yang terkait dengan pekerjaan ini.
3. Apabila diminta oleh Direksi, Kontraktor Pelaksana wajib memeriksakan
bahan-bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk atas biaya sendiri.
4.2.2 Semen :
1. Semen yang dipakai adalah Semen Portland Type I yang mendapat persetujuan
Direksi dan memenuhi SNI dan SII.
2. Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya, dan tetap utuh dan tertutup rapat.
3. Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
4. Semen disimpan pada tempat yang beralaskan dari kayu yang tingginya tidak
kurang dari 30 cm dari lantai.
5. Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
6. Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan
datangnya semen di tempat penyimpanan.
10
Bangunan dari besi/baja). Simbol “Ø” (menunjukkan Baja tulangan polos),
Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan DeformUlir). Simbol “M” tulangan
baja jaring (wire mesh).
3. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi Variasi dalam
(atau jarak antara dua berat yang Toleransi
permukaan yang diperbolehkan
berlawanan)
< Ø 10 mm ± 7% ± 0,4 mm
≥ Ø 10 mm dan < Ø 16 mm ± 5% ± 0,4 mm
≥ Ø 16 mm dan < Ø 28 mm ± 4% ± 0,5 mm
Ø 28 mm-Ø 32 mm ± 2% ± 0,6 mm
11
a. Prosedur persetujuan campuran Beton Ready Mix tiap mutu beton tidak
berbeda bila beton dilaksanakan sendiri oleh Kontraktor Pelaksana.
b. Kontraktor Pelaksana bertanggungjawab penuh atas kualitas Beton Ready
Mix sesuai dengan syarat-syarat dalam spesifikasi ini.
c. Dalam hal penggunaan truck mixer, penambahan air tidak dapat dilakukan
setelah kendaraan tiba dilapangan, dan beton yang dihasilkan harus
mempunyai tingkat kualitas yang sama seperti adukan beton yang
dihasilkan di lapangan.
d. Tidak ada tambahan biaya bagi Kontraktor Pelaksana untuk memakai Beton
Ready Mix.
12
4.6 Persyaratan Pelaksanaan
1. Pada prinsipnya setiap tahap pelaksanaan beton harus sepengatahuan dan atau
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran, Direksi akan
mengecek kesiapan pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja.
3. Kontraktor Pelaksana wajib memelihara kerapian, kebersihan dan kebenaran
pekerjaan dan mematuhi petunjuk-petunjuk Direksi.
4. Bekisting harus disiapkan sesuai dengan bentuk akhir beton dan harus cukup
kuat menerima beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan mudah
tanpa menimbulkan kerusakan pada konstruksi.
5. Antara tulangan dengan bekisting beton dipasang beton deking. Beton deking
dicetak dengan campuran 1pc : 2psr dengan ukuran 4 x 4 cm dengan ketebalan
sesuai dengan tebal selimut beton lengkap dengan kawat pengikat.
6. Pemasangan beton deking dilaksanakan sedemikian rupa, agar ketebalan selimut
beton yang dihasilkan menjadi rata.
7. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi. Pengecoran harus dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan cara-
cara semestinya.
8. Kontraktor Pelaksana wajib menggunakan alat vibrator selama waktu
pengecoran agar tidak terjadi rongga udara pada beton atau terjadi keropos
beton.
9. Direksi berhak menghentikan pengecoran apabila dipandang mutu pelaksanaan
tidak dapat dipertanggungjawabkan.
10. Penyambungan beton lama (beton yang telah mengeras) dengan beton baru
sebaiknya menggunakan zat additive agar sambungan beton menjadi lebih kuat.
Dalam penggunaan zat additive sebelumnya harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
11. Beton yang sudah dicor harus dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan
senantiasa dibasahi selama 28 hari agar tercapai mutu beton yang direncanakan.
12. Pembukaan bekisting baru bisa dilakukan setelah beton berumur 28 hari dan
dilakukan dengan hati-hati dan harus sepengetahuan Direksi atau atas petunjuk
dari Direksi.
13. Toleransi akhir pekerjaan disyaratkan maximal 1 mm dalam 1 m baik horisontal
maupun vertikal.
14. Sloof dan ring untuk bangunan harus merupakan lingkaran tertutup atau sesuai
dengan gambar.
15. Setiap pertemuan tembok harus dipasangi kolom praktis dengan angker ke
tembok pada setiap jarak 1 m.
16. Setiap pertemuan antara kusen aluminium dengan tembok harus dipasangi
kolom praktis dan balok latei sebagai tempat perkuatan dalam pasangan kusen
aluminium.
13
a. Atap genteng Plentong dan bubungan yang digunakan adalah genteng
kwalitas terbaik.
b. Bahan kuda-kuda menggunakan baja ringan: AXIS 75- 0.83 MM
( UK – GALVALUME )
c. Lisplank menggunakan conwood dengan ukuran 30 cm dari kwalitas
terbaik.
d. Murda dan ikut celedu menggunakan bahan paras.
Bahan:
14
PASAL 6 : PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pipa Galvanis yang dipakai dengan ukuran sesuai dengan gambar
b. Dalam pekerjaan disesuaikan dengan gambar dan dikerjakan oleh yang
ahli dalam pekerjaan tersebut.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan batu bata dilaksanakan pada dinding dan relling tangga.
b. Sebelum pemasangan batu bata dilaksanakan, supaya dibuatkan
acuan/profil dari usuk kruing minimal 4/6 dengan permukaan diketam rata
dipasang kokoh dan tegak tidak goyang dan setiap saat di lot/dicek tegak
lurusnya.
c. Siapkan setting out posisi kusen pintu atau jendela.
d. Sebelum dipasang, bata harus direndam air sampai jenuh dan dibersihkan
agar bebas dari kotoran.
e. Pelaksanaan untuk semua pasangan bata dan dilaksanakan secara bertahap,
dan setiap tahap setinggi max. 1,00 m harus sudah diikuti dengan
pengecoran kolom praktis, penghentian pasangan batu bata harus dibuat
berterap/bertangga untuk menghindari retak dikemudian hari.
f. Jarak stek/angkur beton dari pasangan batake kolom dibuat dengan tinggi
maximal 0.75 m dengan besi Ø 10 mm.
g. Pembuatan lubang steger pada pasangan dinding sama sekali tidak
dibenarkan.
h. Setelah bata terpasang adukan, nat/siar harus dibersihkan dengan sapu lidi
dan kemudian disiram dengan air.
i. Pembobokan pasangan bata untuk pemasangan instalasi listrik, air dll yang
harus tertanam didalam batu bata supaya dilakukan dengan menggunakan
15
gerinda/alat potong, dan dilaksanakan setelah pasangan batu bata berumur
minimal 7 hari.
j. Untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat dari pengaruh sinar
matahari, pasangan batu bata harus disiram air minimal sampai dengan 7
hari setelah pemasangan.
k. Hasil dari pasangan bata adalah sesuai dengan gambar kerja, kerugian
akibat kesalahan pemasangan sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia
Jasa.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai pasangan bata yang akan diplester
terlebih dahulu disiram air sampai jenuh.
b. Semua permukaan bidang yang akan diplester harus bersih dari bahan
yang dapat mempengaruhi daya rekat plesteran.
c. Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada
jarak + 2,50 meter dengan ketebalan 15 mm.
d. Plesteran 1Pc : 5 Ps dilaksanakan pada dinding tembok setelah
pemasangan batu bataatau sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar.
e. Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran
kering, minimal telah berumur 24 jam.
f. Ratakan permukaan bidang plester dengan alat jidar alumunium dengan
tebal sesuai dengan kepala/kop plesteran.
g. Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu
cepat yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air
serta melindungi dari sinar matahari langsung.
h. Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran/beton berumur 7 hari.
b. Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap
untuk diaci.
c. Lakukan pembasahan/penyiraman dengan air terhadap plesteran/
beton/bidang yang akan diaci.
d. Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
e. Pekerjaan acian dilaksanakan pada : tembok, kolom dan pada tempat-
tempat yang ditunjukkan pada gambar.
16
f. Gunakan jidar alumunium untuk meratakan acian.
g. Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan
menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
h. Pergunakan jidar alumunium secara utuh pada bidang sudut maupun pada
tali air sehingga lebih menjamin kelurusannnya.
i. Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari,
dan setelah itu acian baru dikeringkan.
j. Setelah acian betul-betul kering dan atas persetujuan Direksi, pekerjaan
pengecatan/plamiran baru bisa dilaksanakan.
17
11. Handle pintu bulat stainless steel dipasang pada pintu utama (kaca tempered 12
mm). Sedangkan pada type pintu yang lain menggunakan handle aluminium
comb atau sesuai dengan gambar. Tinggi pemasangan handle disesuaikan
dengan gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi.
12. Setiap tipe pintu yang menggunakan daun pintu ganda, dipasang espagnoleth.
Espagnoleth dipasang sebanyak 2 (dua) buah pada salah satu daun pintu saja,
yaitu pada bagian atas dan bagian bawah daun.
13. Door closer dipasang pada setiap pintu aluminium kaca, kecuali pada pintu
Toilet dan Shaft.
14. Setiap daun pintu dipasangi 3 (tiga) buah engsel dari kwalitas terbaik.
Pemasangan engsel pintu dilakukan secara baik dan rapi sehingga daun pintu
terpasang kokoh. Pemasangan engsel dilakukan dengan perkuatan paku ulir
sesuai jumlah lubang paku pada engsel.
15. Setiap daun pintu juga dipasangi kunci selot dari kwalitas terbaik.
16. Setiap daun jendela dipasangi :
a. 2 (dua) buah engsel kupu-kupu;
b. 2 (dua) buah kait angin;
c. 1 (satu) buah grendel.
2. Penyediaan bahan :
a. Bahan plafond :
Rangka plafond menggunakan rangka hollow kwalitas terbaik.
Penutup plafond menggunakan bahan kalsiboard tebal 4.5 mm dan
gypsum 9 mm kwalitas terbaik
b. Lis plafond menggunakan list kayu profil 2/5 cm dan list gypsum 5 cm
c. Bahan lantai : Setara Asia Tile
Keramik lantai 40 x 40 cm polos kwalitas terbaik
Keramik lantai 40 x 40 cm anti slip untuk teras kwalitas terbaik
Keramik dinding 20 x 25 cm warna atas persetujuan direksi dengan
kwalitas terbaik
Keramik Lantai kamar mandi 20x20 cm anti slip warna atas
persetujuan direksi dengan kwalitas terbaik
Plint lantai 10 x 40 cm warna atas persetujuan direksi kwalitas terbaik
Keramik Tangga 40x40 cm dengan kwalitas terbaik.
18
3. Pasang benang acuan pada arah sumbu X dan memotongkannya dengan benang
acuan kearah sumbu Y yang sesuai dengan elevasi pada gambar rencana.
4. Jarak rangka maximal 60 x 60 cm, dipasang rata, tidak bergelombang.
5. Konstruksi dan posisi rangka seperti lampu sesuaikan dengan gambar kerja.
6. Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh, diikatkan pada
dinabolt atau raam set yang tertanam kuat pada beton pelat lantai.
7. Sistem sambungan rangka plafond harus mendapat persetujuan Direksi.
8. Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat persetujuan
Direksi.
9. Sebelum pemasangan penutup plafond lakukan kontrol elevasi permukaaan
rangka plafond terhadap benang acuan yang telah terpasang pada saat pekerjaan
pekerjaan rangka.
10. Buat marking jarak pasangan/naat dengan memasang benang lurus pada sumbu
X dan Y, pemasangan skrup harus diputar dengan mata bor eks Philip (+)
sampai kepala skrup harus tertanam minimal 3 mm ke dalam permukaan papan
tanpa merusak kertas permukaannya.
11. Diameter dan jarak skrup harus sesuai spesifikasi teknis dimana pada bagian
tengah jarak pasangan skrup 400 mm dan bagian ujung 200 mm.
12. Penyambungan pada bagian pinggir, ujung dan pada bagian sudut dalam harus
menggunakan pita kertas dan kompon sabagai lapisan pertama dengan lebar 250
mm.
13. Lakukan pemasangan kompon pada lapisan kedua dengan lebar 300 mm untuk
meratakan permukaan sambungan.
14. Pemasangan kompon selebar 400 mm lapisan ketiga sebagai penutup pertemuan
sambungan.
15. Semua kepala paku/skrup harus tertutup dengan kompom sampai rata dengan
permukaan.
16. Guratan kompon tidak boleh terlihat pada permukaan, yang harus rata dan
bersih.
17. Antara penutup plafond dengan tembok diberi lis plafond lebar 12 cm, dengan
bentuk dan type sesuai gambar kerja atau atas persetujuan Direksi.
18. Pasangan plafond harus rata dan tidak retak, lis lurus, rapi dan seragam. Pola
sesuai gambar rencana atau petunjuk Direksi.
19
10. Naat keramik harus lurus, lebar rata tidak lebih dari 3 mm dan segera bersihkan
naat keramik dari semen sebelum kering.
11. Untuk pasangan granit harus rapat tidak ada naat.
12. Pengisian naat/grouting baru dapat dilaksanakan setelah pasangan berumur 1
hari, dengan menggunakan tekukan kawat kabel yang padat, campuran grouting
tidak boleh terlalu cair/encer.
13. Bersihkan bidang pasangan keramik sehingga tampak rapi, dan bersih.
2. Penyediaan bahan :
a. Untuk pengecatan dinding eksterior dan interior digunakan cat kwalitas
terbaik warna ditentukan kemudian atas persetujuan Direksi.
b. Untuk pengecatan plafond dan lis plafond digunakan cat kwalitas terbaik
warna ditentukan kemudian atas persetujuan Direksi.
c. Untuk polituran digunakan pada lisplank kayu dan relling kayu dengan
material kwalitas terbaik.
20
PASAL 10 : PEKERJAAN SANITASI
2. Penyediaan bahan :
a. Kloset duduk dan Kloset Jongkok setara Toto (antara lain: American
Standar).
b. Jetwasher setara Toto(antara lain: America Standar)..
c. Tempat sabun setara Toto(antara lain: America Standar)..
d. Floor drain setara Toto(antara lain: America Standar).
e. Pipa PVC tipe AW setara Maspion (antara lain: Rucika, Wavin, Asiavin)
ukuran menyesuaikan dengan gambar.
f. Alat bantu lainnya sesuai kebutuhan.
2. Pemasangan Kloset
a. Kloset duduk dan jongkok yang dipakai adalah setara Toto(antara lain:
America Standar). dengan yang mendapat persetujuan Direksi.
b. Kloset harus terpasang kokoh dengan segala perlengkapannya, letak dan
ketinggiannya sesuai dengan gambar kerja. Kemudian semua noda-noda
bekas semen atau kotoran-kotoran lainnya harus dibersihkan dari kloset.
21
3. Pemasangan Kran Air
a. Seluruh kran air yang dipakai adalah setara Onda yang mendapat
persetujuan Direksi.
b. Kran harus dipasang rapi dengan segala perlengkapannya, letak dan
ketinggiannya sesuai dengan gambar kerja.
2. Penyediaan bahan :
a. Kabel setara Supreme(antara lain: Fokus, Extrama, IODA)..
b. Lampu sesuai dengan yang tercantum di BQ dan Gambar
c. Stop kontak setara Broco,Clipsall
d. Saklar Tunggal setara Broco,Clipsall
22
8. Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat
sendiri.
9. Saklar dan stop kontak yang digunakan adalah setara Clipsall, dipasang pada
dinding tembok dengan ketentuan yang sudah mendapatkan persetujuan dari
direksi teknis dipasang dengan rapi dan kuat menempel pada dinding.
10. Stop kontak dipasang pada dinding setinggi 30 cm dari permukaan lantai atau
sesuai dengan gambar rencana.
11. Semua lampu yang digunakan adalah setara Phillips sesuai dengan gambar
rencana.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengurusan perizinan / Pengesahan dari badan yang
berwenang, pengadaan bahan, Peralatan dan tenaga Pekerja, Pemasangan, Pengujian
dan Perbaikan selama masa Pemeliharaan untuk suatu sistim penangkal petir yang
lengkap. Pekerjaan tersebut terdiri dari :
b. Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan instalasinya
penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi,
jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan
23
f. Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana
Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan baru, sesuai
dengan standar yang dimaksud.Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop
Drawing) harus diserahkan kepada Pengawas paling lambat 14 hari sebelum
pemasangan. Tenaga-tenaga pelaksana harus dipilih yang sudah berpengalaman dan
mampu menangani pekerjaan instalasi ini secara aman, kuat dan rapih
1. Teminal Udara
Air Termination meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :
a. Lighting Control Terminal, Kepala Penangkal petir menggunakan type
konvensional.
b. Batang peninggi terbuat dari metal. Konstruksi batang peninggi tersebut harus
kuat dan diperhitungkan terhadap hembusan angin yang kuat.
c. Penghantar Pentanahan (Down Conductor) Terdiri dari kabel NYA Ø 70 mm2
atau kawat BC Ø 50 mm2menghubungkan secara listrik dengan sempurna
antara air terminaltersebut diatas dengan sistem pentanahan.
12.2. Pemasangan
1. Cara-cara pemasangan sistem penangkal petir harus sesuai dengan gambar dan harus
mengikuti Petunjuk Pengawas Lapangan
2. Down Conductor disepanjang konstruksi penyanggah harus dipasang memakai klem
dengan jarak setiap 75 cm
3. Down Conductor diatas permukaan tanah sampai pada ketinggian 2 meter dari
permukaan tanah harus dipasang didalam pipa PVC Kelas AW.
4. Pada Elektroda pentanahan harus dibuat terminal pentanahan dengan baut dan ring.
Sambungan pada elektroda pentanahan harus memakai junction box
5. Elektroda pentanahan dari batang tembaga diameter ¾” dan panjang tembaga harus
dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar batang tembaga
12.3. Pengerjaan
Di tentukan lokasi sesuai dengan ditunjukkan pada gambar. Tanam secara vertical pipa
baja diameter 5” sampai sedalam 12 meter atau sampai mencapai permukaan air tanah.
Kemudian pipa dicabut kembali sehingga akan meninggalkan lubang dengan diameter
kurang dari 5” sedalam 12 meter Isi lubang tersebut dengan serbuk arang padat. Terakhir
elektroda pentanahan ditengah-tengah bumbungarang tersebut. Terminal pentanahan
harus terletak dalam bak kontrol khusus untuk keperluan tersebut dan untuk pengecekan
tahanan tanah secara berkala, tahanan pentanahan maksimum 2 Ohm
24
12.4. Pengujian Dan Pemeriksaan
Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh pengawas untuk memastikan dipenuhinya
persyaratan ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Pengawas terlebih
dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan
persyaratan gambar harus segera diganti, tanpa membebankan biaya tambahan pada
pemberi tugas. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang
dipasang, maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pentanahannya, agar diperoleh suatu jaminan Pengetesan tahanan tanah baru bisa
dilakukan setelah tidak turun hujan selama 2 hari berturut-turut.
25
PASAL 14 : PENUTUP
Mengetahui/Menyetujui :
Pengguna Anggaran
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan
Olahraga Kota Denpasar
26