Anda di halaman 1dari 28

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

Alamat : Jalan Mawar No. 6 Denpasar, Telp. (0361)247521 Fax. (0361)236151


Situs : www.pendidikan.denpasarkota.go.id, www.cyberschooldps.net
Email : pendidikan@denpasarkota.go.id

RENCANA KERJA DAN SYARAT

(RKS)

PEKERJAAN :
P E M B A N G U NAN G E DU N G L AN T A I I I ( 8 R KB , T A N G G A)
S D N 2 P E N A TI H

LOKASI :
Jl. Nagasari, Penatih, Denpasar - Bali
SPESIFIKASI TEKNIS

Gambaran Umum Pekerjaan


1. Lokasi Pekerjaan Pembangunan Gedung Lt. III ( 9 RKB, Tangga ) SDN 4 Sesetan
adalah Di Sesetan - Denpasar - Bali.

2. Di dalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantity/BQ) telah diuraikan secara rinci dan
jelas tentang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana
dan apabila Kontraktor Pelaksana setelah mempelajari Dokumen Lelang
memandang perlu untuk menambahkan item pekerjaan, Kontraktor Pelaksana dapat
menambahkan pekerjaan tersebut dengan melanjutkan nomor dari lingkup pekerjaan
yang telah disediakan.

A. Syarat Teknis Umum


1. Umum
a. Jenis dan uraian pekerjaan, jenis dan mutu bahan, jumlah dan jenis peralatan
tertentu yang digunakan, jadwal waktu persyaratan teknis khusus, gambar
rencana dan berbagai ketentuan teknis lainnya adalah sebagaimana tercantum
dalam lampiran yang merupakan satu-kesatuan yang tak dapat dipisahkan
dengan RKS ini.
b. Volume Quality Control tidak boleh ditulis dalam Bill of Quantity Kontraktor
Pelaksana, namun merupakan beban Kontraktor Pelaksana yang telah masuk
dalam harga satuan masing-masing jenis pekerjaan dalam pengajuan SPH
Kontraktor Pelaksana.
c. Bila hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat spesifikasi serta harus diperbaiki
kembali, maka perbaikan tersebut menjadi beban Kontraktor Pelaksana
termasuk pengetesan ulang Quality Control.

2. Persyaratan Tenaga Ahli


a. Tenaga ahli yang disyaratkan adalah sesuai dengan Kepres No. 80 Tahun 2003
dan Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa ataupun aturan terkait lainnya.
b. Tenaga ahli yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada
Daftar personil inti yang diperlukan.
c. Satu orang tenaga ahli tidak boleh merangkap lebih dari 1 (satu) Perusahaan dan
apabila ternyata ketentuan ini dilanggar, maka perusahaan-perusahaan yang
diwakili tenaga ahli tersebut dinyatakan BATAL.
d. Tenaga ahli dan tenaga pelaksana yang namanya tercantum dalam Surat
Penawaran harus ber-SKA/SKT dan bertanggungjawab di lapangan selama
kegiatan dilaksanakan.

1
3. Rencana Kerja
a. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari waktu penandatanganan
Kontrak, kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor Pelaksana harus
mengajukan sebuah Rencana Kerja sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Pengajuan Rencana Kerja tersebut atas persetujuan Direksi, tindakan
mengurangi atau membebaskan Kontraktor Pelaksana dari
pertanggungjawabannya terhadap pekerjaan yang termaksud dalam kontrak.

4. Tempat Kerja
a. Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak di luar lokasi yang
disediakan Direksi, maka Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan biaya ganti
rugi/sewa dan lain-lain biaya sehubungan itu tanpa membebani jasa Bangunan
dengan biaya-biaya tambahan.
b. Kontraktor Pelaksana harus mengusahakan tempat-tempat, mengatur dan
bilamana perlu membayar ganti rugi/sewa untuk penggunaan, penempatan alat-
alat, penempatan gudang-gudang kantor dan keperluan lain-lain yang perlu
untuk melaksanakan pekerjaan serta mendapat ijin persetujuan Direksi.
c. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai Petunjuk Direksi, Kontraktor
Pelaksana harus membongkar, memindahkan alat-alat kontruksi pembantu atau
bentuk-bentuk lain yang sudah tidak digunakan agar bekas tempat kerja tersebut
bersih kembali. Pembiayaan untuk hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri
tetapi harus sudah tergabung dalam Rencana Anggaran Biaya.

5. Pembagian Halaman dan Bangunan Sementara.


a. Kontraktor Pelaksana harus merundingkan terlebih dahulu dengan direksi
mengenai pembagian halaman untuk bangunan sementara. Selanjutnya
Kontraktor Pelaksana harus membuat bangunan sementara terdiri dari tempat
penimbunan barang-barang/gudang barang yang cukup memenuhi syarat, ruang
Direksi/Pengawas, ruang kerja Kontraktor Pelaksana, toilet dan ruang lain yang
dianggap perlu.
b. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang
dilengkapi dengan obat-obatan serta memenuhi syarat-syarat kesehatan.
c. Kontraktor Pelaksana harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun
material selama kegiatan berlangsung.

6. Pengadaan Utilitas Sementara.


a. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan air bersih untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, termasuk pompa, reservoir yang telah ada dapat dipergunakan dan
senantiasa terisi penuh. Air harus selalu bersih, bebas dari lumpur, minyak dan
bahan-bahan lainnya yang merusak sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Kontraktor Pelaksana harus mengadakan fasilitas listrik dengan daya berasal
dari PLN atau dari Generator, lengkap dengan lampu-lampu penerangannya.
c. Kontraktor Pelaksana wajib membuat saluran pembuangan air hujan,
penampungan sampah dan septictank sementara atau dapat menggunakan yang
telah ada atas persetujuan Direksi.
d. Semua biaya pengadaan utilitas dan lain-lainnya, menjadi tanggungan
Kontraktor Pelaksana.
e. Direksikeet, dibuat satu buah dengan luasan cukup untuk 20 orang dengan
ketentuan sebagai berikut :

2
1) Disekat untuk ruang Kontraktor Pelaksana dan untuk ruang Konsultan
Pengawas dan untuk ruang tamu.
2) Bahan :
 Multiplek 6 mm.
 Kayu Meranti Balok 4/6.
 Kayu Meranti Balok.
 Kaca bening.
 Paku dan bahan lain.
3) Ruang kerja Direksi/Pengawas dilengkapi dengan :
 White Board dan perlengkapan secukupnya.
 Lima set meja dan kursi.
 Satu set meja rapat kapasitas 12 orang.
 Satu unit almari arsip/filling cabinet.
 Satu unit almari arsip gambar.
 Satu set kursi tamu.
 Kotak P3K lengkap dengan obat-obatan.
f. Bangunan-bangunan sementara seperti ruang Direksi/Pengawas los kerja dan
pagar sementara, baru boleh dibongkar setelah mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas dan menjadi milik Pemberi tugas.

7. Peralatan
a. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan daftar terperinci tentang Peralatan-
peralatan yang akan digunakan disertai data-data kemampuan alat-alat tersebut.
b. Daftar peralatan yang diperlukan dapat dilihat pada daftar peralatan utama.
c. Kontraktor Pelaksana wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada
waktunya akan dipergunakan.
d. Kerusakan peralatan tersebut harus segera diperbaiki/diganti dan tidak dapat
dipakai sebagai alasan keterlambatan pekerjaan.

8. Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana


a. Pada keadaan apapun dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan Direksi tidak berarti membebaskan Kontraktor Pelaksana atas
tanggungjawabnya kepada pekerjaan sesuai dengan isi kontrak.
b. Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga-tenaga ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta petunjuk-petunjuk Direksi.
c. Kontraktor Pelaksana harus mengusahakan tanggungannya, langkah-langkah,
dan peralatan yang perlu untuk melindungi pekerja-pekerja dan bahan-bahan
yang digunakan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
d. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang
diperlukan Direksi untuk tujuan memperlancar pekerjaan serta menjamin
kualitas pekerjaan.
e. Kontraktor Pelaksana harus selalu membuat laporan-laporan tertulis tentang
hak-ikhwal yang terjadi dalam rangka pelaksanaan Kegiatan kepada Direksi
secara periodik.
f. Foto kegiatan 0%, 50%, 100%, agar segera diserahkan kepada Direksi
setelah/bila pada lokasi yang dimaksud persentase pekerjaan telah mencapai
yaitu 0%, 50%, 100%.

3
g. Kontraktor Pelaksana membuat papan nama kegiatan dengan ukuran 80 x 150
cm dari papan tebal 2 cm, tiang 6/12 cm dengan tinggi pemasangan 2 meter dan
diletakkan ditempat yang mudah terlihat, atau sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas. Cat Dasar hitam, huruf balok sedangkan redaksi Isi papan
nama kegiatan minimal harus mencantumkan Nama kegiatan, Pemilik Kegiatan,
Jenis Pekerjaan, besar dana pekerjaan, lama waktu pelaksanan, serta semua
pihak yang terlibat dalam kegiatan yaitu : Perencana; Pengawas; Kontraktor
Pelaksana atau tim teknis jika ada.

9. Perintah untuk Pelaksanaan


a. Bila Kontraktor Pelaksana tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi
bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk
itu harus diikuti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang
ditunjuk/dikuasakan oleh Kontraktor Pelaksana.
b. Kontraktor Pelaksana diharuskan untuk memberikan penjelasan-penjelasan
tertulis selengkapnya apabila Direksi memerlukan, tentang tempat-tempat asal
material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai
pelaksanaannya.
c. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi. Pemberitahuan
yang lengkap dan jelas atas macam pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada
Direksi harus agak longgar, sehingga ada waktu yang memungkinkan Direksi
mengadakan pemeriksaan.

10. Ukuran Tinggi Duga (Peil)


a. Ukuran serta ketentuan tinggi duga (peil) akan ditentukan bersama-sama oleh
Perencana, Direksi dan Kontraktor Pelaksana di lapangan.
b. Pengukuran-pengukuran/pematokan harus dilaksanakan dengan alat-alat ukur
Waterpass, Theodholite dan lain-lain yang mempunyai kesalahan yang sangat
kecil.
c. Pengukuran dengan pegas, galah, tala, dan lain-lain tidak diperbolehkan.
d. Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan alat-alat ukur dengan
perlengkapannya, serta juru-juru ukur yang diperlukan oleh direksi untuk
pengecekan hasil ukur.
e. Apabila terdapat tanda-tanda yang rusak harus segera diganti dengan yang baru
dan mendapatkan persetujuan Direksi.
f. Pelaksana pekerjaan diwajibkan mengecek ukuran-ukuran/peil-peil/patok-
patok/detail-detail yang ada pada gambar yang diberikan, apakah sesuai atau ada
penyimpangan dengan Gambar Rencana. Apabila di lapangan terdapat
kejanggalan, pelaksana pekerjaan diwajibkan melaporkan kepada Direksi dan
meminta petunjuk secara tertulis. Kontaktor harus mengajukan 3 (tiga) gambar
penampang dari daerah yang dipatok itu untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Apabila melalaikan hal tersebut di atas, segala resiko adalah tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.

4
11. Material
a. Umum
1) Bahan yang didatangkan harus mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan
konstruksi sehingga tidak menghambat pelaksanaan.
2) Bahan yang diterima Direksi harus segera diamankan agar tidak sampai
mengganggu tertib lingkungan dan aman dari kerusakan.
3) Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi harus sesegera mungkin diangkut ke
luar lokasi atau dalam waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.
4) Bila dianggap perlu, Direksi dapat memerintahkan agar diadakan
pemeriksaan pada bahan-bahan atau pada campuran bahan-bahan yang
dipakai untuk menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
5) Pemeriksaan bahan-bahan harus dilakukan dengan cara-cara yang
ditentukan dalam Peraturan Pemeriksaan Bahan-bahan. Hasil-hasil
pemeriksaan demikian harus dipelihara baik dan disimpan oleh Kontraktor
Pelaksana dan apabila diminta harus dapat ditunjukkan kepada Direksi
setiap saat, selama pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun
sesudah pekerjaan selesai.
6) Untuk menjaga material tidak berantakan, perlu disediakan box-box
material secukupnya.

b. Batu Kali.
Batu kali harus terdiri dari batu-batu yang baik, kuat dan mempunyai
panjang sekurang-kurangnya 1,5 kali lebarnya dan batu-batu itu harus
dengan permukaan yang kasar. Batu-batu tersebut harus sekurang-
kurangnya mempunyai tiga bidang pecah.

c. Pasir.
Pasir yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur (max 5%).
Apabila setelah digenggam dan diremas pada telapak tangan tidak terdapat
debu atau lumpur.

d. Air.
1) Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak boleh mengandung
minyak asam, alkali dan garam. Serta tidak mengandung bahan-bahan
organis atau bahan-bahan yang lain yang merusak.
2) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim
air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki
sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak.
Biaya pemeriksaan menjadi beban Kontraktor Pelaksana.
3) Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan dengan setepat-tepatnya.

e. Kerikil.
Kerikil harus bersih dari segala macam kotoran dengan ukuran 20-30 mm.

f. Besi Beton.
1) Besi Beton biasa bulat/ulir U-32 dan U-24 untuk semua beton bertulang,
ukuran harus sesuai dengan gambar rencana.
2) Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak dan karat.

5
3) Kawat pengikat besi beton harus berkwalitas besi lunak dengan diameter 1
mm.
4) Besi beton yang tidak memenuhi syarat tersebut di atas harus disingkirkan
dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam sesudah ada
perintah dari Direksi.
5) Bila dianggap perlu untuk mendapatkan jaminan kualitas harus dimintakan
sertifikat dari laboratorium untuk percobaan tekan, tarik dan melengkung
180, dimana semua biaya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.

g. Semen.
1) Semen yang digunakan adalah Portland Cement Type I.
2) Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering terlindung dari pengaruh cuaca
dengan ventilasi cukup dan di letakkan di atas dudukan kayu.
3) Bila di dalam semen terdapat bagian-bagian yang telah mengeras dan zak,
maka sama sekali tidak diperkenankan untuk digunakan.

h. Bata Merah.
Bata yang dipakai bata yang berkualitas baik dengan persentase pecah
maximum 10%.

12. Tenaga Kerja


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar diupayakan seminimal mungkin
menggunakan alat berat sehingga lebih optimal dalam menyerap tenaga kerja/buruh
yang diutamakan diambil dari penduduk setempat (lokasi kegiatan) untuk keperluan
tersebut. Pelaksana agar melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Selain itu
tenaga kerja juga harus cakap dan terampil, serta dipekerjakan sesuai keahliannya
masing-masing.

B. Syarat Teknis Khusus


Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Pembangunan Gedung Lt. III
( 9 RKB, Tangga ) SDN 4 Sesetan .Pada uraian di bawah ini akan dijelaskan syarat-
syarat teknis pelaksanaan pekerjaan gedung tersebut sebagai berikut :

PASAL 1 : PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Lingkup Pekerjaan


Dalam pekerjaan persiapan ini adapun item pekerjaannya secara umum adalah
sebagai berikut :
1. Pekerjaan pengukuran dan pasangan bouwplank.
2. Pekerjaan penyediaan air dan listrik kerja.

1.2. Persyaratan Pelaksanaan


1.2.1. Pekerjaan Pengukuran dan Pasangan Papan Bouwplank
1. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam
gambar rencana atau sesuai petunjuk dari Direksi.

6
2. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian (detail), maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar
detail atau ditanyakan pada Direksi Teknis.
3. Sebagai ukuran pokok  0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
4. Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan
Pengawas akan menetapkan patok duga  0,00 tersebut di lapangan dan dibuat
dari patok beton yang sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan
pembangunan atau tanda lainnya yang bersifat permanen selama pelaksanaan
pekerjaan.
5. Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga antara lain dengan
mempergunakan alat-alat Waterpass atau Theodolite atau berpedoman pada
bangunan yang telah ada.
6. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu meranti dengan ukuran tebal 2
cm dan lebar 15 cm, lurus dan diketam rata pada sisi sebelah atasnya.
7. Papan bangunan dipasang pada patok kayu meranti 5/7 cm yang jaraknya satu
sama lain adalah 150 cm, tertancap kuat di tanah sehingga tidak dapat
digerakkan atau dipindahkan.
8. Papan bangunan dipasang minimal sejarak 200 cm dari as pondasi terluar.
9. Tinggi sisi atas bangunan harus sama satu dengan yang lain dan atau rata
“waterpass”, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
10. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor Pelaksana harus
melaporkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kontraktor
Pelaksana harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

1.2.2. Pekerjaan Penyediaan Air dan Listrik Kerja


1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana dengan membuat
sumur pompa di tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula
tempat penampungannya.
2. Air harus bersih bebas dari bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Pengawas.
3. Kontraktor Pelaksana harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa
terisi penuh untuk kebutuhan Kontraktor Pelaksana dengan kapasitas minimal
3,5 meter kubik, dibuat dari pasangan bata merah setengah bata dengan spesi 1
PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor Pelaksana dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung
dan pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
penggunaannya atas persetujuan Direksi/Pengawas Lapagan.

PASAL 2 : PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

2.1. Lingkup Pekerjaan


Dalam Pekerjaan Tanah dan Pasir ini secara umum item pekerjaannya adalah
sebagai berikut :
1. Pekerjaan galian tanah pondasi
2. Pekerjaan urugan kembali
3. Pekerjaan timbunan tanah peninggian lantai

7
4. Pekerjaan urugan pasir.

2.2. Persyaratan Pelaksanaan


2.2.1. Pekerjaan Galian Tanah
1. Merupakan pekerjaan untuk membuat lubang galian untuk pondasi batu kali,
poer atau pile cap. Pekerjaan ini disesuaikan dengan ukuran pondasi yang akan
dibuat ditambah dengan kelebihan galian di bagian kanan dan kiri sebesar 10 cm
untuk mempermudah pekerjaan.
2. Kontraktor Pelaksana harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup
untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah, drainase,
saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pekerjaan lapangan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana. Kemiringan galian harus dibuat
seminimal mungkin dengan perbandingan 1 (satu) horizontal dengan 1 (satu)
vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
3. Galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan
konstruksi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar rencana, dapat dengan
mudah dikerjakan. Pengawas dapat menentukan perubahan dimensi atau peil
dari dasar galian bila dipandang perlu. Sesudah galian selesai dilaksanakan,
Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan kepada Pengawas.

2.2.2. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali dan Peninggian Lantai


1. Mengurug kembali pada bekas galian pondasi dan urugan peninggian lantai
bangunan dengan limestones, dilakukan lapis demi lapis, disiram dengan air
sampai padat. Bila dianggap perlu pemadatan menggunakan alat/mesin
pemadat.
2. Bahan urugan ini harus bebas dari segala kotoran dan atau humus.

2.2.3. Pekerjaan Urugan Pasir


1. Pekerjaan urugan pasir ini meliputi urugan pasir di bawah pondasi menerus,
bawah lantai dan di bawah pasangan paving blok bila ada atau pada daerah yang
ditunjukkan pada gambar.
2. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan gambar rencana.
3. Urugan pasir disiram dengan air sampai keadaan jenuh air.

PASAL 3 : PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

3.1. Lingkup Pekerjaan


Dalam Pekerjaan Pondasi meliputi pekerjaan sebagai berikut :
1. Pasangan batu kosong.
2. Pasangan Pondasi batu kali 1 : 5.

3.2. Persyaratan Bahan


1. Material batu kali/belah harus keras, bermutu baik, dan tidak porous. Batu
kapur, batu berpenampang bulat, berpori besar dan terbungkus lumpur tidak
diperkenankan untuk dipakai.
2. Adukan yang digunakan untuk pasangan pondasi adalah 1 Pc : 5 Ps.

8
3. Air yang dipakai harus bersih, tawar, dan bebas dari bahan kimiawi yang dapat
merusak pondasi, asam alkali, atau bahan organik.
4. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran organik,
dan bahan kimia yang dapat merusak pondasi.

3.3. Persyaratan Pelaksanaan


3.3.1. Pasangan Batu Kosong
1. Batu kosong harus terdiri dari batu-batu yang baik, kuat dan mempunyai
panjang sekurang-kurangnya 1,5 kali lebarnya. Pasangan batu kosong dilakukan
di atas urugan pasir yang sudah disiram dengan air dan dilaksanakan sebelum
pemasangan batu kali. Dilaksanakan dengan menata batu kali saling berkait satu
sama lain dan pada celah batu diisi dengan pasir urug (semua celah harus terisi),
disiram air sampai padat dan jenuh.
2. Sebelum pekerjaan batu kosong dilaksanakan pastikan urugan pasir di bawah
pondasi telah dilaksanakan. Pasangan batu kosong dipasang sesuai dengan
gambar rencana.

3.3.2. Pasangan batu kali 1 : 5


1. Batu kali/ batu pecah harus terdiri dari batu-batu yang baik, kuat dan
mempunyai panjang sekurang-kurangnya 1,5 kali lebarnya dan batu-batu itu
harus dengan permukaan yang kasar. Batu-batu tersebut harus sekurang-
kurangnya mempunyai tiga bidang pecah. Pemasangan sesuai dengan dimensi
pada gambar. Perbandingan campuran yang dipakai sebagai perekat adalah 1 Pc
: 5 Ps.
2. Batu kali ditata saling berkait/tidak boros,direkatkan dengan adukan campuran 1
Pc : 5 Ps. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batu kali
mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
3. Setelah selesai pemasangan pondasi batu kali, semua acuan/profil harus dicabut
dari lubang pondasi dan pekerjaan urugan kembali dapat dilaksanakan.
4. Sebelum berumur minimal 2 hari pasangan pondasi batu kali tidak boleh diinjak
atau dibebani yang dapat mengakibatkan keretakan pada pondasi.
5. Untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat dari pengaruh sinar matahari,
pondasi batu kali harus disiram air minimal sampai dengan 7 hari setelah
pemasangan.
6. Pasangan pondasi batu kali dikerjakan sebagai dudukan dari pada sloof struktur
maupun praktis sesuai dengan gambar rencana.

PASAL 4 : PEKERJAAN BETON

4.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan didalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
mendapatkan hasil yang bermutu baik.
2. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan : Pondasi bore pile, pile cap, kolom, balok,
sloof, kolom praktis, sloof praktis, ring balok, beton tangga, plat meja dan plat
lantai seperti yang ditunjukkan pada gambar.

9
4.2 Persyaratan Bahan
4.2.1 Umum :
1. Kontraktor Pelaksana harus menyampaikan terlebih dahulu contoh-contoh
bahan yang akan dipergunakan untuk mendapat persetujuan Direksi.
2. Bahan yang dipakai harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan SNI
terbaru yang terkait dengan pekerjaan ini.
3. Apabila diminta oleh Direksi, Kontraktor Pelaksana wajib memeriksakan
bahan-bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk atas biaya sendiri.

4.2.2 Semen :
1. Semen yang dipakai adalah Semen Portland Type I yang mendapat persetujuan
Direksi dan memenuhi SNI dan SII.
2. Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya, dan tetap utuh dan tertutup rapat.
3. Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
4. Semen disimpan pada tempat yang beralaskan dari kayu yang tingginya tidak
kurang dari 30 cm dari lantai.
5. Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
6. Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan
datangnya semen di tempat penyimpanan.

4.2.3 Pasir dan Kerikil :


1. Pasir dari pasir alam (sungai) sedangkan kerikil beton dari hasil mesin pemecah
batu ( stone crusher ) dan harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis,
tanah lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak porus dan sesuai dengan SNI
2. Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan
dicegah agar terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang lainnya
dan terlindung dari pengotoran.

4.2.4 Air kerja dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture) :


1. Air kerja untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari
semua kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan
mutu beton.
2. Bahan campuran tambahan (Admixture) bila dipandang perlu dapat digunakan
untuk mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produksi yang digunakan
adalah “Sika” atau setara sesuai dengan sifat-sifat yang diharapkan dan harus
mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Bahan-bahan tersebut tidak boleh
mengandung bahan-bahan yang merugikan sifat beton bertulang.

4.2.5 Besi Beton :


1. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Memenuhi syarat SII 0136-84 dan SNI 03-
6861.3-2002 tentang spesifikasi bahan bangunan bagian C (Bahan Bangunan
dari besi/baja). Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis
BJTP 24 untuk diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm dan besi dari jenis
BJTD 32 untuk diameter lebih besar dengan 12 mm, (Kontraktor Pelaksana
harus menunjukkan hasil test laboratorium untuk masing-masing diameter
tulangan). Semua besi beton harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)
03-6861.3-2002 Tentang Spesifikasi bahan bangunan bagian C (Bahan

10
Bangunan dari besi/baja). Simbol “Ø” (menunjukkan Baja tulangan polos),
Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan DeformUlir). Simbol “M” tulangan
baja jaring (wire mesh).

2. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk


mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya. Besi tulangan harus terpasang dengan kokoh sehingga tidak terjadi
pergerakan/pergeseran pada saat pengecoran, ukuran, bentuk dan posisi spacer
harus memperoleh persetujuan Direksi/Konsultan pengawas sebelum pekerjaan
dimulai.

3. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi Variasi dalam
(atau jarak antara dua berat yang Toleransi
permukaan yang diperbolehkan
berlawanan)
< Ø 10 mm ± 7% ± 0,4 mm
≥ Ø 10 mm dan < Ø 16 mm ± 5% ± 0,4 mm
≥ Ø 16 mm dan < Ø 28 mm ± 4% ± 0,5 mm
Ø 28 mm-Ø 32 mm ± 2% ± 0,6 mm

4.2.6 Bekisting/Cetakan Beton :


1. Cetakan untuk beton bekisting (formwork), harus dibuat dari plywood yang
tebalnya minimal 9 mm. Rangka penguat cetakan yang dipakai minimal dari
kayu kelas kuat II dan dipasang sedemikian rupa sehingga cukup kuat untuk
menahan tekanan beban beton.
2. Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu/bambu bermutu baik
atau menggunakan schaffolding.

4.3 Persyaratan Peralatan


1. Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan semua peralatan untuk pembuatan
sampel beton, pemeriksaan leleh (Slump Test).
2. Untuk peralatan seperti beton molen, vibrator, kereta dorong, takaran bahan,
alat-alat untuk membasahi/pemeliharaan beton wajib disiapkan oleh Kontraktor
Pelaksana.
3. Jumlah dan kualitas peralatan harus cukup dan baik untuk menjamin mutu dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

4.4 Campuran dan Mutu Beton


1. Beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Beton K250 : digunakan untuk struktur beton bertulang pada umumnya (
plat, sloof, kolom, balok)
b. Beton K250 : digunakan untuk struktur beton pondasi ( pile cap dan bore
pile)
2. Beton untuk rabat menggunakan campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krk.
3. Penggunaan Beton Ready Mix dapat diijinkan dengan catatan :

11
a. Prosedur persetujuan campuran Beton Ready Mix tiap mutu beton tidak
berbeda bila beton dilaksanakan sendiri oleh Kontraktor Pelaksana.
b. Kontraktor Pelaksana bertanggungjawab penuh atas kualitas Beton Ready
Mix sesuai dengan syarat-syarat dalam spesifikasi ini.
c. Dalam hal penggunaan truck mixer, penambahan air tidak dapat dilakukan
setelah kendaraan tiba dilapangan, dan beton yang dihasilkan harus
mempunyai tingkat kualitas yang sama seperti adukan beton yang
dihasilkan di lapangan.
d. Tidak ada tambahan biaya bagi Kontraktor Pelaksana untuk memakai Beton
Ready Mix.

4.5 Pengujian Beton


1. Untuk pengujian beton digunakan silinder berdiameter 15 cm dengan tinggi 30
cm atau kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm yang hasilnya dikonversikan
sesuai aturan dalam SNI.
2. Pengambilan campuran beton untuk silinder kubus coba (specimen) dan
pengetesannya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus dibawah
pengawasan Direksi.
3. Prosedur pembuatan kubus beton terdiri dari :
a. Setiap pembuatan 1 m3 beton harus dibuat minimal 1 buah silinder/kubus
beton coba (specimen) untuk pengetesan.
b. Jumlah silinder/kubus coba yang harus dibuat untuk seluruh volume beton
minimum 21 buah dimana masing-masing sebanyak 7 buah untuk
percobaan pada umur 3,7, 14, dan 28 hari. Hasil percobaan tahap I ini harus
mendapat persetujuan Direksi Teknis sebelum pekerjaan beton dimulai.
c. Selanjutnya, setiap saat bila dirasakan perlu, Direksi berhak meminta
kepada Kontraktor Pelaksana untuk membuat silinder kubus coba dari
adukan beton yang dibuat. Dalam hal ini silinder kubus beton diberi tanda
yang dapat mengidentifikasi tanggal pengecoran, penggunaan untuk bagian
struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang dianggap perlu.
4. Semua silinder/kubus coba, ditest di laboratorium yang disetujui Direksi Teknis.
Apabila pengetesan akan dilakukan di lapangan, maka tes coba harus
mempunyai sertifikat kalibrasi yang diakui dan pelaksanaan pengetesan ada
dibawah pengawasan Direksi Teknis.
5. Kontraktor juga diharuskan mengadakan slump tes menurut syarat – syarat
dalam SKSNI - 1991.
6. Apabila terjadi setelah beton dicor tidak memenuhi syarat – syarat sesuai
dengan hasil test, maka seluruh volume beton yang dicor dengan campuran
tersebut harus dibongkar. Sebelum dilaksanakan pembongkaran, kontraktor
diijinkan untuk mengajukan usulan pengetesan ulang, loading test pada struktur
beton yang sudah dicor dengan persetujuan direksi.
7. Semua biaya yang diperlukan dalam pengujian mutu beton dibebankan kepada
kontraktor.
8. Kontraktor Pelaksana harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas
beton yang dibuat dengan disahkan oleh Direksi/Pengawas dan laporan tersebut
harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus
disertai sertifikat dari laboratorium.

12
4.6 Persyaratan Pelaksanaan
1. Pada prinsipnya setiap tahap pelaksanaan beton harus sepengatahuan dan atau
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran, Direksi akan
mengecek kesiapan pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja.
3. Kontraktor Pelaksana wajib memelihara kerapian, kebersihan dan kebenaran
pekerjaan dan mematuhi petunjuk-petunjuk Direksi.
4. Bekisting harus disiapkan sesuai dengan bentuk akhir beton dan harus cukup
kuat menerima beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan mudah
tanpa menimbulkan kerusakan pada konstruksi.
5. Antara tulangan dengan bekisting beton dipasang beton deking. Beton deking
dicetak dengan campuran 1pc : 2psr dengan ukuran 4 x 4 cm dengan ketebalan
sesuai dengan tebal selimut beton lengkap dengan kawat pengikat.
6. Pemasangan beton deking dilaksanakan sedemikian rupa, agar ketebalan selimut
beton yang dihasilkan menjadi rata.
7. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi. Pengecoran harus dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan cara-
cara semestinya.
8. Kontraktor Pelaksana wajib menggunakan alat vibrator selama waktu
pengecoran agar tidak terjadi rongga udara pada beton atau terjadi keropos
beton.
9. Direksi berhak menghentikan pengecoran apabila dipandang mutu pelaksanaan
tidak dapat dipertanggungjawabkan.
10. Penyambungan beton lama (beton yang telah mengeras) dengan beton baru
sebaiknya menggunakan zat additive agar sambungan beton menjadi lebih kuat.
Dalam penggunaan zat additive sebelumnya harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
11. Beton yang sudah dicor harus dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan
senantiasa dibasahi selama 28 hari agar tercapai mutu beton yang direncanakan.
12. Pembukaan bekisting baru bisa dilakukan setelah beton berumur 28 hari dan
dilakukan dengan hati-hati dan harus sepengetahuan Direksi atau atas petunjuk
dari Direksi.
13. Toleransi akhir pekerjaan disyaratkan maximal 1 mm dalam 1 m baik horisontal
maupun vertikal.
14. Sloof dan ring untuk bangunan harus merupakan lingkaran tertutup atau sesuai
dengan gambar.
15. Setiap pertemuan tembok harus dipasangi kolom praktis dengan angker ke
tembok pada setiap jarak 1 m.
16. Setiap pertemuan antara kusen aluminium dengan tembok harus dipasangi
kolom praktis dan balok latei sebagai tempat perkuatan dalam pasangan kusen
aluminium.

PASAL 5 : PEKERJAAN ATAP

5.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi :
1. Penyediaan tenaga kerja, fasilitas/peralatan pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Atap yang
sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
2. Penyediaan bahan :

13
a. Atap genteng Plentong dan bubungan yang digunakan adalah genteng
kwalitas terbaik.
b. Bahan kuda-kuda menggunakan baja ringan: AXIS 75- 0.83 MM
( UK – GALVALUME )
c. Lisplank menggunakan conwood dengan ukuran 30 cm dari kwalitas
terbaik.
d. Murda dan ikut celedu menggunakan bahan paras.

5.2. Persyaratan Pelaksanaan


Struktur Atap baja

Bahan:

a. Profil kuda-kuda AXIS 75 – 0.83 MM ( UK – GALVALUME ) dimensi sesuai


gambar rencana.
b. Gording ukuran sesuai gambar rencana.
c. Trackstang baja bulat dimensi sesuai gambar rencana.
d. Ikatan angin baja bulat dimensi sesuai gambar rencana.
e. Baut kuda-kuda dimensi sesuai gambar rencana.
f. Teknis Pelaksanaan seluruh pekerjaan rangka atap baja harus berpedoman pada
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia ( PPBBI )
g. Apabila pemborong secara teknis tidak memungkinkan untuk melaksanakan
sendiri pekerjaan struktur baja ini, pemborong boleh menunjuk sub kontraktor
untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan
persetujuan dari direksi Teknis dan Pengguna Jasa. Pemborong harus
menyerahkan sertifikat Garansi dari produk baja yang dipakai dalam pekerjaan
ini yang lamanya minimal 30 tahun dari tanggal serah terima pertama
pekerjaan.
h. Kontraktor/Sub kontraktor harus mengukur ulang bangunan untuk mendapatkan
ukuran riil di lapangan untuk menghindari kemungkinan kesalahan ukuran dan
dituangkan dalam gambar –gambar pelaksanaan ( shop drawing ).
i. Pabrikasi dapat dilakukan di luar dari lokasi kegiatan dalam rangka effisiensi
teknis dan waktu dengan pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu baik
kepada Pengguna Jasa maupun kepada Direksi Lapangan.
j. Sistem sambungan antar konstruksi menggunakan sambungan las dan bout.
k. Semua bahan, peralatan,dan tata cara pengelasan baja harus mengikuti aturan
AWS ( American Welding Sociaty ).
l. Jika terdapat patahan atap, maka pada posisi patahan tersebut harus merupakan
titik simpul sistem rangka batang ( bentuk dasar segitiga). Perkuatan patahan
kuda-kuda dengan pelat adu
m. Pemasangan reng harus dibuat rata, tegak lurus dengan seluruh bidang atap dari
rangka atap yang dipasang harus merupakan bidang yang rata dan tidak
bergelombang sehingga pemasangan reng dapat dilaksanakan dengan baik.
n. Pemasangan rangka atap keseluruhannya harus merupakan sistem kesatuan yang
saling berkait.

14
PASAL 6 : PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN

6.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi :
1. Penyediaan tenaga kerja, fasilitas/peralatan pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Pasangan,
Plesteran dan Acian yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
2. Penyediaan bahan meliputi : Pasir pasang, Semen Portland kwalitas terbaik,
batu bata tebal kwalitas terbaik.

6.2. Persyaratan Teknis


6.2.1. Pekerjaan Pasangan Pengaman Relling Galvanis.
1. Persyaratan Bahan
a. Semua bahan yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat,.
b. Bahan-bahan seperti Pipa Galvanis yang berkwalitas.

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pipa Galvanis yang dipakai dengan ukuran sesuai dengan gambar
b. Dalam pekerjaan disesuaikan dengan gambar dan dikerjakan oleh yang
ahli dalam pekerjaan tersebut.

6.2.2. Pekerjaan Pasangan Dinding


1. Persyaratan Bahan
a. Semua bata yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat, padat,
keras, mempunyai ujung persegi, dan merata matangnya dengan ukuran
yang seragam.
b. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan harus bersih dari segala
kotoran.

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan batu bata dilaksanakan pada dinding dan relling tangga.
b. Sebelum pemasangan batu bata dilaksanakan, supaya dibuatkan
acuan/profil dari usuk kruing minimal 4/6 dengan permukaan diketam rata
dipasang kokoh dan tegak tidak goyang dan setiap saat di lot/dicek tegak
lurusnya.
c. Siapkan setting out posisi kusen pintu atau jendela.
d. Sebelum dipasang, bata harus direndam air sampai jenuh dan dibersihkan
agar bebas dari kotoran.
e. Pelaksanaan untuk semua pasangan bata dan dilaksanakan secara bertahap,
dan setiap tahap setinggi max. 1,00 m harus sudah diikuti dengan
pengecoran kolom praktis, penghentian pasangan batu bata harus dibuat
berterap/bertangga untuk menghindari retak dikemudian hari.
f. Jarak stek/angkur beton dari pasangan batake kolom dibuat dengan tinggi
maximal 0.75 m dengan besi Ø 10 mm.
g. Pembuatan lubang steger pada pasangan dinding sama sekali tidak
dibenarkan.
h. Setelah bata terpasang adukan, nat/siar harus dibersihkan dengan sapu lidi
dan kemudian disiram dengan air.
i. Pembobokan pasangan bata untuk pemasangan instalasi listrik, air dll yang
harus tertanam didalam batu bata supaya dilakukan dengan menggunakan

15
gerinda/alat potong, dan dilaksanakan setelah pasangan batu bata berumur
minimal 7 hari.
j. Untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat dari pengaruh sinar
matahari, pasangan batu bata harus disiram air minimal sampai dengan 7
hari setelah pemasangan.
k. Hasil dari pasangan bata adalah sesuai dengan gambar kerja, kerugian
akibat kesalahan pemasangan sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia
Jasa.

6.2.3. Pekerjaan Plesteran


1. Persyaratan Bahan
a. Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir halus atau pasir yang
suidah diayak dan bebas dari kotoran.
b. Semen dan air yang digunakan mengikuti persyaratan pada Pekerjaan
Beton

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai pasangan bata yang akan diplester
terlebih dahulu disiram air sampai jenuh.
b. Semua permukaan bidang yang akan diplester harus bersih dari bahan
yang dapat mempengaruhi daya rekat plesteran.
c. Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada
jarak + 2,50 meter dengan ketebalan 15 mm.
d. Plesteran 1Pc : 5 Ps dilaksanakan pada dinding tembok setelah
pemasangan batu bataatau sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar.
e. Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran
kering, minimal telah berumur 24 jam.
f. Ratakan permukaan bidang plester dengan alat jidar alumunium dengan
tebal sesuai dengan kepala/kop plesteran.
g. Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu
cepat yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air
serta melindungi dari sinar matahari langsung.
h. Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.

6.2.4. Pekerjaan Acian


1. Persyaratan Bahan
a. Bahan-bahan seperti, semen ex. Gresik, mill tembok ex. cap Gajah, dan air
adukan mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
b. Bahan-bahan tersebut harus dari kwalitas baik.

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran/beton berumur 7 hari.
b. Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap
untuk diaci.
c. Lakukan pembasahan/penyiraman dengan air terhadap plesteran/
beton/bidang yang akan diaci.
d. Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
e. Pekerjaan acian dilaksanakan pada : tembok, kolom dan pada tempat-
tempat yang ditunjukkan pada gambar.

16
f. Gunakan jidar alumunium untuk meratakan acian.
g. Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan
menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
h. Pergunakan jidar alumunium secara utuh pada bidang sudut maupun pada
tali air sehingga lebih menjamin kelurusannnya.
i. Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari,
dan setelah itu acian baru dikeringkan.
j. Setelah acian betul-betul kering dan atas persetujuan Direksi, pekerjaan
pengecatan/plamiran baru bisa dilaksanakan.

PASAL 7 : PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

7.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi :
1. Penyediaan tenaga kerja, fasilitas/peralatan pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Kusen Pintu
dan Jendela yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
2. Penyediaan bahan meliputi :
a. Material bantu berupa meteran, lot, waterpass, mesin potong siku-siku dll.
b. Kusen menggunakan Kayu Kamper dan Aluminium 4” warna putih (silver)
atau sesuai dengan gambar.
c. Daun pintu menggunakan Daun Pintu PVC ( KM/WC), Daun Solid ( Pintu
Shaft), sedangkan daun jendela kayu Kamper sesuai dengan gambar.
d. Kaca menggunakan kaca bening 5 mm.
e. Seluruh bahan penggantung dan pengunci kwalitas terbaik

7.2. Persyaratan Pelaksanaan


1. Dilaksanakan oleh tenaga yang spesialis dan profesional dibidangnya dan atas
persetujuan Direksi.
2. Sebelum pemasangan Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh-
contoh material yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan Direksi.
3. Ukuran, tipe, bentuk dan penempatan kusen harus sesuai dengan gambar.
4. Elevasi kusen yang baru dipasang sesuai dengan gambar.
5. Sebelum kusen aluminium dipasang, cek lubang kusen apakah ukurannya sudah
sesuai dengan ukuran masing-masing kusen. Selain itu cek pertemuan antar
sisinya apakah sudah benar-benar siku (90o). Permukaan lubang kusen juga
harus rata tidak bergelombang.
6. Kusen dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar.
7. Pertemuan kusen dengan dinding/tembok direkatkan dengan menggunakan
fiser. Sedangkan pertemuan antar kusen diperkuat dengan menggunakan paku
ulir (rivert).
8. Pekerjaan kusen dilakukan secara teliti dan teratur agar pekerjaan yang
dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
9. Sebelum daun pintu, daun jendela/ventilasi dipasang, cek daun tersebut dengan
lebar kusen dengan lebar alur antara kusen dengan daun maximal 2 cm.
10. Kusen dan daun (pintu dan jendela) yang telah terpasang harus dilindungi dari
benturan-benturan benda keras dan kerusakan atau cacat. Perbaikan terhadap
segala kerusakan yang terjadi pada kusen menjadi tanggungan Kontraktor
Pelaksana.

17
11. Handle pintu bulat stainless steel dipasang pada pintu utama (kaca tempered 12
mm). Sedangkan pada type pintu yang lain menggunakan handle aluminium
comb atau sesuai dengan gambar. Tinggi pemasangan handle disesuaikan
dengan gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi.
12. Setiap tipe pintu yang menggunakan daun pintu ganda, dipasang espagnoleth.
Espagnoleth dipasang sebanyak 2 (dua) buah pada salah satu daun pintu saja,
yaitu pada bagian atas dan bagian bawah daun.
13. Door closer dipasang pada setiap pintu aluminium kaca, kecuali pada pintu
Toilet dan Shaft.
14. Setiap daun pintu dipasangi 3 (tiga) buah engsel dari kwalitas terbaik.
Pemasangan engsel pintu dilakukan secara baik dan rapi sehingga daun pintu
terpasang kokoh. Pemasangan engsel dilakukan dengan perkuatan paku ulir
sesuai jumlah lubang paku pada engsel.
15. Setiap daun pintu juga dipasangi kunci selot dari kwalitas terbaik.
16. Setiap daun jendela dipasangi :
a. 2 (dua) buah engsel kupu-kupu;
b. 2 (dua) buah kait angin;
c. 1 (satu) buah grendel.

PASAL 8 : PEKERJAAN PLAFOND DAN LANTAI


8.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
1. Penyediaan tenaga kerja, fasilitas/peralatan pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Plafond dan
Lantai yang sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

2. Penyediaan bahan :
a. Bahan plafond :
 Rangka plafond menggunakan rangka hollow kwalitas terbaik.
 Penutup plafond menggunakan bahan kalsiboard tebal 4.5 mm dan
gypsum 9 mm kwalitas terbaik
b. Lis plafond menggunakan list kayu profil 2/5 cm dan list gypsum 5 cm
c. Bahan lantai : Setara Asia Tile
 Keramik lantai 40 x 40 cm polos kwalitas terbaik
 Keramik lantai 40 x 40 cm anti slip untuk teras kwalitas terbaik
 Keramik dinding 20 x 25 cm warna atas persetujuan direksi dengan
kwalitas terbaik
 Keramik Lantai kamar mandi 20x20 cm anti slip warna atas
persetujuan direksi dengan kwalitas terbaik
 Plint lantai 10 x 40 cm warna atas persetujuan direksi kwalitas terbaik
 Keramik Tangga 40x40 cm dengan kwalitas terbaik.

8.2. Persyaratan Pelaksanaan


8.2.1. Pekerjaan Plafond :
1. Dilaksanakan oleh tenaga yang spesialis dan profesional dibidangnya dan atas
persetujuan Direksi.
2. Buat garis elevasi/marking garis elevasi permukaan plafond sesuai dengan
gambar.

18
3. Pasang benang acuan pada arah sumbu X dan memotongkannya dengan benang
acuan kearah sumbu Y yang sesuai dengan elevasi pada gambar rencana.
4. Jarak rangka maximal 60 x 60 cm, dipasang rata, tidak bergelombang.
5. Konstruksi dan posisi rangka seperti lampu sesuaikan dengan gambar kerja.
6. Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh, diikatkan pada
dinabolt atau raam set yang tertanam kuat pada beton pelat lantai.
7. Sistem sambungan rangka plafond harus mendapat persetujuan Direksi.
8. Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat persetujuan
Direksi.
9. Sebelum pemasangan penutup plafond lakukan kontrol elevasi permukaaan
rangka plafond terhadap benang acuan yang telah terpasang pada saat pekerjaan
pekerjaan rangka.
10. Buat marking jarak pasangan/naat dengan memasang benang lurus pada sumbu
X dan Y, pemasangan skrup harus diputar dengan mata bor eks Philip (+)
sampai kepala skrup harus tertanam minimal 3 mm ke dalam permukaan papan
tanpa merusak kertas permukaannya.
11. Diameter dan jarak skrup harus sesuai spesifikasi teknis dimana pada bagian
tengah jarak pasangan skrup 400 mm dan bagian ujung 200 mm.
12. Penyambungan pada bagian pinggir, ujung dan pada bagian sudut dalam harus
menggunakan pita kertas dan kompon sabagai lapisan pertama dengan lebar 250
mm.
13. Lakukan pemasangan kompon pada lapisan kedua dengan lebar 300 mm untuk
meratakan permukaan sambungan.
14. Pemasangan kompon selebar 400 mm lapisan ketiga sebagai penutup pertemuan
sambungan.
15. Semua kepala paku/skrup harus tertutup dengan kompom sampai rata dengan
permukaan.
16. Guratan kompon tidak boleh terlihat pada permukaan, yang harus rata dan
bersih.
17. Antara penutup plafond dengan tembok diberi lis plafond lebar 12 cm, dengan
bentuk dan type sesuai gambar kerja atau atas persetujuan Direksi.
18. Pasangan plafond harus rata dan tidak retak, lis lurus, rapi dan seragam. Pola
sesuai gambar rencana atau petunjuk Direksi.

8.2.2. Pekerjaan Lantai :


1. Buatkan gambar kerja yang sesuai dengan kondisi lapangan.
2. Pastikan pekerjaan ME&P dan yang terkait telah selesai dikerjakan.
3. Bidang yang dipasang keramik supaya dibasahi dan dibersihkan dari kotoran
yang dapat mengurangi daya rekat keramik.
4. Cek elevasi agar sesuai dengan rencana dan pasang acuan benang lurus ke arah
sumbu X pada kedua sisi bidang dan memotongkannya terhadap benang searah
sumbu Y yang terpasang di kedua sisi dengan berpedoman terhadap garis
marking yang telah dipersiapkan.
5. Tentukan dan pastikan awal pemasangan (Starting Point), pertemuan dari tepi
ke tepi pasangan dan dilanjutkan dengan membuat kepala/kop pasangan.
6. Pasangan keramik menggunakan adukan campuran 1 pc : 4 ps.
7. Tinggi pasangan untuk keramik dinding disesuaikan dengan gambar.
8. Bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
9. Sebelum dipasang keramik harus direndam air sampai jenuh.

19
10. Naat keramik harus lurus, lebar rata tidak lebih dari 3 mm dan segera bersihkan
naat keramik dari semen sebelum kering.
11. Untuk pasangan granit harus rapat tidak ada naat.
12. Pengisian naat/grouting baru dapat dilaksanakan setelah pasangan berumur 1
hari, dengan menggunakan tekukan kawat kabel yang padat, campuran grouting
tidak boleh terlalu cair/encer.
13. Bersihkan bidang pasangan keramik sehingga tampak rapi, dan bersih.

PASAL 9 : PEKERJAAN PENGECATAN

9.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi :
1. Penyediaan tenaga kerja, fasilitas/peralatan pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan
yang sesuai dengan gambar dan spesifikasi. Yang termasuk dalam pekerjaan
pengecatan adalah : cat tembok eksterior dan interior baru, cat plafond dan
polituran lisplank kayu atau seperti yang ditunjukkan pada gambar

2. Penyediaan bahan :
a. Untuk pengecatan dinding eksterior dan interior digunakan cat kwalitas
terbaik warna ditentukan kemudian atas persetujuan Direksi.
b. Untuk pengecatan plafond dan lis plafond digunakan cat kwalitas terbaik
warna ditentukan kemudian atas persetujuan Direksi.
c. Untuk polituran digunakan pada lisplank kayu dan relling kayu dengan
material kwalitas terbaik.

9.2. Persyaratan Pelaksanaan


1. Setelah Direksi/Pemberi Tugas menyetujui warna yang akan digunakan,
Kontraktor Pelaksana menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan
contoh. Pekerjaan ini dilakukan atas biaya Kontraktor Pelaksana.
2. Bagian/bidang-bidang yang akan dicat terlebih dahulu dibersihkan dan dijaga
agar tidak kena debu.
3. Setelah dempul kering, permukaan diamplas halus dan dibersihkan dari debu
dempul. Bidang pekerjaan dicat akhir minimal 2 kali hingga rata, yang
sebelumnya diamplas hingga halus dan rata.
4. Pengecatan harus diselesaikan dengan baik dan rapi sehingga berbentuk bidang
cat yang utuh, tidak retak, rata dan tidak ada bentuk atau gelembung udara.
Bidang cat harus dijaga terhadap kotoran.
5. Benangan dan alur-alur harus tajam dan lurus.
6. Pekerjaan Politur :
a. Bagian permukaan kayu yang akan dipolitur dan ingin diperlihatkan serat
permukaannya, maka bidang pekerjaan tersebut dipolitur.
b. Permukaan yang dipolitur harus diamplas halus dan rata dengan amplas dan
harus benar-benar bersih dari debu dan kotoran lainnya. Kemudian
permukaan tersebut dipolitur lapis demi lapis sebanyak minimal tiga kali.

20
PASAL 10 : PEKERJAAN SANITASI

10.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi :
1. Penyediaan tenaga kerja, fasilitas/peralatan pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Sanitasi yang
sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

2. Penyediaan bahan :
a. Kloset duduk dan Kloset Jongkok setara Toto (antara lain: American
Standar).
b. Jetwasher setara Toto(antara lain: America Standar)..
c. Tempat sabun setara Toto(antara lain: America Standar)..
d. Floor drain setara Toto(antara lain: America Standar).
e. Pipa PVC tipe AW setara Maspion (antara lain: Rucika, Wavin, Asiavin)
ukuran menyesuaikan dengan gambar.
f. Alat bantu lainnya sesuai kebutuhan.

10.2. Persyaratan Pelaksanaan


1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih, Air Bekas, Air Kotor dan Air Hujan :
a. Pipa air bersih menggunakan pipa PVC tipe AW diameter sesuai gambar
setara Maspion(antara lain: Wavin, Asiavin).
b. Pipa air bekas menggunakan pipa PVC tipe AW diameter sesuai gambar
setara Maspion(antara lain: Wavin, Asiavin).
c. Pipa air bekas menggunakan pipa PVC tipe AW diameter sesuai gambar
setara Maspion(antara lain: Wavin, Asiavin).
d. Pipa Clean out 100”, 80 “ PVC setara Maspion(antara lain: Wavin, Asiavin)
e. Galian tanah untuk pasangan pipa harus dikerjakan dengan baik dan rapi.
Kemiringan galian agar diperhatikan secara teliti supaya air dapat mengalir
secara lancar.
f. Sebelum dipasang, pipa dan sambungan harus dipastikan dalam keadaan
bersih dari segala kotoran.
g. Pasangan pipa harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapian dan kelancaran aliran air.
h. Penyambungan antar pipa dan/atau fitting harus menggunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
i. Selama pemasangan, apabila terdapat ujung pipa yang terbuka pada sisa
setiap tahap pekerjaan, ujung pipa tersebut harus ditutup dengan
menggunakan caps agar benda-benda tidak dapat masuk ke dalam pipa.
j. Seluruh galian harus diurug kembali dan dipadatkan secara baik dan merata.

2. Pemasangan Kloset
a. Kloset duduk dan jongkok yang dipakai adalah setara Toto(antara lain:
America Standar). dengan yang mendapat persetujuan Direksi.
b. Kloset harus terpasang kokoh dengan segala perlengkapannya, letak dan
ketinggiannya sesuai dengan gambar kerja. Kemudian semua noda-noda
bekas semen atau kotoran-kotoran lainnya harus dibersihkan dari kloset.

21
3. Pemasangan Kran Air
a. Seluruh kran air yang dipakai adalah setara Onda yang mendapat
persetujuan Direksi.
b. Kran harus dipasang rapi dengan segala perlengkapannya, letak dan
ketinggiannya sesuai dengan gambar kerja.

4. Pemasangan Floor Drain


Floor Drain yang dipakai adalah yang mendapat persetujuan Direksi. Floor
Drain harus dipasang rapi pada lantai kamar mandi dengan segala
perlengkapannya, letak floor drain sesuai dengan gambar kerja.

5. Untuk pekerjaan, septicktank dan peresapan dikerjakan sesuai dengan ketentuan


yang tercamtum dalam gambar baik masalah material, ukuran , mengenai tempat
septictank akan ditentukan dan mendapatkan persetujuan dari direksi teknis

PASAL 11 : PEKERJAAN ELEKTRIKAL


11.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
1. Penyediaan tenaga kerja, fasilitas/peralatan pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal yang sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

2. Penyediaan bahan :
a. Kabel setara Supreme(antara lain: Fokus, Extrama, IODA)..
b. Lampu sesuai dengan yang tercantum di BQ dan Gambar
c. Stop kontak setara Broco,Clipsall
d. Saklar Tunggal setara Broco,Clipsall

11.2. Persyaratan Pelaksanaan


1. Pemasangan Panel Listrik.
Ada sistem sekering kast, ada yang sistem pemakaian MCB sesuai dengan
kebutuhan. Penggunaan Kabel NYM, NYY dan NYA dengan ukuran sesuai
dengan beban/watt yang diperuntukkan (21/2 , 4, 6, 10, ...) mm2 dan kabel
tersebut dengan kwalitas terbaik atau sudah persetujuan PLN. Pemasangannya
ada sistem tanam dan luar. Untuk pemasangannya diusahakan pada tempat yang
strategis mudah dijangkau terhindar dari kelembaban dan hujan.
2. Pemasangan kabel overspanning dari KWH menuju panel lt. 1 menggunakan
kabel NYY setara Supreme.
3. Pemasangan kabel power dari panel lt. 1 menuju panel lt. 2 dan 3 menggunakan
kabel NYY setara Supreme.
4. Pekerjaan instalasi titik lampu kabel NYM setara Supreme dan stop kontak
menggunakan menggunakan kabel NYM setara Supreme.
5. Pada setiap percabangan titik lampu, harus diberi “T” doos/junction box dan
dari sini dihubungkan dengan konduit 5/8” ke titik penerangan.
6. Sambungan di junctionbox/”T” doos dilakukan dengan sistem puntir, kemudian
ditutup dengan lasdop plastik.
7. Semua kabel dimasukkan ke dalam konduit dengan ukuran yang sesuai.

22
8. Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat
sendiri.
9. Saklar dan stop kontak yang digunakan adalah setara Clipsall, dipasang pada
dinding tembok dengan ketentuan yang sudah mendapatkan persetujuan dari
direksi teknis dipasang dengan rapi dan kuat menempel pada dinding.
10. Stop kontak dipasang pada dinding setinggi 30 cm dari permukaan lantai atau
sesuai dengan gambar rencana.
11. Semua lampu yang digunakan adalah setara Phillips sesuai dengan gambar
rencana.

PASAL 12 : PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR


12.1. Penjelasan Umum

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengurusan perizinan / Pengesahan dari badan yang
berwenang, pengadaan bahan, Peralatan dan tenaga Pekerja, Pemasangan, Pengujian
dan Perbaikan selama masa Pemeliharaan untuk suatu sistim penangkal petir yang
lengkap. Pekerjaan tersebut terdiri dari :

- Terminal Udara (Spit Tembaga)


- Penghantar Pentahanan (Down Conductor)
- Terminal dan Elektroda Pentanahan
- Izin Instalasi dari instansi yang berwenang
- Pekerjaan lain yang menunjang.

b. Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan instalasinya
penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi,
jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan

c. Gambar-gambar Kerja (Shop Drawing), lihat gambar

d. Gambar-gambar sesuai Pelaksanaan (As Built Drawing)


Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian-
penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
gambar lengkap sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (As Built Drawing) As
Built Drawing harus diserahkan Kepada Pengawas segera setelah pekerjaan ini
selesai.

e. Standart dan Perawatan


Seluruh Pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standart dan peraturan yang
berlaku (Departemen Tenaga Kerja) atau standart-standart Internasionalyang tidak
bertentangan dengan PUIL, Depnaker atau Badan Lainnya (misalnya,British Standard
atau Australian Standard for Lighting Protection System). Disamping itu harus ditaati
pula peraturan dan hukum setempat yang adahubungannya dengan pekerjaan ini

23
f. Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana
Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan baru, sesuai
dengan standar yang dimaksud.Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop
Drawing) harus diserahkan kepada Pengawas paling lambat 14 hari sebelum
pemasangan. Tenaga-tenaga pelaksana harus dipilih yang sudah berpengalaman dan
mampu menangani pekerjaan instalasi ini secara aman, kuat dan rapih

1. Teminal Udara
Air Termination meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :
a. Lighting Control Terminal, Kepala Penangkal petir menggunakan type
konvensional.
b. Batang peninggi terbuat dari metal. Konstruksi batang peninggi tersebut harus
kuat dan diperhitungkan terhadap hembusan angin yang kuat.
c. Penghantar Pentanahan (Down Conductor) Terdiri dari kabel NYA Ø 70 mm2
atau kawat BC Ø 50 mm2menghubungkan secara listrik dengan sempurna
antara air terminaltersebut diatas dengan sistem pentanahan.

d. Sistem PentanahanSistem Pentanahan terdiri dari :


a. Terminal Pentanahan
b. Elektroda Pentanahan, terbuat dari batang tembaga massif dengan diameter ¾
disambung dengan pipa GIP Ø 1 ½’
c. Tahanan / hambatan / resistansi tanah tidak boleh lebih dari 2Ohm.Bila
tahanan tersebut tidak dapat dicapai dengan satu elektroda makaharus
dibuatkan beberapa batang pentahanan yang terpasang secarapararel sampai
tahanan tanah yang diisyaratkan terpenuhi

12.2. Pemasangan
1. Cara-cara pemasangan sistem penangkal petir harus sesuai dengan gambar dan harus
mengikuti Petunjuk Pengawas Lapangan
2. Down Conductor disepanjang konstruksi penyanggah harus dipasang memakai klem
dengan jarak setiap 75 cm
3. Down Conductor diatas permukaan tanah sampai pada ketinggian 2 meter dari
permukaan tanah harus dipasang didalam pipa PVC Kelas AW.
4. Pada Elektroda pentanahan harus dibuat terminal pentanahan dengan baut dan ring.
Sambungan pada elektroda pentanahan harus memakai junction box
5. Elektroda pentanahan dari batang tembaga diameter ¾” dan panjang tembaga harus
dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar batang tembaga

12.3. Pengerjaan
Di tentukan lokasi sesuai dengan ditunjukkan pada gambar. Tanam secara vertical pipa
baja diameter 5” sampai sedalam 12 meter atau sampai mencapai permukaan air tanah.
Kemudian pipa dicabut kembali sehingga akan meninggalkan lubang dengan diameter
kurang dari 5” sedalam 12 meter Isi lubang tersebut dengan serbuk arang padat. Terakhir
elektroda pentanahan ditengah-tengah bumbungarang tersebut. Terminal pentanahan
harus terletak dalam bak kontrol khusus untuk keperluan tersebut dan untuk pengecekan
tahanan tanah secara berkala, tahanan pentanahan maksimum 2 Ohm

24
12.4. Pengujian Dan Pemeriksaan
Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh pengawas untuk memastikan dipenuhinya
persyaratan ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Pengawas terlebih
dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan
persyaratan gambar harus segera diganti, tanpa membebankan biaya tambahan pada
pemberi tugas. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang
dipasang, maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pentanahannya, agar diperoleh suatu jaminan Pengetesan tahanan tanah baru bisa
dilakukan setelah tidak turun hujan selama 2 hari berturut-turut.

PASAL 13 : PEKERJAAN STYLE BALI

13.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi :
1. Penyediaan tenaga kerja, fasilitas/peralatan pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Style Bali yaitu
pepalihan pasangan Bata Gosok, yang sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
2. Penyediaan bahan :
a. Pasir pasang.
b. Bata Gosok
c. Semen Portland.

13.2. Persyaratan Pelaksanaan


1. Pada setiap pokok pasangan style bali bentuk, ukuran dan motif disesuaikan
dengan gambar yang ada, yang sudah mendapat persetujuan dari dereksi teknis.
2. Permukaan pepalihan pasangan diselesaikan dengan rapi, bersih dari kotoran
serta dirawat dengan baik keutuhan dan sudut-sudut pasangan.
3. Setelah permukaan pasangan pepalihan selasai dan bersih baru dilakukan
pengecatan sesuai dengan spek pekerjaan

25
PASAL 14 : PENUTUP

1. Kontraktor Pelaksana wajib menjaga lingkungan agar aktifitas pelaksanaan


pekerjaan fisik tidak mengganggu lingkungan setempat.
2. Setelah pembangunan selesai 100% gudang bahan dan semua sampah, bahan-
bahan yang tidak berguna harus dibersihkan. Pembersihan akhir dilaksanakan
di dalam atau di luar bangunan supaya bersih dari kotoran dan sisa-sisa bahan
lainnya.
3. Persyaratan lain yang belum jelas akan diberikan pada waktu penjelasan dan
peninjauan lapangan.
4. Hal-hal yang belum jelas tentang RKS ini akan dijelaskan pada waktu
diadakan Rapat Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing.
5. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaannya
6. Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam bestek ini, tetapi merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan ini dan menurut peraturan yang
berlaku hal tersebut harus ada, Kontraktor Pelaksana dianggap telah tahu dan
harus mentaati serta wajib untuk melaksanakanya sesuai petunjuk Direksi.

Menyetujui: Denpasar, Februari 2018


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Konsultan Perencana
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan CV. BINA BWANA WISESA
Olahraga Kota Denpasar

I Made Sudarya,SE Ir. I Nyoman Gede Pujawan


NIP. 19631231 199003 1 183 Direktur

Mengetahui/Menyetujui :
Pengguna Anggaran
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan
Olahraga Kota Denpasar

Drs. I Wayan Gunawan Ir.


NIP. 19601231 198503 1 238

26

Anda mungkin juga menyukai