PEKERJAAN :
PEMBUATAN GUDANG UNIVERSITAS UDAYANA
LOKASI :
KAMPUS UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT-JIMBARAN
JLN. KAMPUS BUKIT JIMBARAN, KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG, BALI
PERATURAN TEKNIS
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.1.7 Peralatan
1. Penyedia Jasa harus mengajukan daftar terperinci tentang Peralatan-peralatan
yang akan digunakan disertai data-data kemampuan alat-alat tersebut.
2. Penyedia Jasa wajib mendatangkan alat-alat tepat pada untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
3. Kerusakan peralatan tersebut harus segera diperbaiki/diganti dan tidak dapat
dipakai sebagai alasan keterlambatan pekerjaan.
1.1.11 Material
1. Umum
a. Bahan yang didatangkan harus mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan
konstruksi sehingga tidak menghambat pelaksanaan.
b. Bahan yang diterima Direksi harus segera diamankan agar tidak sampai
mengganggu tertib lingkungan dan aman dari kerusakan.
c. Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi harus sesegera mungkin diangkut
ke luar lokasi atau dalam waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.
d. Bila dianggap perlu, Direksi dapat memerintahkan agar diadakan
pemeriksaan pada bahan-bahan atau pada campuran bahan-bahan yang
dipakai untuk menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
e. Pemeriksaan bahan-bahan harus dilakukan dengan cara-cara yang
ditentukan dalam Peraturan Pemeriksaan Bahan-bahan. Hasil-hasil
pemeriksaan demikian harus dipelihara baik dan disimpan oleh Penyedia
Jasa dan apabila diminta harus dapat ditunjukkan kepada Direksi setiap
saat, selama pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun
sesudah pekerjaan selesai.
f. Untuk menjaga material tidak berantakan, perlu disediakan box-box
material secukupnya.
2. Batu Kali.
Batu kali harus terdiri dari batu-batu yang baik, kuat dan mempunyai
panjang sekurang-kurangnya 1,5 kali lebarnya dan batu-batu itu harus
dengan permukaan yang kasar. Batu-batu tersebut harus sekurang-
kurangnya mempunyai tiga bidang pecah.
3. Pasir.
Pasir yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur (max 5%).
Apabila setelah digenggam dan diremas pada telapak tangan tidak
terdapat debu atau lumpur.
4. Air.
a. Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak boleh mengandung
minyak asam, alkali dan garam. Serta tidak mengandung bahan-bahan
organis atau bahan-bahan yang lain yang merusak.
b. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim
air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki
sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak.
Biaya pemeriksaan menjadi beban Penyedia Jasa.
c. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan dengan setepat-
tepatnya.
5. Kerikil.
Kerikil harus bersih dari segala macam kotoran dengan ukuran 20-30 mm.
6. Besi Beton.
a. Besi Beton biasa bulat/ulir dan U-24 untuk semua beton bertulang,
ukuran harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak dan karat.
c. Kawat pengikat besi beton harus berkwalitas besi lunak dengan diameter
1mm.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas harus disingkirkan
dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 3x24 jam sesudah
ada perintah dari Direksi.
e. Bila dianggap perlu untuk mendapatkan jaminan kualitas harus
dimintakan sertifikat dari laboratorium untuk percobaan tekan, tarik dan
melengkung 180, dimana semua biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
7. Semen.
a. Semen yang digunakan adalah Portland Cement Type I.
b. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering terlindung dari pengaruh cuaca
dengan ventilasi cukup dan di letakkan di atas dudukan kayu.
c. Bila di dalam semen terdapat bagian-bagian yang telah mengeras dan
zak, maka sama sekali tidak diperkenankan untuk digunakan.
8. Bata Merah.
a. Bata yang dipakai bata yang berkualitas baik dengan persentase pecah
maximum 10%.
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 2
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
Semen :
1. Semen yang dipakai adalah Semen Portland Type I yang mendapat persetujuan
Direksi dan memenuhi SKSNI-1991, SNI, SII.
2. Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya, dan tetap utuh dan tertutup rapat.
3. Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
4. Semen disimpan pada tempat yang beralaskan dari kayu yang tingginya tidak
kurang dari 30 cm dari lantai.
5. Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
6. Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan
datangnya semen di tempat penyimpanan.
3. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi (atau jarak Variasi dalam
antara dua permukaan yang berat yang Toleransi
berlawanan) diperbolehkan
< Ø 10 mm ± 7% ± 0,4 mm
≥ Ø 10 mm dan < Ø 16 mm ± 5% ± 0,4 mm
≥ Ø 16 mm dan < Ø 28 mm ± 4% ± 0,5 mm
Ø 28 mm-Ø 32 mm ± 2% ± 0,6 mm
Bekisting/Cetakan Beton :
1. Cetakan untuk beton bekisting (formwork), harus dibuat dari plywood yang
tebalnya minimal 9 mm. Rangka penguat cetakan yang dipakai minimal dari
kayu kelas kuat II dan dipasang sedemikian rupa sehingga cukup kuat untuk
menahan tekanan beban beton.
2. Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik atau
menggunakan schaffolding.
PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN, DAN ACIAN
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan batu bata dilaksanakan supaya dibuatkan
acuan/profil dari usuk kruing minimal 4/6 dengan permukaan diserut
rata dipasang kokoh dan tegak tidak goyang dan setiap saat di lot/dicek
tegak lurusnya.
b. Siapkan setting out posisi kusen pintu atau jendela.
c. Sebelum dipasang, bata harus direndam air sampai jenuh dan
dibersihkan agar bebas dari kotoran.
d. Pasangan batu bata dengan adukan 1 pc : 3 ps (Trasram) digunakan
untuk pasangan dari atas sloof atau plat lantai sampai 30 cm di atas
lantai jadi, dan juga untuk pasangan bata yang akan berhubungan
langsung dengan air, seperti pada tembok toilet setinggi 170 cm dari
lantai dan septictank dan pekerjaan lain sesuai dengan petunjuk Direksi.
e. Pasangan batu bata dengan adukan (1 pc : 5 ps) digunakan untuk
pasangan dinding pemisah antar ruang dan untuk pasangan lainnya
sesuai dengan gambar.
f. Pelaksanaan untuk semua pasangan bata dilaksanakan secara bertahap,
dan setiap tahap setinggi max. 1,00 m harus sudah diikuti dengan
pengecoran kolom praktis, penghentian pasangan batu bata harus dibuat
berterap/bertangga untuk menghindari retak dikemudian hari.
g. Jarak stek/angkur beton dari pasangan bata ke kolom dibuat dengan
tinggi maximal 0.75 m dengan besi Ø 10 mm.
h. Pembuatan lubang steger pada pasangan batu bata sama sekali tidak
dibenarkan.
i. Setelah bata terpasang adukan, nat/siar harus dibersihkan dengan sapu
lidi dan kemudian disiram dengan air.
j. Pembobokan pasangan bata untuk pemasangan instalasi listrik, air dll
yang harus tertanam didalam batu bata supaya dilakukan dengan
menggunakan gerinda/alat potong, dan dilaksanakan setelah pasangan
batu bata berumur minimal 7 hari.
k. Untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat dari pengaruh sinar
matahari, pasangan batu bata harus disiram air minimal sampai dengan 7
hari setelah pemasangan.
l. Hasil dari pasangan bata adalah sesuai dengan gambar kerja, kerugian
akibat kesalahan pemasangan sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia
Jasa.
m. Pasangan batu bata 1 Pc : 5 Ps maupun 1 Pc : 3 Ps dipasang sesuai
dengan gambar rencana.
Pekerjaan Plesteran
1. Persyaratan Bahan
a. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan
plesteran mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai pasangan bata yang akan diplester
terlebih dahulu disiram air sampai jenuh.
b. Semua permukaan bidang yang akan diplester harus bersih dari bahan
yang dapat mempengaruhi daya rekat plesteran.
c. Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada
jarak + 2,50 meter dengan ketebalan 15 mm.
d. Plesteran 1 Pc : 5 Ps dilaksanakan pada dinding tembok setelah
pemasangan batu bata. Plesteran 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan pada pasangan
tembok kedap air, pelat atap atau sesuai dengan yang ditunjukkan pada
gambar.
e. Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran
kering, minimal telah berumur 24 Jam.
f. Untuk pekerjaan plesteran beton dak talang supaya dibuatkan
kemiringan sehingga sirkulasi air hujan bisa lancar.
g. Ratakan permukaan bidang plester dengan alat jidar alumunium dengan
tebal sesuai dengan kepala/kop plesteran.
h. Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu
cepat yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan
air serta melindungi dari sinar matahari langsung.
i. Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7
hari.
Pekerjaan Acian
1. Persyaratan Bahan
a. Bahan-bahan seperti pasir super halus, semen Gresik, mill tembok cap
Gajah, dan air adukan mengikuti ketentuan yang digunakan dalam
pekerjaan beton.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran/beton berumur 7 hari.
b. Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap
untuk diaci.
c. Lakukan pembasahan/penyiraman dengan air terhadap plesteran/
beton/bidang yang akan diaci.
d. Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
e. Pekerjaan acian dilaksanakan pada : tembok, kolom dan plat talang
f. Gunakan jidar alumunium untuk meratakan acian.
g. Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan
menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
h. Pergunakan jidar alumunium secara utuh pada bidang sudut maupun
pada tali air sehingga lebih menjamin kelurusannnya.
i. Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7
hari, dan setelah itu acian baru dikeringkan.
j. Setelah acian betul betul kering dan atas persetujuan Direksi/pengawas
pekerjaan, pekerjaan pengecatan/plamiran baru bisa dilaksanakan.
PASAL 5
PEKERJAAN BAJA
b. Persyaratan Teknis
1. Rekanan wajib meneliti (mengecek) kebenaran semua ukuran-ukuran yang
tercantum pada gambar struktur terhadap gambar lainnya.
2. Gambar detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak
tercantum dalam Gambar disain harus dilengkapi oleh Rekanan dan harus
memintakan persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan/atau Perencana satu
minggu sebelum memulai Pekerjaan tersebut.
3. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu yang
berat dan dapat diterima, harus diajukan dan di usulkan kepada perencana
untuk mendapatkan persetujuannya.
Semua perubahan – perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa
ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan
yang mengakibatkan pekerjaan kurang dan diperhitungkan sebagai
pekerjaan kurang.
4. Rekanan bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing,
fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-bagian
konstruksi baja.
5. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di work shop. Sebelum barang-
barang tersebut diangkat ke site, akan dilakukan pemeriksaan bersama Direksi
Pekerjaan di Work shop.
6. Bila ada pekerjaan kolom baja, Pelat dasar kolom baja harus diletakkan diatas
pedestal beton dengan tepat sesuai Gambar Kerja.
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar kerja, Rekanan perlu
mempertimbangkan penggunaan bahan non-shrinkage groauting material
untuk memperoleh permukaan yang benar-benar rata.
7. Semua rivet dan baut, baik yang dikerjakan di work shop maupun di lapangan
harus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada
lubang rivet tersebut. Baut HTB/hitam harus memakai 2 buah ring pada kedua
sisinya.
8. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah – daerah
lainnya harus diukur dengan waterpass oleh Rekanan dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
9. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Rekanan harus
dilaksanakan atas biaya Rekanan.
10. Kurang tepatnya pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,
diperbaiki, atau diganti dengan yang baru, semua atas biaya Rekanan.
11. Pekerjaan perbaikan komponen yang rusak/tidak sempurna akibat
pengangkutan ke site atau sebab lain harus diganti dengan yang baru, semua
atas biaya Rekanan.
12. Rekanan tidak diperkenankan mendirikan work shop di dalam lokasi.
13. Pelurusan komponen batang baja yang bengkok harus mengikuti prosedur
yang tepat untuk tidak merubah sifat-sifat bahannya.
b. Sambungan
1. Sambungan-sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya-gaya yang
bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan
batang.
2. Lubang baut harus lebih besar 0,5 mm dari pada diameter luar baut Jika baut
dikerjakan di work shop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat
bor. Jika baut dilaksanakan di lapangan, maka cara melubangi harus dengan
dilubangi sebagian di workshop dilanjutkan di lapangan dengan alat bor.
3. Pembuatan lubang untuk baut tidak diperkenankan menggunakan las, tetapi
harus dengan alat bor.
4. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang rivet/baut dan
bauts/rivet itu sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat
meneruskan gaya tersebut.
5. Khusus untuk lubang baut dengan bentuk oval, harus dijamin dapat terjadi
penggeseran kearah horizontal atau vertikal akibat gaya horizontal atau
vertikal.
6. Semua komponen baja yang panjang 12 m tidak boleh disambung (harus
utuh). Untuk sambungan – sambungan komponen konstruksi baja yang tidak
bisa dihindari berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Hanya diperkenankan 1 sambungan.
b. Semua penyambungan profil baja (dengan type sambungan las) harus
dengan las “ full penetration”.
c. Kekuatan sambungan harus lebih besar atau sama dengan kekuatan profil
yang disambung.
c. Pemasangan
1. Pemasangan pelat dasar kolom dengan baut anker harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
2. Rekanan baja wajib memeriksa ketepatan posisi angkur-angkur baut tersebut
selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung.
3. Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang ankur harus dalam 1 bidang
yang rata betul.
4. Evaluasi pada Gambar Baja adalah evaluasi final.
5. Erection komponen-komponen baja untuk kolom, balok dan kuda-kuda, harus
mempergunakan alat pengangkat mekanis (crane).
6. Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel
baja dan dalam keadaan baik.
7. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih
dari 1/1000 panjang batang.
8. Perakitan komponen-komponen baja minimum harus dilakukan pada
landasan yang rata waterpass dan tidak mudah bergerak.
d. Shop Drawing
1. Harus selalu dibuat shop drawing dari semua komponen struktur baja
berdasarkan design yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari
Direksi Pekerjaan.
2. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan
termasuk keterangan produksi bahan, keterangan pemasangan.
3. Gambar Pelaksanaan dibuat dengan memperhatikan hasil-hasil pengukuran di
lapangan.
e. Pengecatan
1. Semua bahan struktur baja harus di cat, sebelum dicat semua permukaan baja
harus bersih dari kotoran – kotoran atau pun minyak-minyak. Pembersihan
dilakukan dengan Wire Brush mekanik atau sesuai petunjuk dari pabrik cat
yang akan digunakan.
2. Sebelum mulai pengecatan Rekanan harus memberitahukan kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya.
3. Cat dasar pertama adalah merk yang ditentukan pada Persyaratan Bahan
dilakukan satu kali di Work Shop dan satu kali di lapangan.
4. Cat finishing dilakukan di lapangan setelah semua konstruksi terpasang
selesai, cat finishing dilakukan hanya pada komponen-komponen baja yang
tidak ditutup dengan bahan finishing lain.
5. Pada batang-batang yang saling berhimpit dan jarak antaranya sempit,
terlebih dahulu harus dicat dasar sebelum batang-batang tersebut digabung.
6. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera di cat ulang sesuai
dengan persyaratan cat yang digunakan
7. Untuk lubang-lubang ‘High strenght baut‘ dan ‘Unfinished baut’ sesudah
dibersihkan, permukaan baja dilapisi satu kali dengan cat yang ditentukan
sebelum pemasangan dan satu kali setelah baut dipasang.
Bilamana torque value yang didapat selama pemeriksaan gagal, semua baut
dalam group yang sama perlu disetel ulang. Baut-baut yang berkebihan
penyetelannya harus diganti. Pengencangan baut HTB harus selalu disaksikan
oleh Direksi Pekerjaan.
3. Baut HTB yang akan dipergunakan akan diambil contohnya untuk dilakukan
pengetesan tarik di lab yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
4. Untuk sambungan-sambungan dengan las dilakukan pemeriksaan visual, kecuali
pengelasan dengan full penetration harus dilakukan pemeriksaan dengan
radiographie test/ X-Ray.
5. Direksi Pekerjaan berhak meminta kepada Rekanan untuk melakukan
radiographie test/X-Ray test untuk bagian-bagian tertentu pada bagian-bagian
konstruksi baja yang diragukan. Semua biaya untuk radiographie test/ X-Ray test
ditanggung oleh Rekanan.
PASAL 6
PEKERJAAN ATAP
PASAL 7
PEKERJAAN PLAFOND
PASAL 8
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
Epoxy Lantai
1. Lantai baru bisa dilapisi cat epoxy jika sudah berumur 28 hari setelah
pembuatan, dan memiliki jumlah kelembaban tidak lebih dari 80% RH ketika
hendak dimulai pengaplikasiannya.
2. Pengecoran lantai pun harus melalui proses perataan terlebih dahulu dengan
menggunakan berbagai peralatan yang memadai. Tak hanya pemerataan,
ketinggiannya juga harus diperhatikan menggunakan alat ukur yang baik,
sehingga semuanya sesuai dengan rencana awal.
3. Lantai harus memiliki permukaan yang halus, tidak memiliki gelombang, serta
tidak kasar.
4. Kotoran lantai seperti minyak, oli, ataupun pasta, harus dibersihkan dengan
menggunakan cairan sabun dan air, pastikan juga bahwa beton terbebas dari
debu.
5. Setelah melalui proses tersebut diatas, maka lantai harus dikeringkan terlebih
dahulu selama 2 hari, sebelum akhirnya dilapisi oleh cat epoxy.
6. Untuk proses awal pengecatan epoxy lantai bias menggunakan epoxy primer
terlebih dahulu dengan menggunakan roller ataupun disemprot dengan
menggunakan tekanan udara.
7. Biarkan lapisan primer tersebut kering terlebih dahulu selama 12 jam.
8. Setelah kering, kemudian lapisi dengan base epoxy coat, kemudian body
coate, dan top coate secara bertahap
9. Roller yang digunakan harus dengan kualitas yang baik, dimana bulu bulunya
tidak akan rontok ketika digunakan.
10. Proses pelapisan hendaknya dilakukan sebanyak 2 kali, dengan metode saling
silang.
11. Ketika proses pelapisan pun, kebersihan lantai juga harus diperhatikan. Mulai
dari debu, serangga, dan kotoran lainnya harus segera dibersihkan dengan cepat
dan kemudian dilapisi kembali.
12. Pastikan pintu dan jendela terbuka saat proses pengerjaan, karena bila terhirup
dalam keadaan ruangan tertutup akan berbahaya bagi para pekerja.
13. Tidak dibenarkan sama sekali melakukan pencampuran dan pelapisan sambil
merokok
14. Setiap selesai melakukan pelapisan cat, lantai tidak boleh dilewati oleh orang
sama sekali ataupun kendaraan dalam ruangan lainnya, hingga 12 jam
15. Jika sudah lewat 12 jam, maka orang diizinkan lewat, tapi tanpa menggunakan
sepatu dan harus melangkah dengan sangat hati-hati.
16. Kendaraan indoor, handpallet, atau lainnya baru boleh melewati jika sudah 7 hari
setelah pelapisan terakhir.
PASAL 9
PEKERJAAN KUSEN DAN PENGGANTUNG
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 11
PEKERJAAN SUMUR BOR DAN TANGKI AIR
PASAL 12
PEKERJAAN SANITAIR
PASAL 13
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
2. Instalasi Penerangan
Instalasi yang diperuntukan bagi penerangan lampu pada ekterior maupun interior
dalam pemasangannya harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
a. Kabel yang digunakan setara Merk Supreme yang lulus satandar LMK / PLN
. Ukuran kabel 3c x 2,5 mm2 dan jenis kabel yang digunakan adalah NYM.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC
yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak penyambungan atau yang
disebut Tee Dus.
b. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa
conduit diameter minimum 5/8 ” setara merk Clipsal.
c. Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding.
d. Saklar dinding (inbow) satu lobang setara merk Clipsal, warna disesuaikan.
e. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
khusus, setiap group maksimal terdiri dari 12 saklar.
3. Segala ketentuan diatas disesuaikan dengan gambar dimana jika terjadi perbedaan
antara gambar dan Spesifikasi Teknis maka pekerjaan mengikuti gambar atau
sesuai direksi.
PASAL 14
PEKERJAAN TURBINE VENTILATOR CYCLONE DAN PENANGKAL PETIR
b. Penangkal Petir
1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan
instalasi penangkal petir jenis non radioaktif, termasuk air terminal (batang
penerima), down conductor pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta
peralatan lain yang berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada gambar-gambar.
2. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi
dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama
12 bulan.
3. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah
semua penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini
air terminal, penghantar down conductor, electroda pentanahan dan
peralatan lainnya.
4. Air terminal harus jenis non radioaktif, self powered dan tidak mempunyai
bagian-bagian yang bergerak, dipasang oleh pelaksana yang direkomendasi
oleh pabrik pembuatnya.
5. Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respon dinamis terhadap
terjadinya down leader dari petir dengan membangkitkan elektron-elektron
bebas dan menyebabkan fotonisasi antar bagian yang ditanahkan dan bagian
yang terisolasi. Arus petir minimum yang bisa mengaktifkan air terminal
adalah 1500 A pada impulse 8/20 mikrodetik dan harus mampu
menyalurkan seluruh level arus petir yang mungkin terjadi.
6. Radius perlindungan dalam bentuk collective volume dengan radius
perlindungan minimal 70 meter.
7. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam
frekuensi radio (high frequency RFI), kecuali pada saat terjadinya leader dan
pada saat terjadinya sambaran balik (main return strike).
8. Bentuk dari air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada ujung runcingnya pada
kondisi medan statis guruh.
9. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
10. Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari bangunan yang
dilindunginya pada seluruh kondisi.
11. Dilengkapi dengan FRP Support Mast dan Counter Stright.
12. Saluran/penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1 : 1989 dari
kabel high voltage. Saluran penghantar ini mampu mencegah terjadinya
side flashing dan electrification building. Penghantar dari batang
peninggi/tiang ke bak kontrol pentanahan seperti gambar rencana.
13. Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik
yang horizontal maupun yang vertical/jalur menara, dengan kata lain kabel
tersebut harus menerus dan utuh tanpa sambungan.
14. Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar
penghantar yang disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus
diusahakan agar dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan atau pengetesan
tahanan tanah (ground resistance).
15. Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi
dan ditambatkan pada rangka/dinding bangunan.
16. Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat
dari tembaga seperti gambar rencana, ditanamkan kedalam tanah secara
vertikal sedalam minimal 12 (dua belas) meter dan harus mencapai air
tanah.
17. Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol).
Sambungan dari Down Conductor ke elektroda Pentanahan harus dapat
dibuka untuk keperluan pemeriksaan tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya
sesuai gambar rencana. Sambungan/klem penyambungan harus dari bahan
tembaga.
18. Pemasangan air terminal (head) dipasang sesuai gambar rencana.
19. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang,
maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap
sistem pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
- Grounding Resistant test : Ukuran tahanan dari pentanahan dengan
mempergunakan metode standard.
- Continuity test : Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing
tersebut.
PASAL 15
PEKERJAAN LANDSCAPE
Gianyar,
Menyetujui : Dibuat oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen Konsultan Perencana
Pengadaan Barang/Jasa Kostruksi CV. KENCANA WIDNYANA KARMA
Universitas Udayana `
Mengesahkan : Mengetahui :
Rektor Universitas Udayana An. Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kuasa Pengguna Anggaran Dan Penataan Ruang Provinsi Bali
Kepala Bidang Cipta Karya