Anda di halaman 1dari 43

Guest House Syariat |1

Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


PEKERJAAN PERENCANAAN GUEST HOUSE SYARIAT
DI SAMARINDA
PENEKANAN PADA TATA RUANG DALAM

SPESIFIKASI TEKNIS

TAHUN : 2021.
PEKERJAAN : Perencanaan Guest House Syariat di Samarinda
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam.
LOKASI : Jl. Gelatik, Kel. Temindung Permai, Kec. Sungai Pinang,
Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75242.

PASAL 1
PEKERJAAN YANG AKAN DILAKSANAKAN
Lingkup pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana adalah
pembangunan atau merencanakan Guest House Syariat di Samarinda, dengan
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

Selain pekerjaan di atas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus


diselesaikan, Kontraktor Pelaksana juga dituntut harus melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan pendukung yang diatur di dalam pasal-pasal.

PASAL 3
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan (fisik 0%), jika diperlukan pihak Kontraktor


membuat persentase atau Kick Off Meeting (Jika diperlukan) dengan Pihak
Pemberi Kerja/Pengawas tentang pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan
Guest House Syariat |2
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

(Organisasi proyek, Time schedule, Tenaga personil, cara pengaturan


pekerjaan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
2. Kontraktor harus mengerjakan semua jenis pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi yang telah disiapkan oleh Pengawas.
3. Segala penyimpangan dari spesifikasi tanpa sepengetahuan dan persetujuan
Pengawas, maka seluruh resiko dan biaya yang timbul menjadi beban dan
tanggung jawab pihak Kontraktor.
4. Kontraktor harus menempatkan wakil/Tenaga Teknis yang selalu berada di
lokasi pekerjaan pada waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sehingga
dapat memutuskan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 4
PERATURAN TEKNIS

1. Pelaksanaan pekerjaan ini digunakan peraturan-peraturan seperti tercantum di


bawah ini :
a) Persyaratan Umum Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
b) Peraturan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (
K3).
c) Peraturan-peraturan Pemerintah Pusat/ Daerah setempat.
d) Peraturan Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
e) Peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI 2008) mengenai syarat-syarat
umum konstruksi.
f) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
SNI-1726- 2012.
g) Standarisasi-standarisasi lain, yang berhubungan dengan pekerjaan di atas.
2. Jika ternyata pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini terdapat perbedaan
terhadap peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan didalam ayat (1) di atas,
maka Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini yang mengikat.
Guest House Syariat |3
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

PASAL 5
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
a) Untuk pelaksanaan pekerjaan ini jangka waktu yang diberikan adalah 180
(seratus delapan puluh) hari kalender atau 6 (enam) bulan kalender
terhitung sejak diterbitkannya Surat Perjanjian sampai dengan pekerjaan
harus selesai 100% (serah terima pertama).
b) Untuk keperluan pelaksanaan pengawasan/monitoring maka sebelum
pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengajukan rencana kerja dan jadwal
waktu yang terinci dan jelas, dan tergantung keperluannya apakah harus
dengan network planning atau cukup barchart atau sesuai permintaan
Pemberi Tugas.
c) Jangka waktu pemeliharaan ditetapkan selama 60 (enam puluh) hari
kalender, terhitung dari tanggal pernyerahan pertama. Kontraktor harus
memperbaiki hingga memuaskan segala kekurangan atau kerusakan yang
terjadi dalam masa pemeliharaan karena ketidak sempurnaan bahan atau
pelaksanaan.
d) Apabila Kontraktor dalam jangka waktu yang ditetapkan belum
melakukan perbaikan yang diperlukan, maka pemberi tugas berhak
melakukan perbaikan pekerjaan tersebut atas biaya yang dibebankan
kepada Kontraktor.
e) Setelah jangka waktu pemeliharaan berakhir, pekerjaan diserahkan untuk
kedua kalinya, yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Ke II.
f) Masa pemeliharaan otomatis akan bertambah, jika masa perbaikan
melampaui masa pemeiharaan pekerjaan.
g) Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus menyiapkan Jadwal
Pelaksaan Pekerjaan (kurva S dan Bar Chart) dengan detail, yang
diperlihatkan urutan pelaksanaan kegiatan beserta waktu yang dibutuhkan
dan diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan untuk
mendapat persetujuan. Selanjutnya Jadwal ini akan digunakan sebagai
Guest House Syariat |4
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

acuan dalam melakukan pekerjaan dan penetapan kemajuan (progress)


fisik pekerjaan.
h) Secara berkala Kontraktor harus membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan
mingguan/bulanan yang akan digunakan sebagai acuan kerja.
2. Jadwal Kedatangan Bahan Material
Jadwal kedatangan bahan/material harus disesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan dibuat secara terpisah. Dalam jadwal harus sudah
termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan, jadwal rencana pengiriman,
pengambilan sampel, dan pengujian bahan. Jadwal ini harus diserahkan
kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

PASAL 6
PENYEDIAAN TENAGA

1. Selama masa pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga


inti yang cukup memadai untuk kegiatan ini yang sekurang-kurangnya terdiri
atas :
a) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai
Kerja) dikeluarkan, kontraktor pelaksana sudah harus menyerahkan nama-
nama tenaga yang dipergunakan di atas lengkap dengan curriculum
vitaenya serta bagan organisasinya.
2. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, kontraktor harus menyediakan
tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup terampil serta cukup
jumlahnya, ditambah 1 (satu) orang draftman bila diperlukan untuk pembuatan
shop drawing.
3. Kontraktor berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang dimaksud
pada butir 1 dan 2 di atas apabila diminta oleh pengawas berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal ini
dapat dikenakan sanksi/denda kelalaian.
4. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, Kontraktor harus membuat
pengaturannya sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja,
lokal atau lainnya dan mengenai pembayaran, perumahan, makan, transportasi
Guest House Syariat |5
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

dan pembayaran yang harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus


menjadi haknya berdasarkan perundang-undangan Republik Indonesia
bilamana pekerjaan telah berakhir.
5. Kontraktor tidak akan menawarkan pekerjaan kepada pegawai dari Pemilik
Kegiatan selama masa Kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin tertulis
dari Pemilik Kegiatan.
6. Untuk mendapatkan tenaga Staff dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor
harus memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau
berasal dari tempat lokasi kegiatan.
7. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara pada lokasi kegiatan fasilitas
pertolongan pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus
mampu melakukan tugas pertolongan pertama, sesuai dengan keinginan
Direksi.
8. Kontraktor akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa
kecelakaan di lokasi atau dimana saja yang berhubungan dengan Pekerjaan.
Kontraktor juga harus melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang
berwenang apabila laporan tersebut disyaratkan oleh undang-undang.

PASAL 7
PENYEDIAAN PERALATAN
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak kerja dan gudang
penyimpanan alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi
yang kelayakannya akan dinilai oleh Direksi. Bila Direksi menilai
barak/gudang tersebut layak dengan alasan-alasan teknis, maka Kontraktor
Pelaksana harus melakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan petunjuk
Direksi.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak Direksi
(Direksikeet) yang dilengkapi :
3. Kontraktor harus membuat pagar pembatas dan pengaman sekeliling lokasi
kegiatan. Selain itu kontraktor juga harus membuat papan nama kegiatan yang
Guest House Syariat |6
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

berisikan data/informasi mengenai kegiatan, dan terbuat dari kayu dengan


tulisan hitam warna dasar putih.
4. Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan
untuk para pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta
perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan
ditempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera mengambil tindakan
penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan
mengikuti ASTEK).
5. Semua material yang tersebutkan di dalam butir 1, 2 dan 3 di atas setelah
selesainya pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus
dibersihkan dari lapangan pekerjaan.

PASAL 8
PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang


memenuhi persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-
tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan jadual pelaksanaan.
2. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini.
Sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan di sini akan
diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan
komponen konstruksi di belakang.
a) Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran,
beton dan penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih
tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang
telah dinyatakan memenuhi syarat sebagai air untuk keperluan
pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium. Bila air yang digunakan dari
sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
b) Semen Portland (PC)
Guest House Syariat |7
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis I memenuhi SNI (Standar


Nasional Indonesia) harus satu merk untuk penggunaan dalam pelaksanaan
satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau
seluruhnya. Penyimpanan harus dilakukan dengan cara dan di dalam
tempat (gudang) yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi
sesuai persyaratan di atas.
c) Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari
kotoran, lumpur, asam, garam dan bahan organis lainnya yang terdiri atas :
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus , yang lazim
disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasarkan
disebut pasir pasang.
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya
mendapat rekomendasi dari laboratorium.
d) Kerikil (Kr)
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah,
bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat tercantum dalam PBI 1971.
e) Batu Bata
Batu bata untuk pekerjaan pasangan dinding dan lain-lain yang disebutkan
di dalam gambar, harus menggunakan batu putih yang memenuhi standart
sebagai berikut :
1. Berukuran standart dan berwarna merah bata tua sebagai hasil dari
pembakaran yang sempurna/matang.
2. Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikopek dengan
tangan, berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak
merugikan.
Guest House Syariat |8
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

3. Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian


banyaknya sehingga pengkristalannya dapat mengakibatkan lebih dari
50% permukaan bata tertutup tabal oleh bercak-bercak putih.
f) Batu Belah
Batu belah harus dari batu gunung yang keras, tidak porus berukuran berat
sesuai yang disyaratkan dalam gambar rencana dan minimal ketiga sisinya
merupakan hasil pecahan.
g) Pancang Beton
Pancang beton uk. 20 cm x 20 cm merupakan bahan hasil pabrikan yang
dipengadaannya dilakukan oleh kontraktor.
h) Kayu Non Struktural
Yang dimaksud dengan kayu non strultural disini adalah kayu untuk
selimar pintu dan jendela. Kayu tersebut harus bergergaji mesin, lurus dan
berkualitas baik, dengan cacat maksimum yang diperkenankan adalah
sebagai berikut :
1. Cacat maksimum 1% × lebar
2. Pingul maksimum 1% × lebar
3. Serat miring maksimum Tg = 1/10
4. Ø mata kayu maksimum 1/6 × lebar retak dan retak tangensial
maksimum 1/5 lebar muka kayu. Pemakaian ukuran yang tercantum
dalam gambar pelaksanaan dan Rencana Kerja dan Syarat adalah
mentah, belum diketam, dengan toleransi masing-masing maksimal 3
mm.
i) Kusen Alumunium
Kusen Alumunium hasil pabrikan perusahaan yang sudah di pesan.
j) Struktur Baja IWF
Merupakan struktur bentang lebar dari atap.
k) Roof Garden
Lapisan Roof Garden merupakan lapisan struktur untuk pembuatan taman
diatas bangunan yang disediakan oleh kontraktor.
Guest House Syariat |9
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

PASAL 9
PEMBUATAN SHOP DRAWING
(GAMBAR PELAKSANAAN)
1. Shop Drawing (Gambar Pelaksanaan) harus dibuat oleh Kontraktor Pelaksana
sebelum suatu komponen konstruksi dilaksanakan bila :
a) Gambar detail konstruksi yang tertuang dalam dokumen kontrak tidak ada
atau kurang memadai.
b) Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas teloransi
yang diijinkan) pada konstruksi yang mendahuluianya. Misalnya : Gambar
kerja untuk konstrusi kuda-kuda atap bila terjadi penyimpangan
kedudukan kolom tempat bertumpunya kuda- kuda tersebut.
c) Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis, untuk itu demi
kesempurnaan konstruksi.
2. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

PASAL 10
PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN
(AS BUILT DRAWING)
1. Sebelum penyerahan pekerjaan I, kontraktor pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri dari :
a) Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
b) Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-
gambar perubahan.
2. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 di atas harus diartikan telah
memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan
secara teliti.
3. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan yang harus
diserahkan pada saat Penyerahan I. Kekurangan dalam hal ini akan berakibat
Penyerahan Pekerjaan I tidak dapat dilaksanakan.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 10
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

PASAL 11
PEMBENAHAN/PERBAIKAN KEMBALI
1. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan kontraktor pelaksana
meliputi :
a) Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan
pelaksanaan.
b) Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar
pekerjaan pokok yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi
(misalnya : jalan, halaman dan lain sebagainya).
2. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksi keet harus dilaksanakan sebelum
masa kontrak berakhir.

PASAL 12
PERATURAN/PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT

Peraturan Teknik yang dikeluarkan / ditetapkan oleh Pemerintah RI : Apabila


tidak disebutkan di dalam RKS dan gambar maka berlaku mengikat peraturan-
peraturan di bawah ini :

1. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPBB NI-3/56


1983).
2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 (PKKI NI-5).
3. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982).
4. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja).
5. Peraturan –peraturan Pemerintah / PERDA Setempat.
6. SKSNI-T-15-1991-03.
7. Pedoman Perencanaan untuk struktur Beton Bertulang biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 11
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

PASAL 13
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

Persyaratan Teknik Pada Gambar/RKS yang harus diikuti :


1. Apabila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,
maka gambar detail yang diikuti.
2. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuain konstruksi
harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
3. Apabila terdapat perbedaan antara RKS dan Gambar, maka RKS yang diikuti,
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi. Bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedangkan RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti, begitu juga
sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan Gambar di atas adalah RKS dan Gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan.

PASAL 14
PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN

Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh Dokumen


Pelaksanaan secara seksama dan bertanggung jawab :
1. Apabila didalam penelitian tersebut dijumpai :
a) Gambar atau persyaratan pelaksanaan yang tidak memenuhi syarat teknis
yang bila dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan atau kegagalan
struktur. Maka Kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis dan menangguhkan pelaksanaannya
sampai memperoleh keputusan yang pasti dari Konsultan Pengawas.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 12
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

2. Apabila akibat kekurang-telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan


pemeriksaan Dokumen Pelaksanaan tersebut yang menyebabkan terjadi
ketidak sempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah
dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah
memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari
pihak-pihak lain.

PASAL 15
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan, pembuatan


dan kelalaian pegawai, pekerja atau pun orang-orang yang mempunyai
hubungan kerja dengannya.
2. Kontraktor akan menyediakan peralatan keselamatan seperti yang diharuskan
oleh hukum, yang diperlukan untuk keselamatan pegawai dan masyarakat
(menyediakan helm dan sepatu lapangan standard proyek untuk keperluan
Direksi dan Konsultan Pengawas).
3. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah
bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
4. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah
perintah Kontraktor.
5. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan
didalam site, untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga
keamanan.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 13
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja
wajib diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
7. Kontraktor bertanggung jawab atas pembersihan kembali perlengkapan
keselamatan kerja.
8. Kontraktor wajib menyediakan Direksi Keet untuk Konsultan Pengawas
dengan kebutuhan ruang yang cukup untuk :
a) Ruang Konsultan Pengawas.
b) Ruang Pertemuan/Rapat lengkap dengan meja besar dan panjang serta
kursi, papan tulis (white board dan spidol warna).

PASAL 16
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Lapangan pekerjaan akan diserahkan oleh Pemberi Tugas kepada Kontraktor


selama waktu pelaksanaan dan sesuai dengan keadaan pada waktu peninjauan.
2. Setiap kelambatan atas penyerahan lapangan ini dapat dipertimbangkan oleh
Pengelola Kegiatan sebagai perpanjangan masa pemeliharaan. Pembagian
halaman untuk bekerja apabila Kontraktor akan mendirikan bangunan
sementara (Direksi keet Gudang) maupun tempat penimbunan bahan, maka
kontraktor harus merundingkan terlebih dahulu kepada pengelola Kegiatan
tentang penggunaan halaman ini.
3. Jalan masuk ketempat pekerjaan :
a) Semua biaya untuk prasarana, fasilitas untuk memasuki daerah pekerjaan
serta akomodasi tambahan diluar Daerah Kerja, menjadi tanggungan
Kontraktor.
b) Apabila terjadi kerusakan pada jalan kompleks, saluran air atau bangunan
lainnya yang disebabkan adanya pembangunan ini. Kontraktor
berkewajiban memperbaiki kembali, selambat-lambatnya dalam masa
pemeliharaan.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 14
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

c) Kontraktor diharuskan menyiapkan di Lokasi Kegiatan alat-alat pengaman


terhadap kebakaran dan keamanan kerja lainnya.

PASAL 17
PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

1. Lingkup Pekerjaan
2. Pemasangan bouwplank bangunan Guest House Syariat bahan yang dipakai
untuk pekerjaan ini adalah :
a) Kayu eks. lokal ukuran 5/7 dan 3/10
b) Cat warna merah
c) Paku segala ukuran
d) Papan bangunan ukuran 3/20
3. Syarat-Syarat Pelaksaan Pekerjaan
a) Papan bangunan ukuran 3/20, diketam rata permukaan atasnya.
b) Tiang-tiang papan bangunan ukuran 5/7, dipasang kokoh pada jarak 2 m.
c) Semua titik as kolom pada papan bangunan harus diberi tanda dengan cat
dan paku.
d) Papan bangunan harus tetap berdiri kokoh hingga pelaksanaan konstruksi
mencapai pengecoran beton plat lantai pertama.

PASAL 18
PEKERJAAN GALIAN

1. Lingkup Pekerjaan
a) Galian tanah pondasi menerus bangunan pada tanah
b) Galian tanah pondasi menerus foot plat bangunan
c) Galian Septictank dan resapan
2. Syarat-Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a) Seluruh pekerjaan galian dilakukan sampai pada kedalaman sesuai dengan
gambar rencana rancangan pelaksanaan.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 15
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

b) Lubang galian harus dibuat yang cukup guna memperoleh ruang kerja
yang cukup dan kemiringan sisi-sisinya tidak mudah longsor.
c) Tanah bekas galian diletakkan pada sisi-sisi galian sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan galian dan tanah bekas
galian tidak dapat longsor ke dalam galian.
d) Pekerjaan pengurugan tanah kembali dilaksanakan setelah pekerjaan
galian dan konstruksi yang memerlukannya selesai. Urugan tanah
peninggian lantai hendaknya dipadatkan kembali dengan menggunakan
mesin pemadat.

PASAL 19
PEKERJAAN URUGAN

1. Lingkup Pekerjaan
a) Urugan tanah kembali bangunan gedung.
b) Urugan tanah peninggian halaman depan dan parkir.
c) Urugan tanah peninggian peil lantai gedung.
d) Urugan pasir bawah pondasi gedung.
e) Urugan pasir bawah lantai gedung.
f) Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan.
2. Urugan terdiri atas :
a) Urugan tanah
Dilaksanakan pada area sekeliling gedung.
b) Urugan pasir
Dilaksanakan pada bawah lantai dan atau pondasi yang baru sedemikian
rupa sehingga diperoleh elevasi yang sesuai bila telah difinish dengan
lantai keramik, paving atau beton rabat.
3. Semua bahan urugan yang digunakan harus bersih dari kotoran, humus atau
bahan organik lainnya yang dapat mengakibatkan penyusutan urugan maupun
terhadap kepadatan itu sendiri.
4. Semua bahan urugan yamg dipergunakan harus seijin Direksi/Konsultan
Pengawas.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 16
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

5. Urugan yang tebalnya lebih dari 15 cm harus dilakukan selapis demi selapis,
dan setiap lapisan urugan hendaknya dipadatkan dengan mesin pemadat
(Compactor).

PASAL 20
PEKERJAAN PANCANG BETON

1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan Pancangan Beton Mini Pile 20 cm x 20 cm.

2. Bahan-bahan
a) Beton yang dipakai untuk pembuatan tiang beton cetak harus mempunyai
mutu beton minimal K-350 (beton Readymix).
3. Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a) Alat Pancang
- Hydraulic jack 120 ton
- Peralatan pendukung hydraulic jack
b) Daya Pikul Tiang
- Didapat dari penunjukan meter (gauge) yang terpasang pada alat
hydraulic jack yang digunakan
- Pemancangan dihentikan bila daya dukung yang diinginkan sudah
tercapai
c) Toleransi Posisional dan Kemiringan Tiang
- Toleransi untuk ketepatan titik tiang tidak lebih dari 8,00 cm dari letak
titik pada awal pemancangan, dan jarak antara dua buah tiang pancang
tidak bertambah/berkurang lebih dari 15,00 cm dari yang seharusnya.
- Toleransi kemiringan untuk tiang yang seharusnya vertikal adalah tidak
lebih miring dari 1 : 75.
- Jika ada gangguan dalam pelaksanaan tiang beton cetak yang diluar
kemampuan kontraktor untuk mengatasinya, maka kontraktor dapat
menambah satu atau lebih tiang beton cetak, dan sebelum pelaksanaan
harus minta persetujuan dari Konsultan Pengawas.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 17
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

- Pemasangan poer dan tie beam dapat dilaksanakan setelah semua tiang
mini terpasang baik dan setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d) Penyambungan Tiang
Tiang beton cetak disambung dengan mengelas plat baja pada kedua tiang
yang akan disambung dengan full buttweld. Sebelum pengelasan dilakukan
potongan tiang yang akan disambung distel hingga satu garis dengan tiang
yang telah terpancang di dalam tanah. Setelah pengelasan selesai
dilaksanakan, sambungan tersebut diberi lapisan aspal dan pemancangan
tiang dilanjutkan.
e) Pemancangan
- Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah
dengan baik sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan
serta tidak terjadi kemungkinan tekuk. Penyanggahan ini harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada tiang
tekan.
- Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan
efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas
sebelum digunakan. Manometer pengukur tekanan harus ada sertifikat
kalibrasi yang masih berlaku dari pihak yang berwenang.
- Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah
setempat.
- Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi
atau kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan
Pengawas menyetujui bahwa penghentian pemancangan terjadi karena
hal-hal yang diluar kekuasaan pemborong.
- Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500
mm kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 18
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

- Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan


karakteristik yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah
maupun penekanan-penekanan sebelumnya, pemborong harus segera
memberitahukan Konsultan Pengawas untuk meminta petunjuknya.
- Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga
pengaruh yang jelek dari "heave" dan desakan tanah kesamping dapat
dibatasi sekecil mungkin. Urut-urutan penekanan ini harus
dikonsultasikan dan disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
- Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan penekanan ulang
pada semua tiang yang terjadi heave. Toleransi posisi horizontal
pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh melebihi 75 mm dalam
segala arah.
- Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi kemiringan
1:75.
f) Pemotongan Kepala Tiang Tekan
- Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau kedalaman yang
disyaratkan, maka kepala tiang tekan harus dikupas sampai dengan
level yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
- Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang yang
disyaratkan dalam gambar pelaksanaan.
- Pemborong harus melakukan segala usaha agar pemotongan tiang tekan
ini tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan tersebut.
- Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus dibongkar dan diperbaiki
dengan beton dengan mutu yang sama dengan mutu beton yang
disyaratkan untuk tiang tekan.
g) Penolakan Tiang
- Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi
spesifikasi ini akan ditolak. Pemborong wajib membuat tiang pengganti
tanpa biaya tambahan.
- Segera setalah pekerjaan selesai, Pemborong harus membuat “As built
drawing” dari letak dan kedalaman tiang pancang mini pile.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 19
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

PASAL 21
PEKERJAAN PONDASI FOOT PLATE/MENERUS

1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan pondasi meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan sarana
yang menunjang pekerjaan tersebut.
b) Pondasi batu foot plat yang digunakan untuk dinding pemisah, jelasnya
sesuai yang tertera dalam gambar.
c) Pekerjaan pondasi foot plat pada bangunan gedung seperti pada gambar.
2. Bahan – Bahan
a) Batu belah yang tidak poros dan belum dipakai, serta harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu kepada Pengawas.
b) Perekat yang digunakan dalam komposisi adukan dengan perbandingan (1
Pc : 4 Ps).
c) Pasangan aanstamping dari batu belah yang disusun padat celah-celahnya
diisi pasir dan disiram air.
d) Pasir urug digunakan untuk alas pondasi sebelum dipasang aanstamping
dengan tebal urugan 10 cm dan dipadatkan.
e) Pasir pasang.
3. Syarat - Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a) Sebelum pelaksanan pekerjaan Kontraktor Pelaksana melaksanakan
pengajuan lebih dulu kepada Konsultan Pengawas jika akan dimulai.
b) Pemborong harus selalu berkonsultasi apabila mendapatkan perbedaan
antara gambar konstruksi dan gambar arsitektur atau hal-hal yang kurang
jelas.
c) Ukuran balok sloof disesuaikan dengan gambar konstruksi untuk masing-
masing keperluan pondasi.
d) Bentuk galian untuk pondasi harus disesuaikan dengan gambar rencana,
dan kemiringan disesuaikan dengan keadaan serta sifat tanah setempat
agar lubang galian tidak mudah longsor.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 20
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

e) Lobang galian untuk pondasi harus dihindarkan dari genangan air, karena
pemborong harus menghisap keluar genangan air yang terjadi.

PASAL 22
PEKERJAAN RABAT, DAN PATLAH

1. Lingkup Pekerjaan
a) Rabat lantai.
Berada di setiap bagian bawah lantai keramik, selain pasir pada bangunan
gedung dan juga digunakan sebagai dasar.
b) Patlah.
Digunakan pada dasar septictank dan pasangan lantai keramik bangunan
gedung.
2. Bahan – Bahan
a) Untuk pekerjaan rabat lantai menggunakan Portland cement (PC), pasir
cor, batu pecah tangan / stenslah 2/3.
3. Syarat - Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a) Untuk pekerjaan rabat lantai dengan ketebalan 5 cm, menggunakan 1 pc :
3 ps : 6kr.
b) Sedangkan untuk pasangan patlah batu putih menggunakan 1 pc : 5 ps.
c) Bentuk, dimensi, tebal, serta kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan
harus selalu dikontrol pada saat pelaksanaan.

PASAL 23
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat yang menunjang
kelancaran pekerjaan ini..
b) Pekerjaan ini meliputi pula konstruksi beton bertulang dan semua
pekerjaan beton lainnya yang tercantum dalam gambar pelaksanaan
persyaratan ini, maupun ketentuan dalam syarat lainnya.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 21
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

2. Pedoman Pelaksanaan
Pedoman pelaksanaannya memakai Standart Nasional Indonesia (SKSNI T15-
1991-03). Kontraktor Pelaksana diwajibkan melapor atau berkonsultasi
dengan Pengawas apabila terjadi perbedaan dalam gambar pelaksanaan. Dan
apabila Kontraktor Pelaksana telah siap dalam pekerjaan pengecoran,
pemborong harus melapor kepada Pengawas untuk diadakan penelitian
mengenai pemasangan bekisting, pembesian dan persiapan lainnya. Ijin untuk
bisa melaksanakan pekerjaan pengecoran adalah dari Konsultan Pengawas,
baik melalui surat ataupun secara lisan.
3. Adukan Beton
a) Adukan beton harus memenuhi mutu karakteristik beton K-225 sesuai
dengan rekomendasi dalam PBI 1971 maupun SKSNI-T-15-1991-03
untuk beton-beton struktur.
b) Adukan beton yang bersifat praktis diperkenankan mencampur sendiri
dengan menggunakan alat bantu molen.
c) Persyaratann adukan beton. Bahan yang dipergunakan :
- Portland Cement (PC)
Semen yang digunakan untuk pembuatan beton adalah produksi Semen
Tonasa Type I.
- Agregat Halus
 Agregat halus berupa pasir alam, pasir olahan atau penggabungan dari
kedua pasir tersebut.
 Agregat halus harus bebas dari kadar lumpur dan sejenisnya, menurut
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
- Agregat Kasar
 Agregat kasar berupa kerikil pecah mesin, batu pecah, terak tanur atau
beton semen-hidrolis yang dipecah.
 Agregat kasar yang dipakai adalah batu berukuran 1/2 - 2/3 cm dan
mempunyai gradasi kekerasan yang cukup.
- Bahan Air
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 22
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

 Air yang dipergunakan adalah air tawar yang umumnya dapat


diminum.
 Air yang dipergunakan sebagai bahan pencampur beton menggunakan
air sumur yang bersih atau dari PDAM, tidak mengandung bahan/zat
kimia yang mempengaruhi atau merusak mutu beton dan baja
tulangan.
4. Besi Tulangan
a) Besi tulangan yang dipakai adalah baja mutu fc’=240 Mpa/U-24 (dengan
tegangan leleh minimum 2.400 Kg/cm²) yakni dengan penggambaran
diberi notasi Ø untuk tulangan polos, dan D untuk tulangan ulir.
b) Besi tulangan yang dipakai harus bersih dari karat, lapisan minyak dan
bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lekat dan kekuatan beton.
c) Bila dalam keadaan tertentu dan memaksa bahwa besi tulangan yang
tercantum di dalam gambar ternyata tidak ada atau sulit didapat dipasaran,
maka kontraktor pelaksana berhak mengajukan permintaan ijin secara
tertulis yang dilampiri dengan rencana perubahan beserta perhitungan
teknisnya. Dan apabila pihak Pengelola Kegiatan dan Konsultan Pengawas
meluluskan, Kontraktor Pelaksana dapat melaksanakannya sesuai dengan
ijin tertulis.
d) Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan, pembengkokan,
pemasangan tulangan lewatan dan lain-lain) harus memenuhi PBI 1971.
Sebelum pengecoran rangkaian tulangan harus sudah dilengkapi dengan
beton decking yang jumlah, penempatan dan mutunya harus disetujui
direksi.
5. Bekisting
a) Bahan untuk bekisting harus dari kayu kelas III eks. lokal sesuai
persyaratan kayu struktural yang terdiri atas :
- Papan bekisting minimal tebal 2 cm
- Klem bekisting minimal berpenampang 4/6 cm
- Perancah dan penyanggah lainnya minimal berpenampang 5/7 cm
b) Bekisting harus dipotong dan dirangkai sedemikian rupa sehingga :
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 23
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

- Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton dan
atau tekanan lateralnya pada saat pengecoran.
- Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam hal ini khususnya
untuk bekisting kolom disyaratkan tinggi penuangan maksimum adalah
2 meter dari permukaan dasar yang telah mengeras.
- Mudah pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi. Untuk
dapat memenuhi hal ini, kontraktor pelaksana harus membuat gambar
pelaksanaannya (Shop Drawing) lebih dahulu beserta perhitungan
konstruksinya dan telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum bekisting dilaksanakan.
- Bahan bekisting yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali kecuali
dengan ijin Konsultan Pengawas secara tertulis.
- Bila memenuhi syarat konstruksi, pemakaian bahan lain selain yang
disebutkan di atas boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin dari
Konsultan Pengawas.
6. Pengecoran Beton
a) Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran
beton, maka Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas kapan pengecoran dilaksanakan.
b) Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
- Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan
bekisting serta pemasangan beton decking secara sempurna dan
bersih serta telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
- Kontraktor telah menyediakan bahan, peralatan dan persiapan
tenaga serta dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
- Kontraktor telah membuat schedule rencana pengecoran dan
strategi pengecoran berupa gambar tata letak bahan serta arah
pengecoran.
- Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut didalam sub butir a, b
dan c di atas telah disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 24
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

pemerikasaan dan penilaian di lapangan sehingga Kontraktor dapat


melaksanakan pengecoran.
- Bila Kontaktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan di
atas, Konsultan Pengawas berhak menghentikan pekerjaan ini dan
semua resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
7. Pembongkaran Bekisting
a) Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :
- Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.
- Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk
mendukung beban kerja di atasnya bila hal tersebut akan dilakukan.
b) Selama melaksanakan pembongkaran, kontraktor pelaksana harus
mengajukan ijin pembongkaran secara lisan kepada Konsultan Pengawas.
Namun sebelum Konsultan Pengawas memberikan ijin secara tertulis,
Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pembongkaran.
c) Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian
rupa sehingga :
- Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri
maupun konstruksi lainnya.
- Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.
d) Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera
diisi dengan mortar beton sesuai campuran asal.
e) Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan di satu tempat
atas petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menghambat jalannya
pelaksanaan selanjutnya.
f) Akibat-akibat dari kelalaian Kontraktor Pelaksana dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
8. Pendimensian Struktur Beton
Ukuran-ukuran beton yang digunakan pada bangunan gedung :
a) Kolom 1 70/70, dengan tulangan 16–D25 mm, dan begel Ø12–15cm.
b) Kolom 2 50/50, dengan tulangan 16–D19 mm, dan begel Ø12–15cm.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 25
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

c) Kolom praktis 15/15, dengan tulangan 4–D12 mm, dan begel Ø8–15cm.
d) Sloof 1 40/65, dengan tulangan 8–D22 mm, dan begel Ø12 mm–20cm.
e) Sloof 2 30/50, dengan tulangan 9–D16 mm, dan begel Ø8mm–20cm.
f) Sloof 3 15/25, dengan tulangan 4–D12 mm, dan begel Ø8mm–20cm.
g) Balok 45/75, dengan tulangan 9–D22 mm, 7–D12 mm dan begel Ø10mm–
15cm.
h) Balok anak 1 40/65, dengan tulangan 9–D22 mm, 7–D12 mm dan begel
Ø10mm–15cm.
i) Balok anak 2 25/35, dengan tulangan 10–D16 mm dan begel Ø10mm–
15cm.
j) Balok anak 3 15/25, dengan tulangan 4–D12 mm, dan begel Ø8mm–15cm.
k) RingBalk 1 35/55, dengan tulangan 6–D19 mm, dan begel Ø10mm–10cm.
l) RingBalk 2 25/40, dengan tulangan 4–D12 mm, dan begel Ø10mm–10cm.
m) Plat atap tebal 12 cm, dengan tulangan rangkap Ø 10 mm – 150. Ukuran –
ukuran beton yang digunakan pada septictank dan resapan.
n) Penutup cor beton tebal 15 cm untuk bangunan, septictank dan resapan,
dengan tulangan rangkap Ø8 mm – 125.

PASAL 24
PEKERJAAN BATU BATA, PASANGAN, DAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan
a) Pasangan dinding bata ringan
Dipasang sesuai dengan gambar yang menunjukkan dinding, dipasang di
atas sloof, dan juga dipasang sebagai dinding bangunan, selain dipasang
sebagai dinding bangunan juga dipasang sebagai dinding septictank dan
dinding sumur resapan, hanya saja pada sumur resapan merupakan
pasangan dinding bata merah kosong atau tanpa plesteran.
b) Plesteran dinding
c) Benangan sudut
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 26
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

Untuk menghasilkan akhiran dinding, kolom dan balok yang siku dan
lurus (pada bagian luar).
d) Pekerjaan acian
2. Bahan – Bahan
Untuk pekerjaan pasangan bata merah, plesteran dinding, dan benangan,
bahan-bahan yang diperlukan :
a) Bata Ringan
- Bata ringan harus berkualitas baik, ukuran minimal sesuai yang ada di
pasaran.
- Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya datar,
padat dan tidak menunjukkan retak-retak.
- Apabila dilakukan pemeriksaan dengan menggoreskan ujungnya pada
rusuk yang panjang pada bidang keras dan kasar sepanjang 1 m, maka
panjangnya berkurang akibat aus maksimum 1 cm.
b) Semen Portland (PC)
Semen Portland harus mempergunakan semen Gresik atau merk lain yang
sekualitas dan yang digunakan harus satu jenis merk pabrik.
c) Pasir pasang
d) Batu beton sisir
3. Syarat - Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a) Bahan – bahan yang digunakan untuk adukan. Cara Pencampuran :
Untuk mencampur adukan harus memakai alat tertentu misalnya MOLEN
agar mendapatkan campuran yang benar-benar merata. Apabila terpaksa
mencampur dengan tangan (cangkul dan sekop), maka landasan tempat
adukan harus kuat. Tidak dibenarkan memakai adukan yang telah
mengering.
b) Pemasangan pasangan batu bata :
- Adukan : Semua dinding di atas balok sloof hingga 40 cm dari lantai
dibuat dari adukan 1 PC : 3 Ps. Demikian juga pada KM/WC, setinggi 220
cm di atas lantai (disesuaikan dengan gambar bestek). Untuk dinding
lainnya dipergunakan adukan seperti yang tersebut di atas.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 27
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

c) Cara Pelaksanaan :
- Dinding harus dipasang dengan ketebalan perekat ± 1 cm dan harus
lurus/rata. Untuk tinggi pemasangan dinding setiap hari tidak boleh lebih
dari 125 cm.
d) Perlindungan dan Peralatan :
Perlindungan untuk pemasangan dinding di udara terbuka pada waktu
hujan harus ditutup, sehingga tidak sampai kehujanan.
e) Angkur dan Pengikat Lainnya :
Angkur sambungan dinding dengan kolom harus dipasang angkur
pengikat, yang dipasang pada jarak 75 – 100 cm.
f) Pekerjaan acian
Pemasangan kemprotan harus rapi dan sesuai dengan gambar rencana.
g) Benangan
- Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku
bagian luar) harus mengasilkan akhiran yang benar-benar siku,
lurus, dan rapi sehingga menghasilkan akhiran dinding, kolom dan
balok seperti yang dimaksud pada gambar rancangan pelaksanaan.
- Pekerjaan benangan dilaksanakan bersama dengan pekerjaan acian
halus dengan menggunakan bahan dari adukan air semen (PC).
- Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran 1 Pc : 2 Ps
dan diaduk hingga benar-benar homogen.
- Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar
siku, lurus dan rata.

PASAL 25
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pemasangan pemasangan keramik lantai
dalam dan luar (termasuk kamar mandi), pasangan keramik dinding
(termasuk dinding kamar mandi).
2. Bahan – Bahan
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 28
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

a) Keramik lantai kamar mandi 20 x 20 sekualitas Roman


b) Keramik dinding kamar mandi 20 x 25 sekualitas Roman
c) Keramik lantai 60x60 sekualitas Roman
d) Portland cement (PC)
e) Pasir pasang
f) PC
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan lantai keramik :
a) Lantai Ruang gedung menggunakan keramik 60 x 60 cm produksi
Roman atau yang sekualitas KW 1 type/motif, atau sesuai dengan
gambar pelaksanaan.
b) Lantai kamar mandi menggunakan keramik 20 x20 cm atau sesuai
dengan gambar pelaksanaan. Keramik menggunakan keramik lantai
merk ex. Asia Tile atau yang sekualitas type dan warnanya ditentukan
kemudian dalam rapat.
c) Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar
campuran 1pc : 3ps.
4. Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng keramik
yang tidak penuh (las-lasan), pemotongannya harus menggunakan mesin
potong dan harus menghasilkan tepian potongan yang lurus dan halus.
5. Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa sehingga :
a) Seluruh bagian di bawah keramik terisi penuh dengan mortar spesi
sehingga tidak terdapat rongga udara yang terjebak dibawah keramik.
b) Menghasilkan bidang lantai yang miring sempurna sehingga dapat
mengalirkan air hingga kering.
c) Nat antara lantai adalah 3 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus
sejajar garis dinding yang melingkupinya.
6. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi dengan
adukan PC dan dikeruk halus sehingga menghasilkan permukaan nat yang
sama dengan garis tepian keramik.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 29
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

7. Noda adukan PC yang mengenai permukaan keramik harus segera


dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
8. Konsultan Pengawas berhak memerintahkan pembongkaran dan
pembenahan tanpa biaya tambahan bila persyaratan di atas tidak terpenuhi.
Pelaksaan Pekerjaan keramik dinding :
1) Pelapis dinding kamar mandi dilaksanakan seperti yang ditunjuk
dalam gambar rancangan pelaksanaan dengan menggunakan keramik
20x25 cm. Digunakan keramik dinding merk Ex. Asia Tile, dengan
perbedaan motif atau tekstur pada susunan keramik dinding paling atas
dengan bagian bawahnya, Type dan warnanya ditentukan kemudian
didalam rapat.
2) Spesi perekat menggunakan campuran 1 pc : 3 ps dilaksanakan dengan
cara sebagai berikut :
- Dinding yang telah siap dilapisi keramik (sesuai dengan persyaratan
persiapan dinding untuk plesteran pada pasal di atas) dibasahi
dengan air hingga jenuh.
- Spesi perekat diplesterkan secara rata dan datar setebal ± 1.5 cm.
- Sebelum mengering, plesteran spesi perekat dikeruk dengan senky
gergaji kearah horizontal.
- Keramik dipasang secara rapi dalam susunan tegak sesuai dengan
gambar rancangan pelaksanaan, dengan jarak (nat) 0.3 cm.

PASAL 26
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan pengecatan dinding bangunan
b) Pekerjaan pengecatan Plafound
c) Pekerjaan pengecatan kayu
2. Bahan – Bahan
a) Cat dinding dan pagar sekualitas mowilex/setara
b) Cat plafond sekualitas mowilex/setara
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 30
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

c) Plamir tembok
d) Cat dasar tembok
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pekerjaan Pengecatan Dinding dan Plafond
- Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah bagian sisi
dalam ruangan dan luar ruangan dengan menggunakan cat merk
Mowilex/setara atau yang setara.
- Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan
dinding, kolom yang tampak dari dalam bangunan dan plafond.
- Pengecatan pada dinding dilakukan setelah plesteran dinding benar-
benar telah kering.
- Sebelum pengecatan pada dinding, kolom yang tampak dari dalam
bangunan dan plafond terlebih dahulu bidang-bidang tersebut
dibersihkan dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara
menggosok dengan menggunakan kertas gosok.
- Setelah dalam keadaan bersih, bidang-bidang yang akan dicat
diplamir dengan bahan plamir campuran antara 1 lem plamir : 2
semen putih : 3 mill.
- Setelah plamir benar-benar kering pekerjaan dilanjutkan dengan
menggosok plamir hingga permukaan bidang yang akan dicat benar-
benar rata dengan 3 kali pelapisan dan menggunakan kuas.
- Pekerjaan akhir adalah pengecatan permukaan hingga pekat dan rata.
2) Pekerjaan Pengecatan kayu
- Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah cat kayu merk
Avian atau yang setara.
- Sebelum kayu dicat, semua permukaan yang akan dicat harus dimeni
terlebih dahulu.
- Setelah meni kering permukaan kayu diplamir hingga rata dan
bilamana perlu didempul dan kemudian digosok dengan kertas gosok
hingga sempurna, rata dan halus.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 31
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

- Setelah pekerjaan plamir selesai, permukaan kayu dicat dengan cat


dasar satu kali selanjutnya dicat akhiran (penutup) 3 kali atau lebih
hingga mencapai hasil yang sempurna.
- Untuk mencapai hasil yang sempurna, setiap lapis pengecatan harus
dilaksanakan setelah lapisan sebelumnya benar-benar kering.
- Untuk pengecatan list kaca dilaksanakan sebelum list terpasang.

PASAL 27
PEKERJAAN SANITASI

1. Lingkup Pekerjaan
a) Pemasangan pipa pembuangan air kotor pada kamar mandi bangunan
gedung.
b) Pemasangan pipa air bersih menuju kamar mandi dan dapur bangunan
gedung.
c) Pemasangan pipa pembuangan kotoran.
d) Pemasangan avoor lantai dan bak kamar mandi bangunan gedung.
e) Pemasangan kran air.
f) Pemasangan closet Duduk INA dan wastafel INA.
g) Pemasangan septictank dan resapan.
2. Bahan – Bahan
a) pipa air kotor PVC AW 1”
b) pipa air kotor PVC AW 4”
c) pipa air bersih PVC AW 1”
d) pipa talang air PVC AW 4”
e) pipa talang air PVC AW 2”
f) avoor lantai dan bak kamar mandi
g) kran air ½”
h) closet duduk
i) septictank dan resapan(ijuk, kerikil 2/3, pasir)
j) pipa penghawaan 1”
k) beton eser dia 8
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 32
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

l) Knee/elbow PVC 3”
m) Shock PVC 3”
n) Lem pipa PVC
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan
1) Pekerjaan-Pekerjaan Jaringan Pipa Air Bersih
- Pipa PVC type AW/D Ø ½ dan ¾”, atau yang setara di pasang pada
tempat sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan.
- Perlengkapan-perlengkapan sambungan pipa, terdiri dari Knee, sok,
elbow, reducing sock dan faucet sock, TBA dan lem pipa PVC.
- Pada sambungan tersebut kran air Ø 1/2” disambung dengan faucet sox,
reducing sox dan Tee Ø 1/2”.
- Pada setiap belokan, digunakan knee atau elbow sesuai dengan
kebutuhan, demikian juga pada setiap sambungan pipa digunakan sox
dan dilem menggunakan lem pipa PVC.
- Pipa yang terletak pada dinding harus masuk ke dalam minimal 2.5 cm
dan diklem (secukupnya). Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan sebelum
pekerjaan plesteran.
- Kran air yang digunakan Ø 1/2” jenis Ball Valve dengan handel siku
atau yang setara. Pada setiap sambungan dipasang lapisan TBA untuk
mengurangi kebocoran.
- Sebelum dilakukan pemasangan pipa terlebih dahulu dilakukan test
kebocoran dengan memasukkan udara bertekanan 3 atm ke dalam
saluran air, kemudian akan dilakukan test kebocoran dengan
mengoleskan buih sabun.
2) Pekerjaan-Pekerjaan Jaringan Pipa Air Kotor, dan Talang Tegak
- Bahan-bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah :
a) Avour plastic.
b) PVC merk Maspion Ø 4”, Ø 3”, Ø2½” type AW.
- Semua saluran air buangan yang tertanam pada dinding mengikuti
gambar yang ada serta memperhatikan ketebalan dinding dibandingkan
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 33
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

dengan besar diameter pipa. Hal tersebut dilakukan agar plesteran


dinding dirasa cukup sehingga tidak mengurangi kekuatan konstruksi.
- Tata cara penyambungan baik antara pipa dengan pipa maupun pipa
dengan perlengkapannya mengikuti tata cara pemasangan jaringan pipa
air bersih. Kemiringan pipa horizontal untuk air kotor ± 1%.
- Untuk pipa saluran air buangan yang tertanam dalam tanah disyaratkan
minimal 30 cm dari permukaan tanah paling atas. Apabila tepat di atas
saluran air buangan yang tertanam dalam tanah tersebut dilalui oleh
jalur kendaraan maka harus dibuatkan perkuatan, walaupun hal tersebut
tidak terdapat dalam gambar rancangan pelaksanaan.

PASAL 28
PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM
1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan pemasangan kusen alumunium
b) Pekerjaan pemasangan kusen alumunium pintu kamar mandi
2. Bahan – Bahan
a) Sealent , semen atau mortar
b) Rangkaian pintu atau jendela yang sudah siap pasang, misalnya terdiri dari
kusen, daun pintu
c) Fischer
d) Skrup
e) Isolasi plastik atau kertas
f) Kusen alumunium yang mau dipasang
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a) Pada saat pemasangan dinding entah itu batu bata atau gypsum maka harus
dipersiapkan lobang kusen agar tidak perlu melakukan pembongkaran
ukuran lobang disesuaikan dengan ukuran kusen ditambah 1 cm untuk
tempat sealent.
b) Lalu memasukan kusen kedalam lobang, mengatur agar posisinya pas
dengan menggunakan alat beji, setelah posisi pas maka kita stel kelurusan
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 34
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

kusen dengan dinding, ketegakan dan kedataran sampai benar-benar


bagus.
c) Membuat lobang untuk tempat skrup pada dinding melalui lobang kusen
dengan menggunakan alat bor, kemudian masukan fischer kedalam lobang
bor yang telah dibuat. lalu mengencangkan fischer.
d) Menyiapkan daun pintu yang sudah dirangkai penuh, misalnya sudah
terpasang kaca dengan sempurna.
e) Daun pintu masukan ke lobang kusen, kemudian kita pasang semua
aksesorisnya seperti engsel, roda, rel, hendle, door closer dan yang
lainnya.
f) Kemudian finishing tembok dengan menggunakan bahan mortar/ semen
dan sealent. Pengisian dilakukan sampai tertutup semua celah antara
dinding dan kusen.
g) Selama proses pelaksanaan pembangunan berlangsung maka rawan terjadi
goresan atau benturan sehingga terjadi kerusakan kusen. Oleh karena itu
buat pelindung dengan bahan isolaso plastik atau kertas.

PASAL 29
PEKERJAAN ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan konstruksi atap baja IWF
b) Pekerjaan atap dak
2. Bahan-bahan konstruksi atap
Bahan langsung di sediakan oleh kontraktor.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pembuatan dan pemasangan konstruksi dan material terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan
aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 35
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

PASAL 30
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND

1. Umum
- Pemasangan rangka penggantung langit-langit menggunakan besi dengan
ukuran hollow 2/4.
2. Penutup Langit-langit
Penutup langit-langit memakai gypsumboard polos ukuran 120 x 240 cm.
3. List Plafond
Bagian dalam ruangan menggunakan list gypsum.
4. Bahan-bahan
a) Semua rangka penggantung langit-langit menggunakan besi hollow
dengan ukuran 2/4.
b) Untuk penutup plafond langit-langit mempergunakan gipsumboard polos
ukuran 120 x 240 cm dengan tebal minimal 9 mm dengan permukaan
halus.
5. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Penggantung Plafound.
- Penggantung plafond menggunakan kayu hollow 2/4 sesuai dengan
gambar rencana pelaksanaan.
- Permukaan bawah rangka plafound harus rata.
2) Pemasangan Plafound
- Setelah permukaan yang akan dipasang plafond diperiksa, maka
pemasangan penutup plafond dapat dilaksanakan.
- Pemasangan langit-langit tanpa nat.

PASAL 31
PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG

1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan Pintu
b) Pekerjaan Jendela
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 36
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

2. Bahan-Bahan
a) Pekerjaan Pintu
- 3 (tiga) buah engsel pintu sekualitas ELT/ SOLID pada setiap daun
pintu tidak cacat dan berkualitas baik.
- kunci pintu sekualitas Chisa pada pintu berdaun tunggal, tidak cacat dan
berkualitas baik.
b) Pekerjaan Jendela
- 2 buah engsel pada bagian atas daun jendela sekualitas ARCH 3” pada
setiap daun jendela, tidak cacat dan berkualitas baik.
- 2 buah pengunci/grendel pada setiap daun jendela, tidak cacat dan
berkualitas baik
- 2 buah hak angin sikutan pada setiap daun jendela, tidak cacat dan
berkualitas baik.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a) Pekerjaan Pintu
- Semua pemasangan engsel harus rapi sehingga pintu secara fungsional
dapat ditutup dan dibuka dengan mudah dan ringan.
- Pemasangan kunci/grendel tanam harus rapi dan mudah dioperasikan.
- Sekrup–sekrup engsel, kunci dan lain–lain harus rata pada permukaan
pintu.
- Dipasang 3 buah engsel pada setiap daun pintu.
b) Pekerjaan Jendela
- Pemasangan 2 buah engsel pada bagian atas daun jendela di setiap daun
jendela.
- Setiap daun jendela dipasang 2 buah pengunci/Grendel
- Pemasangan 2 buah hak angin sikutan pada setiap daun jendela.

PASAL 32
PEKERJAAN LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan instalasi listrik
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 37
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

2. Peraturan / Persyaratan Teknik yang Mengikat :


1) Semua pekerjaan listrik yang dilaksanakan dalam proyek ini harus
memenuhi /mematuhi persyaratan standar dari instasi yang berwenang
untuk itu, antara lain sebagai berikut :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987.
- Standard Konstruksi/Normalisasi PLN.
- Peraturan-peraturan PLN/Jawatan Keselamatan Kerja.
- Standart/Normalisasi : S.I.I. ,VDDE/DIN, IEC.
2) Semua peralatan jaringan distribusi tegangan rendah disesuaikan untuk
tegangan 220/380,50 Hz.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Kontraktor Pelaksana :
1) Gambar-gambar instalasi menunjukan secara teknis pekerjaan instalasi
yang harus dilaksanakan dimana dicantumkan ukuran bahan-bahan
instalasi serta keterangan lain yang diperlukan.
2) Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar rancangan pelaksanaan
terhadap kemungkinan adanya kesalahan atau ketidakcocokan dalam
halhal yang berhubungan dengan fabrikasi maupun pelaksanaan
pemasangannya. Hal tersebut harus diajukan sebelum pemasukan
penawaran. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka
instalatir/Kontraktor dianggap sudah memahami secara keseluruhan
gambar rancangan pelaksanaan tersebut.
3) Akibat kelalaian Kontraktor baik disengaja/tidak yang menyebabkan
adanya perbedaan antara gambar rancangan pelaksanaan dengan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, maka kontraktor wajib membongkar
tanpa ada biaya tambahan.
4) Pelaksanaan di lapangan selain yang tertera pada gambar juga disesuaikan
dengan kondisi lapangan atas petunjuk pengawas lapangan secara
tertulis/lisan.
5) Bila Kontraktor menganggap perlu adanya perubahan ukuran/konstruksi
dalam pelaksanaan, maka Kontraktor diwajibkan mengajukan alternative
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 38
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

atau shop drawing yang dikehendaki dan mendapat persetujuan dari


Pengawas.
6) Seluruh pola pemasangan armature/fixture disesuaikan dengan gambar
rancangan pelaksanaan.
7) Untuk tiap-tiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kontraktor,
apabila terdapat hal-hal yang tidak dijelaskan dalam RKS ini maupun di
dalam gambar rancangan pelaksanaan maka tetap harus dilaksanakan oleh
kontraktor demi kesempurnan pekerjaan sehingga instalasi dapat bekerja
dengan baik tanpa biaya tambahan.
8) Hal-hal lain yang menyangkut pelaksanaan tetapi belum disebutkan dalam
peraturan ini, akan ditentukan lebih lanjut oleh Pengawas Lapangan.
9) Dalam memintakan ijin-ijin yang diperlukan untuk menjalankan instalasi
yang dinyatakan dalam RKS ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
4. Penyediaan Bahan dan Peralatan
a) Bahan dan peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini harus disediakan
oleh Kontraktor dan harus dalam keadaan baru, tanpa cacat.
b) Semua bahan yang akan dipergunakan diutamakan produksi dalam negeri,
sejauh mana bahan tersebut masih memenuhi persyaratan teknis dan
standart yang ditentukan oleh proyek ini.
c) Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan/barang yang disebut
dalam lingkup pekerjaan kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan sebelum dipasang. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan,
minimal brosur spesifikasi teknis harus ditunjukkan dan disetujui
Pengawas Lapangan.
5. Pekerjaan Instalasi Listrik Sehubungan dengan Pekerjaan Lainnya
a) Semua pekerjaan instalasi listrik harus dikoordinasi dengan pekerjaan lain,
hal ini untuk menghindari pekerjaan pembongkaran, pekerjaan ulang dan
hal-hal lain yang memperlambat penyelesaian pekerjaan.
b) Termasuk pekerjaan Kontraktor apabila kontraktor memandang perlu
adanya pembongkaran maupun pengembaliannya untuk pemasangan
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 39
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

instalasi listrik ini dan harus mendapat ijin dari Konsultan Pengawas
sebelum pelaksanaannya.
6. Pengujian / Testing
1) Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan
dengan persyaratan teknis yang diminta, maka Kontraktor diwajibkan
menguji seluruh pekerjaannya dengan standart uji masing-masing yang
telah ditetapkan dalam peraturan/spesifikasi peralatan.
2) Pengujian ini dilaksanakan dibawah pengawasan Pengawas Lapangan
yang ditunjuk. Jadwal pelaksanaan pengujian dapat diukur seminggu
sebelumnya atas persetujuan bersama.
3) Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang sempurna
yang diketahui pada saat pemeriksaan/pengujian harus segera diganti
dengan yang baru/disempurnakan sampai dapat berfungsi dengan baik dan
sesuai standart uji yang ada.

PASAL 33
PEKERJAAN PEMASANGAN KABEL

1. Semua kabel tegangan rendah yang digunakan adalah kabel yang sudah
direkomendasikan oleh LMK dengan merk : Kabelindo, Supreme,
Kabelmetal.
- Kelas: 600/1000 V
- Inti: Tembaga
- Isolasi: PVC ukuran : minimum 2,5 mm
2. Kode warna harus mengikuti ketentuan PUIL 1987
- Phase R/L1 : Merah
- Phase S/L2 : Kuning
- Phase T/L3: Hitam
- Netral : Biru
- Grounding PE: Kuning-hijau
3. Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan
kuning/hijau (untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 40
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

ujungujung kabel harus diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian


seperti nomor 2.
4. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau aluminium,
pemasangan pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup,
pemasangan dengan menggunakan paku tidak dibenarkan.
5. Semua penyambungan kabel pada kotak sambung harus menggunakan
sambungan baut (ulir atau sepatu kabel, tidak boleh menggunakan
sambungan puntir (dengan lasdop).
6. Semua penyambungan kabel pada terminal kabel harus menggunakan
sepatu kabel atau disesuaikan terminalnya.
7. Ujung kabel yang dipasang pada terminal kabel harus diberi pelindung
(sealing end).
8. Kabel yang turun dari plafond dipasang pada pipa PVC/Flexible
conduit yang ditanam dalam tembok.

PASAL 34
PEKERJAAN PEMASANGAN SISTEM PENERANGAN

1. Saklar dan Stop Kontak


a) Saklar yang digunakan pada instalasi ini sekualitas merk Broco dengan
kemampuan minimal 10 A, baik saklar ganda maupun saklar tunggal.
b) Saklar dipasang setinggi ± 150 cm dari lantai dengan pemasangan
terpendam (in-bouw) rata dengan permukaan plesteran dinding sesuai
petunjuk pengawas.
c) Kotak tempat saklar dan kotak kontak tersebut dari logam dengan standart
merk broco atau setara.
d) Saklar yang digunakan pada instalasi ini berstandart merk broco atau yang
setara dengan menggunakan tutup berkemampuan minimal 16 A.
e) Kotak kontak dipasang setinggi ± 150 cm dari lantai dengan pemasangan
terpendam (in-bouw) rata dengan permukaan plesteran dinding sesuai
petunjuk dari pengawas.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 41
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

PASAL 35
PEKERJAAN BAHU JALAN

1. Membentuk Bahu Jalan Tanpa Bahan Timbunan


a) Pekerjaan ini meliputi pengeprasan dan pemadatan dari tanah asli yang
telah ada.
b) Material timbunan berasal dari lokasi dengan jalan diratakan secara
manual tenaga manusia/alat berat.
c) Disebar, diratakan dan dipadatkan dengan mesin gilas.
d) Permukaan akhir dari yang telah diratakan dan pemadatan tidak boleh
berbeda lebih dari1,5cm dibawah atau diatas elevasi rancangan pada setiap
titik/dibuat kemiringan 2% agar air mengalir kesaluran pembuangan.
2. Perbaikan Bahu Jalan
a) Pekerjaan ini meliputi merapikan muka bahu jalan yang terlalu tinggi
antara rawa dan perkerasan jalan.
b) Bahu jalan tertutup rumput/gulma yang tinggi (lebih dari 5cm tinggi)
dan/atau semak-semak sehingga akan mengurangi keamanan jalan atau
jarak pandang.
c) Bahu jalan dengan bahan-bahan yang lepas,benda-benda yang tidak
dikehendaki atau bahan-bahan lainnya yang tidak berkaitan dengan fungsi
jalan harus dipadatkan dan dibuat kemiringan 2% agar air mengalir
kesaluran.

PASAL 36
PEKERJAAN DRAINASE

1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau


penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya
yang diperlukan untuk menyelesaikan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
a) Galian parit dengan menggunakan tenaga manusia/ alat berat
b) Membuang sisa galian dengan menggunakan truckbak terbuka
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 42
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

c) Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan


sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk selokan baru atau
lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar
yang disetujui dan memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan
dalam gambar atau atas petunjuk pengawas direksi.
2. Pekerjaan Penyempurnaan Parit
a) Pekerjaan ini pada intinya adalah mengembalikan kembali fungsi
parit.
b) Pekerjaan meliputi pembersihan dan penggalian parit dari kotoran dan
endapan tanah yang menggangu fungsi dari parit.
c) Kotoran dari hasilpembersihan dan penggalian parit harus dibuang
keluar lokasi.
d) Lokasi pembuangan harus mengikuti petunjuk pengawas atau direksi.

PASAL 37
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian


pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan
harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan semua barang yang tidak
berguna harus disingkirkan dari proyek.
2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
3. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan
dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan
II dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.
4. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan
kemudian dalam Rapat Penjelasan Pekerjaan.
G u e s t H o u s e S y a r i a t | 43
Penekanan Pada Tata Ruang Dalam

PASAL 38
PENUTUP

1. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian


pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua item
pekerjaan harus ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan rencana dan gambar menjadi tanggungan
pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik
mungkin.
3. Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib merawat, mengamankan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke
II dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.
4. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari bangunan ini, tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam RKS, harus tetap dikerjakan dan diselesaikan
oleh Kontraktor, untuk penyelesaian yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan Direksi Teknik.
5. Semua yang belum tercantum dalam peraturan RKS akan ditentukan
kemudian dalam rapat penjelasan.

Samarinda, Agustus 2021


Perencana,

Safina Mutiara Dewi


NIM. 18 619 006

Anda mungkin juga menyukai