PEKERJAAN:
JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI PERENCANAAN
PAGAR DEPAN, SAMPING, CANDI BENTAR
DAN DINDING PENAHAN TANAH (DPT)
LOKASI:
KINTAMANI KABUPATEN BANGLI
TAHUN ANGGARAN:
2023
Disiapkan oleh:
3. Rencana Kerja
a. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari waktu penandatanganan Kontrak,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan sebuah
Rencana Kerja sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Pengajuan Rencana Kerja tersebut atas persetujuan Direksi, tindakan mengurangi atau
membebaskan Kontraktor Pelaksana dari pertanggungjawabannya terhadap pekerjaan
yang termaksud dalam kontrak.
4. Tempat Kerja
a. Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak di luar lokasi yang disediakan
Direksi, maka Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan biaya ganti rugi/sewa dan lain-
lain biaya sehubungan itu tanpa membebani jasa Bangunan dengan biaya-biaya
tambahan.
b. Kontraktor Pelaksana harus mengusahakan tempat-tempat, mengatur dan bilamana perlu
membayar ganti rugi/sewa untuk penggunaan, penempatan alat-alat, penempatan
gudang-gudang kantor dan keperluan lain-lain yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan
serta mendapat ijin persetujuan Direksi.
c. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai Petunjuk Direksi, Kontraktor Pelaksana
harus membongkar, memindahkan alat-alat kontruksi pembantu atau bentuk-bentuk lain
yang sudah tidak digunakan agar bekas tempat kerja tersebut bersih kembali. Pembiayaan
untuk hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri tetapi harus sudah tergabung dalam
Rencana Anggaran Biaya.
7. Peralatan
a. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan daftar terperinci tentang Peralatan-peralatan
yang akan digunakan disertai data-data kemampuan alat-alat tersebut.
b. Daftar peralatan yang diperlukan dapat dilihat pada bab II tentang daftar peralatan utama.
c. Kontraktor Pelaksana wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya akan
dipergunakan.
d. Kerusakan peralatan tersebut harus segera diperbaiki/diganti dan tidak dapat dipakai
sebagai alasan keterlambatako buntun pekerjaan.
11. Material
a. Umum
1) Bahan yang didatangkan harus mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi
sehingga tidak menghambat pelaksanaan.
2) Bahan yang diterima Direksi harus segera diamankan agar tidak sampai
mengganggu tertib lingkungan dan aman dari kerusakan.
3) Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi harus sesegera mungkin diangkut ke luar
lokasi atau dalam waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.
4) Bila dianggap perlu, Direksi dapat memerintahkan agar diadakan pemeriksaan pada
bahan-bahan atau pada campuran bahan-bahan yang dipakai untuk menguji apakah
syarat-syarat mutu dipenuhi.
5) Pemeriksaan bahan-bahan harus dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam
Peraturan Pemeriksaan Bahan-bahan. Hasil-hasil pemeriksaan demikian harus
dipelihara dengan baik dan disimpan oleh Kontraktor Pelaksana dan apabila diminta
harus dapat ditunjukkan kepada Direksi setiap saat, selama pekerjaan berlangsung
dan setiap saat selama 2 tahun sesudah pekerjaan selesai.
6) Untuk menjaga material tidak berantakan, perlu disediakan box-box material
secukupnya.
b. Batu Kali.
Batu kali harus terdiri dari batu-batu yang baik, kuat dan mempunyai panjang
sekurang-kurangnya 1,5 kali lebarnya dan batu-batu itu harus dengan permukaan
yang kasar. Batu-batu tersebut harus sekurang-kurangnya mempunyai tiga bidang
pecah.
c. Pasir.
Pasir yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur (max 5%). Apabila
setelah digenggam dan diremas pada telapak tangan tidak terdapat debu atau
lumpur.
d. Air.
1) Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak boleh mengandung minyak asam,
alkali dan garam. Serta tidak mengandung bahan-bahan organis atau bahan-bahan
yang lain yang merusak.
2) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim air itu ke
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki sampai seberapa
jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak. Biaya pemeriksaan menjadi
beban Kontraktor Pelaksana.
3) Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan dapat ditentukan dengan ukuran isi
atau ukuran berat dan harus dilakukan dengan setepat-tepatnya.
e. Kerikil.
Kerikil harus bersih dari segala macam kotoran dengan ukuran 20-30 mm.
f. Besi Beton.
1) Besi Beton biasa bulat/ulir dan U-24 m e r e k H a n i l ( H . I . J ) / K r a k a t a u
s t e e l ( K S ) untuk semua beton bertulang, ukuran harus sesuai dengan gambar
rencana.
2) Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak dan karat.
3) Kawat pengikat besi beton harus berkwalitas besi lunak dengan diameter 1 mm.
4) Besi beton yang tidak memenuhi syarat tersebut di atas harus disingkirkan dan
dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam sesudah ada perintah dari
Direksi.
5) Untuk mendapatkan jaminan kualitas harus dimintakan sertifikat dari laboratorium
untuk percobaan tekan, tarik dan melengkung 180, dimana semua biaya ditanggung
oleh Kontraktor Pelaksana.
g. Semen.
1) Semen yang digunakan adalah Portland Cement Type I.merek Gresik
2) Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), diturunkan dan
disimpan dalam gudang yang kering terlindung dari pengaruh cuaca dengan ventilasi
cukup dan di letakkan di atas dudukan kayu.
3) Bila di dalam semen terdapat bagian-bagian yang telah mengeras dan zak,
maka sama sekali tidak diperkenankan untuk digunakan.
h. Batako buntu.
Batako buntu yang dipakai dengan kualitas baik dan persentase pecah maximum 10%.
i. Bata gosok.
Bata gosok yang dipakai bata gosok Tulikup super
J. Paras gosok.
Paras gosok yang dipakai paras gosok Silekarang super
K. Plywood 9 mm. balok meranti 6/12 kayu usuk 5/7 albesia, bamboo ø 8-10 cm untuk
pekerjaan begesting
2.1.2. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali dan pembuangan bekas galian ketempat yang sudah
ditentukan
1. Mengurug kembali pada bekas galian pondasi dan pembuangan bekas tanah
galianketempat yang sudah ditentukan, dilakukan lapis demi lapis, disiram dengan air
sampai padat. Bila dianggap perlu pemadatan menggunakan alat/mesin pemadat.
2. Bahan urugan ini harus bebas dari segala kotoran dan atau humus.
4. Foot plat
2. Bahan yang dipakai harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan Standar
Beton terbaru.
3. Apabila diminta oleh Direksi, Kontraktor Pelaksana wajib memeriksakan bahan-
bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk atas biaya sendiri.
4.2.2 Semen :
1. Semen yang dipakai adalah Semen Portland Type I merek gresik yang mendapat
persetujuan Direksi dan memenuhi SKSNI-1991, SNI,SII.
2. Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya, dan tetap utuh dan tertutup rapat.
3. Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
4. Semen disimpan pada tempat yang beralaskan dari kayu yang tingginya tidak kurang
dari30 cm dari lantai.
5. Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
6. Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan
datangnya semen di tempat penyimpanan.
2. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur
jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya. Besi
tulangan harus terpasang dengan kokoh sehingga tidak terjadi pergerakan/pergeseran
pada saat pengecoran, ukuran, bentuk dan posisi spacer harus memperoleh
persetujuan Direksi/Konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
3. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi
Variasi dalam berat
(atau jarak antara dua Toleransi
yang diperbolehkan
permukaan yang berlawanan)
< Ø 10 mm ± 7% ± 0,4 mm
≥ Ø 10 mm dan < Ø 16 mm ± 5% ± 0,4 mm
≥ Ø 16 mm dan < Ø 28 mm ± 4% ± 0,5 mm
Ø 28 mm-Ø 32 mm ± 2% ± 0,6 mm
2. Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu/bambu bermutu baik
atau menggunakan schaffolding.
4.6 Persyaratan
Pelaksanaan
1. Pada prinsipnya setiap tahap pelaksanaan beton harus sepengatahuan dan atau
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran, Direksi akan mengecek
kesiapan pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan batako dilaksanakan pada pagar bagian selatan dan timur
b. Sebelum pemasangan dilaksanakan, supaya dibuatkan acuan/profil dari usuk
minimal 4/6 dengan permukaan diketam rata dipasang kokoh dan tegak tidak
goyang dan setiap saat di lot/dicek tegak lurusnya.
c. Siapkan setting out posisi kusen pintu atau jendela.
d. Sebelum dipasang, batako buntu harus direndam air sampai jenuh dan
dibersihkan agar bebas dari kotoran.
e. Pelaksanaan untuk semua pasangan batako buntu dan dilaksanakan secara
bertahap, dan setiap tahap setinggi max. 1,00 m harus sudah diikuti
dengan pengecoran kolom praktis, penghentian pasangan batako buntu koharus
dibuat berterap/bertangga untuk menghindari retak dikemudian hari.
f. Jarak stek/angkur beton dari pasangan batako buntu ke kolom dibuat dengan
tinggi maximal 0.75 m dengan besi Ø 10 mm.
g. Pembuatan lubang steger pada pasangan dinding sama sekali tidak dibenarkan.
h. Setelah batako buntu terpasang adukan, nat/siar harus dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram dengan air.
i. Pembobokan pasangan batako buntu untuk pemasangan instalasi listrik, air dll
yang harus tertanam didalam batako buntu supaya dilakukan dengan
menggunakan gerinda/alat potong, dan dilaksanakan setelah pasangan
batako buntu berumur minimal 7 hari.
j. Untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat dari pengaruh sinar
matahari, pasangan batako buntu harus disiram air minimal sampai dengan 7
hari setelah pemasangan.
k. Hasil dari pasangan batako buntu adalah sesuai dengan gambar kerja,
kerugian akibat kesalahan pemasangan sepenuhnya menjadi tanggungan
Penyedia Jasa.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai pasangan batako buntu yang akan
diplester terlebih dahulu disiram air sampai jenuh.
b. Semua permukaan bidang yang akan diplester harus bersih dari bahan yang
dapat mempengaruhi daya rekat plesteran.
c. Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada jarak +
2,50 meter dengan ketebalan 15 mm.
d. Plesteran 1Pc : 6 Ps dilaksanakan pada dinding tembok setelah pemasangan
batu batako buntu atau sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar.
e. Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran kering,
minimal telah berumur 24 jam.
f. Ratakan permukaan bidang plester dengan alat jidar alumunium dengan
tebalsesuai dengan kepala/kop plesteran.
g. Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu cepat
yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air serta
melindungi dari sinar matahari langsung.
h. Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran/beton berumur 7 hari.
b. Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap untuk
diaci.
c. Lakukan pembasahan/penyiraman dengan air terhadap plesteran/
beton/bidang yang akan diaci.
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan pasangan batu bata dan paras ini dilakukan sebagai pada tembok pagar
bagia utara dan barat seta candi bentar serta meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi/Pengawas
2. Penyediaan bahan :
a. B a t a S u p e r p r i p i h a n e x t u l i k u p
b. Paras super pripihan ex silekarang
c. Pasir ex karangasem
d. Semen Ex gresik 40 kg
1). Sebelum pekerjaan Style Bali dilaksanakan, khususnya untuk pekerjaan yang
mempunyai bentuk-bentuk khusus, Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan
dengan skala 1 : 1 diatas kertas atau plywood disertai dengan rencana
pelaksanaannya. Pekerjaan style Bali dapat dilaksanakan setelah gambar dan
rencana pelaksanaannya mendapat persetujuan Direksi.
2). Biaya untuk membuat gambar dan rencana pelaksanaan style Bali tersebut menjadi
beban Kontraktor.
3). Pemasangan batu bata dan padas direkat dengan air semen, sehingga
pasangannya kuat dan tidak mudah lepas.
1) Semua pasangan harus rapi, bersih dan sesuai dengan gambar kerja baik bentuk
maupun ukurannya.
2) Air semen atau bahan lainnya yang digunakan untuk perekat pasangan batu padas
dan bata Bali tidak boleh kelihatan dari luar.
3) Cara Pengukuran style bali adalah datar panjang x lebar / tinggi tanpa luk
Pekerjaan style Bali dapat dinyatakan selesai setelah disetujui oleh Direksi
PASAL 8 : PEKERJAAN PEMIPAAN
8.2. Pemasangan
1. Cara-cara pemasangan pipa 2 “dengan jarak 1 m2 dipasang secara zigzag atau harus
sesuai dengan gambar dan harus mengikuti Petunjuk Pengawas Lapangan
2. pada ujung yang terhubung langsung dengan tanah dipasang lapisan ijuk unuk mencegah
agar tanah tidak ikut hanyut terbawa air pada saat ada aliran air melawti pipa
3. untuk pipa 4 “ dipasang pada daerah rendah untuk saluran air buangan keluar area lahan.
PASAL 9 : PEKERJAAN PINTU PAGAR
- Persyaratan Bahan :
9.2. Pemasangan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk meneliti gambar –
gambar yang aa dan kondisi di lapangan ( ukuran dan lubang – lubang ), termasuk
mempelajari bentuk, pola , dan detail – detail sesuai gambar.
- Sebelum pemasangan, penimbunan bahan di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakkan dan kelembaban.
- Harus diperhatikan semua sambungan las dan penguat lain yang diperluka hingga
terjamin kekuatannya dengan mempehatikan / menjaga kerapian terutama untuk bidang
– bidang tampak tidak boleh ada lubang – lubang atau cacat bekas penyetelan.
- pintu yang terpangsang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran dan
bentuk pola.
.
PASAL 10 : SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Kebijakan SMK3
TENTANG
BIAYA PENYELENGGARAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM
A. UMUM
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 / PRT / M / 2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum telah mengatur mengenai SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, tugas,
tanggungjawab dan wewenang serta biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum, namun demikian belum mengatur mengenai rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang mencakup:
B. DASAR PEMBENTUKAN
1. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3956);
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 04 Tahun
2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5655);
3. Keputusan Presiden Nomor 121 / P / 2014 tentang Pembentukan Kementerian Dan
Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08 / MEN /
VII / 2010 tentang Alat Pelindung Diri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 330);
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07 / PRT / M / 2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 347) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31 / PRT / M / 2015 tentang Perubahan Ketiga
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07 / PRT / M / 2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1285);
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor : 11 / PRT / M / 2013 Tentang
Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 / PRT / M / 2014 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 628);
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15 / PRT / M / 2015 tentang organisasi dan tata kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 16).
9. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor KEP.174 /
MEN / 1986 dan Nomor 104 / KPTS / 1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi.
D. RUANG LINGKUP
Lingkup Surat Edaran Menteri ini mencakup penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum yang terdiri dari :
1. Rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; dan
2. Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sebagaimana dimaksud di atas dirinci
dalam kegiatan yang tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan Surat Edaran ini.
M. BASUKI HADIMULJONO
G. Surat Edaran ini merupakan acuan dalam penyusunan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
Bidang Pekerjaan Umum pengadaan jasa konstruksi.
H. SANKSI
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang tidak melaksanakan surat edaran ini akan dikenakan sanksi
administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
I. PENUTUP
Surat Edaran ini mulai berlaku sejak pelelangan kegiatan Tahun Anggaran 2016.
ttd
M. BASUKI HADIMULJONO
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Pihak Kontraktor harus menyediakan personil K3 yg ditugaskan di
lapangan.
Mengetahui/Menyetujui,
Kuasa pengguna anggaran
Kepala balai pemantapan kawasan hutan
Wilayah VIII Denpasar