Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN :
PEMBUATAN POS JAGA DAN PAGAR PANEL

LOKASI :
GEDUNG JUANG TAMBUN
JL. SULTAN HASANUDIN NO.39, SETIADARMA, KEC. TAMBUN SELATAN,
KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT

PERATURAN TEKNIS
PELAKSANAAN PEKERJAAN

GAMBARAN UMUM PEKERJAAN

a. Lokasi Pekerjaan Pembuatan Pos Jaga dan Pagar Panel adalah Museum
Bekasi Jl. Sultan Hasanudin No.39 Kec. Tambun Selatan. Kab. Bekasi

1.1 SYARAT TEKNIK UMUM


1.1.1 Umum
1. Jenis dan uraian pekerjaan, jenis dan mutu bahan, jumlah dan jenis peralatan
tertentu yang digunakan, jadwal waktu persyaratan teknis khusus, gambar
rencana dan berbagai ketentuan teknis lainnya adalah sebagaimana tercantum
dalam lampiran yang merupakan satu-kesatuan yang tak dapat dipisahkan
dengan Spesifikasi Teknis ini.
2. Volume Quality Control dan Uitzet tidak boleh ditulis dalam Bill of Quantity
Penyedia Jasa, namun merupakan beban Penyedia Jasa yang telah masuk
dalam harga satuan masing-masing jenis pekerjaan dalam pengajuan SPH
Penyedia Jasa.
3. Bila hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat spesifikasi serta harus diperbaiki
kembali. Maka perbaikan tersebut menjadi beban Penyedia Jasa termasuk
pengetesan ulang Quality Control.

1.1.2 Persyaratan Tenaga Ahli


1. Tenaga ahli yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat
Daftar personil inti yang diperlukan.
2. Satu orang tenaga ahli tidak boleh merangkap lebih dari 1 (satu) Perusahaan
dan apabila ternyata ketentuan ini dilanggar, maka perusahaan-perusahaan
yang diwakili tenaga ahli tersebut dinyatakan BATAL.
3. Tenaga ahli dan tenaga Pelaksana yang namanya tercantum dalam Surat
Penawaran harus ber-SKA/SKT dan bertanggungjawab di lapangan selama
Kegiatan dilaksanakan.

1.1.3 Rencana Kerja


1. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari waktu penandatanganan
Kontrak, kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Penyedia Jasa harus
mengajukan sebuah Rencana Kerja sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
2. Pengajuan Rencana Kerja tersebut serta persetujuan Direksi, tindakan
mengurangi atau membebaskan Penyedia Jasa dari pertanggungjawabannya
terhadap pekerjaan yang termaksud dalam kontrak.
1.1.4 Tempat Kerja
1. Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak di luar lokasi yang
disediakan Direksi, maka Penyedia Jasa harus menyelesaikan biaya ganti
rugi/sewa dan lain-lain biaya sehubungan itu tanpa membebani jasa Bangunan
dengan biaya-biaya tambahan.
2. Penyedia Jasa harus mengusahakan tempat-tempat, mengatur dan bilamana
perlu membayar ganti rugi/sewa untuk penggunaan, penempatan alat-alat,
penempatan gudang-gudang kantor dan keperluan lain-lain yang perlu untuk
melaksanakan pekerjaan serta mendapat ijin persetujuan Direksi.
3. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai Petunjuk Direksi, Penyedia Jasa
harus membongkar, memindahkan alat-alat konstruksi pembantu atau bentuk-
bentuk lain yang sudah tidak digunakan agar bekas tempat kerja tersebut
bersih kembali. Pembiayaan untuk hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri
tetapi harus sudah tergabung dalam Rencana Anggaran Biaya.

1.1.5 Pembagian Halaman dan Bangunan Sementara


1. Penyedia Jasa harus merundingkan terlebih dahulu dengan direksi mengenai
pembagian halaman untuk bangunan sementara. Selanjutnya Penyedia Jasa
harus membuat bangunan sementara terdiri dari tempat penimbunan barang-
barang/gudang barang yang cukup memenuhi syarat, ruang Direksi/Pengawas,
ruang kerja Penyedia Jasa, toilet dan ruang lain yang dianggap perlu.
2. Penyedia Jasa harus menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang
dilengkapi dengan obat-obatan serta memenuhi syarat-syarat kesehatan.
3. Penyedia Jasa harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun
material selama kegiatan berlangsung.

1.1.6 Pengadaan Utilitas Sementara


1. Penyedia Jasa harus menyiapkan air bersih untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, termasuk pompa, reservoir yang telah ada dapat dipergunakan dan
senantiasa terisi penuh. Air harus selalu bersih, bebas dari lumpur, minyak
dan bahan-bahan lainnya yang merusak sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Penyedia Jasa harus mengadakan fasilitas listrik dengan daya berasal dari
PLN atau dari Generator, lengkap dengan lampu-lampu penerangannya.
3. Penyedia Jasa wajib membuat saluran pembuangan air hujan, penampungan
sampah dan septic tank sementara atau dapat menggunakan yang telah ada
atas persetujuan Direksi.
4. Semua biaya pengadaan utilitas dan lain-lainnya, menjadi tanggungan
Penyedia Jasa.
5. Direksikeet, dibuat satu buah dengan luasan cukup untuk 10 orang dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Disekat untuk ruang Penyedia Jasa dan untuk ruang Konsultan Pengawas
dan untuk ruang tamu.
b. Bahan :
 Multiplek 6 mm.
 Kayu Meranti Balok 4/6.
 Kayu Meranti Balok.
 Kaca bening.
 Paku dan bahan lain.
c. Ruang kerja Direksi/Pengawas dilengkapi dengan :
 White Board dan perlengkapan secukupnya.
 Lima set meja dan kursi.
 Satu set meja rapat kapasitas 10 orang.
 Satu unit almari arsip/filling cabinet.
 Satu unit almari arsip gambar.
 Satu set kursi tamu.
 Kotak P3K lengkap dengan obat-obatan.
6. Bangunan-bangunan sementara seperti ruang Direksi/Pengawas los kerja dan
pagar sementara, baru boleh dibongkar setelah mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas dan menjadi milik Pemberi tugas.

1.1.7 Peralatan
1. Penyedia Jasa harus mengajukan daftar terperinci tentang Peralatan-peralatan
yang akan digunakan disertai data-data kemampuan alat-alat tersebut.
2. Penyedia Jasa wajib mendatangkan alat-alat tepat pada untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
3. Kerusakan peralatan tersebut harus segera diperbaiki/diganti dan tidak dapat
dipakai sebagai alasan keterlambatan pekerjaan.

1.1.8 Tanggung Jawab Penyedia Jasa


1. Pada keadaan apapun dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan Direksi tidak berarti membebaskan Penyedia Jasa atas
tanggungjawabnya kepada pekerjaan sesuai dengan isi kontrak.
2. Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga-tenaga ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta petunjuk-petunjuk Direksi.
3. Penyedia Jasa harus mengusahakan tanggungannya, langkah-langkah, dan
peralatan yang perlu untuk melindungi pekerja-pekerja dan bahan-bahan yang
digunakan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
4. Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang
diperlukan Direksi untuk tujuan memperlancar pekerjaan serta menjamin
kualitas pekerjaan.
5. Penyedia Jasa harus selalu membuat laporan-laporan tertulis tentang hak-
ikhwal yang terjadi dalam rangka pelaksanaan Kegiatan kepada Direksi secara
periodik.
6. Foto kegiatan 0%, 50%, 100%, agar segera diserahkan kepada Direksi
setelah/bila pada lokasi yang dimaksud persentase pekerjaan telah mencapai
yaitu 0%, 50%, 100%.
7. Penyedia Jasa membuat papan nama kegiatan dengan ukuran 80 x 150 cm
dari papan tebal 2 cm, tiang 5/7 cm dengan tinggi pemasangan 2 meter, dan
diletakkan ditempat yang mudah terlihat, atau sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas. Redaksi Isi papan nama kegiatan minimal harus
mencantumkan nama kegiatan, Pemilik Kegiatan, jenis pekerjaan, besar dana
pekerjaan, lama waktu pelaksanan, serta semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan yaitu : Perencana; Pengawas; Penyedia Jasa atau tim teknis jika ada.

1.1.9 Perintah untuk Pelaksanaan


1. Bila Penyedia Jasa tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi
bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-
petunjuk itu harus diikuti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang
yang ditunjuk/dikuasakan oleh Penyedia Jasa.
2. Penyedia Jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan-penjelasan tertulis
selengkapnya apabila Direksi memerlukan, tentang tempat-tempat asal
material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai
pelaksanaannya.
3. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas atas macam pekerjaan yang akan
dilaksanakan kepada Direksi harus agak longgar, sehingga ada waktu yang
memungkinkan Direksi mengadakan pemeriksaan.

1.1.10 Ukuran Tinggi Duga (Peil)


1. Ukuran serta ketentuan tinggi duga (peil) akan ditentukan bersama-sama oleh
Direksi dan Penyedia Jasa di lapangan.
2. Pengukuran-pengukuran/pematokan harus dilaksanakan dengan alat-alat ukur
Waterpass, Theodholite dan lain-lain yang mempunyai kesalahan yang sangat
kecil.
3. Pengukuran dengan pegas, galah, tala, dan lain-lain tidak diperbolehkan.
4. Penyedia Jasa wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya,
serta juru-juru ukur yang diperlukan oleh direksi untuk pengecekan hasil
ukur.
5. Apabila terdapat tanda-tanda yang rusak harus segera diganti dengan yang
baru dan mendapatkan persetujuan direksi.
6. Pelaksana pekerjaan diwajibkan mengecek ukuran-ukuran/peil-peil/patok-
patok/detail-detail yang ada pada gambar yang diberikan, apakah sesuai atau
ada penyimpangan dengan Gambar Rencana. Apabila di lapangan terdapat
kejanggalan, pelaksana pekerjaan diwajibkan melaporkan kepada Direksi dan
meminta petunjuk secara tertulis. Kontaktor harus mengajukan 3 (tiga)
gambar penampang dari daerah yang dipatok itu untuk mendapatkan
persetujuan Direksi. Apabila melalaikan hal tersebut di atas, segala resiko
adalah tanggung jawab Pelaksana (Penyedia Jasa).

1.1.11 Material
1. Umum
a. Bahan yang didatangkan harus mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan
konstruksi sehingga tidak menghambat pelaksanaan.
b. Bahan yang diterima Direksi harus segera diamankan agar tidak sampai
mengganggu tertib lingkungan dan aman dari kerusakan.
c. Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi harus sesegera mungkin diangkut
ke luar lokasi atau dalam waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.
d. Bila dianggap perlu, Direksi dapat memerintahkan agar diadakan
pemeriksaan pada bahan-bahan atau pada campuran bahan-bahan yang
dipakai untuk menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
e. Pemeriksaan bahan-bahan harus dilakukan dengan cara-cara yang
ditentukan dalam Peraturan Pemeriksaan Bahan-bahan. Hasil-hasil
pemeriksaan demikian harus dipelihara baik dan disimpan oleh Penyedia
Jasa dan apabila diminta harus dapat ditunjukkan kepada Direksi setiap
saat, selama pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun
sesudah pekerjaan selesai.
f. Untuk menjaga material tidak berantakan, perlu disediakan box-box
material secukupnya.
2. Batu Kali.
Batu kali harus terdiri dari batu-batu yang baik, kuat dan mempunyai
panjang sekurang-kurangnya 1,5 kali lebarnya dan batu-batu itu harus
dengan permukaan yang kasar. Batu-batu tersebut harus sekurang-
kurangnya mempunyai tiga bidang pecah.
3. Pasir.
Pasir yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur (max 5%).
Apabila setelah digenggam dan diremas pada telapak tangan tidak
terdapat debu atau lumpur.
4. Air.
a. Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak boleh mengandung
minyak asam, alkali dan garam. Serta tidak mengandung bahan-bahan
organis atau bahan-bahan yang lain yang merusak.
b. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim
air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki
sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak.
Biaya pemeriksaan menjadi beban Penyedia Jasa.
c. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan dengan setepat-
tepatnya.
5. Kerikil.
Kerikil harus bersih dari segala macam kotoran dengan ukuran 20-30 mm.
6. Besi Beton.
a. Besi Beton biasa bulat/ulir dan U-24 untuk semua beton bertulang,
ukuran harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak dan karat.
c. Kawat pengikat besi beton harus berkwalitas besi lunak dengan diameter
1mm.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas harus disingkirkan
dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 3x24 jam sesudah
ada perintah dari Direksi.
e. Bila dianggap perlu untuk mendapatkan jaminan kualitas harus
dimintakan sertifikat dari laboratorium untuk percobaan tekan, tarik dan
melengkung 180, dimana semua biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
7. Semen.
a. Semen yang digunakan adalah Portland Cement Type I.
b. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering terlindung dari pengaruh cuaca
dengan ventilasi cukup dan di letakkan di atas dudukan kayu.
c. Bila di dalam semen terdapat bagian-bagian yang telah mengeras dan
zak, maka sama sekali tidak diperkenankan untuk digunakan.
8. Bata Merah.
a. Bata yang dipakai bata yang berkualitas baik dengan persentase pecah
maximum 10%.

1.1.12 Tenaga Kerja


Dalam menyerap tenaga kerja/buruh yang diutamakan diambil dari penduduk
setempat (lokasi kegiatan) untuk keperluan tersebut. Pelaksana agar melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Selain itu tenaga kerja juga harus cakap
dan terampil,serta diperkerjakan sesuai keahliannya masing-masing
1.2 SYARAT TEKNIK KHUSUS

1.2.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah ”Pembuatan Pos Jaga dan
Pagar Panel Gedung Juang”. Pada uraian di bawah ini akan dijelaskan syarat-
syarat teknis pelaksanaan pekerjaan gedung tersebut sebagai berikut :

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Lingkup Pekerjaan


Dalam pekerjaan persiapan ini adapun item pekerjaannya secara umum adalah
sebagai berikut :
1. Penerabasan semak area lahan
2. Pembongkaran bangunan existing ( Pagar Lama )
3. Pengukuran dan bowplank

1.2. Persyaratan Pelaksanaan


1.2.1. Pekerjaan Pengukuran
1. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam
gambar rencana atau sesuai petunjuk dari Direksi.
2. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian, maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama
atau ditanyakan pada Direksi Teknis.
3. Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga antara lain dengan
mempergunakan alat-alat Waterpass atau berpedoman pada bangunan yang
telah ada.

1.2.2. Pekerjaan Pembongkaran


1. Bangunan atau bagian yang dibongkar adalah yang sesuai dengan gambar
rencana yang ditetapkan.
2. Pekerjaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak menyebabkan
kerugian di pihak pemilik pekerjaan.
3. Hasil bongkaran hendaknya segera dibersihkan dan dipindahkan dari lokasi
proyek, sehingga tetap menjaga kenyamanan di lokasi proyek. Kerusakan
akibat bongkaran dan tidak termasuk dalam anggaran adalah merupakan
tanggungjawab penyedia jasa.

1.2.3. Pekerjaan Penyediaan Air dan Listrik Kerja


1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa dari sumber yang ada
atau membuat sumur pompa di tapak atau didatangkan dari luar tapak dan
disediakan pula tempat penampungannya.
2. Air harus bersih bebas dari bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Pengawas.
3. Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan
berlangsung.
PASAL 2
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

2.1. Lingkup Pekerjaan


Dalam Pekerjaan Tanah dan Pasir ini secara umum item pekerjaannya adalah
sebagai berikut :
1. Galian tanah pondasi setempat
2. Urugan tanah kembali
3. Urugan pasir bawah pondasi
4. Urugan pasir bawah lantai

2.2. Persyaratan Pelaksanaan


Pekerjaan Galian Tanah
1. Merupakan pekerjaan untuk membuat lubang galian untuk pondasi plat,
pondasi batu kali. Pekerjaan ini disesuaikan dengan ukuran pondasi yang
akan dibuat ditambah dengan kelebihan galian di bagian kanan dan kiri
sebesar 10 cm untuk mempermudah pekerjaan atau disesuaikan dengan
gambar rencana.
2. Penyedia Jasa harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup
untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah, drainase,
saluran-saluran pembuangan dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pekerjaan lapangan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
3. Galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan
konstruksi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar rencana, dapat dengan
mudah dikerjakan. Pengawas dapat menentukan perubahan dimensi atau peil
dari dasar galian bila dipandang perlu. Sesudah galian selesai di laksanakan,
Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Pengawas.

Pekerjaan Urugan Tanah Kembali dan Peninggian Lantai


1. Mengurug kembali pada bekas galian pondasi dan urugan peninggian lantai
bangunan dengan tanah urug, dilakukan lapis demi lapis, disiram dengan air
sampai padat. Bila dianggap perlu pemadatan menggunakan alat/mesin
pemadat.
2. Bahan urugan ini harus bebas dari segala kotoran dan atau humus.

Pekerjaan Urugan Pasir


1. Pekerjaan urugan pasir ini meliputi urugan pasir di bawah pondasi menerus,
bawah pondasi plat, bawah lantai dan atau pada daerah yang ditunjukkan
pada gambar.
2. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan gambar rencana.
3. Urugan pasir disiram dengan air sampai keadaan jenuh air.
PASAL 3
PEKERJAAN BETON

3.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan didalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
mendapatkan hasil yang bermutu baik.
2. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton lantai kerja, pondasi setempat, kolom
pedestal, sloof, saluran, plat lantai 1, tangga, plat lantai 2, RAMP, lantai ground
tank, kolom praktis dan ring praktis seperti yang ditunjukkan pada gambar.

3.2 Persyaratan Bahan


Umum :
1. Penyedia Jasa harus menyampaikan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang
akan dipergunakan untuk mendapat persetujuan Direksi.
2. Bahan yang dipakai harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan PBI 1971
dan Standar Beton 1991.
3. Apabila diminta oleh Direksi, Penyedia Jasa wajib memeriksakan bahan-bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk atas biaya sendiri.

Semen :
1. Semen yang dipakai adalah Semen Portland Type I yang mendapat persetujuan
Direksi dan memenuhi SKSNI-1991, SNI, SII.
2. Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan
kantongnya harus asli dari pabriknya, dan tetap utuh dan tertutup rapat.
3. Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
4. Semen disimpan pada tempat yang beralaskan dari kayu yang tingginya tidak
kurang dari 30 cm dari lantai.
5. Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
6. Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan
datangnya semen di tempat penyimpanan.

Pasir dan Kerikil :


1. Pasir dari pasir alam (sungai) sedangkan kerikil beton dari hasil mesin pemecah
batu (stone crusher) dan harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis,
tanah lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak porus dan sesuai dengan
SKSNI -1991.
2. Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan
dicegah agar terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang lainnya
dan terlindung dari pengotoran.

Air kerja dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture) :


1. Air kerja untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari
semua kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan
mutu beton.
2. Bahan campuran tambahan (Admixture) bila dipandang perlu dapat digunakan
untuk mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produksi yang digunakan
adalah “Sika” atau setara sesuai dengan sifat-sifat yang diharapkan dan harus
mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Bahan-bahan tersebut tidak
boleh mengandung bahan-bahan yang merugikan sifat beton bertulang.
Besi Beton :
1. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Memenuhi syarat SII 0136-84 dan SNI 03-
6861.3-2002 tentang spesifikasi bahan bangunan bagian C (Bahan Bangunan
dari besi/baja). Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis
BJTP.24 untuk diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm dan besi dari
jenis BJTD.32 untuk diameter lebih besar dengan 12 mm, (Penyedia Jasa harus
menunjukkan hasil test laboratorium untuk masing-masing diameter tulangan).
Semua besi beton harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-
6861.3-2002 Tentang Spesifikasi bahan bangunan bagian C (Bahan Bangunan
dari besi/baja). Simbol “Ø” (menunjukkan Baja tulangan polos), Simbol “D”
(menunjukan Baja Tulangan Deform Ulir). Simbol “M” tulangan baja jaring
(wire mesh).
2. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya. Besi tulangan harus terpasang dengan kokoh sehingga tidak terjadi
pergerakan/pergeseran pada saat pengecoran, ukuran, bentuk dan posisi spacer
harus memperoleh persetujuan Direksi/Konsultan pengawas sebelum pekerjaan
dimulai.

3. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi (atau Variasi dalam
jarak antara dua permukaan berat yang Toleransi
yang diperbolehkan
berlawanan)
< Ø 10 mm ± 7% ± 0,4 mm
≥ Ø 10 mm dan < Ø 16 mm ± 5% ± 0,4 mm
≥ Ø 16 mm dan < Ø 28 mm ± 4% ± 0,5 mm
Ø 28 mm-Ø 32 mm ± 2% ± 0,6 mm

Bekisting/Cetakan Beton :
1. Cetakan untuk beton bekisting (formwork), harus dibuat dari plywood yang
tebalnya minimal 9 mm. Rangka penguat cetakan yang dipakai minimal dari
kayu kelas kuat II dan dipasang sedemikian rupa sehingga cukup kuat untuk
menahan tekanan beban beton.
2. Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik atau
menggunakan schaffolding.

3.3 Persyaratan Peralatan


1. Untuk peralatan seperti beton molen, vibrator, kereta dorong, takaran bahan,
alat-alat untuk membasahi/pemeliharaan beton wajib disiapkan oleh Penyedia
jasa.
2. Jumlah dan kualitas peralatan harus cukup dan baik untuk menjamin mutu dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

3.4 Campuran dan Mutu Beton


1. Beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Beton K-100 untuk lantai
kerja, Beton K-250 untuk pondasi setempat, kolom pedestal, sloof, plat lantai
1, tangga, plat lantai 2, RAMP, lantai ground tank dan Beton K-150 untuk
saluran.
3.5 Persyaratan Pelaksanaan
Pengecoran Beton
1. Pada prinsipnya setiap tahap pelaksanaan beton harus sepengatahuan dan atau
persetujuan Direksi.
2. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran, Direksi akan
mengecek kesiapan pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja.
3. Penyedia Jasa wajib memelihara kerapian, kebersihan dan kebenaran
pekerjaan dan mematuhi petunjuk-petunjuk Direksi.
4. Bekisting harus disiapkan sesuai dengan bentuk akhir beton dan harus cukup
kuat menerima beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan
mudah tanpa menimbulkan kerusakan pada konstruksi.
5. Antara tulangan dengan bekisting beton dipasang beton deking. Beton deking
dicetak dengan campuran 1pc : 2psr dengan ukuran 4 x 4 cm dengan
ketebalan sesuai dengan tebal selimut beton lengkap dengan kawat pengikat.
6. Pemasangan beton deking dilaksanakan sedemikian rupa, agar ketebalan
selimut beton yang dihasilkan menjadi rata.
7. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi. Pengecoran harus dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan
cara-cara semestinya.
8. Penyedia Jasa wajib menggunakan alat vibrator selama waktu pengecoran
agar tidak terjadi rongga udara pada beton atau terjadi keropos beton.
9. Direksi berhak menghentikan pengecoran apabila dipandang mutu
pelaksanaan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
10. Penyambungan beton lama (beton yang telah mengeras) dengan beton baru
sebaiknya menggunakan zat additive agar sambungan beton menjadi lebih
kuat. Dalam penggunaan zat additive sebelumnya harus mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas Lapangan.
11. Beton yang sudah dicor harus dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan
senantiasa dibasahi selama 28 hari agar tercapai mutu beton yang
direncanakan.
12. Pembukaan bekisting baru bisa dilakukan setelah beton berumur 28 hari dan
dilakukan dengan hati-hati dan harus sepengetahuan Direksi atau atas
petunjuk dari Direksi.
13. Toleransi akhir pekerjaan disyaratkan maximal 1 mm dalam 1 m baik
horisontal maupun vertikal.

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN, DAN ACIAN

4.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi :
1. Penyediaan tenaga kerja, fasilitas/peralatan pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Pasangan,
Plesteran dan Acian yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
2. Penyediaan bahan meliputi : pasir pasang, semen portland Gresik, batu bata
tebal Pejaten kwalitas I. Dan semua bahan tersebut baik mutu maupun ukuran
harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.

4.2 Persyaratan Teknis


Pekerjaan Pasangan Bata
1. Persyaratan Bahan
a. Semua bata yang digunakan adalah batu bata tebal Pejaten atau Keramas
Kw. I, padat, keras, benar ukurannya, mempunyai ujung persegi, merata
matangnya dan harus sesuai dengan gambar kerja.
b. Semua bata yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat,
dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.
c. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata
mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan batu bata dilaksanakan supaya dibuatkan
acuan/profil dari usuk kruing minimal 4/6 dengan permukaan diserut
rata dipasang kokoh dan tegak tidak goyang dan setiap saat di lot/dicek
tegak lurusnya.
b. Siapkan setting out posisi kusen pintu atau jendela.
c. Sebelum dipasang, bata harus direndam air sampai jenuh dan
dibersihkan agar bebas dari kotoran.
d. Pasangan batu bata dengan adukan 1 pc : 3 ps (Trasram) digunakan
untuk pasangan dari atas sloof atau plat lantai sampai 30 cm di atas
lantai jadi, dan juga untuk pasangan bata yang akan berhubungan
langsung dengan air, seperti pada tembok toilet setinggi 170 cm dari
lantai dan septictank dan pekerjaan lain sesuai dengan petunjuk Direksi.
e. Pasangan batu bata dengan adukan (1 pc : 5 ps) digunakan untuk
pasangan dinding pemisah antar ruang dan untuk pasangan lainnya
sesuai dengan gambar.
f. Pelaksanaan untuk semua pasangan bata dilaksanakan secara bertahap,
dan setiap tahap setinggi max. 1,00 m harus sudah diikuti dengan
pengecoran kolom praktis, penghentian pasangan batu bata harus dibuat
berterap/bertangga untuk menghindari retak dikemudian hari.
g. Jarak stek/angkur beton dari pasangan bata ke kolom dibuat dengan
tinggi maximal 0.75 m dengan besi Ø 10 mm.
h. Pembuatan lubang steger pada pasangan batu bata sama sekali tidak
dibenarkan.
i. Setelah bata terpasang adukan, nat/siar harus dibersihkan dengan sapu
lidi dan kemudian disiram dengan air.
j. Pembobokan pasangan bata untuk pemasangan instalasi listrik, air dll
yang harus tertanam didalam batu bata supaya dilakukan dengan
menggunakan gerinda/alat potong, dan dilaksanakan setelah pasangan
batu bata berumur minimal 7 hari.
k. Untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat dari pengaruh sinar
matahari, pasangan batu bata harus disiram air minimal sampai dengan 7
hari setelah pemasangan.
l. Hasil dari pasangan bata adalah sesuai dengan gambar kerja, kerugian
akibat kesalahan pemasangan sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia
Jasa.
m. Pasangan batu bata 1 Pc : 5 Ps maupun 1 Pc : 3 Ps dipasang sesuai
dengan gambar rencana.

Pekerjaan Plesteran
1. Persyaratan Bahan
a. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan
plesteran mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai pasangan bata yang akan diplester
terlebih dahulu disiram air sampai jenuh.
b. Semua permukaan bidang yang akan diplester harus bersih dari bahan
yang dapat mempengaruhi daya rekat plesteran.
c. Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada
jarak + 2,50 meter dengan ketebalan 15 mm.
d. Plesteran 1 Pc : 5 Ps dilaksanakan pada dinding tembok setelah
pemasangan batu bata. Plesteran 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan pada pasangan
tembok kedap air, pelat atap atau sesuai dengan yang ditunjukkan pada
gambar.
e. Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran
kering, minimal telah berumur 24 Jam.
f. Untuk pekerjaan plesteran beton dak talang supaya dibuatkan
kemiringan sehingga sirkulasi air hujan bisa lancar.
g. Ratakan permukaan bidang plester dengan alat jidar alumunium dengan
tebal sesuai dengan kepala/kop plesteran.
h. Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu
cepat yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan
air serta melindungi dari sinar matahari langsung.
i. Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7
hari.

Pekerjaan Acian
1. Persyaratan Bahan
a. Bahan-bahan seperti pasir super halus, semen Gresik, mill tembok cap
Gajah, dan air adukan mengikuti ketentuan yang digunakan dalam
pekerjaan beton.

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran/beton berumur 7 hari.
b. Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap
untuk diaci.
c. Lakukan pembasahan/penyiraman dengan air terhadap plesteran/
beton/bidang yang akan diaci.
d. Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
e. Pekerjaan acian dilaksanakan pada : tembok, kolom dan plat talang
f. Gunakan jidar alumunium untuk meratakan acian.
g. Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan
menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
h. Pergunakan jidar alumunium secara utuh pada bidang sudut maupun
pada tali air sehingga lebih menjamin kelurusannnya.
i. Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7
hari, dan setelah itu acian baru dikeringkan.
j. Setelah acian betul betul kering dan atas persetujuan Direksi/pengawas
pekerjaan, pekerjaan pengecatan/plamiran baru bisa dilaksanakan.

PASAL 5
PEKERJAAN PLAFOND

7.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan pasang plafond gypsum rangka hollow.
2. Pekerjaan pasang penutup plafond gypsum.

7.2 Persyaratan Bahan


1. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam PKKI 1971 - NI.5.
2. Rangka hollow yang digunakan dalam pekerjaan plafond dengan kualitas yang
bagus dan sudah mendapat persetujuan dari direksi teknis.
3. Semua alat penggantung, pengikat, penjepit dari metal seperti baja siku, baja
strip, klem kabel, dan angker, harus memenuhi persyaratan seperti tercantum
dalam gambar pelaksanaan.
4. Bahan plafond mempunyai standar SNI dengan ukuran 120x240 cm sesuai
dengan gambar kerja dengan tebal 9 mm.
5. Bahan yang akan dipakai harus siku pada sudut-sudutnya, permukaan rata tidak
bergelombang, tidak ada tonjolan atau lekukan; dan bebas dari cacat, noda dan
pecah.

7.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama Gambar
Kerja dan memeriksa keadaan ditempat pekerjaan yang akan dilaksanakan serta
mengadakan koordinasi dengan disiplin lain, yaitu : Elektrikal, Mekanikal, dan
Sanitasi terhadap peletakan-peletakan, diantaranya :
- Armatur, lampu, dan “Intake dan Exhaust” grille dari ducting
- Pengkabelan dan Pemipaan
- Dan instalasi-instalasi lain
2. Bila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam Gambar Rencana langit-
langit, maka Kontraktor harus meneliti kembali Gambar Kerja. Bila tidak
didapatkan kejelasan, Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas, untuk mendapatkan keputusan yang harus dilaksanakan. Koordinasi
harus selalu berada di bawah petunjuk dan pengarahan dari Konsultan
Pengawas.
3. Semua pelaksanaan ini harus memenuhi standard spesifikasi dari bahan dan
material, prosedur dan pelaksanaan dari pabrik pembuat, selain mengikuti
Gambar Kerja dan Buku Spesifikasi ini
4. Langit-langit bangunan dipergunakan bahan gypsum dengan tebal 9 mm dengan
permukaan rata, licin, tidak berombak, sisi luar yang lurus dan rata, tidak retak.
Secara keseluruhan penutup langit-langit yang berombak atau melengkung, nat
yang tidak lurus harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
a. Penutup langit-langit Gypsum
- Pemasangan gypsum dibuat tidak menggunakan naat, antar panil satu
dan lainnya, dan dihaluskan dengan menggunakan dempul khusus.
- Pemasangan dilakukan secara merata dan lurus tidak ada yang
bergelombang, apabiala ada pasangan yang tidak baik maka pemborong
wajib untuk membongkar kembali dan memasang kembali sesuai dengan
ketentuan yang ada.
- Paku yang digunakan adalah paku khusus untuk gypsum.

PASAL 6
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING

8.1 Lingkup pekerjaan


1. Pekerjaan lantai Homogenious Tile 60x60 cm.
2. Pekerjaan lantai keramik Unpolish 30x30 cm.
3. Pekerjaan dinding keramik 30x60 cm.

8.2 Persyaratan Bahan


1. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan seperti terurai dalam
pasal Pekerjaan Beton di buku RKS ini.
2. Untuk lantai granite 60x60 cm menggunakan Granito, lantai keramik 50x50 cm
dan dinding 25x40 cm menggunakan keramik Platinum serta warna ditentukan
owner.
3. Pre treatment/cleanol F Propan, First layer Polycor Propan, Second layer
Pollyfloor Propan, Finish coat Pollyfloor Propan dan Thinner epoxy.
4. Kontraktor harus memberikan contoh bahannya untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi / Konsultan Pengawas

8.3 Persyaratan Pelaksanaan


Pasangan Keramik
1. Adukan pasangan untuk keramik adalah 1PC:3PS (lantai bawah). Jarak antara
keramik atau siar lebar adalah 2 mm.
2. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja
dengan mengikuti pola corak masing-masing ubin keramik yang dipakai. Awal
pemasangan dan pemotongan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3. Keramik yang akan dipasang harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk
dan warna masing-masing keramik sama dan tidak ada bagian yang retak, pecah–
pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari
Konsultan Pengawas.
4. Adukan yang dipakai adalah campuran 1Pc : 2Ps tebal 10 –15 mm untuk daerah
kedap air, dan 1 Pc : 3 Ps daerah kering.
5. Seluruh pemasangan keramik dengan cara kering dan tidak dibenarkan menyiram
air semen ke permukaanya. Seluruh rongga pada bagian belakang ubin porselen
harus berisi dengan adukan pada waktu pemasangan.
6. Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
petunjuk Konsultan Pengawas.
7. Pada prinsipnya pemotongan lantai keramik harus dihindarkan, kecuali ditentukan
dengan pola gambar. Jika perlu diadakan pemotongan harus dikerjakan dengan
hati-hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang
potong harus diperhalus dengan gerinda atau kikir. Diusahakan potongan tidak
boleh kurang dari 1/2 ukuran utuh keramik, pemotongan dilakukan dengaan alat
potong khusus.
8. Pada sudut pertemuan lantai keramik dibuat adu manis.
PASAL 7
PEKERJAAN KUSEN DAN PENGGANTUNG

9.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan kusen aluminium pintu dan jendela.
2. Daun pintu kayu lapis HPL.
3. Daun pintu aluminium kamar mandi.
4. Daun jendela aluminium.

9.2 Persyaratan Bahan


1. Kusen aluminium 4’’ setara Aleksindo dengan ketebalan 1,1 mm.
2. Engsel pintu dan jendela stainless steel Ex. Dekson
3. Kunci pintu standar stenless steel Ex. Dekson
4. Grendel dan kait angin stenless steel Ex. Dekson
5. Sebelum pemasangan rekanan harus menyampaikan contoh-contoh material
penggantung dan pengunci untuk mendapat persetujuan Direksi.

9.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Untuk kusen alumunium sistem istalasi ke dinding supaya menggunakan system
anggker screw dan fisher dengan jarak maximal 75 cm.
2. Posisi pasangan kusen harus centris, siku dan elevasi baik atas maupun elevasi
bawah harus sesuai dengan gambar.
3. Celah antara dinding dan alumunium tidak boleh melebihi 3 mm dan celah
tersebut supaya di sealent dengan warna senada.
4. Berikan proteksi kepada kusen terhadap benturan, kotoran cement, cat dll yang
sulit dibersihkan.
5. Hasil yang diharapkan semua hubungan terpasang kuat ,rapi dan rata.
6. Daun pintu dipasang pada tempat-tempat yang berada di dalam ruang seperti
yang dinyatakan dalam gambar-gambar.
7. Penyambungan pada daun pintu/list kaca dengan tiang kusen harus betul-betul
rapih tegak lurus dan tidak terdapat celah-celah.
8. Alur-alur air harus diberikan pada permukaan kusen yang berhubungan dengan
dinding/ kolom setebal 1 cm luar dalam.
9. Untuk pemasangan daun pintu pada kusen aluminium pada posisi engsel harus
ditambahkan klos – klos kayu sebagai perkuatan.

PASAL 8
PEKERJAAN PENGECATAN

10.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pengecatan dinding kalsibord.
2. Pengecatan dinding interior.
3. Pengecatan dinding exterior.
4. Pengecatan plafon.
5. Pengecatan baja bangunan.

10.2 Persyaratan Bahan


1. Untuk pengecatan dinding interior digunakan Dulux Interior warna ditentukan
kemudian atas persetujuan Direksi.
2. Untuk pengecatan dinding exterior digunakan Dulux Wheatershield warna
ditentukan kemudian atas persetujuan Direksi.
3. Untuk pengecatan plafond dan list plafond gypsum digunakan cat setara Dulux
interior warna ditentukan kemudian atas persetujuan Direksi.
4. Plamur Wood Filler dan bahan yang lainnya.
5. Cat baja menggunakan cat zincchromate Neptune.
10.3 Persyaratan Pelaksanaan
1. Setelah Direksi/Pemberi Tugas menyetujui warna yang akan digunakan, Penyedia
Jasa menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh. Pekerjaan
ini dilakukan atas biaya Penyedia Jasa.
2. Bagian/bidang-bidang yang akan dicat terlebih dahulu dibersihkan dan dijaga agar
tidak kena debu.
3. Bidang kayu yang akan dicat diberi cat dasar menie, kemudian didempul kayu
sampai lubang-lubang/pori-porinya terisi penuh.
4. Setelah dempul kering, permukaan diamplas halus dan dibersihkan dari debu
dempul. Bidang pekerjaan dicat akhir minimal 2 kali hingga rata, yang
sebelumnya diamplas hingga halus dan rata.
5. Pengecatan harus diselesaikan dengan baik dan rapi sehingga berbentuk bidang
cat yang utuh, tidak retak, rata dan tidak ada bentuk atau gelembung udara.
Bidang cat harus dijaga terhadap kotoran.
6. Benangan dan alur-alur harus tajam dan lurus.
7. Pekerjaan Pengecatan Baja :
a. Semua bahan struktur baja harus di cat, sebelum dicat semua permukaan baja
harus bersih dari kotoran – kotoran atau pun minyak – minyak. Pembersihan
dilakukan dengan Wire Brush mekanik atau sesuai petunjuk dari pabrik cat
yang akan digunakan
b. Sebelum mulai pengecatan Rekanan harus memberitahukan kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya
c. Cat dasar pertama adalah merk yang ditentukan pada Persyaratan Bahan
dilakukan satu kali di Work Shop dan satu kali di lapangan
d. Cat finishing dilakukan di lapangan setelah semua konstruksi terpasang selesai,
cat finishing dilakukan hanya pada komponen – komponen baja yang tidak
ditutup dengan bahan finishing lain
e. Pada batang – batang yang saling berhimpit dan jarak antaranya sempit,
terlebih dahulu harus dicat dasar sebelum batang – batang tersebut digabung
f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera di cat ulang sesuai
dengan persyaratan cat yang digunakan
g. Untuk lubang – lubang ‘High strenght baut ‘ dan ‘Unfinished baut’ sesudah
dibersihkan, permukaan baja dilapisi satu kali dengan cat yang ditentukan
sebelum pemasangan dan satu kali setelah baut dipasang.
PASAL 9
PEKERJAAN SANITAIR

12.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan instalasi air bersih, air kotor dan buangan.
2. Pekerjaan kloset duduk.
3. Pekerjaan jet whaser.
4. Pekerjaan kran urinoir.
5. Pekerjaan floor drain.
6. Pekerjaan saluran pembuangan washtafel.

12.2 Persyaratan Bahan


1. Pipa PVC AW Maspion
2. Kloset duduk Toto type CW637J/SW637JP
3. Jet Whaser Toto type THX20NB
4. Washtafel gantung Toto type LW246J
5. Kran Washtafel Toto type TX129L
6. Floor Drain Toto type TX1EA/TX1EAV1
7. Kran Air San Ei
8. Alat bantu lainnya sesuai kebutuhan.

12.3 Persyaratan Pelaksanaan


Pada prinsipnya semua alat sanitair yang dipasang harus terpasang kokoh
dengan segala perlengkapannya, letak dan ketinggiannya sesuai dengan gambar
kerja. Kemudian semua noda-noda bekas semen atau kotoran-kotoran lainnya harus
dibersihkan dari alat-alat yang dipasang. Hasil akhir yang diharapkan adalah alat
dapat berfungsi dengan baik dengan kondisi bersih.

PASAL 10
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

13.1 Lingkup Pekerjaan


1. Instalasi titik lampu.
2. Instalasi titik stop kontak.
3. Instalasi titik stop kontak AC.

13.2 Persyaratan Bahan


a. Saklar single; 250V Clipsal
b. Saklar double; 250V Clipsal
c. Saklar 3; 250V Clipsal
d. Stop kontak dinding; 1ph 250V Clipsal
e. Stop kontak AC Clipsal
f. Pipa Conduit PVC 5/8”.
g. Lampu mercury 400 watt Philips
h. Travo Philips
i. Ceilling LED 20 watt Philips
j. Lampu Baret LED 20 watt Philips
k. Lampu sorot LED 100 watt Philips
l. Lampu taman LED 33 watt Philips

13.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Instalasi Stop Kontak dan Stop Kontak AC
Adalah instalasi yang sumbernya dari listrik PLN, dalam pekerjaanya harus
memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
a. Kabel yang digunakan setara Merk Supreme yang lulus satandar LMK / PLN .
Ukuran kabel 3 x 2,5 mm dan jenis kabel yang digunakan adalah NYM.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC
yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak penyambungan atau yang
disebut Tee Dus.
b. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa
conduit diameter minimum 5/8 ” setara merk Clipsal.
c. Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding.
d. Stop kontak dinding/AC (inbow) satu lobang setara merk Clipsal, warna
disesuaikan.
e. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
khusus, setiap group maksimal terdiri dari 5 stop kontak.

2. Instalasi Penerangan
Instalasi yang diperuntukan bagi penerangan lampu pada ekterior maupun interior
dalam pemasangannya harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
a. Kabel yang digunakan setara Merk Supreme yang lulus satandar LMK / PLN
. Ukuran kabel 3c x 2,5 mm2 dan jenis kabel yang digunakan adalah NYM.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC
yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak penyambungan atau yang
disebut Tee Dus.
b. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa
conduit diameter minimum 5/8 ” setara merk Clipsal.
c. Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding.
d. Saklar dinding (inbow) satu lobang setara merk Clipsal, warna disesuaikan.
e. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
khusus, setiap group maksimal terdiri dari 12 saklar.

3. Segala ketentuan diatas disesuaikan dengan gambar dimana jika terjadi perbedaan
antara gambar dan Spesifikasi Teknis maka pekerjaan mengikuti gambar atau
sesuai direksi.

PASAL 11
PEKERJAAN PAGAR PANEL BETON

Metode Pemasangan Pagar Panel Beton

Metode Kerja Pemasangan Pagar Panel Beton, masing2 pekerja berbeda, namun tetap
tujuannya sama dengan tahapan Pemasangan Pagar Panel Beton yang terdiri dari beberapa
tahapan:
1.     Galian Tanah
2.     Pondasi Batu Kali
3.     Pemasangan Kolom Beton
4.     Sloof Beton (bisa saja tidak ada sloof, sesuai gambar kerja)
5.     Pemasangan Panel Beton
Uraian dari masing-masing pekerjaan:
 Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah bisa dilakukan dengan alat berat atau manual dengan tenaga manusia
(tergantung banyaknya volume pekerja).
 Pondasi Batu Kali

Setelah galian tanah pondasi pagar terlaksana selanjutnya memasang pondasi batu kali, dengan
uraian seperti berikut:

Persiapan bahan, alat dan tenaga kerja.Tahap awal adalah membuat dan memasang bowplank
untuk pasangan batu kali sesuai dengan gambar kerja.
Membuat adukan mortar menggunakan molen sesuai dengan spesifikasi teknis.Pemasangan
lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 – 5 cm, kemudian
menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 – 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau
ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.

Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan
sendok adukan.Pada saat mengerjakan pasangan pondasi batu kali harus disediakan
lubang/sparing tempat pemasangan kolom.

Apabila terjadi hujan, pasangan diitutup plastik atau terpal agar pasangan yang masih baru
tersebut tidak rusak karena air hujan.

3. Pemasangan Kolom Beton

Kolom pagar dipasang setelah lubang/sparing pada pondasi batu kali telah tersedia, dengan
uraian metode kerja seperti berikut:

Kolom diangkat dengan menggunakan tripod, kemudian dimasukkan kedalam lubang/sparing


yang telah disediakan.

Cek kelurusan horizontal dan vertical kolom agar posisi kolom presisi terhadap kolom lainnya.
Seletah kolom terpasang/berdiri lurus, maka lubang/sparing akan ditutup dengan memasang
batu kali sesuai dengan gambar.

4. Sloof Beton

Pekerjaan sloof beton berfungsi untuk menjepit kolom pagar oleh karena itu sloof dilaksanakan
setelah Kolom Pagar berdiri/ terpasang, pekerjaan sloof dilaksanakan dengan uraian metode
kerja seperti berikut:

Tahap pertama adalah melakukan Pembesian untuk sloof beton dengan ukuran sesuai gambar
rencana, pada saat pemasangan besi harus diperhatikan bahwa besi tulangan harus benar-benar
menjepit kolom.

Selanjutnya adalah pemasangan bekisting dengan ketentuan sesuai dengan spesifikasi teknis.  
Setelah pembesian dan bekisting terpasang serta telah disetujui oleh Pengawas Lapangan,
selanjutnya adalah melaksanakan pengecoran Sloof menggunakan Beton K-250 atau sesuai
spesifikasi teknis.  

Sebelum dilakukan pengecoran sloof maka akan dilaksanakan pemeriksaan akhir pekerjaan
dan pembersihan lokasi pengecoran.

Pengecoran dilaksanakan menggunakan ready mix namun apabila tidak memungkinkan,


pengecoran dilaksanakan secara site mix menggunakan beton molen.

Campuran beton yang sudah homogen dituangkan ke dalam bekisting. Segera setelah beton
dituangkan kedalam bekisting, beton tersebut akan dipadatkan menggunakan alat concrete
vibrator, pemadatan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis.

5. Panel Pagar

Setelah kolom dan sloof terpasang, selanjutnya adalah melaksakan pemasangan panel pagar
seperti berikut:

Panel diangkat dengan menggunakan tripod, kemudian dimasukkan kedalam celah yang telah
tersedia pada kolom.
Pekerjaan pemasangan panel beton dilaksanakan sesuai gambar kerja.

Demikian metode kerja standart dalam hal pemasangan pagar panel beton yang seperti
diuraikan disini.

Pagar Beton Precast terdiri dari Panel Beton dan Tiang Beton, Ukuran Panel Beton 5 x 40 x
240 cm, sedangkan ukuran Tiang beton 17 x 18 x 210 – 400 cm.
PASAL 12
PENUTUP

1. Penyedia Jasa wajib menjaga lingkungan agar aktifitas pelaksanaan pekerjaan


fisik tidak mengganggu lingkungan setempat.
2. Setelah pembangunan selesai 100% gudang bahan dan semua sampah, bahan-
bahan yang tidak berguna harus dibersihkan. Pembersihan akhir dilaksanakan di
dalam atau di luar bangunan supaya bersih dari kotoran dan sisa-sisa bahan
lainnya.
3. Persyaratan lain yang belum jelas akan diberikan pada waktu penjelasan dan
peninjauan lapangan.
4. Hal-hal yang belum jelas tentang Spesifikasi Teknis ini akan dijelaskan pada
waktu diadakan rapat penjelasan pekerjaan/Aanwijzing.
5. Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam bestek ini, tetapi merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan ini dan menurut peraturan yang
berlaku hal tersebut harus ada, Penyedia Jasa dianggap telah tahu dan harus
mentaati serta wajib untuk melaksanakanya sesuai petunjuk Direksi.

Anda mungkin juga menyukai