Anda di halaman 1dari 15

DINAS CIPTA KARYA DAN SUMBER DAYA AIR

PROVINSI SULAWESI TENGAH

Jln. Prof DR. M. Yamin No.33 Telp./Fax (0451)482713 Palu - 94114

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN DAN DRAINASE

OPD : DINAS CIPTA KARYA DAN SUMBER DAYA AIR

NAMA PPK : HERAWATY BUNA, ST., MT

NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN/PENINGKATAN JALAN DAN


DRAINASE LINGKUNGAN DESA KOTARINDAU KEC.
DOLO KAB. SIGI

TAHUN ANGGARAN 2022

METODE PELAKSANAAN 1
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS CIPTA KARYA DAN SUMBER DAYA AIR
Jalan Prof. Dr. Moh. Yamin No. 33 Palu 941114 Telp. (0451) 4015509
Website : www.cikasda.sultengprov.go.id Email : cikasda@sultengprov.go.id

METODE PELAKSANAAN

A. Uraian Pekerjaan :
1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi ;
a. Pembuatan Jalan Lingkungan.
b. Lokasi pekerjaan: PEMBANGUNAN/PENINGKATAN JALAN DAN DRAINASE
LINGKUNGAN DESA KOTARINDAU KEC. DOLO KAB. SIGI
c. Tempat pekerjaan akan ditunjukkan kemudian oleh Direksi.
2. Pekerjaan tersebut diatas dilaksanakan sesuai dengan :
a. Uraian kerja dan syarat-syarat kerja (Bestek)
b. Gambar situasi dan detail gambar
c. Petunjuk – petunjuk dari direksi pelaksanaan sesuai dengan kondisi lapangan.

B. Pengukuran/Pematokan :
1. Ukuran-ukuran pokok dan detail tertera pada gambar, penyedia barang/jasa harus
mentaati ukuran tersebut dan ikut menelitinya apabila ada
perbedaan/penggambaran harus dibicarakan dengan Direksi.
2. Semua pekerjaan pengukuran/pematokan yang bertalian dengan pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa dan dilaksanakan dengan alat ukur
yang baik.
3. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan sesuai dengan gambar rencana.
Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh direksi sebelum memulai
pekerjaan selanjutnya.
4. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu.
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan revisi tersebut sesuai petunjuk direksi.
5. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan pematokan tersebut, penyedia
barang/jasa harus memberitahukan kepada direksi dalam waktu tidak kurang dari
24 jam sehingga direksi dapat menyiapkan peralatan yang perlu untuk melakukan
pengawasan dan pekerjaan pematokan kemudian disetujui oleh direksi.

C. Pekerjaan Persiapan dan Papan Nama Kegiatan :


METODE PELAKSANAAN 2
1. Penyedia barang/jasa harus membuat dan memasang Papan Nama Kegiatan pada
lokasi pekerjaan dengan ukuran 120 cm x 80 cm, sebagai Papan Nama
Pemberitahuan yang berisikan informasi pekerjaan yang akan dilaksanakan,
pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan dan nama penyedia barang/jasa
pekerjaan.
2. Bahan-bahan harus ditempatkan pada tempat yang tidak akan mengganggu lalu
lintas dan selambat-lambatnya dalam waktu satu kali 24 jam.
3. Setiap kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian penyedia barang/jasa memberi
pengamanan seperti tersebut diatas sepenuhnya tanggung jawab penyedia
barang/jasa.
4. Sebelum melaksanakan pekerjaan lokasi harus dibersihkan dari segala kotoran dan
setelah pekerjaan selesai harus dibersihkan dari segala sisa bahan dan lain-lain.
5. Pada saat penyedia barang/jasa melaksanakan pekerjaan jalan yang
mengakibatkan lalu lintas kendaraan maupun pejalan kaki terganggu penyedia
barang/jasa diwajibkan untuk membuat jalan alternatif atau jembatan darurat.
6. Segala biaya dan resiko yang timbul akibat pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
penyedia barang/jasa.

D. Penyediaan Kantor Direksi dan Gudang :


1. Penyedia barang/jasa herus menyiapkan kantor direksi sementara, yang dilengkapi
oleh fasilitas meja, kursi, papan tulis dan buku direksi.
2. Penyedia barang/jasa herusjugamenyediakan gudang untuk penyimpanan
material yang cukup dan memenuhi syarat agar material maupun peralatan lain
tidak menjadi lembab atau karena sebab-sebab lain. Bila diperlukan tempat kerja
dan tempat tersebut terletak diluar daerah yang disediakan direksi, maka penyedia
barang/jasa harus menyelesaiakan ganti rugi atau biaya-biaya lain sehubungan
hal tersebut dan tidak diperkenankan meminta biaya-biaya tambahan.

E. Penyediaan Tenaga, Peralatan, dan Lampu Penerangan :


1. Tenaga yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh
penyedia barang/jasa dengan jumlah dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan
yang dilaksanakan dan harus disetujui oleh direksi.
2. Penyedia barang/jasa harus mengajukan daftar peralatan secara terperinci yang
akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui

METODE PELAKSANAAN 3
direksi. Kerusakan yang timbul pada sebagiana tau keseluruhan alat-alat tersebut
yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki ataú
diganti sehingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai/dilanjutkan.
3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan lampu-lampu penerangan apabila
pekerjaan tersebut dilaksanakan pada waktu malam hari.

F. Penyediaan Rambu-Rambu Lalu Lintas :


1. Penyedia barang/jasa harus menyediakan rambu-rambu untuk keperluan lalu
lintas melewati jalan dan rambu tersebut harus cukup jelas untuk menjamin
keselamatan lalu lintas.
2. Apabila melalui jalan-jalan yang sibuk, maka penyedia barang/jasa harus
melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang dikeluarkan akibat keperluan-keperluan tersebut diatas harus menjadi
tanggungan Penyedia barang/Jasa.

G. Ukuran-Ukuran/Gambar-Gambar :
1. Ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran sebenarnya, jika tidak
ada kesamaan antara ukuran dan gambarnya, maka segera diminta petunjuk
Direksi untuk menetapkan ukuran yang benar.
2. Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia
barang/jasa dan gambar tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut merupakan patokan bagi pelaksanaan
pekerjaan.
3. Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana. Tidak dibenarkan menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar
rencana dan spesifikasi-spesifikasinya.
4. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan lain-lain yang meragukan, penyedia
barang/jasa diharuskan mengajukan kepada direksi secara tertulis dan direksi
akan mengoreksi dan menjelaskan gambar-gambar rencana tersebut untuk
kelengkapan yang disebutkan dalam spesifikasi. Penyimpangan keadaan lapangan
terhadap gambar rencana akan ditentukan selanjutnya oleh direksi dan akan
disampaikan kepada penyedia barang/jasa secara tertulis, penyedia barang/jasa
harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukkan perbedaan antara gambar-

METODE PELAKSANAAN 4
gambar kontrak dan gambar-gambar pelaksanaan, semua biaya untuk menyiapkan
dokumen akan ditanggung oleh penyedia barang/jasa.
5. Apabila pekerjaantelah selesai dilaksanakan, penyedia barang/jasa harus membuat
gambar lengkap sesuai pelaksanaan di lapangan atau As Build Drawing dan harus
diserahkan kepada pihak Direksi sebelum mengajukan termin terakhir.

H. Peyediaan Material :
1. Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri material seperti yang disebutkan
dalam daftar volume pekerjaan.
2. Penyedia barang/jasa harus memeriksa terlebih dahulu meterial-meterial
tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi
pekerjaan. Penyadia barang/jasa harus mengganti kalau material itu rusak yang
diakibatkan oleh cara pengangkutan yang salah, hilang atau berkurangnya
material yang diangkut kelalaian penyedia barang/jasa.

I. Rencana Kerja :
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja dan harus disampaikan kepada
direksi, rencana kerja tersebut harus mencakup :
1. Tanggal mulai serta selesai pekerjaan konstruksi.
2. Jam kerja bagi tenaga yang disediakan oleh penyedia barang/jasa
3. Jumlah dari tenaga yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan dengan disertai latar
belakang pendidikan dan pengalaman kerja.
4. Macam dan jumlah mesin-mesin serta alat-alat yag akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
5. Cara pelaksanaan pekerjaan.

J. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan :


1. Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberitahukanakan memulai pekerjaan
kepada direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) diterbitkan.
2. Dalam keadaan apapun tidak diperkenankan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan direksi,
pemberitahuan lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada

METODE PELAKSANAAN 5
direksi dan dalam jangka waktu yang cukup sebelum dimulainya pekerjaan
tersebut.

K. Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jalan Lingkungan :


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Mengajukan dokumen rencana pelaksanaan dan rencana mutu serta dokumen
uji kelayakan bahan maupun peralatan untuk diperiksa konsultan dan disetujui
dereksi pekerjaan.
b. Memastikan quarry sumber bahan, peralatan produksi aspal (AMP) dan
peralatan operasi lapangan dalam kondisi layak operasi, dan manajemen
lapangan, agar pada proses pelaksanaannya tidak mengalami kendala yang
berarti.
c. Melakukan trial mix untuk percobaan penghamparan, paling sedikit 50 ton
untuk setiap jenis campuran yang akan diproduksi di AMP. Lokasi percobaan
penghamparan sesuai petunjuk direksi pekerjaan.
d. Mempersiapkan dan memastikan baik manajemen K3, manajemen keselamatan
lalu lintas dan dampak lingkungan. terkendali pada proses pelaksanaan.
e. Memastikan lahan siap dan melaksanakan pembersihan sebelum di mulainya
proyek, selama pelaksanaan berlangsung dan sebelum selesainya proyek.
f. Mobilisasi atau mendatangkan alat-alat berat. Alat-alat berat diantaranya
:Tandem Roller, Double drum, Vibrator Roller, Motor Grader, Ashpalt
Finisher, Baby Roller, Peuneumatic Roller dll.
g. Pembuatan stack out (garis penanda batas lebar) sesuai dimensi dalam gambar
kerja dan memeriksa kesiapan stock bahan material di AMP, kesiapan peralatan
produksi (AMP) dan peralatan lapangan yang akan di gunakan setiap kali akan
melakukan produksi. Serta tenaga kerja dalam suatu struktur manajemen
pelaksanaan sebelum AMP dinyatakan produksi.
h. Pekerjaan Demobilisasi dilakukan untuk mengangkut alat-alat berat keluar dari
lokasi pekerjaan pada saat pekerjaan telah selesai.

B. Tahapan Pelaksanaan AC-WC

METODE PELAKSANAAN 6
a. Tahapan Produksi Agregat Kelas A
Hamparan Lapis pondasi Agregat Kelas A dilakukan sebagai lapis pondasi jalan,
hamparan tasirtu ini mengunakan Motor Grader dengan ketebalan mencapai
15 cm. Lapis Agregat Kelas A ini kemudian dipadatkan dengan menggunakan
Tandem Roller dimana pada saat pemadatan berlangsung, hamparan material
Lapis Agregat Kelas A disiram air dengan menggunakan water tank sehingga
diperoleh kepadatan yang maksimum lapangan. (Lakukan Uji Sancon)
b. Tahapan Produksi Ac-Wc
Produksi dilakukan setelah bahan, armada angkutan, alat berat cukup tersedia
dan siap operasi dengan tingkat kecepatan kemajuan pekerjaan 60%.
Setelah AMP dinyatakan produksi, maka pelaksana pekerjaan melakukan
control produksi di AMP dan kesiapan dan kelayakan operasi armada, agar
sesuai dengan manajemen kerja.
Dalam hal ini, diperlukan ketelitian waktu dalam mengkordinir tenaga
pelaksana saat pemasokan material, produksi aspal, control pengujian,
pengangkutan, penghamparan dan pemadatan.
Pencampuran aspal dilakukan mulai dari penampung dingin yang terpisah
untuk setiap fraksi agregat,melalui conveyor (penyalur material).
Agregat dikeringkan dan dipanaskan dengan alat pengering (dryer). Waktu
Nyala api diatur sedemikian rupa sehinga tidak merusak agregat.
Melalui mesin elevator, agregat dipasok ke tempat penampung panas (Hot Bin).
Suhu agregat rentang antara 1500C – 1600C.
Menyediakan penampung filler tambahan seperti semen tersendiri diatas
pugmil. Bahan aspal dipasok ke tanki penampungan dan pemansan aspal (ketel)
dengan temperature maksimal 1600C.
Melalui pipa disalurkan ke penampung aspal kemudian dipasok ke pugmil(
mixer) setelah agregat dan filer pada rentang suhu antara 1450C – 1550C.
Setelah dilakukan pencamuran sesuai dengan waktu yang ditentukan,
campuran aspal panas di tuang ke dalam dump truck dengan rentang suhu
antara 1350C – 1500C. Kemudian diangkut kelokasi untuk dihampar.

c. Tahapan Pengangkutan

METODE PELAKSANAAN 7
Mobil pengangkut aspal dari AMP ke lokasi pekerjaan harus berjumah tepat
dengan perhitungan kapasitas muatan aspal, jarak tempuh, kecepatan waktu
tiba dilokasi, sehingga proses penghamparan dilapangan dapat beroperasi
secara terus menerus dengan kecepantan penghamparan tetap.
Membiuang campuran aspal yang tidak memenuhi ketentuan mutu saat terjadi
penundaan penghamparan ata kedala saat pengangkutan.

d. Tahapan Pengamparan
Mulai penghamparan dilapangan sampai minimum terdapat tiga mobil
pengangkut aspal dilapangan. Hal ini untuk menjamin proses penghamparan
tidak dihentikan. Karena keterlambatan pasokan bahan aspal.
Proses penghamparan yang sering berhenti, dapat menyebabkan ketidakrataan
pada permukaan jalan sehingga kurang nyaman bagi pengguna jalan dan juga
dapat mengurangi umur rencana akibat beban dinamis.
Penghamparan dilakukan oleh asphalt finisher pada zona kerja yang sudah
ditentukan dan pada permukaan yang sesuai ketentuan.
Kontrol suhu baik di AMP maupun dilokasi pekerjaan diperlukan untuk
mengevaluasi kualitas aspal tiap penghamparan.
Perbaikan permukaan aspal saat proses penghamparan dilakukan bilamana
terdapat tekstur yang tidak lurus, tidak rata, beralur atau terbelah.

e. Tahapan Pemadatan
Pemadatan dilakukan pada tiga tahap yang terpisah dengan tiga jenis alat
pemadat sesuai spesifikasi yaitu :
1. Pemadatan awal (Alat Pemadat Vibrator ganda roda besi)
2. Pemadatan antara (Alat pemadat Roda Karet)
3. Pemadatan akhir (Alat pemadat tandem statis roda baja tanpa vibrasi)
Pemadatan awal atau breakdown rolling, dilakukan dengan roda penggerak
didekat alat penghampar dan minimum dua kali lintasan pada setiap titik
penghamparan.
Pemadatan antara atau utama dilakukan dengan allat pemadat roda karet yan
berjarak sedekat mungkin dengan penggilas awal dengan jumlah lintasan sesuai
percobaan penghamparan atau trial mix.
Pemadatan akhir atau finishing rolling dilakukan dengan alat pemadat roda
baja tanpa vibrasi dengan jumla lintasan sesuai trial atau untuk meratakan

METODE PELAKSANAAN 8
permukaan aspal bilamana roda karet meninggalkan bekas roda pada
permukaan perkerasan.

Pemadatan pertama dilakukan pada sambungan melintang agar menahan


pergerakan campuran beraspal, sepanjang sambungan memanjang. Kemudian
pada tepi luar lalu pada bagian tengah sumbu jalan.
Kecuali pada superelevasi, pemadatan dimulai dari sisi terendah kemudian
bergerak kearah yang lebih tinggi. Kecepatan alat pemadat dilakukan secara
konstan dengan kecepatan maksimal 4 km/jam untuk roda besi dan 10 km/jam
untuk roda karet.
Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus
menerus untuk menghindari pelekatan campuran beraspal pada roda, namun
air tidak berlebihan. Roda karet juga diberi sedikit minyak untuk menhindari
lengketnya aspal pada roda, sehingga roda pemadata dapat terpelihara selama
proses pemadatan.
Setiap sambuang melintang dan memanjang diatur sedemikian rupa agar tidak
tumpang tindih dengan lapisan berikutnya.

3. TAHAPAN PEKERJAAN AKHIR AC-WC


a. Pemeriksaan
Pemeriksaan kerataan permukaan perkerasan dilakukan pada saat setelah
pemadatan awal. Kerataan permukaan dan kemiringan jalan diperiksa
menggunakan mistar lurus sepanjang 3 m yang dilengkapi dengan waterpas
derajat atau alat NAASRA-Meter.
Hal ini dilakukan untuk memastikan permukaan perkerasan dan kemiringan
jalan sesuai yang ditunjukan pada gambar potongan melintang jalan dan sesuai
ketentuan. Pemeriksaan dilakukan pada setiap interval 100 meter
Pemeriksaan dimensi perkerasan jalan dilakukan terhadap penampang jalan
setelah semua prosedur dilalui sampai pada selesai pemadatan akhir.

b. Perbaikan

METODE PELAKSANAAN 9
Setiap bahan yang berlebihan harus dipotong setelah pemadatan akhir, dan
bahan-bahan yang berbahaya maupun yang tidak terpakai dibuang sesuai
petunjuk direksi.
Ketidakrataan permukaan perkerasan diperbaiki baik dengan cara membongkar
area dan penambahan atau pembuangan bahan sebagaimana yang diperlukan.
Perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan dimensi dilakukan baik
pada tahap penghamparan dan pemadatan, juga dilakukan setelah selesai
pekerjaan.
Perbaikan kerataan maupun tebal dan kepadatan dilakukan dengan
membongkar segmen pada sepanjang area yang tidak memenuhi syarat.
Kemudian dilakukan diaspal kembali sesuai ketentuan.

c. Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mengetahui ketebalan lapis perkerasan dengan
metode Core Drill. Paling sedikit 2 titik uji yang tidak lebih dari 100 meter atau
minimal pada setiap interval 100 meter.
Setelah dilakukan pengujian inti (core Drill), maka semua lubang uji ditutup
kembali dengan campuran beraspal dengan kerataan dan kepadatan sesuai
ketentuan.
4. ALAT YANG DIGUNAKAN PADA PENGASPALAN AC-WC
➢ ASPHALT FINISHER
➢ ASPHALT SPRAYER
➢ COMPRESSOR
➢ THREE WHEEL ROLLER
➢ TANDEM ROLLER
➢ PNEUMATIC TYRE ROLLER
5. ALAT YANG DIGUNAKAN PADA LAPIS PONDASI ATAS
➢ VIBRATORY ROLLER
➢ WATER TANKER
➢ MOTOR GRADER`
➢ EXCAVATOR

L. Pelaksanaan Pekerjaan Marka Jalan Termoplastik :


METODE PELAKSANAAN 10
1. Pemasangan Marka Jalan
Pelaksanaan pekerjaan Pemasangan Marka Jalan merupakan suatu rangkaian
kegiatan pengaplikasian thermoplatik pada permukaan perkerasan aspal yang
telah ditentukan sebelumnya. Pamasangan Marka Jalan ini melalui tahapan-
tahapan, dan tahapan ini dilakukan setiap pelaksanaan pekerjaan pemasangan
marka jalan. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
A. Pengendalian Lalu Lintas
Salah satu aspek yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan
Pemasangan Marka Jalan adalah permasalahan lalu lintas. Oleh karena itu,
untuk meminimalisir hambatan demi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan
dimaksud maka pengaturan arus lalu lintas merupakan masalah yang sangat
urgen dan perlu menjadi perhatian. Penempatan personil untuk mengatur
arus lalu lintas ini dilakukan setiap pekerjaan Pemasangan Marka Jalan
dilaksanakan hingga berakhirnya pelaksanaaan pekerjaan dimaksud.

B. Pekerjaan Premarking (Penitikan)


Premarking (Penitikan) adalah pekerjaan awal yang akan berpengaruh besar
terhadap hasil pengecatan marka jalan yang akan dilakukan, maka dalam hal
ini personil yang diturunkan adalah telah mempunyai pengalaman terhadap:
i. Gambar (Shop Drawing)
ii. Jenis/Bentuk Marka
iii. Kelurusan (Garis putus-putus atau garis utuh)

Tahap ini dilakukan dengan tujuan mengukur dan menentukan garis marka
jalan sesuai dengan gambar dan kondisi lapangan dibuat titik satu ketitik yang
lainnya dengan menggunakan tambang/tali khusus yang tidak mudah putus,
kemudian ditarik dan ditandai dengan menggunakan cat yang mudah dilihat
baik pada siang hari maupun pada malam hari, cat yang digunakan
untuk premarking (Penitikan) tersebut adalah bahan cat yang mudah hilang
karena fungsinya hanya sebagai tanda

C. Pembersihan Lokasi
1) Pemebersihan Awal

METODE PELAKSANAAN 11
Pembersihan ini adalah pembersihan lokasi pekerjaan yang akan
dilakukan pemasangan marka jalan, lokasi pekerjaan terlebih dahulu
harus dibersihkan guna untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Pembersihan lokasi ini dilakukan terhadap :
a) Pasir
b) Kotoran-kotoran
c) Minyak- minyak
d) Debu dan sebagainya yang dapat merusak/mengurangi kualitas
pekerjaan
Untuk mencapai hasil pekerjaan marka jalan yang maksimal
dipastikan permukaan jalan harus benar-benar bersih dari pasir, kotoran,
minyak, dan debu, serta sudah dipastikan permukaan jalan dalam
keadaan kering, dengan mengunakan sapu dan compresor.
Sebelum digunakan sudah dipastikan terlebih dahulu bahwa Alat
Aplikator Thermoplastik dan Pre-heater bebas dari kotoran bekas/kerak
thermoplastik dan glassbead
Pembersihan awal ini dilakukan setiap dan setelah akan dimulainya
pekerjaan pengaplikasian.

2) Pembersihan Akhir
Pembersihan akhir Lokasi pekerjaan yang dimaksud disini adalah
pembersihan yang dilakukan setelah pengaplikasian/pemasangan marka
jalan dimana pembersihan akhir ini dilakukan setiap pekerjaan
pengaplikasian/pemasangan marka jalan sudah selesai dilaksanakan
dilokasi/ruas-ruas jalan tertentu yang meliputi :
a) Pembersihan bekas puing-puing/tetesan thermoplatik yang jatuh
dengan menggunakan kapak kecil, agar marka jalan terlihat rapi
b) Pembersihan disekitar lokasi tempat memasak
thermoplastik/mesin pre- heater
c) Pembersihan aplikator dan pre-heater dari bekas dan
kerak thermoplastik
d) Pembersihan saringan glassbead
e) Pembersihan akhir ini dilakukan setiap setelah selesainya
pekerjaan pengaplikasian

METODE PELAKSANAAN 12
D. Persiapan
Tahap ini adalah tahap persiapan sebelum melakukan pengaplikasian
thermoplastik. Dimana tahapan persiapan berkaitan dengan pelaksanaan
pengaplikasian tersebut antara lain :
a) Peralatan
i. Mesin Aplikator/Sepatu marka yang sesuai dengan ukuran dan
ketebalan atau disesuaikan dengan spesifikasi teknis ketebalan
minimal 3 mm dan lebar 120 mm
ii. Mesin preheater. Mesin ini sudah dipastikan dapat berfungsi
dengan baik
iii. Disprenser Glassbeads dipastikan berfungsi dengan baik
iv. Mobil pickup untuk mobilisasi dipastikan dalam kondisi baik
▪ Alat bantu lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan seperti :Rambu-rambu Lalu Lintas
▪ Traficc Cone
▪ Rompi kerja
b) Tenaga/Personil
i. Tenaga ahli Pelaksana Pekerjaan Jalan. Tenaga ahli ini ditunjuk
untuk melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan marka jalan.
Tenaga pengawas ini ditempatkan secara penuh dilokasi setiap
pelaksanaan pekerjaan berjalan/dilaksanakan, dan bertanggung
jawab penuh semua aktivitas dilapangan
ii. Tenaga Aplikator. Tenaga ini bertugas melakukan
pengaplikasian thermoplastik dengan menggunakan alat
aplikator yang telah disediakan, tenaga ini ditempatkan secara
penuh dan bertanggung jawab terhadap pengoperasian alat
aplikator tersebut, segala kendala dilapangan dikoordinasikan
dengan tenaga pengawas lapangan

c) Bahan
Bahan Marka Jalan sudah dipastikan dalam kondisi tidak beku dan siap
pakai
d) Keselamatan Kerja
Sebelum pelsanaan pekerjaaan pengecatan marka jalan dimulai yang
perlu diperhatikan adalah masalah keselamatan kerja para personil

METODE PELAKSANAAN 13
dilapangan. Untuk itu sebelum memulai pekerjaan tersebut terlebih
dahulu mempersiapkan alat bantu keselamatan jalan dengan
menempatkan rambu-rambu lalu lintas. Penempatan rambu-rambu
dan Traffic Cone tersebut pada posisi tengah ruas jalan baik pekerjaan
yang dilakukan pada siang hari maupun malam hari. Bila persiapan
sudah cukup matang maka dilanjutkan dengan pengaplikasian
e) Cuaca
Setiap pekerjaan pemasangan marka jalan akan dimulai sudah
dipastikan cuaca dalam kondisi cerah dan diyakini hujan tidak
turun, karena jika kondisi jalan dalam keadaan basah, hasil
pengaplikasian tidak maksimal, jika turun hujan atau cuaca tidak
memungkinkan maka pekerjaan untuk sementara dihentikan/ ditunda.

E. Pengecatan (Pengaplikasian)
Sebelum pengaplikasian, dipastikan thermoplastik sudah mencapai tingkat
kematangan/titik panas yang sempurna dan kondisi glassbeads (butiran kaca)
senantiasa bertekanan tetap (constant) merata dan seragam dipermukaan
bahan thermaplastic guna memperoleh daya pantul yang optimal. Dibelakang
mesin marka jalan (Aplikator) ditempatkan satu personil yang fungsinya
sebagai Quality Control mengecek ketebalan cat thermoplastic, meratanya
Glassbeads serta kerapian cat tersebut. Pelaksanaan pengecatan Marka Jalan
dengan memperhatikan ukuran ketebalan minimal 3 mm lebar 120 mm, garis
putus-putus panjang 3 M, jarak antara garis putus-putus 1,5 M. Dan garis
utuh untuk marka jalan panjang minimal 20 atau menyesuaikan dengan
kondisi dilapangan. Garis utuh ditempatkan pada ruas jalan yang jarak
pandangnya dekat atau pada tikungan yang memiliki jarak pandang dekat,
atau disesuaikan dengan kondisi lapangan, gambar dan petunjuk pengawasan
lapangan.

F. Pengecatan Marka Termoplastik


1) Memanaskan cat jenis thermoplastic dalam tabung pre – heater hingga
cair pada temperatur 2100C s/d 2300C
2) Menghidupkan mesin pengaduk otomatis untuk meratakan bagian –
bagian atau partikel – partikel cat yang sedang dimasak

METODE PELAKSANAAN 14
3) Setelah cat thermoplastic dipastikan cair dan masak pada temperatur
yang sesuai maka cat dialirkan pada mesin aplikasi / alat pencetak
garis marka
4) Memasukkan butiran glass beads dalam kotak / dispenser yang telah
disediakan
5) Penutupan sementara areal yang akan dicat dengan rambu kerja dan
rubber cone sekaligus pembersihan lahan dari debu, kerikil dan benda
asing lainnya dengan kompressor atau peralatan lainnya yang disetujui
6) Setelah lahan yang akan di cat benar – benar bersih dan faktor
keselamatan kerja sudah terpenuhi (blok area sudah dilakukan), maka
pengecatan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin aplikator
marka jalan thermoplastic dengan memakai metode screeding. Seiring
dengan proses pengecatan tersebut, butiran glass beads akan tersebar
secara mekanis melalui dispenser glass beads secara merata pada
bidang yang telah di cat
7) Hasil dari pengecatan marka harus sempurna dan pada malam hari
akan memantulkan sinar (retroreflektif).

Palu,…………………… 2022
Ditetapkan
Kuasa Pengguna Anggaran/PPK
Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air
Bidang Penataan Lingkungan dan Bangunan Gedung
Provinsi Sulawesi Tengah

HERAWATY BUNA, ST., MT


Pembina IV/a
NIP. 19680914 199703 2 003

METODE PELAKSANAAN 15

Anda mungkin juga menyukai