Anda di halaman 1dari 54

BAB I

SPESIFIKASI UMUM

A. PENDAHULUAN

Dokumen Spesifikasi Teknis ini merupakan ketentuan yang harus dilaksanakan dan yang harus
dibaca bersama-sama dengan Gambar Rencana dan Dokumen Daftar Kuantitas dan Harga (rencana
anggaran biaya) yang menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan mencakup seluruh peralatan,
material, dan tenaga kerja yang harus dikerjakan/diadakan dalam kegiatan bedasarkan kontrak.
Dokumen Spesifikasi Teknis ini merupakan bagian yang dari dokumen kontrak kerja (SPK) termasuk
Gambar Rencana dan Daftar Kuantitas dan Harga.

B. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten Buol, mengacu pada Daftar Nama
Penerima Manfaat Program Hibah Air Minum Perkotaan Tahun Anggaran 2020, lokasi pekerjaan
selanjutnya dapat dilihat pada gambar rencana (terlampir). Berikut daftar lokasi pekerjaan:

1. Desa Paleleh, Kecamatan Paleleh


2. Desa Tayadun, Kecamatan Bokat
3. Kelurahan Bugis, Kecamatan Biau
4. Kelurahan Buol, Kecamatan Biau
5. Kelurahan Leok I, Kecamatan Biau
6. Kelurahan Leok II, Kecamatan Biau

C. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan adalah segala sesuatu tentang dan yang berkaitan dengan kegiatan
pemasangan unit Sambungan Rumah (SR), yaitu sebagai berikut:

1. Pekerjaan Persiapan
Segala pekerjaan yang bertujuan untuk mempersiapkan dan mendukung pekerjaan utama.
a. Pembuatan Papan Proyek
b. Pekerjaan Pengukuran Awal dan Pematokan
c. Pembuatan Gudang Material dan Peralatan

2. Pekerjaan Penambahan Jaringan


a. Pekerjaan Tanah
b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa
c. Pengadaan dan Pemasangan Aksesoris Pipa dan Perlengkapan
d. Pengetesan Pipa
e. Pembuaatan Box Valve
f. Pekerjaan Pembongkaran dan Rekondisi

3. Pekerjaan Sambungan Rumah


a. Pekerjaan Tanah
b. Pengadaan dan Pemasangan Pipa
c. Pengadaan dan Pemasangan Aksesoris Pipa dan Perlengkapan
d. Pengetesan Pipa
e. Pekerjaan Beton Pracetak Landasan Meter
f. Pekerjaan Box/Casing Meter
g. Pekerjaan Pembongkaran dan Rekondisi

4. Pekerjaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Konstruksi


a. Papan Nama/Tanda Pengenal
b. Topi Pelindung (Safety Helmet)
c. Pelindung Mata (Goggles)
d. Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)
e. Sarung Tangan (Safety Gloves)
f. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
g. Rompi Keselamatan (Safety Vest)
h. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka, Perban)
i. Traffic Cone Scotlight, tinggi 70 cm
j. Rambu/Papan Peringatan

5. Pekerjaan Lain-Lain
a. Pembuatan Papan Informasi (Bahan Besi)
b. Pekerjaan Administrasi Akhir (termasuk ATK, Dokumentasi Visual, Pembuatan Asbuilt
Drawing, Laporan, dll.)
c. Pembersihan Akhir (termasuk pembongkaran gudang sementara).

D. PERIZINAN

Setelah Penyedia ditunjuk, bila ada satu atau beberapa bagian pekerjaan yang memerlukan izin dari
instansi lain yang berwenang, maka Penyedia yang bersangkutan harus menyelesaikan segala
perijinan dan hal yang berkaitan dengan pengurusan perizinan tersebut. Direksi pekerjaan, dalam
batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala
biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia.

Penyedia juga memerlukan izin dalam hal kegiatan pembongkaran khususnya pembongkaran fasilitas
umum dan fasilitas sosial, apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau
material yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut terlebih
dahulu harus didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya, khususnya apabila
diperlukan izin lebih lanjut dari instansi terkait.

E. PEKERJAAN-PEKERJAAN SEMENTARA

Penyedia harus melaksanakan dan mengadakan pekerjaan-pekerjaan sementara yang mendukung


kelancaran pekerjaan utama, dengan membuat dan mengajukan dokumen perencanaannya terlebih
dahulu yang harus disetujui oleh pihak direksi. Segala sarana dan prasarana tersebut dengan wajib
dilakukan pemeliharaan selama pekeraaan berlangsung, saat pekerjaan selesai dan/atau tidak
dipergunakan lagi maka sarana/prasarana tersebut harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti
keadaan semula dan/atau seperti yang diisyaratkan oleh direksi dengan biaya ditanggung oleh
penyedia.

Pekerjaan sementara yang wajib dilakasanakan termasuk dan tidak terikat hanya pada hal sebagai
berikut:

1. Jalan Masuk dan Jembatan


Penyedia wajib membuat jalan masuk dan/atau jembatan ke lokasi pekerjaan jika tidak terdapat
jalan masuk yang memadai dan/atau menganggu aktifitas masyarakat umum. Jika diperlukan,
maka Penyedia harus membuat dan mengajukan dokumen perencanaannya dengan lebar minimal
3,50 meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan 5 ton, atau dengan perencanaan
yang disetujui oleh pihak direksi.

2. Saluran Pembuangan

Penyedia harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air bekas dan sisa buangan
dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, cara pembuangan harus tidak merusak
lingkungan setempat dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap
tanah atau saluran/anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.

3. Penyediaan Air Kerja.

Semua peralatan peralatan dan material perpipaan yang digunakan untuk menyediakan air yang
dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia termasuk segala akibat
dan biaya yang dibutuhkan. Kualitas air yang diisyaratkan untuk pekerjaan akan ditentukan pada
bagian lain dari spesifikasi teknis ini.

4. Listrik Kerja dan Fasilitas Penerangan Sementara

Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh
Penyedia dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi. Pekerjaan kelistrikan dan pengadaan tenaga listrik tersebut termasuk pula
kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu
penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan pekerjaan.

Penyedia wajib memelihara sarana dan prasarana tersebut dengan semua biaya yang diperlukan untuk
pemeliharaan tersebut. Saat pekerjaan selesai dan/atau tidak dipergunakan lagi maka sarana/prasarana
tersebut harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula dan/atau seperti yang
diisyaratkan oleh direksi.

F. GAMBAR KERJA

Dokumen Gambar Rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia dan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar Kerja dibuat berdasarkan gambar rencana
dan hasil rapat bersama direksi dengan melihat kondisi lapangan. Penyedia wajib melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar rencana jika ada perbedaan ketentuan antar gambar rencana,
spesifikasi teknis dengan gambar kerja atau yang berhubungan dengan hal-hal tersebut.

Penyedia tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-


kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan,
Penyedia harus mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi atau
menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi
teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan
oleh direksi dan disampaikan secara tertulis kepada Penyedia. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga)
rangkap dalam ukuran kertas A3, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan
gambar tersebut. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan.
Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi
terakhir. Penyedia juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukkan perbedaan antara
gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab Penyedia.

G. UKURAN-UKURAN

Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar tersebut adalah
gambar berskala. Jika terdapat perbedaan antara ukuran nyata dan gambar, maka penyedia barag/jasa
harus segera meminta pertimbangan dari para direksi untuk menetapkan mana yang benar.

H. PERALATAN

Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh Penyedia.
Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, Penyedia harus mem persiapakan seluruh peralatan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan,
dan persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari
direksi. Tanpa persetujuan direksi, Penyedia tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang
diperlukan dari lokasi pekerjaan.

Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan mengganggu kelancaran
pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti hingga direksi menganggap pekerjaan
dapat dimulai.

I. PENYEDIAAN MATERIAL

Penyedia harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam dokumen Daftar
Kuantitas dan Harga (rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam dokumen kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, Penyedia harus mengusahakan transportasi dari
gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Penyedia harus memeriksa dahulu material-material
tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia harus
mengganti material yang rusak atau kurang akibat cara pengangkutan yang salah dan/atau hilang
akibat kelalaian Penyedia.

Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan
spesifikasi teknis. Nama produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja,
kemam puan, laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila
diminta untuk dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut tidak
memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak,
maka harus diganti oleh Penyedia tanpa biaya tambahan.

Semua peralatan dan material disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal pelaksanaan
pekerjaan.

J. SAMPEL MATERIAL

Penyedia harus memberikan sampel material yang dibutuhkan baik oleh direksi maupun umtuk
keperluan perizinan. Contoh/sampel material tersebut harus segera ditentukan dan diambil dengan
cara pengambilan contoh menurut acuan normatif yang disetujui direksi. Contoh-contoh harus
menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.

Contoh material yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak tercampur atau
terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut. Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak
disebutkan harus menggunakan material-material dari jenis atau merk tertentu, maka Penyedia harus
meminta petunjuk direksi untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia dapat mengganti dengan
produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas
yang ditentukan oleh direksi.

K. PENYIMPANAN MATERIAL DAN PERALATAN

Penyedia dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi harus mengusahakan langkah-
langkah untuk menyimpan/menjaga material dan peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau
berkurang mutunya baik karena pengaruh cuaca atau gangguan lainnya.

L. PEMATOKAN

Penyedia harus mengerjakan pemato kan untuk menentukan kedudukan dan peil bangunan sesuai
dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu
sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut
bila dipandang perlu. Penyedia harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.

Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Penyedia harus memberitahukan kepada direksi
sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.

Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia untuk mendapat persetujuan direksi.
Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
pembayaran pekerjaan. Penyedia wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru
ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan untuk
melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.

Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh penyedia harus
tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh Penyedia. Apabila ada yang rusak harus segera diganti
dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan dari direksi.

Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, Penyedia harus mengajukan 3 (tiga) rangkap
gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Semua gambar-gambar yang telah disetujui
harus diserahkan kepada direksi asli dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang
digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.

M. RAMBU-RAMBU

Di tempat-tempat yang dipandang perlu, Penyedia harus menyediakan rambu-rambu untuk keperluan
kelancaran dan keamanan lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin
keselamatan lalu lintas padat, penyediaan harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila
dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut sudah
termasuk di dalam penawaran Penyedia pada dokumen Bill of Quantity.

N. RENCANA DAN METODE KERJA

Penyedia harus menyiapkan rencana kerja secara detail dibuat dalam bentuk kurva S beserta lampiran
penjelasan dan harus diserahkan kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
suatu tahapan pekerjaan dimulai.

Rencana kerja tersebut harus mencakup :

1. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
2. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
3. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau pemasangan
berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
4. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh Penyedia.
5. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai latar belakang
pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
6. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan perlatan yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
7. Cara pelaksanaan pekerjaan.

O. PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

Penyedia diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila direksi memerlukan
penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaaan
sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut.

Dalam keadaan apapun, Penyedia tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi. Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus
terlebih dahulu disampaikan kepada direksi sebelum memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai
waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan diawasi langsung
oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan
tersebut harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.

P. RAPAT-RAPAT

Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau Penyedia dapat mengadakan rapat-rapat dengan
mengundang Penyedia dan Konsultan Pengawas serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan
pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan
ketentuan yang bersifat mengikat bagi Penyedia.

Q. PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN

Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah persentasi pekerjaan yang telah diselesaikan
Penyedia dan disetujui oleh direksi. persentasi pekerjaan ini dihitung dengan memandingkan nilai
volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap nilai kontrak keseluruhannya.
Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan harga satuan
yang tercantum dalam kontrak.

R. PENYELESAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan secara khusus
dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar hasil pelaksanaan
pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.

Penyedia harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai dengan
ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak
memenuhi syarat, Penyedia dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil
pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh direksi.

S. LAPORAN-LAPORAN

Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia harus membuat laporan berupa laporan harian,
laporan mingguan dan laporan bulanan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut
memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :

a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
d. Kondisi cuaca.
BAB II
PENGADAAN PIPA DAN ACCESSORIES

A. PIPA PVC DAN AKSESORIS PVC

1. UMUM

Penyedia harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting, valve, coupling, meter,
mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam
dokumen kontrak.

Semua pipa, fitting, valve dan pertengkapan lainnya harus sesuai untuk pemakaian di daerah
tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32° C Tekanan kerja normal tidak akan tebih dari 8 bar
dan uji tekanan di lapangan tidak lebih dari 10 bar.

Apbila di minta oleh direksi Penyedia harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan
Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan
yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia juga harus menyampaikan tentang laporan hasil
uji kimiawi dan dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.

Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas), dalam keadaan
baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.

Barang atau peralatan yang di produksi di dalam negeri atau berasal dari luar negeri dan sudah
diatur datam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib memiliki Standar Nasional lndonesia
(SNl) dan/atau standar lain digunakan sesuai dengan peruntukannya, antara lain:

a. SNI-06-0135-1987 Sambungan Pipa PVC untuk Saluran Air Minum.


b. SNI 5-20-1990-03 Tata pengadaan, pemasangan dan pengujian pipa PVC untuk penyediaan
air minum.
c. SNI 06-2548-1991 Metode pengujian diameter luar pipa untuk air minum dengan jangka
sorong.
d. SNI 06-2549-1991 Metode pengujian kekuatan pipa PVC untuk air minum terhadap
hidrostatik.
e. SNI 06-2550-1991 Metode pengujian ketebalan dinding pipa PVC untuk air minum.
f. SNI 06-2551-1991 Metode pengujian bentuk dan sifat tampak pipa PVC untuk air minum.
g. SNI 06-2552-1991 Metode pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum.
h. SNI 06-2553-1991 Metode pengujian perubahan panjang pipa PVC untuk air minum dengan
uji tungku.
i. SNI 06-2554-1991 Metode pengujian ketahanan pipa PVC air minum terhadap Metilen
Khlorida.
j. SNI 06-2555-1991 Metode pengujian kadar PVC pada pipa PVC air minum dengan THF.
k. SNI 06-2556-1991 Metode pengujian diameter luar pipa PVC untuk air minum pita meter.
l. SNI 06-2558-1991 Spesifikasi simbol gambar sistem penyediaan air dan sistem drainase di
dalam tanah.
m. SNI 03-6419-2000 Spesifikasi pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk air
bersih.
n. SNI 06-0084-2002 pipa PVC untuk air minum.
o. RSNI T-17-2004 Spesifikasi pipa PVC untuk air minum.
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional lndonesia,
maka barang atau peratatan tersebut harus memiliki standard-standar sebagai berikut :

a. ISO (lnternational for Standardization Organization)


b. JIS (Japanesse lndustrial Standard)
c. BS (British Standard)
d. DIN (Deutsche lndustrie Norm)
e. AWWA (American Water Works Association)
f. ASTM (American Society for Testing and Materials)
g. ANSI (American National Standard lnstitute)

2. STANDAR TEKANAN KERJA BAHAN PVC

Standar material yang digunakan adalah yang memenuhi standar dengan panjang efektif tidak
lebih dari 6 meter. Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk
penggunaan SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian. Setiap pipa harus mempunyai
tanda/cap pada bagian luar yang m enunjukkan diameter nominal, kelas, nama pabrik pembuat
dan trademark. Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah tropis
dengan temperatur air yang mengalir antara 15-35 derajat Celcius dan pH antara 6 sampai dengan
8.

Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Penyedia harus melakukan pengujian kekuatan
tekanan kerja pipa/fitting pipa di lapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas
biaya penyedia. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian
oleh Direksi Pekerjaan. Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini,
maka Penyedia harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi
yang ditentukan.

3. KELAS BAHAN PVC

Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka standar yang digunakan
adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm 2 m enurut standard SNI yang berlaku
dan mempunyai panjang efektif 6 meter.

Diameter luar atau outside diameter (OD) Pipa PVC mengacu pada standar berikut:

Diameter Luar Pipa Polyvynil Chloride (PVC)


Nominal Diameter (mm) Rata-rata Diameter Luar
(mm)
50 63
65 75
80 90
100 110
125 140
150 160
200 200
250 250
300 315
Ketebalan minimum dinding pipa dalam milimeter (mm) mengikuti tabel berikut :

Nominal Diameter Seri Pipa


(mm) S 10 S 12.5
50 2.4 2.0
65 3.6 2.9
80 4.3 3.5
100 5.3 4.2
125 6 4.8
150 7.7 6.2
200 9.6 7.7
250 11.9 9.9
300 15 12.1

4. SAMBUNGAN

a. Solvent Cement

Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40 mm dan lebih kecil dapat
disambung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai dengan standar pabrik. Bila
digunakan sambungan solvent cement ini, Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan
solvent cement sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah dengan imbuhan 10%.

Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan memanjang akibat dari
perubahan suhu pipa sebesar 50° c tanpa mengganggu kekedapan terhadap air
.
b. Fitting

Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak disebutkan
dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity). Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan
kerja 1.23 mpa (12 .4 kglcm2) Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection
molded atau heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik
dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung
.
B. PIPA BAJA

1. UMUM

Pipa Baja harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dalam SII 0161-81 atau AWWA C
201-202 dan Standar Internasional lain yang sama atau lebih tinggi. Untuk pipa baja galvanis
dengan diameter nominal (DN) 1/2 inchi sampai dengan 6 inchi menggunakan kelas medium.
Bahan pipa harus dimanufaktur dari baja, yang berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
kadar air sulfurnya (S) tidak melebihi 0,05 % dan kadar phosfor (P) tidak melebihi 0,05 %.

Panjang standar pipa harus 6 m, dengan toleransi tidak melebihi 6 mm atau disesuaikan dengan
standar lain yang dapat diterima. Setiap pipa harus telah diuji di pabrik, dengan pengujian
tekanan hidrolis minimum sebesar 50 atm, jika ada pipa yang gagal atau rusak dalam pengujian
tekanan hidrolis tersebut, tidak boleh digunakan untuk pekerjaan ini.

2. SAMBUNGAN PIPA

Pemotongan ujung-ujung baja serta perlengkapannya harus diserongkan. Penyerongan dari ujung-
ujung pipa tersebut harus dengan sudut 30° agar dapat dilakukan penyambungan pipa dengan cara
las temu, maka bidang sebelah luarnya, diukur dari garis yang tegak lurus pada sumbu pipa,
dengan toleransi tidak lebih besar dari 5° serta dengan lebar permukaan pada bagian rata di ujung
pipa sekitar 1,6 mm dengan toleransi lebih/kurang 0,8 mm .

Untuk penyambungan pipa baja dengan menggunakan flange, harus sesuai dengan persyaratan
pada ISO 2531 atau standar lain yang sama. Penyedia harus mengadakan dan melengkapi semua
bahan-bahan untuk penyambungan pipa, termasuk sabuk penumpu, bahan untuk penyelesaian
lapisan pelindung luar dan dalam pipa setelah penyambungan las selesai dilakukan.

3. PERLENGKAPAN PIPA

Seluruh perlengkapan pipa baja harus sesuai dengan persyaratan dan standar pada AWWA C 201
& 202, ISO 2531 atau standar Internasio nal yang sam a atau lebih tinggi. Semua pembuatan
perlengkapan pipa baja harus dilakukan di bengkel pipa (pipe shop) sesuai dengan ketentuan,
tekanan yang diizinkan serta ketebalan minimum yang dipersyaratkan untuk batang pipa baja.
Jika diperlukan, cincin penguat atau pelana harus disediakan dan diadakan oleh Penyedia.

Pembuatan bengkokkan pipa (bend) baja, harus memenuhi ketentuan-ketentuan


berikut ini:

a. untuk sudut 60° s/d 90°, maksimum terdiri dari lima bagian.
b. untuk sudut 45°, maksimum terdiri dari empat bagian.
c. untuk sudut 30°, maksimum terdiri dari tiga bagian.
d. untuk sudut 11 1/4 s/d 22 1/2°, maksimum terdiri dari dua bagian.

Bengkokkan baja yang dibentuk, tidak boleh digunakan untuk pipa yang diameter nominal
kurang dari 450 mm dan hanya dalam kondisi yang sangat terpaksa. Untuk pipa dengan diameter
nominal kurang dari 450 mm dapat digunakan perlengkapan pipa dan material jenis DCIP.
Seluruh detail rencana untuk perlengkapan pipa harus diajukan serta diuji oleh Direksi/Pemberi
Tugas terlebih dahulu.

4. PENGELASAN PIPA

Hasil pengelasan harus diuji selama proses pembuatannya, sesuai dengan ketentuan pada AWWA
C-200-86, sebagai berikut:

a. Contoh hasil las, yang berasal dari bagian ujung pipa, diambil tegak lurus atau dapat juga dari
plat yang dibuat dari bahan yang sama digunakan untuk pembuatan pipa. Plat uji tersebut
harus dilas dengan prosedur, operator dan plat yang sama serta berurutan, sesuai dengan
pengelasan yang dilakukan pada pipa.
b. Hasil las harus memiliki tegangan patah (tensile strenght) tidak kurang dan 100% tegangan
patah dan bahan dasar.
c. Hasil las dianggap memenuhi syarat, apabila :
 Tidak terjadi keretakan atau cacat terbuka lainnya melebihi 1/8 inchi, yang diukur ke
segala arah pada las atau antara las dengan bahan dasar setelah pembengkokkan.
 Contoh hasil las mengalami retak atau patah dan permukaan patah menunjukkan
penetrasi pada seluruh tebal las, dan tidak ada slag yang masuk atau keropos, sampai
pada tidak adanya kantong-kantong gas atau slag yang masuk melebihi 1/16 inchi dan
jumlah ukuran cacat dalam tiap inchi persegi dan las tidak melebihi 3/8 inchi.

5. PERLINDUNGAN PIPA

Pipa baja dan perlengkapannya jika diminta harus diberi lapisan pelindung luar dan dalam untuk
melindungi permukaan bagian dalam dan luar pipa dan kondisi korosif untuk jangka panjang.
Pelindung luar pipa dan perlengkapannya harus terdiri dari lapisan primer dan lapisan bagaian
luar sesuai dengan standar yang ada.

Sebelum penggunaan bahan-bahan pelindung luar, permukaan bagian luar pipa harus bersih dan
bebas dari minyak, cat, oli, serpihan las, kerak, ujung yang tajam dan karat dengan menggunakan
sikat baja atau sandbalsting. Untuk pipa yang akan dipasang di atas permukaan tanah harus dicat
dasar sebagai pelapis primer dan kemudian dilapisi dengan cat pelindung epoxi.

Pelindung dalam pipa dan pelengkapnya harus sesuai dengan standar AWWA C-205 atau BS S-
534, dengan menggunakan bahan pelapis Cement Mortar.

Pelindung dalam pipa tidak boleh mengandung bahan yang larut dalam air serta beracun dan
dapat menimbulkan rasa dan bau pada air minum setelah pembersihan pipa (Flushing).

Pelapisan permukaan bagian dalam pipa dilakukan secara sentrifugal dengan membersihkan
dahulu permukaan pipa dari serpihan, karat, kotoran atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki.
Ketebalan lapisan cement mortar harus berkisar antara 6 mm s/d 10 mm untuk ukuran diameter
minimal pipa antara 100 mm s/d 900 mm .

Setelah pelapisan bagian dalam pipa selesai, ujung-ujung pipa harus ditutup sampai dengan saat
pengiriman dan pengangkutan serta ditandai dengan tanggal pelaksanaan pelapisan pada setiap
batangan pipa.

6. PEMBERIAN TANDA

Setiap pipa baja dan perlengkapannya harus diberikan tanda yang memuat informasi, tentang hal-
hal berikut :

a. Mutu dan kualitas bahan.


b. Pabrik pem buat/manufaktur dan merek dagang.
c. Diameter nominal, dalam milimeter (mm) dan tebal dinding dalam milimeter (mm).
d. Lengkungan/bengkokan pipa harus ditandai dan dinyatakan besaran sudutnya pada dua
sisinya.
e. Waktu (bulan dan tahun) pem buatan/manufakturnya.

C. FLANGE DAN GASKET

1. FLANGE
Jika tidak ditentukan, maka ukuran dan pelubangan dari sem ua flange pada pekerjaan pipa harus
disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari SII O598-81. Bagian leher dan bagian rata dari
flange yang dilas St.37.2 sesuai dengan DIN 17-100 atau standar lain yang sama. Flange yang
buntu St. 37.1 sesuai dengan standar yang sama.

Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan lain yang ada pada
spesifikasi teknis ini, dan harus mempunyai celah-celah tempat sekatan gasket untuk menjamin
sambungan yang kedap air. Setiap flange sebaiknya harus diberi tanda sesuai dengan diameter
nominal dalam mm, nama pabrik pembuatnya atau merek dagang dan tahun pembuatnya.

2. FLANGE ADAPTOR

Penyedia harus menyediakan semua adaptor untuk keperluan sambungan dari berbagai diameter
dan material. Detail penyusunan bahan, rencana dan letak semua adaptor pipa harus diketahui
Direksi untuk disetujui sebelum dirakit.

3. GASKET (PACKING KARET)

Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta mempunyai diameter yang
sama dengan masing-masing luar flange dan harus dilengkapi dengan bentuk lubang yang sama
dengan bentuk flange. Gasket flange harus terbuat dari karet, diperkuat dengan satu atau dua lapis
perantara, dengan ketebalan gasket 3 mm.

4. BAUT, MUR DAN WASHER

Baut, Mur dan Washer untuk hubungan/sambungan flange harus terbuat dari baja galvanis yang
dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur harus sesuai dengan ISO/R. 898. Panjang ulir
dari batas akhir mur dalam putaran baut harus sebanding, atau paling tidak harus sama dengan
diameter baut. Ukuran baut, mur dan washer harus sesuai dengan ukuran flange yang
dipersyaratkan pada SII 0598-81 atau ISO 13-1978.

Untuk setiap flange pada perpipaan, fitting dan accesoriesnya, dengan pengecualian untuk flange
spigot dan flange-socket, harus dilengkapi dengan satu set lengkap baut, mur.

D. KATUP (VALVE)

Penyedia harus menyediakan dan mengadakan semua katup aliran sesuai dengan keperluan pada
daftar kuantitas. Semua katup-katup untuk jenis yang sama harus dari satu pabrik/manufaktur. Katup-
katup tersebut harus dilengkapi nama pabrik pembuatnya, tekanan kerja, diameter dan arah aliran
pada badannya.

Jika tidak ditentukan lain, katup berukuran 50 mm dan yang lebih kecil seluruhnya harus terbuat dan
kuningan, perunggu atau bahan-bahan lain yang tahan karat. Untuk katup berukuran lebih dari 75 mm
menggunakan bahan Gray Cast Iron. Untuk roda pemegangnya harus dari besi tempa. Katup-katup
metalik yang disambung pada pipa besi atau baja pada lapisan pemisahnya memakai katup dengan
ukuran diameter 75 mm dan yang lebih besar harus diakhiri dengan ujung flange, jika tidak
ditentukan lain dalam gambar atau yang seperti disyaratkan dalam ISO 2531. Semua ulir katup harus
dari perunggu atau stanless steel. Hubungan karet pada ulir katup dengan klem pembungkusnya harus
dihindari.
Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila tidak disebutkan lain,
kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau jenis sambungan dari sam
bungan ulir. Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1

Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan flange dan terbuat
dari cast iron/besi tuang. Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui. Bila tidak disebutkan dalam
volume Pekerjaan (Bill o f Quantity) maka seluruh valve harus dibuat khusus untuk menerima
tekanan kerja minimal 10 bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO
2531.

Setiap katup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja pada katup tersebut. Katup harus
sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan maupun pengontrolan aliran. Baik
dioperasi untuk waktu yang lama, yang dijalankan pada sistem terbuka maupun tertutup. Semua
bagian-bagian katup yang berhubungan langsung dengan kimia harus tahan terhadap karat yang
ditimbulkan.

Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah jarum jam dan searah
jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk
membuka atau menutup valve. Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah
masuknya benda-benda asing. Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh
harus dilumasi dari luar secara tersendiri

Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan seperti gasket, mur, baut
dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%. Besar dan ukuran perlengkapan tersebut
disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan
bukan material bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm
terbuat dari karet sintetis.

coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan lain-lain yang
terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non toxic coat epoxy, enamel, bitumen
atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh direksi pekerjaan. Permukaan harus bersih, kering dan
bebas dari kotoran sebelum digunakan Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik.
ketebalan minimum coating setelah kering ± 400 microns (1 6 m ils). Material yang berkontak dengan
air harus harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh digunakan.

Berikut Spesisifikasi Teknis Valve berdasarkan Jenisnya, kecuali untuk valve jenis kuningan dan
kecuali jika ditentuan lain di dokumen Daftar Kuantitas Pekerjaan (Bill of Quantity) atau atas
permintaan khusus Direksi Pekerjaan :

1. Katup Pintu (Gate Valve)

Jenis, ukuran dan perpipaan katup hendaknya sesuai yang ditunjukkan dalam gambar pabrikasi.
Semua gate valve yang dipergunakan dalam jalur pipa hendaknya mampu untuk tekanan kerja
120 m kolom air, doubel disc, badan besi tuang, bingkai tembaga, gate valve tanpa tangki
pemutar sesuai dengan persyaratan AWWA C-500.

Pengakhiran ujung-ujung katup hendaknya mempunyai penyambung flange, kecuali bila


ditunjukkan lain dalam gambar. Flange untuk katup bendaknya sesuai dengan ANSI B-16.1 untuk
flange dan fitting mur 2 (dua) inchi persegi dan membuka ke arah yang seragam , permukaan-
permukaan luar dan dalam setiap katup hendaknya dilapisi atau dipoles dengan 2 (dua) lapisan
coating.

Bila tidak disebut dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan (BiIl of Quantity), maka gate valve yang
ditawarkan adatah gate valve dari jenis Non Rising Stem.

Valve harus memenuhi standar Gate Valve for Water and Other Liquids (AWWA C 500) atau
standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk
tekanan kerja .

Penawaran gate valve termasuk hand wheel harus dilengkapi dengan kunci T (Tee Key) minimal
satu buah dan makimum saw untuk sebap 20 buah yang seukuran. Tee key tersebut dilengkapi
dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover dan terbuat dari baja ST 40 yang telah
digalvanis.

Bila dalam Votume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle maka material
tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis. Harga penawaran extension spindle sudah
termasuk potongan pipa PVC untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.

Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan dengan kuatitas
lebih tinggi.

Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam perunggu,
tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid wedge gate). Valve harus cocok
untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve harus dirancang untuk saluran
air yang bebas hambatan yang mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve
apabila dalam posisi terbuka.

Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh
kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan lain
yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh
digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini
harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah ditempatkan di atas
stem-collar dan dapat ditakukan penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana
valvenya dalam posisi terbuka Penuh. Stem terbuat dari perunggu atau stainless sleel dan Body
seal ring dan disk seal ring terbuat dari kuningan atau perunggu.

Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan terhadap
kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup harus disertakan pada
surface box tersebut dan diberi cetakan pada bagian atasnya.

Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan baut. Ukuran
surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti
karat. Semua Valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).

Untuk Gate Valve berbahan Perunggu (Bronze) harus mengikuti beberapa standar berikut:

a. Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JlS B 2011 atau ketentuan lain
yang disetujui. Tekanan kerja besarnya 0.98 m pa (10'0 kg/cm 2). Valve harus dilengkapi
dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
b. Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat dari perungu,
skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji), skrup dalam dan tangkai
pengungkit.

c. Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H 5111, kelas 6 atau
cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm2 (2O kg/m2). Piringan
terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan yang mengacu
pada ASH 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang mempunyai daya rentang tidak kurang
dari 314 N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesifikasi di
atas.

2. Ball Valve

Auxiliary valve untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut ball valve. Ball valve
memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini dikondisikan untuk tekanan kerja sebesar
0.98 Mpa (10 .0 kg/cm2) dan memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non-
lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainless steel dengan
dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari teflon dan mudah diganti
dilapangan tanpa menggunakan alat khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless steel. Teflon
penguat digunakan untuk packing stem yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa
memindahkan valve dari jalur pipa pada saat kondisi normal. setiap valve harus dilengkapi
dengan kunci dari ductile cast iron pada tiap operasi.

3. Plug Valve

Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric dengan badan valve
yang terbuat dari cast iron. plug cast iron berpegas harus dilapisi dengan chloroprene (neo prene)
agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated
bearing dari stainless steel atau perunggu. Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau
multiple Buna-N Packing Rings. pada saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat
dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve .

4. Katup Penahan (Check Valve)

a. Katup Penahan harus sesuai untuk digunakan pada posisi horizontal atau vertikal yang arah
alirannya ke atas, sesuai dengan standar AWWA C-508-82.
b. Katup penahan dengan diameter nominal 300 mm dan lebih besar harus dari jenis non
slamming dengan Concreatic Spring Loaded Disc atau Concreatic Rubber Membrance.
c. Katup penahan dengan diameter lebih kecil dari 300 mm harus dibuat sedemikian rupa
sehingga cakram (disc) atau alat-alat lain sehingga pelengkapnya mudah dibuka dan diganti
tanpa harus membuka seluruh katup dan perpipaan.
d. Badan katup harus terdiri dari cor dengan kekuatan tarik minimum 2.200 kg/cm 3. Cakram
harus dari perunggu dengan besi cor atau perunggu seluruhnya.
e. Body seat harus dengan ulir cepat dan disekrup ke dalam kedudukan yang benar pada badan.
Muka dari cincin harus dihaluskan dengan mesin.
f. Setiap katup harus mampu menahan tekanan hidrolis 20 kg/cm 2 dengan ujung kepala besar.
Pengujian harus menunjukkan tidak adanya kebocoran pada logam dan sambungan.
g. Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat menunjukkan
merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besarnya diameter, tekanan kerja, dan arah
aliran air.
h. Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
i. Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neo phrene synthetic Rubber yang berkualitas baik .
j. Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2
k. Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, cincin dan bagian-
bagian dalam lainnya yang ungkin perlu untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah
dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peratatan khusus atau harus
memindahkan valve dari jalurnya.
l. Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal dengan aliran
keatas dan ketika terbuka penutup valve harus mempunyai daerah aliran bersih (net flow
area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.

5. Rumah Katup

Rumah katup harus dengan badan katup yang bulat, terdiri dari perunggu dan tekanan rata-rata 10
kg/cm2. Cakram harus dapat diperbaharui, katup harus mempunyai batang terbuka, roda-roda
tangan dan sekrup dengan ulir. Kepala cakram dan seterusnya dibuat dari cor-coran perunggu
atau bahan yang setara. Cakram harus dari campuran setengah lunak atau seperti yang disyaratkan
oleh pabrik pembuatnya.

6. Katup Pelepas Udara Dan Katup Hampa Udara

a. Katup hampa udara dan katup pelepas udara berbadan kuat sekali dibuat dan besi cor atau
bahan besi tempa, pelampung dari baja tahan karat dan direncanakan untuk tekanan kerja 10
kg/cm2 . Katup dapat mempunyai katup penutup secara menyeluruh yang digunakan selama
pemeliharaannya.
b. Semua unsur yang bergerak harus dibuat dan baja tahan karat atau perunggu.
c. Katup yang berlubang lebar (pemecah kehampaan) harus mempunyai lubang yang berbentuk
bulat, terbuka penuh bila ruang katup kosong dan tertutup repat dengan sendirinya bila
ruangnya penuh air.
d. Katup berlubang kecil (pelepas udara) digerakkan terapung dan tertutup bila ruang katupnya
penuh dengan air.
e. Katup berlubang rangkap adalah bersifat gabungan antara katup berlubang kecil dengan katup
berlubang lebar. Katupnya akan mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang kecil-kecil
bila jaringan kena tekanan, terbuka penuh mulutnya bila ruang katup kosong dan tertutup
rapat dengan sendirinya, bila ruangnya penuh dengan air.
f. Setiap katup diuji di bawah tekanan hidrostatis 10 kg/cm 2 dan tanpa kebocoran.
g. Katup udara harus dapat bero perasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai berikut:
 Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
 Dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
 Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
 Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
 Aman terhadap vakum .
h. Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap dengan mur, baut,
ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada uraian pekerjaan.
i. Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit, stainlees steel
atau Acrynolitrie Butediene Steel.
j. Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
k. Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak menunjukkan
gejala kebocoran. Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
l. Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara terpisah untuk
setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan spesifikasi sebagai
berikut :
 Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber seal, disc, valve
shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti standards for Rubber seated
Butterfly Valves (AWWA Designation C 504) atau standard lnternasional lain yang
disetujui yang sama atau lebih tinggi kualitasnya dari yang disebutkan.
 Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90˚ dari posisi terbuka
penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus horizontal.
 Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan standard
AWWA C 504,
 Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan perbaikan,
mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus dapat mengunci
sendiri sehingga tangga alian air atau vibrasi tidak mengakibatkan piringan berpindah
dari tempatnya semula.
 Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup rapat) sama
dengan rate tekanan pada pipa.
 Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau menutup
bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
 Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti Specification for Grey Iron
Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings Calss B (ASTM Designation A 126) atau
ductile iron (ASIM 536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.
m. Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada po sisi yang seharusnya.
n. Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung pada ukuran pipa
yang dipasang.

Diameter Nominal Air


Ukuran Pipa (mm) Tipe Air Valve
Valve (mm)
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
kecil/tunggal
350 dan lebih besar Tipe dengan dua orifice 75 mm dan lebih besar
atau kombinasi

Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara otomatis yang akan
mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat aliran air dalam penuh.
Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi Air valve dengan dua lubang atau
kombinasi di desain untuk dioperasikan secara otomatis, sehingga akan :
 Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer, dan menampung banyak
udara selama operasi pengurasan saluran pipa.
 Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam kondisi tekanan rendah,
mengisi badan valve selama operasi pengisian.
 Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara tinggi.
 Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air penuh dalam pipa.

7. Katup Kupu-Kupu (Butterfly Valve)

a. Badan Katup kupu-kupu harus terdiri dari besi cor atau baja dan harus jenis yang pendek
sesuai dengan ASTM A-126. Katup kupu-kupu harus sesuai untuk dioperasi secara mekanis
dengan listrik atau dengan tekanan udara.
b. Disc seating harus dari bahan kuningan dan replaceable cadless, disc
c. gasket harus dari karet, yang diikatkan pada disc dengan baut baja tidak berkarat. Karet
gasket lebih disukai yang diperkuat dengan logam .
d. Katup-katup harus mampu dijalankan dengan aliran maksim um yang dapat terjadi pada
aliran pada keadaan-keadaan tertentu.
e. Mekanisme untuk setiap katup, kecuali jika ditentukan lain, diikatat au ditahan pada badan
katup dengan sepotong pemisah jarak. Mekanisme pengoperasian untuk katup-katup yang
lain harus ditinggikan pada kedudukan lantai yang sesuai dan akan dioperesikan melalui
tangki yang sama seperti yang ditunjukkan dalam gambar fabrikasi dan persyaratan pada
AWWA C-504. Sumbu putar dari semua valve disc harus horizontal kecuali jika ditetapkan
lain.
f. Setiap mekanisne pengoperasian harus dapat diganti atau dapat diperiksa dan diperbaiki. Cara
pencegahan harus dibuat agar cakram tidak terkunci pada saat terbuka penuh atau pada posisi
ditutup rapat ketika mekanisme pengoperasian dihilangkan. Semua bagian mekanisme
pengoperasian harus selalu diperiksa, diatur, diperbaiki dan diganti.
g. Mekanisme pengoperasian untuk semua katup dapat melakukan penguncian, dengan arti
bahwa air tidak dapat mengakibatkan cakram bergerak dari posisi yang telah ditetapkan.
BAB III
PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup seluruh kegiatan yang berhubungan dengan peletakan pipa dan aksesorisnya,
penyambungan pipa dan aksesorisnya, pemotongan pipa, pemasangan valve, pembuatan jembatan
pipa, pembuatan tembusan pipa dan segala pekerjaan yang berhubungan dengan pipa pada Dokumen
Kontrak.

Penyedia harus melaksanakan pekerjaan pemasangan pipa ini dengan cara yang memuaskan Direksi
dengan Spesifikasi Teknis, Gambar Kerja dan Daftar Kuantitas Pekerjaan sebagai acuan.

B. PEMASANGAN PIPA BAJA (STEEL), DUCTILE CAST IRON (DCI), CAST IRON (CI)

1. Umum

Penyedia harus menyediakan dan memelihara dengan baik kondisi peralatan untuk menangani
dan memasang pipa. Cara pemasangan pipa dan penggunaan peralatan juga harus sesuai dengan
keadaan lapangan, memahami petunjuk dari pabrik dan mengikuti pengarahan dari direksi.

Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan penopang
tidak diperlihatkan dalam gambar kerja. Bagian dalam semua pipa dan valve yang terpasang
harus dijaga tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah
pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang mamadai menurut
petunjuk Direksi selama pemasangan pipa dan penyum batan yang rapat semua lubang yang ada
setiap akhir kerja.

Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alignment akhir harus diperiksa
dahulu dengan menggunakan peralatan survey.

Pipa, valve dan fitting harus dieriksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan. Bahan
yang didapati rusak sebelum , selama atau setelah terpasang harus diberi tenda secara permanen;
disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan diganti dengan yang baru/baik.

2. Pemasangan

a. Penurunan Pipa ke Dalam Galian

Peralatan dan fasilitas harus disediakan dan digunakan oleh Penyedia untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati ke dalam
galian, satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin,
perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah
kerusakan pada bahan, lapisan pelindung luar serta lapisan dalam. Material Pipa dan
Aksesorisnya sama sekali tidak diperkenenakan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa valve atau perlengkapan saat penanganannya, harus segera
dilaporkan kepada Direksi. Direksi akan menentukan perbaikan yang diperlukan atau
menolak bahan yang rusak tersebut.

b. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan

Semua aksesoris harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan pada saat di
atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi terakhir. Setiap ujung pipa harus diperiksa
secara khusus, karena daerah ini paling banyak mengalami kerusakan dalam
penangganannya.

Pipa atau aksesoris yang rusak harus diletakan terpisah untuk dilakukan pemeriksaan oleh
Direksi, dan direksi akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.

c. Pembersihan Pipa dan Fitting

Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa terpasang. Bila ada profil
pengaku badan (stfiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil pengaku tersebut harus
disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.

d. Perletakan Pipa

Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam pipa
pada saat pipa diletakan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada
kotoran, perkakas, kain, atau pun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.

Saat pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa
sebelumnnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatan dengan
ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan ini perlu dilakukan
untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan..

Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh Direksi.

e. Pemotongan Pipa

Pemotongan pipa untuk meyisipkan Accessories atau untuk keperluan lainnya harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik, tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan
ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa. Pemotongan pipa baja harus
dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai hasil potongan yang halus pada sudut yang
benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.

Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong
(beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.

C. PEMASANGAN GALVANISE IRON PIPE (GIP)


1. Umum

Penyedia harus menyediakan dan memelihara dengan baik kondisi peralatan untuk menangani
dan memasang pipa Galvanise Iron Pipe (GIP). Cara pemasangan pipa dan penggunaan peralatan
juga harus sesuai dengan keadaan lapangan, memahami petunjuk dari pabrik dan mengikuti
pengarahan dari direksi.

Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan penopang
tidak diperlihatkan dalam gambar kerja. Bagian dalam semua pipa dan valve yang terpasang
harus dijaga tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah
pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang mamadai menurut
petunjuk Direksi selama pemasangan pipa dan penyum batan yang rapat semua lubang yang ada
setiap akhir kerja.

Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alignment akhir harus diperiksa
dahulu dengan menggunakan peralatan survey.

Pipa, valve dan fitting harus dieriksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan. Bahan
yang didapati rusak sebelum , selama atau setelah terpasang harus diberi tenda secara permanen;
disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan diganti dengan yang baru/baik.
.
2. Pemasangan

a. Penurunan Pipa Dalam Galian

Peralatan dan fasilitas harus disediakan dan digunakan oleh Penyedia untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati ke dalam
galian, satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin,
perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah
kerusakan pada bahan, lapisan pelindung luar serta lapisan dalam. Material Pipa dan
Aksesorisnya sama sekali tidak diperkenenakan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.

Jika kerusakan terjadi pada pipa valve atau perlengkapan saat penanganannya, harus segera
dilaporkan kepada Direksi. Direksi akan menentukan perbaikan yang diperlukan atau
menolak bahan yang rusak tersebut.

b. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan

Semua aksesoris harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan pada saat di
atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi terakhir. Setiap ujung pipa harus diperiksa
secara khusus, karena daerah ini paling banyak mengalami kerusakan dalam
penangganannya.

Pipa atau aksesoris yang rusak harus diletakan terpisah untuk dilakukan pemeriksaan oleh
Direksi, dan direksi akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.

c. Pembersihan Pipa Dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak, benda asing dan kotoran lainya sebelum dipasang.

d. Perletakan Pipa

Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa
pada saat pipa diletakan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada
kotoran, perkakas, kain ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.

Saat batang pipa masuk dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan
pipa sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan tempatnya dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan
ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan. Setiap bial pemasangan pipa
sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan
dengan cara yang disetujui oleh Direksi.

e. Pemotongan Pipa

Pemotongan pipa untuk menyisipkan tee, bend atau valve atau tujuan lainnya harus dilakukan
dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik tanpa menyebabkan
kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalam nya dan menghasilkan ujung yang
halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa. Pemoto ngan pipa besi harus dikerjakan
dengan mesin pemotongan yang sesuai sehingga akan menghasilkan potongan yang halus
pada sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.

Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan
pelindung dalam pipa. Ujung potongan pipa tersebut, harus dipotong dengan ukuran yang
sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifiaksi dan dokumen gambar rencana.

f. Penyambungan Pipa Galvanis

Penyambungan pipa galvanis dilakukan dengan memakai sok ulir dengan cara mekanis
seperti yang ditentukan. Sebelum pipa disambung maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung
pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, setelah itu pada ulir pipa dipasang seal tape dan
baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai kencang betul dengan
menggunakan alat bantu yang sesuai.

D. PEMASANGAN PIPA PVC

1. Umum

Penyedia harus menyediakan dan memelihara dengan baik kondisi peralatan untuk menangani
dan memasang pipa PVC (Polyvinyl Chloride). Cara pemasangan pipa dan penggunaan peralatan
juga harus sesuai dengan keadaan lapangan, memahami petunjuk dari pabrik dan mengikuti
pengarahan dari direksi.

Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan penopang
tidak diperlihatkan dalam gambar kerja. Bagian dalam semua pipa dan valve yang terpasang
harus dijaga tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah
pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang mamadai menurut
petunjuk Direksi selama pemasangan pipa dan penyum batan yang rapat semua lubang yang ada
setiap akhir kerja.

Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alignment akhir harus diperiksa
dahulu dengan menggunakan peralatan survey.

Pipa, valve dan fitting harus dieriksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan. Bahan
yang didapati rusak sebelum , selama atau setelah terpasang harus diberi tenda secara permanen;
disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan diganti dengan yang baru/baik.

2. Pemasangan Pipa

a. Penurunan Material Kedalaman Galian

Peralatan yang baik dan fasilitas yang memenuhi syarat harus disediakan dan digunakan oleh
Penyedia bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan. Semua pipa dan aksesoris harus
diturunkan kedalam galian satu persatu dengan menggunakan peralatan yang sesuai, dan
dengan cara sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan
lindung luar dan dalamnya.

Dengan alasan apapun material pipa dan aksesoris tidak boleh dijatuhkan atau dilempar ke
dalam galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi akan
menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.

b. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan

Pipa, valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat pemasangan.
Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah pemasangan pada
kedudukan akhir, pipa harus diperiksa dari retakan dan kerusakan.

Ujung spigot harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak selama
penanganannya. Pipa atau fitting rusak harus diletakan pada tempat terpisah untuk dilakukan
pemeriksaan nantinya oleh Direksi.

c. Pembersihan
Semua tepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tidak berguna harus disingkirkan dari socket,
ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot dan sebelum pipa dipasang bagian
dalam socket harus dilap sampai bersih, kering dan bebas dari lemak.

Semua bagian dalam pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah terpasang harus dijaga
agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran. Tindakan pencegahan harus berupa
penggunaan kain bersih selama pemasangan dan penyumbatan kedap air semua bukaan/celah
di setiap akhir pekerjaan setiap hari.

d. Pemotongan

Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin, untuk mengurangi resiko kebocoran pada
saat penyambungan. Bila perlu pemotongan harus dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa
dan rata. Pemotongan harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi
pabrik.

e. Proses Pemasangan

Pipa harus diletakan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus sesuai
jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadwal perletakan yang
ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke posisinya di alignment akhir
harus dicek dengan peralatan ukur.

Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk ke dalam pipa
saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak boleh ada sampah,
perkakas, kain atau benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan ke dalam pipa. Setiap batang
pipa yang diletakan dalam bagian ujung spigot harus diletakan ditengah socket, pipa didorong
masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang benar.

Pipa harus dimantapkan di tempatnya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata, kecuali
pada bagian socketnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah tanah atau
kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan. Pada saat tidak dilakukan pekerjaan
penyambungan ujung terbuka pipa harus ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui
oleh Direksi.

Khusus pada musim hujan, penyedia harus melakukan tindakan untuk mencegah air
hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah terpasang
dan juga jangan sampai pipa tersebut terapung.

E. CARA PENYAMBUNGAN PIPA

1. Penyambungan Pipa Dengan Sambungan Solvent Cement (SC)

Socket dan spigot pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum ujung spigot dilumuri solvent
cement yang telah disetujui oleh Direksi. Solvent cement dalam jumlah yang mencukupi dilumuri
secara merata diujung spigot. Penekanan spigot yang telah diberi solvent cement ke socket
tersebut harus dilakukan de ngan hati-hati, supaya tidak menyebabkan kerusakan pada pipa yang
baru dipasang.

Pipa yang baru selesai disambung dengan solvent cement tidak boleh digeser/dipindahkan
ataupun dibuat lengkung. Bila memang diperlukan sekali untuk membelokan pipa dengan
sambungan solvencement agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang, besarnya
belokan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi.

2. Penyambungan Pipa Jenis Push On Rubber Ring/Rubber Ring Joint (RRJ)

a. Pemasangan

Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang lebih kecil dan
dengan memakai jenis sambungan mekanik pipa lurus dan fitting atau fittingnya itu sendiri
disambungankan. Pemasangan dan penyambungan pipa sambungan push on dengan fitting
harus dilakukan dengan bahan pelicin (lubricant) yang telah disetujui oleh Direksi.
Penyedia harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh kepada direksi sebelum
menggunakan bahan Pelicin tersebut dalam pekerjaannya dalam waktu yang cukup bagi
direksi untuk memeriksanya terlebih dahulu. Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa
lurus atau fittingnya sendiri harus digunakan sambungan mekanik kecuali untuk sambungan
lainnya dimana direksi menerima dan menyetujuinya.

Ujung spigot yang telah rusak tidak boleh dicoba disambungkan dengan socket bell jenis
sambungan push on. Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell pipa harus dibersihkan
dengan kain bersih agar bebas dari kotoran. Setelah melumuri lubricant yang telah disetujui
permukaan spigot, cincin karet dipasang ditempat yang telah ditunjukan oleh pabrik.

Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang telah disetujui oleh
Direksi. Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket dan cincin karet
disekelilingnya harus diperiksa dengan alat yang sesuai. Jika kedalaman yang diperiksa tidak
sesuai dengan rekomendasi pabrik dan jika cincin karet terpelintir dalam socket, pipa yang
telah tersambung harus dilepas dan pemasangan pipa harus diulangi lagi.

Cincin karet yang mengalami kerusakan atau deformasi/transformasi tidak boleh digunakan
untuk pekerjaan penyambungan dengan diberi tanda yang jelas dan catatan yang
memberitahkan keadaan kerusakan tersebut. Pipa yang telah tersambung harus
dipisahkan/dilepas dengan hati-hati dengan alat yang telah disetujui oleh Direksi serta tidak
dilakukan dengan kasar.

b. Sudut Belokan Yang Diperbolehkan Untuk Pipa Dengan Sambungan Push On

Bila diperlukan untuk membelokkan pipa sambungan push on agar membentuk belokan
dengan jari-jari yang panjang, maka besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik
dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

3. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Flange (Flanged)

Setelah mem bersihkan seluruh permukaan flange bahan sambungan harus dikencangkan dengan
kunci puntir (wrench) yang sesuai. Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat satu sama lain
harus dikencangkan bergantian agar diperoleh tekanan yang merata diseluruh permukaan flange.

Semua baut dan mur untuk flange harus dilumuri minyak gemuk (grease) dengan merata. Semua
mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran yang telah ditentukan menggunakan kuncir
puntir sebagaimana yang diperlihatkan berikut ini :

Ukuran Baut Diameter Nominal Pipa Standar Momen Puntir


(mm) (mm) (kg/m)
16 75-200 6
20 200-300 9
22 350-400 12
24 450-600 18
30 700-1200 33
36 1350-1800 50
42 2000-2400 58
48 2600 70
4. Penyambungan Dengan Sambungan Penahan (Restraint Joint)

Penyedia harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis sambungan mekanik dan fitting
sebagaimana ditentukan atau jika diperlihatkan dalam gambar untuk mencegah kemungkinan pipa
dan fitting lepas dari sambungan akibat dorongan (thrust) atau pergerakan (movement) .

Pemasangan sambungan penahan kecuali diperintahkan oleh Direksi harus sesuai dengan
petunjuk pabrik. Pipa yang berdekatan di kedua ujung fitting seperti tee, bend dan reducer pada
umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak mengurangi pengarah sambungan
penahan. Penyedia harus mengukur sambungan dengan pipa guna memastikan kebutuhan di atas.
Tambahan sambungan penahan harus dipasang pada sambungan dengan fitting tersebut bila pipa
dipotong untuk penyesuaiannya atau untuk menjaga alignment pada fitting tersebut sesuai
perintah Direksi.

5. Pemasangan Sambungan Flexible Dan Coupling

Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada jalur dan
ketinggiannya. Ujung flange atau coupling sambungan tersebut harus dibersihkan sebelum
pemasangan. Semua ujung flange harus dipasang dan dikencangkan sebagaimana telah
ditentukan. Penyambungan coupling harus sesuai dengan petunjuk pabrik.

a. Sambungan Flexible

Semua flexible harus dipasang dibawah tanah untuk penyambungan pipa yang terpendam dan
pipa yang terbungkus dalam bangunan beton. Tekukan, konstraksi, ekspansi ataupun
transformasi lainnya pada sambungan tersebut harus dihindari sebelum pemasangan.

Perhatikan selama transportasi, penurunan dan pemasangan guna menghindari kemungkinan


terjadinya transformasi yang disebutkan pada sambungan flexible. Oleh karenanya, penyedia
tidak boleh melepas ribs, pelindung atau perlengkapan lain yang disertakan pada sambungan
sebelum pekerjaan penyambungan selesai.

b. Sleeve Coupling

Semua sleeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3 cm atau sesuai standar
pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh sambungan tersebut .

6. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Mekanikal (Mechanical Joint)

Penyambungan pipa yang ditentukan berikut ini hanya memperlihatkan penerapannya secara
umum. Untuk rincian pekerjaan penyambungan, penyedia harus memahami petunjuk dari pabrik
atau mengikuti arahan dari Direksi.

a. Bagian Penting Dalam Metode Penyambungan Fitting Mechanical Joint (MJ)

a. Bagian Utama
Merupakan penopang utama dan berbentuk kerangka aksesoris mechanical joint yang
digunakan. terdiri dari drat luar yang berfungsi sebagai pengikat Compression Collar.
b. Compression Collar
Bagian ini berfungsi mengikat pipa dengan aksesoris sambungan. Direkatkan dengan
sistem dratting, sehingga pipa tak dapat bergeser setelah proses pemasangan dilakukan
c. Union Ring
Berbentuk gelang karet, yang fungsinya mencegah kebocoran pada bagian sambungan
yang hendak di satukan. sehingga tanpa bagian ini kemungkinan terjadinya kebocoran
pada bagian sambugnan akan sangat besar.
d. Ring Penjepit
Ring penjepit berfungsi sebagai penahan union ring tetap pada posisinya. Bagian ini juga
dapat digunakan untuk memastikan semua bagian tetap pada posisinya setelah proses
pengencangan.

b. Proses cara penyambungan

e. Bukalah compression collar dan lepaskan union dan ring penjepitnya.


f. Pasanglah union dan ring penjepit ke ujung pipa.
g. Pasanglah kembali compression collar dan kencangkan dengan tangan datau alat
pengencang standar.
h. Lakukan hal yang sama pada pipa lainnya yang akan disambung.

c. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan

 Untuk hasil sambungan maksimal jangan sepelakan tingkat kebersihan baik pada pipa
(bagian yang akan disambung) dan aksesoris
 Meski terkesan sederhana, prosedur penyambungan pipa dengan Mechanical Joint sangat
sistematis. ikuti langkahnya dan pastikan jumlah setiap bagian tepat dan berbentuk
sebagaimana mestinya.
 gunakan aksesori pipa yang tepat

7. Penyambungan Dengan Pengelasan Di Lapangan

a. Standar Umum

Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang ditentukan
berikut ini. Hal-hal yang tidak jelas dalam spesifikasi ini mengacu pada standar ataupun
pedoman (code) berikut :

 Codes of Japanese Water Steel Pipes Manufacture’s Association (WSP).


 Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan .

Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam agar
memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta. Jumlah pipa yang akan menjadi satu,
dengan panjang yang sesuai dilakukan di atas permukaan tanah serta cara peletakannya ke
posisi yang sesuai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.

b. Batangan Las Dan Mesin Las

Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau yang
memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa. Batang las yang
meyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas harus lebih kecil dari
2,5% untuk batang yang diluminasi (illuminated rod) dan 0,5% untuk batang yang
hidrogennya rendah (low hydrogenous rod).
Mesin las harus mesin pengelasan busur nyala (arc welding machine) dengan arus AC atau
pengelasan busur nyala DC sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar
yang diterima oleh Direksi.

c. Penyiapan Ujung Pipa

Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bevel) yang sesuai sebelum
pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat
pada bagian yang permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang
lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan
yang lebih besar.

Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus dibuat alur menyudut
dikedua sisi pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda. Bentuk dan ukuran
celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

d. Pengelasan

Sebelum proses pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan karat
dengan menyikat dan mengasah (grinding). Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan
dalam maupun lapisan luar pada kedua ujung pipa harus dikupas minimum 10 cm kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan. Permukaan hasil pengelasan harus
seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan, tumpang tindih dan ketidakakuratan.

Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa. Bila pengelasan
dilakukan di lapangan, penyedia harus memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan,
temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca
seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.

e. Juru Las (Welder)

Penyedia harus memasukan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk
persetujuan Direksi . Juru setidaknya las harus memiliki pengalaman yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan dan memegang sertifikat dan ijazah yang dikeluarkan oleh Badan yang
berwenang, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

f. Pengujian dan Pemeriksaan

i. Pengujian Dan Pemeriksaan Tanpa Merusak Pengelasan Di Lapangan

Jika diminta untuk dilakukan Pengujian terhadap Pengelasan oleh Direksi Setiap
pengujian harus dilakukan tanpa merusak sambungan apabila dilakukan setelah
sambungan las pipa terpasang. Bagian pipa bawah baja bawah tanah, semua pengelasan
di lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembusan dengan pewarna
(drypenetrant test). Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang
indenpenden yang memiliki sertifikasi dari badan yang berwenang.

Penyedia harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa yang diusulkan


berserta pengalamannya bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan
untuk persetujuan Direksi. Penyedia harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan
dan bahan untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di
lapangan.

Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, keculai
disetujui oleh Direksi. Penyedia harus menunjukan kepala pengawas yang mampu
bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
Penyedia harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian
sambungan dengan pengelasan yang dilakukan di lapangan kepada Direksi. Laporan
harus berisi analisa dari pengujian, rekaman video, rekaman foto, dan sebagainya, yang
ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 copy kepada Direksi.

j. Pemeriksaan Secara Amatan (Visual Inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan dapat
menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Penyedia harus mengelas dan menguji
kembali dengan biayanya sendiri, berikut daftar kerusakannya:
1) Adanya lubang (pit) di permukaan
2) Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
3) Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
4) Adanya tumpang tindih (overlap)
5) Adanya penguatan berlebihan bedasarkan tabel berikut:
Maksimum
Ketebalan Pipa (mm)
Reinforcement (mm)
≤ 12,1 3,2
≥ 12,7 4,8
6) Butiran yang tidak merata (unven beads), dan
7) Adanya kerusakan akibat nyala las (ore strike) .

k. Uji Cairan Penembus Dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terkahir dan prosedur pelaksanaan harus
memenuhi rekomendasi pabrik. Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan
diuji ulang atas biaya Penyedia sendiri. Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus
dengan warna, bila kemampuan pengelasan penyedia dapat diterima oleh pihak direksi
atau atas dasar pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksaan yang
independen.

F. LAPISAN PELINDUNG

Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan fitting termasuk coupling sambungan
flexible harus dilindugi sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan dalam spesifikasi ini. Bahan
pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang menghasilkan produksi bahan
tersebut dalam jumlah besar. Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik yang diperlukan
oleh Pemilik harus disediakan terlebih dahulu. Warna dan lainnya bila tidak ditentukan akan dipilih
oleh Direksi.

1. Pipa Baja Yang Terekspos


Seluruh permukaan pipa baja dan fitting yang terekspos udara harus diberi tiga lapisan cair
sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik dan dilakukan setelah
pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut.

Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus diperbaiki
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus dilakukan sesuai dengan
urutan sebagai berikut :

a. Lapisan pertama meni besi, total minimum ketebalan lapisan kering 35 microns.
b. Lapisan kedua cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kering 25 microns;
c. Lapisan ketiga dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns.

Lapisan pertama harus memenuhi JIS K5622, atau JIS K5523. Lapisan pertama, kedua dan ketiga
jika memungkinkan haruslah produk dari pabrik yang sama sebagaimana pula lapisan primer dan
lapisan pertama dari pabrik. Produk tersebut haruslah produk terdaftar. Semua penopang, angker
dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana ditentukan untuk pipa dan fitting.

2. Pipa Baja Yang Terendam

Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam dalam proyek terdiri dari
Head-Shrinkable Sleeve atau Sheet System (untuk sambungan dengan pengelasan), Epoxy
Linning atau Coal Tar Epoxy Lining System (untuk Sleeve Coupling) dan Petrolatum Corrosin
Protective Tape System (untuk sambungan expansi)

Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tidak dapat dihindari.
Semua rincian cara pemasangan mengikuti sebagaimana yang ditunjukan/direkomendasikan oleh
pabrik.

a. Head Shrinkable Sleeve atau Sheet


Semua sam bungan yang dilas yang dipendam dibawah tanah harus dilindungi dengan head
shrinkable dimana bahan disediakan oleh Pem ilik. Penyedia dalam melakukan pekerjaan
pemasangan harus dibawah petunjuk instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan
tersebut. Nama petunjuk instruktur akan diberitahukan kepada Penyedia dsan semua biaya
penugasan instruktur menjadi beban penyedia.

 Head-Shrinkable Sleeve

1) Pemasangan sleeve
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di
lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua sisinya. Sebelum pekerjaan pengelesan
sambungan, sejumlah sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang
sesuai dan disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. Sleeve tersebut
harus berada di tempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan.

2) Penanganan Pendahuluan Perm ukaan Pipa


Semua percikan butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah pengelasan harus
disingkirkan dengan alat pem bersih yang memadai dan setiap permukaan pipa akan
ditutup dengan sleeve harus dihaluskan terlebih dahulu.

3) Pem anasan Pendahuluan pada Pipa


Area yang akan ditutupi dengan wrapping harus dipanasi dahulu dengan pembakar
sampai kurang lebih 60 derajat dan wrapping harus diletakan ditempatnya untuk
menutupi daerah sambungan setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari wrapping.
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di
lapangan harus lebih besar dari 50 mm .

4) Pemanasan dan Pengerutan Sleeve


Pemanasan sleeve harus dilakukan dengan pembakaran yang disetujui oleh Direksi
dan dilakukan mulai dari bagaian tengah sleeve. Udara yang berada diantara sleeve
dan pipa harus disingkirkan seluruh secara perlahan dan pasti. Pengerutan akan
berlanjut secara merata, sampai sifat adhesive sleeve timbul.

 Head-Shrinkable Sheet

1) Penanganan pendahuluan permukaan pipa

2) Pemanasan pendahuluan pipa


Bagian yang akan ditutup dengan sheet harus dipanaskan dahulu dengan pembakar
sampai kurang lebih 60 derajat. Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik
dan pelapisan di lapangan harus lebih dari 50 mm dan tumpang tindih untuk sheet
harus lebih dari 100 mm .

3) Pemanasan dan pengerutan sheet


Setelah melakukan sheet pada pipa, sheet tersebut harus dikerutkan dengan pem
bakar, secara merata dan udara yang diantara sheet dan pipa harus disingkirkan
seluruhnya secara perlahan tapi pasti. Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan
perekatnya timbul dari sheet.

b. Pelapisan Expoxy atau Pelapisan Coat Tar Expoxy

Sleeve coupling yang disediakan oleh pemilik harus dilindungi dengan bahan khusus.
Penyedia harus menangani bahan tersebut dengan hati-hati jangan sampai merusak ataupun
menggores permukaan bahan pelapis.

Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada permukaan lapisan
pelindung sleeve coupling harus diberi lapisan kembali berikut ini. Semua biaya bagi bahan
pelapisan epoxy atau coal tar epoxy, tenaga kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung
oleh Penyedia. Penyedia harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan pelapisan
tersebut untuk persetujuan Direksi.

 Pelapisan epoxy
1) Satu lapisan dari cairan epoxy primer
2) Satu atau lebih apisan cairan finish coat

 Pelapisan coal tar epoxy


1) Satu lapisan epoxy primer
2) Dua lapisan epoxy finish coat

c. Pipa pelindung korosi petrolatum

Semua sambungan expansion harus dilindungi dengan pelindung korosi petrolatum bahan
harus disediakan oleh penyedia. Penyedia harus melaksanakan pekerjaan pemasangan di
bawah pengawasan instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan.

Penyedia harus memasukan data teknis dan contoh bahan tersebut dengan data pengalaman
instruktur yang akan ditugaskan oleh pabrik untuk persetujuan Direksi. Pembungkusan pita
pelindung oleh bahan tersebut, harus dilanjutkan ke bagain beton tidak kurang dari 15 cm
dengan petunjuk dari pabrik. Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi
petrolatum harus dibersihkan dari karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus
disingkirkan seluruhnya dari permukaan yang akan dilapisi. Setelah membersihkan
permukaan, permukaan harus ditutup dengan pasta. Cekungan harus diisi dengan bahan
pengisi sampai permukaaan rata dan halus. Pasta tersebut dan bahan pengisi harus produk
yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung korosi petrolatum.

Pita pelindung korosi petrolatum harus ditarik dengan tegangan yang cukup untuk
merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita harus ditekan dengan
tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan mantap.

G. PENGUJIAN HIDROSTATIS

1. UMUM

Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, valve, bangunan khusus, jembatan pipa,
penembusan pipa, perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya sebaiknya dilakukan pengujian pada
jalur pipa tersebut, jika direksi meminta pengujian maka metode pelaksanaan dan spesifikasi
pengujian harus sesuai dengan bagian ini. Pengujian tekanan air (hydrostatic pressure test) pada
jalur pipa dilakukan dengan tujuan untuk menyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrust block
permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.

Penyedia harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air dan
pengujian kebocoran. Peralatan yang diperlukan untuk menguatkan tekanan dan kebocoran harus
disediakan oleh penyedia. Bagian jaringan pipa yang diuji diisi penuh dengan air. Penyedia dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan
biaya sendiri.

Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type test pump), dalam proses
pemompaan sebisa mungkin harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan udara di
dalam pipa yang diuji. Apabila bagian pipa diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara
pengeluaran udara akan ditentukan oleh Direksi dan Tim Pengawas.

Air untuk pengujian akan disediakan oleh pemilik atas beban biaya yang ditanggung sepenuhnya
penyedia, dan seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh direksi atau
wakilnya dan tim konsultan pengawas.

2. Uji Tekan
Setelah pipa terpasang semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang dipasang
katup sebaiknya bertekanan hidro statis minim al 1,5 kali tekanan kerja pada saat pengujian.

a. Batasan Tekanan

Jika dilakukan pengujian tekanan maka harus memperhatikan hal berikut :

 Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian.
 Tidak melebihi tekanan yang direncanakan.
 Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam.
 Tidak bervariasi > ± 5 psi (o ,35 bar) untuk selama pengujian.
 Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diizinkan untuk katup
atau hidran bila batas tekanan pangujian term asuk pada gate valve atau hidran.
 Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diizinkan bila batas tekanan bagian yang diuji
dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup baik untuk gate valve maupun katup
butterfly..

b. Tekanan Udara

Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan ditentukan
uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian yang diuji dan
dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian harus dilakukan dengan cara
menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan
tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diizinkan. Cara ini berguna untuk
menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

c. Pelepasan Udara

Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan
hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, penyedia harus
memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan
pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji
tekan dilaksanakan. Pada akhir uji, cock harus dilepas dan disumbat atau ditinggalkan di
tempat sesuai dengan permintaan Pengguna Jasa.

d. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa secara
cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat ditemukan pada
uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik dan pengujian akan diulangi
sampai memuaskan Pengguna Jasa.

3. Uji Kebocoran

a. Definisi Kebocoran

Kebocoran atau juga distilahkan sebagai Kehilangan Air dapat diartikan sebagai selisih antara
jumlah air yang dipasok kedalam jaringan perpipaan dan jumlah air yang dikonsumsi atau
yang sampai pada tujuan. Untuk menjaga tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji
yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan
air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi
periode waktu pengujian yang ditentukan. Maka dari itu segera setelah uji tekan dilakukan
maka kegiatan uji kebocoran harus segera dilakukan.

b. Kebocoran Yang Diizinkan

Pemasangan pipa dianggap gagal apabila kebocoran melebihi dari yang ditentukan dalam
persamaan berikut :

S D √P
L=
133200

Dimana :
L = Kebocoran yang diizinkan (gallon/jam)
S = Panjang pipa uji (feet)
D = Diameter pipa normal (inch)
P = tekanan uji rata-rata selama uji co ba kebocoran (pound/inch atau gauge)

c. Penerimaan Hasil Pemasangan

Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diizinkan. Bila pada
suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dan pada yang diisyaratkan,
penyedia akan menentukan lokasi kebocoran dan melakukan perbaikan seperlunya sampai
kebocoran sesuai dengan persyaratan yang diizinkan dan atas biaya penyedia. Semua
kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

4. Penggelontoran Pipa

Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya penyedia dan penyedia
harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan penggelontoran memakai air bersih
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Penggelontoran dilakukan dengan membuka
cabang pembuang mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan
cabang pembuang akan diarahkan oleh Direksi.

Penyedia harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan kebocoran
selama penggelontoran sebagaimana dperintahkan Direksi. walaupun hasil pengujian yang
disebutkan diatas disetujui oleh Direksi.

H. DESINFEKSI

Sebelum berfungsi dalam sistem layanan dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi semua pipa
baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada atau valve yang ada dalam jaringan perluasan
harus didesinfeksi dengan chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi. Kegiatan desinfeksi berikut termasuk di dalam bagian pekerjaan
Pembersihan Akhir pada daftar kuantitas (Bill of Quantity).

Desinfeksi termasuk pengukuran sisa chlorine merupakan tanggung jawab penyedia, tetapi air akan
disediakan oleh pemilik atas beban biaya penyedia. Pekerjaan yang mencakup pemasangan pipa
sementara atau pengambilan contoh air untuk pengujian di bawah pengarahan Direksi.
I. PEMASANGAN METER DISTRIK DAN ACCESSORIES

1. PERALATAN

Penyedia harus menyediakan peralatan yang diperlukan minimal sebagai berikut :

a. Kunci pipa;
b. Kunci shock/kunci ring;
c. Pipe cutter;
d. Gergaji besi;
e. Minyak pelumas sesuai kebutuhan;
f. Seal tape sesuai kebutuhan;
g. Alat bor pipa;
h. Kuas cat;
i. Cat anti karat/Sincromate;
j. Peralatan lain sesuai kebutuhan dilapangan.

2. Pekerjaan Galian, Bongkaran Dan Perbaikan

Apabila dalam pelaksanaan penggalian berdekatan atau melalui saluran drainase, perpipaan,
jaringan kabel dan lain sebagainya, maka Penyedia harus menggunakan penguat sementara atau
gantungan bilamana diperlukan.

Semua galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan, jalan orang
dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh merusak bangunan umum atau bangunan perorangan
lainnya. Semua kerusakan pada saluran, pagar, tembok atau bangunan lainnya selama
pelaksanaan pekerjaan harus diperbaiki sampai mencapai keadaan paling sedikit sama dengan
keadaan seperti semula dan dapat diterima oleh Direksi. Pengeluaran untuk pekerjaan ini
dianggap telah termasuk dalam harga satuan rencana anggaran biaya yang diusulkan Penyedia.

3. Pekerjaan Pemasangan

Semua pekerjaan pemasangan distrik meter atau pipa penganti dipasang dengan cara yang rapih
dan menurut tata cara kerja yang baik, instruksi dari pabrikan sedapat mungkin diterapkan.
Semua pipa, alat bantu dan accessories harus baik dan bersih sebelum dipasang. Sebelum Pipa
disambung bagian flange atau ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran setelah itu pada flange
tersebut dipasang seal gasket lalu disambungkan secara hati-hati dengan cara memutar baut
tersebut, dan perlu diperhatikan sebelum penyambungan harus diperhatikan dan diperiksa agar
jangan ada benda asing yang masuk ke dalam perpipaan.

Setiap kerusakan pada pipa dan accessories harus diperbaiki atas beban Penyedia. Bila ada
pemotongan pipa yang diperlukan maka hasil potongan harus tegak lurus terhadap as pipa.
Pemotongan pipa harus dikerjakan secara hati-hati agar tidak merusak lapisan galvanis pada
permukaan pipa.

Setiap district meter/potongan penganti yang akan dipasang harus sesuai dengan gambar rencana
kecuali bila oleh Direksi diberi petunjuk cara yang lain. Pada umumnya gambar rencana
menunjukkan tempat prakiraan sedangkan Direksi akan menunjukkan tempat district meter yang
tepat.

J. WATER METER (SAMBUNGAN RUMAH)

1. BAHAN

a. Bahan-bahan yang dipergunakan harus dari bahan yang cocok dan tahan korosi terhadap
pengaruh air, bahan-bahan tersebut tidak boleh memberi peluang terjadinya korosi yang
disebabkan adanya kontak sesamanya, baik langsung maupun tidak langsung.
b. Bahan-bahan yang dipergunakan harus tahan terhadap pengaruh air, pada suhu paling tinggi
40 derajat celcius
c. Bahan untuk rumah meter yang terdiri dari bagian kepala, badan dan tutup dibuat dari bahan
logam tembaga paduan dengan kadar tembaga minimum 65 % (kuningan).
d. Bahan-bahan yang dipergunakan, dengan kadar air yang mengalirinya tidak boleh
menimbulkan berbagai kesulitan keracunan atau peluang pertumbuhan jasad renik.

2. RANCANGAN DAN PELAKSANAAN

a. Umum

 Pemasangan meter air harus sedemikian rupa dilaksanakan, sehingga mudah dibongkar
pasang antara inner dan rumah meter air untuk keperluan perbaikan, jika dikehendaki,
bagian-bagian innerpun dapat dibongkar pasang;
 Bagian alat-penunjuk atau alat hitung yang diletakkan di dalam meter air sedemikian
rupa, yang mudah dipengaruhi dari luar, harus disegel. Sifat pengukuran dari meter air
harus tak dapat dipengaruhi dengan menggunakan medan magnit dari luar;
 Untuk membedakan semua bagian peralatan meter air dari bagian peralatan-peralatan
yang sama lainnya, harus diberi tanda atau suatu cara yang mudah dikenal (misalnya roda
gigi);
 Meter air boleh dilengkapi alat pengatur yang dapat mengubah perbandigan antara debit
debit yang ditunjukkan dan debit air yang sesungguhnya;
 Apabila ada kemungkinan arus balik melalui meter air, meter air harus tahan rusak dan
dapat mempertahankan sifat metrologisnya;

b. Spesifikasi Rancangan Meter Air

 Tutup Meter Air harus:


1) Dapat menutup seluruh bagian yang ditinggikan dari kepala meter air;
2) Dapat bebas bergerak dengan perantaraan sebuah engsel, sehingga dapat mudah
dibuka;
3) Tidak menghalangi pembacaan angka meter air.
 Bagian kepala meter dengan badan meter dirakit dengan sistim ulir.
 Kepala meter dengan tutup badan dirakit dengan sistem engsel.
 Kaca penutup meter air harus dapat terpasang secara plan paralel dan tidak memberikan
efek-efek optis yang dapat menyulitkan pembacaan angka meter air. Bahan kaca penutup
untuk meter air harus dibuat dari bahan gelas atau plastik.
 Pengarah Aliran harus dapat dengan mudah dikeluarkan dari dalam meter air, dan
kedudukannya tak dapat berubah oleh aliran air. Bila dipergunakan suatu pengarah aliran,
disarankan agar tempat ke dudukan dan sekrup penguat diberi pelumas kental terlebih
dahulu pada saat pemasangan, agar dapat mudah dibongkar untuk diperbaiki.
 Ketentuan alat hitung adalah sebagai berikut :
1) Alat Hitung, tersusun dari berbagai unsur angka penunjuk yang disusun berurutan
secara sederhana, sehingga dapat secara mudah menunjukkan pembacaan volume air
yang diukur dalam satuan m2 , secara jelas, mudah dan dapat dipercaya;
Ditetapkan 3 jenis alat hitung, yatu :
a) Jenis A
Pembacaan dari kedudukan satu atau lebih jarum penunjuk pada pelat-pelat
penunjuk yang bulat;
b) Jenis B
Pem bacaan dari angka-angka yang tersusun pada satu garis, yang muncul
melalui satu atau lebih lubang-lubang baca;
c) Jenis C
Kombinasi tersebut diatas, pada meter air yang dilengkapi kombinasi alat hitung
silinder dan jarum, disarankan agar pada alat hitung silinder hanya penunjukkan
meter kubik dan kelipatanya saja;
2) Angka-angka dan pembagian skala pada pelat penunjuk harus tahan hapus;
3) Angka meter kubik dan kelipatannya, ditulis hitam dan pecahannya ditulis merah;
4) Jenis A dan B untuk tanda satuan m3 (meter kubik) dapat ditempelkan diatas pelat
penunjuk atau dekat dengan angka penunujuk dan dilengkapi dengan elemen
pengontrol yang berputar cepat, terus menerus serta terlihat jelas;
5) Pada piringan dengan jarum penunjuk seperti pada ketentuan jenis A dan C, adalah
sebagai berikut :
a) arah putaran harus searah arah jarum jam (clockwise)
b) nilai kubikasi yang ditunjukkan oleh pembagian skala ini dari setiap pelat
penunjuk, harus berbentuk 10 n , dimana n adalah bilangan bulat atau nol,
sehingga dapat berbentuk deretan angka berurutan;
c) pada setiap piringan, minimal terdapat penunjukan kelipatan 100; 100; 10; 1; 0,1;
0,01; 0,001 dan titik tengah dari setiap lingkaran angka harus betul-betul
berhimpitan dengan garis sumbu roda gigi yang bersangkutan;
d) masing-masing bagian penunujukan harus dibagi atas 10 bagian yang sama,
kecuali untuk penunjukan terkecil dapat dibagi atas 10, 20, 50, 100 atau 200
bagian yang sama. Jika bagian penunjukan dibagi menjadi 10 bagian sama, maka
jarak antara satu skala yang terdekat minimal 4 mm dan jarak skala yang
diperkenankan dari bagian penunujukan pertama (terkecil) adalah sebagai berikut
:

Jumlah Pembagian Jarak Skala yang Tebal Garis


Skala Diiperkenankan d (mm) (mm)
10 4≤d≤5 0,5
20 2≤d≤5 0,5
50 1≤d≤4 0,5
100 0,8 ≤ d ≤ 2 ¼d
200 0,8 ≤ d ≤ 2 ¼d

e) tebal garis skala tidak boleh lebih besar dari ¼ jarak skala dan maksimum 0,5
mm.
6) Pada alat hitung dengan angka-angka yang tersusun pada satu garis seperti jenis B
dan C adalah sebagai berikut :
a) ukuran tinggi yang terlihat pada angka-angka yang tersusun pada satu garis,
harus paling kurang ukuran 4 mm;
b) perpindahan/lompatan harus cukup jelas, dari bawah keatas;
c) lompatan atau pindahan dari rol angka per satu satuan harus seluruhnya
berlangsung selama waktu dimana rol angka mendekati saat terakhir bagian
sepersepuluh putaran; rol angka dengan angka-angka dari tingkat terendah, untuk
jenis C diperbolehkan untuk dapat berputar secara terus menerus dan jumlah
seluruh kubikasi air yang ditunjukkan harus jelas kelihatan;
d) kemanapun alat hitung tanpa pengembalian ketititk nol, sekurang-kurangnya
terdiri dari 3 ketukan.

3. SIFAT-SIFAT PENGUKURAN

a. Kesalahan Maksimum Yang Diizinkan

Kesalahan maksimum yang diizinkan untuk zona terendah, dari Qmin sampai Qt (Qt tidak
termasuk) adalah sebesar 5 % dalam plus minus. Kesalahan maksimum yang diizinkan untuk
zona tertinggi, dari Qt sampai Qmax adalah sebesar 20 % dalam plus minus.

b. Pembagian Kelas Metrologis

Atas dasar nilai besaran Qmin dan Qt, maka meter air dibagi atas 3 kelas metrologis seperti
tercantum pada tabel berikut ini :

Kelas Qn < 15 m3/j


Kelas A
Nilai Qmin 0,04 Qn
Nilai Qt 0,10 Qn
Kelas B
Nilai Qmin 0,02 Qn
Nilai Qt 0,08 Qn
Kelas A
Nilai Qmin 0,01 Qn
Nilai Qt 0,015 Qn

4. Perapatan dan Kekedapan Air

Meter air harus tetap tahan terhadap pengaruh tekanan air nominal yang telah menjadi dasar
perhitungan semula, tanpa terjadi perubahan-perubahan daya-kerja, bentuk dan kebocoran luar
dalam. Tekanan air nominal ini besarnya tidak kurang dari 1000 kPa (10 Bar).

5. Penyegelan

Meter air jika diminta oleh direksi maka harus dilengkapi dengan tempat penyegelan yang baik,
sehingga rumah meter air tidak dapat dibuka atau diubah peralatan dalamnya tanpa merusak
segel.

6. Penandaan

Meter air harus dilengkapi dengan tanda yang jelas terbaca dan tak mudah terhapus dengan
ketentuan spesifikasi sebagai berikut :
a. Nama pabrik pembuat atau merek;
b. Kelas metrologis, kalau perlu pada pelat penunjuk.
c. Penandaan Qmax pada bagian badan atau Qn pada pelat penunjuk;
d. Nomor seri ditempatkan pada pinggiran bagian kepala dari meter air;
e. Satu atau dua panah yang menunujukkan arah aliran ditempatkan pada badan meter air.

7. Kemampuan Ukur

Kemampuan ukur nominal Qn dari 1,5; 2,5; 3,5; 5 atau 10 m 3/j dan ketelitian ukur penunujukkan
meter air, tergantung pada jenis meter air dan volume alirannya harus sesuai dengan tabel berikut,
serta memenuhi kepekaan (starting flow) besarnya tidak melebihi 0,7 Qmin.

Kemampuan Ukur Meter Air Menurut Kelas A


Qmin Qt Qn Qmax
Penandaan Qn
1/j 1/j 1/j 1/j
1,5 60 150 1500 3000
2,5 100 250 2500 5000
3,5 140 350 3500 7000
5 200 500 5000 10000
10 400 1000 10000 20000

Kemampuan Ukur Meter Air Menurut Kelas B


Qmin Qt Qn Qmax
Penandaan Qn
1/j 1/j 1/j 1/j
1,5 30 1500 1500 3000
2,5 50 2500 2500 5000
3,5 70 3500 3500 7000
5 100 5000 5000 10000
10 200 10000 10000 20000

Kemampuan Ukur Meter Air Menurut Kelas B


Qmin Qt Qn Qmax
Penandaan Qn
1/j 1/j 1/j 1/j
1,5 15 22,5 1500 3000
2,5 25 37,5 2500 5000
3,5 35 52,5 3500 7000
5 50 75 5000 10000
10 100 150 10000 20000

8. Kehilangan Tekanan

Kehilangan tekanan meter air pada kemampuan ukur nominal Qn, tidak boleh melampauhi 25
kPa, demikian juga pada kemampuan ukur maksimal Qmax, tidak melampaui nilai 100 kPa.

9. Ketahanan Tekanan

Meter air harus mampu menahan tekanan 1600 kPa (16 bar) selama 5 menit, tidak bocor ataupun
tanda basah.
10. Bentuk dan Konstruksi

a. Klasifikasi

Meter air diklasifikasikan berdasarkan diameter saluran masuk sebagai berikut:


 Ukuran 13 mm dengan debit maksimum 3 m 3/j
 Ukuran 13 mm dengan debit maksimum 5 m 3/j
 Ukuran 13 mm dengan debit maksimum 7 m 3/j
 Ukuran 13 mm dengan debit maksimum 10 m 3/j
 Ukuran 13 mm dengan debit maksimum 20 m 3/j

b. Ukuran-Ukuran Utama

No Ukuran Rumah Meter Air


Uraian
. 13 20 25 30 40
1 Panjang (L) 170 190 260 260 300
2 Lebar (W) 90 90 105 105 130
3 Tinggi Tanpa Tutup (H) 85 85 100 100 115
4 Diameter Luar (D) 80 80 95 95 125
5 Diameter Dalam Ulir 26,5 33,2 41,9 47,8 59,6
(d)

11. Alat Penyetel

Jika diminta oleh direksi maka meter air dapat dilengkapi dengan alat penyetel yang berguna
untuk memperbaiki hubungan antara debit yang ditunjukkan dan debit yang sebenarnya dilewati.
Penyetelan/ajuster ini dapat dilakukan oleh laboratorium yang telah mendapat Akreditasi.

BAB IV
PEKERJAAN PENDUKUNG

A. JALAN SEMENTARA

1. Penjelasan Umum

Untuk mempermudah mibilisasi material, alat dan pekerja maka jalan sementara dibuat sepanjang
jalur pipa jika jalur pipa tersebut masih sulit diakses, atau berdasarkan petunjuk direksi pekerjaan.
Segala biaya yang terjadi akibat pekerjaan ini ditanggung sepenuhnya oleh pihak Penyedia.

Untuk pelaksanaan bagian pekerjaan ini Penyedia harus melakukan tindakan berikut :

a. Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa tersebut. Survey
ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat pada trase jalur pipa. Penyedia harus memperhatikan
saran dan arahan dari Instansi yang berwenang atau Direksi, karena trase mungkin telah
ditetapkan berdasarkan Rencana Tata Kota.
b. Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran dinding,
pengaman, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus dilaksanakan sebelum
dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.
c. Penyedia harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan bahan untuk
membuat jalam sementara sebagaimana yang telah ditentukan, dengan biaya ditanggung oleh
Penyedia.

2. Pelaksanaan

Pembuatan jalan sementara apabila menurut Direksi diperlukan, harus dilakukan atau diukur
dengan baik sebagai berikut :

a. Bila tidak ditetapkan lain oleh Direksi, pengupasan muka tanah yang ada dengan kedalaman
tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai dengan petunjuk
Direksi
b. Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah merah atau yang sejenis sesuai
persetujuan Direksi yang dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,5 m
c. Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang dipadatkan dengan
baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi dengan kerikil.
d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan minimum tidak
kurang dari 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai selesainya pekerjaan. Jika
diperlukan perbaikan, penyedia harus bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.

3. Pekerjaan Perbaikan Kembali

Setelah penyelesaian pemasangan pipa, bila diperintahkan oleh Direksi, jalan sementara harus
dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan semula. Semua bahan yang tersisa harus dibuang,
lapisan tanah harus dikembalikan menutup lokasi pekerjaan semula. Semua bangunan yang rusak
dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara memadai, sampai serupa keadaan semula.

B. PEKERJAAN TANAH

1. Umum

Pada pekerjaan ini, penyedia harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, dan material yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang baik untuk bangunan dan
jalur yang mencakup kegiatan seperti pembongkaran, penggalian, penimbunan, pembongkaran
bahan pengurungan kembali, pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan kembali, cara
perlindungan lokasi, perbaikan permukaan, lubang pengujian (test pit), akomodasi lalu lintas dan
pemeliharaan perkerasan, perlindungan harta benda, bangunan yang ada serta lansekap dan semua
peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak.

2. Pembersihan Dan Pengupasan

Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau melakukan
pengurungan, pembersihan dan pengupasan berupa membersihkan akar-akar, tonggak tumbuhan,
perkerasan, jalur penjalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu disingkirkan
secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua terdapat di area yang digali, tidak boleh
ada pohon yang ditebang, dirusak atau diganggu oleh Penyedia tanpa persetujuan Direksi.

Semua kotoran, buangan, tumbuhan dan bahan pembongkaran seluruhnya harus disingkirkan dari
lokasi pekerjaan dan dibuang oleh Penyedia dengan cara yang baik, kecuali bagi bahan atau
bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan dipasang dan
diperbaiki kembali seperti semula. Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara
waktu dan nantinya akan dipasang dan diperbaiki kem bali harus dijaga dan disimpan dengan
baik.

3. Pengeringan (Dewatering)

Penyedia harus menyediakan cara dan memelihara peralatan pengeringan serta membuang air
yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan lainnya dengan cara yang baik .
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi pipa atau beton yang
diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan Direksi

Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar dari kerusakan harta benda dan gangguan
terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya. Jika Penyedia memilih membuat saluran
bawah pembuang, hal ini harus mendapat persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.

4. Penggalian Permukaan Dan Perbaikan Kembali

Sebelum penggalian, penyedia harus menyingkirkan semua benda permukaan, menyimpan,


menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya mungkin diperlukan untuk
perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan. Dalam waktu 30 hari kalender atau segera
setelah pengujian pipa, semua permukaan yang terkena pada alur penggalian dan pada daerah
kerja lainnya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula atau dalam ke adaan yang lebih
baik. Setelah perbaikan kembali, penyedia harus memeriksa secara bulanan cekungan yang terjadi
sepanjang jalur penggalian akibat penurunan dan hal ini harus diperbaiki sampai ketinggian
semula .

a. Daerah Lansekap/Pertamanan
Sebelum penggalian, penyedia harus menyingkirkan semua benda permukaan, menyimpan,
menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya mungkin diperlukan untuk
perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan menuntut
penebangan pohon, Penyedia harus mendapatkan izin dari Pemilik Pohon atau Instansi terkait
yang memeliharanya dan melaporkan pada Direksi Semua biaya yang diperlukan untuk
penebangan pohon termasuk biaya kompensasi yang ditanggung oleh Penyedia.

b. Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari bahan
galiaanya dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman yang sama dengan
kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian atau yang akan rusak karena
peralatan harus disingkirkan dijaga/dipelihara selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi
dan diletakan kembali setelah penyelesaian urugan .
Bilamana karena pekerjaan Penyedia, tanah berumput menjadi rusak maka Penyedia harus
menyediakan dan menempatkan kembali tanah berumput atau cara lain memupuk, meyiangi
dan memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.

c. Daerah Berbatu
Pada daerah berbatu, penyedia harus menyediakan peralatan yang sesuai untuk menggalinya.
Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian sedangkan bila dalam gambar rencana ada
pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi mengizinkan dapat dilakukan
pemasangan pipa baja yang diletakan diatas tanah berbatu tersebut.

d. Daerah Persawahan/Perkebunan
Untuk daerah persawahan/perkebunan Penyedia sebelumnya harus mendapatkan izin dari
Pemilik. Biaya kompensasi yang diperlukan ditanggung oleh Penyedia sendiri. Bila melewati
saluran-saluran air/irigasi harus diusahakan tidak mengganggu pengairan sawah dan tidak
merusak saluran irigasi tersebut .

e. Jalan Batu Dan Bahu Jalan


Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras harus diganti
dengan batu sebagaimana yang telah ditentukan .

f. Jalan Yang Dipekeras


Perbaikan kembali jalan yang diperkeras harus sebagaimana yang diperlihatkan dalam
gambar atau sesuai dengan ketentuan Dinas Pekerjaan Umum setempat.

g. Jalur Pejalan Kaki


Jalur pejalan kaki diganti sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar .

h. Bingkai Trotoar Dan Saluran Tepi Jalan


Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama sedemikian pula
permukaannya harus kembali seperti semula. Semua pemotongan beton harus pada garis
potongan yang terdekat bila tidak maka digunakan alat pemotong.

5. Penggalian

Pengalian harus digunakan bagi pekerjaan semua pemasangan dan penyambungan semua jenis
pipa. Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemukan termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Batu dan
bahan galiaan lainnya yang diklasifikasikan oleh Direksi sebagai yang tidak sesuai untuk
pengurungan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

a. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada

Bila dinilai perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi bangunan,
utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada. Di daerah di dekat
fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, Penyedia harus melakukan tindakan pencegahan
guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas
dan jalur tersebut. Lebih lanjut Penyedia harus menjaga dan memperhatikan pada
kemungkinan adanya uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah atau telah
terganggu selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.
b. Penggalian Tanpa Izin

Penyedia tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang ditujukan dalam
gambar, kecuali diperintahkan oleh Direksi. Penggalian tanpa izin harus diurug kembali
dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Bila menurut
keputusan Direksi, penggalian yang tidak diizinkan tersebut memerlukan penggunaan beton
beton tumbuk atau batu pecah, Penyedia harus menyediakan dan menempatkan bahan
tersebut dengan baik .

c. Galian Terbuka

Galian terbuka harus digali sehingga dapat diletakan pada trase dan kedalaman yang diminta dan
galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan pipa sebagaimana yang diizinkan oleh
Direksi dan/atau persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian terbuka
tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selam pekerjaan afar pekerja dapat bekerja secara aman
dan efisien, dengan ketentuan sebagai berikut:

 Lebar galian terbuka


Lebar galian sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam gambar rencana atau ketentuan
yang berlaku.
 Lubang galian untuk penyambungan
Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat di setiap lokasi sambungan agar
penyambungan dapat dilakukan dengan baik.
 Panjang galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang akan diizinkan
Direksi. Galian harus disesuaikan paling sedikit 10 meter di depan perletakan pipa terakhir.
 Penggalian di tanah yang kondisinya buruk
Jika muka akhir galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang baik seperti abu, bahan
sampah dan lain-lain dan atas keputusan Direksi bahan tersebut harus disingkirkan , penyedia
harus menggali dan menyingkirkan bahan tersebut.
 Penimbunan bahan galian
Penyedia harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa sehingga tidak terjadi
penimbunan bahan galian di jalan utama maupun jalan nasional. Bahan hasil galian dapat
ditimbun di bagian jalan lain dengan syarat menggunakan kotak penampungan tanah galian
agar tidak menghambat arus lalu lintas. Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan
harus ditimbun atau dibuang dengan cara yang disetujui oleh Direksi dan jauh dari jalan.

d. Boring

Untuk persimpangan jalan, pintu masuk bangunan penggalian dan pemasangan pipa harus
dilakukan dengan metode boring (pengeboran tanah horizontal) secara manual . Titik dan volume
boring mengacu pada gambar rencana dan petunjuk pengawas lapangan.

6. Urugan

Urugan Tanah kembali harus di laksanakan untuk semua pekerjaaan pemasangan dan
penyambungan pipa, dengan ketetntuan sebagai berikut:
a. Urugan tanah untuk tiap-tiap pekerjaan harus diadakan lapis demi lapis dengan ketebalan
maksimal 30 cm tiap-tiap lapis dipadatkan dan harus bersih dari kotoran-kotoran organik dan
lain sebagainya, urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu.

b. Urugan yang dilaksanakan dengan sembarangan yang berakibat tanah amblas lagi, harus
diulangi.

c. Sisa–sisa tanah/material bekas galian setelah pengurugan selesai harus diangkut dibuang
jauh-jauh hingga bersih/rapi adalah tanggung jawab Penyedia.

d. Pada waktu pengurugan tanah harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukan pipa agar
betul-betul lurus pada peil dan dasar pipa harus letak rata, tidak ada batu-batu (puing–puing
atau benda keras yang dapat memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari).

e. Pada waktu pengurugan tanah, parit galian untuk perletakan pipa harus kering tidak boleh ada
air sama sekali didalamnya, pipa harus diperiksa kembali dalam keadaan kering.

f. Pengujian pemadatan dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur pengujian yang


ditetapkan dalam ASTM D-1556, atau berdasarkan ptunjuk direksi.

g. Cara–cara untuk pengetesan ini akan diberi petunjuk oleh direksi/pengawas. Apabila tidak
berhasil, pemborong harus mencari sebab-sebabnya kemudian memperbaikinya kalau perlu
diadakan pembongkaran-pembongkaran.

C. PERLINDUNGAN TERHADAP LERENG SUNGAI, SALURAN DAN SELOKAN

Dimana ada pipa penyebrangan sungai, saluran atau selokan dan juga pada titik buang katup penguras
(blow offs) pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng dengan menggunakan
batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna mencegah runtuhnya kemiringan
tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau pelindungan kemiringan harus diperbaiki kembali sebagaimana yang
ditetapkan Direksi. Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke
dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan sesuai dengan bentuk topografi
daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan Direksi, pemasangan lapis lindung dilakukan dari bahu
hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.

Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan berbentuk bundar,
batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan. Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35
cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain oleh Direksi. Ketebalan yang disebutkan di atas,
mungkin berbeda sesuai dengan lokasi pekerjaan, yaitu sudut kemiringan kedalaman atau bentuk
topografis sungai, saluran dan selokan. Penyedia harus menyerahkan gambar kerja se belum
memasang pasangan batu untuk persetujuan direksi.

D. KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS

1. Konstruksi Jembatan Pipa

1. Umum
Penyedia harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas dan peralatan lainnya yang diperlukan
untuk pekerjaan konstruksi jembatan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau
ditentukan di dokumen dalam spesifikasi teknis ini.
Batas konstruksi setipa jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan flexible dan/atau
fitting yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment jembatan dan jalur pipa dalam gambar dan
harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi lapangan.

Penyambungan jalur pipa dan jembatan dengan jalur pipa biasa dengan benar sesuai dengan
ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknis ini. Penyedia dengan
biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang diperlihatkan dalam gambar
dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.

Penyedia harus melakukan, berkoordinasi dengan instansi terkait dan membantu Pemilik
mendapatkan perizinan dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam pelaksanaan perlintasan
ini.

2. Gambar Kerja Dan Jadwal Pelaksanaan

Penyedia berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi, harus menyusun jadwal
pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan semua ukuran, rincian
pipa, bangunan bawah (abutment), pilar, perbaikan kembali atau membuat lapis lindung
(revetment) pada sungai atau menyerahkannya pada Direksi untuk persetujuannya sebelum
memulai pekerjaan pembangunannya.

Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah, air
ditambahkan dengan cairan disenfektan yang sudah disediakan oleh Penyedia dengan cara
dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung pipa di bor. Peaksaan proses
desinfeksi mengacu pada poin di bagian sebelumnya dari Spesifikasi Teknis ini.

3. Perancah

Penyedia harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau saluran dengan
lebar yang cukup agar dapat meletakan, meyambung, mengelas, mengecat pipa dan
mamasang pipa dengan aman dan efisien.

Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah di lokasi
jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga dapat menopang
dengan baik dan mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari
pelaksanaan pancang .

4. Konstruksi Bangunan Bawah

Penyedia harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap air untuk pembuatan bangunan
bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalam kondisi kering dan aman.

 Pondasi

Penyedia harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan atau
diperlihatkan dalam gambar.
1) Pondasi langsung

a) Penyedia melakukan pengujian kepasitas daya dukung tanah di lapangan


sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui,
penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan seperti terlihat dalam
gambar.
b) Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum
memperoleh persetujuan dari Direksi.
c) Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan
pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar atau sebagaim ana diperintahkan oleh Direksi.
d) Setiap lapisan bahan tersebut h arus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm
dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana
disetujui oleh Direksi.
e) Jika dibutuhkan pengujian lapangan dapat dilakukan setelah pengisian mencapai
ketinggian yang direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi
kapasitas daya dukung.
f) Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga
akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
g) Jika tanah pada gradien galian yang direncakan dan yang akan diperintahkan dan
yang diperintahkan Direksi tidak sesuai untuk pondasi, penyedia harus menggali
lebih dalam lagi dibawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu
sebagaimana diperintahkan Direksi.

2) Pondasi Pancang

Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar Perancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan
disetujui oleh Direksi. Kepala pancang direncakan sebagai sendi dan harus disisipkan
ke dalam bangunan bawah sedalam 10 cm .

 Pekerjaan Beton

Setelah mengecor lantai kerja dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi, Penyedia harus
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan. Pipa harus ditanam dalam bangunan bawah harus
dimantapkan ke besi tulangan dengan cara yang disetujui serta menghindar pergeseran
dari lokasi semula selama pengecoran beton.

5. Konstruksi Pilar

Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan
dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, penyedia harus memilih secara teliti
cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur ketinggian yang benar sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.

Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang cukup
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang
dipergunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja sementara dan lain-
lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran .

6. Konstruksi Bangunan Atas

Penyedia harus menyediakan bekisting yang berkualitas untuk beton expose dan peralatan
water shop untuk penyambungan antar dinding.

7. Pemasangan Pipa

 Anti Lendutan (cambering)

Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting
lengkung. Besarnya anti lendutan ini sebaiknya 1/1250 persatuan pancang bentang
dibagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gam bar. Penyedia hatus
menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan pipa dan juga garis
pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk lendutan dan harus menyerahakannya
ke Direksi untuk persetujuan setelah pekerjaan pemasangan pipa.

 Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)

Fixed Type Ring Support yang ditunjukan dianggap pendukung berbentuk cincin yang
dipasang di bantalan pilar Sliding Type Ring Support yang dianggap sebagai pendukung
berbentuk cincin yang dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar ke sumbu dalam
pipa. Pendukung harus terbuat dari baja yang memenuhi srandar yang ditentukan Direksi
atau yang dianggap setara. Dem ikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat
dari baja yang memenuhi standar yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung
berbentuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.

E. PEKERJAAN PENEMBUSAN PIPA

Bahan pipa untuk penembusan yang digunakan sebagai selubung (cassing) harus disediakan oleh
Penyedia. Penyedia juga harus m enyediakan tenaga kerja, bahan dan peralatan, kecuali yang
ditetapkan dalam sebagai syarat khusus dan keperluan lain guna melaksanakan pekerjaan
penembusan pipa sebagaimana ditetapkan di sini.

Sebelum pekerjaan konstruksi, Penyedia harus menyelidiki struktur lapisan bawah yang ada, utilitas
dan sumur yang berada di sekitar lokasi pekerjaan supaya tidak merusak fasilitas tersebut selama
tahap pembangunan.

Sebelum, selama dan setelah berjalannya penembusan, Penyedia harus membuat pengukuran secara
mekanis dan mendata ketinggian tanah, permukaan jalan yang ada dan muka air sumur, jika ada dan
harus melakukan penanggulangan yang memadai terhadap penurunan ketinggian tersebut. Bilamana
diketahui adanya penurunan ketinggian, penyedia harus segera menghentikan pekerjaan penembusan
dan hal tersebut pula dilaporkan ke Direksi.

Kerusakan terhadap perkerasan permukaan jalan, struktur lapisan bawah, peralatan dan lainnya yang
diakibatkan oleh pekerjaan pembusan harus diperbaiki dan/atau diperbaruhui oleh Penyedia atas biaya
sendiri serta memuaskan Direksi.

1. Penyelidikan Tanah
Dalam memeriksa sifat tanah di lokasi pekerjaan, Penyedia diizinkan untuk melihat dan
memeriksa data penyelidikan tanah di Kant r Pengguna Jasa yang memperhatikan keadaan tanah
pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa. Penyedia harus malaksanakan, bila diminta oleh
Direksi melakukan pemboran mencakup pengujian penetrasi standar di lubang bor. Konsolidasi
dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat dari pengeboran tersebut
untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat geser, permeabilitas, nilai banding rongga
dan kandungan air .Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

2. Tanah Penutup Kedalaman Pipa

Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti peraturan setempat.

3. Ruang Penembus (Driving Pit)

Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup bagi pekerja
untuk menurunkan, menembus dan menyambung pipa secara aman dan efisien dalam ruang
tersebut. Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan terhadap umum dan lalu lintas harus
benar-benar dipenuhi oleh Penyedia.

Didasar setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan lubang pengering dan pompa yang
menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan. Setiap ruang penebus
juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk menaruh pipa dan peralatan penembus dan
untuk menyingkirkan tanah hasil galian :

a. Penurapan dan penopangan

Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja harus dipancangkan sepanjang dinding
ruang sebagaimana diperhatikan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan. Tiang turap
harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman yang ditentukan. Ukuran dan dimensi
penopang baja harus direncanakan sedemikian agar mampu mendukung, tiang turap yang
dipancang disisi luarnya. Penyusunan kerangka penopang harus dibuat sama dengan ukuran
yang diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan dan rangka setelah tiang turap
dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walaupun demikian kerangka
tersebut tidak boleh dilaskan ke tiang turap.

b. Pondasi dan Beton Penahan Desakan

Setelah dilakukan perataan dan pemasangan pondasi batuan pada permukaan dasar ruang
penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh permukaannya. Kemudian pada pondasi
batuan yang terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E dengan ketebalan 15 cm dan
disediakan pula tempat, pengeringan serta penyambungan pipa dengan ukuran sebagaimana
ditentukan.

Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa mengalami
pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya dorong secara efisiensi
bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti yang ditentukan direksi. Sebagai langkah
utama pembuatan beton penahan desakan, penyedia harus berdasarkan pada kebutuhan daya
dorong, menghitung kekuatan tulangan beton yang diperlukan sehingga mampu mencegah
kerusakan atau pecahnya beton dan harus menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan
kekuatan dan tata letak tulangannya.

4. Ruang Penerima Tembusan (Ariving Pit)

Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh Penyedia sedemIkian rupa
sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi yang tepat serta
dapat untuk menyambungkan dengan pipa biasa seperti ditunjukan pada gambar setelah ujung
pipa penembus diangkat.

5. Penembusan Pipa-Pipa

Penyedia harus m elakukan pem busan pipa sesuai dengan Instrurksi pabrik pembuatnya, serta
persyaratan berikut :

a. Persiapan

Setiap melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi yang
benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus tersebut dipotong dengan
pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa ditem buskan pada bukaan yang
dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa tembus yang
akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan sedemikian rupa rapinya dan
menunjukan hasil kerja berketerampilan tinggi.

Setelah pendorongan pipa pertama, ruang antara pipa dan bukaan, turap harus diisi dengan
karung pasir atau material lainnya yang disetujui oleh Direksi untuk mencegah masuknya
gumpalan tanah ke dalam ruangan penembus.

b. Pemasangan Ujung Pipa Penembus dan Bantalan Pendorong (leading pipe)

Untuk menjaga agar mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus
dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama. Bantalan pendorong harus dipasangkan
pada pipa penem bus sebagai usaha meneruskan gaya dorong serta tersebar dan merata pada
seluruh permukaan dari ujung pipa tembus yang di dorong.

c. Penembusan

Pelaksanaan penem busan harus dilakukan terus menerus hingga pekerjaan ini selesai, hal ini
guna menghindari peningkatan lekatan geser antara pipa dengan tanah. Namun pada keadaan
daya dorong penembusan melampui batas taksiran kekuatan untuk kondisi tertentu, Penyedia
harus segera menghentikan pekerjaan dan memberitahu keadaan ini tanpa menunda kepada
Direksi yang akan memberikan petunjuk/pengarahan yang sesuai. Untuk penggunaan lebih
dari dua kaki pendorong digunakan untuk penembusan, perlu diperhatikan untuk
mengupayakan semua kaki pendorong tersebut bekerja secara serentak.

d. Penyambungan pipa-pipa penembus

Setelah pipa didorong masuk sampai panjang yang tertera perlu dilakukan penyambungan,
penyambungan dengan berikut dilakukan di dalam ruang penembusan. Penembusan harus
dilakukan sesuai dengan persyaratan dari bab-bab yang telah disebutkan terlebih dahulu
sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya degan cara memuaskan Direksi.

e. Pembuangan Tanah

Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang lebih satu meter
diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama pembuangan tanah, perlu
diperhatikan jangan sam pai menim bulkan kerusakan pada lapisan lindung dalam pipa .

f. Survey
sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Penyedia melakukan pengukuran datar, titik henti
dan survey lainnya diperlukan untuk penembusan pipa sehingga berlangsung dengan tepat
sesuai jalur dan ketinggian yang diminta.

g. Pengujian Sambungan

Segera setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus tertanam sesuai dengan rencana,
penyedia harus melakukan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada
spesifikasi ini. Bila terjadi kebocoran atau terdapat cacat lainnya yang ditemukan pada
pengujian. Penyedia harus memperbaruhui dengan biaya sendiri hingga mempero leh hasil
yang memuaskan Direksi .

6. Pemasangan

Setelah menyelesaikan pekerjaan penembusan dan telah disetujui oleh Direksi, penyedia
melakukan pemasangan pipa penembus dengan catatan jika diameter pipa 700 mm atau lebih,
maka pipa tembus dipergunakan langsung sebagai bagian dari jalur pipa utama, kemudian jika
diameter pipa 800 mm dan dari pipa baja, maka pipa penembus dipergunakan sebagai selubung
untuk jalur pipa utama dan pipa-pipa lain seperti Ductile Cast Iron Pipe, Pipa Baja, dan PVC
yang lebih kecil dipasang kedalam selubung tersebut.

Semua bagian pipa yang menanjak termasuk bend atau fitting harus dilindungi dengan selimut
beton bertulang dengan cara yang sama seperti blok-blok penahan tekanan untuk blend vertikal.
Penyambungan dari pipa-pipa harus dilaksanakan sebagaimana diatur pada bagian pemasangan
pipa sebelumnya. Pipa dimasukan dalam selubung harus dikerjakan penyambungannya didalam
ruang penembus dan didorong masuk ke dalam selubung dengan peralatan dan cara yang
memadai serta hati-hati. Proses penyambungan pipa sebaiknya dilakukan di dalam pipa selubung
atau lubang driving/ariving pit atau sesui petunjuk direksi.

7. Pengurugan Ruang Tembus

Sebelum memulai pengurugan ruang penembus dan ruang penerima, beton penahan desakan, bila
diminta oleh Direksi harus dibuang dari ruang-ruang tersebut. Setelah pekerjaan penembusan
selesai dilapisi lapisan pelindung pada setiap sambungan pipa baja, serta Direksi menyetujui
untuk keperluan tersebut, penyedia harus mengurug lubang/ruang penembus dan penerima.
Penimbunan dilakukan dengan dengan pasir atau batu pecah dari dasar hingga ke selubung beton.
Material tim bunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan menggunakan alat pemadat
tangan atau peralatan lainnya yang disetujui oleh direksi. Bagian selanjutnya, diatas timbunan
pasir atau batu pecah hingga sampai pada permukaan awal harus diurug dengan material pilihan
sesuai dengan ketentuan.
BAB IV
PENUTUP

Semua item pekerjaan harus diselesaikan secara baik dan disesuaikan dengan Dokumen Spesifikasi
Teknis, Gambar Rencana dan Daftar Kuantitas Pekerjaan. Pekerjaan yang tidak rapi, harus diperbaiki
sampai diperoleh hasil yang memenuhi syarat (maksimal). Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum
secara jelas dalam Dokumen ini, pelaksanaannya akan diusulkan selanjutnya kepada Direksi dan harus
mendapat persetujuan/petunjuk dari Direksi.

Buol, . . . . . . . . . . . . . . . . 2020
Diperiksa oleh, Dibuat oleh,
Kabag Teknik PDAM Motanang Konsultan Perencana
Kabupaten Buol CV. F7 Konsultan

ZAKARIA KANSIL MOH. HENDRA


Direktur

Mengetahui,
Direktur PDAM Motanang
Kabupaten Buol

ANTON D. MAI, SE.

Anda mungkin juga menyukai