BAGIAN III
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE KERJA
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan & pemasangan berdasarkan jenis
pekerjaan yang akan dilelangkan dengan ketentuan:
1). Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri.
2). Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional.
3). Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
4). Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan.
5). Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6). Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
7). harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk.
8). Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output Performance) yang
diinginkan.
9). Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
A.
A.1.
A.2.
Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh direksi dan dapat dilihat pada
gambar-gambar rencana terlampir.
A.3.
VI - 1
A.4.
Perijinan
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin
dari instansi lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang
bersangkutan harus menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi, dalam batasbatas kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-surat
resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut
merupakan tanggung jawab penyedia barang/jasa.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang
diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau
material yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar
bangunan/material tersebut akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan,
maka hal tersebut terlebih dahulu harus didiskusikan dengan direksi untuk
mencari jalan keluarnya.
A.5.
Pekerjaan-Pekerjaan Sementara
Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana perlengkapan lain seperti
jembatan darurat dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan
oleh penyedia barang/jasa. Jika diperlukan jembatan-jembatan darurat, maka
penyedia barang/jasa harus merencanakannya dengan lebar minimal 3,50
meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan gandar 5 ton, atau
dengan perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi. Penyedia barang/jasa
wajib memelihara sarana tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan untuk
pemeliharaan tersebut kalau tidak dipergunakan lagi harus dibongkar,
dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang disyaratkan
oleh direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan
semua air bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk
pekerjaan sementara, yang ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus
tidak merusak lingkungan setempat dan tidak mengganggu pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap tanah atau saluran/anak sungai dimana air
bekas dan sisa buangan akan dibuang.
A.6.
VI - 2
Gambar-Gambar Kerja
Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada
penyedia barang/jasa dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang
paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan
bagi pelaksanaan pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar
rencana dan spesifikasi yang berhubungan dengan hal tersebut.
Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar
gambar rencana dan spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan,
kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan, penyedia
barang/jasa harus mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan direksi
akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk
kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat
penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan
oleh direksi dan disampaikan secara tertulis kepada penyedia barang/jasa.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia
barang/jasa harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak
direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang
berhubungan dengan gambar tersebut.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan.
Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan
merupakan hasil revisi terkahir. Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan
gambar-gambar yang menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan
gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa.
A.8.
Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan
gambar tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara
ukuran dan gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta
pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana yang benar.
VI - 3
A.9.
Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus
disediakan oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan
dimulai, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan
peralatan di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus
terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi.
Tanpa persetujuan direksi, penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan untuk
memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau
diganti hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.
A.10.
Penyediaan Material
Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang
disebutkan dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali
ditentukan lain di dalam dokumen kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, penyedia barang/jasa
harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi
pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material
tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi
pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau
kurang akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian
penyedia barang/jasa.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam
dokumen kotrak. Nama produsen material dan peralatan yang digunakan,
termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan informasi penting
lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk
dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut
tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan
dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh penyedia barang/jasa tanpa
biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan
dengan memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.
VI - 4
A.11.
Contoh-Contoh Material
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui direksi.
Contoh-contoh harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang
akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak
tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran penyedia barang/jasa harus sudah termasuk biaya yang
diperlukan untuk pengujian material.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan
material-material dari jenis atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa
harus meminta petunjuk direksi untuk menentukan jenis atau merk material
yang baik dan dapat diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau
merk material yang baik dan diperbolehkan untuk digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengganti dengan
produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang
sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.
A.12.
A.13.
Pematokan
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan
kedudukan dan peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini
seluruhnya harus mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum
memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan
patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan
revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari
sebelumnya, sehingga direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa
untuk mendapat persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah
disetujui direksi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran
VI - 5
Rambu-rambu
Di tempat-tempat yang dipandang perlu, penyedia barang/jasa harus
menyediakan rambu-rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tandatanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas.
Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas
padat, penyedia barang/jasa harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap
atau apabila dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya
untuk keperluan tersebut harus sudah termasuk di dalam penawaran
penyedia barang/jasa.
A.15.
Program Kerja
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan
harus diserahkan kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
VI - 6
A.17.
Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat
mengadakan rapat-rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan
konsultan serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan
permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan
ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia barang/jasa.
A.18.
A.19.
Penyelesaian Pekerjaan
VI - 7
Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat
laporan harian dan laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan
pekerjaan. Laporan tersebut memuat sekurang-kurangnya informasi yang
mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang
akhir minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
d. Kondisi cuaca.
B.
B.1.
B.1.1.
B.1.1.1.
VI - 8
kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua
jenis barang.
REFERENSI STANDARD
Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk
produk tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan
dapat menggunakan standard lain, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan
sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen
lelang ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material
bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang
ditentukan.
Barang atau peralatan yang di produksi di dalam negeri atau berasal dari luar
negeri dan sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib
memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar
Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki
standar-standar sebagai berikut :
Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum
dalam dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambargambar detail junction (gambar detail penyembungan pipa) disertai dengan
jumlah dan spesifikasi dari tiap material yang ditawarkan,dan memenuhi
syarat bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai kualitas keseluruhan yang
sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen
lelang ini.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah
tropis dengan temperatur air yang mengalir antara 15-35 derajat Celcius dan
pH antara 6 sampai dengan 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk halhal khusus yang membutuhkan lain.
TEKANAN KERJA / WORKING PRESSURE
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 (SNI 060084-1987 dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua)
kali tekanan kerja pipa. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda
bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia Jasa
Pengadaan harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting
pipa di lapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya
Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan
ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas. Bila ternyata hasil pengujian
tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa Pengadaan
harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan
spesifikasi yang ditentukan
B.1.1.2.
B.1.1.3.
Tegangan desain
hidrostatis (s)
maksimum yang diijinkan
(MPa)
PE 100
10
PE 80
6,3
B.1.1.4.
Pipa hitam harus mengandung karbon hitam dalam kompon (2,25 0,25
) % dari massa.
VI - 11
3,2 bar
4 Bar
Diameter luar
rata-rata (DM)
Ovalitas
Tebal
Dinding
Diameter
dalam
rata-rata
D
Min
Max
21,2
22,1
36,2
37,2
46,2
47,3
70,6
71,9
84,8
86,5
103,8
105,6
151,0
153,5
189,0
192,0
236,0
239,9
297,8
302,5
T
Min
25
40
50
75
90
110
160
200
250
315
Max
25,3
40,4
50,5
75,7
90,9
111,0
161,5
201,8
252,3
317,9
Max
1,2
1,4
1,4
1,6
1,8
2,2
3,2
4,0
5,0
11,1
Min
1,6
1,6
1,6
1,9
2,2
2,7
4,0
4,9
6,2
7,7
4 bar
Max
1,9
1,9
1,9
2,2
2,6
3,1
4,5
5,5
7,0
8,6
Tebal
Dinding
Diameter dalam
rata-rata
D
T
Min
1,6
1,6
1,6
2,3
2,8
3,4
4,9
6,2
7,7
9.7
6,3 Bar
Min
1,9
1,9
1,9
2,7
3,2
3,9
5,5
7,0
8,6
10,8
Max
21,2
36,2
46,2
69,6
83,6
102,2
149,0
186,0
232,8
293,4
Min
22,1
37,2
47,3
71,1
85,3
104,2
151,7
189,4
236,9
298,5
Tebal
Dinding
Diameter dalam
rata-rata
D
T
Max
1,6
1,6
2,0
2,9
3,5
4,3
6,2
7,7
9,6
12,1
Max
1,9
1,9
2,3
3,3
4,0
4,9
7,0
8,6
10,7
13,5
Min
21,2
36,2
45,4
68,4
82,0
100,2
146,0
182,8
228,6
288,0
Max
22,1
37,2
46,5
69,9
83,9
102,4
149,1
186,4
233,1
293,7
6,3 Bar
8 Bar
Diameter luar
rata-rata (DM)
Ovalitas
Tebal
Dinding
Diameter dalam
rata-rata
D
T
Min
25
40
50
75
90
110
160
200
250
315
Max
25,3
40,4
50,5
75,7
90,9
111,0
161,5
201,8
252,3
317,9
Max
1,2
1,4
1,4
1,6
1,8
2,2
3,2
4,0
5,0
11,1
Min
1,6
1,9
2,4
3,6
4,3
5,3
7,7
9,6
11,9
15,0
8 bar
10 Bar
Max
1,9
2,2
2,8
4,1
4,9
6,0
8,6
10,7
13,2
16,6
Min
21,2
35,6
44,4
66,8
80,2
98,0
142,8
178,6
223,6
281,8
Max
22,1
36,6
45,7
68,5
82,3
100,4
146,1
182,6
228,5
287,9
Tebal
Dinding
Diameter dalam
rata-rata
D
T
Min
1,6
2,4
3,0
4,5
5,4
6,6
9,5
11,9
14,8
18,7
10 bar
12,5 Bar
Max
1,9
2,8
3,4
5,1
6,1
7,4
10,6
13,2
16, 4
20,7
Min
21,2
34.4
43,2
64,8
77,8
95,2
138,8
173,6
217,2
273,6
Max
22,1
35,6
44,5
66,7
80,1
97,8
142,5
178,0
222,7
280,5
Tebal
Dinding
Diameter dalam
rata-rata
D
T
Min
1,9
3,0
3,7
5,5
6,6
8,1
11,8
14,7
18,4
23,2
Min
2,2
3,4
4,2
6,2
7,4
9,1
13,1
16,3
20,4
25,7
Max
20,6
33,2
41,6
62,6
75,2
91,9
133,8
167,4
209,2
263,6
Min
21,5
34,4
43,1
64,7
77,7
94,8
137,9
172,4
215,5
271,5
12,5 Bar
16 Bar
Diameter luar
rata-rata (DM)
Ovalitas
Tebal
Dinding
T
Min
25
40
50
75
90
110
160
200
250
315
Max
25,3
40,4
50,5
75,7
90,9
111,0
161,5
201,8
252,3
317,9
Max
1,2
1,4
1,4
1,6
1,8
2,2
3,2
4,0
5,0
11,1
Max
2,3
3,7
4,6
6,8
8,2
10,0
14,6
18,2
22,7
28,6
Max
2,7
4,2
5,2
7,6
9,2
11,1
16,2
20,2
25,1
31,6
16 Bar
20 Bar
Diameter dalam
rata-rata
D
Min
19,6
31,6
39,6
59,8
71,6
87,8
127,6
159,6
199,6
251,8
Max
20,7
33,0
41,2
62,1
74,5
91,0
132,3
165,4
206,9
260.7
Tebal
Dinding
T
Min
2,8
4,5
5,6
8,4
10,1
12,3
17,9
22,4
27,9
35,2
Max
3,2
5,1
6,3
9,4
11,3
13,7
19,8
24,8
30,8
38,9
20 Bar
24 Bar
Diameter dalam
rata-rata
D
Min
18,6
29,8
37,4
56,2
67,4
82,6
120,4
150,7
188,4
237,2
Max
19.7
31,4
39,3
58,9
70,7
86,4
125,7
157,0
196,5
247,5
Tebal
Dinding
T
Min
3,5
5,5
6,9
10,3
12,3
15,1
21,9
27,3
34,2
43,0
VI - 12
Max
4,0
6,2
7,7
11,5
13,7
16,8
24,2
30,2
37,8
47,4
Diameter dalam
rata-rata
D
Min
17,0
27,6
34,6
52,0
62,6
76,4
111,6
139,6
174,4
220,2
Max
18,3
29,4
36,7
55,1
66,3
80,8
117,7
147,2
183,9
231,9
Panjang Pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang
dari persetujuan antara pemasok dan pengguna dengan toleransi 0,05
m. Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
b)
Untuk diameter luar nominal > 75, toleransi sama dengan 0,02dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm.
c)
Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm.
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18dn
dan pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung,
diperlukan peralatan untuk penggulungan ulang.
B.1.1.5.
Sambungan
Teknik penyambungan pipa HDPE dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan cara pemanasan (fusion jointing) dan penggunaan compression
fitting (mechanical jointing). Dengan cara pemanasan terdiri dari:
1. Butt Fusion Jointing, digunakn untuk menyambung pipa HDPE dengan
Outside Diameter (OD) maksimum 355mm, 400mm, 450mm, 500mm
dan 630mm.
2. Socket Fusion
3. Electrofusion
Ketentuan cara penyambungan dan diameter yang dapat di sambung harus
diseuaikan dengan ketentuan yang berlaku dan manual dari mesin tersebut.
Pemilihan Jenis penyambungan harus dikonsultasikan kepada pabrik
produsen alat . Penyambungan harus dilakukan oleh para tenaga pekerja
yang ahli.
B.1.1.6.
B.1.1.7.
Tegangan Uji
(MPa)
100 jam pada suhu
20 C
PE 100
12,4
5,5
5,0
PE 80
9,0
4,6
4,0
CATATAN
1)
B.1.1.8.
Pengujian Lain
Pengujian lainnya seperti penguian material kandungan pigmen karbon
hitam dalam pipa, tingkata aliran cair dan kepadatan dan lain-lain harus
dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
B.1.1.9.
Valve
1. Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan
yang dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve
sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis
atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik
dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
Nama pemilik proyek
Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
Tekanan kerja
Diameter nominal
Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari
brass/kuningan, bila tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel
tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau jenis sambungan dari
sambungan ulir.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 Pipa threads where
pressure tight joint are made in the thread
Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan
sistem dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
VI - 14
2.
Gate Valve
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka
gate valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis Non Rising
Stem.
VI - 15
Valve harus memenuhi standar Gate Valve for Water and Other
Liquids (AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama
atau yang lebih tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk
tekanan kerja
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi
dengan kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw
untuk sebap 20 buah yang seukuran.
Tee key tersebut dilengkapi dengan pendongkel tutup surface
boxlstreet cover dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan
extension spindle maka material tersebut terbuat dari baja ST 40
yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa
PVC untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang
kelabu atau bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan
dudukan dari logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan
dengan katup yang solid (solid wedge gate). Valve harus cocok
untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve
harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve
apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan
valve seperli telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi
terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter
valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan
lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp
atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat
digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus
terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah
ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian
dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi
terbuka penuh.
Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau
perunggu.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron,
rata dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu
lintas yang padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut
dan diberi cetakan .." pada bagian
atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan
masing-masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti
karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur
(wrench nuts).
VI - 16
3.
Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil
disebut ball valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi.
Valve ini dikondisikan unluk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0
kg/cm2) dan memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe
non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan
bola, stainless steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus
VI - 18
Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced
eccentric dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron
berpegas harus dilapisi dengan chloroprene (neoprene) agar dapat kedap
dari gelembung air. Valve juga dilengkapi dengan heavy duty
prelubricated bearing dari stainless steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple
Guna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing
gland harus dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.
6.
Check Valve
Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check
VaIve / KIep Tabok dengan sambungan flange.
Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang
dapat dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.
Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak)
yang dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang
membuatnya, besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari
besi tuang.
Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber
yang berkualitas baik.
Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan,
dudukan, dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang
mungkin perlu untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah
dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan
khusus atau harus memindahkan valve dari jalumya.
Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal
atau vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve
harus mempunyai daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak
kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
7.
B.1.2.
B.1.2.1.
SNI 07-0068-1987
SNI 0039-1987
SNI 07-0242-1989
SNI 07-0822-1989
SNI 07-1338-1989
SNI 07-0949-1991
SNI 07-1769-1990
SNI 07-1969-1991
SNI 07-2255-1991
SNI 07-2195-1991
SNI 07-2196-1991
SNI 07-3080-1991
SNI 07-3025-1992
SNI 07-3026-1992
SNI 07-3027-1992
B.1.2.2.
SNI 07-6398-2000
VI - 21
SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
ASTM A 283, Grade D
ASTM A 570, Grade 33
JIS G 3101, Class 2
JIS G 3452, SGP
JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-070822-1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.
Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh
panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan
Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur
yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling
yang dibuat dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded).
Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu
pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang
pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang,
kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang
berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring,
pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar maupun
pada bagian dalam pipa.
2.
Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut
ini harus mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding
minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING PIPA BAJA
Diameter Nominal
Diameter Luar
Ketebalan Dinding
(mm)
(mm)
Minimum (mm)
100
114.3
4.5
150
168.3
5.0
200
219.1
5.8
250
273.0
6.6
300
323.8
6.9
350
355.6
6.0
VI - 22
400
3.
406.4
6.0
Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus
didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat
atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu,
sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat
disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting
harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian
3.2 dan standar berikut ini :
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih
kecil harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut
defleksi lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus
difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang
mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari
empat potongan bend.
B.1.2.3.
B.1.2.4.
VI - 24
2.
Toleransi untuk
( mm)
Ujung Pipa
-1.6 to +3.2
-1.6 to +3.2
( mm )
3.
b.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan
dengan epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem
altematif ini harus memenihi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan
pertama dan sistem altematif ini dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh
kurang dari 400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
B.1.2.5.
pipa dan permukaan luar, lebih dari 370 mm dari ujung pipa harus di
cat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti yang dispesifikasikan pada
bagian 7.3.1. Proteksi Bagian Luar.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal)
pada ujung datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi
katodik yang dipasang pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam
dalam tanah. Ukuran dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan
ketebalan 5 mm.
2.
Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di
bawah ini
Nominal
(mm)
Cutback
Coating
Cutback
Lining
Tar Epoxy
Mortar
(mm)
(mm)
80 - 350
100
80
31
400 - 700
150
80
31
Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh
permukaan dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy
seperti dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2
Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam.
4.
5.
VI - 26
Ketebalan Minimum
Lapisan Luar
(mm)
0.6
0.9
1.2
Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm)
: 1x1014 (JISK6911)
Shrinkage*
circumferential (Min.,N/mm2) : 40
circumferential (Min.,N/mm2) : 8
Catatan
Catatan
VYGARD 260
ICI
ICI SUPER
STRUCTURE FINISH
NIPPON PAINT
BODELAC 9000
ALKYD RESIN
VI - 28
7.
8.
Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
B.1.2.6.
VI - 29
1.
Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk
memenuhi kondisi operasi sebagai berikut :
a. Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover)
dengan berat jenis 2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
b. Lendutan geser minimum sebesar 100 mm.
c. Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini :
Diameter
Nominal
(mm)
300 to 400
500 & 600
2.
Panjang
Maksimum
Peletakan
(mm)
1600
1700
Minimum
Ekspansi yang
diizinkan
(mm)
230
270
Minimum
Kontraksi
Yang diizinkan
(mm)
80
80
3.
B.1.2.7.
Coating.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain,
harus dilapisi primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan
slip pipe yang kontak langsung dengan air pengecatannya harus
dilakukan sesuai dengan yang dispesifikasikan disini. Semua
permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus dilapisi
sistem epoxy atau sistem coal tar epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam
7.3.2.3
Sleeve Coupling
1. Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut
untuk ujung pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah
gasket, 2 (dua) end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling.
VI - 30
Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
(mm)
(mm)
12.5 - 50
89
65 - 250
102
300 - 450
127
b. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber
(SBR) yang divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS
VI - 31
Carbon Steel
ASTM A 576 Grade 1020
JIS G 3101 Class 2
BS 6681 Grade 43 A .
DIN 17100 RST 36
Lapisan Coating
a. Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special
hot fusion bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering
sebesar 150 mikron. Baut dan mur harus di galvanisir dan ditambah
lapisan special nylon coating tersebut, sehingga ketebalan kering lapisan
mencapai 75 mikron.
b. Sarana di atas tanah
Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada
bagian luarnya dan sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan
bagian dalamnya sesuai dengan yang ditentukan pada bagian 7.3.2.3.
Semua permukaan end rings yang terlihat / terpapar harus dicat dengan
lapisan primer seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.7.
Semua mur dan baut harus dilapisi dengan lapisan galvanis.
B.1.2.9.
center sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2 (dua) gasket serta mur dan baut
untuk pemasangan coupling
Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut :
(mm)
50
60.21.0 - 63.0+0.6
80
100
110.00.6 - 118.0+1.7
150
160.00.6 - 170.0+1.2
200
250
VI - 33
B.2.
B.2.1.
B.2.2.
B.2.3.
B.2.4.
B.2.6.
B.2.6.1.
B.2.6.2.
B.2.6.3.
B.2.6.4.
Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.
B.2.7.
B.2.7.1.
JALAN SEMENTARA
Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan
kontrak, kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan
VI - 36
B.2.7.3.
Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara
memadai, sampai serupa keadaan semula.
B.2.8.
B.2.8.1.
B.2.8.2.
B.3.
B.3.1.
B.3.3.
PENGERINGAN (DEWATERING)
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan
pengeringan serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada
bagian pekerjaan lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi,
pipa atau beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda
dan gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.
VI - 39
B.3.5.
B.3.5.1.
B.3.5.2.
VI - 40
Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara
terpisah dari bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula
pada kedalaman terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang
akan rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara
selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah
penyelesaian urugan.
Bilamana karena pekerjaan kontraktor, tenah berumput menjadi rusak untuk
diletakan kembali seperti semula, kontraktor harus menyediakan dan
menempatkan tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk,
menyiangi, dan memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.
B.3.5.4.
Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang
sesuai untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian,
sedangkan bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu,
maka apabila direksi mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja
yang diletakan diatas tanah berbatu tersebut.
B.3.5.5.
B.3.5.6.
VI - 41
B.3.5.7.
B.3.5.8.
B.3.6.
PENGGALIAN
Bagian berikut yaitu PENGGALIAN harus digunakan bagi pekerjaan
semua pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.
B.3.6.1.
Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui
termasuk pula semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan
penyelesasian pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan
kemiringan yang diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun yang diminta
oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai
yang tidak sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua
pendukung dan penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian
dan semua pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk
penyingkiran atau pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air hujan
dan air limbah yang berasal dari berbagai sumber yang mencapai lokasi guna
mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan maupun kepemilikan yang
berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan
mengalami bahaya dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih
dahulu dengan penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman
atau cara lainnya.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan
lain-lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah
yang dapat menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun
membahayakan bangunan yang ada disekitarnya.
VI - 42
B.3.6.2.
B.3.6.3.
B.3.6.4.
Galian Terbuka
1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan
perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh direksi dan/atau
persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian
terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar
pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.
2. Lebar Galian Terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat
dilakukan sebagaimana yang telah ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat
memberikan kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan
penopang lainnya, maupun penanganan khusus lainnya.
3. Lubang Galian Untuk Penyambungan
Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi
sambungan agar penyambungan dapat dilakukan dengan baik.
4. Panjang Galian
VI - 43
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang
yang diijinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10
(sepuluh) meter didepan perletakan pipa terakhir.
Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan harus
dilakukan dalam 24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari
kerja setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja yang ditopang dengan
cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.
5. Galian Terbuka dan Jarak Pipa
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan
dukungan yang menerus dan seragam dan menopang pipa pada tanah
yang padat dan tak terganggu pada setiap titik diantara lubang galian
sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan
harus diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh
direksi sampai pada kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan
lain yang telah disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai
peralatan tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan
agar memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap
sisi pipa dan fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil;
dan 20 cm untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
6. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan
yang kurang baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas
keputusan direksi bahan tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus
menggali dan menyingkirkan bahan tersebut.
7. Penopangan dan Penurapan
Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga
galian tidak gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan
menjaga permukaan jalan dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan
dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas atau yang diperintahkan oleh
direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar
turap, tetapi jika terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan
dipadatkan. Sebelum memasang penopang dan turap, kontraktor harus
VI - 44
memberi tahu lokasi galian dengan turap dan penopang beserta dengan
jadwal pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari direksi.
Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka
diperkerasan sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus
dilakukan dengan penurapan dan penopangan.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan
dengan hati-hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan
utilitas yang ada, atau kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi
kembali dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan
menggunakan alat yang sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang
diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat selama
pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan
lain-lain, untuk ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah
kerusakan bangunan, utilitas dan kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai
kewajiban di fihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan
kegagalan melaksanakan hak seperti itu tidak mengurangi tanggung
jawab kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang
diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai
akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah
longsor atau bergeraknya tanah.
8. Penimbunan Bahan Galian
Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa
sehingga tidak terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun
jalan nasional. Bahan hasil galian dapat ditimbun di bagian jalan lain
dengan syarat menggunakan kotak penampung tanag galian agar tidak
menghambat arus lalu lintas.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau
dibuang dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, kontraktor harus
mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.
VI - 45
B.3.7.
URUGAN
Bagian berikut mengenai URUGAN harus diterapkan untuk semua jenis
pekerjaan pemasangan dan penyambungan pipa
B.3.7.1.
Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua
bahan untuk mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk
bangunan lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa
atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus
berupa bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan
dalam gambar, tetapi menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa
bagian pekerjaan, kontraktor harus menyediakan dan mengurug dengan pasir
atau kerikil sebagaimana ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan
harus dikerjakan setelah semua pipa terpasang, diperiksa dan disetujui
direksi.
B.3.7.2.
Bahan Urugan
Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan
untuk urugan ditentukan sebagai berikut :
1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau
diangkat yang tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya
tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung
bahan organik seperti rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan
tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).
2. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir
halus hingga sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang,
abu, sampah, atau bahan lainnya yang menurut pendapat direksi dapat
ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih
dari 10 berat bahan keseluruhan.
3. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki
partikel yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang
cukup seragam dan tidak mengandung batu besar atau batu dengan
ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak
terpakai/buangan atau bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan
VI - 46
lainnya. Bahan tersebut tidak boleh mengandung tanah liat, lempung dan
tidak boleh bergumpal.
B.3.7.3.
VI - 47
B.3.8.
B.3.9.
VI - 48
B.4.
B.4.1.
B.4.1.1.
B.4.1.2.
Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau
saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung,
mengelas dan mengecat pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun
perancah di lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam
pekerjaan, sehingga dapat menopang dengan baik atau mendukung berat
peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari pelaksanaan pancang.
B.4.1.3.
VI - 50
Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran,
Kontraktor harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar
tetap pada jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan
kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah
penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan
konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus
disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.
B.4.1.5.
B.4.1.6.
Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa fittng dan
coupling sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam
gambar.
VI - 51
VI - 52
B.4.2.
B.4.2.1.
VI - 53
Penyelidikan Tanah
Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Kontraktor diijinkan untuk
melihat dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang
memperlihatkan keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.
Kontraktor harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran mencakup
pengujian penetrasi standar (standard - penetration test) di lubang bor.
Konsolidasi dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang
didapat dari pengeboran tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya
dukung, kuat geser, permeabilitas, nilai banding rongga (void ratio) dan
kandungan air.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
B.4.2.3.
VI - 54
B.4.2.4.
B.4.2.5.
VI - 55
Kemudian pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu
kelas E dengan ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat,
pengeringan serta penyambungan pipa dengan ukuran sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dengan lebar 2 meter.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong
tanpa mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan
semua gaya dorong secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus
disusun seperti ditunjukkan pada gambar.
Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan. Kontraktor
harus, berdasarkan pada kebutuhan daya dorong, menghitung kekuatan
tulangan beton yang diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan
atau pecahnya beton dan harus menyerahkan kepada Direksi hasil
perhitungan kekuatan dan tata-letak tulangannya.
B.4.2.6.
B.4.2.7.
Penembusan Pipa-Pipa
Kontraktor harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi
Pabrik pembuatnya serta persyaratan berikut ini :
1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat
penembus tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga
memungkinkan pipa ditembuskan pada bukaan yang dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter
pipa tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus
dikerjakan sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja
berketrampilan tinggi.
Setelah pendorongan pipa pertama. ruangan antara pipa dan bukaan turap
harus diisi dengan karung pasir atau material lainnya yang disetului oleh
Direksi untuk mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruvn-an
penembus.
2. Pemasangan Ujung Pipa Penembusan dan Bantalan Pendorong (leading
pipe)
VI - 56
VI - 57
B.4.2.8.
Pengujian Sambungan
Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana, Kontraktor harus segera melakukan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada
pengujian, Kontraktor harus memperbaharui dengan biaya menjadi
tanggungannya hingga memuaskan Direksi.
B.4.2.9.
Pemasangan Pipa-Pipa
Setelah menyelesaikan pekerjaan penembusan dan telah disetujui oleh
Direksi. Kontraktor harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut
sebagaimana pada gambar yang diserahkan Kontraktor:
Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan
langsung sebagai bagian dari jalur pipa utama
Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa
tembus dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipapipa lain seperti pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang kedalam
selubung tersebut.
1. Pemasangan Pipa Baja atau PVC
a) Penyambungan
Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan
penyambungannya di dalam ruang penembus seperti yang diatur
pada bab sebelumnya dan di dorong masuk ke dalam selubung
dengan peralatan dan cara yang memadai serta hati-hati.
b) Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus
melaksanakan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta
pada spesifikasi.
Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu
pengujian, Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti atas
tanggungan biaya sendiri hingga memenuhi syarat.
c) Perlindungan dengan Beton
Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk
"bend" atau `fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang
sebagaimana layaknya pembuatan blok beton penahan tekanan untuk
"bend" vertical
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab
sebelumnya.
d) Penyelubungan dengan Beton
VI - 58
Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipapipa yang dimasukkan ke dalamnya harus diiisi dengan beton tumbuk
(kelas E) memakai pompa beton. Ukuran maksimum batuan untuk
beton kelas E sebesar 25 mm.
B.4.2.10. Pengurugan Ruang Penembus
Sebelum memulai pengurugan ruang penembus dan ruang penerima, beton
penahan desakan, bila diminta oleh Direksi, harus dibuang dari ruang-ruang
tersebut.
Setelah pekerjaan penembusan dan penyambungan pipa sebagaimana
dimaksudkan telah selesai dilapisi dengan lapisan pelindung luar dan lapisan
pelindung dalam pada setiap sambungan pipa baja seperti dijelaskan dimuka,
serta Direksi menyetujui untuk keperluan tersebut, Kontraktor harus
mengurug ruang-ruang yang dimaksud.
Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar
hingga ke dasar selubung beton.
Material timbunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan
menggunakan pemadat tangan atau peralatan yang oisetujui. Bagian
selanjutnya, diatas timbunan pasir atau batu pecah hingga sampai pada
permukaan awal harus diurug dengan material terpilih sesuai dengan
persyaratan pada butir yang sesuai dengan spesifikasi ini.
B.5.
B.5.1.
B.5.1.1.
B.5.1.2.
VI - 59
B.5.2.
B.5.2.1.
VI - 60
Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan Perkakas, dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus
disediakan dan digunakan oleh komperator untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua pipa fitting, dan valve harus
diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu, dengan batasan
diameter memakai crane, Derek, tali, atau dengan mesin, perkakas,
atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa agar
mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective
coating) serta lapisan pelindung dalam (Linning). Bahan tersebut sama
sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa valve atau perlengkapan dapa saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak
tersebut.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa Fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan, pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi
akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah
ini paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau Fitting yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk
pemeriksaan oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang
diperlukan ataupun menolaknya.
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering
dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa
dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa,
semua profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih
demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.
VI - 61
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing
masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas,
kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan
ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan
ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan
dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau
tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan
cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa
maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus
pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang
sesuai menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau
sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung
luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang
dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang
sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada Fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
B.5.2.3.
VI - 62
VI - 63
VI - 64
Maximum Reinforcement
(mm)
(mm)
3,2
4,8
VI - 65
B.5.3.
B.5.3.1.
B.5.3.2.
Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa Ke Dalam Galian
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus
disediakan dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus diturunkan
secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan batasan diameter
memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah
kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective coating)
serta lapisan pelindung dalam (lining).
Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan pada saat berada diatas bagian sesaat sebelum dipasang pada
posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah
ini paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau
fitting yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh
VI - 66
direksi yang
menolaknya.
menentukan
perbaikan
yang
diperlukan
ataupun
VI - 67
Tidak boleh ada fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
B.5.3.3.
B.5.3.4.
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211
dan 3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari
logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan
tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi
(illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low
hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine)
dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang
ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh
Direksi.
4. Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel)
yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui
oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar
(exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan
pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm
dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur
dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda
(double welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh
alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari
debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di laangan, lapisan pelindung dalam maupun
lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum
10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan
pengelasan, harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian
atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan
keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin.
Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah
disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
VI - 69
3,2
4,8
B.5.4.
B.5.4.1.
B.5.4.2.
VI - 73
VI - 74
VI - 75
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong
dapat menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan
sumber air tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan
dengan pemompaan (electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran
air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di
dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya
harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian
pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara
akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.
2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh
Direksi atau wakilnya.
B.6.2.
UJI TEKAN
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian
pipa baru yang dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali
tekanan kerja pada saat pengujian.
B.6.2.1.
Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan
tertinggi selama pengujian
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4. Tidak bervariasi > 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang
diijinkan untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk
pada gate valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan
bagian yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik
untuk gate valves atau katup buterfly.
B.6.2.2.
Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan
dan ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur
pipa atau bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur
VI - 76
Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya
dari katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua
titik tertinggi, kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut
diatas sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air.
Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan
dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau
tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.
B.6.2.4.
Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus
diperiksa secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang
rusak atau cacat ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti
dengan bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan
pemilik.
B.6.3.
UJI KEBOCORAN
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan.
B.6.3.1.
Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam
pipa yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk
menjaga tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan
sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan
air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat
pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.
B.6.3.2.
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
VI - 77
VI - 78
B.6.3.3.
B.6.4.
PENGGELONTORAN PIPA
Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor dan Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang
dengan Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang
(drainase branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka
waktu pengurasan cabang pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila
ditemukan kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan
Direksi, walaupun hasil pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh
Direksi.
B.6.5.
DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai
oleh Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem
yang ada, atau "valve" yana ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi
dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih
yang telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa
Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt
hal tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5
mg/liter, harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode
kontak selama 24 jain.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab
Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas
beban biaya Kontraktor.
VI - 79
C.
VI - 81
C.1.
C.1.1.
PEKERJAAN TANAH
Umum
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus
ditinjau dahulu oleh tenaga ahli.
Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan keadaan
seperti yang ditunjukan dalam gambar, Penyedia barang/jasa harus segera
menyampaikan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut, juga Penyedia barang/jasa harus menentukan letak
bangunan pelengkap seperti Direksi Keet, Gudang dan sebagainya.
C.1.2.
termasuk setiap pohon di luar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh
dan menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang tertera di
dalam syarat-syarat khusus dan gambar rencana.
Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira
kedalaman 20 cm dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat
digunakan lagi.
Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan
pembayaran kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas
permintaan dari Direksi dan persetujuan dari pengguna barang/jasa.
Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa
pepohonan rindang dan tanaman ornamen tertentu akan dipertahankan, maka
pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya
Penyedia barang/jasa.
Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan
tidak merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon,
batang pohon, akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman
minimal 20 cm di bawah permukaan tanah asli dari permukaan akhir
(ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah). Bersama-sama dengan
seluruh jenis sampah dalam segala bentuknya harus dibuang pada tempat
yang tidak terlihat dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau
dikubur.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan,
harus diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Bila
akan dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan
dengan pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia barang/jasa akan
selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai
pembakaran di tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati
untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau
tanda-tanda lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup
penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan
kepada Penyedia barang/jasa dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
C.1.3.
C.1.3.1.
Galian Tanah
Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
1. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
2. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
VI - 83
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benarbenar waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan
pelaksanaan kalau dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa
boleh mengajukan usul kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.
C.1.3.2.
Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai
berikut:
a. Galian tanah biasa
b. Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, cadas muda, dan
sebagainya
c. Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut direksi
perlu menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus
lainnya.
d. Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20
cm dari permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada
penggalian pondasi.
C.1.3.3.
ukuran dan kedalaman galian material-material pondasi serta konstruksikonstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut. Semua retakan
atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan spesi (injeksi),
serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis
harus dibuang.
C.1.3.4.
Coffer Dam
Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus
digunakan coffer dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia barang/jasa
harus memberikan gambar rencana coffer dam yang akan dikerjakan kepada
Direksi untuk disetujui.
Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah
permukaan dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan
silang-silang penguat yang cukup kuat, agar keselamatan kerja terjamin.
Luas coffer dam harus direncanakan cukup untuk penempatan perancah atau
acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Coffer dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi
syarat untuk melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silangsilang penguat dan atau bagian-bagian lain dari coffer dam tidak
diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi bagian permanen dari pondasi
tanpa persetujuan Direksi, jadi harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak
merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik
perorangan, tanpa ijin khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas
tanggungannya menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan di
tempat semula asal ada persetujuan tertulis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan,
harus diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri.
Dalam hal akan dilakukan pembakaran, Penyedia barang/jasa akan
memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan
dengan pekerjaan, paling kurang 48 jam kurang, maksudnya untuk
melakukan pembakaran, Penyedia barang/jasa akan selalu bertindak sesuai
dengan perturan-peraturan Pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran
di tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati
untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau
tanda-tanda lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup
penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa sedemikian
sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.
VI - 85
C.1.3.5.
C.1.3.6.
C.1.4.
C.1.4.1.
Urugan Tanah
Umum
Urugan dilaksanakan pada :
a. Semua bekas lubang pondasi
b. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun dengan
urugan tanah harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang
telah ditetapkan, juga termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman
di sekitarnya.
C.1.4.2.
VI - 86
Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara
horizontal dan dipadatkan.
Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan
untuk pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya,
dengan kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan
finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan
diratakan sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya
permukaan, bergelombang, dan sebagainya.
C.1.5.
Urugan Pasir
Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama
seperti pada pengurugan dengan tanah timbunan.
C.1.6.
Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu
merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahanbahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai
gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.
C.1.7.
C.2.
C.2.1.
PEKERJAAN BETON
Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar
dan air, dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang
dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang
baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain
sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan
bahwa bila dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup
untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga di antara agregat kasar dan
terdapat sedikit sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air
yang dipakai dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan
kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan
cara pengecoran beton.
VI - 88
C.2.3.
Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan
Normatif SNI 15-2049-1994.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi
dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam
tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus memberikan
pada Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama
pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat
pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah
diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus
air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang
membatu atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan
Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak
VI - 89
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari
satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat
dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi
bahan harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang
dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber
pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.
C.2.5.
Kelas Beton
Tabel 6.2 Kelas Beton
Mutu
Beton
Ukuran Agregat
Maks.(mm)
Rasio Air/Semen
Maks. (terhadap
berat)
K-350
37
0,45
315
25
0,45
335
19
0,45
365
37
0,45
300
25
0,45
320
19
0,45
350
37
0,50
290
25
0,50
310
19
0,50
340
K-175
0,57
300
K-125
0,60
250
K-300
K-250
VI - 92
Mutu
Beton
C.2.8.
SLUMP[mm]
Benda Uji
silinder
15x30 cm
Digetarkan
Tidak
digetarka
n
28 hari
7 hari
28 hari
K350
250
350
210
290
20-50
50-100
K300
215
300
180
250
20-50
50-100
K250
180
250
150
210
20-50
50-100
K225
150
225
125
190
20-50
50-100
K175
115
175
95
145
20-50
50-100
K125
80
125
70
105
20-50
50-100
C.2.9.
C.2.10.
Penolakan Beton
VI - 93
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai
standar yang ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh
pekerjaan beton darimana kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau
yang permukaan akhirnya tidak baik. Dalam hal penyedia barang/jasa harus
menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut
instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut penilaian Direksi sudah
memuaskan.
C.2.11.
C.2.12.
Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat
pengecor, pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan
daya yang kontinyu serta mempunyai kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus
disetujui oleh Direksi dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana
dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui
oleh Direksi untuk mutu beton tertentu. Pengadukan harus sedemikian
sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap partikel terbungkus
mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen tanpa adanya
air yang berlebihan.
C.2.13.
mengangkut dan mencor beton harus dibersihkan dan dicuci setiap hari
setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama lebih dari 30
menit.
Semua beton yang diaduk di lapangan harus ditempatkan pada posisi
akhirnya dan dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dari
dalam mixer. Pada umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari
ketinggian lebih dari 1,5 meter tetapi jika bagian pekerjaan tertentu
memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi maka dikerjakan
sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga agar aliran beton
tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu
operasi menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara
apapun sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika
diperoleh ijin tertulis dari Direksi. Semua beton harus dicorkan pada siang
hari, pengocoran bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan
pada siang hari kecuali jika sudah diperoleh ijin dari Direksi untuk
pengerjaan malam hari, ijin demikian tidak akan diberikan jika penyedia
barang/jasa tidak menyediakan sistem penerimaan yang memadai, yang
disetujui oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal,
waktu dan kondisi. Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini
harus tersedia untuk diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
C.2.14.
Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang
dioperasikan oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga,
segregasi dan sarang lebah (Honey Comb) memperlihatkan permukaan yang
merata ketika bekisting dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati
kepadatan uji kubus.
Vibrator bertipe Rotary Out of Balance (berputar di luar keseimbangan)
dengan frekuensi tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu
menghasilkan percepatan sebesar 69 pada beton yang disentuhnya. Harus
diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul segregasi
akibat vibrasi yang berlebihan.
Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika
penulangan menerus pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah
VI - 95
vibrator ynag dipakai di dalam suatu pengecoran harus sesuai dengan laju
pengecoran. Penyedia barang/jasa harus juga menyediakan sekurangkurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.
C.2.15.
Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung dipermukaan tanah, kecuali
jika ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di
atas tanah sebelum tulangan beton ditempatkan.
C.2.16.
C.2.17.
C.2.18.
C.2.19.
Siar-Siar Konstruksi
Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siarsiar tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang
VI - 96
dengan baik, jika perlu dibor guna melewati penulangan. Bila pengecoran
ditunda sampai pengecoran beton mulai mengeras, maka dianggap terdapat
siar konstruksi. Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus dari satu siar
ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam makan.
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal
atau vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading di dalam dinding
bekisting pada permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilan siar
yang memuaskan sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah
mengeras, permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan
seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan
dengan penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari
atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau
ditembus dengan pasir (Sand Blasted) untuk memperlihatkan agregat.
Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi bekisting
akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan
sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.
C.2.20.
Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan
oleh Direksi. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk
menyetujui dalam jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus
yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi
ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu dan
triplek harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik, semua
sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran. Pengikat baja
untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau dipakai,
bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton
sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap
lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara
yang harus ditutup dengan rapi segera setelah bekisting dibuka dengan spesi
semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton
induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting
harus dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh
Direksi.
Pada umumnya bekisting, akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali
sebelum memasang kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang
boleh dipakai ulang, panil kayu lapis yang ditolak oleh Direksi harus
VI - 97
Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihak karat lepas, minyak, gemuk,
cat, debu atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna
antara tulangan beton. Jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat
atau dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak boleh dicorkan sebelum
penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
C.2.21.1. Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984,
British Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII
0136-1984. British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja
ulir yang bertegangan tinggi, tegangan rendah baja tulangan bertengan tinggi
harus minimal 40 .0 kg/cm.
C.2.21.2. Penyimpangan
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi
alas kaki dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari
kemungkinan kerusakan dan karat.
C.2.21.3. Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan
daftar tekukan (Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja
tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang
diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan British Standard 4466 : 1969
atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi
semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh
Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau
tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan
diameter batang yang ditekuk.
C.2.21.4. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan
VI - 98
beton atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat
dengan kawat baja pada pilar dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6
mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan
yang ditetapkan untuk beton yang sedang di cor dan harus sekecil mungkin.
Block-block ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di
dalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada
siar kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda
kecuali diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari
beton yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin
menempel dari pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang
sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh Direksi.
Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus
disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari
permukaan suatu batang termasuk sengkang kepermukaan beton terdekat
dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
C.2.22.
pengujian secara periodik untuk menentukan kadar air agregat dan jumlah air
yang ditambahkan pada setiap adukan harus disesuaikan menurut hasil tes
tersebut.
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan
dan penambahan air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori di paraf
oleh pencatat waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.
Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
a.
b.
c.
d.
C.2.24.
C.2.25.
semuanya harus disetujui oleh Direksi. Posisi kolom yang dapat selama
pengerasan spesi dijaga dengan penopang-penopang yang didesain dengan
baik dan diangkur pada balok atau pelat pondasi.
Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan
bahan spesi, tetapi tidak boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan.
Direksi berhak untuk menolak kolom yang mengalami kerusakan.
C.2.25.1. Pemberian Lapisan Permukaan
Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus merupakan
master cron, non metalic florr Herdaner, Pemberian lapisan harus mengikuti
pentunjuk dari pabrikan.
C.2.25.2. Kemiringan Plat Lantai
Semua kemiringan plat lantai sebagaimana ditunjukan pada gambar harus
dihitung dari tebal pelat lantai yang diperlukan, bagian bawah yang
diperlukan, bagian bawah dari plat lantai ini baik miring maupun yang
horizontal.
C.2.25.3. Cacat pada Beton
Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk
menolak yang ternyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut;
a. Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang diperlihatkan pada
gambar
b. Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan
c. Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya
Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi
harus diisi dengan spesi semen yang memakai perbandingan semen dan
agregat halus yang sama seperti beton yang harus dikerjakan hingga
mencapai permukaan yang benar dengan memakai kikir.
C.2.25.4. Percobaan Bekisting untuk Finishing
Untuk menghasilkan akhir yang halus, penyedia barang/jasa harus
melakukan percobaan finishing untuk permukaan halus, percobaan ini akan
dilakukan pada balok pondasi dan kepala tiang menurut petunjuk Direksi.
Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana
disebutkan dalam spesifikasi ini, penyedia barang/jasa harus mengubah
rencana campuran beton dan/atau rencana bekisting dan selanjutnya
melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan standar beton muka halus yang
disetujui oleh Direksi.
VI - 101
C.3.
C.3.1.
PEKERJAAN BAJA
Umum
VI - 102
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari
jenis SS 400/ASTM 36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan
dijamin oleh sertifikat. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat
pengujian, pemilihan, pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan
pengujian lentur dalam keadaan dingin. Jika dipandang perlu Direksi dapat
memerintahkan untuk dilakukan pengujian terhadap baja konstruksi tersebut
sesuai dengan persyaratan pengujian yang berlaku.
C.3.2.
C.3.2.1.
Pabrikasi
Pemeriksaan dan Sebagainya
Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi.
Direksi mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan
pemeriksaaan pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan dibongkar atau
disiapkan untuk dikirim sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap pekerjaan
yang dianggap tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan
gambar rencana, Penyedia barang/jasa harus segera atau memperbaiki
dengan biaya sendiri. Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri
semua alat-alat yang diperlukan serta perancah agar dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
C.3.2.2.
C.3.2.3.
Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa
keseluruhannya sebelum dilakukan dan semua bagian tersebut harus bebas
dari puntiran dan kalau perlu diadakan tindakan-tindakan perbaikan sehingga
kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
C.3.2.4.
Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara
menggunting, menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang
diperoleh dari pemotongan harus menyiku pada bidang yang dipotong tepat
dan rata menurut ukuran yang diperlukan. Penyelesaian pada permukaan
umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan las pemotong,
maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari
plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens dari
gambar ujung dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang
disambung dengan plat penyambung dengan memakai paku keling atau baut
harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya. Pada sambungan
VI - 103
batang tekan maka toleransi maksimum adalah 0.1 mm dan tidak untuk
sambungan batang tarik maksimum 0.2 mm untuk setiap titik sambungan.
C.3.2.5.
C.3.2.6.
C.3.2.7.
C.3.2.8.
Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan semua plat potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit
bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal
sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu lubang ini dibor
VI - 104
lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang
sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri
dengan menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus
disingkirkan, plat-plat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.
C.3.2.9.
C.3.3.
C.3.3.1.
C.3.3.3.
Pemasangan
a. Umum
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat
yang diperlukan dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan
mengelingkan baut atau las seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak
boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya yang digunakan
mendapat persetujuan dari Direksi. Semua bagian harus dikerjakan
secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift yang dipakai
mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling
atau baut, dan digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang
tepat seperti diisyaratkan di bawah ini. Penggunaan martil yang
berlebihan yang dapat merusak atau menganggu material tidak
diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang
menyulitkan pekerjaan montase serta menyulitkan pengepasan bagianbagian pekerjaan dengan menggunakan drift secara wajar harus
dilaporkan kepada Direksi. Permukaan dengan mesin perkakas harus
dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak
50 % sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya
40 % dari lubang diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10
% dari lubang pada suatu kelompok dikeling atau dibaut dengan
permanen sebelum baut montase atau drift diangkat (disingkirkan).
b. Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
VI - 106
VI - 107
Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki adalah
Galvanisasi celup panas.
C.3.3.6.
BWG
No.
Tebal Plat
Baja
22
0,71
534
24
0,56
534
26
0,46
380
28
0,36
380
VI - 108
b. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan
dipasang menurut standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan
harus lurus dan tidak boleh ada lekukan, kelim patriannya harus betulbetul kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer atau berlimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup
galvani atau dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang
bentuk dan ukurannya tertera dalam gambar.
c. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari timah
hitam dan timah putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai
peleburnya kedua zat.
C.3.3.7.
Pengecatan Baja
a. Umum
Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu di cat di pabrik dengan
cat dasar yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang
dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan cat
lapangan terdiri dari :
(1) Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang
telah dicat di bengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh Direksi,
karena telah rusak pada saat pengangkutan dan pemasangan serta
bidang-bidang lain yang diperintahkan oleh Direksi.
(2) Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang di cat di
semua bagian yang disebutkan pekerjaan besi itu
(3) Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada
pekerjaan tertentu, untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
b. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan
sand blasting atau cara lain yang disetujui oleh Direksi agar menjadi
logam yang bersih dengan menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan,
lumpur atau lainnya yang melengket padanya. Proses pelaksanaan
pembersihan dengan sand blasting harus disaksikan langsung oleh wakil
direksi. Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup dengan
cat dasar dan dicat segera setelah dibersihkan sebelum terjadi oksidasi.
c. Penggunaan Cat
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh
Direksi. Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab,
berdebu, atau pada cuaca lain yang jelek.
VI - 109
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang
dari 6 bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan
dasar. Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan
kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan di atas. Cat (termasuk
penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi) harus disapu dengan kuat
pada permukaan baja, sekitar paku keling pada setiap sudut, sambungan
pada setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air,
bahan lain yang disetujui oleh Direksi.
C.4.
C.4.1.
C.4.2.
C.4.2.1.
Bahan-bahan
Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai
pada beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera
pada Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8
C.4.2.2.
Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat
dihancurkan dengan tangan
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat
adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau
lariutan teh yang sedang kepekatannya.
VI - 110
Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung),
batu belah atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagi
berikut:
a. harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
b. batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan
tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan,
mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus
mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
C.4.2.4.
Bata Merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan
ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang.
Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua
yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum
harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm.
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari
1 bagian Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan
dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau
menutupi dengan memakai karung basah.
C.4.2.5.
Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh
dipakai semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton.
VI - 111
C.4.2.6.
Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah
disetujui Direksi.
C.4.2.7.
Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
C.4.3.
C.4.3.1.
Adukan
Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai
alas yang rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada
persetujuan dari Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai
diperlihatkan warna adukan yang merata.
C.4.3.2.
Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar
atau dalam uraian dan syarat-syarat ini.
Spesi
M1
1 pc : 1 kpr : 6 psr
M2
atau 1 pc : 3 psr
M3
1 pc : 2 psr
1 pc : 4 psr
C.4.4.
C.4.4.1.
Blok-blok beton
Tipe dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah
lainnya maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak
melampaui batas dan disetujui oleh direksi. Blok-blok beton tersebut harus
bersih, tidak menunjukan tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat
mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.
VI - 112
C.4.4.2.
Campuran adukan
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari
1 bagian portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30
kg/cm pada umur 40 hari.
C.4.4.3.
C.4.4.4.
Tembok-tembok ventilasi
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan
ventilasi tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus
lurus, seragam dengan menarik garis lurus di antara kedua ujungnya.
Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan
yang ditetapkan oleh Direksi.
C.4.5.
C.4.5.1.
C.4.5.2.
Pemasangan
Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada gambar
rencana juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan bata
merah harus dibasahi dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih
baik antara mortar dan bata merah. Pasangan bata merah dan lainnya harus
disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara bata merah yang satu dengan
yang lainnya. Penembokkan harus dilaksanakan pada keadaan cuaca yang
baik, ataupun dengan perlindungan yang khusus dan tiap hari tidak
diperbolehkan melaksanakan pasangan dengan tinggi melebihi 1 cm.
C.4.5.3.
Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat
antara mortar plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
VI - 113
C.4.6.
C.4.6.1.
Pasangan Batu
Umum
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras
dengan ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak.
Pemasangan dari batu-batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.
C.4.6.2.
Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain
dapat dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk
bangunan reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama
yang dipakai campuran M2.
C.5.
C.5.1.
C.5.1.1.
C.5.1.2.
C.5.1.3.
C.5.1.4.
VI - 114
C.5.2.
C.5.2.1.
Pengecatan
Material, Ketentuan Umum
Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, ICI atau
sejenisnya yang disetujui oleh Direksi).
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan
oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan
pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna
serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu pada
saat dipakai.
C.5.2.2.
Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk
pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang
untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin dan yang khusus
diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi, untuk pekerjaan-pekerjaan besi
pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-cat yang
dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis
emulsion paint yang terdiri dari alkyd resin.
C.5.2.3.
Daftar Bahan
Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan
sebelum pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan
dan dikoreksi, semua material tersebut harus disetujui oleh Direksi.
C.5.2.4.
Pemilihan Warna
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia
barang/jasa dari contoh-contoh yang diberikan supplier.
C.5.2.5.
Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan
dari kotoran dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah
dihaluskan terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang lazim
dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara
memotong, menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang
kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk
lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras,
dipotong dan diratakan dengan permukaan di sekitarnya sampai halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya
harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
VI - 115
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, Upox calcium Plumbate Primer dari
merek yang disetujui, tebal dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan
diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan, permukaan
besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran dan debu.
Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering
dan pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari
Direksi. Semua cacat-cacat harus diperbaiki seperti pada bagian yang
menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang retak ataupun berlubang
harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah yang harus
diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan
kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.
C.5.2.6.
Pengecatan Akhir
Pengecatan akhir harus terdiri dari:
a. Kayu (dicat)
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan yang mengkilat.
b. Kayu (divernis)
Dua lapis pernis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan yang mengkilat.
c. Besi yang dilapisi dengan epoxy
Dua lapis dari Opoxemuel yang dicampur dulu dengan upox
hardener dengan perbandingan yang seperti diberikan pabrik
pembuatnya dengan masing-masing tebalnya 40 microns.
d. Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua
lapis cat emulsion untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk
permukaan sebelah luar.
C.5.3.
C.5.4.
Tanda - tanda
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk
mengerjakan pekerjaan sebagai berikut :
VI - 116
a. Menulis atau memberi nomor pintu di atas setiap plat kunci pada kedua
sisi dari pintu-pintu tersebut.
b. Menulis atau memberi nomor dari setiap kunci.
C.5.5.
Perancah
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
C.5.6.
Tenaga Kerja
Hanya tenaga terampil dan asli dipakai untuk mengerjakan pemasangan
kaca, pengecatan dsb. Harus ada kepala tukang kayu yang ahli yang
mengawasi selama pekerjaan berlangsung.
C.5.7.
C.5.8.
C.5.8.1.
Perpipaan/Plumbing
Umum
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang
terlihat pada gambar rencana untuk memasang :
a. Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut
b. Sistem pembuangan air kotor
c. Pelengkap
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan
dan pemasangan seluruh sistem sampai pada pengetesan sehingga semua
sistem bekerja sesuai dengan rencana.
C.5.8.2.
Material
Pipa-pipa Baja Galvanized, semua pipa baja galvanized serta perlengkapan
harus dari jenis yang disetujui serta standard yang berlaku (ditentukan
kemudian).
C.5.8.3.
Pipa-pipa PVC
Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang
disetujui serta dari Acuan Normatif yang berlaku (ditentukan kemudian)
C.5.8.4.
Material-material Pelengkap
Material-material pelengkap seperti westafel dsb, harus disesuaikan dengan
gambar. Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua perlengkapan
tersebut harus dari jenis dan merek yang disetujui. Semua unit perlengkapan
VI - 117
tersebut harus dipasang pada tempatnya dengan sambungan yang kaku dan
kuat dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang ahli.
C.5.8.5.
C.5.8.6.
C.5.8.7.
Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan
seperti tersebut dibawah ini :
a. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan
lurus-lurus
b. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang
terpasang lebih pendek daripada panjang pipa.
c. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung
secara merata dan material yang langsung berhubungan dengan pipa
harus bersih atau bebas dari batu besar atau bahan- bahan yang merusak
pipa.
d. Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk
menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan
air kotor dan juga untuk memudahkan pengontrolan dari sistem.
e. Ujung-ujung pipa yang terbuka kadang-kadang harus ditutup selama
jangka waktu pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau lumpur
yang akan masuk kedalam pipa.
f. Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat bekerja
dengan baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.
C.5.8.8.
VI - 118
C.5.9.
C.5.9.1.
Sistem Drainase
Penggalian
Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus
merupakan garis lurus dengan kedalaman, kemiringan yang ditunjukkan
pada gambar rencana. Parit tersebut harus mempunyai lebar sehingga
memungkinkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik karena
ruang geraknya mencukupi. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun
melebihi 50 cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan
penahan dan sebagainya, jika diperlukan untuk menjaga penggalian tanah
melebihi dari yang direncanakan maka harus ditutup dengan beton tumbuk
atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi. Pada saat pelaksanaan
tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus
dijaga agar tanah tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu
pekerjaan. Bagian bawah dari galian tanah harus menunjukkan daya dukung
yang baik agar dapat mendukung beban yang akan bekerja di atasnya. Juga
harus dihindari dari genangan air yang dapat mengganggu lancarnya
pekejaan.
C.5.9.2.
C.5.9.3.
C.5.9.4.
C.5.9.5.
Penimbunan Parit
Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan
pengetesan. Tanah timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai
VI - 119
C.5.9.7.
C.5.10.
digunakan
dan
dapat
VI - 120
VI - 121
C.5.11.8. Gambar-gambar
Penyedia barang/jasa harus memelihara catatan-catatan kabel dan
menyiapkan gambar-gambar untuk memberikan detil secara teliti, layout
seluruh kabel ditambah potongan melintang dan lokasi kabel. Catatancatatan asli dibuat satu copynya serta gambar-gambarnya diajukan Direksi
untuk disetujui.
C.5.11.9. Perlengkapan Sambungan dan Alat-Alat Pengatur
Pemasangan katup, perlengkapan sambungan dan sebagainya harus
mendapatkan pengawasan dan perhatian yang seksama terhadap kebersihan
penopang dan sambungan seperti tersebut di atas mengenai perpipaan. Katup
masuk bawah tanah yang terbuat dari besi yang dapat ditempa, harus cocok
terhadap pipa pada posisi mendatar. Sedangkan porosnya ditempatkan secara
tegak lurus. Kecuali bila arah pipa tidak mendatar.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari
poros, pembungkus dan kotak luar, Mur dari katup harus dapat dioperasikan
dengan mudah melalui lubang pembukaan atau lubang kontrol.
C.5.11.10. Pemasangan Lampu-lampu Penerangan.
Semua pemasangan lampu penerangan harus dilaksanakan sesuai dengan
yang ditunjukkan pada gambar rencana dengan memperhatikan kode-kode
yang ada. Penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan tersebut sesuai
dengan ketentuan seperti pada gambar rencana baik mengenai model,
kapasitas, kualitas, warna dan sebagainya. Bila ada kekurangan mengenai hal
tersebut dan terdapat ketidakjelasan terhadap apa yang ditunjukkan pada
gambar, maka bisa dimintakan persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
C.5.12.
VI - 122
C.5.13.
Panel Listrik
a. Jumlah dan jenis komponen panel listrik sesuai dengan yang ditunjukan
dalam gambar
b. Tebal pelat yang digunakan minimum 1,0 mm
c. Bentuk panel listrik untuk panel utama dan panel tenaga, sebaiknya
berdiri sendiri dan untuk panel penerangan terbenam di dalam tembok,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
d. Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sisi sebelah
atas panel kecuali stop kontak lantai.
e. Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk
f. Kabel masuk dilengkapi dengan cable plug yang besarnya disesuaikan
dengan ukuran kabel.
C.5.14.
VI - 123
Masa Pemeliharaan
Terhitung dari tanggal penyerahan pertama dengan jangka waktu yang
ditentukan dalam kontrak, Penyedia barang/jasa diwajibkan memperbaiki
pekerjaan yang kurang baik, pengurugan amblas, bahan yang jelek atau halhal lain yang sesuai dengan catatan dari Direksi. Setelah semua kekurangan
dan kerusakan ini diperbaiki dengan memuaskan dan diterima dengan baik
oleh Direksi, maka setelah jangka waktu pemeliharaan dilampaui, pekerjaan
sekali lagi diserahkan oleh Penyedia barang/jasa. Hal ini akan dinyatakan
secara tertulis dalam bentuk suatu Berita Acara Penyerahan Kedua.
Bila Penyedia barang / jasa dalam masa tersebut atas teguran /
pemberitahuan Direksi tidak melaksanakan perbaikan / pemeliharaan, maka
Direksi berhak untuk memutuskan/memotong jaminan pemeliharaan atau
menyuruh pihak ketiga untuk melakukan pekerjaan itu atas tanggungan
Penyedia barang/jasa (pihak kedua).
D.
D.1.
D.2.
Acuan Normatif
Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini
harus memenuhi syarat-syarat dalam :
a. Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5.
D.3.
D.3.1.
Kayu
Mutu Kayu
Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk
penyangga harus kayu dengan mutu A sesuai dengan PPKI. Semua kayu
harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak,
VI - 124
Kadar air
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan harus lebih kecil
atau sama dengan 15%, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar
harus lebih kecil atau sama dengan 20%.
Harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan baik pada saat
penyimpanan, pengerjaan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
D.4.
Macam-macam kayu
Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan
atau ditentukan pada saat rapat penjelasan.
D.5.
Penyimpanan kayu
Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk
agar tidak menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui Direksi.
Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai
jarak tidak kurang dari 7,5 cm dari batang yang berdampingan.
Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus terhadap
lapisan di bawahnya atau dipisahkan dengan tumpukan pada jarak tertentu
untuk mencegah perubahan dari bentuk kayu. Kayu pada setiap lapisan harus
dipisahkan dari kayu-kayu berdampingan dengan jarak horizontal 2,5 cm.
Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi
dengan baik dan bila kayu-kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk
digunakan, maka kayu itu akan ditolak dan harus diganti oleh Penyedia
barang/jasa atas tanggungannya.
D.6.
Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali
penyimpangan-penyimpangan sedikit akibat penggergajian di perkebunan.
Ukuran-ukuran yang menyimpang harus disesuaikan seperti yang ditunjukan
dalam gambar rencana.
D.7.
VI - 125
D.8.
Penyusutan kayu
Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus
sedemikian rupa sehingga penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau araharah tertentu harus tidak mempengaruhi kekuatan dan bentuk terakhir dari
pekerjaan dan tidak merusak bahan-bahan secara terus menerus.
D.9.
Pabrikasi
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi
persiapan pekerjaan pabrikasi juga termasuk penyedian semua plat-plat
penyambung,sekrup-sekrup, paku, dan lain sebagainya, sehingga pekerjaan
dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan gambar rencana. Penyedia
barang/jasa harus menyiapkan pula segala keperluan untuk pemasangan
seperti perancah-perancah dan lain sebagainya, untuk mendukung dan
memasang konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar
rencana.
D.10.
E.
E.1.
E.1.1.
E.1.2.
Acuan Normatif
SNI 06-0112-1987, Pipa polister serat gelas untuk saluran air bertekanan
dan saluran air buangan
SNI 06-0162-1987, Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di
luar bangunan.
SNI 07-0070-1987, Mutu dan cara uji baja siku sama kaki bertepi bulat
canai panas hasil reroling.
SNI 07-0071-1987, Mutu dan cara uji pipa baja las spiral.
SNl 07-2295-1988, Sambungan profil dengan profil menggunakan
sistem las atau baut .
VI - 127
E.1.3.
Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang terlibat dalam paket pekerjaan ini haruslah tenaga ahli ahli
Teknik Lingkungan/ Teknik Sipil/ Teknik Elektro/ Teknik Kimia/ Teknik
Mesin
E.1.4.
E.1.5.
Dokumen Gambar
Peserta pelelangan harus melampirkan gambar beserta brosur asli dari pabrik
dalam dokumen penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan
spesifikasi teknis dari unit paket Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang
ditawarkan.
E.1.6.
Keselamatan kerja
Penyedia barang/jasa harus menjamin keselamatan dan kesehatan para
pekerja maupun masyarakat sekeliling workshop dan lokasi pemasangan,
mengikuti peraturan keselamatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, antara
lain:
a. Lokasi pemasangan harus diberi pagar/jaring untuk mencegah bendabenda jatuh yang bisa menyebabkan jatuhnya korban.
b. Dibuat jeruji sementara di tempat yang berisiko tinggi orang dapat jatuh.
c. Menjaga keamanan hal-hal yang berhubungan dengan listrik.
E.1.7.
VI - 128
Jika kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan time schedule, maka pengguna
barang/jasa dapat menginstruksikan kepada penyedia barang/jasa untuk
meninjau kembali jadwal yang ada.
E.1.8.
E.1.9.
Lokasi Instalasi
Penyedia barang/jasa harus memeriksa rute transportasi dari workshop ke
lokasi pemasangan dan melaporkan kepada pengguna barang/jasa unit-unit
apa saja yang membutuhkan perubahan ukuran dan juga unit-unit yang akan
dimodifikasi jika ada. Penyedia barang/jasa dapat memanfaatkan fasilitas
listrik dan air yang ada di lokasi dan untuk semua ini penyedia barang/jasa
harus membayar kepada pihak PDAM atau pihak yang terkait dan apabila
tidak ada fasilitas tersebut maka Penyedia barang/jasa harus sudah
memperhitungkan dan membiayai sendiri semua pengeluaran tersebut.
Setelah pekerjaan selesai, Penyedia barang/jasa harus membenahi semua
perlengkapannya dan lokasi proyek harus sudah bersih dan siap untuk
digunakan sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa.
VI - 129
E.2.
Air (IPA) tersebut berjalan dengan baik dengan kualitas pengolahan air
sesuai dengan yang diharapkan, minimal 2 (dua) tahun sejak Unit Paket
Instalasi Pengolahan Air (IPA) tersebut dioperasikan.
E.3.
PROSES PENGOLAHAN
Bangunan-bangunan/ unit-unit pengolahan yang ada dalam Unit Paket
Instalasi Pengolahan Air (IPA) tersebut minimum memiliki 2 unit /
kompartemen dalam satu paket (agar terjamin kontinuitas pengaliran pada
saat ada perbaikan pada salah satu unit) yang antara lain terdiri dari:
Tabel 6.6 Proses Pengolahan
No
1
Komponen
Jenis
Komponen Utama
2). Ambang
turbin, elektromagnetik
ultrasonik.
3). Pompa dosing
10).
Desinfeksi
tajam,
dan
4). Mekanis,
hidrolis,
in
line
dan kompresor;
5). Hidrolis, mekanis dan dynamic
mixer;
media
Pompa dosing
Komponen Penunjang
(pilihan)
1). Penampung
E.3.1.
1). Reservoar
Air Baku
Air baku harus memiliki kualitas sebagai berikut:
VI - 131
E.3.2.2.
Bentuk
Bentuk Unit Pengaduk cepat dapat terdiri atas :
a. Type Hidrolis
1. Dalam Pipa, dengan menggunakan kecepatan pengaliran sebagai
sumber energi untuk pengadukan.
2. Static Mixer, merupakan peralatan khusus yang dipasang pada
pipa untuk mempercepat proses pengadukan. Prinsip kerja peralatan
ini adalah memecah dan memutar aliran sehingga gradien kecepatan
menjadi lebih besar.
3. Terjunan, memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi terjunan air.
b. Type Mekanis
Pengaduk cepat tipe mekanis terdiri atas : impeller, turbin, impeller
paddle dan impeller propeller.
E.3.2.3.
Ukuran
Ukuran unit koagulasi (koagulator) harus sesuai dengan perhitungan
berdasarkan SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
a) Untuk tipe pengadukan dalam pipa dapat digunakan pipa GIP dengan
diameter yang disesuaikan dengan kapasitas IPA yang dibuat.
b) Jarak pembubuhan sampai bak penampungan antara 5 - 20 m.
VI - 132
Kinerja
Unit Koagulasi bekerja dengan baik pada kondisi :
a. pH Air Baku antara 5-11 (tergantung dari jenis koagulan yang digunakan
(misalnya : alum 5-7, garam besi 5-11, PAC 6-9)
b. Energi untuk pencampuran dapat menghasilkan gradien kecepatan G >
750/det., sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket
unit IPA
c. Waktu detensi 1 3 detik, sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA
d. Untuk stabilitas aliran, dicek dengan bilangan Reynold Nre > 10.000,
sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
e. Bentuk dan ukuran peralatan pengaduk cepat disesuaikan dengan
teknologi IPA paket yang ditawarkan namun mampu menghasilkan
kinerja sebagaimana ditetapkan dalam butir a
E.3.2.5.
Kekuatan Struktur
Pelat harus dapat menahan tekanan kerja nominal 10 g/cm2.
E.3.3.
E.3.3.1.
E.3.3.2.
Bentuk
Bentuk unit flokulasi dibuat nilai gradien kecepatan menurun dari 80/det
sampai 20/det. Dasar setiap bak dibuat sludge hopper dilengkapi pipa
pembuang Lumpur.
E.3.3.3.
Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit flokulasi (flokulator)
harus sesuai dengan perhitungan berdasarkan SNI 19-6774-2002, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
Ukuran bak flokulasi diperhitungkan terhadap debit pengolahan dan waktu
retensi selama 15-40 menit, sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA
VI - 133
Kinerja
Untuk mendapatkan hasil flokulasi yang baik maka kondisi pengaliran harus
dapat diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali.
Faktor yang sangat berpengaruh adalah :
a. Waktu kontak (td) : 15 - 40 menit, sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata
cara perencanaan paket unit IPA
b. Gradien Kecepatan (G) : 80 20/det, sesuai dengan SNI 19-6774-2002,
tata cara perencanaan paket unit IPA
E.3.3.5.
Struktur Bangunan
Seluruh bangunan terletak di atas permukaan tanah di atas pondasi beton
bertulang K-225. Untuk jenis tanah lembek (P tanah < 5) maka pondasi
dibuat di atas cerucuk /minipile/pile sesuai perhitungan pondasi.
E.3.3.6.
Pekerjaan Mekanikal
Pekerjaan pemasangan pipa-pipa pembuangan Lumpur harus terbuat dari
pipa baja yang sudah di las dari pabrik sehingga dijamin tidak bocor. Untuk
diameter > 40 mm, peralatan pipa harus tahan terhadap tekanan kerja
maksimal 12 bar.
E.3.4.
E.3.4.1.
E.3.4.2.
Bentuk
Bak sedimentasi terbuat dari plat baja yang dilapisi dengan sand blasting dan
epoxy.
Unit sedimentasi mempunyai 2 bentuk dinding yaitu:
a. Dinding rata.
Pelat IPA dengan dinding rata mempunyai ketebalan dinding yang
berbeda dan tergantung pada kapasitas IPAnya.
b. Dinding corrugated.
Pelat IPA dengan dinding corrugated mempunyai ketebalan dinding yang
sama untuk kapasitas IPA 1 l/detik - 50 L/detik.
Bentuk pengendap pada unit sedimentasi ada 2 (dua) macam yatu:
a.
Bentuk Pelat
VI - 134
Kapasitas IPA
( L/detik)
1
2
3
4
5
1
5
10
20
50
b.
No
Kapasitas
IPA
( L/detik)
1
2
3
4
5
1
5
10
20
50
150 200
240 300
350 400
450 - 500
540 600
VI - 135
E.3.4.3.
No
Kapasitas IPA
( L/detik)
1
2
3
1 - 10
20
50
Diameter Tube
Setller
cm
2,50
3,0
3,50
Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit sedimentasi harus
sesuai dengan perhitungan berdasarkan SNI 19-6774-2002, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
Dimensi bak pengendap dihitung berdasarkan kriteria beban permukaan
yang berkisar antara 1 - 4 m/m2/jam, dengan jarak antar pelat 2,5 5 cm.
sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
E.3.4.4.
Kinerja
Untuk mendapatkan hasil sedimentasi yang baik maka kondisi pengaliran
harus dapat diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah
kembali dan dapat mengendap semaksimal mungkin. Faktor yang sangat
berpengaruh (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket
unit IPA ) adalah :
a. Beban permukaan
1 - 4 m/m2/jam
b. Waktu detensi (td)
> 25 menit
c. Kecepatan hidrolis < 0,0075 m/det
d. Nilai Reynolds
< 500
e. Nilai Froude
> 10-5
f. Beban pelimpah
6,2 11,5 m3/jam
Apabila menggunakan sistem sludge blanket hopper bottom faktor
mempengaruhi adalah sebagai berikut :
a. Beban permukaan
b. Waktu detensi (td)
c. Kecepatan hidrolis
E.3.5.
yang
48 72 m/hari
40 80 menit
< 0,0075 m/det
VI - 136
Media pasir untuk filter menggunakan media pasir sesuai dengan SNI 196774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA.
Ketebalan media penyangga (kerikil) adalah (5 - 20) cm (sesuai dengan SNI
19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):.
a. Diameter kerikil = ( 2 - 65 ) mm
b. Kecepatan filtrasi = ( 6-11) m/jam
c. Kecepatan pencucian filter = (36-50) m/jam
Sistem pencucian boleh dilakukan dengan sistem pemompaan backwash
maupun dengan sistem gravitasi saling mencuci (inter filter backwash)
dengan persyaratan umum yaitu tersedianya kontrol head loss atau driving
head sebesar 3 ft s/d 15 ft (0,91 m s/d 4,57 m).
Pengaturan debit yang masuk dan keluar dari unit filtrasi harus dapat diatur
dengan mudah dan hasil pengolahan dapat dilihat melalui meter aliran/ flow
meter yang sudah termasuk dalam pekerjaan ini.
E.3.6.
E.3.6.1.
E.3.6.2.
P = 6 - 30 m; L = 6 m
20 30 cm
pipa
Jenis pipa pengalir lumpur
> 100 m
Perlengkapan tambahan
KERIKIL
Kedalaman Total
Pemasangan
Peletakkan
Ukuran
Kualitas
PASIR
Tebal lapisan pasir
23 -30 cm
Ukuran partikel
0,8 1,6 mm
UC Pasir
< 4,0
ES Pasir
0,3 0,75 mm
Jenis pasir
Kualitas
UNDERDRAIN
E.3.7
1%
2,5 6 m
Pemasangan
Bahan
Kekuatan
VI - 139
TABEL 6.12
Kriteria Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Non Gambut
Untuk Sistem Sludge Blanket
VI -140
E.4.
E.4.1.
VI -141
Kapasitas IPA
(L/detik)
Bentuk Kotak
1
2
3
4
5
E.4.2.
1
5
10
20
50
4
6
6
8
minimal 10
Ketebalan
pelat IPA
dinding
corrugated
(mm)
Bentuk
Bulat/Konus
4
5
6
5
6
5
6
5
8
5
No
2
3
Tabel 6.15
Tebal pelat IPA Fibreglass
Ketebalan pelat dinding IPA
Kapasitas IPA
(mm)
(L/detik)
5
10
5-8
5-12
VI -142
E.4.3.
Pelat pengendap
Pelat pengendap dari bahan fiber glass, PVC dan stainless steel dengan lendutan
(defleksi) tidak melebihi 5 % pada beban 1285 N/m2 .
E.4.4.
E.4.5.
E.4.6.
Peralatan pelengkap
a) Pompa air baku dengan ketentuan sebagai berikut (sesuai dengan SNI 196774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):
(1) Pompa air baku harus dipilih dari jenis submersible, centrifugal dan yang
tidak mudah tersumbat (non clogging);
(2) Bila menggunakan pompa centrifugal harus memperhitungkan jarak dari
pompa terhadap muka air terendah (net positif suction head).
(3) Pompa air baku sampai head 30 m harus mempunyai impeller tunggal
(single stage);
(4) Bearing pompa menggunakan pelumas (lubrication air);
(5) Elektromotor yang dapat dipakai dalam air dengan ketentuan sebagai
berikut itu :
a) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 volt, 3
phase, 50 Hz; atau sesuai daya PLN
b) Pole : 2 atau 4 pole;
c) Putaran maksimal 2900 rpm.;
d) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan
mampu bekerja selama 15 jam per hari dengan suhu lingkungan
VI -143
VI -144
b) Kurva Kinerja.
d) Pompa pembubuh, yaitu (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA) :
Pembubuh larutan kimia harus menggunakan pompa dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Stroke dapat diatur;
(2) Jenis piston atau membrane, bila dengan membran harus sesuai dengan
bahan kimia yang dipompakan;
(3) Pompa dapat bekerja baik dan terus menerus pada beban penuh;
(4) Ketentuan lain mengikuti spesifikasi pabrik.
e) Alat Ukur Aliran (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan
paket unit IPA):
IPA dilengkapi dengan alat ukur aliran (flow meter)
(1) Flow meter inlet tipe magnetic untuk mengukur debit masuk
(2) Flow meter outlet untuk mengukur debit olahan pada daerah inlet.
E.4.7.
VI -145
(4) Satu panel darurat untuk mematikan mesin, bilamana temperatur air
pendingin naik, tekanan oli turun, voltage naik berlebihan, putaran naik;
(5) Satu panel tekanan bahan bakar;
(6) Satu panel ammeter arus pengisi accu:
(7) Satu panel penunjuk jam operasi mesin;
(8) Satu panel penunjuk putaran ( tacho meter);
(9) Satu set panel indikator kerja ;
d) Panel generator harus mempunyai:
(1) Satu panel Volt meter;
(2) Satu tombol pemilih tegangan (selector switch);
(3) Satu tombol pengatur tegangan;
(4) Satu panel Watt meter;
(5) Satu panel frekuensi meter;
(6) Satu tombol, reset lampu panel.
E.4.8.
Ampere meter
Volt meter
Tombol untuk menjalankan pompa
Relay non bimetal
On/Off swicth
Lampu indikator untuk run, ready dan trip
Fuse dan MCB
20 watt heater
VI -146
Pembumian (Grounding)
Pembumian terdiri dari(sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan
paket unit IPA) :
a) Panel, transformator, generator dan elektromotor perlu pembumian;
b) Tahanan tanah tidak boleh dari 5 Ohm;
c) Persyaratan harus sesuai dengan SNI 04-0225- 2000, PUIL 2000.
E.4.10.
VI -147
k)
l)
m)
n)
o)
p)
q)
r)
s)
t)
E.5.
dayanya lebih dari1,5 KW : atau dihubungkan ke tiga atau lebih kontakkontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih dari I6 A; atau
mempunyai arus nominal 100 A atau lebih;
Pada sisi penghantar masuk, dipasang pengaman lebur sebelum sakelar;
Pengaman lebur untuk penerangan harus di pasang secara terbuka;
Dalam pemasangan rel dan penghantar didalam MDP harus diperhitungkan
agar tidak terjadi panas yang berlebihan;
Pemasangan bagian telanjang yakni bagian yang bersifat penghantar, tetapi
tidak termasuk sirkuit arus atau bagian bertegangan lain dengan polaritas atau
phase berbeda atau sama, harus mempunyai jarak minimal 5 cm;
MDP harus diberi penghantar pembumian tersendiri;
Alat ukur dan indikator yang dipasang pada MDP harus terlihat jelas dan
harus ada petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang
ditunjukan;
Penghantar rel
Penghantar rel harus terbuat dari tembaga yang memenuhi pesyaratan sebagai
penghantar listrik;
Besar arus yang mengalir diperhitungkan sesuai kemampuan rel dan tidak
akan menyebabkan suhu lebih dari 65C. Ukuran rel pada 35C menurut
Tabel 6.6-1 pembebanan penghantar yang diperbolehkan untuk tembaga,
PUIL 2000, SNI 04-0225-2000;
Komponen gawai kendali seperti tombol, sakelar, lampu sinyal, sakelar
magnit dan kawat penghubung harus mempunyai kemampuan yang sesuai
dengan penggunaannya dan harus mempunyai tanda atau warna yang
memudahkan operator untuk melayaninya.
(1) Perangkat kendali
a) Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali tersendiri;
b) Tiap kendali motor arus bolak-balik harus mampu memutuskan arus
motor macet;
c) Sarana pemutus arus harus dapat memutuskan hubungan antara motor
serta kendali dan semua penghantar suplai yang dibumikan, sehingga
tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri;
d) Pemutus arus harus mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya
115% dari jumlah arus beban penuh;
(2) Peralatan laboratorium minimal harus tersedia peralatan untuk
pemeriksaan kekeruhan, pH, sisa Chlor, direkomendasikan untuk
dilengkapi dengan pemeriksaan : warna, jar test, tabung Imhoff,
kepekatan Iarutan, timbangan dan peralatan gelas.
Struktur
Struktur paket unit instalasi pengolahan air harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) Pondasi dari beton bertulang, beton tumbuk atau pasangan batu belah
sesuai dengan daya dukung tanah setempat dimana IPA akan diletakan;
b) Sambungan sistem las sesuai dengan SNI 07-0071-1987 tentang mutu dan
cara uji pipa baja las spiral;
VI -148
c) Sambungan antara profil dengan profil menggunakan sistem las atau baut
sesuai dengan SNI 07-2295-1988;
d) Dinding baja harus diperkuat dengan baja siku sesuai dengan SNI 07-0701987 tentang baja siku sama kaki bertepi bulat, canai panas hasil rerolling,
mutu dan cara uji yang sesuai dengan desain pabrikan IPA.
Penggunaan pelat baja dimasing masing unit proses seperti tertera pada
tabel berikut ini :
Bagian
Pengaduk cepat
Jenis GIP Kelas
pipa SII 0161-81
Panjang pipa
Struktur setelah pembubuhan > 6 m
Ukuran
Pengaduklambat Pengendapan Penyaringan
Tebal baja minimal Tebal baja
Tebal baja
5 mm
minimal 5 mm minimal 5
mm.
Kelas baja Mild
Kelas baja
Steel SS.400
Mild Steel
Kelas baja
SS.400
Mild Steel
SS.400
E.6.
KINERJA
Paket Unit IPA harus mempunyai kinerja untuk kualitas, kuantitas air baku dan
air yang diolah, memenuhi ketentuan yang berlaku.
E.7.
E.7.1.
PABRIKASI
Umum
Semua pabrikasi harus dikerjakan di workshop, hanya pemasangan unit-unit
seperti pengelasan dan penyambungan joint (sambungan) yang disetujui oleh
pengguna barang/jasa dapat dilaksanakan di lokasi pemasangan.
E.7.2.
VI -149
E.7.4.
Identifikasi
Untuk tujuan penandaan pada waktu pabrikasi, setiap bagian ditandai dengan
tanda yang berbeda dan dapat tahan lama diusahakan tidak merusak material.
E.7.5.
Pemotongan
Pemotongan dilakukan dengan gergaji, gunting besar, croping atau alat pemotong
dengan mesin atau manual.
Alat pemotong manual digunakan apabila tidak mungkin digunakan alat
pemotong mesin.
Notthing adalah untuk memulai membuat lubang yang ukurannya lebih kecil dari
kebutuhan, sesudah itu Lubang tersebut disempurnakan sesuai kebutuhan dengan
dikikir atau digerinda.
Tepi-tepi potongan harus mempunyai profit yang benar dan bebas dari takik dan
bebas dari gerigi, jika perlu dibaut.
E.7.6.
Pembuatan Lubang
Pembuatan lubang untuk alat pengunci atau penjepit harus dibor. Pembuatan
lubang hanya dapat dilakukan pada sambungan (joint) struktur yang kedua dan
disetujui oleh pengguna barang/jasa.
Slotted holes dapat dibuat dengan membuat lubang langsung atau dengan
mengebor dua buah lubang dan disempurnakan dengan pemotongan. Semua
lubang untuk lubang kunci atau penjepit harus dibuat tempat pasangannya yang
sesuai sehingga kunci atau penjepit dapat dimasukkan dengan baik pada sudut
yang tepat.
Jika setiap elemen setelah dibor, akan diberi galvanis maka ukuran lubangnya
diperbesar 0,1 mm.
E.7.6.1.
Pengeboran
Bagian kasar harus disingkirkan dari lubang sebelum pemasangan kecuali dimana
lubang yang dibor langsung melalui bagian yang sudah diklem, serta bagian ini
tidak dapat dipisahkan lagi setelah dibor.
VI -150
E.7.6.2.
Ukuran Sebenarnya
Jika lubang langsung dibuat dalam ukuran yang sebenarnya, semua kondisi di
bawah ini harus dipenuhi :
a. Lubang harus bebas dari bagian yang kasar untuk mencegah berubahnya
posisi bagian yang padat ketika diketatkan.
b. Diameter material yang akan dimasukkan ke dalam lubang tidak boleh Lebih
besar dari diameter lubang.
E.7.6.3.
Ukuran Lubang
Untuk baut dengan diameter tidak lebih dari 24 mm, diameter lubang tidak boleh
lebih 2 mm daripada diameter baut, diameter lubang tidak boleh lebih 3 mm dari
diameter baut, kecuali untuk baseplate baja dan dispesifikasikan oleh pengguna
barang/jasa.
E.7.6.4.
Perakitan
Semua komponen harus dipasang menurut spesifikasi yang ditentukan sehingga
komponen tidak akan berlekuk, terpelintir atau kerusakan lainnya dan harus
disediakan jarak tertentu jika diperlukan.
Penyimpangan pada waktu meluruskan lubang diusahakan tidak membesarkan
lubang atau mengubah logam.
Jika penyimpangan terjadi tidak dapat digunakan kembali kecuali proses
pembesaran lubang disetujui oleh pengguna barang/jasa.
E.7.7.
Pengelasan
Pengelasan struktur/ kerangka baja harus sesuai dengan BS 5135 kecuali proses
lainnya yang disetujui oleh pengguna barang/jasa.
Selain proses pemancaran Logam, semua proses untuk pekerjaan pengelasan
kerangka baja hanya dapat dilakukan dengan persetujuan pengguna barang/jasa.
Pengelasan harus dilakukan secara merata ke seluruh bagian untuk memperkecil
korosi. Pengelasan yang terputus-putus harus dihindari.
Pengelas yang melaksanakan kegiatan pengelasan harus mempunyai sertifikat.
E.7.7.1.
Pelaksanaan Pengelasan
Kondisi yang baik untuk pekerjaan pengelasan adalah sebagai berikut :
a. Permukaan yang akan disambungkan/ digabungkan harus mempunyai bentuk
yang cocok untuk dilas (jarak di antara ujung yang akan disambung, sudut
pemotongan yang akan disambung, dan lain-lain harus benar.
b. Posisi tukang las dalam melakukan pengelasan harus benar, sebagai contoh
harus disediakan tangga untuk berpijak jika diperlukan.
c. Pengelasan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca yang buruk
(permukaan yang akan disambung dan tongkat untuk mengelas harus kering).
d. Cat dan kotoran lainnya yang dapat mengganggu proses pengelasan harus
disingkirkan sebelum pengelasan dilakukan.
VI -151
Material yang akan disambung harus mempunyai sifat yang mudah untuk dilas.
Filter logam pada tongkat untuk mengelas harus menghasilkan tenaga yang kuat,
waktu yang cukup lama dan pengaruh yang kuat kurang lebih sama atau lebih
besar dari kualitas baja yang akan disambung.
Sambungan harus kedap air meskipun tanpa proteksi terhadap korosi.
Pengelasan yang dilakukan harus sedemikian rupa sehingga tekanan dan
perubahan bentuk pada saat penyempurnaan bentuk dapat diminimalkan.
Permukaan baja yang akan dilas harus halus dan percikan hasil pengelasan harus
disingkirkan dengan jalan digerinda atau cara lainnya. Semua ujung-ujung yang
tajam harus ditumpulkan.
E.7.7.2.
Rencana Pengelasan
Dalam rencana pengelasan harus terdapat detil tentang pelaksanaan dan urutan
pekerjaan pengelasan dan metoda pemeriksaan dan dokumentasinya.
Rencana pengelasan ini sudah harus diserahkan kepada pengguna barang/jasa
sebelum pekerjaan dimulai. Pada saat pekerjaan dilaksanakan, Penyedia
barang/jasa harus mengawasinya dan menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan.
Pengelasan yang tidak sesuai dengan persyaratan harus diperbaiki dan
pemeriksaan harus diperketat sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa.
Pengguna barang/jasa dapat setiap waktu mengunjungi workshop untuk
memeriksa pekerjaan.
E.7.7.3.
VI -152
Galur pada mur harus dipotong setelah digalvanis dan diberi oli untuk
menghindari karat.
Washer dipasang di bawah mur pada permukaan yang miring, washer harus
mempunyai bentuk khusus untuk mengimbangi kemiringan.
Galur pada sekrup yang masuk ke dalam lubang tidak boleh lebih dari bagian dari
ketebatan baja yang disekrup.
Umumnya untuk memperkuat sambungan agar baut tidak mudah lepas
ditambahkan baut-baut kecil di sekitarnya. Jika ada kemungkinan mur dapat lepas
maka mur perlu dikunci.
Baut dan lain-lain harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mudah rusak
dan berkarat.
E.7.8.
VI -153
c. Pemeriksaan.
d. Petunjuk kepada pengguna barang/jasa tentang pemeliharaan dan perbaikan,
upaya pencegahan korosi.
e. Petunjuk dari pabrik untuk pemasangan sistem proteksi di lapangan.
Untuk bagian yang tidak dapat diberi proteksi setelah disambungkan maka
proteksi diberikan sebelum bagian tersebut disambungkan.
Kecuali sistem pencegahan khusus dilakukan untuk mencegah korosi semua
bagian-bagian yang berlubang harus ditutup untuk mencegah masuknya air yang
menyebabkan keLembaban didalam lubang tersebut.
Jika pada komponen-komponen yang telah dilas dilakukan usaha-usaha
pencegahan seperti pengecatan, pelapisan logam atau usaha-usaha lainnya yang
dapat merusak bagian yang dilas, maka usaha-usaha pencegahan ini tidak boleh
dilakukan. Alternatif usaha lainnya dapat dilakukan dengan persetujuan dari
pengguna barang/jasa.
Bagian yang dilas dan permukaan yang saling berdekatan tidak boleh dicat
sebelum adanya pemeriksaan dan persetujuan.
Pembersihan dilakukan dengan digosok/ diamplas (sandblasting). Semua oli dan
gemuk harus dihilangkan dengan cara dicuci dengan white spirit, nafta atau uap
air.
Semua kerak dan lapisan karat yang keras dihilangkan dengan cara dikerik,
digerinda atau dengan pemanasan.
Bahan yang digunakan untuk menggosok harus sesuai dengan BS 2451, atau
bahan lainnya yang disetujui oleh pengguna barang/jasa dengan ukuran yang
sesuai bebas dari bagian-bagian yang tajam, kelembaban dan oli.
VI -154
tersebut. Bahan-bahan pelapis ini harus dijaga kondisinya agar mutunya tetap
sama sebelum digunakan.
Cara membuat Lapisan pelindung untuk permukaan yang dapat dipengaruhi oleh
kondensasi atau pengembunan atau apabila temperatur ambien dapat
menyebabkan baja melepuh atau berkeru, maka harus mengikuti rekomendasi
dari pabrik cat.
Penyedia barang/jasa harus memperhatikan interval maksimum dan minimum
lapisan pelindung yang direkomendasikan oleh pabrik cat. Cara membuat lapisan
pelindung adalah disikat atau disemprot. Pengecatan dengan menggunakan roller
(gelinding) tidak diperbolehkan.
Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa tempat yang akan dilapisi harus
mempunyai ventilasi yang baik. Semua alat, sikat dan peralatan lainnya harus
dijaga bersih sebelum dan selama proses pelapisan dilakukan.
Setelah pekerjaan pelapisan selesai, permukaan harus tampak halus dan bebas
dari bagian-bagian yang kasar, lubang dan cacat-cacat lainnya.
Bahan-bahan pelapis yang rusak selama pengangkutan atau pembangunan harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa sesuai dengan prosedur dari pabrik cat dan
disetujui oleh pengguna barang/jasa.
E.7.8.2.
E.8.
E.8.1.
PEMASANGAN
Pengiriman, Penyimpanan dan Pemeliharaan
Komponen-komponen penting harus ditangani dan ditumpukkan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi kerusakan permanen pada komponen, artinya kerusakan
harus diminimalkan.
Selama berlangsungnya pemasangan juga dilindungi dari timbulnya kerusakankerusakan.
VI -155
Pemeliharaan khusus agar ujung-ujung yang bebas tetap keras/ kaku, mencegah
kerusakan permanen dan mampu melindungi mesin-mesin. Semua baut, mur,
washer, sekrup dan pelat-pelat kecil dan benda-benda harus dipak dengan baik
dan mudah diindentifikasikan.
E.8.2.
E.8.3.
E.9.
E.9.1.
LAIN-LAIN
Trial Run dan Comimisioning
Penawar diharuskan untuk menawarkan biaya untuk trial run termasuk training
untuk operator, supervisor dan bahan kimia yang digunakan untuk masa 120 jam
(5 hari).
E.9.2.
Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan dihitung untuk masa 180 hari kalender setelah penyerahan
pertama, dimana penawar diharuskan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan
yang terjadi pada waktu masa pemeliharaan atas beban sendiri terkecuali kalau
kerusakan tersebut disebabkan oleh salah operator dalam pengolahannya.
E.9.3.
Garansi ( Jaminan )
Penawaran harus dapat memberikan jaminan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
kepada Pengguna barang/jasa bahwa alat yang ditawarkan mampu mengolah air
baku menjadi air bersih seperti syarat yang diketuarkan oleh Departemen
Kesehatan RI, dengan kapasitas produksi dibuktikan dengan performance test
pada trial run (pemeriksaan di laboratorium).
VI -156
Selain itu harus dilakukan mutu kualitas air bersih yang dihasilkan oleh pihak
ketiga yang ditunjuk atas nama bersama. Pada Performance test trial run, semua
hasil harus disaksikan oleh Pengguna barang/jasa dan harus ada persetujuan
tertulis atas performance test tersebut.
E.9.4.
VI -157