Anda di halaman 1dari 11

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JARINGAN (EXTENSION) D. I. KR. JREU /


KEULILING (1.440 HA)
A. PENDAHULUAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan pekerjaan Pembangunan
Jaringan (Extension) D. I. Kr. Jrue / Keuliling (1.440 Ha) meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Saluran
3. Pekerjaan Bangunan
2. PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLAN)
Perencanaan kegiatan lapangan (site Plan) direncanakan untuk mengatur penempatan
peralatan, penyimpanan material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pembanguanan, misalnya: Direksi keet, gudang, barak kerja, posisi
peralatan.
Dalam menempatkan material untuk kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di
lokasi terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
.Tidak mengganggu kelancaran dalam pelaksanaan
. Memudahkan pemeriksaaan dan pengecekan
. Mudah dalam pengambilannya
. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
. Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja
. Terjamin kebersihannya
Lalu lintas keluar masuk kenderaan proyek akan diberi rambu-rambu sehingga tidak
menimbulkan gangguan lalu lintas.
3. MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan Pelaksanaan pekerjaan akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil yang
sudah berpengalaman dalam penanganan bidangnya, sehingga keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan akan benar-benar terjamin,sesuai dengan apa yang diharapkan
a. Struktur Organisasi
Proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin kepala proyek, dibantu oleh
beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga pelaksana lapangan beserta pembantu
pembantunya. Struktur organisasi proyek tersebut adalah sebagaimana struktur dibawah
ini sedangkan personil dapat dilihat dilampiran lain.

PROJECT MANAGER/
PROJECT MANAGER/
GS
GS

SURVEYOR
SURVEYOR

PENGAWAS
PENGAWAS

DRAFTMAN
DRAFTMAN

ADM TEKNIK
ADM TEKNIK

ADM UMUM &


ADM UMUM &
KEUANGAN
KEUANGAN

b. Koordinasi
Dalam kegiatan pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan
pihak lain antara lain owner, pengawas, suplier dan pihak lainnya yang berkaitan
dengan pelaksaan proyek. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya koordinasi antar
pihak dalam mengelola proyek, agar pekerjaan menjadi lancar.
Kepala proyek dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh antara lain :
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, kepala proyek dibantu oleh
bagian teknik beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian
personalia dan keuangan beserta stafnya
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada
Direktur yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan.
Kepala Proyek mempunyai tanggung jawab dan diberi kewenangan penuh dalam
pengelolaan proyek dan mempunyai wewenang bertindak atas nama perusahaan.
Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan
dengan lancar.
4. METHODE PENCAPAIAN SASARAN
Untuk menjamin sistem manjemen dapat berlangsung dengan baik, kami melaksanakan
setiap item pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
a. Sistem pengendalian Proyek
Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan
dalam bentuk daftar
Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, dilapangan dijabar
lagi secara lebih rinci. Dibuat Program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan
daftar-daftar isian laporan kegiatan pekerjaan.
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan dilapangan, dibuat methode kerja yang
rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drarwing) yang
mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam pelaksanaan
pekerjaan.

b. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai
dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan
yakni biaya hemat, mutu akurat dan waktu tepat. Kebutuhan peralatan minimun yang
ditentukan merupakan syarat mutlak dalam pelaksanaan.
c. Material
Kebutuhan pokok bahan pada proyek ini yang merupakan material pabrikan adalah
semen dan dan besi. Disamping itu ada material penunjang non pabrikan seperti : pasir,
kerikil, batu gunung, dll. Atau material yang harus diolah dulu di suatu plant.
Sumber material :
- Pasir dan kerikil/agregat didatangkan dari sumber terdekat yang dapat memenuhi
spesifikasi teknis
- Batu Gunung/Kali didatangkan dari beberapa sumber terdekat yang dapat
memenuhi spesifikasi teknis
- Material lain yang bersifat khusus akan didatangkan dari tempat khusus
Sebelum digunakan, material diperiksa terhadap kualitasnya, atau jika dipersyaratkan
untuk uji laboratorium maka akan dilakukan pengujian. Material harus sudah
didatangkan sebelum jadwal pemakaian, sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan
hanya karena material belum datang.
Jadwal mobilisasi material akan dibuat setelah mempelajari kondisi lapangan secara
detail dan sarana angkutan yang ada.
d. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas ;
- Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek
- Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas,mekanik dan operator.
- Pekerja diambil tenaga kerja lokal yang banyak terdapat didaerah sekitar lokasi
proyek untuk menghindari kesenjangan sosial, sedangkan untuk pekerja yang
terampil dan terlatih bila ada akan diambil dan didatangkan dari daerah lain.
e. Pengaman ( Security )
Untuk pengawas dan pengamanan proyek, kami sebagai pelaksana kegiatan akan
menyediakan tenaga keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang
bertugas untuk :
1. Pengawas terhadap para pekerja
2. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
3. Mencegah dan menghindari terjadinya hal-hal yang tidak didinginkan di proyek,
baik ditempat pekerjaan maupun dikantor proyek..
4. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja.
5. Melakukan pengawasan dan menyiapkan rambu-rambu pengamanan ditempat
tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya menganggu kegiatan proyek.
6. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
7. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari pihak
luar, serta mencegah kemungkinan terjadi keributan di lingkungan proyek.
Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek, akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan
akan diawasi oleh tenaga keamanan.
Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT), baik oleh para
petugas Keamanan, para pelaksana (Supervisor) dan petugas-petugas lain yang
memerlukan hubungan secara menerus.

f. Pengendalian Mutu ( Quality Control )


Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara
melakukan pemeriksaan secara telaten dan teratur baik terhadap bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerja.
Alat ukur secara berkala dikalibrasi agar selalu dapat berfungsi dengan akurat. Peralatan
yang lain setiap selesai digunakan dibersihkan dan bagian bagian yang secara berkala
perlu dilumasi. Setiap bagian diperiksa barangkali ada suku cadang yang perlu diganti.
Meskipun untuk hal hal tersebut diatas sudah ada penanggung jawabnya langsung,
kiranya ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasi oleh bagian teknik.

B. METODE PELAKSANAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
- Mobilisasi akan dilakukan mulai dilaksanakan pada bulan pertama setelah keluar
perintah kerja. Mobilisasi yang akan dilakukan adalah mobilisasi alat dan tenaga
kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Jenis dan jumlah peralatan yang
akan di mobilisasi akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
- Selain mobilisasi alat dan tenaga kerja, pada pada bulan pertama juga akan
dilakukan pembangunan direksi keet, barak kerja dan gudang serta fasilitas lainnya
guna menunjang pelaksanaan pekerjaan. Fasilitas komunikasi Proyek akan
disediakan demi menunjang pelaksanaan proyek.
- Kami akan menyediakan, memelihara dan memperbaiki jalan dan jembatan
sementara demi kelancaran lalu lintas umum untuk kelancaran dan keselamatan
umum. Dengan memasang rambu-rambu lalu lintas, penghalang dan dan fasilitas
lain pada setiap tempat kegiatan pelaksanaan yang dapat mengganggu lalu lintas
umum.
- Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan, kami melakukan pengukuran terlebih
dahulu. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran tersebut akan disaksikan oleh
pengawas/pihak direksi yang akan menunjukan titik referensi.
- Patok-patok sementara yang akan terpasang dibuat dari kayu, dipasang pada setiap
jarak antara 25 sampai 50 meter atau ditentukan dalam jarak lain, menurut
pertimbangan teknis oleh Direksi. Patok-patok ini dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak mudah goyang atau hilang dan patok ini dipakai sebagai titikuitzet,
dimana ketinggian patok tersebut dapat diketahui dari hasil pengukuran. Agar
mudah terlihat, patok dicat warna merah.
- Setelah dilakukan pengukuran, maka akan dibuat gambar rencana
bangunan/konstruksi sesuai dengan elevasi yang didapat. Gambar ini akan menjadi
pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
- Semua lokasi kerja yang akan dikerjakan diadakan pembersihan. Lokasi kerja
dibersihkan dari semua pohon-pohon, semak dan bahan yang mengganggu lainnya
dan bahan tersebut akan dibuang ketempat yang telah disediakan. Sisa-sisa
bongkaran bangunan harus dibuang ke tempat sesuai persetujuan Direksi.
Kerusakan terhadap pekerja atau bangunan masyarakat atau pemerintah yang
disebabkan pelaksana kontraktor didalam pembersihan akan diperbaiki atau diganti
atas biaya kontraktor.

2. Pekerjaan Dewatering/Pengalihan Aliran


Pekerjaan di dalam air perlu dilakukan pengamanan dengan cara melakukan
pengalihan aliran air dengan pembuatan kisdam agar tidak mengganggu pekerjaan
didalam air. Kisdam dibuat dengan baik sehingga tidak terjadi rembesan air pada saat
pekerjaan. Peralatan pengeringan seperti pompa air akan disediakan dengan jumlah
yang cukup oleh kontraktor. Setelah pekerjaan pengeringan selesai, kisdam akan
dibongkar kembali.
3. Jembatan penyangga Crane/Jembatan Darurat
Jembatan penyangga crane akan dibuat sebelum melaksanakan pekerjaan
pemancangan tiang pancang. Jembatan ini akan dibuat pada daerah yang tanahnya
labil ataupun pemancangan akan dilakukan pada bagian yang berair/dalam air.
Jembatan penyangga akan dibuat dengan memancangkan batang kelapa atau kayu
bulat yang kuat sebagai tiang penyagga jembatan. Sedangkan untuk lantai jembatan
akan dipasang papan yang tebal 5 7 cm. Tiang penyangga akan dibuat kokoh dengan
memasang skor di antara batang penyangga tersebut.
Papan lantai akan dipasang diatas lajur dengan memaku ke balok lajur agar tidak
bergeser atau terlepas. Jembatan akan dibuat sekokoh mungkin agar mampu menahan
beban crane dan beban lainnya pada saat melakukan pemancangan. Setelah pekerjaan
pilar selesai, jembatan ini akan dibongkar kembali.

II.

PEKERJAAN SALURAN DAN PASANGAN

1. Kupasan
Kupasan akan dilakukan pada lokasi pembuatan tanggul dengan ketebalan 20 cm.
Pekerjaan pengupasan permukaan tanah akan dilakukan dengan buldozer dengan
jumlah sesuai kebutuhan. Tanah yang telah dikupas akan didorong/dibuang ke lokasi
yang telah disetujui. Pekerjaan pengupasan dilakukan sedemikian rupa, agar
permukaan tanah yang dikupas tidak rusak. Ukuran/lebar pengupasan yang akan
dilakukan sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
2. Galian Tanah
Galian dilakukan pada lokasi yang ditentukan pada gambar atau petunjuk dari
direksi. Galian akan dilakukan akan menggunakan 2 (dua) cara sesuai dengan
kebutuhan pelaksanan dan jenis pekerjaan yang akan dilakukan, yaitu dengan alat
berat (excavator) dan dengan tenaga manual. Galian dimulai dari permukaan tanah
dan turun sedemikian rupa sehingga mencapai elevasi yang diinginkan. Pada galian
saluran akan dilaksanakan dengan cara yang tepat sehingga stabilitas kemiringan
lereng dapat terjamin. Permukaan sisi tanggul akan dirapikan sesuai dengan
kemiringan yang ada dalam gambar.
Untuk galian manual akan dilakukan dengan tenaga manusia dan menggunakan alat
bantu sesuai dengan kebutuhan.
Bahan Galian yang masih dapat digunakan untuk timbunan/urugan, pada saat
pekerjaan galian akan ditempatkan dekat dengan lubang galian agar mudah nantinya
pada saat penimbunan kembali dilakukan.
Sedangkan bahan hasil galian yang tidak sesuai atau tidak bisa digunakan lagi untuk
timbunan, akan diangkut ketempat yang tidak mengganggu pekerjaan.

3. Timbunan Tanah
a. Pekerjaan Timbunan Tanah Hasil Galian dan dipadatkan
Bahan timbunan berasal dari hasil galian yang masih dapat digunakan untuk
timbunan, dipakai kembali untuk timbunan dan dikerjakan sampai mencapai elevasi
yang telah ditentukan oleh Direksi atau yang tertera di gambar. Timbunan akan
diletakkan pada bagian belakang konstruksi bangunan atau pada bagian tanggul
saluran dan dipadatkan. Penimbunan dilakukan menggunakan tanah hasil galian
tersebut baik dengan alat berat maupun dengan urugan secara manual dan akan
dipadatkan sampai mencapai kepadatan optimum..
b. Pekerjaan Timbunan Tanah Didatangkan dan dipadatkan
Bahan timbunan didatangkan akan ditempatkan/digunakan sebagai bahan pembuatan
tanggul pada saluran. Pekerjaan timbunan akan dikerjakan sampai mencapai elevasi
yang telah ditentukan oleh Direksi atau yang tertera di gambar.
Bahan timbunan di ambil dari tempat yang telah setujui oleh pihak Direksi dan
diangkut dengan menggunakan dump truck ke lokasi pekerjaan. Bahan timbunan
sampai di lokasi penimbunan diturunkan dan akan dihampar/disorong dengan
menggunakan buldozer dan akan dipadatkan. Pemadatan akan dilakukan secara lapis
demi lapis sampai mencapai kepadatan optimum yang diinginkan. Pemadatan akan
dilakukan dengan menggunakan Vibrator Roller sampai material yang dipadatkan
tercampur dan terjamin pemadatannya sampai tingkat terbaik.
c. Pekerjaan Timbunan Tanah Diangkut dan dipadatkan
Bahan timbunan diangkut dari lokasi galian lain dengan menggunakan dump truck
akan ditempatkan/digunakan sebagai bahan pembuatan tanggul. Pekerjaan timbunan
akan dikerjakan sampai mencapai elevasi yang telah ditentukan oleh Direksi atau
yang tertera di gambar. Bahan timbunan sampai di lokasi penimbunan diturunkan dan
akan dihampar/disorong dengan menggunakan buldozer dan akan dipadatkan.
Pemadatan akan dilakukan secara lapis demi lapis sampai mencapai kepadatan
optimum yang diinginkan. Pemadatan akan dilakukan dengan menggunakan Vibrator
Roller sampai material yang dipadatkan tercampur dan terjamin pemadatannya
sampai tingkat terbaik.
d. Pekerjaan Tanah Diangkut dan Dibuang
Bahan hasil galian yang tidak digunakan lagi akan dimuat kedalam dump truck dan
diangkut keluar lokasi pekerjaan ke suatu tempat tertentu sesuai persetujuan direksi.
Penganggkutan bahan hasil galian ini akan dilakukan dengan beberapa unit dump
trusk yang akan disesuaikan dengan kebutuhan dan volume pekerjaan.
4. Pasangan Batu
Material batu yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu berupa batu belah
atau batu alam yang bersih, keras dan tahan lama. Batu diambil dari sumber yang
disetujui oleh Direksi.
Pengadukan campuran mortal dilakukan dengan alat pengaduk semen dan alat bantu
lainnya. Pelaksanaan tidak dilanjutkan selama hujan yang cukup lebat atau cukup
lama, kecuali bila ada usaha-usaha lain yang memungkinkan, sehingga lokasi
pekerjaan tidak terkena hujan.
Batu yang akan digunakan akan dibersihkan dari kotoran yang dapat mengganggu
mutu pasangan. Batu yang akan dipasang dibasahi dengan air sampai basah merata
sebelum dipasang. Pelaksanaan pemasangan batu akan dilakukan dengan cara
manual/tenaga manusia dengan jumlah pekerja sesuai kebutuhan/volume pekerjaan.

Pemasangan akan dilakukan dengan menyusun batu satu demi satu dengan
menempatkan adukan semen/mortal diantara batu. Pasangan akan dibuat sesuai
dengan ukuran yang tertera dalam gambar rencana.
Pasangan batu akan dikerjakan oleh beberapa kelompok kerja yang dikepalai oleh
seorang kepala tukang.
Pekerjaan pasangan batu akan dilakukan baik pada salura maupun pada bangunan air
yang akan dibangun.
5. Plesteran
Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada saluran dan bangunan setelah pasangan batu
bagian luar atau teratas selesai.
Permukaan yang akan diplester dibersihkan dari kotoran yang menempel, adukan
dilabur pada permukaan objek dengan menggunakan raskam sambil digosok-gosok
dengan sedikit menekan. Campuran plesteran yang akan digunakan adalah 1 semen :
3 pasir. Jumlah tenaga kerja yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan/volume
pekerjaan. Pekerjaan plesteran akan dikerjakan oleh beberapa kelompok kerja yang
dikepalai oleh seorang kepala tukang.
6. Pekerjaan Beton
Beton dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil dan air sesuai dengan spesifikasi.
Mutu beton yang akan digunakan akan disesuaikan dengan penggunaannya sesuai
dengan gambar rencana. Jenis Beton yang akan digunakan pada pekerjaan ini adalah
beton K-225, beton 1 : 2 : 3 dan beton tumbuk 1 : 3 : 5. Pekerjaan pengecoran akan
dilakukan setelah pekerjaan besi dan cetakan selesai dikerjakan.
a. Pencampuran
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat tekan dan
slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi dengan tangki
air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum pencampuran.
Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum pencampuran telah
berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran sesuai dengan ketentuan yang
dilakukan.
b. Pengecoran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat kerja,
peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan telah
mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar terhindar dari
segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap sumbu
memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.

- Untuk dinding, plat dan antara telapak pondasi dan dinding akan disediakan lidah
alur paling sedikit 4 cm, sedangkan untuk plat di atas permukaan sambungan
konstruksi tidak melebihi 40 m2 dengan dimensi yang lebih besar.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu dengan campuran
lama. Bidang-bidang beton lama yang akan disambungkan dengan beton baru akan
dikasarkan terlebih dahulu, dibersihkan dari bahan yang lepas dan rapuh dan
disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai dengan
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang
tepat.
c. Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperatur yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
oleh tenaga terampil.
d. Pengendalian Mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan dengan
disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Pengujian dilakukan pada setiap 60 m3 beton yang dicor dan dalam segala hal tidak
kurang dari satu pengujianuntuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen
struktur yang kan dicor pada setiap pengecoran.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa kelompok
kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis terendah hingga
garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu beton
yang diharapkan tercapai.
7. Pekerjaan Besi
- Kami akan menyediakan fasilitas ditempat kerja untuk pemotongan dan
pembengkokan tulangan. Pembentukan dan pembengkokan kait akan dilakukan
dengan alat yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan.
- Seluruh besi tulangan akan dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan serta kerusakan. Besi tulangan dengan diameter 2 cm lebih akan
dibengkokkan dengan menggunakan mesin pembengkok.
- Sebelum pelaksanaan, besi tulangan harus dibersihkan dari kotoran yang dapat
perlekatan besi pada beton. Tulangan ditempatkan sesuai dengan gambar dan
dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan.
- Seluruh tulangan akan disediakan dengan bentuk dan panjang sesuai dengan yang
tunjukkan dalam gambar.
- Batang tulangan diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak
tergeser pada saat pengecoran.
- Penyambungan tulangan akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak
direksi, agar tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan diletakkan pada
titik dengan tegangan tarik minimum.

- Pada penyambungan tumpang tindih, panjang sambungan akan dibuat minimal 40


diameter batang dan batang tersebut diberi kait pada ujungnya.
- Simpul dari kawat pengikat akan diarahkan membelakangi permukaan
betonsehingga tidak akan terekspos.
8. Pekerjaan Bekisting & Perancah
Bentuk dan disain cetakan disesuaikan dengan bentuk dan ketinggian dari bangunan
yang akan dikerjakan. Bahan yang digunakan terdiri dari kayu atau papan halus yang
dalam kondisi baik.
Cetakan dibuat dengan kokoh dan aman kedudukannya sehingga dapat mencegah
pengembangan atau pergerakan selama pengecoran. Semua cetakan untuk permukaan
yang akan dilalui air akan dibuat rata dan bersih. Kekuatan dan keefektifan harus
terjamin sehingga konatruksi seluruh cetakan dapat mengikat sisi yang berdampingan
dengan ujung dari panel-panel dan membentuk penampang yang tepat. Semua ini
dilakukan untuk membentuk dan menghasilkan beton yang halus pada saat
pembongkaran cetakan.
Semua cetakan akan dibuat rapat ketikan dipasang agar diperoleh hasil yang cocok
dan baik pada saat pembongkaran. Sebelum beton dituang kepermukaan, cetakan akan
diberi oli yang akan secara efektif mencegah pelekatan dari beton dengan cetakan dan
tidak akan menodai beton.
Untuk pekerjaan pengecoran dengan bangunan atau cetakan yang tinggi, maka akan
dibantu dengan perancah sebagai penyokong cetakan. Perancah dibuat/dipasaang
sebelum atau pada saat pekerjaan cetakan/bekisting dikerjakan.
Pembongkaran cetakan dan perancah dilakukan dengan teliti untuk menghindari
kerusakan beton. Penunjang dan perancah serta cetakan tidak akan dibongkar sebelum
umur beton mencukupi dan cukup untuk memikul beban berat sendiri dan ditambah
muatan yang diperkirakan diatasnya.
9. Pekerjaan Drain Hole
Untuk mengurangi tekanan air tanah pada bagian dinding dipasang pipa drainase
(Drain Hole). Drain hole yang digunakan adalah berdiameter 2 dengan panjang 50
cm yang dipasang pada lening saluran. Pipa yang akan dipasang diberikan ijuk yang
diikat dengan kawat dan diberi kerikil secukupnya pada sebelah dalam agar tidak
masuk kotoran, posisi pemasangan agak miring agar air yang masuk dapat mengalir
dengan lancar. Pekerjaan drain hole akan dikerjakan sejalan dengan pekerjaan
pasangan batu.
10. Pekerjaan Pengadaan dan Pemancangan Tiang pancang
- Jenis tiang yang akan digunakan adalah tiang spun pile diameter 35 cm dengan
mutu beton K-350.
- Tiang pancang yang akan digunakan untuk pekerjaan ini adalah tiang pancang
pabrikasi yang dipesan khusus untuk pekerjaan ini.
- Jenis dan ukuran/diameter tiang pancang yang digunakan diseuaikan dengan
spesifikasi dan untuk panjang tiang pancang akan mengikuti hasi test boring tanah
di lokasi pekerjaan.
- Tiang pancang akan di angkut dari pabrik dengan menggunakan alat angkut yang
sesuai dengan kebutuhan ke lokasi pekerjaan.
- Di lokasi pekerjaan, sebelum dilakukan pemancangan, tiang pancang akan
ditempatkan di lokasi dekat dengan lokasi pemancangan agar mudah dijangkau
pada saat pekerjaan pemancangan.

penimbunan atau penempatan tiang pancang disusun sedemikian rupa agar tidah
patah dan dilindungi dari hal hal yang membahayakan.
Sebelum dilakukan pemancangan akan dilakukan pengukuran ulang untuk
mengetahui elevasi tanah dasar dan menentukan titik pemancangan serta jarak
antar tiang pancang. Jarak antar titik pemancangan perlu ditentukan agar tidak
terjadi tumpang tindih pada saat pemancangan.
Untuk mengetahui daya dukung tanah pada titik pemancangan untuk pondasi
akan dilakukan pengujian tiang uji (test pile). Pengujian dilakukan pada tempat
yang ditentukan oleh direksi pekerjaan dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
Pemancangan tiang uji dilakukan melampaui kedalaman yang ditentukan untuk
menunjukkan daya dukung tiang pancang. Jumlah tiang pancang yang akan diuji
sesuai dengan permintaan dari direksi. Selain itu juga akan dilakukan pengujian
untuk pembebanan sesuai dengan ketentuan.
Alat pancang yang digunakan dari jenis palu diesel. Berat palu yang digunakan
tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Tinggi jatuh palu
tidak melampaui 2,5 m atau sesuai dengan petunjuk direksi.
Tiang pancang dipancang secara sentris dan diarahkan serta dijaga selalu dalam
posisi yang tepat dan tidak keluar dari titik pemancangan.
Tiang dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu, dengan
posisi akhir tiang pancang tidak lebih dari yang ditentukan dalam gambar.

11. Pekerjaan Pemotongan kepala Tiang Pancang


Setelah semua tiang selesai dipancang, permukaan atas kepala tiang akan dikupas
pada elevasi tertentu sehingga beton yang tertinggal akan dimasukkan ke dalam pur
dengan panjang sesuai dengan gambar rencana. Pengupasan akan dilakukan dengan
hati-hati untuk mencegah pecah atau rusaknya bagian pada tiang pancang. Untuk baja
tulangan yang tertinggal akan diikatkan kedalam pur dengan baik seperti petunjuk
gambar. Pekerjaan pengupasan akan dilakukan dengan tenaga manual.
12. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Air
Pekerjaan Pengadaan dan pembuatan pintu yang akan dipasang adalah hasil perakitan
sesuai dengan ukuran dan bentuk serta rancangan kedudukan pintu. Bentuk dan
ukuran pintu yang akan dibuat sesuai dengan yang ada pada gambar detail, dengan
mendapat persetujuan dari Direksi sebelum diangkut dan dipasang.
Pemasangan pintu dibuat vertikal dan betul-betul tegak lurus sehingga diperoleh hasi
yang optimal. Pemasangan pintu dilakukan setelah tempat kedudukan pintu selesai
dikerjakan.
Pemasangan pintu akan dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dalam
pemasangan pintu. Jenis pintu yang digunakan adalah jenis pintu sorong.
13. Pekerjaan Bronjong Pabrikan
a. Pekerjaan bronjong meliputi pengadaan, pengangkutan dan pemasangan kawat
bronjong yang akan diisi dengan batu kali/gunung.
b. Kawat bronjong yang akan digunakan adalah bronjong pabrikan yang berdiameter
3 mm dan mempunyai fleksibilitas yang sesuai dengan spesifikasi dan dianyam
dengan mesin penganyam/pabrikasi.
c. Pemasangan bronjong dilakukan setelah dilakukan perapian tanah dasar tempat
bronjong yang akan dipasang.
d. Bronjong yang akan digunakan adalah bronjong pabrikan yang telah dirangkai
oleh mesin dan dilokasi pekerjaan akan disambungkan/dibentuk dengan ukuran
sesuai dengan bentuk bronjong yang ada.

e. Sambungan antar bronjong maupun sekat-sekatnya akan diikat dengan kawat


dengan mutu yang sama. Bronjong akan ditempatkan diatas filter seperti yang
telah ditentukan dalam hambar.
f. Batu isian yang digunakan adalah batu yang keras, tahan lama, tidak rusak dan
pecah oleh air. Ukuran batu tidak lebih kecil dari 16 cm, dengan ukuran batu ratarata berbentuk sama dengan yang dapat ditahan oleh saringan kawat bronjong.
g. Sebelum batu diisikan, bronjong akan ditegangkan sampai bentuk yang
diinginkan. Pengisian akan mulai dari bawah, krat-krat supaya diletakkan dalam
keadaan kosong, diisi dengan batu sampai penuh.
Untuk proses administrasi proyek, maka setiap hari akan dibuat laporan harian yang
dituangkan dalam buku harian. Pada setiap minggunya laporan harian akan direkap dan
akan dijadikan laporan mingguan, dengan ini juga akan diketahui progres pekerjaan setiap
minggunya. Demikian juga untuk laporan bulanan akan direkap pada setiap bulannya.
Untuk bukti pelaksanaan dilapangan, akan dibuat/diambil foto pelaksanaan pekerjaan.
Foto akan diambil pada minimal 3 kali yaitu pada saat sebelum mulai, sedang dikerjakan
dan selesai dikerjakan untuk setiap item pekerjaan.
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, semua bangunan, sampah dan kotoran selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung akan dibersihkan, menimbun kembali lubang-lubang
dan merapikan tempat-tempat yang berongga yang ada selama pelaksanaan pekerjaan
sebelum meninggalkan wilayah kerja seperti semula.

Banda Aceh, 21 Januari 2010


PT. UJUNG BLANG UTAMA

H. MOHD. ALI USMAN


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai