METODE PELAKSANAAN
PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN TEKNIS PEKERJAAN
A. PENJELASAN UMUM
I.
PENDAHULUAN
Proyek Pembangunan Turap / Talud / Bronjong Provinsi Kalimantan Timur di Kalimantan Timur, merupakan proyek dari
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga dengan waktu pelaksanaan pekerjaan
210 (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender. Dengan sumber dana Tahun Anggaran 2016.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan proyek ini berlangsung nantinya adalah :
1. Kenyamanan Masyarakat Sekitar
Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Turap / Talud / Bronjong ini akan mengakibatkan bertambahnya
mobilitas angkutan karena adanya pengiriman material serta kegiatan proyek lainnya yang berpotensi akan
mengganggu aktivitas dan kenyamanan masyarakat sekitar lokasi proyek. Untuk itu koordinasi dengan pihak Pemberi
Kerja dan masyarakat sekitar akan dilakukan, yang pada akhirnya baik aktivitas proyek dan maupun kenyamanan
masyarakat dapat dioptimalkan.
2. Fasilitas Lapangan
Untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan lingkungan dan fasilitas yang memadai, untuk itu pengaturan fasilitas
lapangan yang rapi, jelas dan bersih akan dilakukan peraturan-peraturan K3 dan standartnya akan menjadi
pertimbangan dominan dalam merencanakan fasilitas lapangan.
2.1)
Pagar
Pemagaran Lokasi pekerjaan sekeliling atau sebagian proyek untuk keamanan dan pembatasan aktivitas proyek
dengan aktivitas sekitar kantor.
2.2)
Jalan Kerja
Jalan kerja akan dibuat sesuai kebutuhan dan jalan kerja di luar pagar yang juga digunakan untuk sarana
mobilitas operasional proyek akan menggunakan fasilitas jalan yang ada. Fasilitas ini akan dijaga untuk
selama pekerjaan berlangsung dengan cara membersihkan secara rutin. Rute lalu-lintas masuk dan keluar serta
rambu-rambu petunjuk proyek akan dibuat gambar secara detail.
Kekotoran yang mungkin timbul sebagai akibat aktivitas pekerjaan, akan diperhatikan dan
kondisi lalu-lintas tetap diusahakan dalam keadaan normal.
3. Bangunan Sementara
Bangunan sementara yang dimaksud adalah bangunan yang dibuat guna menunjang kesuksesan pelaksanaan pekerjaan,
setelah selesai pelaksanaan, bangunan tersebut akan dibongkar.
3.1)
Kantor Proyek
Kantor proyek direncanakan mampu menampung semua karyawan dengan leluasa sesuai organisasi yang
ditentukan, dilengkapi pendingin ruangan, musholla dan system sanitari yang memadai. Penataan ruangan
dan furniture direncanakan untuk kenyamanan bekerja dan kokoh.
3.2)
Gudang
Gudang diperuntukkan untuk menyimpanan sementara bahan/stocking dan juga penyimpanan peralatan bantu.
Untuk keamanan dan keselamatan gudang direncanakan tertutup rapat dengan jumlah pintu terbatas,
terlindungi dari cuaca langsung dan hujan.
Keberadaan gudang akan didukung system pengamanan dan juga keselamatan kerja (pemadam kebakaran dan
batasan-batasan lain)
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
3.3)
Workshop
Workshop dipersiapkan untuk tempat fabrikasi besi dan juga tempat perbaikan alat-alat bantu bila terjadi
kerusakan. Bangunan workshop dibuat terbuka dengan memakai atap dan lantai dibuat rata, kokoh dan
posisinya lebih tinggi dari jalan kerja yang ada sehingga terbebas dari genangan air bila ada hujan. Fabrikasi
baja akan dilakukan di workshop yang berada di luar area proyek.
MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil PT. Hasanah Jaya yang sudah
berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek sejenis, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar
terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan
diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan
produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek serupa, yang sebelum ini telah ditangani oleh PT. Hasanah Jaya.
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek, dibantu oleh beberapa tenaga
staf dan tenaga pelaksana lapangan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya beserta pembantu-pembantunya.
Organisasi diperlukan agar target pekerjaan dapat dicapai secara efisien dan efektif yang jumlahnya harus
memadai agar tugas-tugas pelaksanaan dapat dilakukan secara terkoordinir melalui tenaga terampil.
2. Koordinasi
Kepala proyek memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain - lain.
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh bagian teknik beserta
stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta
stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama Perusahaan dan
bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. Hasanah Jaya.
Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benarbenar menjadi perhatian dan komitmen PT. Hasanah Jaya sebagai Pelaksana.
V.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Contoh pelaksanaan K3 :
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tahapan pelaksanaannya :
a.
b.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Perhitungan Teknis :
Volume Galian Untuk Selokan
72.00
Peralatan
Tenaga
Meter Kubik
1.0
Unit Excavator
5.0
1.0
4.0
Orang Pekerja
1.0
Orang Mandor
Waktu Penggalian
Kapasitas Kerja Menentukan
Waktu Kerja
Excavator
643.25
72
hari
0.112
Per hari
643.25
Waktu Pengangkutan / Pembuangan Hasil Galian
Kapasitas Angkutan ( Menentukan )
Kaapsitas Pengangkutan Material
Untuk
Waktu Kerja
24.82
72
24.82
5.00
72
124.11
24.82
hari
m3
hari
Lain - Lain
2.
2.90
124.11
Hari / 1 Dump T
m3 / hari
0.580
Hari
1.000
Hari
1.692
2.00
Hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Adukan Semen untuk Pasangan Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk
pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen
tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.
Tahapan pelaksanaannya :
1)
2)
Semen, pasir dan air dicampur menjadi mortar dengan menggunakan alat bantu
Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah
disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan
batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
3)
Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu
berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan
diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi
adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
sampai menutupi permukaan lapisan.
4)
Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
5)
Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton
dalam Spesifikasi.
6)
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar
muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang
lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
7)
Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat kestabilan akibat
daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan
dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan
proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan
lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
8)
Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan
adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan,
sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.
9)
Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan
dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.
10) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Perhitungan Teknis :
Volume Pas Batu Mortar
14.40
Peralatan
Tenaga
Meter Kubik
2.0
5.0
1.0
10.0
Orang Pekerja
3.0
Orang Tukang
1.0
Orang Mandor
Waktu Pemasangan
Kapasitas Kerja Menentukan
Waktu Kerja Conc.Mixer
7.58
14.4
m3 / Conc.Mixer / hari
7.58
hari
Lain - Lain
=
=
3.
1.900
1.000
2.900
3.00
hari/m3
Hari
Hari
Pekerjaan Pipa Berlubang Banyak (Perforated) untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan
Pekerjaan Pemasangan Pipa Berlubang banyak ini mencakup pemasanag dindin dan bawah Drainase atau dasar
selokan dan saluran air, dan pembuatan "apron" (lantai golak), lubang masuk (catch pits) dan struktur saluran kecil
lainnya dengan menggunakan pipa berlubang banyak di bawah suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis,
ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c. Material
Jenis Pipa yang cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
Mutu dan ukuran Pipa harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Pipa untuk drainase, selokan
dan saluran air sedapat mungkin harus kuat
Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua pipa yang digunakan untuk saluran dasar
bawah drainase.
Tahapan pelaksanaannya :
11) Pipa dipasang dengan menggunakan alat bantu
12) Pipa dipasang pada formasi yang telah disiapkan. Landasan dibawah permukaan Drainase ini harus
dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga pemasangan pipa akan tertanam dengan baik.
13) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton
dalam Spesifikasi.
14) Pemasangan dilakukan tahap demi tahap sesuai alur pelaksanaan pembuatan drainase.
15) Penimbunan kembali di sekeliling pemasangan pipa yang sudan di pasang yang telah selesai dirawat harus
ditimbun sesuai dengan ketentuan Spesifikasi.
Perhitungan Teknis :
Volume Pipa Berlubang banyak
344.00
1.0
Tenaga
Meter
Set Alat Bantu
2.0
Orang Pekerja
2.0
Orang Tukang
2.0
Orang Mandor
Waktu Pemasangan
Kapasitas Kerja Menentukan
12.00
M' / hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
344
12.00
hari
Lain - Lain
1.000
29.667
30.00
hari/m3
28.667
Hari
Hari
Tahapan pelaksanaannya :
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk tanah tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di
luar batas galian.
Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak
atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya
dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan.
Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian
agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur
atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang
memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor
harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil
atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
Perhitungan Teknis :
Volume Galian Biasa
1,127.94
Peralatan
Tenaga
Meter Kubik
1.0
Unit Excavator
5.0
1.0
2.0
Orang Pekerja
1.0
Orang Mandor
Waktu Penggalian
Kapasitas Kerja Menentukan
Waktu Kerja
Excavator
643.25
1,127.94
hari
643.25
Waktu Pengangkutan / Pembuangan Hasil Galian
Kapasitas Angkutan ( Menentukan )
30.71
1.75
hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1,127.94
hari
30.71
m3
hari
30.71
Untuk
10
Waktu Kerja
10.00
1127.94
307.13
36.72
307.13
3.67
5.43
6.00
Hari / 1 Dump T
m3 / hari
Hari
Hari
Hari
Tahapan pelaksanaannya :
1)
2)
Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata
yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
b)
c)
d)
e)
dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama
tebalnya.
Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan
pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak
diperkenankan, terutama selama musim hujan.
Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan sedemikian rupa
agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan
suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat
baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan
secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali,
diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau
pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar
gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang
seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru
akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya
timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar,
yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi
permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat
mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan.
3)
Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan
pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 %
di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan
sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi
menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu
pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai
kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disya-ratkan, diuji kepadatannya
dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa
sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
f)
g)
h)
i)
j)
lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka
pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi
yang hampir sama.
Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok
penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak
boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.
Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah
terpasang.
Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar
dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun
di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya ronggarongga dan untuk
menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan
terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Perhitungan Teknis :
Volume Timbunan Tanah Biasa
1,105.00
Peralatan
Tenaga
Meter Kubik
1.0
Unit Excavator
5.0
1.0
1.0
1.0
1.0
4.0
Orang Pekerja
1.0
Orang Mandor
Waktu Penggalian
Kapasitas Kerja Menentukan
Waktu Kerja
Excavator
643.25
1105.00
hari
1.72
Per hari
643.25
Waktu Pengangkutan/Penimbunan
Kapasitas Angkutan ( Menentukan )
Untuk
10
Waktu Kerja
24.74
1105.0
24.74
10.00
1105.00
247.36
24.74
hari
hari
hari
44.67
247.36
Hari / 1 Dump T
m3 / hari
4.47
Hari
6.19
7.00
Hari
Hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tahapan pelaksanaannya :
4)
5)
Penghamparan Timbunan
f) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata
yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan
dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama
tebalnya.
g) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan
pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak
diperkenankan, terutama selama musim hujan.
h) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan sedemikian rupa
agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan
suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat
baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
i) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan
secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali,
diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau
pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar
gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
j) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang
seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya
timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar,
yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi
permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat
mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan.
6)
Pemadatan Timbunan
k) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan
pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
l) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 %
di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan
sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
m) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi
menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu
pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai
kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
n) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disya-ratkan, diuji kepadatannya
dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
o) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa
sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu
lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
p) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka
pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi
yang hampir sama.
q) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok
penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak
boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.
r) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah
terpasang.
s) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar
dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun
di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya ronggarongga dan untuk
menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
t) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan
terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Perhitungan Teknis :
Volume Timbunan Tanah Pilihan
Peralatan
Tenaga
1,913.50
Meter Kubik
1.0
Unit Excavator
5.0
1.0
1.0
1.0
1.0
4.0
Orang Pekerja
1.0
Orang Mandor
Waktu Penggalian
Kapasitas Kerja Menentukan
13.69
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Waktu Kerja
Excavator
1913.50
hari
13.69
139.81
Per hari
Waktu Pengangkutan/Penimbunan
Kapasitas Angkutan ( Menentukan )
Kaapsitas Pengangkutan Material
Untuk
10
Waktu Kerja
13.69
1913.5
13.69
10.00
1913.50
136.87
13.69
hari
hari
hari
139.81
136.87
Hari / 1 Dump T
m3 / hari
13.98
Hari
13.98
15.00
Hari
Hari
Tahapan pelaksanaannya :
7)
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 200.00 M2 dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan
jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan
adalah = 5 Hari pekerjaan
5. Geotextile Stabilisator Kelas 1 (Kuat Tarik ijin 58 Kn/m)
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemasangan pada penimbunan tanah
pilihan atau timbunan tanah biasa yang akan dikerjakan ,dimensi pekrjaan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.
d. Material
Geotextile Stabilisator Kelas 1 dengan kuat Tarik ijin 58 Kn/m
Tahapan pelaksanaannya :
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
8)
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 3.800.00 M2 dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan
jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan Penimbuna tanah untuk stabilisasi perkuatan tanah yang membutuhkan volume
pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah = 15 Hari pekerjaan
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
1. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B
bahu dilakukan untuk menghindari perbedaan ketinggian yang signifikan antara jalan yang telah di rigit dengan bahu jalan.
Pembuatan dan Peninggian Jalan dilakukan dengan menggunakan material Agregat B. Untuk pelaksanaan dilakukan dengan
menggunakan alat berat, seperti : Excavator/Wheel Loader, Dump Truck, Temper dll
Tahapan pelaksanaannya :
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah
batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk
memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.
Tahapan pelaksanaannya :
1) Penyiapan Lapis Pondasi Agregat
a) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang
terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan Spesifikasi.
b) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan lama atau tanah dasar baru
yang disiapkan atau lapis pondasi yang disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya, sesuai
dengan Spesifikasi, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu.
c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat, harus disiapkan dan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi
penghamparan Lapis Pondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter
panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar.
d) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan aspal lama, yang
menurut pendapat Direksi Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau
pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar diperoleh tahanan geser yang lebih baik.
2) Penghamparan
a) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan harus dihampar pada
kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.
b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat
yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka
lapisanlapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
c) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak
meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau
dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi.
Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
3) Pemadatan
a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat
pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 %
dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode
D.
b) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan
akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari
Lapis Pondasi Agregat.
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air
optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang
SNI 03-1743-1989,
ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh
metode D.
d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan,
dalam arah memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi, penggilasan harus dimulai dari bagian yang
rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan
sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan
timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.
PppPP
Perhitungan Teknis :
PVolume Aggregat B
Peralatan
Tenaga
96.80
M3
1.0
Unit Wheel
Loader
5.0
1.0
1.0
1.0
Water Tanker
1.0
7.0
Orang Pekerja
1.0
Orang Mandor
196.09
M3/ Hari
96.80
196.09
32.95
M3/ Hari
Hari
0.49
Hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
2.
-
32.95
Unit
164.76
M3
96.80
Hari
0.59
Hari
Hari
0.16
Hari
Hari
0.25
Hari
Hari
0.29
Hari
164.76
597.60
M3/ Hari
96.80
597.60
392.18
M3/ Hari
96.80
392.18
332.00
M3/ Hari
96.80
332.00
1.78
Dibulatkan
2.00
Hari
Hari
Pekerjaan Telford
=
=
96.80
M3
1
5
1
1
5
Tenaga
Waktu :
Kapasitas Kerja ( Menentukan )
193.25
193.25
Waktu Kerja
96.80
386.49
Whell Loader
Dump Truck
ALAT BANTU
- Mandor
- Pekerja
M3
Hari
386.49
0.25
M3/ Hari
Hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
=
=
3.25
3.00
Hari
Hari
DIVISI 7. STRUKTUR
1.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Komentar
Variasi absorsi air menyebarkan permukaan yang
tidak merata, dapat dihilangkan dengan pelapisan cat
Plywood
Jumlah
Pemakain Ulang
Sampai 5 kali
(wood sealer)
Plywood lapis plastik
Baja
Fibre glass
20 sampai 30 kali
Bahan
Komentar
Sampai 10 kali
Jumlah
Pemakain Ulang
1 sampai 20 kali
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Bekisting harus cukup kuat memikul beban dari beton dan tidak berubah bentuk. Untuk bekisting lantai dan balok, di samping
harus kuat terhadap beban beton dan beban lain yang ada, juga harus tahan terhadap lendutan. Lendutan pada bekisting
biasanya dibatasi 1/300 sampai 1/500 dari jarak sokongan.
Perhi
PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Beton Fc'30 Mpa
Peralatan
=
=
382.80
M3
1
4
1
1
1
1
18
8
Tenaga
69.72
382.80
69.72
6.49
WHEEL LOADER
TRUCK MIXER
CONCRETE
VIBRATOR
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
M3/ hari
x
Hari
5.49
Hari
1.00
Hari
Hari
tungan Teknis
2.
Tahapan pelaksanaannya :
a. Material Beton
Pemakaian adukan Ready-mix harus mendapatkan persetujuan dari konsultan MK/ Pengawas, yang
sebelumnya akan diajukan dan dilaksanakan trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan
oleh konsultan pengawas.
Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15x15 cm atau silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm.
b. Pekerjaan Bekisting
Untuk bekisting digunakan plywood/tego tebal 12-18 mm yang dibentuk sedemikian rupa dengan perancah
kayu-kayu kelas III/kayu meranti.
Bekisting dibuat sedemikian rupa dengan scafolding/perancah-perancah/sekur-sekur yang kokoh dan cukup,
sehingga pada saat pengecoran bekisting tidak mengalami kerusakan/jebol.
PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
Ecxavator digunakan untuk memasukkan Semen, pasir, dan agregat kasar kedalam Truck Mixer
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
=
=
240.48
M3
1
5
WHEEL LOADER
TRUCK MIXER
CONCRETE
VIBRATOR
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
3.
1
1
1
18
8
Tenaga
69.72
240.48
69.72
4.45
M3/ hari
x
Hari
3.45
Hari
1.00
Hari
Hari
Tahapan pelaksanaannya :
a. Material Beton
Pemakaian adukan Ready-mix harus mendapatkan persetujuan dari konsultan MK/ Pengawas, yang
sebelumnya akan diajukan dan dilaksanakan trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan
oleh konsultan pengawas.
Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15x15 cm atau silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm.
b. Pekerjaan Bekisting
Untuk bekisting digunakan plywood/tego tebal 12-18 mm yang dibentuk sedemikian rupa dengan perancah
kayu-kayu kelas III/kayu meranti.
Bekisting dibuat sedemikian rupa dengan scafolding/perancah-perancah/sekur-sekur yang kokoh dan cukup,
sehingga pada saat pengecoran bekisting tidak mengalami kerusakan/jebol.
PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan Truck
Mixer
Beton di-cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan
Penyelesaian dan perapihan setelah pengecoran
PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Beton Fc'10 Mpa
Peralatan
=
=
71.60
M3
1
1
1
CONCRETE
VIBRATOR
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tenaga
1
2
2
69.72
71.60
69.72
2.03
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
M3/ hari
x
Hari
1.03
Hari
1.00
Hari
Hari
A. PEKERJAAN PEMBETONAN
Pelaksanaan pembetonan dikerjakan melalui beberapa tahapan pengerjaan beton yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pekerjaan persiapan,
Penakaran,
Pengadukan,
Penambahan zat aditif anti korosi,
Pengangkutan,
Penuangan (pengecoran),
Pemadatan,
Penyelesaian akhir.
1. Pekerjaan Persiapan
Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan sangat penting untuk memastikan
kelancaran pengerjaan beton selanjutnya.
Pekerjaan persiapan meliputi kebersihan alat-alat kerja, pemeriksaan bekisting (form work), pemeriksaan tulangan, sambungan
pengecoran atau penghentian pengecoran. Pada bagian struktur yang kedap air harus dipasang penahan air (waterstop). Halhal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan yang cukup untuk volume pengecoran yang diinginkan, seperti
kerikil, pasir dan semen, dan tersedia jalan atau akses ke tempat penuangan terakhir, seperti jalan untuk kereta sorong.
Biasanya hal-hal di atas dituangkan dalam bentuk lembaran checklist. Untuk pekerjaan yang memakai tenaga pengawas,
penuangan atau pengecoran dimulai setelah checklist diperiksa dan disetujui pengawas.
2. Penakaran
Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara pengadukan dan pengecoran beton sebagai
berikut:
a. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc) lebih besar atau sama dengan 20 MPa, proporsi bahan harus menggunakan
takaran berat.
b. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc) lebih kecil dari 20 MPa, proporsi bahan dapat menggunakan takaran volume.
Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil penakaran yang baik, tidak dipengaruhi oleh
pengembangan pasir dan kepadatan timbunan material. Penakaran cara ini sulit dilakukan di tempat pekerjaan bila
pengadukan dilakukan dengan mesin aduk (mixer) yang mobile.
3. Pengadukan
Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara:
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
a. Cara manual
b. Cara masinal
Pengadukan cara manual dilakukan dengan tangan dan takaran dilakukan dengan takaran volume. Pengadukan ini biasanya
dilakukan untuk pengecoran beton yang bukan struktural, seperti lantai kerja, tiang dan balok perkuatan pasangan dinding
bata. Tatacara pengadukan manual dimulai dengan pasir dan semen dicampur (dalam keadaan kering) dengan komposisi
yang telah ditentukan, di atas tempat yang datar dan kedap air. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang
homogen, kemudian ditambahkan dengan kerikil dan diaduk kembali hingga merata, kemudian dibuat lubang di tengah
adukan dan tuangkan air di tengah lubang kira-kira 75% dari yang dibutuhkan. Pengadukan dilanjutkan hingga merata dan
tambahkan air sedikit demi sedikit sambil mengaduk.
Pengadukan secara masinal dengan mesin aduk (mixer) dilaksanakan untuk pengecoran beton struktur, dan volume
pengecoran yang cukup besar.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadukan secara masinal:
Bagian dalam dari wadah alat pengaduk harus cukup basah, sehingga tidak menambah atau mengurangi air
pencampur.
Lamanya waktu pengadukan sesuai dengan kapasitas dari mixer seperti yang diberikan di Tabel 2.
Bahanbahan seperti pasir dan kerikil harus dalam keadaan SSD (saturated surface dry) supaya pengawasan faktor
air semen yang tetap untuk setiap pengadukan dapat dilaksanakan.
Wadah alat transport harus dibasahi air sebelum beton dituang ke dalamnya.
Mesin aduk (mixer) tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya, karena akan menyebabkan bahan tumpah sehingga
proporsi bahan menjadi tidak tepat.
Tabel 2. Waktu Pengadukan
Kapasitas dari mixer
0,8 3,1 m3
1 menit
3,8 4,6 m3
2 menit
7,6 m3
3 menit
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Proses karbonasi terjadi karena adanya interaksi dari karbon dioksida (CO2) di udara bebas / atmosfer dengan ion
hidroksida didalam beton. Hasil dari interaksi tersebut menyebabkan PH beton turun (< 9) dan ini mengakibatkan
penurunan ketahanan dari lapisan pasif di permukaan baja tulangan.
Klorida (Chlorides)
Ion klorida mempunyai kemampuan untuk penetrasi kedalam beton dan merusak lapisan pasif dipermukaan baja dan logam.
Ion klorida bisa berasal dari lingkungan eksternal, misalnya air laut atau proses hyrolysis auto katalisis dari bahan logam
itu sendiri yang menyebabkan baja terkorosi.
Garam Magnesium (Magnesium Salts)
Karena pada laut mengandung 3200 ppm bahan setara MgCl2, hal ini sudah cukup untuk melemahkan Portland Cement
Hydrates dari serangan ion Mg. Hasil reaksinya akan menyebabkan kehilangan material (material loss) dan dapat
melunakkan beton (soft).
Serangan Sulfat (sulphate attack)
Sulfat alami (natural sulphate) dan bahan polutan dari dalam tanah atau air laut dapat menyebabkan serangan Sulfat
kedalam beton. Ion sulfat dari air laut akan bereaksi dengan hydrates dari portland cement yang dapat menyebabkan
penurunan mutu beton, membuat beton menjadi lemah / lunak dan rapuh (brittle).
Serangan Asam oleh Bakteri
Pada bak tempat penampungan minyak mentah, struktur bawah dari bangunan offshore, pada daerah pantai yang air
lautnya diam dan suhunya cenderung tetap (Oil Well 70-80 C) atau (45-50 C) akan berpotensi menumbuhkan mikroba
aktif yang menghasilkan karbon dioksida serta dapat menurunkan PH air. Hal ini akan berpotensi menyebabkan proses
korosi pada struktur beton, baja maupun bahan logam yang terdapat pada daerah tersebut.
Pada korosi jenis ini, kerusakan terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini disebabkan karena tulangan di dalam beton bereaksi
dengan air dan membentuk karat. Karat yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan pengembangan volume besi tulangan
tersebut. Pengembangan volume ini kemudian mendesak beton sehingga beton tersebut retak, terkelupas atau pecah, sehingga
daya dukung dan dimensi beton menjadi berkurang.
Dari hasil pengujian terjadi kenaikan nilai slump sejalan dengan peningkatan kandungan Sikament-NN dan SikaFume. Hal ini
disebabkan proses dipresi admixture yang akan meningkatkan workabilitas campuran beton dengan ditandai peningkatan nilai
slump sejalan dengan penambahan persentase SikaFume. Penambahan bahan SikaFume pada variasi A7 (SikaFume 5,0 % dan
7,0%) adalah variasi yang terbaik permeabilitas beton dan kuat tekan beton pada kondisi rendaman air normal (pH 7), air
asam (pH 3) dan air basa (pH 13). Sedikitnya rembesan air yang dapat keluar dari beton akan menghasilkan penyusutan beton
yang semakin kecil. Keadaan beton yang padat, kedap air (watertight), susut yang kecil, akan menghasilkan kuat tekan yang
semakin besar.
5. Pengangkutan
Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi segregasi.
b. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan perubahan sifat beton yang telah
direncanakan, seperti faktor air semen, slump, dan keseragaman adukan.
c. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka waktu yang lebih lama, maka harus
dipakai bahan tambahan penghambat pengikatan (admixture type retarder).
Di tempat pekerjaan, pengangkutan beton sampai ke tempat penuangan dapat menggunakan:
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
6. Penuangan (Pengecoran)
Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghasilkan beton dengan mutu yang
diinginkan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain:
a. Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan, agar dapat mengisi bekisting dengan
baik dan penuangan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan butiran agregat
kasar dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang mengakibatkan kekuatan beton berkurang.
b. Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton yang baru harus dilakukan sebelum
lapisan beton sebelumnya mencapai waktu setting awal (initial setting time).
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh
digunakan lagi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya tidak terjadi segregasi adalah:
1)
Beton yang dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan, tinggi jatuh penuangan adukan maksimum 60 cm
(Gambar 1).
2)
Untuk pengecoran kolom dan dinding penuangan dilakukan melalui pipa penghantar (tremie) sampai di bawah kolom.
Bila penuangan dilakukan dari atas dengan ketinggian penuangan mencapai 3 - 4 m, beton yang dituang akan
menumbuk tulangan dan bagian dasar, menyebabkan agregat kasar terlempar keluar dari adukan sehingga terjadi
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
3)
segregasi.
Bila tidak menggunakan tremie, pengecoran dilakukan melalui bukaan di dinding bekisting bagian bawah untuk
mengurangi tinggi jatuh penuangan, seperti terlihat pada Gambar 2.
4)
5)
6)
Pada pengecoran pelat lantai dan balok, penuangan sebaiknya dilakukan berlawanan terhadap arah pengecoran atau
menghadap beton yang telah dituang.
Beton yang dituang harus menyebar, tidak boleh ditimbun pada suatu tempat tertentu dan dibiarkan mengalir ke
dalam bekisting.
Arah penuangan adukan pada permukaan yang miring harus dilakukan dari bawah ke atas, sehingga kepadatan
bertambah sejalan dengan bertambahnya berat adukan beton yang baru ditambahkan.
7. Pemadatan
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam menentukan kekuatan dan
ketahanan beton yang telah mengeras.
Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan sebelum terjadi waktu setting awal dari beton segar.
Setting beton segar di lapangan dapat diperiksa dengan menusuk tongkat ke dalam beton tanpa kekuatan dan dapat masuk
10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk menghilangkan rongga-rongga udara sehingga dapat mencapai kepadatan
maksimal. Tingkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung pada:
a. Komposisi bahan beton.
b. Cara dan usaha pemadatan di lapangan.
Komposisi bahan yang perlu diperhatikan adalah:
Kelecakan (workability) dari adukan yang ditentukan oleh nilai slump-nya. Dengan nilai slump yang sesuai, bekisting
akan terisi dengan baik.
Campuran yang terlalu banyak air akan menyebabkan segregasi.
Campuran yang gemuk (banyak semen) akan membuat beton yang lebih plastis, sehingga campuran lebih kompak.
Cara dan usaha pemadatan sangat dipengaruhi oleh kelecakan betonnya. Semakin lecak semakin mudah pemadatannya,
makin rendah slump-nya makin sulit pemadatannya. Pemadatan secara mekanis lebih padat dibandingkan dengan cara
manual.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat dilakukan pemadatan adalah:
Pemadatan dilakukan sebelum waktu setting, biasanya antara 1 sampai 4 jam bergantung apakah ada pemakaian
admixture.
Alat pemadat tidak boleh menggetar pembesian, karena akan menghilangkan/melepaskan kuat lekat antara besi dengan
beton yang baru dicor dan memasuki tahap waktu setting (setting time).
Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari bleeding, yaitu naiknya air atau pasta semen ke atas
permukaan beton dan meningggalkan agregat di bagian bawah. Hal ini dapat menimbulkan permukaan kasar
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
(honeycomb) di bagian bawah, dan beton yang lemah di dekat permukaan karena hanya terdiri dari pasta semen.
Untuk pengecoran bagian yang sangat tebal atau pengecoran massal, penuangan dan pemadatan dilakukan berlapislapis. Tebal setiap lapisan tidak boleh lebih dari 500 mm.
Pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Cara manual
2. Menggunakan alat getar mekanis (vibrator)
Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan sebatang tongkat atau besi tulangan ke dalam secara
berulang-ulang, atau dengan menumbuk beton segar dengan alat penumbuk. Pemadatan dengan penumbukan dilakukan bila
mengecor beton tumbuk yaitu beton dengan air yang sangat sedikit, atau campuran yang kaku. Pemadatan dengan
penusukan tongkat dilakukan terhadap beton yang cukup plastis.
Terdapat beberapa jenis alat getar mekanis, antara lain:
1. Jarum penggetar.
2. Penggetar permukaan.
3. Penggetar bekisting/acuan.
4. Meja getar.
5. Balok penggetar.
Alat penggetar mekanis yang paling banyak dipakai adalah jarum penggetar, jarum penggetar terdiri dari mesin dan selang
karet dengan ujung baja lancip yang menggetar antara 3000 sampai 12000 getaran per menit.
Berikut ini beberapa pedoman proses pemadatan menggunakan alat jarum penggetar:
a)
Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar oleh beratnya sendiri.
b)
Penggetaran dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang masih dalam pengaruh getaran antara satu titik
dengan titik lainnya.
c)
Bila permukaan sekeliling jarum mulai menunjukan berkumpulnya pasta semen atau menjadi licin, maka pemadatan
telah cukup dan harus pindah ke titik lainnya, dengan menarik pelan-pelan keluar sehingga lubang yang
ditinggalkan ujung penggetar dapat tertutup dengan sendirinya.
d)
Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5 15 detik.
e)
Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi bleeding.
f)
Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan pembesian, karena dapat merusak daya lekat ujung pembesian lain
dengan beton yang telah mulai setting.
g)
Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan bekisting.
h)
Tidak boleh menggunakan alat getar untuk mengalirkan adukan beton dalam pengisian bekisting.
i)
Tebal lapisan yang dicor tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar.
8. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir merupakan pekerjaan meratakan pemukaan beton segar sesuai dengan tebal dan jenis permukaan yang
direncanakan. Penyelesaian akhir permukaan beton dapat dilakukan dengan cara manual atau masinal.
Penyelesaian secara manual menggunakan raskam/sendok dan dilakukan dengan tangan, sedangkan secara masinal
menggunakan mesin trowel. Mesin trowel mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa daun pelat baja yang dapat berputar
dan menghaluskan permukaan beton. Permukaan yang diselesaikan dengan mesin trowel lebih kuat dan awet dibandingkan
dengan pekerjaan tangan.
Kadang-kadang penyelesaian tekstur permukaan akhir dilakukan secara khusus. Antara lain adalah sebagai berikut:
a.
b.
Permukaan bertekstur yang dibentuk dari pemakaian bekisting dengan permukaan tekstur.
Permukaan yang berbentuk tekstur, dengan menggunakan alat pencetak (stamp concrete). Pembentukan tekstur dengan
alat pencetak dilakukan saat beton mulai memasuki setting awal, dengan menekan cetakan karet (dengan permukaan
bertekstur) ke permukaan beton, kadang-kadang diberi lapisan pigmen warna sebelum ditekan.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
c.
Pembuatan tekstur dengan cara mekanis misalnya dengan cara abrasi setelah beton mengeras. Untuk menyesuaikan
fungsi akhir dari beton yang dicor, kadang-kadang ditambahkan bahan pelapis permukaan dan dikerjakan sesuai dengan
tekstur permukaan yang direncanakan.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Dalam menafsirkan hasil pengujian laboratorium, harus diperhitungkan bahwa bahan yang diuji umumnya kecil. Oleh
karenanya sifat-sifat bahan ini sangat dipengaruhi oleh perubahan dari lapisan permukaannya. Karena umumnya lapisan
permukaan mudah terpengaruh oleh kondisi perawatan. Hal ini dibuktikan oleh kerusakan tampang melintang yang tebal jauh
lebih kecil daripada yang ditunjukkan oleh contoh bahan uji yang lebih kecil.
Penggenangan atau penyiraman secara terus menerus tidak selalu merupakan suatu cara yang praktis, dan akan lebih
baik bila disokong dengan penerapan cara-cara lain. Proteksi terhadap penguapan air segera setelah pengecoran yaitu
menyelimuti permukaan beton dengan lembaran polythene atau kertas bangunan merupakan cara yang paling efektif
pada langkah-langkah berikutnya. Tetapi, karena kurang baiknya daya insulasi bahan-bahan ini, mungkin diperlukan
tambahan perlindungan untuk mengurangi pengaruh panas sinar matahari.
Secara alternatif, hessian (sejenis karung goni) yang basah dapat ditutupkan langsung pada permukaan, segera setelah
beton cukup keras agar hessian tidak menyebabkan kerusakan atau melekat pada permukaan beton. Pasir basah, pada
lapisan setebal 50 mm juga dapat digunakan untuk merawat permukaan horizontal yang luas. Baik hessian basah
ataupun pasir basah jarang dikerjakan dengan baik, penyiraman atau pembasahan beton pada interval waktu tertentu
siang dan malam hari sering terlupakan. Menggunakan pasir basah mempunyai kelemahan karena akan menambah
biaya sehubungan dibutuhkannya tenaga kerja tambahan untuk menempatkan dan mengambil kembali pasir itu.
Permukaan lantai akan mengering lebih cepat sehubungan dengan ketebalannya yang lebih tipis. Oleh karena itu harus
diadakan sarana yang memadai untuk mencegah kekeringan dengan menyelimuti dengan kertas atau lembaran
polythene yang kedap air. Lapisan tipis untuk perawatan beton, yang harus diterapkan sementara beton masih basah
umumnya diterima sebagai suatu sarana yang memuaskan untuk perawatan beton. Meskipun bukan yang paling
efisien, perawatan yang paling praktis dan ekonomis bentuknya ialah penggunaan senyawa kimia untuk perawatan
beton dengan penyiraman terutama pada permukaan horizontal yang luas.
B.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
direncanakan supaya dapat memikul beban menyebabkan pembongkaran bekisting dapat dilaksanakan setelah umur
beton mencapai empat minggu (28 hari).
Pencapaian kekuatan beton dalam waktu yang lebih singkat dapat dilakukan dengan menambah bahan tambahan
untuk mempercepat pengerasan atau dengan menaikkan temperatur saat curing. Mempersingkat waktu curing
untuk mendapatkan kekuatan umur normal beton 28 hari mempunyai beberapa keuntungan:
Selain keuntungan di atas, cara curing ini memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga perlu dipertimbangan
dari segi ekonomisnya.
Metode mempercepat perawatan beton dapat dilakukan dengan perawatan dengan uap panas. Ada 2 jenis
perawatan dengan uap panas:
1)
2)
Perawatan dengan uap panas tekanan rendah. Pemeliharaan dengan cara ini adalah untuk mempercepat
waktu pemeliharaan yang dapat dilakukan pada tekanan atmosfir dan temperatur di bawah 100C dan
dimaksudkan untuk menghasilkan siklus pekerjaan yang pendek pada industri komponen beton (beton
prefab/pracetak).
Perawatan dengan uap panas tekanan tinggi. Metode ini sangat berbeda dengan metode pemeliharaan
dengan uap bertekanan rendah dan bertekanan atmosfir. Metode ini digunakan bila diperlukan pekerjaan
beton yang memerlukan persyaratan berikut:
Diperlukan kekuatan awal tinggi dan kekuatan 28 hari dapat dicapai
dalam waktu 24 jam.
Diperlukan keawetan yang tinggi dengan ketahanan terhadap serangan sulfat atau bahan kimia
lainnya, juga terhadap pengaruh pembekuan (cold storage) atau temperatur yang tinggi.
Diperlukan beton dengan susut dan rangkak rendah.
Kedua jenis perawatan tersebut memerlukan biaya dan waktu perawatan yang tidak sama. Waktu perawatan
dengan tekanan tinggi lebih cepat dari waktu perawatan dengan tekanan rendah.
b)
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
4.
Ukuran agregat maksimum harus lebih kecil dari 1/5 jarak antara sisi-sisi cetakan dan 1/3 tebal pelat lantai
untuk menjamin keseragaman distribusi agregat dalam beton, sehingga kekuatan beton lebih seragam. Sedangkan
ukuran agregat maksimum harus 3/4 jarak bersih tulangan, ditujukan supaya agregat dapat lolos dengan mudah
di antara tulangan sewaktu penuangan, sehingga agregat tidak tersangkut dan cetakan dapat diisi serta
dipadatkan dengan baik.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Baja Tulangan Polos U24
Peralatan
Tenaga
=
=
=
819.60
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja / Hari
200.00
819.60
200.00
4.10
Hari
5.
Kg
1
1
1
3
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
Kg/ Hari
1
Hari
4.10
Hari
PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Baja Tulangan U32 Ulir
Peralatan
Tenaga
=
=
=
77,094.92
Kg
1
1
1
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
3
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja / Hari
200.00
77,094.92
200.00
=
=
385.47
42.00
Hari
Hari
- Pekerja
Kg/ Hari
1
Hari
385.47
Tahapan pelaksanaannya :
9)
a.
Sebelum pemasangan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi.
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 3177.04 KG dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan
jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan
adalah = 7 Hari pekerjaan
7.
Tahapan pelaksanaannya :
1) Umum
Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang
pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.
2) Pengawetan
Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai
dengan AASHTO M133 - 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini
tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras
Hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung
pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan secara tertulis harus diperoleh
sebelum pemancangan tiang pancang yang tidak diawetkan.
3) Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini
dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak
lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih
efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian
kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah
permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah
dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile
cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat
memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan
untuk mencegah terjadinya keretakan.
4) Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan,
kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris
(pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara
sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
5) Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang
pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang.
Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus
diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan
palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada
tempatnya.
PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Penyediaan dan Pemancangan
Tiang Pancang Kayu
Peralatan
Tenaga
=
=
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja
450.00
M
1
1
2
10
28.00
M / Hari
450.00
28.00
16.07
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
Hari
16.07
Hari
Hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
f. Material
Tiang Pancang Baja Dia.400 Tebal 12 mm
Tahapan pelaksanaannya :
10) Penyiapan Tempat Kerja dan Pemasangan
b.
Sebelum pemasangan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi.
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 907.50 M dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan
jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan
adalah = 7 Hari pekerjaan
9. Penyediaan Tiang Pancang Baja Diameter 300 mm dengan tebal 9 mm
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan,dan pemasangan yang akan dikerjakan ,dimensi pekrjaan
sesuai dengan garis, bentuk, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.
g. Material
Tiang Pancang Baja Dia.300 Tebal 9 mm
Tahapan pelaksanaannya :
11) Penyiapan Tempat Kerja dan Pemasangan
c.
Sebelum pemasangan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi.
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 1.860 M dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal
dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah =
15 Hari pekerjaan
10.
Tahapan pelaksanaannya :
6) Umum
Semula tiang pancang Baja harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang
pancang tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.
7) Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak
lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih
efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian
kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bilamana tiang pancang membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah permukaan
tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada
atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari
beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat
memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan
untuk mencegah terjadinya keretakan.
8) Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan,
kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris
(pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara
sepatu dan tiang harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
9) Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang
pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang.
Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus
diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan
palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada
tempatnya.
10) Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih, permukaan ujung
tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadapa panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas
seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang baja pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil
kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang
diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang
mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 880 M dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal
dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah =
22 Hari pekerjaan
11.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Seksi ini akan mencakup tiang pancang yang disediakan dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini,
dan sedapat mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau ke dalamannya sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Tiang pancang uji dan/atau pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan jumlah dan panjang
tiang pancang yang akan dilaksanakan.
c. Material
Tiang Pancang Baja Diameter 300 mm dengan tebal 12 mm, kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, Tiang Pancang
harus terbuat dari Baja, Baja untuk tiang pancang penahan beban. Tiang pancang baja harus seluruhnya keras
(sound) dan bebas dari kerusakan, keropos dan bertagar. Dan harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang
ditunjukkan dalam Gambar.
Tahapan pelaksanaannya :
11) Umum
Semula tiang pancang Baja harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang
pancang tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.
12) Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini
dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak
lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih
efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian
kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bilamana tiang pancang membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah permukaan
tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada
atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari
beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat
memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan
untuk mencegah terjadinya keretakan.
13) Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan,
kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris
(pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara
sepatu dan tiang harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
14) Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang
pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang.
Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus
diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan
palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada
tempatnya.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
15) Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih, permukaan ujung
tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadapa panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas
seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang baja pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil
kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang
diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang
mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 1.800 M dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal
dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah =
30 Hari pekerjaan
12.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Preboring Diameter 300
Peralatan
=
=
1,500.00
M'
1
1
1
1
3
6
Tenaga
603.64
1,500.00
603.64
12.48
Bore Pile
Concreate Pump
Alat Bantu
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
M'/ hari
x
Hari
2.48
Hari
10.00
Hari
Hari
Tahapan pelaksanaannya :
1)
Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah
disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan
batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2)
Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu
berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan
diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi
adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
sampai menutupi permukaan lapisan.
3)
Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
4)
Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton
dalam Spesifikasi.
5)
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar
muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang
lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
6)
Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian dimana terdapat kestabilan akibat daya
lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan
dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan
proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan
lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
7)
Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan
adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan,
sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.
8)
Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan
dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu. Penimbunan kembali di sekeliling struktur
yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Spesifikasi.
PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Pasangan Batu
Peralatan
284.00
M3
1
Tenaga
1
1
1
2
8
Waktu Pengadukan :
Kapasitas Kerja ( Menentukan )
10.25
10.25
Waktu Kerja
284.00
CONCRETE
MIXER
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang Batu
- Pekerja
M3
Hari
20.51
M3/ Hari
13.85
Hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
20.51
Lain - lain ( angkat angkut susun )
3.00
16.85
Hari
Hari
`
DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
1.
PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Stabilisasi dengan Tanaman
Peralatan
Tenaga
=
=
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja
100.00
200.00
100.00
2.00
Hari
2.
200.00
M2
1
1
2
4
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
BH / Hari
1
Hari
2.00
Pohon
Pekerja menggali lubang untuk tempat penanaman dengan di bantu oleh alat bantu
Jarak antar satu lubang ke lubang lainnya harus di koordinasikan dengan dinas terkait
dan direksi.
Setelah lubang selesai maka tanah humus di masukkan sedikit ke dasar lubang
Kemudian Pohon di masukkan kedalam lubang dan kemudian di tutup dengan tanah
humus kembali dengan di beri siraman air yang cukup.
Setelah pohon tertutup rapi oleh tanah humus, kemudian di atas tanah humus tersebut
di beri pupuk yang cukup.
Proses perawatan tetap di lakukan sampai pohon dapat hidup dan dapat di biarkan
besar dengan sendirinya.
PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Pohon
Peralatan
250.00
BH
1
ALAT BANTU
Hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tenaga
1
0
6
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja
125.00
250.00
125.00
2.00
Hari
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
BH / Hari
1
Hari
2.00
Hari
2.00
BH
Peralatan
Tenaga
=
=
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja
51.00
2.00
51.00
1.00
Hari
1
1
3
5
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
BH / Hari
1
Hari
0.0392
4. Patok Pengarah
Pekerja menggali lubang untuk tempat penempatan Patok Pengarah dengan di bantu oleh alat bantu
Jarak antar satu lubang ke lubang Patok Pengarah lainnya harus di koordinasikan dengan dinas terkait dan
direksi.
Setelah lubang selesai maka Patok Pengarah yang sudah dibuat di base camp dibawa kelokasi pekerjaan
dengan menggunakan Dump Truck,patok pengarah di masukkan kedalam lubang
Setelah patok pengarah sdh ditempatkan/di masukkan kedalam lubang dan kemudian dasar patok pengarah
di isi dengan beton K175 dengan di beri penyangga di keliling sisi patok pengarah.
Hari
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Patok Pengarah
30.00
BH
Peralatan
Tenaga
1
4
8
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja
94.00
30.00
94.00
1.00
Hari
ALAT
BANTU/DUMP
TRUCK
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
BH / Hari
1
Hari
0.3191
Demikian metoda pelaksanaan ini di buat secara garis besar, sedangkan metoda pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat
pelaksanaan nanti. Semoga pada saat pelaksanaan nanti akan timbul ide-ide yang baru sehingga metode ini dapat lebih
disempurnakan kedepannya.
Samarinda, 28 Maret 2016
PT. HASANAH JAYA
H.HASAN BASRI
Direktur Utama
Hari