Anda di halaman 1dari 28

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERDESAAN


DESA RESPEN TUBU KEC. MALINAU UTARA KAB. MALINAU
METODE PELAKSANAAN
PEMAPARAN TEKNIS PEKERJAAN

A. PENJELASAN UMUM

I. PENDAHULUAN
Proyek Pembangunan Infrastruktur Kawasan Perdesaan Desa Respen Tubu Kec.
Malinau Utara Kab. Malinau, merupakan proyek dari Dinas Kementrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Direktorat jendral Cipta karya Pokja ULP Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan Utara dengan waktu
pelaksanaan pekerjaan 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender. Dengan sumber dana
APBN Tahun Anggaran 2017.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan proyek ini berlangsung
nantinya adalah :
1. Kenyamanan Masyarakat Sekitar
Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur Kawasan Perdesaan
Desa Respen Tubu Kec. Malinau Utara Kab. Malinau ini akan mengakibatkan
bertambahnya mobilitas angkutan karena adanya pengiriman material serta kegiatan
proyek lainnya yang berpotensi akan mengganggu aktivitas dan kenyamanan
masyarakat sekitar lokasi proyek. Untuk itu koordinasi dengan pihak Pemberi Kerja dan
masyarakat sekitar akan dilakukan, yang pada akhirnya baik aktivitas proyek dan
maupun kenyamanan masyarakat dapat dioptimalkan.
2. Fasilitas Lapangan
Untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan lingkungan dan fasilitas yang memadai,
untuk itu pengaturan fasilitas lapangan yang rapi, jelas dan bersih akan dilakukan
peraturan-peraturan K3 dan standartnya akan menjadi pertimbangan dominan dalam
merencanakan fasilitas lapangan.
2.1) Pagar
Pemagaran Lokasi pekerjaan sekeliling atau sebagian proyek untuk keamanan dan
pembatasan aktivitas proyek dengan aktivitas sekitar kantor.
2.2) Jalan Kerja
Jalan kerja akan dibuat sesuai kebutuhan dan jalan kerja di luar pagar yang juga
digunakan untuk sarana mobilitas operasional proyek akan menggunakan
fasilitas jalan yang ada. Fasilitas ini akan dijaga untuk selama pekerjaan
berlangsung dengan cara membersihkan secara rutin. Rute lalu-lintas masuk dan
keluar serta rambu-rambu petunjuk proyek akan dibuat gambar secara detail.
Kekotoran yang mungkin timbul sebagai akibat aktivitas pekerjaan, akan
diperhatikan dan kondisi lalu-lintas tetap diusahakan dalam keadaan normal.
3. Bangunan Sementara
Bangunan sementara yang dimaksud adalah bangunan yang dibuat guna menunjang
kesuksesan pelaksanaan pekerjaan, setelah selesai pelaksanaan, bangunan tersebut
akan dibongkar.
3.1) Kantor Proyek
Kantor proyek direncanakan mampu menampung semua karyawan dengan leluasa
sesuai organisasi yang ditentukan, dilengkapi pendingin ruangan, musholla dan
system sanitari yang memadai. Penataan ruangan dan furniture direncanakan
untuk kenyamanan bekerja dan kokoh.

3.2) Gudang
Gudang diperuntukkan untuk menyimpanan sementara bahan/stocking dan juga
penyimpanan peralatan bantu.
Untuk keamanan dan keselamatan gudang direncanakan tertutup rapat dengan
jumlah pintu terbatas, terlindungi dari cuaca langsung dan hujan.
Keberadaan gudang akan didukung system pengamanan dan juga keselamatan
kerja (pemadam kebakaran dan batasan-batasan lain)

3.3) Workshop
Workshop dipersiapkan untuk tempat fabrikasi besi dan juga tempat perbaikan
alat-alat bantu bila terjadi kerusakan. Bangunan workshop dibuat terbuka dengan
memakai atap dan lantai dibuat rata, kokoh dan posisinya lebih tinggi dari jalan
kerja yang ada sehingga terbebas dari genangan air bila ada hujan. Fabrikasi baja
akan dilakukan di workshop yang berada di luar area proyek.

II. PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLANNING )

Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan,
stok material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pembangunan proyek, misalnya : kantor kontraktor, gudang, stok material dan lain-lain.

Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang


maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
• Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan lingkungan Sekitar.
• Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh konsultan pengawas.
• Tidak menyumbat saluran air.
• Keamanan material terjamin.
• Memudahkan pengambilan dan pelaksanaan.
• Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
• Terjamin kebersihannya.

Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik genset atau dari PLN. Lalu lintas
keluar masuk kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi / dibatasi sehingga
tertutup kemungkinan terhadap gangguan keamanan maupun terhadap aktivitas di
lingkungan sekitar. Disamping tersebut diatas, proyek juga dilengkapi dengan fasilitas :
• Barak Pekerja.
• Urinoir
pekerja.
Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.
IV. MANAJEMEN PROYEK

Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga PT.


BORNEO RAYA PERKASA yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek
sejenis, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang
akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah
dibina kemampuan dan produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek serupa, yang
sebelum ini telah ditangani oleh PT. BORNEO RAYA PERKASA.

1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Site Manager,
dibantu oleh beberapa tenaga staf dan tenaga pelaksana lapangan yang sesuai dengan
bidang pekerjaannya beserta pembantu-pembantunya.
Organisasi diperlukan agar target pekerjaan dapat dicapai secara efisien dan efektif
yang jumlahnya harus memadai agar tugas-tugas pelaksanaan dapat dilakukan
secara terkoordinir melalui tenaga terampil.
2. Koordinasi
Site Manager memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik
dan lain - lain.
 Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh
bagian teknik beserta stafnya.
 Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian
Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
 Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.

Secara organisasi perusahaan, Site Manager bertanggung jawab langsung kepada


Direktur Perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. BORNEO
RAYA PERKASA.
Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan
dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang
ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benar-benar menjadi
perhatian dan komitmen PT. BORNEO RAYA PERKASA sebagai Pelaksana.

V. METODE PENCAPAIAN SASARAN


Untuk dapat mencapai sasaran yang diinginkan, PT. BORNEO RAYA PERKASA memiliki
Sistem Pengendalian dan Sistim Manajemen yang telah dijalankan secara konsisten.
Sistem tersebut dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa
perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware)
yang berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
1. Sistem Pengendalian Proyek
Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan
dalam bentuk daftar-daftar isian (formulir-formulir) pengendalian, yang mengacu pada
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa barchart.
Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, di lapangan
dijabarkan lagi secara lebih terinci. Dibuat program mingguan, yang realisasinya
dipantau dengan daftar-daftar isian (formulir-formulir) laporan kegiatan pekerjaan.
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat metoda kerja yang
rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang mudah
dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam pelaksanaan
pekerjaan. Dengan sarana- sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti
yang diharapkan.
2. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya
serta sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu. Pada proyek ini alat yang
dipakai antara lain : Concrete Mixer, Truck Mixer, Motor Grader, Dump Truck,
Excavator, Concrete Vibrator, Water Tank Truck, Concrete Cutter, Compressor dan alat
bantu lainnya.

3. Bahan dan Sistem Supply Material


Kebutuhan pokok bahan bangunan proyek ini adalah semen, pasir, aggregate, batu
gunung, Besi Beton, Kawat Beton, Tanah Timbunan, dan material lainnya. Agar
mempercepat pekerjaan, sedapat mungkin material di siapkan dalam jumlah yang
mencukupi dan khusus untuk material ready mix sedini mungkin untuk mencegah
kelangkaan.
4. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini
terdiri atas :
• Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
• Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, mekanik dan operator.
• Pekerja (labour).
Tenaga inti yang digunakan, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani
proyek-proyek dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.
5. Pengamanan (security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. BORNEO RAYA PERKASA akan
menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal:
a. Pengawasan terhadap para pekerja
b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para
pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam
kebakaran yang mudah dicapai, baik ditempat pekerjaan maupun dikantor lapangan.
d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi
pengaman/helm, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya.
e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat
yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu pekerjaan.
f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ ancaman dari pihak
luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya perkelahian di dalam lingkungan
proyek.
h. Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat pembangunan ini.
i. Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT) atau walky talky,
baik oleh para petugas keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas
lain yang memerlukan.
6. Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan, PT.
BORNEO RAYA PERKASA telah menerapkan Sistem Manajemen K3 yang merupakan
integrasi Sistem.
a. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja seluruh staf dan pekerja yang
terlibat dalam kegiatan proyek, akan dibentuk unit K3. Dalam menanggulangi
gangguan keselamatan kerja yang mungkin terjadi, maka unit K3 akan bekerja
sama dengan instansi yang terkait dalam keselamatan.
 Unit K3 mempunyai tugas antara lain untuk :
 Mengawasi kebersihan daerah kerja
 Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (safety jaket, helm, safety belt,
sepatu dll) jika dipersyaratkan.
 Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api, bak
sampah dll)
 Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja.
 Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
 Menentukan daerah evakuasi bila terjadi hal-hal diluar dugaan, misalnya gempa
bumi atau kebakaran.
Program K3 yang dilaksanakan di proyek
meliputi :
I. Pembuatan Safety Plan
• Membentuk Organisasi K3 Proyek
• Daftar material yang memerlukan penanganan khusus
• Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
• Daftar tenaga kerja yang memerlukan keahlian tertentu
• Indentifikasi sumber bahaya dan pencengahannya.
• Site plan K3.
• Program kebersihan dan 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rajin, Rawat)
II. Menyiapkan peralatan, sarana penunjang K3 dan Alat pelindung diri
• Alat pemadam kebakaran
• Rambu-rambu K3
• Instruksi-instruksi keselamatan kerja
• Sarana penunjang : MCK, Urinoir sementara, Pompa air
• Helm, Safety belt, sepatu kerja, masker, kotak P3K.
III. Kerjasama dengan Rumah sakit/Puskesmas terdekat serta
mengasuransikan Tenaga kerja ke Jamsostek
Perusahaan telah mempunyai prosedur penanganan kecelakaan kerja yang sudah
dibakukan dan diberlakukan diseluruh wilayah kerja perusahaan.

Untuk menjamin tercapainya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. BORNEO RAYA
PERKASA menerapan siklus harian pelaksanaan pekerjaan sesuai bagan alir di bawah
ini :
Contoh pelaksanaan K3 :
B. PEMAPARAN METODE PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan proyek ini, perlu dibuat metode konstruksi yang secara garis besar
akan diuraikan di bawah ini, yaitu meliputi : Pekerjaan persiapan serta metode
pelaksanaan item pekerjaan utama (major item).
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan ini diantaranya meliputi :
1. Mobilisasi Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Mobilisasi peralatan meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang
diperlukan di lapangan. Mobilisasi akan dilaksanakan segera setelah kontrak
ditandatangani. Mobilisasi alat berat dilakukan sesuai dengan schedule mobilisasi
dan schedule pekerjaan. Mobilisasi alat berat dilakukan dengan pengawalan petugas
keamanan dan dilakukan pada saat –saat tidak padat kendaraan untuk menghindari
kemacetan. Peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mampu melayani /
mendukung pelaksanaan pekerjaan.
Selain mobilisasi peralatan, pada awal pelaksanaan juga akan dilakukan mobilisasi
Bahan, Personil Kerja dan perlengkapan kerja lainnya.
Penyelesaian Pekerjaan ini adalah 1 Minggu Kerja.
2. Penyediaan Perlengkapan K3
Penyediaan perlengkapan K3 meliputi pengadaan dan pemasangan rambu-rambu
K3 (rambu-rambu Larangan, Peringatan, Himbauan dan Petunjuk), penyediaan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Pelindung Diri (helm, safety shoes, masker,
sarung tangan) dan perlengkapan K3 lainnya sesuai Identifikasi Risiko yang ada di
proyek.
3. Direksi Keet
Kantor Direksi dan Konsultan lengkap dengan furniture dan isi bangunan yang
dipersyaratkan dalam dokumen lelang akan dipersiapkan bersamaan dengan
pekerjaan setting out. Direksi keet tersebut akan ditempatkan di sekitar lokasi
pekerjaan.
4. Kantor kontraktor lapangan, gudang sementara dan barak pekerja.
Meliputi penyediaan kantor kontraktor termasuk perabot, pembuatan los kerja,
gudang dan tempat penimbunan material. Fasilitas-fasilitas tersebut ditempatkan
pada lokasi yang telah disetujui oleh konsultan pengawas. Barak pekerja akan
ditempatkan di luar area proyek.
5. Penyediaan air kerja dan listrik kerja
Air kerja akan menggunakan air dari sumur pompa sedangkan listrik kerja
menggunakan sumber daya PLN atau genset.
6. Papan nama proyek
Papan nama akan ditempatkan di lokasi yang ditentukan Pemberi Tugas/ MK. Papan
nama mencntumkan nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan
Manajemen Konstruksi, Kontraktor dan subkontraktor yang terlibat.
7. Pengukuran dan Bouwplank
A. Pek. Bowplank
Sebelum melakukan pekerjaan bouwplank, kegiatan yang harus dilakukan adalah
pengukuran dan bila perlu perataan permukaan tanah. Tujuan utama dari pengukuran
adalah membuat pola badan jalan dalam ukuran yang sesungguhnya sesuai gambar
denah rencana. Hasil dari pengukuran tersebut, harus kita simpan dan permanenkan
dengan melakukan bouwplank.

Tujuan pekerjaan bouwplank:

 Untuk menentukan elevasi badan jalan


 Untuk membantu presisi dan akurasi ketebalan lapisan beton

CL

4m

Gbr. Pekerjaan Bowplank.

Bouwplank diletakkan kurang lebih satu meter arah luar dari as bangunan atau pada
posisi yang dirasa aman terutama akibat galian pondasi.

Penyelesaian Pekerjaan ini adalah 2 hari Kerja.

B. Pekerjaan Pemeriksaan Kepadatan Tanah


Untuk memastikan kepadatan tanah maka akan dilakukan pemadatan dengan metode
sand cone.
Kepadatan yang akan dicapai 95 % kepadatan laboratorium
Pemeriksaan pemadatan dilakukan bersama-sama dengan konsultan
8. Pembuatan shop drawing/ as built drawing
Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memperoleh ijin dari Pemilik
Proyek untuk memasuki lapangan. Setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan
terlebih dahulu dibuatkan shop drawing yang memuat semua ukuran-ukuran,
dimensi dan informasi secara detail dan disetujui dahulu oleh pengawas lapangan.
9. Pemantauan Lingkungan
Pemantauan Lingkungan di perlukan untuk menentukan titik-titik dimana hal-hal di
atas di tempatkan seperti gudang, kantor, direksi keet, dll. Pemantauan lingkungan
juga di perlukan untuk melihat dan merekayasa mekanisme pelaksanaan pekerjaan
nantinya.
10. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan Pembersihan Lokasi terdiri dari pembersihan semak belukar, maupun
tanaman berkayu pada lokasi yang telah ditentukan sehingga lokasi pekerjaan bersih
dari tanaman, dan tunggul.sesuai gambar atau petunjuk Direksi Lapangan. Pekerjaan
pembersihan diperlukan untuk mempermudah dalam kegiatan penggalian.

Prosedur pembersihan
1. Tebas dan Pembersihan dilakukan pada lokasi Galian dan Rencana badan
Jalan yang sudah ditentukan sesuai gambar atau petunjuk Direksi Lapangan.
2. Sebelum melakukan pembersihan, terlebih dulu dilakukan pematokan daerah
jalur Galian dan Rencana Badan Jalan yang akan dibersihkan.
3. Dikerjakan secara manual menggunakan parang atau alat bantu lainnya
untuk tebas dan pembersihan tumbuh-tumbuhan kecil yang ada pada jalur
Galian serta Rencana Badan Jalan dan sekitarnya atas persetujuan Direksi
Lapangan.
4. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan,seperti sarung
tangan,topi pelindung kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus
menyiapkan kotak P3K sebagai penangan sementara bila terjadi kecelakaan
kerja.
5. Waktu penyelesaian Pekerjaan adalah 8 Hari Kerja.

II. PEKERJAAN TANAH


1. Galian Tanah Manual
Pekerjaan galian tanah manual yang kedalamanya kurang dari 1 meter ini
mencakup penggalian tanah dasar Pondasi Pasangan Batu. Penggalian
disesuaikan dengan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Lapangan.

Tahapan pelaksanaannya :
1) Penggalian harus dilaksanakan sesuai dengan elevasi yang ditentukan dalam
gambar konstruksi atau ditunjukkan oleh Direksi Lapangan dan harus mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk
tanah, batu, kayu, beton, akar-akar dan bahan yang menganggu pekerjaan.
2) Pekerjaan galian harus dilaksanakan pada tanah dasar Pondasi Pasangan Batu
dengan gangguan seminimal mungkin terhadap bagian bahan dibawah dan diluar
batas galian.
3) Peralatan yang digunakan menggunakan alat bantu seperti cangkul, sekop,
keranjang, kereta dorong dan lain-lain atau harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan untuk pekerjaan galian tersebut.
4) Hasil galian tanah dibuang disekitar lokasi bangunan yang tidak mengganggu
pondasi bangunan yang sudah digali dan tidak menggangu aktifitas pelaksanaan
pekerjaan bangunan yang dibuat
5) Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan,seperti sarung tangan,topi
pelindung kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus menyiapkan kotak P3K
sebagai penanganan sementara bila terjadi kecelakaan kerja.
6) Waktu penyelesaian Pekerjaan adalah 1 Minggu Kerja.

2. Timbunan Bekas Galian


Pekerjaan ini mencakup Pekerjaan Timbunan Tanah urug dilakukan dibawah
semua lantai kerja / Bekas Galian sehingga tertutup kembali dengan tebal sesuai
dengan gambar, termasuk lantai rabat.
Bahan Timbunan Tanah Urug harus memenuhi syarat teknis sebagai bahan
urugan. Peralatan yang digunakan diantaranya sekop, alat penumbuk/ pemadat,
pompa air dan alat bantu lainnya.

Tahapan pelaksanaannya :
1) Sebelum pengurukan,kayu–kayu dan sampah–sampah diangkat dan dikeluarkan
dari lokasi rencana kerja pengurukan.
2) Timbunan Tanah urug harus disiram air kemudian ditumbuk hingga padat dengan
alat bantu pemadat.
3) Menggunakan Tanah urug Biasa dari sumber galian dan luar sumber galian.
4) Ketinggian dan elevasinya disesuaikan dengan Gambar rencana.
5) Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan,seperti sarung tangan,topi
pelindung kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus menyiapkan kotak P3K
sebagai penanganan sementara bila terjadi kecelakaan.
6) Waktu penyelesaian Pekerjaan adalah 1 Hari Kerja

3. Pekerjaan Perataan Tanah/ Timbunan Tanah Pilihan


Pekerjaan Timbunan Tanah Pilihan adalah pekerjaan Penimbunan sisi kiri dan kanan
pasangan batu luar parit atau sisi dalam Turap sehingga bagian ini dapat di buat bahu
jalan atau agar pasangan batu tidak goyang dan terkikis air , dalam Pekerjaan ini
memerlukan beberapa persiapan seperti :
 PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah :
- Cangkul,
- Sekop,
- Gerobak Sorong
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibrator Roller
 TENAGA
Tenaga yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :
- Pekerja
- Mandor
- Supir/ Driver
- Operator Alat Berat
 MATERIAL/ BAHAN
- Tanah Timbunan Pilihan
 METODE PELAKSANAAN
- Dump truck membawa Material timbunan ke lokasi kerja.
- Dump truck menuang material Timbunan di lokasi yang akan ditimbun dan
dipadatkan.
- Motor grader meratakan Material timbunan tanah biasa dengan jarak, lebar sesuai
dengan gambar kerja
- Hamparan Tanah timbunan kemudian di padatkan menggunakan Vibro Roller.
- Pekerja membantu merapikan tepi/ pinggiran timbunan serta meratakan dan
memadatkan tanah timbunan yang tidak dapat di lalui Vibro Roller.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah paling lambat 5 hari kerja.

III. PEKERJAAN JALAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON


Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan beton
adalah:
1. Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen di
dalam campuran beton, harus tetap sesuai dengan yang direncanakan. Tidak
boleh ada tambahan air adukan atau pengurangan air adukan selama
pembetonan.
2. Pembetonanan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga campuran seragam
(uniform), baik sewaktu pengadukan maupun penuangan sampai penyelesaian
akhir.
3. Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi ke cetakan dengan baik,
mudah dituang dan mudah dipadatkan (tidak terjadi segregasi ataupun bleeding).
4. Perawatan (curing) yang baik pasca-pembetonan.
5. Ecxavator digunakan untuk memasukkan Semen, pasir, dan agregat kasar
kedalam Truck Mixer kemudian dicampur dengan air dan diaduk;

Pelaksanaan faktor-faktor di atas ditentukan oleh:


A. Pekerjaan bekisting (form work),
B. Pekerjaan penulangan,
C. Pekerjaan pembetonan,
D. Perawatan (curing).

A. METODE PEMBETONAN

Pelaksanaan pembetonan dikerjakan melalui beberapa tahapan pengerjaan beton


yang meliputi:
1. Pekerjaan persiapan,
2. Penakaran,
3. Pengadukan,
4. Penambahan zat aditif anti korosi,
5. Pengangkutan,
6. Penuangan (pengecoran),
7. Pemadatan,
8. Penyelesaian akhir.
1. Pekerjaan Persiapan
Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan
persiapan sangat penting untuk memastikan kelancaran pengerjaan beton
selanjutnya.

Pekerjaan persiapan meliputi kebersihan alat-alat kerja, pemeriksaan bekisting (form


work), pemeriksaan tulangan, sambungan pengecoran atau penghentian
pengecoran. Pada bagian struktur yang kedap air harus dipasang penahan air
(waterstop). Hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan yang
cukup untuk volume pengecoran yang diinginkan, seperti kerikil, pasir dan semen,
dan tersedia jalan atau akses ke tempat penuangan terakhir, seperti jalan untuk
kereta sorong. Biasanya hal-hal di atas dituangkan dalam bentuk lembaran checklist.
Untuk pekerjaan yang memakai tenaga pengawas, penuangan atau pengecoran
dimulai setelah checklist diperiksa dan disetujui pengawas.

2. Penakaran
Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara
pengadukan dan pengecoran beton sebagai berikut:

a. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc’) lebih besar atau sama dengan 20 MPa,
proporsi bahan harus menggunakan takaran berat.
b. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc’) lebih kecil dari 20 MPa, proporsi bahan
dapat menggunakan takaran volume.
Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil
penakaran yang baik, tidak dipengaruhi oleh pengembangan pasir dan kepadatan
timbunan material. Penakaran cara ini sulit dilakukan di tempat pekerjaan bila
pengadukan dilakukan dengan mesin aduk (mixer) yang mobile.

3. Pengadukan
Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara:

a. Cara manual
b. Cara masinal
a. Pengadukan cara manual:
Pengadukan cara manual dilakukan dengan tangan dan takaran dilakukan dengan
takaran volume. Pengadukan ini biasanya dilakukan untuk pengecoran beton yang
bukan struktural, seperti lantai kerja, tiang dan balok perkuatan pasangan dinding
bata. Tatacara pengadukan manual dimulai dengan pasir dan semen dicampur
(dalam keadaan kering) dengan komposisi yang telah ditentukan, di atas tempat
yang datar dan kedap air. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang
homogen, kemudian ditambahkan dengan kerikil dan diaduk kembali hingga merata,
kemudian dibuat lubang di tengah adukan dan tuangkan air di tengah lubang kira-
kira 75% dari yang dibutuhkan. Pengadukan dilanjutkan hingga merata dan
tambahkan air sedikit demi sedikit sambil mengaduk.
b. Pengadukan cara masinal:
Pengadukan secara masinal dengan mesin aduk (mixer) dilaksanakan untuk
pengecoran beton struktur, dan volume pengecoran yang cukup besar.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadukan secara masinal:

 Bagian dalam dari wadah alat pengaduk harus cukup basah, sehingga tidak
menambah atau mengurangi air pencampur.
 Lamanya waktu pengadukan sesuai dengan kapasitas dari mixer seperti yang
diberikan di Tabel 2.
 Bahan–bahan seperti pasir dan kerikil harus dalam keadaan SSD (saturated surface
dry) supaya pengawasan faktor air semen yang tetap untuk setiap pengadukan
dapat dilaksanakan.
 Wadah alat transport harus dibasahi air sebelum beton dituang ke dalamnya.
 Mesin aduk (mixer) tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya, karena akan
menyebabkan bahan tumpah sehingga proporsi bahan menjadi tidak tepat.
Tabel. Waktu Pengadukan
Kapasitas dari mixer Ketentuan ASTM C.94 dan ACI 318

0,8 – 3,1 m3 1 menit

3,8 – 4,6 m3 2 menit

7,6 m3 3 menit

4. Penambahan Zat Aditif Anti Korosi

Setiap konstruksi setelah dibangun harus dilakukan evaluasi secara terus menerus
untuk menentukan kinerja beton. Ambruknya suatu infrastruktur, seperti jembatan,
jalan layang, dermaga dan lain-lain, secara tiba-tiba sering kali membawa korban
manusia dan kerugian finansial yang sangat besar. Hal ini merupakan bagian dari
tugas pemilik bersama pihak yang berkepentingan untuk menjamin keselamatan
masyarakat umum sebagai pengguna. Salah satu penyebab kerusakan beton
dilingkungan laut adalah korosi pada beton dan tulangan.

Secara umum, tulangan baja didalam beton tidak akan terkorosi, karena beton pada
umumnya memiliki PH tinggi (sekitar 12.5), Sifat PH tinggi atau basa / alkali pada
beton terjadi saat semen tercampur dengan air. Karena sifat alkali ini, dipermukaan
baja dalam beton terbentuk sebuah lapisan pasif yang menyebabkan baja terlindung
dari pengaruh luar.

Baja baru bisa terkorosi bila lapisan pasif ini rusak (PH Beton turun), yang biasanya
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

 Karbonasi (carbonation)
Proses karbonasi terjadi karena adanya interaksi dari karbon dioksida (CO2) di
udara bebas / atmosfer dengan ion hidroksida didalam beton. Hasil dari interaksi
tersebut menyebabkan PH beton turun (< 9) dan ini mengakibatkan penurunan
ketahanan dari lapisan pasif di permukaan baja tulangan.
 Klorida (Chlorides)
Ion klorida mempunyai kemampuan untuk penetrasi kedalam beton dan merusak
lapisan pasif dipermukaan baja dan logam. Ion klorida bisa berasal dari
lingkungan eksternal, misalnya air laut atau proses hyrolysis auto katalisis dari
bahan logam itu sendiri yang menyebabkan baja terkorosi.

 Garam Magnesium (Magnesium Salts)


Karena pada laut mengandung 3200 ppm bahan setara MgCl2, hal ini sudah
cukup untuk melemahkan Portland Cement Hydrates dari serangan ion Mg. Hasil
reaksinya akan menyebabkan kehilangan material (material loss) dan dapat
melunakkan beton (soft).

 Serangan Sulfat (sulphate attack)


Sulfat alami (natural sulphate) dan bahan polutan dari dalam tanah atau air laut
dapat menyebabkan serangan Sulfat kedalam beton. Ion sulfat dari air laut akan
bereaksi dengan hydrates dari portland cement yang dapat menyebabkan
penurunan mutu beton, membuat beton menjadi lemah / lunak dan rapuh (brittle).

 Serangan Asam oleh Bakteri


Pada bak tempat penampungan minyak mentah, struktur bawah dari bangunan
offshore, pada daerah pantai yang air lautnya diam dan suhunya cenderung tetap
(Oil Well 70-80 °C) atau (45-50 °C) akan berpotensi menumbuhkan mikroba aktif
yang menghasilkan karbon dioksida serta dapat menurunkan PH air. Hal ini akan
berpotensi menyebabkan proses korosi pada struktur beton, baja maupun bahan
logam yang terdapat pada daerah tersebut.

Pada korosi jenis ini, kerusakan terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini disebabkan
karena tulangan di dalam beton bereaksi dengan air dan membentuk karat. Karat
yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan pengembangan volume besi
tulangan tersebut. Pengembangan volume ini kemudian mendesak beton sehingga
beton tersebut retak, terkelupas atau pecah, sehingga daya dukung dan dimensi
beton menjadi berkurang.

Dari hasil pengujian terjadi kenaikan nilai slump sejalan dengan peningkatan
kandungan Sikament-NN dan SikaFume. Hal ini disebabkan proses dipresi admixture
yang akan meningkatkan workabilitas campuran beton dengan ditandai peningkatan
nilai slump sejalan dengan penambahan persentase SikaFume. Penambahan bahan
SikaFume pada variasi A7 (SikaFume 5,0 % dan 7,0%) adalah variasi yang terbaik
permeabilitas beton dan kuat tekan beton pada kondisi rendaman air normal (pH 7),
air asam (pH 3) dan air basa (pH 13). Sedikitnya rembesan air yang dapat keluar dari
beton akan menghasilkan penyusutan beton yang semakin kecil. Keadaan beton yang
padat, kedap air (watertight), susut yang kecil, akan menghasilkan kuat tekan yang
semakin besar.
5. Pengangkutan
Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:

a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi.
b. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan
perubahan sifat beton yang telah direncanakan, seperti faktor air semen, slump,
dan keseragaman adukan.
c. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka waktu
yang lebih lama, maka harus dipakai bahan tambahan penghambat pengikatan
(admixture type retarder).
Di tempat pekerjaan, pengangkutan beton sampai ke tempat penuangan dapat
menggunakan:

 Kereta sorong, gerobak roda satu.


 Saluran atau talang (chute).
 Ban berjalan.
 Pompa beton (concrete pump).
 Wadah atau bucket dari baja dengan bukaan bagian bawah dan diangkat dengan
tower crane atau crane.

6. Penuangan (Pengecoran)
Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menghasilkan beton dengan mutu yang diinginkan. Beberapa hal penting
yang harus diperhatikan antara lain:

a. Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan,
agar dapat mengisi bekisting dengan baik dan penuangan harus sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan butiran agregat
kasar dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang mengakibatkan
kekuatan beton berkurang.
b. Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton
yang baru harus dilakukan sebelum lapisan beton sebelumnya mencapai waktu
setting awal (initial setting time).
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah
terkotori oleh bahan lain tidak boleh digunakan lagi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya tidak terjadi
segregasi adalah:

1) Beton yang dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan, tinggi jatuh
penuangan adukan maksimum 60 cm
2) Untuk pengecoran kolom dan dinding penuangan dilakukan melalui pipa
penghantar (tremie) sampai di bawah kolom. Bila penuangan dilakukan dari atas
dengan ketinggian penuangan mencapai 3 - 4 m, beton yang dituang akan
menumbuk tulangan dan bagian dasar, menyebabkan agregat kasar terlempar
keluar dari adukan sehingga terjadi segregasi.
3) Bila tidak menggunakan tremie, pengecoran dilakukan melalui bukaan di dinding
bekisting bagian bawah untuk mengurangi tinggi jatuh penuangan, seperti terlihat
pada Gambar 1.

Gambar 1. Penuangan Melalui Jendela pada Bekisting Kolom

4) Pada pengecoran pelat lantai dan balok, penuangan sebaiknya dilakukan


berlawanan terhadap arah pengecoran atau menghadap beton yang telah dituang.
5) Beton yang dituang harus menyebar, tidak boleh ditimbun pada suatu tempat
tertentu dan dibiarkan mengalir ke dalam bekisting.
6) Arah penuangan adukan pada permukaan yang miring harus dilakukan dari bawah
ke atas, sehingga kepadatan bertambah sejalan dengan bertambahnya berat
adukan beton yang baru ditambahkan.

7. Pemadatan
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat
penting dalam menentukan kekuatan dan ketahanan beton yang telah mengeras.

Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan sebelum terjadi
waktu setting awal dari beton segar. Setting beton segar di lapangan dapat diperiksa
dengan menusuk tongkat ke dalam beton tanpa kekuatan dan dapat masuk 10 cm.
Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk menghilangkan rongga-rongga udara
sehingga dapat mencapai kepadatan maksimal. Tingkat kepadatan yang dapat
dicapai bergantung pada:

a. Komposisi bahan beton.


b. Cara dan usaha pemadatan di lapangan.

Komposisi bahan yang perlu diperhatikan adalah:

 Kelecakan (workability) dari adukan yang ditentukan oleh nilai slump-nya.


Dengan nilai slump yang sesuai, bekisting akan terisi dengan baik.
 Campuran yang terlalu banyak air akan menyebabkan segregasi.
 Campuran yang gemuk (banyak semen) akan membuat beton yang lebih plastis,
sehingga campuran lebih kompak.
Cara dan usaha pemadatan sangat dipengaruhi oleh kelecakan betonnya. Semakin
lecak semakin mudah pemadatannya, makin rendah slump-nya makin sulit
pemadatannya. Pemadatan secara mekanis lebih padat dibandingkan dengan cara
manual.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat dilakukan pemadatan adalah:

 Pemadatan dilakukan sebelum waktu setting, biasanya antara 1 sampai 4 jam


bergantung apakah ada pemakaian admixture.
 Alat pemadat tidak boleh menggetar pembesian, karena akan
menghilangkan/melepaskan kuat lekat antara besi dengan beton yang baru dicor
dan memasuki tahap waktu setting (setting time).
 Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari bleeding, yaitu naiknya
air atau pasta semen ke atas permukaan beton dan meningggalkan agregat di
bagian bawah. Hal ini dapat menimbulkan permukaan kasar (honeycomb) di
bagian bawah, dan beton yang lemah di dekat permukaan karena hanya terdiri
dari pasta semen.
 Untuk pengecoran bagian yang sangat tebal atau pengecoran massal,
penuangan dan pemadatan dilakukan berlapis-lapis. Tebal setiap lapisan tidak
boleh lebih dari 500 mm.
Pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1. Cara manual
2. Menggunakan alat getar mekanis (vibrator)
Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan sebatang
tongkat atau besi tulangan ke dalam secara berulang-ulang, atau dengan menumbuk
beton segar dengan alat penumbuk. Pemadatan dengan penumbukan dilakukan bila
mengecor beton tumbuk yaitu beton dengan air yang sangat sedikit, atau campuran
yang kaku. Pemadatan dengan penusukan tongkat dilakukan terhadap beton yang
cukup plastis.

Terdapat beberapa jenis alat getar mekanis, antara lain:

1. Jarum penggetar.
2. Penggetar permukaan.
3. Penggetar bekisting/acuan.
4. Meja getar.
5. Balok penggetar.
Alat penggetar mekanis yang paling banyak dipakai adalah jarum penggetar, jarum
penggetar terdiri dari mesin dan selang karet dengan ujung baja lancip yang
menggetar antara 3000 sampai 12000 getaran per menit.

Berikut ini beberapa pedoman proses pemadatan menggunakan alat jarum


penggetar:

a) Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar oleh beratnya
sendiri.
b) Penggetaran dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang masih dalam
pengaruh getaran antara satu titik dengan titik lainnya.
c) Bila permukaan sekeliling jarum mulai menunjukan berkumpulnya pasta semen
atau menjadi licin, maka pemadatan telah cukup dan harus pindah ke titik
lainnya, dengan menarik pelan-pelan keluar sehingga lubang yang ditinggalkan
ujung penggetar dapat tertutup dengan sendirinya.
d) Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5 – 15 detik.
e) Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi bleeding.
f) Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan pembesian, karena dapat merusak
daya lekat ujung pembesian lain dengan beton yang telah mulai setting.
g) Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan bekisting.
h) Tidak boleh menggunakan alat getar untuk mengalirkan adukan beton dalam
pengisian bekisting.
i) Tebal lapisan yang dicor tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar.

8. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir merupakan pekerjaan meratakan pemukaan beton segar sesuai
dengan tebal dan jenis permukaan yang direncanakan. Penyelesaian akhir
permukaan beton dapat dilakukan dengan cara manual atau masinal.

Penyelesaian secara manual menggunakan raskam/sendok dan dilakukan dengan


tangan, sedangkan secara masinal menggunakan mesin trowel. Mesin trowel
mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa daun pelat baja yang dapat berputar
dan menghaluskan permukaan beton. Permukaan yang diselesaikan dengan mesin
trowel lebih kuat dan awet dibandingkan dengan pekerjaan tangan.

Kadang-kadang penyelesaian tekstur permukaan akhir dilakukan secara khusus.


Antara lain adalah sebagai berikut:

a. Permukaan bertekstur yang dibentuk dari pemakaian bekisting dengan


permukaan tekstur.
b. Permukaan yang berbentuk tekstur, dengan menggunakan alat pencetak
(stamp concrete). Pembentukan tekstur dengan alat pencetak dilakukan saat
beton mulai memasuki setting awal, dengan menekan cetakan karet (dengan
permukaan bertekstur) ke permukaan beton, kadang-kadang diberi lapisan
pigmen warna sebelum ditekan.
c. Pembuatan tekstur dengan cara mekanis misalnya dengan cara abrasi setelah
beton mengeras. Untuk menyesuaikan fungsi akhir dari beton yang dicor,
kadang-kadang ditambahkan bahan pelapis permukaan dan dikerjakan sesuai
dengan tekstur permukaan yang direncanakan.

Terdapat beberapa jenis bahan pelapis, antara lain:

a. Tambahan adukan pasta semen atau semen kering.


b. Tambahan bahan pengeras permukaan (floor hardener), gunanya untuk
mendapatkan permukaan yang keras dan tahan aus. Biasanya dilakukan untuk
lapisan perkerasan jalan, pelat lantai parkir dan lain-lainnya. Jumlah persentase
bahan yang dipakai bergantung pada tingkat lalu lintas yang dilayani, untuk
lantai parkir biasanya 3 – 5 kg/m2, sedangkan untuk lalu lintas berat pemakaian
bahan ini mencapai 7 – 10 kg/m2.
c. Tambahan pigmen warna, untuk mendapatkan permukaan yang berwarna.
d. Pengerjaan lapisan penyelesaian akhir permukaan dengan bahan pelapis
biasanya menggunakan mesin trowel. Hal ini karena akan menghasilkan
permukaan yang lebih kuat karena alat trowel lebih kuat menekan bahan
pelapis sehingga lebih bersatu dengan beton di bawahnya
1. Beton (K-225), Untuk Jalan
Lingkup pekerjaan beton i n i a d a l a h u n t u k p e k e r j a a n B a d a n J a l a n , Mutu beton
Ready Mix yang digunakan adalah minimal K-225 atau sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan ini. Tercakup di dalamnya adalah pekerjaan bekisting, pembesian, dan
pengecoran.

a. Material Beton
 Pemakaian adukan “Ready-mix” harus mendapatkan persetujuan dari
konsultan MK/ Pengawas, yang sebelumnya akan diajukan dan dilaksanakan
trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan oleh konsultan
pengawas.
 Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15 x15 cm atau
silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm.

METODE PELAKSANAAN :

- Pasir, Koral, Semen dan Air di masukkan ke dalam Concrete Pan Mixer dan
diaduk hingga Rata sesuai dengan takaran yang sudah disetujui oleh pengawas
proyek dan direksi.
- Setelah adukan selesai dan sesuai takaran, maka adukan cor beton di tuang
kedalam Mobil/ truck Agitator dan dibawa ke lokasi kerja.
- Setelah sampai maka truck Mixer menuang Adukan Cor ke dalam Bekisting yang
sebelumnya sudah disiapkan.
- Bekisting harus di buat dengan kokoh serta tidak bocor agar cor beton yang di
masukkan tidak keluar lagi dan dapat merata dengan baik.
- Setelah cor beton dimasukkan kedalam bekisting pekerja merapikan hasil tuangan
cor beton menggunakan alat bantu.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 5 Minggu kerja.

2. Pek. Beton K-175


Lingkup pekerjaan beton dinding box culvert meliputi beton struktural untuk konstruksi
Saluran drainase. Mutu beton readymix yang digunakan adalah minimal K-175 atau
sesuai dengan spesifikasi pekerjaan ini. Tercakup di dalamnya adalah pekerjaan
bekisting, pembesian, dan pengecoran

METODE PELAKSANAAN :

- Pasir, Koral, Semen dan Air di masukkan ke dalam Concrete Pan Mixer dan
diaduk hingga Rata sesuai dengan takaran yang sudah disetujui oleh pengawas
proyek dan direksi.
- Setelah adukan selesai dan sesuai takaran, maka adukan cor beton di tuang
kedalam Mobil/ truck Agitator dan dibawa ke lokasi kerja.
- Setelah sampai maka truck Mixer menuang Adukan Cor ke dalam Bekisting yang
sebelumnya sudah disiapkan.
- Bekisting harus di buat dengan kokoh serta tidak bocor agar cor beton yang di
masukkan tidak keluar lagi dan dapat merata dengan baik.
- Setelah cor beton dimasukkan kedalam bekisting pekerja merapikan hasil tuangan
cor beton menggunakan alat bantu.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 4 Hari kerja

3. Pek. Beton K-125


Lingkup pekerjaan beton dinding box culvert meliputi beton struktural untuk konstruksi
Saluran drainase. Mutu beton readymix yang digunakan adalah minimal K-125 atau
sesuai dengan spesifikasi pekerjaan ini. Tercakup di dalamnya adalah pekerjaan
bekisting, pembesian, dan pengecoran

METODE PELAKSANAAN :

- Pasir, Koral, Semen dan Air di masukkan ke dalam Concrete Pan Mixer dan
diaduk hingga Rata sesuai dengan takaran yang sudah disetujui oleh pengawas
proyek dan direksi.
- Setelah adukan selesai dan sesuai takaran, maka adukan cor beton di tuang
kedalam Mobil/ truck Agitator dan dibawa ke lokasi kerja.
- Setelah sampai maka truck Mixer menuang Adukan Cor ke dalam Bekisting yang
sebelumnya sudah disiapkan.
- Bekisting harus di buat dengan kokoh serta tidak bocor agar cor beton yang di
masukkan tidak keluar lagi dan dapat merata dengan baik.
- Setelah cor beton dimasukkan kedalam bekisting pekerja merapikan hasil tuangan
cor beton menggunakan alat bantu.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 4 Hari kerja

4. Anyaman kawat yang dilas (welded wire mesh)


Bahan :

- Baja Tulangan Ø8 cm
- Kawat Beton

METODE PELAKSANAAN :

- Tulangan baja menggunakan baja berdiameter 8 cm dianyam menggunakan kawat


beton dan dilas, jarak sengkang 15 cm dengan lebar penulangan 350 cm
dengan ketebalan pengecoran 15 cm.
- Pekerjaanpemasangan Anyaman kawat yang dilas (welded wire mesh) dilakukan
sebelum pekerjaan pengecoran atau beton K-225.
- Ayaman kawat tersebut diletakkan sepanjang badan jalan yang akan dilakukan
pembetonan dan ditempatkan pada level ± 7,5 cm dari urugan pasir.
- Untuk dapat menempatkan ayaman tersebut sesuai dengan gambar kerja, ayaman
kawat tersebut diberi alas berupa tahu beto.
- Setiapsambungan lempengan ayaman tersebut diikat dengan menggunakan kawat
beton.
- Penggunaan jenis ayaman kawat tersebut harus sesuai dengan spesifikasi
teknik dan disetujui oleh konsultan pengawas.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 7 Hari kerja.

5. Pemasangan Bekisting

Bekisting meliputi pekerjaan dinding, pilar, sayap tegak dan sayap miring atau bagian
yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan untuk pembatas dan pembentuk beton agar
letak dan elevasinya sesuai dengan yang dibutuhkan.

Bekisting harus terbuat dari papan kayu atau papan rata dalam kondisi baik yang
mempunyai kekuatan cukup dan kaku untuk memikul beton dan menahan lenturan dari
kondisi rata dan harus dilindungi permukaannya menurut kebutuhan pelaksanaan.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap untuk menahan kehilangan mortar.

Tahapan pelaksanaannya :
- Bekisting harus dipasang pada pertemuan dari permukaan beton yang mendatar,
tegak dan pertemuan antara kedua permukaan harus ada.
- semua bekisting harus kaku, kedap dan sesuai pada tempatnya serta harus
dibersihkan dari semua kayu potongan, serbuk gergaji, gumpalan mortar kering,
potongan kayu yang tidak terpakai dan genangan air harus dibuang dari antara
bekisting. Bekisting harus berpermukaan baik dengan dilapisi minyak bekisting
(form oil ) atau yang sejenis dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja untuk
melaksanakan pekerjaan pemasangan begisting pada bangunan pintu air kepada
Direksi Pekerjaan.
- Bekisting yang dipakai lebih dari sekali harus dipelihara diperbaiki kondisinya dan
harus dibersihkan sebelum dipakai kembali. Bekisting untuk permukaan bagian
luar ( exterior ) pada dinding harus tetap bersih.
- Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker
pelindung dan lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai
penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
- Pekerjaan Pemasangan Bekisting dikerjakan setelah pekerjaan Besi wiremesh.
- Waktu penyelesaian Pekerjaan adalah 3 Hari Kerja

PEKERJAAN BEKISTING (FORM WORK)

Pekerjaan bekisting yang baik ditentukan oleh pemakaian bahan dengan kualitas
yang baik dan cukup kuat, serta pengerjaan sesuai dengan dimensi yang
direncanakan.

Bahan bekisting yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan:

1. Tidak bocor dan menghisap air dalam campuran beton. Bila hal ini terjadi, faktor
air semen rasio dalam beton akan berkurang, sehingga mutu beton terganggu.
Pada bagian yang bocor akan terjadi keropos atau sarang kerikil atau pasir.
2. Untuk beton dengan permukaan artistik, bekisting harus mempunyai tekstur
seperti yang diinginkan, seperti licin atau bergaris, sehingga beton yang dihasilkan
mempunyai permukaan yang baik.
3. Kekuatan bekisting harus diperhitungkan. Bekisting yang kurang kuat dapat
menjadikan perubahan bentuk dari beton yang direncanakan. Dalam beberapa
kasus terjadi keruntuhan pada waktu pengecoran, akibat sokongan yang tidak
memadai.
4. Ukuran atau dimensi sesuai dengan yang direncanakan.
5. Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan beton.

Beberapa jenis bahan untuk bekisting dan efeknya atau tekstur pada permukaan
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan Bekisting untuk Pekerjaan Beton

Jumlah
Bahan Komentar
Pemakain Ulang

Variasi absorsi air menyebarkan


permukaan yang tidak merata, dapat
Plywood Sampai 5 kali
dihilangkan dengan pelapisan cat (wood
sealer)

Sambungan harus dibuat kedap air, dapat


Plywood lapis plastik Sampai 10 kali
menyebabkan permukaan tidak merata

Dapat menyebabkan variasi warna


permukaan dan tekstur, terdapat noda
Baja 50 sampai 100 kali
karet, dapat dihilangkan dengan dilapis cat
epoxy

Fibre glass Tekstur dan bentuk special 20 sampai 30 kali


Jumlah
Bahan Komentar
Pemakain Ulang

Bekesting dengan tekstur (form liner)

Dengan tekstur tertentu, absorbs air


Kayu variasi, dapat diperbaiki dengan cat 1 sampai 20 kali
wood sealer

Tekstur special, fleksibel, permukaan


Karet atau PVC Sampai 100 kali
warna seragam

Bekisting harus cukup kuat memikul beban dari beton dan tidak berubah bentuk. Untuk bekisting
lantai dan balok, di samping harus kuat terhadap beban beton dan beban lain yang ada, juga
harus tahan terhadap lendutan. Lendutan pada bekisting biasanya dibatasi 1/300 sampai 1/500
dari jarak sokongan.

6. Pekerjaan Plastik Cor


Pekerjaan Pemasangan Plastik Cor berfungsi agar Adukan Cor tidak mengendap
ketanah sewaktu proses pengecoran.

Bahan :

- Plastik Cor

METODE PELAKSANAAN :

- Plastik Cor Di Hampar di atas Rencana Badan Jalan, apabila lebar plastic cor
terlalu melebihi lebar jalan maka plastic cor di potong pinggirnya dengan
menggunakan cutter atau gunting.
- Pekerjaan plastic cor dikerjakan sebelum pemasangan Tulangan Wire mesh atau
pekerjaan Tulangan Besi Polos/ Ulir.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 3 Hari kerja.

7. Pondasi Cerucuk Pengadaan Dan Pemancangan


Pekerjaan Pondasi Cerucuk Pengadaan dan Pemancangan adalah pekerjaan
pemancangan kayu galam untuk bawah pondasi pasangan batu dengan mortar agar
pasangan batu kuat dan tidak bergerak, dalam Pekerjaan ini memerlukan beberapa
persiapan seperti :
 PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah :
- Peralatan Pancang
- Hammer
- Gergaji
- Parang
- Kepala Babi.
 TENAGA
Tenaga yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :
- Pekerja
- Mandor
 MATERIAL/ BAHAN
- Kayu Galam diameter 10 – 15 cm
 METODE PELAKSANAAN
- Kayu galam di potong sesuai ukuran dalam gambar.
- Kemudian ujung nya di lancipkan menggunakan parang.
- Kayu galam kemudian di tancapkan di lokasi yang akan di pancang.
- Kemudian kayu galam di masukkan kedalam tanah menggunakan mesin pancang
atau menggunakan Kepala Babi sesuai kedalaman yang ada didalam gambar
kerja.
- Setelah kedalaman yang diinginkan tercapai maka pangkal atas kayu galam di
potong dengan gergaji agar rapi, ketinggian kayu galam yang tidak masuk ke
dalam tanah juga harus sesuai dengan gambar kerja.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah paling lambat 4 hari kerja.

8. PASANGAN BATU 1 : 4
Pekerjaan Pasangan Batu adalah pekerjaan Pasangan batu dengan mortar untuk pondasi
Gorong-Gorong atau Drainase , dalam Pekerjaan ini memerlukan beberapa persiapan
seperti :
 PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah :
- Sekop,
- Cetok Semen
- Gerobak Sorong
- Keranjang Pasir/ batu
- Palu Hammer
- Concrete Mixer
- Water Tanker
 TENAGA
Tenaga yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :
- Pekerja
- Tukang Batu
- Mandor
 MATERIAL/ BAHAN
- Pasir Pasang
- Semen
- Batu Gunung/ Batu Kali
 METODE PELAKSANAAN
- Pasir, Semen dan Air di masukkan ke dalam Concrete Mixer dan diaduk hingga
Rata sesuai dengan takaran yang sudah disetujui oleh pengawas proyek dan
direksi.
- Setelah adukan selesai dan sesuai takaran, maka adukan cor di tuang di dekat
pekerja yang menyusun batu gunung/ batu kali.
- Pekerja/ Tukang menyusun batu dengan susunan yang benar dan rapi kemudian
dikunci dengan adukan semen agar tidak bergerak dan kuat.
- Batu disusun dengan cara menyusun batu yang besar di bawah dan di rongga
antar batu di kunci dengan batu kecil yang di pecah menggunakan hammer
kemudian di kunci lagi dengan adukan semen.
- Lebar pondasi bawah dan atas, kemiringan serta ketebalan pasangan batu harus
sesuai dengan gambar kerja.
- Setelah Pasangan batu mencapai ketebalan serta ketinggian yang di inginkan
maka pasangan batu di biarkan mengeras dan kering sebelum dilakukan
pekerjaan selanjutnya.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah paling lambat 6 hari kerja.

9. Baja Tulangan U 32 Ulir


Besi beton yang digunakan biasanya berbentuk penampang bulat dengan 2 jenis
permukaan yang berbeda, yaitu besi berpermukaan polos yang juga disebut dengan
besi polos (plain bar) dan besi dengan permukaan berulir yang disebut dengan besi
ulir (deformed bar).

Adapun dalam pelaksanaan ini besi tulangan yang diperlukan adalah besi U 32 Ulir.
Dalam pekerjaan penulangan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Batu penyangga (spacer) untuk menjaga selimut beton harus sesuai dengan
perencanaan yang memenuhi persyaratan. Ukuran terbesar dari butiran agregat
dalam campuran beton harus lebih kecil dari tebal batu penyangga atau selimut
beton, sehingga selimut beton betul-betul merupakan adukan beton bukan mortar.
2. Ukuran terbesar dari butiran agregat yang dipakai harus lebih kecil dari jarak
bersih terkecil dari pembesian, agar agregat dapat lolos di antara pembesian
ketika dipadatkan.
3. Besi tulangan harus bebas karat dan minyak, karena hal ini akan mengurangi
daya lekat (bond strength) antara besi dengan beton.
4. Ukuran agregat maksimum harus lebih kecil dari 1/5 jarak antara sisi-sisi cetakan
dan 1/3 tebal pelat lantai untuk menjamin keseragaman distribusi agregat dalam
beton, sehingga kekuatan beton lebih seragam. Sedangkan ukuran agregat
maksimum harus 3/4 jarak bersih tulangan, ditujukan supaya agregat dapat lolos
dengan mudah di antara tulangan sewaktu penuangan, sehingga agregat tidak
tersangkut dan cetakan dapat diisi serta dipadatkan dengan baik.

Gambar Pekerjaan penulangan

METODE PELAKSANAAN :

1. Besi Tulangan di Potong sesuai ukuran dan di bengkokkan,


2. Kemudian Potongan Besi tulangan di susun dan di ikat menggunakan kawat
beton sesuai dengan gambar kerja
3. Setelah rangkaian selesai besi tulangan di angkat dan di susun di lokasi kerja
yang di rencakan
4. Waktu Penyelesaian pekerjaan ini adalah 1 Minggu Kerja

IV. PEKERJAAN AKHIR


1. Pembersihan Lokasi Akhir
Pekerjaan Pembersihan Lokasi akhir terdiri dari pembersihan Lokasi Kerja yang telah
selesai dikerjakan seluruhnya. Pekerjaan pembersihan diperlukan proses Finishing
dan untuk memperindah dan membuang semua kotoran sisa pekerjaan.

Prosedur pembersihan
1. Pekerja Menyisir semua tempat/ lokasi yang sebelumnya telah selesai di
kerjakan.
2. Pekerja Membawa Peralatan untuk pekerjaan pembersihan seperti : Sekop,
Cangkul, Gergaji, Sapu, Parang, Cetok, Betel dan Alat bantu lain untuk
proses pembersihan.
3. Semua hasil pembersihan di kumpulkan dan dimasukkan kedalam Gerobak
dan di angkut oleh Dump Truck menuju keluar lokasi kerja
4. Dalam Pekerjaan ini dapat juga terdiri dari finishing seperti : pengecatan,
penghalusan dan pekerjaan lain-lain
5. Waktu Penyelesaian pekerjaan ini adalah 1 Minggu Kerja.

Demikian metoda pelaksanaan ini di buat secara garis besar, sedangkan metoda pelaksanaan yang
lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti. Semoga pada saat pelaksanaan nanti akan
timbul ide-ide yang baru sehingga metode ini dapat lebih disempurnakan kedepannya.

Samarinda, 30 Desember 2016


PT. BORNEO RAYA PERKASA

SUPRIANTO
Direktur

Anda mungkin juga menyukai