A. PENJELASAN UMUM
I. PENDAHULUAN
Proyek Pembangunan Infrastruktur Kawasan Perdesaan Desa Respen Tubu Kec.
Malinau Utara Kab. Malinau, merupakan proyek dari Dinas Kementrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Direktorat jendral Cipta karya Pokja ULP Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan Utara dengan waktu
pelaksanaan pekerjaan 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender. Dengan sumber dana
APBN Tahun Anggaran 2017.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan proyek ini berlangsung
nantinya adalah :
1. Kenyamanan Masyarakat Sekitar
Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur Kawasan Perdesaan
Desa Respen Tubu Kec. Malinau Utara Kab. Malinau ini akan mengakibatkan
bertambahnya mobilitas angkutan karena adanya pengiriman material serta kegiatan
proyek lainnya yang berpotensi akan mengganggu aktivitas dan kenyamanan
masyarakat sekitar lokasi proyek. Untuk itu koordinasi dengan pihak Pemberi Kerja dan
masyarakat sekitar akan dilakukan, yang pada akhirnya baik aktivitas proyek dan
maupun kenyamanan masyarakat dapat dioptimalkan.
2. Fasilitas Lapangan
Untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan lingkungan dan fasilitas yang memadai,
untuk itu pengaturan fasilitas lapangan yang rapi, jelas dan bersih akan dilakukan
peraturan-peraturan K3 dan standartnya akan menjadi pertimbangan dominan dalam
merencanakan fasilitas lapangan.
2.1) Pagar
Pemagaran Lokasi pekerjaan sekeliling atau sebagian proyek untuk keamanan dan
pembatasan aktivitas proyek dengan aktivitas sekitar kantor.
2.2) Jalan Kerja
Jalan kerja akan dibuat sesuai kebutuhan dan jalan kerja di luar pagar yang juga
digunakan untuk sarana mobilitas operasional proyek akan menggunakan
fasilitas jalan yang ada. Fasilitas ini akan dijaga untuk selama pekerjaan
berlangsung dengan cara membersihkan secara rutin. Rute lalu-lintas masuk dan
keluar serta rambu-rambu petunjuk proyek akan dibuat gambar secara detail.
Kekotoran yang mungkin timbul sebagai akibat aktivitas pekerjaan, akan
diperhatikan dan kondisi lalu-lintas tetap diusahakan dalam keadaan normal.
3. Bangunan Sementara
Bangunan sementara yang dimaksud adalah bangunan yang dibuat guna menunjang
kesuksesan pelaksanaan pekerjaan, setelah selesai pelaksanaan, bangunan tersebut
akan dibongkar.
3.1) Kantor Proyek
Kantor proyek direncanakan mampu menampung semua karyawan dengan leluasa
sesuai organisasi yang ditentukan, dilengkapi pendingin ruangan, musholla dan
system sanitari yang memadai. Penataan ruangan dan furniture direncanakan
untuk kenyamanan bekerja dan kokoh.
3.2) Gudang
Gudang diperuntukkan untuk menyimpanan sementara bahan/stocking dan juga
penyimpanan peralatan bantu.
Untuk keamanan dan keselamatan gudang direncanakan tertutup rapat dengan
jumlah pintu terbatas, terlindungi dari cuaca langsung dan hujan.
Keberadaan gudang akan didukung system pengamanan dan juga keselamatan
kerja (pemadam kebakaran dan batasan-batasan lain)
3.3) Workshop
Workshop dipersiapkan untuk tempat fabrikasi besi dan juga tempat perbaikan
alat-alat bantu bila terjadi kerusakan. Bangunan workshop dibuat terbuka dengan
memakai atap dan lantai dibuat rata, kokoh dan posisinya lebih tinggi dari jalan
kerja yang ada sehingga terbebas dari genangan air bila ada hujan. Fabrikasi baja
akan dilakukan di workshop yang berada di luar area proyek.
Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan,
stok material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pembangunan proyek, misalnya : kantor kontraktor, gudang, stok material dan lain-lain.
Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik genset atau dari PLN. Lalu lintas
keluar masuk kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi / dibatasi sehingga
tertutup kemungkinan terhadap gangguan keamanan maupun terhadap aktivitas di
lingkungan sekitar. Disamping tersebut diatas, proyek juga dilengkapi dengan fasilitas :
• Barak Pekerja.
• Urinoir
pekerja.
Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.
IV. MANAJEMEN PROYEK
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Site Manager,
dibantu oleh beberapa tenaga staf dan tenaga pelaksana lapangan yang sesuai dengan
bidang pekerjaannya beserta pembantu-pembantunya.
Organisasi diperlukan agar target pekerjaan dapat dicapai secara efisien dan efektif
yang jumlahnya harus memadai agar tugas-tugas pelaksanaan dapat dilakukan
secara terkoordinir melalui tenaga terampil.
2. Koordinasi
Site Manager memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik
dan lain - lain.
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh
bagian teknik beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian
Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Untuk menjamin tercapainya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. BORNEO RAYA
PERKASA menerapan siklus harian pelaksanaan pekerjaan sesuai bagan alir di bawah
ini :
Contoh pelaksanaan K3 :
B. PEMAPARAN METODE PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan proyek ini, perlu dibuat metode konstruksi yang secara garis besar
akan diuraikan di bawah ini, yaitu meliputi : Pekerjaan persiapan serta metode
pelaksanaan item pekerjaan utama (major item).
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan ini diantaranya meliputi :
1. Mobilisasi Peralatan dan Perlengkapan Kerja
Mobilisasi peralatan meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang
diperlukan di lapangan. Mobilisasi akan dilaksanakan segera setelah kontrak
ditandatangani. Mobilisasi alat berat dilakukan sesuai dengan schedule mobilisasi
dan schedule pekerjaan. Mobilisasi alat berat dilakukan dengan pengawalan petugas
keamanan dan dilakukan pada saat –saat tidak padat kendaraan untuk menghindari
kemacetan. Peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mampu melayani /
mendukung pelaksanaan pekerjaan.
Selain mobilisasi peralatan, pada awal pelaksanaan juga akan dilakukan mobilisasi
Bahan, Personil Kerja dan perlengkapan kerja lainnya.
Penyelesaian Pekerjaan ini adalah 1 Minggu Kerja.
2. Penyediaan Perlengkapan K3
Penyediaan perlengkapan K3 meliputi pengadaan dan pemasangan rambu-rambu
K3 (rambu-rambu Larangan, Peringatan, Himbauan dan Petunjuk), penyediaan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Pelindung Diri (helm, safety shoes, masker,
sarung tangan) dan perlengkapan K3 lainnya sesuai Identifikasi Risiko yang ada di
proyek.
3. Direksi Keet
Kantor Direksi dan Konsultan lengkap dengan furniture dan isi bangunan yang
dipersyaratkan dalam dokumen lelang akan dipersiapkan bersamaan dengan
pekerjaan setting out. Direksi keet tersebut akan ditempatkan di sekitar lokasi
pekerjaan.
4. Kantor kontraktor lapangan, gudang sementara dan barak pekerja.
Meliputi penyediaan kantor kontraktor termasuk perabot, pembuatan los kerja,
gudang dan tempat penimbunan material. Fasilitas-fasilitas tersebut ditempatkan
pada lokasi yang telah disetujui oleh konsultan pengawas. Barak pekerja akan
ditempatkan di luar area proyek.
5. Penyediaan air kerja dan listrik kerja
Air kerja akan menggunakan air dari sumur pompa sedangkan listrik kerja
menggunakan sumber daya PLN atau genset.
6. Papan nama proyek
Papan nama akan ditempatkan di lokasi yang ditentukan Pemberi Tugas/ MK. Papan
nama mencntumkan nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan
Manajemen Konstruksi, Kontraktor dan subkontraktor yang terlibat.
7. Pengukuran dan Bouwplank
A. Pek. Bowplank
Sebelum melakukan pekerjaan bouwplank, kegiatan yang harus dilakukan adalah
pengukuran dan bila perlu perataan permukaan tanah. Tujuan utama dari pengukuran
adalah membuat pola badan jalan dalam ukuran yang sesungguhnya sesuai gambar
denah rencana. Hasil dari pengukuran tersebut, harus kita simpan dan permanenkan
dengan melakukan bouwplank.
CL
4m
Bouwplank diletakkan kurang lebih satu meter arah luar dari as bangunan atau pada
posisi yang dirasa aman terutama akibat galian pondasi.
Prosedur pembersihan
1. Tebas dan Pembersihan dilakukan pada lokasi Galian dan Rencana badan
Jalan yang sudah ditentukan sesuai gambar atau petunjuk Direksi Lapangan.
2. Sebelum melakukan pembersihan, terlebih dulu dilakukan pematokan daerah
jalur Galian dan Rencana Badan Jalan yang akan dibersihkan.
3. Dikerjakan secara manual menggunakan parang atau alat bantu lainnya
untuk tebas dan pembersihan tumbuh-tumbuhan kecil yang ada pada jalur
Galian serta Rencana Badan Jalan dan sekitarnya atas persetujuan Direksi
Lapangan.
4. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan,seperti sarung
tangan,topi pelindung kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus
menyiapkan kotak P3K sebagai penangan sementara bila terjadi kecelakaan
kerja.
5. Waktu penyelesaian Pekerjaan adalah 8 Hari Kerja.
Tahapan pelaksanaannya :
1) Penggalian harus dilaksanakan sesuai dengan elevasi yang ditentukan dalam
gambar konstruksi atau ditunjukkan oleh Direksi Lapangan dan harus mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk
tanah, batu, kayu, beton, akar-akar dan bahan yang menganggu pekerjaan.
2) Pekerjaan galian harus dilaksanakan pada tanah dasar Pondasi Pasangan Batu
dengan gangguan seminimal mungkin terhadap bagian bahan dibawah dan diluar
batas galian.
3) Peralatan yang digunakan menggunakan alat bantu seperti cangkul, sekop,
keranjang, kereta dorong dan lain-lain atau harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan untuk pekerjaan galian tersebut.
4) Hasil galian tanah dibuang disekitar lokasi bangunan yang tidak mengganggu
pondasi bangunan yang sudah digali dan tidak menggangu aktifitas pelaksanaan
pekerjaan bangunan yang dibuat
5) Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan,seperti sarung tangan,topi
pelindung kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus menyiapkan kotak P3K
sebagai penanganan sementara bila terjadi kecelakaan kerja.
6) Waktu penyelesaian Pekerjaan adalah 1 Minggu Kerja.
Tahapan pelaksanaannya :
1) Sebelum pengurukan,kayu–kayu dan sampah–sampah diangkat dan dikeluarkan
dari lokasi rencana kerja pengurukan.
2) Timbunan Tanah urug harus disiram air kemudian ditumbuk hingga padat dengan
alat bantu pemadat.
3) Menggunakan Tanah urug Biasa dari sumber galian dan luar sumber galian.
4) Ketinggian dan elevasinya disesuaikan dengan Gambar rencana.
5) Penyedia jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakasanakan,seperti sarung tangan,topi
pelindung kepala,sepatu safety dll, Penyedia jasa harus menyiapkan kotak P3K
sebagai penanganan sementara bila terjadi kecelakaan.
6) Waktu penyelesaian Pekerjaan adalah 1 Hari Kerja
A. METODE PEMBETONAN
2. Penakaran
Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara
pengadukan dan pengecoran beton sebagai berikut:
a. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc’) lebih besar atau sama dengan 20 MPa,
proporsi bahan harus menggunakan takaran berat.
b. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc’) lebih kecil dari 20 MPa, proporsi bahan
dapat menggunakan takaran volume.
Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil
penakaran yang baik, tidak dipengaruhi oleh pengembangan pasir dan kepadatan
timbunan material. Penakaran cara ini sulit dilakukan di tempat pekerjaan bila
pengadukan dilakukan dengan mesin aduk (mixer) yang mobile.
3. Pengadukan
Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Cara manual
b. Cara masinal
a. Pengadukan cara manual:
Pengadukan cara manual dilakukan dengan tangan dan takaran dilakukan dengan
takaran volume. Pengadukan ini biasanya dilakukan untuk pengecoran beton yang
bukan struktural, seperti lantai kerja, tiang dan balok perkuatan pasangan dinding
bata. Tatacara pengadukan manual dimulai dengan pasir dan semen dicampur
(dalam keadaan kering) dengan komposisi yang telah ditentukan, di atas tempat
yang datar dan kedap air. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang
homogen, kemudian ditambahkan dengan kerikil dan diaduk kembali hingga merata,
kemudian dibuat lubang di tengah adukan dan tuangkan air di tengah lubang kira-
kira 75% dari yang dibutuhkan. Pengadukan dilanjutkan hingga merata dan
tambahkan air sedikit demi sedikit sambil mengaduk.
b. Pengadukan cara masinal:
Pengadukan secara masinal dengan mesin aduk (mixer) dilaksanakan untuk
pengecoran beton struktur, dan volume pengecoran yang cukup besar.
Bagian dalam dari wadah alat pengaduk harus cukup basah, sehingga tidak
menambah atau mengurangi air pencampur.
Lamanya waktu pengadukan sesuai dengan kapasitas dari mixer seperti yang
diberikan di Tabel 2.
Bahan–bahan seperti pasir dan kerikil harus dalam keadaan SSD (saturated surface
dry) supaya pengawasan faktor air semen yang tetap untuk setiap pengadukan
dapat dilaksanakan.
Wadah alat transport harus dibasahi air sebelum beton dituang ke dalamnya.
Mesin aduk (mixer) tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya, karena akan
menyebabkan bahan tumpah sehingga proporsi bahan menjadi tidak tepat.
Tabel. Waktu Pengadukan
Kapasitas dari mixer Ketentuan ASTM C.94 dan ACI 318
7,6 m3 3 menit
Setiap konstruksi setelah dibangun harus dilakukan evaluasi secara terus menerus
untuk menentukan kinerja beton. Ambruknya suatu infrastruktur, seperti jembatan,
jalan layang, dermaga dan lain-lain, secara tiba-tiba sering kali membawa korban
manusia dan kerugian finansial yang sangat besar. Hal ini merupakan bagian dari
tugas pemilik bersama pihak yang berkepentingan untuk menjamin keselamatan
masyarakat umum sebagai pengguna. Salah satu penyebab kerusakan beton
dilingkungan laut adalah korosi pada beton dan tulangan.
Secara umum, tulangan baja didalam beton tidak akan terkorosi, karena beton pada
umumnya memiliki PH tinggi (sekitar 12.5), Sifat PH tinggi atau basa / alkali pada
beton terjadi saat semen tercampur dengan air. Karena sifat alkali ini, dipermukaan
baja dalam beton terbentuk sebuah lapisan pasif yang menyebabkan baja terlindung
dari pengaruh luar.
Baja baru bisa terkorosi bila lapisan pasif ini rusak (PH Beton turun), yang biasanya
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
Karbonasi (carbonation)
Proses karbonasi terjadi karena adanya interaksi dari karbon dioksida (CO2) di
udara bebas / atmosfer dengan ion hidroksida didalam beton. Hasil dari interaksi
tersebut menyebabkan PH beton turun (< 9) dan ini mengakibatkan penurunan
ketahanan dari lapisan pasif di permukaan baja tulangan.
Klorida (Chlorides)
Ion klorida mempunyai kemampuan untuk penetrasi kedalam beton dan merusak
lapisan pasif dipermukaan baja dan logam. Ion klorida bisa berasal dari
lingkungan eksternal, misalnya air laut atau proses hyrolysis auto katalisis dari
bahan logam itu sendiri yang menyebabkan baja terkorosi.
Pada korosi jenis ini, kerusakan terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini disebabkan
karena tulangan di dalam beton bereaksi dengan air dan membentuk karat. Karat
yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan pengembangan volume besi
tulangan tersebut. Pengembangan volume ini kemudian mendesak beton sehingga
beton tersebut retak, terkelupas atau pecah, sehingga daya dukung dan dimensi
beton menjadi berkurang.
Dari hasil pengujian terjadi kenaikan nilai slump sejalan dengan peningkatan
kandungan Sikament-NN dan SikaFume. Hal ini disebabkan proses dipresi admixture
yang akan meningkatkan workabilitas campuran beton dengan ditandai peningkatan
nilai slump sejalan dengan penambahan persentase SikaFume. Penambahan bahan
SikaFume pada variasi A7 (SikaFume 5,0 % dan 7,0%) adalah variasi yang terbaik
permeabilitas beton dan kuat tekan beton pada kondisi rendaman air normal (pH 7),
air asam (pH 3) dan air basa (pH 13). Sedikitnya rembesan air yang dapat keluar dari
beton akan menghasilkan penyusutan beton yang semakin kecil. Keadaan beton yang
padat, kedap air (watertight), susut yang kecil, akan menghasilkan kuat tekan yang
semakin besar.
5. Pengangkutan
Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi.
b. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan
perubahan sifat beton yang telah direncanakan, seperti faktor air semen, slump,
dan keseragaman adukan.
c. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka waktu
yang lebih lama, maka harus dipakai bahan tambahan penghambat pengikatan
(admixture type retarder).
Di tempat pekerjaan, pengangkutan beton sampai ke tempat penuangan dapat
menggunakan:
6. Penuangan (Pengecoran)
Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menghasilkan beton dengan mutu yang diinginkan. Beberapa hal penting
yang harus diperhatikan antara lain:
a. Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan,
agar dapat mengisi bekisting dengan baik dan penuangan harus sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan butiran agregat
kasar dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang mengakibatkan
kekuatan beton berkurang.
b. Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton
yang baru harus dilakukan sebelum lapisan beton sebelumnya mencapai waktu
setting awal (initial setting time).
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah
terkotori oleh bahan lain tidak boleh digunakan lagi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya tidak terjadi
segregasi adalah:
1) Beton yang dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan, tinggi jatuh
penuangan adukan maksimum 60 cm
2) Untuk pengecoran kolom dan dinding penuangan dilakukan melalui pipa
penghantar (tremie) sampai di bawah kolom. Bila penuangan dilakukan dari atas
dengan ketinggian penuangan mencapai 3 - 4 m, beton yang dituang akan
menumbuk tulangan dan bagian dasar, menyebabkan agregat kasar terlempar
keluar dari adukan sehingga terjadi segregasi.
3) Bila tidak menggunakan tremie, pengecoran dilakukan melalui bukaan di dinding
bekisting bagian bawah untuk mengurangi tinggi jatuh penuangan, seperti terlihat
pada Gambar 1.
7. Pemadatan
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat
penting dalam menentukan kekuatan dan ketahanan beton yang telah mengeras.
Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan sebelum terjadi
waktu setting awal dari beton segar. Setting beton segar di lapangan dapat diperiksa
dengan menusuk tongkat ke dalam beton tanpa kekuatan dan dapat masuk 10 cm.
Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk menghilangkan rongga-rongga udara
sehingga dapat mencapai kepadatan maksimal. Tingkat kepadatan yang dapat
dicapai bergantung pada:
1. Cara manual
2. Menggunakan alat getar mekanis (vibrator)
Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan sebatang
tongkat atau besi tulangan ke dalam secara berulang-ulang, atau dengan menumbuk
beton segar dengan alat penumbuk. Pemadatan dengan penumbukan dilakukan bila
mengecor beton tumbuk yaitu beton dengan air yang sangat sedikit, atau campuran
yang kaku. Pemadatan dengan penusukan tongkat dilakukan terhadap beton yang
cukup plastis.
1. Jarum penggetar.
2. Penggetar permukaan.
3. Penggetar bekisting/acuan.
4. Meja getar.
5. Balok penggetar.
Alat penggetar mekanis yang paling banyak dipakai adalah jarum penggetar, jarum
penggetar terdiri dari mesin dan selang karet dengan ujung baja lancip yang
menggetar antara 3000 sampai 12000 getaran per menit.
a) Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar oleh beratnya
sendiri.
b) Penggetaran dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang masih dalam
pengaruh getaran antara satu titik dengan titik lainnya.
c) Bila permukaan sekeliling jarum mulai menunjukan berkumpulnya pasta semen
atau menjadi licin, maka pemadatan telah cukup dan harus pindah ke titik
lainnya, dengan menarik pelan-pelan keluar sehingga lubang yang ditinggalkan
ujung penggetar dapat tertutup dengan sendirinya.
d) Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5 – 15 detik.
e) Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi bleeding.
f) Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan pembesian, karena dapat merusak
daya lekat ujung pembesian lain dengan beton yang telah mulai setting.
g) Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan bekisting.
h) Tidak boleh menggunakan alat getar untuk mengalirkan adukan beton dalam
pengisian bekisting.
i) Tebal lapisan yang dicor tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar.
8. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir merupakan pekerjaan meratakan pemukaan beton segar sesuai
dengan tebal dan jenis permukaan yang direncanakan. Penyelesaian akhir
permukaan beton dapat dilakukan dengan cara manual atau masinal.
a. Material Beton
Pemakaian adukan “Ready-mix” harus mendapatkan persetujuan dari
konsultan MK/ Pengawas, yang sebelumnya akan diajukan dan dilaksanakan
trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan oleh konsultan
pengawas.
Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15 x15 cm atau
silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm.
METODE PELAKSANAAN :
- Pasir, Koral, Semen dan Air di masukkan ke dalam Concrete Pan Mixer dan
diaduk hingga Rata sesuai dengan takaran yang sudah disetujui oleh pengawas
proyek dan direksi.
- Setelah adukan selesai dan sesuai takaran, maka adukan cor beton di tuang
kedalam Mobil/ truck Agitator dan dibawa ke lokasi kerja.
- Setelah sampai maka truck Mixer menuang Adukan Cor ke dalam Bekisting yang
sebelumnya sudah disiapkan.
- Bekisting harus di buat dengan kokoh serta tidak bocor agar cor beton yang di
masukkan tidak keluar lagi dan dapat merata dengan baik.
- Setelah cor beton dimasukkan kedalam bekisting pekerja merapikan hasil tuangan
cor beton menggunakan alat bantu.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 5 Minggu kerja.
METODE PELAKSANAAN :
- Pasir, Koral, Semen dan Air di masukkan ke dalam Concrete Pan Mixer dan
diaduk hingga Rata sesuai dengan takaran yang sudah disetujui oleh pengawas
proyek dan direksi.
- Setelah adukan selesai dan sesuai takaran, maka adukan cor beton di tuang
kedalam Mobil/ truck Agitator dan dibawa ke lokasi kerja.
- Setelah sampai maka truck Mixer menuang Adukan Cor ke dalam Bekisting yang
sebelumnya sudah disiapkan.
- Bekisting harus di buat dengan kokoh serta tidak bocor agar cor beton yang di
masukkan tidak keluar lagi dan dapat merata dengan baik.
- Setelah cor beton dimasukkan kedalam bekisting pekerja merapikan hasil tuangan
cor beton menggunakan alat bantu.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 4 Hari kerja
METODE PELAKSANAAN :
- Pasir, Koral, Semen dan Air di masukkan ke dalam Concrete Pan Mixer dan
diaduk hingga Rata sesuai dengan takaran yang sudah disetujui oleh pengawas
proyek dan direksi.
- Setelah adukan selesai dan sesuai takaran, maka adukan cor beton di tuang
kedalam Mobil/ truck Agitator dan dibawa ke lokasi kerja.
- Setelah sampai maka truck Mixer menuang Adukan Cor ke dalam Bekisting yang
sebelumnya sudah disiapkan.
- Bekisting harus di buat dengan kokoh serta tidak bocor agar cor beton yang di
masukkan tidak keluar lagi dan dapat merata dengan baik.
- Setelah cor beton dimasukkan kedalam bekisting pekerja merapikan hasil tuangan
cor beton menggunakan alat bantu.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 4 Hari kerja
- Baja Tulangan Ø8 cm
- Kawat Beton
METODE PELAKSANAAN :
5. Pemasangan Bekisting
Bekisting meliputi pekerjaan dinding, pilar, sayap tegak dan sayap miring atau bagian
yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan untuk pembatas dan pembentuk beton agar
letak dan elevasinya sesuai dengan yang dibutuhkan.
Bekisting harus terbuat dari papan kayu atau papan rata dalam kondisi baik yang
mempunyai kekuatan cukup dan kaku untuk memikul beton dan menahan lenturan dari
kondisi rata dan harus dilindungi permukaannya menurut kebutuhan pelaksanaan.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap untuk menahan kehilangan mortar.
Tahapan pelaksanaannya :
- Bekisting harus dipasang pada pertemuan dari permukaan beton yang mendatar,
tegak dan pertemuan antara kedua permukaan harus ada.
- semua bekisting harus kaku, kedap dan sesuai pada tempatnya serta harus
dibersihkan dari semua kayu potongan, serbuk gergaji, gumpalan mortar kering,
potongan kayu yang tidak terpakai dan genangan air harus dibuang dari antara
bekisting. Bekisting harus berpermukaan baik dengan dilapisi minyak bekisting
(form oil ) atau yang sejenis dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja untuk
melaksanakan pekerjaan pemasangan begisting pada bangunan pintu air kepada
Direksi Pekerjaan.
- Bekisting yang dipakai lebih dari sekali harus dipelihara diperbaiki kondisinya dan
harus dibersihkan sebelum dipakai kembali. Bekisting untuk permukaan bagian
luar ( exterior ) pada dinding harus tetap bersih.
- Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, masker
pelindung dan lainnya. Penyedia Jasa harus menyiapkan kotak P3K sebagai
penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
- Pekerjaan Pemasangan Bekisting dikerjakan setelah pekerjaan Besi wiremesh.
- Waktu penyelesaian Pekerjaan adalah 3 Hari Kerja
Pekerjaan bekisting yang baik ditentukan oleh pemakaian bahan dengan kualitas
yang baik dan cukup kuat, serta pengerjaan sesuai dengan dimensi yang
direncanakan.
1. Tidak bocor dan menghisap air dalam campuran beton. Bila hal ini terjadi, faktor
air semen rasio dalam beton akan berkurang, sehingga mutu beton terganggu.
Pada bagian yang bocor akan terjadi keropos atau sarang kerikil atau pasir.
2. Untuk beton dengan permukaan artistik, bekisting harus mempunyai tekstur
seperti yang diinginkan, seperti licin atau bergaris, sehingga beton yang dihasilkan
mempunyai permukaan yang baik.
3. Kekuatan bekisting harus diperhitungkan. Bekisting yang kurang kuat dapat
menjadikan perubahan bentuk dari beton yang direncanakan. Dalam beberapa
kasus terjadi keruntuhan pada waktu pengecoran, akibat sokongan yang tidak
memadai.
4. Ukuran atau dimensi sesuai dengan yang direncanakan.
5. Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan beton.
Beberapa jenis bahan untuk bekisting dan efeknya atau tekstur pada permukaan
dapat dilihat pada Tabel 1.
Jumlah
Bahan Komentar
Pemakain Ulang
Bekisting harus cukup kuat memikul beban dari beton dan tidak berubah bentuk. Untuk bekisting
lantai dan balok, di samping harus kuat terhadap beban beton dan beban lain yang ada, juga
harus tahan terhadap lendutan. Lendutan pada bekisting biasanya dibatasi 1/300 sampai 1/500
dari jarak sokongan.
Bahan :
- Plastik Cor
METODE PELAKSANAAN :
- Plastik Cor Di Hampar di atas Rencana Badan Jalan, apabila lebar plastic cor
terlalu melebihi lebar jalan maka plastic cor di potong pinggirnya dengan
menggunakan cutter atau gunting.
- Pekerjaan plastic cor dikerjakan sebelum pemasangan Tulangan Wire mesh atau
pekerjaan Tulangan Besi Polos/ Ulir.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 3 Hari kerja.
8. PASANGAN BATU 1 : 4
Pekerjaan Pasangan Batu adalah pekerjaan Pasangan batu dengan mortar untuk pondasi
Gorong-Gorong atau Drainase , dalam Pekerjaan ini memerlukan beberapa persiapan
seperti :
PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah :
- Sekop,
- Cetok Semen
- Gerobak Sorong
- Keranjang Pasir/ batu
- Palu Hammer
- Concrete Mixer
- Water Tanker
TENAGA
Tenaga yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :
- Pekerja
- Tukang Batu
- Mandor
MATERIAL/ BAHAN
- Pasir Pasang
- Semen
- Batu Gunung/ Batu Kali
METODE PELAKSANAAN
- Pasir, Semen dan Air di masukkan ke dalam Concrete Mixer dan diaduk hingga
Rata sesuai dengan takaran yang sudah disetujui oleh pengawas proyek dan
direksi.
- Setelah adukan selesai dan sesuai takaran, maka adukan cor di tuang di dekat
pekerja yang menyusun batu gunung/ batu kali.
- Pekerja/ Tukang menyusun batu dengan susunan yang benar dan rapi kemudian
dikunci dengan adukan semen agar tidak bergerak dan kuat.
- Batu disusun dengan cara menyusun batu yang besar di bawah dan di rongga
antar batu di kunci dengan batu kecil yang di pecah menggunakan hammer
kemudian di kunci lagi dengan adukan semen.
- Lebar pondasi bawah dan atas, kemiringan serta ketebalan pasangan batu harus
sesuai dengan gambar kerja.
- Setelah Pasangan batu mencapai ketebalan serta ketinggian yang di inginkan
maka pasangan batu di biarkan mengeras dan kering sebelum dilakukan
pekerjaan selanjutnya.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah paling lambat 6 hari kerja.
Adapun dalam pelaksanaan ini besi tulangan yang diperlukan adalah besi U 32 Ulir.
Dalam pekerjaan penulangan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Batu penyangga (spacer) untuk menjaga selimut beton harus sesuai dengan
perencanaan yang memenuhi persyaratan. Ukuran terbesar dari butiran agregat
dalam campuran beton harus lebih kecil dari tebal batu penyangga atau selimut
beton, sehingga selimut beton betul-betul merupakan adukan beton bukan mortar.
2. Ukuran terbesar dari butiran agregat yang dipakai harus lebih kecil dari jarak
bersih terkecil dari pembesian, agar agregat dapat lolos di antara pembesian
ketika dipadatkan.
3. Besi tulangan harus bebas karat dan minyak, karena hal ini akan mengurangi
daya lekat (bond strength) antara besi dengan beton.
4. Ukuran agregat maksimum harus lebih kecil dari 1/5 jarak antara sisi-sisi cetakan
dan 1/3 tebal pelat lantai untuk menjamin keseragaman distribusi agregat dalam
beton, sehingga kekuatan beton lebih seragam. Sedangkan ukuran agregat
maksimum harus 3/4 jarak bersih tulangan, ditujukan supaya agregat dapat lolos
dengan mudah di antara tulangan sewaktu penuangan, sehingga agregat tidak
tersangkut dan cetakan dapat diisi serta dipadatkan dengan baik.
METODE PELAKSANAAN :
Prosedur pembersihan
1. Pekerja Menyisir semua tempat/ lokasi yang sebelumnya telah selesai di
kerjakan.
2. Pekerja Membawa Peralatan untuk pekerjaan pembersihan seperti : Sekop,
Cangkul, Gergaji, Sapu, Parang, Cetok, Betel dan Alat bantu lain untuk
proses pembersihan.
3. Semua hasil pembersihan di kumpulkan dan dimasukkan kedalam Gerobak
dan di angkut oleh Dump Truck menuju keluar lokasi kerja
4. Dalam Pekerjaan ini dapat juga terdiri dari finishing seperti : pengecatan,
penghalusan dan pekerjaan lain-lain
5. Waktu Penyelesaian pekerjaan ini adalah 1 Minggu Kerja.
Demikian metoda pelaksanaan ini di buat secara garis besar, sedangkan metoda pelaksanaan yang
lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti. Semoga pada saat pelaksanaan nanti akan
timbul ide-ide yang baru sehingga metode ini dapat lebih disempurnakan kedepannya.
SUPRIANTO
Direktur