Anda di halaman 1dari 29

METODE PELAKSANAAB DAN PENGENDALIAN MUTU

Pekerjaan : Pembangunan Gedung

Lokasi : ………………………….

Tahun : 2011

A. PENDAHULUAN

Metode ini disusun guna menduknung digunakan untuk penawaran kami sehingga pihak
pengguna jasa yakin bahwa pekerjaan ini akan sesuai dengan kontrak, baik dari segi
administrasi maupun teknis.

Adapun langkah awal yang akan diambil kontraktor dalam penyelesaian pekerjaan tersebut

1. Menetapkan struktur organisasi lapangan, serta organisasi pekerja berseta job


deskripsi masing- masing tugas dab tanggung jawab dengan jelas dan sesuai dengan
keahliannya.
2. Membuat dan menetapkan pengukuran dengan jelas dan tepat yang dituangkan
dalam gambar kerja serta pembuatan mutual check awal.
3. Merencanakan penyediaan dana yang tepat.
4. Pengendalian pekerjaan bahan/material yang tepat dan sesuai kebutuhan.
5. Setiap saat dilakukan evaluasi terhadap hasil pekerjaan serta rencana kerja
berikutnya.
6. Menyelenggarakan administrasi yang tertib dan tepat waktu.

B. METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi
teknologi ini banyak diterapkan dalam metode- metode pelaksanaan konstruksi. Sehingga,
target waktu, biaya dan mutu sebagaimana, dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode


terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat menghadapi
kendala- kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan
sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan penyelesaian proyek konstruksi
yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi
bersangkutan.

Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi penerapan di
mana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga tergantung jenis proyek yang dikejakan.
Metode pelaksanaan pekerjaan untuk bangunan gedung berbeda dengan proyek dermaga
maupun konstruksi jalan dan jembatan. Namun demikian, pelaksanaan semua jenis proyek
konstruksi tersebut umumnya dimulai dengan pelaksanaan pekerjaan persiapan.
1. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyekkonstruksi, pekerjaan yang
harus dilakukan pertama adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan ini, baik
untuk proyek- proyek pembangunan gedung bertingkat, proyek pembangunan
jembatan jalan, pelabuhan, dermaga, maupun proyek lainya, secara umum tidak
berbeda. Besar kecilnya, mudah dan sulitna tergantung pada masing masing proyek
yang akan dikerjakan.
Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelm masa pelaksanaan suatu proyek
konstruksi. Bahkan, pekerjaan ini harus telah dipersiapakan pada saat tender proyek
dan dijadikan bagian dari penawaran tender proyek bersangkutan. Perencanaan
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang
efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukanuntuk melaksanakan
proyek tersebut.
Adapun pekerjaan persiapan yang harus dilakukan antara lain :
- Perencanaan site plan
- Perhitungan kebutuhan sumner daya
- Pembatan shop drawing
- Pengadaan material untuk pekerjaan persiapan
- Lobilisasi peralatan
- Palaksanaan dilapangan
1.1. Perencanaan site plan
Yang termasuk dalam perencanaan site plan, pada prinsipnya adalah perencanaan
tata latak atau layout dari fasilitas- fasilitas yang diperlukan selama pelaksanaan
proyek.
Fasilitas- fasilitas proyek yang dimaksud antara lain :
- Kantor proyek/direksi keet
- Gudang material dan peralatan
- Base cam staf proyek dan barak pekerja
- Los kerja besi dan kayu
- Pos jaga dan pagar kerja
- Jalan kerja

Dalam pembuatan layout untuk pekerjaan persiapan ini, perlu diperhitungkan secacra
cermat penempatan masing- masing fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan
proyek. Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan disesuaikan dengan desain
layout proyek yang dapat dikerjakan, penemptan fasilitas dan sarana proyek nantinya akan
dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan perencanaan. Namun demikian, yang tetap,
harus dipertimbangkan adalah bahwa seluruh fasilitas dan sarana proyek yang dibangun
untuk pekerjaan persiapan tersebut adalah bersifat sementara dan nantinya akan dibongkar
setelah pelaksanaan proyek selesai.

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan layout fasilitas dan sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan suatu proyek antara lain :

- Menempakan semua fasilitas proyek diluar dari bagian denah proyek yang akan
dikerjakan sedekimian rupa agar tidak mengganggu pelaksanaan proyek.
- Menempatkan material bangunan, seperti : besi beton, kayu, dan lainya, harus
dipisahkan dengan jenis dan ukurannya, sehigga memudahkan pengambilan.
- Menempatkan material- material yang harus terlindungi dari cuaca, seperti :
semen maupun material finising yang lainya dalam gudang tertutup.
- Merencanakan jalur jalan kerja dan arus lalu lintas secara benar agar tidak
menimbulkan stagnasi lalulintas, baik lalu lintas material maupun maneuver alat-
alat berat.
- Menempatkan los kerja tidak jauh daripenumpukan material.
- Menempatkan pagar proyek yang rapid an memperhitungkan estetika, naun
tetap efisien.
- Menempatkan barak kerja dan base camp staf proyek yang tidakterlalu jauh dari
lokasi proyek.

Secara detail, perencanaan konstruksi bangunan fasilitas dan sarana untuk pekerjaan
persiapan suatu proyek sebagai berikut :

1.1.1. Kantor proyek/ direksi keet

Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staff baik staf kontraktor,
maupun pengawas maupun pemilik proyek di lapangan, yang dilengkapi dengan ruang-
ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, musolah dan toilet. Besar kecilnya kantor
proyek tergantung jenis dan jumlah staf.

Seluruh fasilitas dan sarana yang dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah sementara.
Oleh karena itu desan kantor proyek tersebut, juga dibuat tidak permanen, namun demikian
harus mengutamakan kenyamanan dan persyaratan bagi tempat kerja. Karena sifatnya tidak
permanen maka desain bangunan kantor ini dibuat semurah semurah mungkin.

1.1.2. Gudang material dan peralatan

Bahan- bahan yang harus terlindungin dari pengaruh cuaca, seperti semen dan marterial
finising lainya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu diperlukan tempat
penyimpanan yang disebut gudang. Sebagai tempat penyimpanan material, guadang harus
memenuhi persyaratan. Kondisinya harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab. Karena
kondisi gudang harus diatur sedekimian rupa, sehingga material yang dating lebih dulu,
dapat digunakan lebih awal.

Sementara itu gudang peralatan berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat- alat ringan,
seperti : vibrator untuk pemadatan beton, mesin genset portable, alat- alat pengukuran, dan
alat alat lainya

Konstruksi gudang penyipanan material dan peralatan dibangun seperti bangunan kantor
proyek. Yakni dirancang dengan system rakitan sehinggan dapat digunakan berulang kali.

1.1.3. Los kerja besi dan kayu

Fasilitas ini dibangun untuk pekerjaan besi dan kayu. Los kerja besi merupakan tempat
untuk memotong maupun pembengkokan besi sesuai gambar kerja yang ada. Sementara itu
los kerja kayu digunakan untuk sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu
lainya. Bangunan bangunan untuk fasilitas ini biasanya dibuat lepas tampa dinding dan
diberi penutup atap, agar para pekerja dapat berkerja dengan nyaman.
1.1.4. Pagar proyek

Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi merupakan suatu
keharusan. Hal tersebut untuk menjamin keamanan kerja dalam lingkungan proyek. Karena
fungsinya sebagai pengaman, makan pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh.
Disamping itu, untuk keserasian dengan lingkungan sekitarnya,maka pagar proyek harus
rapid, rapi, dan estetis. Untuk itu, pagar proyek harus dicat dan diberi dekorasi secukupnya.

Konstruksi pagar proyek, biasanya dibuat dengan, mengguanakan dinding seng dan
didukung oleh tiang- tiang besi atau kayu dan diikat dengan baut pengikat pada jarak
tertentu. Sehingga, konstruksinya kuat sebagai pengaman proyek yang dikerjakan.

1.1.5. Jalan kerja

Jalan kerja dalam lingkungan proyek, dibuat untuk jalur lalu lintas kenderaan proyek baik
untuk truk material, truk mixemaupun mobilisasi alat- alat.

Membuat jalan kerja ini, harus deperhitungkan dengan matang. Arus kenderaan harus
diatur sedemikianrupa sehingga tidak menimbulkan stagnasi dan kemacetan di lingkungan
proyek, yang berakibat dapat mengganggu kelancaran proyek.

Konstruksi jalankerja ini, kendati bersifat sementara, namun harus tetap memperhitungkan
beban lalu lintas yang akan melewattinya. Oleh karena itu, jalan kerja ini biasanya dibuat
dengan perkerasan, baik dengansirtu maupun aspal, terutama pada kondisi tanah yang labil.

Untuk proyek-proyek konstruksi sipil seperti irigasi, bendungan dan lainya, pembuatan jalan
kerja ini memerlukan perhatian yang khusus. Karena pada proyek – proyek tersebut,
transportasi material cukup dominan. Apabila muatan jalan kerja tidak memadai, hal ini bisa
menjadi salah satu factor penyebab terlambatnya penyelesaian proyek yang bisa
mengakibatkan kerugian bagi kontraktor.

1.2. Pehitungan kebutuha sumber daya

Dalam pekerjaan persiapan pelaksanaan proyek konstruksi dilakukan perhitungan


kebutuhan sumber daya proyek. Yang dimaksud dengan sumber daya proyek adalah
menyangkut kebutuhan listrik dan air kerja.

1.2.1. Kebutuhan listrik kerja


Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud, adalah jumlah daya yang diperlukan oleh
kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan proyek.
Kebutuhan tenaga listrik ini, diluar daya listrik untuk proyek pembangunan, merupakan
tanggung jawab kontraktor.

Sumber daya listrik, biasanya diperoleh dari PLN maupun penyediaan gendset sendiri,
tergantung penggunanya. Daya listrik yang diperlukan meliputi :

- Penerangan
- Kipas angin
- Peralatan kerja seperti bor, bar cutter, pompa air dan lainya
- Air dan lainya
- Peralatan kantor

Jumlah lustrik daya yang diperlukan, harus memenuhi berbagai keperluan tersebut.
Sedangkan besar kecilnya daya listrik yang diperlukan tergantung fasilitas kerja yang
dibutuhkan untuk bangunan kantor.

1.2.2. Kebutuhan air kerja

Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyrek bias diperoleh dari sumur atau PAM. Air
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan sebagai berikut :

- Toilet di kantor proyek


- Base camp staf
- Barak pekerja
- Pencucian kenderaan proyek
- Perawatan beton termasuk testing beton
- Bathing plant untuk pembuatan mortar
- Pengetesan peralatan mekanikal seperti : hidran, sprinkler dan lainya
- Perawatan plesteran beton
- Keperluan lokasi- lokasi kerja lainya.

Dari sumber air disimpan pada tangki- tangki penampung ait sesuai dengan fasilitasnya.
Volume air yang diperlukan dihitung bedasarkan kebutuhan volume air tiap harinya.

1.3. Pembuatan shop drawing

Shop drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagu pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Dengan dadanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah
dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik darisegi waktu maupun mutu kerja.

Gambar kerja, harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapatkan
pengesahan dari pihak pengawas dtau konsultan perencana, sebelum dilaksanakan di
lapangan shop drawing, disiapkan oleh bagian enggenering berpedoman pada sesain
bangunan konsultan. Pembuatan shop drawing, dewasa ini banyak dilakuikan dengan
komputrer menggunakan software autoCAD, sehingga dapat mempercepa waktu
pembuatannya.

1.4. Pengadaan material untuk pekerjaan persiapan.


Metode pelaksanaan untuk pengadaan material tidak ada yang khusus. Untuk pekerjaan
persiapan, belum begitu bnyak memerlukan material. Material yang dibutuhkan terutama
hanya untuk kebutuhan pemmbuatan perakitan kantor proyek, kantor konsultan dan
pengawasan, gudang, barak pekerja, base camp staf, pagar proyek, dan bangunan-
bangunan yang bersifat sementara lainya.

1.5. Mobilisasi peralatan

Peralatan yang dimobilisasikan pada tahap awal, adalah peralatan yang diperlukan untuk
membangu fasilitas- fasilitas proyek, seperti : kantor proyek, gudang, stockyard, dan
bangunan- bangunan sementara lainya. Pada tahap ini, peralatan yang dibutuhnkan masih
terebatas pada peralatan – peralatan ringan, seperti alat- alat pengukuran.

Mobilisasi alat- alat berat, seperti alat alat pancang maupun alat alat bor untuk pekerjaan
pondasi, mulai dilakukan setelah tahapan pekerjaan persiapan selesai dan pengukuran titik-
titik pondasi selesai ditetapkan.

1.6. Pelaksanaan dilapangan

Pekerjaan persiapan di lapangan dimulai dnegan melakukan dan membuat patok ukur tetap
yang akan menjadi pedoman bagi pengukuran- pengukuran selanjutnya. Patok tetap ini
dibuat garis banguanan yang akan dibangun agar tidak hilang selama pelaksanaan.

Tahap akhir yaitu dengan melakukan pengecekan kembali kebenarann bersama- sama
dnegan konsultan pengawa dan konsultan perencana. Setelah selesai, maka dilaksanakan
pembuatan semua fasilitas proyek yang diperlukan dimulai.

B.2. METODE PELAKSANAAN BANGUNAN GEDUNG

Secara garis besar pelaksanaan proyek ini dibagi atas :

- Pekerjaan pondasi
- Pekerjaan struktur
- Pekerjaan arsitektur/finising
- Pekerjaan lektrikal

Semua tahapan pekerjaangedung mempunyai metode pelaksanaan yang disesuaikan


dengan desain dari konsultan perencana.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERSIAPAN

Rencanakan urutan penggalian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat timbunan
tanah hasil galian sementara. Sebelum diangkut keluar site, juga tempat penimbunan
sementara batu- batu kali tersebut sebelum dipasang.

PEMBUATAN GALIAN

- Siapkan alat- alat yang diperlukan


- menggali tanah dengan ukuran lebar sama denagn lebar pondasi bagian bawah
dengan kedalaman yang disayaratkan
- menggali sisi- sisi miringnya, senhingga diperopleh sudut kemiringannya yang
tepat
- buang tanah sisa galian ketempat yang telah ditentukan
- cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya, sesuai dengan rencana.

GAMBAR GALIAN

URUGAN PASIR DAN TANAH

- pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan
kelembapan yang optimum untuk pemadatan
- padatkan pasir urug tersebutt dengan memakai alat stamper
- jika diperlukan ulangi langkah 1 dan 2 sehingga didapat tebal pasir urug seperti
yang direncanakan.

PASANGAN PONDASI

- Pada patok bantu untuk memasang profil (2 patok untuk pipa prpfil). Profil
dipasang pada setiap ujung jalur pondasi.
- Pasang bilah bantu dasar pada kedua patok, setinggi profil
- Pasang profil benar- benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan
titik tengh profil tepat pada tengh- tengah galian yang direncanakan dan bidang
atas profil sesuai feil pondasi.
- Ikat profil pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok
- Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi sehingga elevasi
menjadi kokoh dan kuat
- Cek ketegakan profil dan ukuran- ukurannya

PASANGAN PONDASI BATU KALI

- Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan


- Pasang benang pada sisi luar profil untuksetiap beda tinggi 25cm dari
permuakaan urugan pasir.
- Siapkan adukan untuk melekatkan batukali tersebut.
- Susun batu- batu tersebut diatas lapisan pasir urug tampa adukan dengan elevasi
tinggi 20cm dan isikan pasir pada celah celah batu tersebut kemudian siramlah
pasangan batun kosong tersebut.
- Naikan benang pada 25cm berikutnya dan pasang batu kali.
- Sediakan tempat untuk lubang lubang stek kolom dan keperluan keperluan
lainya.
- Cor stek- stek kolom tersebut dan rapikan pondasinya
- Setelah pasangan mengeras, bagian pinggir/sisi pondasi diurug kembali

PEMASANGAN BEKISTING KAYU UNTUK POER DAN SLOOF

- Pembuatan tanda- tanda yang menyatakan as-as atau level dengan


menggunakan cat warna yang jelas dan tahan lama.
- Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan back hoe untuk ruang yang
memungkinkan dan dengan tenaga manusia untuk ruang ruang yang sempit.
- Pekerjaan galian dilakukan sesuai gambar rencana dan dilakukan pengukuran
dengan menggunakan waterpass sampai pada elevasi yang diinginkan.
- Setelah penggalian poer dan sloff kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan
urugan pasir dan lantai kerja untuk dudukan poer dan sloof dengan elevasi
rencana
- Membuat panel bekisting yang disesuaikan dengan ukuran poer dan sloof
dilokasi fabrikasi.
- Oleskan minyak bekisting pada permukaan panel hingga rata
- Pasang panel bekisting pada lokasi masing- masing sambungan antar-panel harus
rapat
- Panel bikisting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada
bagian atas panel diberi kaso juga agar benar- benar tegak
- Cek kelurusan bekisting dengan menarik benang.
PENGECORAN DAN PEMADATAN BETON
- Siapkan ceklist untuk pengecoran.
- Tentukan elevasi dan batas- batas pengecoran dengan menggunakan waterpass
- Bersihkan lokasi cor dengan menggunakan kompresor.
- Test slump, buat kubus beton
- Tuangkan adukan beton dari alat angkut menuju bekisting, pada pekerjaan
tangga dimulai dari anak tangga terbawah.
- Padatkan beton dengan vibrator
- Ratakan permukaan beton dengan alat garuk cor dan jidar.

Pengetesan slup adukan beton menggunakan kerucut Abrams untuk menentukan kadar air
atau berapa campuran air maka dilakukan tes menggunakan kerucut Abrams.
BEKISTING KOLOM

Metode pelaksanaan pekerjaan kolom

SISTEM SABUK KOLOM

Bekisting kolom dapat menggunakan sabuk kolom agar dapat kuat sehingga waktu
pengecoran tidak bocor atau menggelembung.

JENIS KLEM UNTUK KOLOM

Perkuatan bekisting kolom menggunakan scaffolding atau dapat menggunakan support baja
yang dipasang sehingga bekisting kolom tidak berubah kedudukan pada saat pengecoran.

BEKISTING BALOK

Setelah kolom selesai pengecoran dapat dilakukan bekisting balok, dilakukan dengan
memasang scaffolding pada deretan balok.
1. Ketentuan Umum
a. Persyaratan- persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat- syarat
pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu- kesatuan dalam
persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan
struktur beton harus sesuai dengan standard- standart yang berlaku, yaitu :
1.) SNI 03-2847-2002 tentang tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan
gedung.
2.) Standard industry Indonesia (SII)
3.) SNI 03-179-2002 tentang tatacara perencanaan struktur baja untuk bangunan
gedung.
4.) SNI 03-17926-2002 tentang tatacara perencanaan ketahanan gempa untuk
bangunan gedung.
5.) Peraturan pembebeanan Indonesia untuk gedung, 1983.
6.) Tata cara pembebanan rumah dan gedung.
7.) PBI 1971 dan peraturan- peraturan lain yang terkait.
8.) American society of testing material (ASTM).
b. Penyedia barang/jasa pemborong wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan
ketepatan dan presisi yang tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan
teknis ini, gambar rencana, dan atau instruksi- instruksi yang dikeluarkan oleh
konsultan pengawas.
c. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan material
yang sekualitas teruji dan dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
d. Penyedia barang/jasa pemborong wajib melakukan pengujian beton yang akan
digunakan di dalam pekerjaan ini. Termasuk dilam hal ini membuat mix desain,
samperl beton, dan slump. Mix desain yang pernah dilakukan pada proyek
sebelumnya yang mutunya dapat sesuai mutu pekerjaan proyek ini
dilampirkan/dimasukan dalam penawaran dokumen teknis.
e. Seluruh material yang oleh konsultan pengwas dinyatakan tidak memenuhi syrat
harus segera dikeluarkan dari lokasi kegiatan dan tidak diperkenenkan dipergunakan.
2. Lingkup pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam teknis ini meliputi seluruh pekerjaan beton/struktur
beton antara lain :

a. Balok
b. Kolom
c. Sloof

Yang sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dnegan
gambar rencana, termasuk didalamnya pengadaan bahan, upah, gaji penguji dan peralatan
bantu yang berhubungan dengn pekerjaan tersebut. Pengadaan, detail, fanrikasi dan
pemasangan semua penulangan (rainfocement) dan bagian- bagian dari pekerjaan lain yang
tertanam di dalam beton. Perancang , pelaksana dan pembongkaran acuan beton,
penyelesaian dan perawatan dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan
beton.
Bahan- Bahan

a. Semen
1. Semen yang digunakan adalah sememen Portland tipe I dan memenuhi syarat
standard no. 12 tahun 1965
2. SNI 03-1729-2002 tentang tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan
gedung.

Semen yang digunakan pada portlan cemend (PC) tipe I dan merupakan hasil kerja
produksi dalam negri satu merk (tidak diperkenankan macam- macam merek). Semen
harus disimpan sedemikian rupa hengga mencegah terjadinya kereusakn ateu
pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalm gudang
tertutup, sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari bsah atau kemungkinan
lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lainya.

Pozolan Portlan Cement (PPC) tidak boleh digunakan

Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan kedatangan semen tersebut di lokasi
pekerjaan.

b. Agregat Kasar

Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketenruan berikut ini :

Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0053-80, tentang “mutu
dan cara uji agregat beton”.bila tidak mencakup dalam SII 0053-08, maka agregat tersebut
harus memenuhi ketentuan ASTM C23 “Specification Aggregates”.

Agregat kasar yang digunakan untuk beton struktue adalah batu pecah dengan persyaratan
sebagai berikut :

1.) Batu pecah adalah butir mineral dari hasil pecahan batu alami yang dapat melalui
ayakan berlubang persegi 76mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang persegi.
2.) Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta besar butirannya dan gradasinya
tergantung pada penggunaaannya
3.) Kerikil dan batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%

Agregat halus

Pasir pada pekerjaan beton harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam PBI-
1971/NI-3 diantara yang peling penting :

1.) Butir- butir halus dan tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari atau
pengaruh cuaca.
2.) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
3.) Pada pasir terdiri dari butiran butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila
diayang dnegan ayakan 150, maka sisa butiran diatas 4mm, minimal 2% dari berat
sisa butiran- butiran diatas ayakan 1mm minimal 10% dari berat sisa butiran- butiran
diatas ayakan 0.25mm, bersisar antara 80%-90% dari berat.
4.) Pasir laut tidak boleh digunakan
5.) Syarat- syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian di labolatorium.
Air

Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut
ini :

1.) Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainyna yang
dapat terlihat dengan visual.
2.) Tidak mengandung benda- benda tersuspensi lebih dari 2gram/liter.
3.) Tidak mengandung gram- garam yang dapat larut dan merusak beton (asam- asam,
zat organic, dan sebagainya) lebih dari 15gram/liter. Kandungan klorida (Cl) tidak
lebihdari 500ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm

Tulangan baja

Tulangan baja yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan dari berikut ini :

1.) Tidak boleh mengandung sepih serpih, lipatan lipatan, retak- retak, gelombang-
gelombang, cerna- cerna yang dalam, atau berlapis-lapis
2.) Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja tulangan deform
(BJTD), dengan jarak anrata dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70% diameter
nominalnya, dan tinggi siripnya tidak bolh kurang dari 5% diameter nominalnya.
3.) Tulangan dengan ø12 mm dipakai BJTP 24 (polos) dan untuk tulangan ø16mm
memakai BJTP 39 (deform ulir).
4.) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus menyatakan
nilai kuat-lelehdan berat per meter panjang dari bahan tulangan yang dimaksud.
Penyedia barang/jasa pemborong harus mengajukan brosur atau hasil tes tulangan
pada proyek sebelumnya yang memenuhi syarat dan dapat digunakan pada
pekerjaan ini dan dimaksukan dalam usulan penawaran data teknis.
5.) Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan harus
ditentukan darin sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus
d=4.029 V B atau d= 12.47 V G

Dimana :

d= diameter nominal dalam mm

B= berat baja tulangan (N/mm)

G= berat baja tulangan (kg/m0

6.) Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai berikut

Diameter tulangan baja Toleransi berat yang dijinkan


0<10mm ±7%
10mm<0<16mm ±6%
16mm<0<28mm ±5%
0>28mm ±4%
7.) Toleransi ukuran diameter adalah sebagai berikut

Diameter tulangan baja Toleransi diameter


0.8mm ±0.4mm
0.12mm ±0.4mm
0.16mm ±0.5mm
0.19mm ±0.5mm
Sumber : Gideon perencanaan beton bertulang

8.) Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan,penyedia jasa/barang, pemborong


harus menunjukan sample, hasil tarik, berat, dan diameter yang digunakn. Hal ini
akanmempermudah dan dapat menjaga kualital. Di lokasi proyek penyedia
barang/jasa pemborongan harus menyediakan alat scalamate untuk mengukur
diameter tulangan polos dan dimasikan dalam dokumen penawaran data teknis.
9.) Padabagian pertemuan beton baru dengan beton lama yang bersifat struktur
diberlakukan sambungan system “lock fix” dengan bahan yang dijamin keamanannya
dan disetuui konsultan pengawas.

Bton dan adukan beton struktur

a. Benda uji harus silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 30 mm, yang untuk
setiap 5m3 produksi beton adukan harus diwakili minimal 2 buah benda uji. Tata cara
pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam
standar metoda pembuatan dan pereawatan benda uji beton di lab (SK SNI M-60-
1990-03). Benda uji beton harus teridentifikasi, dan dikelompokan berdasar waktu
pemakaian saat penulangan mortar pada formwork/bekisting.
b. Untuk kekentalan adukan, setuap 5m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut :

Bagian konstruksi Nilai slump (mm)


Kolom 100±20
Balok 100±20
Sloof 100±20
Untuk pekerjaan ini dialokasi proyek penyedia barang/jasa pemborongan harus
menyediakan alat slump test minimal satu unit untuk uji workability dan cetakan
silinder beton/kubus beton sebanyak 10 uniit untuk pembuatan benda uji beton.
Alat ini juga dimasukan dalam dokumen teknis usulan penawaran.

c. Apabila ada hal- hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam bab 5, tatacara
pembuatan rencana campuran beton normal (SK SNI T-15-1990-03).
d. Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Bagian konstruksi Mutu beton


Kolom 20 MPa (K-250)
Balok 20 MPa (K-250)
Sloof 20 MPa (K-250)

Pengadukan dan alat aduk

a. Dalam pekerjaan ini penyedia barang/jasa harus menggunakan beton ready dengan
mutu k-250 dengan kadar semen minimal 320 kg.
b. Penakaran yang dilakukan, harus mendapatkan persetujuan oleh konsultan
pengawas. Seluruh oprasi harus dikontrol secara kontinu oleh konsultan pengawas.

Pengangkutan adukan

a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempar penyimpanan akhir


(sebelum dituang), harus sedemikian rupa hingga tercegah terjadinya pemisahan
(serregasi) atau kehilangan material.
b. Alat angkut yang dipergunakan aharus mampu menyediakan beton di tempat
penyimpanan akhir dengan lancer, tapa mengakibatkan pemisahan bahan yangtelah
dicampur dan tampa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas
beton antara pengangkutan yang berurutan.
c. Menggunakan bahan diktif harus seijin konsultan pengawas.

Beton decking

Beton deking harus dibuat khusus dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Beton decking dari campuran 1pc : 3ps.


b. Ukuran tebal beton decking, menyesuaikan ketentuan yang ada sedang panjand dan
lebar ukurannya kurang lebih 5x5.
c. Tiap beton decking diberi kawat beton untuk dapat dikaitkan dengan besi tulangan,
sehingga posisi beton deking terjamin ketepatannya.
d. Beton decking supaya dipasang secukupnya, sehingga menjamin ketebalan selimut
beton.

Selimut kolom

a. Balok = 25 mm
b. Kolom = 40 mm
c. Sloof = 25 mm

Penuangan beton

a. Beton yang akan dituangkan harus sedekat mungkin kecetakan akhir (maksimum 1
meter) untuk mencegah terjadinya segregasi karena penuangan kembali atau
pengaliran adukan.
b. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dnegan suatu kecepatan
penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat
mengaur dengan mudah kedalam rongga di antara tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian dan atau telah dikotori oleh material asing,
tidak boleh dituang kedalam cetakan.
d. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali setelah
mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
e. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan vibrator dan harus diusahakan secara
masksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekirtanr tulangan, terutaman
daerah sambungan balok dan kolom,

Perawatan beton

Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak terlalu cepat kehilangan kelembaban
minimum 14 hari dengan cara :

a. Pembasahan terus- menerus dilakukan dengan cara merendam air.


b. Pada permuakaan beton kolom- kolom dipergunakan karung- karung yang dibasahi
terus menerus.
c. Cara- cara perawatan lainya harus senantiasa diketahui dan disetujui oleh konsultan
pengawas.

Cetakan beton

Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multipleks tebal minimum 9 nn dan harus
memenuhi syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik untuk
pekerjaan finising. Penyedia barang/ jasa pemborongan harus memberikan contoh bahan
yang akan dipergunakan sebagai acuan untuk disetujui konsultan pengawas.

Pengangkutan dan pengecoran

a. Perletakan pengadikan dan pengecoran harus diatur sedemikan rupa hingga


memudahkan dalam pelaksanaan pengecoran.
b. Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1 jam. Pengecoran
harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya pemisahan matrial
dan perubahan letak tulangan.
c. Adukan tidak boleh dijatuhkan cecara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m, cara
penuangn dengan alat- lat bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus
mendapat persetujuan pengawas.
d. Pelaksana harus memberitahukan konsultan pengawas selambat- lambatnya 2 hari
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
e. Untuk setiap pelaksanaan pengecoran harus mendapat ijin dari konsultan pengawas.

Pemadatan beton

a. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis dan tidak


diperkenankan melakukan dengan maksud untuk mengalirkan beton.
b. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan
merupakan massa yang utuh , bebas dari lubang- lubang dan keropos.
c. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar
yang mempunyai frekuensi tinggi untukn menjamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang
telah masuk pada beton yang telah dan mulai mengeras.
MEMASANG SPARING MEKANIKAL ELECTRICAL

Memasang sparing dilakukan sebelum pengecoran dilakukan :

Material :

- konduit PVC
- tee
- shock
- kawat
- paku dll

peralatan :

- palu
- tang
- obeng

Pemasangan conduit inbow


Marking jalur instalasi
Marking lokasi tee dos
Penulangan lapis 1
Pasang conduit
Penulangan lapis 2
Ikat conduit pada penulangan lapis 2

PERAWATAN BETON
1. Setelah beton agak mongering, pasang adukan pada keliling beton lantai yang akan
menggenagi air dengan tinggi adukan ±5cm
2. Biarkan adukan sampai mengering dan mengeras
3. Aliri dan genangi permukaan beton dengan air menggunakan selang air.
4. Control genangan air jangan sampai kering
5. Jika terjadi hujan maka tidak perlu mengadakan penyiraman beton.
PEKERJAAN BETON PRAKTIS DAN BALOK LATEU

Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan- bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa- jasa lainya
sehubungan dengan pekerjaan kolom praktis dan bagian lain sesuai dengan gambar dan
persyaratan teknis ini, atau setiap luasan dinding maksimal 9m2.

2. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali di tentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti tertera dalan : ASTM C 1Q50, ASTM C 33, SII-0051-74, SII-0013-
81, dan SII-0136-84.
3. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus, PC, dan
sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi. Demikian juga
mengenai cara penyimpanan.
Semua bahan Baja Tulangan pada beton praktis menggunakan besi diameter 4P10
mm polos untuk tulangan pokok, dan sengkang/begel diameter P8 mm jarak 150 mm.

PLESTERAN DINDING DAN PASANGAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan
1
a. Pasangan dinding 2 bata
1
b. Pasangan dinding trasram 2 bata
1
c. Pasangan dinding balustrade 2 bata
1
d. Plesteran dinding 2 bata
1
e. Plesteran dinding trasram 2 bata
2. Bahan
a. Batu bata
Bahan batu harus memenuhi syarat-syarat.
1) Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata, seragam dan saling
tegak lurus, tidak retak-retak tidak mengandung batu dan tidak
berlubang-lubang.
2) Ukuran:
Panjang : 22 cm – atau disesuaikan dengan ukuran di
Jogjakarta.
Lebar : 11 cm – atau disesuakian dengan ukuran di Jogjakarta.
Tebal : 5 cm - atau disesuakian dengan ukuran di Jogjakarta.
3) Penyedia Barang/Jasa Pemborongan harus menyerahkan sample
daripada bata yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari
pengawas. Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari site.
4) Bata bata merah yang digunakan mempunyai toleransi ukuran sesuai
dengan tabel 27-1 dan 27-2 PUBI tahun 1982 dan tabel 27-3 PUBI
tahun 1982 (tentang kuat tekan) sedang bagian yang pecah tidak boleh
lebih dari 10%.
b. Pasir
Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran
kotoran kadar lumpur maksimum 5, pasir harus tidak mengandung zat-zat
organik dan angka kehalusan lolos ayakan 0.3 mm sehingga dapat memenuhi
persyaratan PUBI 1982.
c. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan pondasi batu kali harus memenuhi
persyaratan yang sama digunakan untuk pembuatan beton sekualitas Gresik.
3. Pelaksanaan
a. Pasang batu bata sesuai shop drawing.
b. Basahi permukaan pasangan bata dengan air sampai basah secara merata
(curing).
c. Pasang tarikan benang vertikal dan horizontal untuk caplakan kepalaan dan
cek tarikan benang.
d. Pemasangan batu bata harus zig zag agar kuat.
e. Setelah pasangan batu bata sudah kering, baru bisa dilaksanakan plesteran.
f. Buat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan 1 PC : 2 PS.
g. Lakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan
+/- 50 cm dari permukaan yang dikamprot kering, lakukan penyimpanan
(curing) selama 3 hari; pagi, siang dan sore.
h. Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 PC : 3 PS.
i. Buat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
j. Lanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering.

PEKERJAAN FINISHING LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada pekerjaan ini adalah
a. Keramik lantai
b. Keramik lantai kamar mandi
c. Keramik lantai tangga
d. Keramik dinding kamar mandi
2. Bahan
Bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan pengguna jasa melalui
pengawa.
a. Keramik Lantai
1) Ukuran : 40×40cm.
2) Produksi : setara “hercules”.
3) Warna : Ditentukan kemudian.
4) Kualitas : (Kw l).
5) Dipakai : Pada lantai dalam.
b. Keramik Lantai
1) Ukuran : 40×40cm tekstur.
2) Produksi : setara “hercules”.
3) Warna : Ditentukan kemudian.
4) Kualitas : (Kw l).
5) Dipakai : Pada lantai teras.
c. Tegel Keramik lantai KM/WC.
1) Ukuran : 20×20cm.
2) Produksi : setara “hercules”.
3) Warna : Ditentukan kemudian.
4) Kualitas : (Kw l).
5) Dipakai : KM/WC.
d. Plint Keramik
1) Ukuran : 10×10cm.
2) Produksi : sekualitas lantainya.
3) Warna : sama dengan lantai.
4) Kualitas : (Kw I).
5) Dipakai : Pada sudut dinding dan lantai (kecuali
KM/WC).
e. Stepnose keramik.
1) Ukuran : 8×40cm.
2) Produksi : sekualitas hercules.
3) Warna : sama dengan lantai.
4) Kualitas : (Kw l).
5) Dipakai : Tangga, trap teras.
f. Keramik Dinding
1) Ukuran : 20×25cm.
2) Produksi : sekualitas hercules.
3) Warna : sama dengan lantai.
4) Kualitas : (Kw l).
5) Dipakai : Dinding kamar mandi.
3. Persyaratan Bahan
a. Ketebalan : minimum 0,8 cm
b. Daya resap : max 1%
c. Kekerasan : minimum 6 skala mobs
d. Kekuatan tekan : minimum 900 kg/cm2
e. Daya tahan lengkung : minimum 350 kg/cm2
f. Mutu : Tingkat I, Extrudeed Single-Firing, Tahan asam dan
basa
g. Chemical Resistance : konsisten terhadap Pnbb-1970/NI-3.
h. Bahan perekat : 1 Ps.
i. Warna : ditentukan kemudian.
j. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan:
1) Peraturan –peraturan ASTM.
2) Peraturan keramik indonesia (NI-19).
3) PUBI-1982.
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan
1) Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah selesai
pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding
selesai dikerjakan.
2) Sebelum pekerjaan ini dilakukan, penyedia “Barang / Jasa
Pemborongan diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap pell lantai
dan kemiringanya.
3) Pada ruang-ruang : kamar mandi, wc, tempt cuci dan sebagainya harus
dipasang dengan spesi 1 pc: 3 ps, dinding setinggi 180 cm dan lantai
sekelilingnya.
4) Diantaranya setiap lapisan diberi tenggang waktu sehari untuk curing
dengan penyiraman air.
5) Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dahulu dari Pengguna Jasa melalui Konsultan
Pengawas.
b. Pelaksanaan
1) Tegel keramik dipasang diatas nabat beton yang sudah ada dengan
campuran 1 pc : 4 ps.
2) Pemasangan tegel harus benar-benar datar, nat-natnya tertata rapi.
3) Setelah pemasangan tegel mengeras, kemudian dicuci dengan air dan
nat-natnya diisi dengan bubuk semen.
4) Pekerjaan pemasangan tegel yang telah selesai harus digosok dan
dibersihkan dengan baik tegel-tegel plint 10×30cm harus dipasang
tegak dengan nat-nat menyambung dengan ubin datar.
c. Pemasangan
1) Lantai yang akan dipasanga tegel terlebih dahulu tanahnya harus
dipadatkan, kemudian diurug dengan pasir yang sesuai dengan gambar
bestek agar pasangannya tidak turun/retak sewaktu menerima beban
diatasnya.
2) Sebelum pemasangan tegel dasar dan rabat beton campuran 1 pc: 3 ps:
5 kr.
3) Sewaktu tegel dipasang permukaan tegel bagian bawah harus terisi
padat dengan adukan.
4) Pola pemasangan tegel disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemasangan.
5) Naat tegel diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa
dan kedap air. Warna perekat naat ini disesuaikan dengan warna
keramik dan ditentukan oleh pengguna jasa melalui konsultan
pengawas.
6) Pengisian/pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel
dipasng.
7) Sewaktu pengisian naat ini tegel harus sudah benar-benar melekat
dengan kuat pada lantai.
8) Sebelum diisi, celah-celah naat ini harus dibersihkan terlebih dahulu
debu dan kotoran lain.
9) Usahakan agar permukaan tegel yang sudah terpasang tidak terkena
adukan/air semen.
10) Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan tegel pada
waktu pengecoran naat harus segera dibersihkan sebelum mengeras.
11) Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus
dilap/disapu sehingga bersih.
12) Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik, tidak
miring tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
13) Bila masih diperlukan tegel harus dibersihkan dengan lap basah atau
dengan bahan-bahan pembersih lunak yang ada dipasaran.
14) Untuk menghilangkan kotoran yang suka dilepas, dapat digunakan
sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis
kotoran.
15) Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan
dengan menggunakan mesin pemotong.

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup dari pekerjaan ini adalah:
a. Pengecatan dinding kantor interior dan exterior
b. Pengecatan kolom dan balok
c. Pengecatan plafond
d. Pengecatan waterproofing.
2. Bahan
a. Cat tembok dalam dan luar.
1) Produksi : Catylac
b. Cat logam dan kayu.
2) Produksi : EMCO
c. Cat waterproofing.
3) Produksi : Fosroc Brush Bond
3. Pelaksaan Pekerjaan
a. Persyaratan pekerjaan
1) Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah:
a) Dinding/bagian yang akan docat selesai diperiksa dan disetujui
oleh pengawas lapangan, tidak miring dan harus rata (tidak
bergelombang).
b) Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagian yang
kotor dibersihkan, harus diaci halus dan licin.
c) Dinding/bagian yang akan dicat tidak basah/lembab atau
berdebu.
d) Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada
dinding/bagian yang akan dicat.

2) Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat


tersebut diproduksi atau tenaga ahli mengecat dengan pengawasan
petunjuk dari pabrik cat tersebut.
a) Sesuai dengan ketentuan dalam NI-3 dan NI-4
b) Cat yang akan dipergunakan berada dalam kaleng-kaleng yang
masih disegel, tidak pecah/bocor dan mendapat persetujuan
konsultan pengawas.
c) Kontraktor utama bertanggungjawab bahwa warna-warna dari
bahan adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan
pengawas.
b. Pemasangan/pemakaian
1) Pengamplasan seluruh permukaan dengan kertas amplas halus.
2) Bersihkan permukaan dari debu dan kotoran dengan lap kering.
3) Permukaan harus kering betuk sebelum memberi lapisan cat.
4) Alat yang dipergunakan kuas dan kain halus.
5) Pengecatan lapis kedua harus dilaksanakan sementara lapis demi lapis
pertama yang masih baik. Untuk mendapatkan hasil yang bagus.
6) Gosoklah lapis pertama dengan kertas amplas segera setelah
pengolesan, untuk menjamin perekatan dengan baik.

Pekerjaan tersebut diulangi beberapa kali sampai menghasilkan permukaan


yang baik.

c. Pelaksanaan
1) Dinding yang dicat harus mempunyai waktu untuk mengering. Setelah
permukaan dinding kering, maka persiapan dilakukan dengan
membersihkan permukaan tembok tersebut tahap
pengkristalan/pengapuran, dengan amplas kemudian diplamur.
2) Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus
sampai rata.
3) Bagian-bagian yang masih kurang baik dicat ulang dan amplas halus
setelah kering.
4) Pada bagian-bagian dimana reaksi alkali dipakai lapisan plamun dan
bagian dimana banyak rembesan air dipakai wall seater.
5) Sebelum digunakan cat harus diaduk terlebih dahulu sampai semua
mengendap lamut dan apabila penin dikarenakan dengan bahan
pengencer proporsi dan bahan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
yang bersangkutan.
6) Pengecatan dilakukan dengan roller dan kuas harus pada bidang yang
sulit-sulit dan tidak mudah lepas serabut-serabutnya.
7) Untuk lapisan pertama dicampur dengan air sebanyak 15%.
8) Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, pengecatan dimulai
lapis demi lapis secara merata, minimum 3 kali sampai mencapai
warna yang dikehendaki pengecatan lapisan berikutnya baru boleh
dilaksanakan apabila lapisan sebelumnya telah cukup kering.
9) Warna akan ditentukan oleh pengguna jasa dan melalui pengawas.
10) Untuk tembok/dinding lama, lubang-lubang atau pecah-pecah
diplester/perbaikan sebelum pengecata.
11) Tembok lama cat yang sudah ada dibersihkan dan digosok dengan
amplas sampai rata.

PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi:


a. Pembuatan kusen dan daun kayu baik pintu dan jendela.
b. Pemasangan kusen dan daun kayu baik pintu dan jendela.
c. Pemasangan kaca.
d. Pemasangan penggantung, pengunci dan besi/logam.
2. Bahan
a. Rangka dari bahan kayu kamper.
b. Alumunium.
c. Kaca pintu utama menggunakan kaca tebal 5 mm.
d. Pintu ruang dalam menggunakan kunci pintu.
e. Kunci pintu KM/WC.
3. Pemasangan
a. Pembuatan kusen disesuaikan dengan gambar.
b. Pembuatan kusen harus siku.
c. Daun pintu dipasang rata dan tidak bergelombang/melintir.
d. Jarak antara daun pintu dan jendela maksimal 2 mm.
e. Dalam pemotongan kaca, kaca dipotong rapi, lurus dan siku.
f. Setelah pemasangan kaca kemudian dipasang penjepit karet.
g. Pemasngan handle pintu dipasang 100cm (as) dari permukaan lantai setempat.
h. Pembuatan kusen alumunium diukur di lapangan (ukur sanak).

PEKERJAAN PLAFON DAN PARTISI

1. Lingkup pekerjaan
Lingkup dari pekerjaan ini adalah:
a. Pemasangan plafon Gypsum dengan rangka Metafuring.
b. Pemasangan plafon eternit di kamar mandi dan tritisan.
c. Pemasangan list prom c 10 dan c 5.
2. Bahan-bahan:
a. Gypsum
1) Ukuran : tebal 9 mm
2) Produksi : Jaya bord
3) Kualitas : baik
4) Dipakai : Pada ruangan sesuai gambar rencana

Lembaran ashes pin harus mempunyai permukaan yang rata, sama dan
tidak berbelok serta cukup kuat dan tidak boleh cacat (retak-retak) pada
bidang maupun sudut-sudutnya.

b. Rangka metafuring.
Terdiri dari:
1) Angle Clip
2) U Clamp
3) Bullert
4) C Channel
5) Channel Joint
6) Metafuring
7) Furing Joint
8) Wallangle
9) Rod
c. Kalsiboard
d. Rangka Ka3ni
e. Profil C-10
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persyaratan pelaksanaan
1) Pemasangan plafon dikerjakan setelah semua peralatan yang terdapat
di dalam plafon (kabel-kabel, alat penggantung dan penguat plafon)
siap dan telah selesai dikerjakan.
2) Pembuatan rangka plafon harus memperhatikan ukuran lampu dan
mendapat persetujuan dari perencana/pengawas.
b. Pemasangan Rangka Plafond dari Metafuring:
1) Rangka plafon terbuat dari metafuring dengan jarak 80×60cm.
2) Rangka plafon dibuat dengan pola sesuai dengan gambar rencana
plafon.
3) Setelah asbes plat terpasang, permukaan harus rata, horizontal dan
tidak bergelombang.
4) Hasil pemasangan harus disetujui pengawas/perencana.
5) Lembaran gypsum dipasang dan permukaan harus rata, horisontal, dan
tidak bergelombang.
c. Pelaksanaan pemasngan gypsum dan calsiboard
1) Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh
bidang plafon yang rata, datar dan tidak melengkung.
2) Bagian bawah dari rangka penggantung harus di set rata untuk bagian
bawahnya.
3) Pemasangan langit-langit harus rata, nat-nat yang pecah pada waktu
pemasangan harus segera diganti.
4) Penyedia barang/jasa bertanggung jawab atas segala akibat yang
mungkin terjadi.
5) Kemungkinan pemasangan partial harus disangga oleh rangka plafon.
6) Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan.
7) Untuk itu harus ada koordinasi antara penyedia barang/jasa utama
dengan penyedia barang/jasa bawahannya dengan persetujuan dari
perencana dan pengawas.
8) Sambungan-sambungan lembaran Gypsum yang rata sempurna.
9) Termasuk seluruh permukaan plafon. Pada tepi pertemuan dengan
dinding dibed list profil dari bahan gypsum.
d. Pelaksanaan pemasangan partisi
Pekerjaan partisi menggunakan double kalsibord dengan rangka yang
disekrupkan pada lantai untuk bawah dan dinding untuk samping.
Pemasangan:
1) Sebelum pemasangan dilakukan, harus terlebih dahulu menyerahkan
shop drawing dan contoh bahan yang akan digunakan kepada
pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas.
2) Pemotongan rangka untuk partisi menggunakan mesin pemotong.
3) Pemotongan rangka disesuaikan dengan yang ada di gambar
kerja/mengukur dilapangan sehingga rangka yang dipotong pas dengan
yang ada dilapangan.
4) Rangka yang dipasang harus kuat.
5) Dalam pemasangan kalsibord, kalsibord harus disekrupkan pada
rangka.
6) Dalam pemotongan kalsibord harus rata.
7) Sambungan dicompoun sehingga tidak terlihat sambungannya.

Gambar detail pemasangan partisi

Gambar pemasangan dobel kalsiboard


PEKERJAAN LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi:
a. Pekerjaan instalasi, penerangan, dan stop kontak.
b. Pekerjaan panel.
c. Pekerjaan kabel toufur.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada konsultan pengawas.
b. Pemasangan titik-titik instalasi harus sesuai dengan gambar baik instalasi
lampu dan stop kontak.
c. Bahan-bahan menggunakan sesuai yang ada di rks.
d. Menyerahkan sertifikas pengetesan kabel dari pabrik pembuat kabel.
e. Menyerahkan contoh panel kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan
dan memenuhi syarat yaitu terbuat dari panel baja setebal 1.2 mm.
f. Penyambungan kabel harus benar-benar kuat.

PEKERJAAN SANITASI

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja,
peralatan dan pemasangan jaringan utilitas yang lengkap di tapak bangunan.
Jaringan utilitas ini meliput i pemipaan distrusi air bersih, pembuangan air
kotor berikutnya pengujian seluhruh sistem sehingga dapat bekerja dengan baik.
Pekerjaan ini juga akan meliputi penyambungan ke pipa distribusi seperti
petunjukan dalam gambar.
2. Spesifikasi bahan
a. Umum
Semua bahan , peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang
dalam keadaan baru dan tidak cacat .
b. Pemipaan Air Bersih.
Pipa terbuat dari PVC Standar wavin, dianeter pipa dan panjang pipa sesuai
dengan ketentuan uang ada dalam gambar.
c. Pemipaan Air bersih.
Pipa digunakan dari pipa disesuaikan dengan gambar kerja.
d. Pemipaan Air Hujan
Pipa yang digunakan dari pipa wavin dengan tekanan kerja 7,5 kg/cm2.
Diameter pizza dengan pemukaan gambar kerja.
e. Peralatan plambing
1) Floor drain skw. Alinco
2) Closed jongkok skw.INA
3) Wastafel skw.INA
4) Urinal skw.INA
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Umum
1) Dalam pemasangan menggunakan tenaga yang ahli dalam pemipaan.
2) Pemasangan pipa disesuaikan dengan gambar kerja dan menggunakan
pipa yang telah ditentukan mereknya dan harus mendapatkan
persetujuan dari pengawas.
b. Pemasangan
1) Pemipaan
a) Semua sistem pemipaan yang dipasang harus tetap bersih.
b) Pipa pembuangan air kotor dipasang menurun 10mm setiap
100cm panjang pipa, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
c) Penyambungan pipa harus kuat agar tidak terjadi kebocoran.
2) Septictank dan sumur peresapan
a) Pembuatan septictank disesuaikan dengan gambar kerja.
b) Sumur peresapan dibuat menggunakan bis beton dengan
kedalaman sesuai dengan ketentuan.
3) Bak tendon
a) Bak tandon kapasitas 1000 ltr.
b) Tandon dilengkapi dengan penampung otomatis.
4) Pompa
a) Sebelum pemasangan pompa, harus mendapat persetujuan dari
pengawas.
b) Sistem elektrikal harus dikerjakan sesuai ketentuan.

PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Pembersihan Kembali Sisa Pekerjaan

1. Umum
Selama masa penangan pelaksanaan Penyedia Barang/Jasa harus tetap memelihara
pekerjaan sedemikian rupa sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran-kotoran dan
sampah-sampah yang dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan. Pada saat selesainya
pekerjaan, pihak Penyedia Barang/Jasa diharuskan menyingkarkan seluruh bahan sisa
dan bahan kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-perlengkapan, peralatan-
peralatan, dan mesin-mesin dari lapangan, seluruh permukaan hasil pekerjaan harus
bersih dan kegiatan yang akan diserahkan harus dalam keadaan siap pakai dan
diterima memuaskan oleh Pengawas dan Pengguna Jasa.
2. Pembersihan Selama Pelaksanaan
 Pihak Penyedia barang/jasa harus melakukan pembersihan rutin untuk
menjamin daerah kerja, kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari
tumpukan-tumpukan bahan sisa sampah, dan terbebas dari kotoran-kotoran
lainnya yang dihasilkan dari operasi pekerjaan lapangan dan harus tetap
memelihara daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu.
 Menjamin bahwa system drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan terbebas
dari bahan-bahan lepas dan tetap berfungsi setiap waktu.
 Bila dianggap perlu, semprot bahan-bahan yang kering dan kotoran-kotoran
lainnya air, sehingga dapat dicegah debu atau pasir yang tertiup angin.
 Siapkan didaerah kerja tempat sampah untuk pengumpulan bahan-bahan sisa,
kotoran-kotoran dan sampah sebelum dibuang.
 Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang
ditentukan dan sesuai dengan peraturan daerah setempat dan harus mentaati
undang-undang anti pencemaran.
 Jangan menanam sampah-sampah atau bahan sisa didaerah kerja kegiatan
tanpa persetujuan pengawas.
 Jangan membunag bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan
mineral, minyak atau minyak cat kedalam selokan jalan atau kedalam saluran.
 Juga tidak diperkenankan menumpuk/membuang bahan sisa kedalam saluran
air.
3. Pembersihan Akhir
 Pada saat selesainya pekerjaan lapangan, daerah kegiatan harus tetap dijaga
kebersihannya dan siap dipakai oleh Pemilik, pihak Penyedia barang/jasa
harus memulihkan daerah kegiatan yang tidak merupakan bagian pekerjaan
untuk perbaikan seperti dijelaskan dalam dokumen kontrak sesuai keadaan
aslinya.
 Pada saat pembersihan akhir, seluruh perkerasan dan jalan-jalan harus
diperiksa kembali, kemungkinan ada kerusakan fisik yang ditemukan sebelum
pembersihan akhir.
 Semua kerusakan bangunan dan lingkungan yang ada yang diakibatkan oleh
kerusakan pelaksanaan bangunan baru, maka penyedia jasa pemborongan
bertanggungjawab untuk memperbaikinya.

Anda mungkin juga menyukai