Tahun : 2011
A. PENDAHULUAN
Metode ini di susun guna mendukung penawaran kami sehingga pihak pengguna jasa
yakin bahwa pekerjaan ini akan selesai sesuai dengan kontrak, baik dari segi
administrasi maupun teknis.
Adapun langkah awal yang akan diambil Kontraktor dalam penyelesaian pekerjaan
tersebut diatas :
1. Menetapkan struktur organisasi lapangan, serta organisasi pekerja beserta job
description masing-masing tugas dan tanggung jawab dengan jelas dan sesuai
dengan keahliannya
2. Membuat dan menetapkan pengukuran dengan jelas dan tepat yang dituangkan
dalam gambar kerja serta pembuatan mutual sheck awal
3. Merencanakan penyediaan dana yang tepat
4. Pengendalian pekerjaan serta pengaturan tenaga yang tepat
5. Penyediaan bahan/material yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
6. Setiap saat dilakukan evaluasi terhadap hasil pekerjaan serta rencana kerja
berikutnya
7. Menyelenggarakan administrasi yang tertib dan tepat waktu.
B. SPESIFIKASI TEKNIS
Adapun jenis pekerjaan bangunan yang akan dibangun yaitu:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pengukuran
3. Pekerjaan Galian dan Urugan
4. Pekerjaan Pasangan Pondasi
5. Pekerjaan Beton
6. Pekerjaan Dinding
7. Pekerjaan Plafond
8. Pekerjaan Atap
9. Pekerjaan Lantai
10. Pekerjaan Pintu Jendela
11. Pekerjaan Elektrikal
12. Pekerjaan Pengecatan
13. Pekerjaan Sanitasi
14. Pekerjaan Pembersihan
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek konstruksi, pekerjaan yang
pertama harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan ini, baik
untuk proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat, proyek pembangunan
airport, jembatan, jalan, pelabuhan, dermaga maupun proyek lainnya, secara
umum tidak berbeda. Besar kecilnya, mudah atau sulitnya tergantung pada
masing-masing proyek yang akan dikerjakan.
Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaa suatu proyek
konstruksi. Bahkan, pekerjaan ini harus telah disiapkan pada saat tender proyek
dan dijadikan bagian dari penawaran tender proyek bersangkutan. Perencanaan
diuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang
efisien, namun bias mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan proyek tersebut. Adapun pekerjaan persiapan yang harus dilakukan
dalam pelaksanaan proyek konstruksi, antara lain :
Air dari sumber air disimpan pada tangki-tangki penampuangan air sesuai
dengan kapasitasnya. Volume air yang diperlukan dihitung berdasarkan
kebutuhan volume air setiap harinya. Untuk proyek ini memakai.
2.2 PEMATOKAN
1) Pelaksana mengerjakan pematokan untuk menentukan as dan peil
Pondasi sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya
telah disetujui oleh Direksi sebelum memulai pekerjaan selanjutnya.
Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut dan
Pelaksana harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk
Direksi.
2) Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Direksi dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembangunan.
3) Pelaksana wajib menyediakan alat-alat ukur dan perlengkapannya, juru-
juru ukur dan pekerja-pekerja yang diperlukan oleh Direksi untuk
melakukan pengawasan/pengujian hasil pematokan atau pekerjaan lain
yang serupa.
4) Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank)
termasuk pekerjaan Pelaksana dan harus dibuat dari kayu jenis meranti
kelas II yang tidak berubah oleh cuaca. Pemasangannya harus kuas dan
permukaan atasnya rata dan sifat datar (waterpass).
5) Semua tanda-tanda (rambu-rambu lalu lintas) dilapangan harus
disediakan dan dipasang sendiri oleh Pelaksana dan harus tetap
dipelihara dan dijaga dengan baik. Apabila ada tanda-tanda yang rusak
harus segera diganti. Disamping rambu-rambu, kontraktor juga harus
menyediakan sekurangkurangnya 2 (dua) orang pengatur lalu lintas
yang bertugas sepanjang pelaksanaan berlangsung.
6) Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana,
Pelaksana harus mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari
daerah yang dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda tangan
persetujuan atau pendapat/revisi pada satu lembar gambar tersebut dan
mengembalikannya kepada Pelaksana. Setelah diperbaiki, Pelaksana
harus mengajukan kembali gambar yang oleh Direksi diminta untuk
direvisi.
3. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
3.1 PEMBERSIHAN DAN PENGGALIAN
1) Seluruh perintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi
pekerjaan harus disingkirkan dan dibersihkan dari lapangan, kecuali
hal-hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan tetap.
2) Siapkan alat-alat yang diperlukan
3) Menggali tanah dengan ukuran lebar bawah dengan kedalaman yang
diisyaratkan
4) Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemurungan
yang tepat
5) Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan
6) Cek posisi, lear, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana
Syarat Pelaksanaan
1) Material harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas terlebih
dahulu.
2) Bata yang patah melintang dan besar patahannya lebih kecil dari
setengah panjangnya, tidak diperbolehkan untuk digunakan.
3) Cara pemasangan batu bata harus membentuk siar yang seragam,
siar tegak tidak boleh saling menyambung membentuk garis lurus.
4) Komposisi adukan untuk pasangan batu bata adalah sbb :
a) Pasangan Trasram dan dinding luar 1PC : 2 Psr
b) Pasangan dinding biasa 1PC : 2 Psr
5) Pada setiap dinding, luas bidang maksimum pasangan batu bata
adalah 12m2,
6) Apabila lebih luas dari ketentuan tersebut harus dipasang kolom
praktis dan ring balk dengan diberi ankur diameter 1/2" dipasang
tiap jarak 3 m.
7) Pekerjaan pemasangan batu bata yang dilaksanakan setiap harinya
tidak boleh lebih tinggi dari 100 cm atau ± 20 lapis.
8) Setiap batu bata harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok
ke tempatnya hingga kuat.
9) Setelah adukan agak keras, seluruh siar harus dikorek dibuat
cekungan untuk mendapatkan perekatan plester.
2) Pencampuran
a) Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu
45 menit. Adukan/plesteran dapat dipakai sampai sebatas
adukan/plester tersebut tidak dapat lagi diolah (lebih kurang 90
menit setelah adukan jadi).
b) Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya
dapat dilaksanakan dengan izin Konsultan Pengawas.
c) Membuat campuran adukan/plester dengan mesin pengaduk
(molen),bak molen harus benar-benar bersih, isikan setengah
jumlah air yang diperlukan berikut pasir, lalu tambahkan semen
sementara bak pengaduk berputar, kemudian isikan air sesuai
dengan kebutuhan.
Gambar Alat Pengaduk Mortar
3) Pemasangan Acian/plesteran
a) Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa bekisting, debu,
minyak-minyak, cat dan lain-lain terutama bahan yang dapat
mengurangi daya ikat plesteran. Basahi beton dengan air sehingga
jenuh. Tunggu sampai aliran air berhenti.
b) Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaannya,
kemudian pasangkan plester sebelum acian mengering.
c) Ulangi lalu pasangkan plesteran dalam ketebalan yang
disyaratkan dalam gambar.
7. PEKERJAAN LANTAI
Lingkup Pekerjaan :
1) Pekerjaan lantai keramik 30/30
2) Pekerjaan lantai keramik 20/20 berglasir untuk kamar mandi
3) Pekerjaan plint lantai 10x30
Syarat Pelaksanaan
1) Tanah urug sebagai lapisan dasar harus mencapai kepadatan yang
diisyaratkan dan rata waterpass, kemudian dipasang urugan pasir
2) Adukan pemasangan untuk lantai keramik adalah 1PC : 3 PS dengan tebal
adukan pemasangan minimal 3 cm diatas pasir (lantai dasar)
3) Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan gambar kerja
dengan mengikuti pola corak masing-masing keramik yang dipakai awal
pemasangan dan pemotongan harus disetujui oleh konsultan pengawas
4) Ujung lantai yang berhubungan dengan dinding dipasang plint keramik
ukuran 10x30.
8. PEKERJAAN PLAFON
Lingkup Pekerjaan :
1) Pemasangan plafon gypsum dengan rangka hollow
2) Pemasangan list profil corness gypsum
Syarat Pelaksanaan Plafon
1) Pemasangan plafon dikerjakan setelah semua penataan yang terdapat di
dalam plafon (kabel-kabel), alat penggantung dan lainna siap dan telah
selesai dikerjakan
2) Pembuatan rangka plafon harus memperhatikan ukuran lampu inbow dan
mendapat persetujuan dari pengawas lapangan
3) Rangka plafon terbuat dari hollow dengan tebal 9mm dan dibuat pola
sesuai dengan gambar rencana plafon
4) Hasil pemasangan harus disetujui oleh pengawas lapangan
5) Lebaran gypsum dipasang dengan permukaan harus rata, horizontal, dan
tidak bergelombang
6) Penggantungan plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh
bidang yang rata, datar, dan tidak melengkug
7) Bagian bawah dan rangka penggantung harus diset rata untuk bagian
bawahnya
8) Jika saat pemasangan ada yang pecah harus segera diganti
9. PEKERJAAN ATAP
Lingkup pekerjaan :
1) Pekerjaan atap beton
2) Pekerjaan bubungan atap beton
Syarat Pelaksanaan
1) Pemasangan dilakukan sesuai dengan cara-cara petunjuk serta syarat yanh
ditentukan abrik dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
dalam pemasangan.
2) Pemasangan atap beton dilakukan dengan meletakkan di atas gording baja
dengan jarak sesuai dengan gambar kerja
3) Atap beton dipasang secara berurutan dan dimulai dari bawah ke atas dan
harus dipasang tegak lurus dengan penumpunya.
10. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Lingkup pekerjaan :
1) Pekerjaan instalasi, penerangan, dan stop kontak
2) Pekerjaan panel
3) Pekerjaan kabel toufur
Syarat Pelaksanaan :
1) Sebelum pelaksanaan instalasi dimulai, harus menyerahkan gambar kerja
dan detailnya kepada konsultan pengawas
2) Pemasangan titik-titik instalasi harus sesuai dengan gambar kerja, baik
instalasi lampu maupun stop kontak
3) Bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan yang ada dalam RKS
4) Menyerahkan sertifikat pengetesan kabel dari pabrik pembuatan kabel
5) Menyerahkan contoh panel kepada pengawas untuk mendapat persetujuan
yaitu terbuat dari panel baja setebal 1,2 mm
6) Penyambungan kabel harus kuat
Syarat Pelaksanaan
1) Pekerjaan Cat Dinding Dalam
Yang termasuk pekerjaan cat dinding dalam adalah pengecatan
seluruh plesteran bagian dalam bangunan dan atau bagian-bagian
lain yang ditentukan gambar. Untuk dinding-dinding dalam
bangunan plamur yang digunakan adalah plamur tembok khusus
untuk tembok bagian dalam. Sebelum diplamur, plesteran harus
sudah betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan Kontraktor
harus meminta persetujuan kepada Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan dengan pisau
plamur (kape) dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis
mungkin sampai membentuk bidang yang rata. Sesudah 7 hari
plamur terpasang dan diamplas dengan amplas besi No. 00,
kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul.
Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan Roller. Untuk
mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan
dengan finish textured spray paint, digunakan Texture Finish
sesuai dengan merk yang digunakan. Lapisan pengecatan dinding
dalam terdiri dari 1 lapis plamir : 1 lapis cat dasar : 1 lapis cat
penutup
3) Syarat Pelaksanaan
a) Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan.
b) Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan.
c) Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up akan
ditentukan oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
d) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pemberi
Tugas / Konsultan Pengawas, bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
e) Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh orang-orang
yang ahli / aplikator yang berpengalaman dan telah mendapat
rekomendasi dari pabrik cat yang digunakan dan cara
pelaksanaannya standar dari pabrik cat yang digunakan.
f) Jenis cat yang digunakan adalah produksi yang telah diakui
Standard International,memenuhi ISO.9002. Kontraktor harus
menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 × 30 cm2. Dan bidang-
bidang harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan
lapisan akhir). Semua bidang contoh tersebut harus
diperlihatkan karena Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan. Jika contoh-contoh tersebut
telah disetujui secara tertulis barulah Kontraktor melanjutkan
dengan pembuatan mock up seperti tercantum di atas.
Syarat Pelasksanaan :
1) Dalam pemasangan menggunakan tenaga yang ahli dalam pemipaan
2) Pemasangan pipa disesuaikan dengan gambar kerja dan menggunakan pipa
yang telah ditentukan dan harus mendapat perstujuan dari pengawas
3) Semua system pemipaan air bersih dipasang harus tetap bersih
4) Melakukan pengujian terhadap kebocoran pada seluruh sistem jaringan pipa
5) Pipa pembuangan air kotor dipasang menurun 10 mm setiap 100 cm
panjang pipa, kecuali bila ditentukan dalam gambar kerja
6) Pembuatan septitank disesuaikan dengan gambar kerja
7) Sumur peresapan dibuat menggunakan bis beton dengan kedalaman sesuai
dengan ketentuan
D. PENGENDALIAN MUTU
1. PEGENDALIAN MUTU BAHAN
1.1 Agregat Halus (Pasir Beton dan Pasir Pasang)
1) Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organic lumpur dan sebagainya. Dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang tercantum dalam PBI 1971/NI-3
2) Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%
3) Pasir untuk adukan pasangan dan adukan plesteran harus memenuhi syarat-
syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PBI-1971/NI-2
4) Pasir untuk pekerjaan lantai menggunakan pasir pasang sesuai dengan PBI
1971/NI-2 dengan kadar lumpur tidak melebihi 4% dari berat pasir pasang
dan berdiameter 0.15 mm – 1 mm
5) Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari
6) Pasir laut tidak boleh digunakan
1.3 Air
1) Air yang digunakan untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan yaitu air tawar
bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahanlain yang merusak bangunan, memenuhi syarat
pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasal 10
2) Khusus untuk campuran adukan beton jumla air yang digunakan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran
isi atau ukuran berat serta harus dilakukan dengan tepat.
1.7 Kayu
1) Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kwalitas yang baik,
tidak ada getah, celah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-
pinggirnya, bekas dimakan bubuk dan cacat-cacat lainnya. Mutu dan
kwalitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan NI-5, PKKI tahun
1961 dan persyaratan-persyaratan lain yang berkaitan dengan konstruksi
kayu.
2) Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu di dalam dan
pekerjaan kayu halus, harus kurang dari 15 % dan untuk pekerjaan kayu
kasar harus kurang dari 20 % (diuji dengan wood moisture tester).
Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim ke tempat
pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai.
3) Semua ukuran di dalam gambar adalah ukuran jadi (finish) yaitu ukuran
kayu setelah selesai dikerjakan dan terpasang. Ukuran kusen pada tembok
adalah 5x15cm. Kayu kasar diketam, dibor, dikerjakan dengan mesin
menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam gambar.
4) Semua permukaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya bila
sudah jadi (finish) harus dikerjakan dengan baik. Semua kayu untuk
pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika ditentukan
untuk dihaluskan. Bagi permukaan-permukaan kayu, bahan kayu diberikan
lapisan pengawet / pelindung dengan cat atau melamic.
5) Jenis kayu yang digunakan adalah Kayu kamper. Digunakan untuk
pekerjaan kayu halus seperti : kusen pintu, rangka daun pintu kayu, dan
bagian-bagian lain seperti gambar rencana.
3. PEKERJAAN LANTAI
1) Untuk menjaga kestabilan pengeringan sehingga tidak menimbulkan retak, tiap
pagi dan sore dilakukan penyiraman dengan air selama 7 hari.
2) Apabila ada bagian yang retak Kontraktor harus segera memperbaikinya.
5. PEKERJAAN PENGECATAN
1) Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelem bung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. Kalau
terdapat bidang cat yang cacat Kontraktor harus segera memperbaiki tanpa ada
penambahan biaya.
E. JAMINAN PURNA JUAL / GARANSI
1. PEKERJAAN DINDING
1) Kontraktor harus memperbaiki atas biaya sendiri semua retak-retak plesteran
yang menurut penilaian Arsitek / Konsultan Pengawas tak dapat diterima.
2) Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-
benar vertikal, datar, rata, tidak melengkung atau bergelombang.
3) Kalau dilihat dari samping, ujung dinding awal ke ujung dinding akhir harus
membentuk satu garis tegak lurus.
4) Apabila diperiksa dengan jidar, permukaan dinding tidak bergelombang.
Toleransi kerata- an dinding : 2 mm / 12 m2.
2. PEKERJAAN LANTAI
1) Apabila ada bagian yang retak Kontraktor harus segera memperbaikinya
4. PEKERJAAN PENGECATAN
1) Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelem bung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. Kalau
terdapat bidang cat yang cacat Kontraktor harus segera memperbaiki tanpa
ada penambahan biaya.
2) Jaminan pekerjaan (pengecatan+material) 2 tahun. Hasil Pekerjaan
pengecatan harus rapih, untuk seluruh bidang tidak terdapat flek / kotor /atau
rusak