1. Cu(1) / Cu(2) > 1 yakni tanah diatas lebih kuat dari dibawah.
2. Cu(1) / Cu(2) > 1 yakni tanah diatas lebih kuat dari dibawah.
Kasus ini jika H/B relatif kecil maka terjadi keruntuhan Punching dibagian atas dan keruntuhan
umum dibagian bawah, daya dukung ditentukan oleh kedua lapisan tersebut. Jika H/B relatif
besar maka keruntuhan ditentukan oleh lapisan atas atau daya dukung pondasi ditentukan oleh
lapisan atas. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Besar daya dukung menurut Meyerhof dan Hanna, 1978 adalah sebagai berikut :
dimana :
B = lebar pondasi
L = Panjang pondasi
Pada kasus ini tanah lempung diatas lebih lemah dari dibawah. Besar daya dukung menurut
Meyerhof dan Hanna, 1974 adalah sebagai berikut :
Dimana :
CONTOH SOAL :
Pondasi seperti tergambar dibawah ini B = 1,5 m dan L = 1,00 m, tertanam dalam tanah sedalam
Df = 1,00 m. Tanah lempung lunak dari dasar pondasi diukur sedalam H = 1,00 m.
Cu(2) = 40 kN/m2
PENYELESAIAN
B = 1,00 m
L = 1,5 m
Df = 1,00 m
H = 1,00 m
Nc = 5,14 (f=0o)
Cu(2) / Cu(1) = 48 /125 =0,4 dari grafik dibawah ini diperoleh Ca/ Cu(1) = 0,9, maka Ca = 0,9 x
Cu(1) = 0,9 x 120 = 108 kN/m2
Kontrol :
CONTOH SOAL :
Pondasi seperti tergambar dibawah ini B = 1,0 m dan L = 1,50 m, tertanam dalam tanah sedalam
Df = 1,00 m. Tanah lempung lunak dari dasar pondasi diukur sedalam H = 1,00 m.
Cu(1) = 48 kN/m2
PENYELESAIAN
CONTOH SOAL :
Kontrol :