Anda di halaman 1dari 27

Disusun oleh :

Tiorivaldi
Prodi Teknik Sipil
FTI UTA’45 Jakarta
1. Pengantar Rekayasa Fondasi 9. Pengantar Teori Fondasi Dalam
2. Daya Dukung Tanah pada Fondasi
Dangkal 10. Fondasi Tiang Pancang
3. Daya Dukung Tanah pada Tanah
Berlapis dan Variasi Muka Air 11. Fondasi Sumuran
Tanah
4. Daya Dukung Tanah pada Beban 12. Fondasi Sumuran
Miring dan Eksentris
5. Daya Dukung Tanah Berdasarkan 13. Dinding Penahan Tanah
Uji Sondir dan SPT
14. Dinding Penahan Tanah
6. Daya Dukung Fondasi Kaki
Gabungan dan Rakit
15. Project Based Learning
7. Project Based Learning
8. UTS 16. UAS
Data SPT Data CPT
▪ Penentuan daya dukung fondasi dangkal adalah dengan

mengambil langsung (directly) nilai daya dukung ujung konus,


qc (cone point resistance), walaupun diijinkan secara tidak
langsung (indirectly) yaitu dengan pengambilan nilai CPT untuk
dikonversikan ke dalam metode SPT (Standard Penetration Test).

▪ Dalam penentuan daya dukung dari hasil uji CPT (cone

penetration test) dapat menggunakan berbagai referensi. Ada


banyak buku yang menjelaskan bagaimana menghitung daya
dukung tanah untuk fondasi, antara lain buku dari Bowles,
Donald P. Coduto, dan Braja M. Das.
▪ Meyerhoff (1956) mengusulkan untuk menentukan estimasi daya
dukung (bearing capacity) izin tanah dengan asumsi penurunan
(settlement) fondasi sebesar 25 mm, untuk fondasi bujur sangkar
atau fondasi memanjang dengan lebar B<1,2 m :
𝑞𝑐
𝑞𝑎 = (𝑘𝑔Τ𝑐𝑚2 )
30
▪ Untuk fondasi bujur atau fondasi memanjang dengan lebar B>1,2 m :
2
𝑞𝑐 𝐵 + 0,30
𝑞𝑎 = (𝑘𝑔Τ𝑐𝑚2 )
50 𝐵
Dimana :
qa = kapasitas dukung ijin
qc = tahanan konus dari alat kerucut statis tipe Delf dalam kg/cm2
B = lebar fondasi dalam meter
▪ Meyerhoff, pada tanah pasir mengusulkan
persamaan :
𝑞𝑎 𝐵 𝐷𝑓
= 1+
𝑞𝑐 40 𝐵
Dimana :
Df = kedalaman fondasi
B = lebar fondasi
Bowles (1968) mengusulkan untuk menentukan estimasi
daya dukung (bearing capacity) izin tanah, dengan qc =
4N diperoleh :
▪ Untuk B < 1,2 m :
𝑞𝑐
𝑞𝑎 = 𝐾𝑑 (𝑘𝑔Τ𝑐𝑚2 )
20
▪ Untuk B > 1,2 m :
2
𝑞𝑐 𝐵 + 0,30
𝑞𝑎 = 𝐾𝑑 (𝑘𝑔Τ𝑐𝑚2 )
33 𝐵
Dimana :
B = lebar fondasi dalam meter
Kd = 1 + 0,33 D/B (D = kedalaman dasar fondasi), dengan
nilai maksimum Kd = 1.33
▪ Schmertmann (1978) dan Awkati, mengusulkan untuk fondasi menerus dan
fondasi telapak bentuk bujur sangkar, dengan kedalaman fondasi /lebar
fondasi (Df/B) = 1,5 dan qc adalah nilai rata-rata nilai qc pada kedalaman 0,5B
diatas diatas dasar fondasi s/d 1,1B dibawah dasar fondasi, maka daya dukung
ultimate :
pada tanah granular (berbutir/sand) :
qu = 28 –0,0052(300-qc)1,5 untuk fondasi menerus
qu = 48 –0,009(300-qc)1,5 untuk fondasi persegi
pada tanah lempung (clay):
qu = 2 + 0,28.qc untuk fondasi menerus
qu = 5 + 0,34.qc untuk fondasi persegi
▪ Untuk selanjutnya, dalam mencari qa (daya dukung izin atau gross allowable
bearing capacity), maka nilai qu harus dibagi dengan safety factor (SF) yang
nilainya biasa diambil 3.
qa = qu/SF = qu/3
▪ Dalam penentuan qc ada beberapa metode, seperti
dengan mengambil langsung dari qc sondir pada
kedalaman rencana dasar fondasi, misalnya
direncanakan kedalaman fondasi 4 meter, maka
langsung diambil qc hasil pada kedalaman 4 m, dan
ada yang mengambil secara rata-rata qc (atau qc
average), dengan jarak beberapa meter diatas design
depth dan beberapa meter dibawah design depth,
jarak ini bervariasi, tergantung keyakinan engineer
dan disetujui oleh klien (owner) ataupun konsultan.
▪ Dari grafik sondir bila terdapat suatu lapisan
pada kedalaman tertentu yang daya dukungnya
membesar tiba-tiba/ekstrim (ataupun menurun),
biasanya diabaikan dalam mengambil nilai qc
pada kedalaman tersebut, dan dianggap bahwa
hanya terdapat lapisan tipis saja yang
mempunyai daya dukung dengan nilai istimewa
tersebut. Maka nilai qc mengikuti nilai qc yang
cenderung mirip dengan lapisan diatas dan
dibawahnya, misalnya qc (kg/cm²) pada 2,2 m =
30, kemudian 2,4 m = 90, dan 2,6 m = 40, maka
dianggap qc pada 2,4 m dianggap rata-rata qc
pada 2,2 m dan 2,6 m saja yaitu (30+40)/2 = 35.
▪ Bila dari hasil grafik sondir, dimana lapisan tanah “keras” atau
tanah yang mempunyai lapisan pendukung cukup besar
terletak pada kedalaman lebih dari design depth untuk fondasi
dangkal (lebih dari 4 m) dan katakanlah lebih dari 10 m, maka
perhitungan daya dukung fondasi menggunakan perhitungan
daya dukung fondasi dalam (pile foundation). Pile yang
dipergunakan adalah tiang pancang dengan permukaan
berbentuk lingkaran baik driven ataupun tipe bored.
Kedalaman pemancangan diambil pada kedalaman yang
cukup sampai ujung tiang berada kira-kira 1 D dibawah
lapisan tanah keras, hal ini dianggap pancang mengandalkan
tahanan ujung (end bearing capacity), jika lapisan tanah keras
sangat dalam sekali sehingga ujung tiang tidak mencapai
lapisan tanah keras yang memadai, maka pancang bekerja
berdasarkan tahanan geser (side friction), namun pada
prakteknya seringkali kedua tahanan tersebut itu digabungkan
untuk mencari daya dukung fondasi dalam.
▪ Salah satu metode paling popular dalam penentuan
variabel daya dukung tanah adalah menggunakan
angka SPT (Standard Penetration Test). Hal ini
menjadi sangat efektif karena angka SPT biasanya
langsung diperoleh bersamaan dengan uji
pengeboran di lapangan. Persamaan yang umum
digunakan dalam penentuan kapasitas daya dukung
tanah pertama kali dicetuskan oleh Meyerhoff, yang
didasarkan oleh settlement (penurunan tanah akibat
beban) sedalam 1 inch (25.4 mm). Kemudian, Bowles
merevisi persamaan Meyerhoff karena Bowles
sendiri percaya jika persamaan Meyerhoff terlalu
konservatif untuk diaplikasikan.
Hasil uji kerucut statis pada tanah pasir ditunjukkan
dalam Grafik disamping ini.
Berapakah kapasitas dukung ijin, bila fondasi akan
dibangun pada kedalaman 1,5 m dan lebar 2 m ?
Muka air tanah sangat dalam
Pada Tanah Pasir (dalam kN/m2)
𝑞𝑎 = 12 𝑁 (𝑘𝑁/𝑚2) B < 1,2 m
𝐵+0,3 2
𝑞𝑎 = 8 𝑁 (𝑘𝑁/𝑚2) B > 1,2 m
𝐵

Dalam kg/cm2
𝑞𝑎 = 0,12 𝑁 (𝑘𝑔/𝑐𝑚2) B < 1,2 m
3,28𝐵+1 2
𝑞𝑎 = 0,008 𝑁 (𝑘𝑔/𝑐𝑚2) B > 1,2 m
3,28𝐵
Pada Tanah Pasir (dalam kN/m2)
𝒒𝒂 = 𝟐𝟎. 𝑵. 𝑲𝒅 (𝒌𝑵/𝒎𝟐) B < 1,2 m
𝑩+𝟎,𝟑 𝟐
𝒒𝒂 = 𝟏𝟐, 𝟓 𝑵 . 𝑲𝒅 (𝒌𝑵/𝒎𝟐) B > 1,2 m
𝑩
𝑲𝒅 = 𝟏 + 𝟎, 𝟑𝟑𝟑. 𝑫𝒇 Τ𝑩 → < 𝟏, 𝟑𝟑
Jika tanah mengandung pasir halus dan lanau, maka 𝑁 = 15 +
1Τ2 (𝑁 ′ − 15)
N = Nilai N’ setelah dikoreksi
Nilai N’ diambil pada 0,5B diatas dasar fondasi s/d 2B dibawah
fondasi
▪ qa : Daya dukung ijin netto dengan penurunan
maksimum 2,5 cm
▪N : Angka SPT pada kedalaman permukaan fondasi.
▪B : Lebar fondasi (m)
▪ Df : Kedalaman dari permukaan tanah ke
permukaan kontak fondasi (m)
▪ Kd = 1 + 0.33(D/B) → 1.33 (untuk D=B)
Terzaghi dan Peck memberikan
grafik empirik untuk menentukan
daya dukung yang aman untuk
fondasi dangkal dengan
membatasi penurunan maksimum
2,5 cm dan perbedaan penurunan
diferensial 2 cm.x
𝑫𝒇 +𝟎,𝟕𝟑𝑩
𝒒𝒂 = 𝟎, 𝟐𝟒. 𝑵𝒇 (𝑴𝑵Τ𝒎𝟐 )
𝑫𝒇 +𝟎,𝟕𝟓𝑩

𝒒𝒂 = 𝟎, 𝟐𝟒. 𝑵𝒇 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑫𝒇 Τ𝑩 < 𝟏 (𝑴𝑵Τ𝒎𝟐 )

Nf = nilai NSPT pada kedalaman 0,75 B di bawah dasar fondasi


Df = kedalaman fondasi
B = lebar fondasi
Bila diketahui hasil pengujian SPT seperti gambar, hitunglah daya
dukung tanah untuk fondasi dengan lebar 1 m dan 1,5 m pada
kedalaman 1 m dibawah muka tanah menggunakan rumus
Meyerhoff dan Bowels

Anda mungkin juga menyukai