Anda di halaman 1dari 46

PONDASI

PENGERTIAN PONDASI
Pondasi merupakan kontruksi yang paling terpenting pada
suatu bangunan. Pondasi adalah salah satu elemen struktur bangunan
yang terletak pada bagian paling bawah dari bangunan yang langsung
berhubungan dengan tanah.
Fungsi pondasi menyalurkan beban dari struktur diatasnya ke
lapisan tanah pendukung atau batuan yang berada di bawahnya, tanpa
mengakibatkan keruntuhan geser tanah, dan penurunan tanah/ Pondasi
(settlement) yang berlebihan.
Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah apa
yang disebut soil investigation, atau penyelidikan tanah. Pondasi harus
diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat. Untuk menjaga
kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang besar, dasar
pondasi harus diletakkan lebih dari 50 cm di dalam permukaan tanah
sampai mencapai lapisan yang keras.

JENIS - JENIS PONDASI


Berdasarkan letak dan posisinya, pondasi digolongkan menjadi 2 jenis :
1. Pondasi Dangkal ( Shallow foundation ).
Pondasi dangkal digunakan apabila kedalaman tanah baik tidak
begitu dalam yaitu antara 0,6 sampai 2 meter, serta kapasitas dukung
tanah relatif baik (>2.0 kg/cm2). Secara umum pondasi dangkal
memberikan biaya lebih murah dibandingkan jenis pondasi lainya.

1
2. Pondasi Dalam (Deep foundation).
Pondasi dalam digunakan bilamana lapisan tanah keras berada cukup
jauh di bawah pemukaan tanah. Pada umumnya pondasi dalam
digunakan bilamana tanah dasar sebagai pijakan pondasi berupa
tanah lunak (soft soil).

PONDASI DANGKAL

MACAM – MACAM BENTUK PONDASI DANGKAL

Berdasarkan bentuknya Pondasi langsung ( Dangkal) digolongkan


dalam 4 macam, adalah :

l. Pondasi Menerus ( Continuous Footing), dipasang di bawah seluruh


panjang dinding bangunan dengan dimensi sama besar. Pondasi ini
dipakai dengan kedalaman 0,80 - 1,20 m dari permukaan tanah.
Pondasi ini dapat dibuat dengan pasangan batu kali dengan
specimen l cmt : 5 psr. Untuk tanah lembek pondasi dibuat dari
beton bertulang atau kombinasi beton dengan pasangan batu kali,
yang di atasnya dipasang balok sloof. Pad a pondasi menerus ini
seluruh beban bangunan disebarkan merata lebih dahulu
sepanjang balok sloof, kemudian diteruskan ke pondasi secara
merata.

2. Pondasi Telapak atau Setempat ( Individual Footing ), dipakai


pada kedalaman tanah lebih dari 1,20 m dari muka tanah dan
dipasang di bawah kolom-kolom utama pendukung bangunan.

2
Seluruh beban bangunan dilimpahkan ke kolom-kolom utama,
dan diteruskan ke pondasi di bawahnya. Pondasi ini tetap
dihubungkan oleh balok sloof dengan pondasi setempat lain,
dan sloof ditopang oleh pondasi batu kali. Pondasi setempat
dipakai pada kedalaman 1,50 - 4,00 m, dengan tanah yang
digali hanya pada dimana kolom-kolom utamanya ditanam,
sedangkan galian di bawah balok sloof cukup dengan 0,60 -
0,80 m.
Jenis pondasi setempat berdasarkan bahan pembentuknya,
adalah
• Plat beton bertulang ( Pondasi Telapak - Voet Plat ), dibuat
dari beton bertulang berupa plat, tulangan kolom ditanam
sampai dasar plat.
• Pilar pasangan batu-kali, dapat berupa : kerucut terpotong
atau kubus tegak, ataupun juga bulat ( pondasi sumuran ).

3. Pondasi Gabungan ( Combined Footing), merupakan pondasi plat


yang mendukung kolom lebih dari satu. Pondasi ini dipakai bila luas
tanah untuk bangunan sangat terbatas, misalnya di kanan kirinya
sudah padat bangunan.

4. Pondasi Plat ( Mat Foundation/ Raft Footing ), merupakan pondasi


yang dibuat berupa plat tebal dengan perkuatan balok-balok
dari beton bertulang kedap air, dipasang di bawah seluruh luas
bangunan, dapat dimanfaatkan sebagai ruang basement di
bawah tanah, untuk: gudang, ruang mesin atau tempat parkir.
Pondasi ini biasanya dirangkai menjadi satu menerus dengan

3
dinding beton kedap air sebagai turap penahan tanah sekeliling

basement. .

Gambar Pondasi Batu Kali

Gambar Pondasi Batu Bata

4
Gambar Pondasi Telapak

5
Menurut Bradja M Das, untuk suatu perencanaan konstruksi yang
baik, pondasi dangkal harus memenuhi dua kreteria utama, yaitu:
1. Pondasi harus aman terhadap keruntuhan geser.
2. Penurunan (settlement) yang disebabkan oleh beban masih
dalam batas yang diijinkan.

Dalam teori Terzaghi dikatakan, bahwa apabila kedalaman suatu


pondasi (Df), sama dengan tiga sampai empat kali lebar pondasi
(B), maka pondasi tersebut dikategorikan sebagai pondasi
dangkal.
Sebelum kita mempelajari konsep daya dukung batas suatu tanah,
marilah kita memahami bentuk-bentuk keruntuhan geser yang
terjadi di dalam tanah. Ada dua keruntuhan geser, yaitu
keruntuhan geser menyeluruh (general shear failure), dan
keruntuhan geser setempat (local shear failure)

b
D

6
D
➢ Pondasi dangkal, bila :  4 ......................... (Terzaghi)
B

L
➢ Pondasi dikatakan menerus, bila :  10
B

Dimana : L = panjang pondasi

➢ Notasi yang dipakai dalam perhitungan pondasi dangkal

❖ qult = daya dukung pondasi (bearing capacity)


= tegangan limit / max / hancur

qult
❖ qall = qijin =
Fs

Q = qijin t/m2 x A (luas) m2 = …..ton = ……KN

7
Pola Keruntuhan Geser Pondasi Dangkal

a. Keruntuhan geser menyeluruh dari tanah di bawah


pondasi

b. Keruntuhan geser setempat dari tanah di bawah


pondasi

8
Perhitungan Daya Dukung Pondasi Dangkal

I. Daya Dukung Pondasi untuk beban sentris dan vertikal


B
q1

2 D

 3 
45 o + 45o −
2 2

❖ Perhitungan Pondasi Dengan Kondisi Keruntuhan Geser


Menyeluruh (menurut Terzaghi, 1943)

➢ Untuk Bentuk Pondasi Lajur (menerus)


qult = C.Nc + q . Nq + 0,5. B. . N
= C.Nc + (.D + q1). Nq + 0,5. B. . N

➢ Untuk Bentuk Pondasi Bujur Sangkar


qult = 1,3.C.Nc + q . Nq + 0,4. B. . N

➢ Untuk Bentuk Pondasi Lingkaran


qult = 1,3.C.Nc + q . Nq + 0,3. B. . N
dimana:
Nc, Nq, N = faktor koefisien daya dukung yang besarnya
tergantung harga sudut gesr tanah ().

9
(Lihat Gambar atau Tabel 1a).
q1 = beban surcharge (timbunan).

➢ Untuk Bentuk Pondasi Persegi

qult =(1+0,3. B/L).C.Nc + q . Nq + (1-0,2.B/L).0,5. B. . N

❖ Menentukan Nc, Nq dan N 

1. Menurut Terzaghi lihat Gambar 1.

2. Berdasarkan perhitungan:

Nq = tan2 (45 + /2).e.tan atau

1 + sin   tan 
Nq = .e
1 − sin 

Nq − 1
➢ Nc =
tan 

➢ N = 1,5 (Nq-1). tan Brinch Hansen (1970)

➢ N = (Nq-1). Tan 1,4 Meyerholf (1963)


➢ N = 0,01 e Sangrelat (1970)

➢ N = 2 (Nq+1). tan Caquot & Kerisel (1953)


&Vesic (1973),

10
❖ Perhitungan Pondasi Dengan Kondisi Keruntuhan Geser Setempat
(Local Shear Failure) menurut Terzaghi, 1943.
2
C' = C
3
2
tan  ' = tan 
3
2
 ' = arctan( tan  )
3

➢ Untuk Bentuk Pondasi Lajur (menerus)


q’ult = C’.Nc’ + q . Nq’ + 0,5. B. . N'

➢ Untuk Bentuk Pondasi Bujur Sangkar


q’ult = 1,3.C’.Nc’ + q . Nq’ + 0,4. B. . N'

➢ Untuk Bentuk Pondasi Lingkaran


qult = 1,3.C’.Nc’ + q . Nq’ + 0,3. B. . N'

Dimana Nc’, Nq’, N' = faktor koefisien daya dukung (Lihat Gambar 2)

11
Gambar 1. Faktor daya dukung unt keruntuhan geser menyeluruh menurut Terzaghi

12
Gambar 2. Faktor daya dukung unt keruntuhan geser setempat menurut Terzaghi

13
Tabel 1a. Faktor daya dukung menurut Terzaghi (1943)

 Nc Nq N Nc' Nq' N'


0 5,70 1,00 0,00 5,70 1,00 0,00
1 6,00 1,10 5,90 1,07
2 6,30 1,20 6,10 1,15
3 6,60 1,30 6,30 1,23
4 6,90 1,46 6,50 1,30
5 7,30 1,60 0,50 6,70 1,40 0,20
6 7,60 1,78 0,60 6,90 1,48 0,24
7 8,00 2,00 0,73 7,20 1,58 0,30
8 8,50 2,18 0,86 7,40 1,68 0,37
9 9,00 2,50 1,03 7,70 1,80 0,44
10 9,60 2,70 1,20 8,00 1,90 0,50
11 10,00 3,00 1,38 8,20 2,05 0,57
12 10,60 3,30 1,60 8,55 2,20 0,65
13 11,20 3,60 1,85 8,90 2,35 0,72
14 12,00 3,90 2,15 9,25 2,50 0,80
15 12,90 4,40 2,50 9,70 2,70 0,90
16 13,50 4,85 2,85 10,00 2,85 0,99
17 14,40 5,40 3,30 10,40 3,10 1,12
18 15,35 6,00 3,80 10,80 3,35 1,28
19 16,50 6,60 4,40 11,30 3,62 1,47
20 17,70 7,40 5,00 11,80 3,90 1,70
21 18,80 8,30 5,70 12,30 4,20 1,94
22 20,10 9,10 6,50 12,80 4,45 2,20
23 21,70 10,20 7,50 13,40 4,80 2,45
24 23,30 11,40 8,50 14,10 5,20 2,80
25 25,10 12,70 9,70 14,80 5,60 3,20
26 27,00 14,20 11,20 15,50 6,10 3,60
27 29,50 16,10 13,00 16,30 6,60 4,05
28 31,50 17,50 14,70 17,00 7,10 4,50
29 34,40 20,00 16,90 18,00 7,70 5,05
30 37,20 22,50 19,70 19,00 8,30 5,70
31 40,00 25,00 23,00 20,10 9,10 6,40
32 44,00 29,00 26,40 21,20 9,80 7,20
33 47,50 32,50 30,50 22,45 10,70 8,10
34 52,60 36,50 35,50 23,70 11,50 9,00
35 57,80 41,40 42,40 25,20 12,60 10,10
36 63,50 46,80 49,00 26,80 13,80 11,30
37 69,80 53,70 58,00 28,60 15,20 12,80
38 76,50 61,00 69,00 30,70 16,80 14,60
39 86,00 71,00 82,50 32,70 18,70 16,70
40 95,70 81,30 100,40 34,90 20,50 18,80
41 106,00 93,00 118,00 37,50 22,60 21,50
42 120,00 108,70 149,00 40,50 25,20 24,50
43 133,00 125,00 188,00 43,70 28,30 28,30
44 152,00 145,00 235,00 47,30 31,40 32,50
45 172,30 173,30 297,50 51,20 35,10 37,70
46 196,00 197,00 395,00 55,00 38,70 43,00
47 224,00 235,00 560,00 60,50 43,70 51,00
48 258,30 287,90 780,10 66,80 50,50 60,40
49 295,00 340,00 995,00 73,50 56,40 72,00
50 347,60 415,10 1153,20 81,30 65,60 87,10

14
TABEL 1b . FAKTOR DAYA DUKUNG PONDASI (VESIC, 1973)

 Nc Nq N  Nc Nq N

0 5,14 1,00 0,00

1 5,38 1,09 0,07 26 22,25 11,85 12,54

2 5,63 1,20 0,15 27 23,94 13,20 14,47

3 5,90 1,31 0,24 28 25,80 14,72 16,72

4 6,19 1,43 0,34 29 27,86 16,44 19,34

5 6,49 1,57 0,45 30 30,14 18,40 22,40

6 6,81 1,72 0,57 31 32,67 20,63 25,99

7 7,16 1,88 0,71 32 35,49 23,18 30,22

8 7,53 2,06 0,86 33 38,64 26,09 35,19

9 7,92 2,25 1,03 34 42,16 29,44 41,05

10 8,35 2,47 1,22 35 46,12 33,30 48,03

11 8,80 2,71 1,44 36 50,59 37,75 56,31

12 9,28 2,97 1,69 37 55,63 42,92 66,19

13 9,81 3,26 1,97 38 61,35 48,93 78,03

14 10,37 3,59 2,29 39 67,87 55,96 92,25

15 10,98 3,94 2,65 40 75,31 64,20 109,41

16 11,63 4,34 3,06 41 83,86 73,90 130,22

17 12,34 4,77 3,53 42 93,71 85,38 155,55

18 13,10 5,26 4,07 43 105,11 99,02 186,54

19 13,93 5,80 4,68 44 118,37 115,31 224,64

20 14,83 6,40 5,39 45 133,88 134,88 271,76

21 15,82 7,07 6,20 46 152,10 158,51 330,35

22 16,88 7,82 7,13 47 173,64 187,21 403,67

23 18,05 8,66 8,20 48 199,26 222,31 496,01

24 19,32 9,60 9,44 49 229,93 265,51 613,16

25 20,72 10,66 10,88 50 266,89 319,07 762,89

15
Contoh
Q

t = 17,8 KN/m3
c = 15,2 KN/m2
D = 1m  = 20o

B = 1,50 m

Diketahui : bentuk pondasi bujur sangkar.


Diminta :berapa besar beban yang bisa diterima oleh pondasi tsb?
Hitung dengan asumsi keruntuhan geser menyeluruh dan
keruntuhan geser setempat, dengan FS =3
Penyelesaian:
➢ Asumsi keruntuhan geser menyeluruh
Dari Tabel 1a didapat untuk  = 20o, maka:
Nc = 17,7 ..... Nq = 7,4........ N = 5

qult = 1,3.c. Nc + q.Nq + 0,4.B..N


=  x 15,2 x 17,7 + (t.D) x 7,4 + 0,4 x 1,5 x 17,8 x 5
= 349,752 + (17,8 x 1) x 7,4 + 53,4
= 534,872 KN/m2 ∞ 535 KN/m2

535 535
qijin = = = 178,33 KN/m2
Fs 3

Q = qijin x A = 178,33 x (1,5 x 1,5) = 401,24 KN

16
➢ Asumsi keruntuhan geser setempat
2 2
C’ =  C =  15,2
3 3

Dari Tabel 1a didapat untuk  = 20o, maka:


Nc’ = 11,8 ..... Nq’ = 3,9........ N' = 1,7

qult’ = 1,3.c’. Nc’ + q.Nq’ + 0,4.B..N'

=  x (2/3 x15,2) x 11,8 + ( x 1) x 3,9 + 0,4 x 1,5 x 17,8 x 1,7

= 155,445 + 69,42 + 18,156

= 243,02 KN/m2

243,02 243,02
qijin = = = 81,007 KN/m2
Fs 3

Q’ = q’ijin x A = 81,007x (1,5 x 1,5) = 182,266 KN

17
Contoh

q1 = 2,5 t/m2
 = 1,814 t/m3
C = 1,549 t/m2
D =1m
o
B = 1,5 m
m
 = 20o
Fs = 3

Diketahui : bentuk bawah pondasi bujur sangkar


Ditanya : Berapa beban yang bisa diterima oleh pondasi tersebut

Penyelesaian :
➢ Asumsi keruntuhan geser menyeluruh
Dari tabel 1a :  = 20o .......Nc = 17,70 ; Nq = 7,40 ; N = 5,00

q ult = 1,3 . C . Nc + q . Nq + 0,4 . B .  . N

q ult = 1,3 . C . Nc + ( . D + q1) . Nq + 0,4 . B .  . N


=
qult =(1,3 X 1,549 X17,7) + {(1,814X1) + 2,5} X 7,4 + (0,4 X 1,5 X 1,814 X 5 )
q ult = 35,64 + 31, 92 + 5,44 = 73,00 t/m2

qult 73,0
qijin = = = 24,34
Fs 3

Q = qijin x A = 24,34x (1,5 x 1,5) = 54,765 ton

18
➢ Asumsi keruntuhan geser setempat
c' = 2/3 c
Dari tabel 1a :  = 20 .......Nc' = 11,80; Nq' = 3,90 ; N' = 1,70
q ult' = 1,3 . C' . Nc' + q . Nq' + 0,4 . B .  . N'

q ult' = 1,3 . C' . Nc' + ( . D + q1) . Nq' + 0,4 . B .  . N'


q' ult = 1,3 x 2/3 x 1,549 x 11,8 + { (1,814 x 1) + 2,5} x 3,9 + 0,4 x 1,5 x 1,814 x 1,7)

q' ult = 15,84 + 16,83 + 1,85 = 34,52 t/m2

qult 34,52
qijin = = = 11,51 t/m2
Fs 3

Q’ = q ijin x A = 11,51 x 1,5 x 1,5 = 25,90 ton

19
II. Pengaruh Muka Air Tanah Terhadap Harga q & 

D1
Case 1

Df
D2

d B

Case 2

Case 3

Case I : 0  D1  D f
q = effektif surcharge
q = {D1.  + D2 (sat – w) }. ...................................... untuk rumus (2)
’ = (sat – w) ........................................................... untuk rumus (3)
qult = C.Nc + q. Nq + 0,5 B.  . N ...... Maka untuk kondisi Casus 1 ini
menjadi : qult = C.Nc + {D1.  + D2 (sat – w) }. Nq + 0,5 B. (sat – w) . N

Case II : 0d B
q = .Df. ........................................ ..........................untuk rumus (2)

d
 =  '+ ( −  ' ) ................................... untuk rumus (3)
B
qult = C.Nc + q. Nq + 0,5 B.  . N ...... Maka untuk kondisi Casus II ini

menjadi : qult = C.Nc + (.Df). Nq + 0,5 B. {(’ + d (−') }. N

20
Case III : d  B ............................................................ tidak berpengaruh
(berlaku rumus umum)
qult = C.Nc + q. Nq + 0,5 B.  . N

Contoh :

# CASE I

q1 = 0 KN/m2
 = 12,9 KN/m3
C = 13,8 KN/m2
sat= 15,6 KN/m3
Df = 0,7 m
MAT /D = 0,4m
B = 1,25 m
Diketahui : bentuk bawah pondasi bujur sangkar  = 22o
Ditanya : Berapa beban yang bisa diterima oleh
pondasi tersebut Fs = 3
Penyelesaian :
# Keruntuhan Geser menyeluruh
Dari tabel 1a :  = 22o ......... Nc = 20,10 ,.......Nq = 9,10, ....N = 6,50

q ult = 1,3 . C . Nc + q . Nq + 0,4 . B .  . N

q ult = 1,3 . C . Nc +( (D1.  + D2.(sat - w) + q1)) . Nq + 0,4 . B .(sat - w). N

qult = 1,3. 13,8. 20,10 + {(0,4.12,9.)+ 0,3.(15,6 - 9,81)+0}. 9,10 + 0,4. 1,25. (15,6-9,81). 6,5

q ult = 442,17 KN/m2

qult 442,17
qijin = = = 147 ,39 KN/m2
Fs 3

21
Q = q ijin x A = 147,39 x (1,25 x 1,25) = 230,30 KN

# Keruntuhan Geser setempat


C' = 2/3 C
Dari tabel 1a :  = 22 ..........Nc' = 12,80 ........Nq' = 4,45 .............N' = 2,20
q’ ult = 1,3 . C' . Nc' + q . Nq' + 0,4 . B .  ‘. N'
q ult = 1,3 . C' . Nc' + (D1.  + D2.(sat - w) + q1) . Nq' + 0,4 . B .(sat - w). N'
qult = 1,3. 2/3. 13,8. 12,8 + {(0,4. 12,9) + (15,6-9,81). 0,3}. 4,45 + 0,4. 1,25. (15,6-9,81).2,20

q ult = 193,46 KN/m2

qult 193,46
qijin = = = 64,49 KN/m2
Fs 3
Q = q ijin x A = 64,49 x (1,25 x 1,25) =100,77 KN

# CASE II

q1 = 0 KN/m2
 = 12,9 KN/m3
C = 13,8 KN/m2
sat = 15,6 KN/m3
Df = 0,9 m
MAT /D = 1,3 m
B = 1,20 m
 = 22o
Fs = 3
22
Diketahui bentuk bawah pondasi adalah bujur sangkar
Ditanya berapa beban yang dapat diterima oleh pondasi tersebut

Penyelesaian :

# Keruntuhan Geser menyeluruh

Dari tabel 1a unt  = 22o ..............Nc = 20,10 ........Nq = 9,10 ..............N = 6,50

q ult = 1,3 . C . Nc + q . Nq + 0,4 . B .  . N

q ult = 1,3 . C . Nc + (Df.  + q1) . Nq + 0,4 . B .((sat-w) + (D-Df)/B . ( - (sat - w))). N

qult = 1,3. 13,8. 20,1 + 0,9. 12,9. 9,10 + 0,4. 1,2. {(15,6-9,81)+0,4/1,2. (12,9-(15,6-9,81)}. 6,5

q ult = 491,70

qult 491,70
qijin = = = 163,90 KN/m2
Fs 3

Q = q ijin x A = 163,90 x ( 1,20 x 1,20 ) = 236,02 KN

# Keruntuhan Geser setempat


C' = 2/3 C

Dari tabel 1a :  = 22o ...........Nc' = 12,80............ Nq' = 4,45 ………… N' = 2,20

q ult = 1,3 . C' . Nc' + q . Nq' + 0,4 . B .  . N'


q ult = 1,3 . C' . Nc' + (Df.  + q1) . Nq' + 0,4 . B .((sat-w) + (D-Df)/B . ( - (sat - w))). N'

q ult = 216,43 t/m2

qult 261,43
qijin = = = 72,40 t/m2
Fs 3

Q = q ijin x A = 72,4 x (1,20 x 1,20) = 103,88 KN

23
➢ Perhitungan Faktor - Faktor Bentuk, Kedalaman dan Inklinasi

Tabel 2 berikut berisi tentang:

1. Faktor Bentuk

B Nq
Fcs = 1 + x
L Nc

B
Fqs = 1 + x tan 
L

B
Fs = 1 − 0,4
L

Dimana L = panjang pondasi

2. Faktor Kedalaman
Df
Kondisi (a) : apabila 1
B
Df
Fcd = 1 + 0,4
B
Df
Fqd = 1 + 2 tan  .(1 − sin  ) 2 .
B

Fd = 1

Df
Kondisi (b) : apabila 1
B

Df
Fcd = 1 + 0,4 tan −1 ( )
B
Df
Fqd = 1 + 2 tan  .(1 − sin  ) 2 . tan −1
B

Fd = 1

24
3. Faktor Inklinasi
o
Fci = Fqi = (1 − o
)2
90 .................. ....Meyerhof (1963)
Hanna & Meyerhof (1981)
o 2
Fi = (1 − o )

Keterangan: tan-1 (Df/B) dalam radian

Persamaan umum Daya Dukung (bearing capacity) menjadi :


qult =.c. Nc.Fcs.Fcd.Fci + q.Nq.Fqs.Fqd.Fqi +0,5.B..NFs.Fd.Fi
(Meyerhof 1963)

25
III. Pondasi dengan Beban Sentris Berinklinasi

Df

Contoh
Q =150 KN

t = 18KN/m3
Df = 0,7 m c =0
  = 30o

Diketahui : bentuk bawah pondasi adalah bujur sangkar dengan sudut


 = 20o, angka keamanan =3
Diminta : Tentukan berapa lebar pondasi (B) agar mampu menahan
beban yang diberikan?
Penyelesaian:

qult = 1,3.c. Nc. Fcs. Fcd. Fci + q.Nq . Fqs. Fqd. Fqi +
0,4.B..N Fs Fd Fi
Karena c = 0, maka :

26
qult = q.Nq . Fqs. Fqd. Fqi + 0,4.B..N Fs Fd Fi
q =  x Df = 18 x 0,7 = 12,6 KN/m2
Untuk  = 30o, dari Tabel Vesic didapat,:
Nq = 18,4 ........ dan N = 22,4.

Dicari harga - harga :


B
Fqs = 1 + x tan 
L
B
Fqs = 1 + x tan 30 o = 1 + 0,577 = 1,577
B
0,7
Fqd = 1 + 2 tan 30 o.(1 − sin 30 o ) 2 .
B
0,7 0,202
Fqd = 1 + 2 x 0,577 x 0,25 x =1+
B B
B B
Fs = 1 − 0,4 = 1 − 0,4 = 0,6
L B
Fd = 1
 20 2
Fqi = (1 − ) 2 = (1 − ) = 0,605
90 90

 o  2  20o  2
Fi = (1 −  o  ) = (1 −   ) = 0,11

o
  30 

qult = q.Nq.Fqs.Fqd.Fqi + 0,4.B..N.Fs.Fd.Fi.

 0,202 
qult = 12,6.18,4.1,577.1 + .0,605 + 0,4.B.18.22,4.0,6.1.0,11
 B 

27
44,68
qult = 221,2 + + 10,645.B
B

 44,68 
 221,2 + + 10,645 B 
= ult =  
q B
qall
Fs 3

14,89
qall = 73,73 + + 3,548.B
B

Q = qall X B2

Q 150
B2 = =
qall 14,89
73,73 + + 3,548.B
B

Diperoleh harga B = 1,3 m, maka:

Q = 73,73.B 2 + 14,89.B + 3,548.B3

Q = (73,73 x1,32 ) + (14,89 x1,3) + (3,548 x1,33 )

Q = 151,756 KN > 150 KN....... ........(Ok)

28
IV. Pondasi dengan Beban Vertikal Eksentris (satu arah)

e
Q

Df

e
L’

2e B’

- Jika beban eksentrisitas arah melebar :


B’ = B – 2e
L’ = L
- Jika beban eksentrisitas arah memanjang :
B’ = B
L’ = L – 2e

qult = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci+q.Nq.Fqs.Fqd.Fqi + 0,5.B’..N.Fs.Fd.Fi.

Catatan: - untuk Fcs, Fqs, Fs pada Tabel 2 digunakan L’ dan B’


- untuk Fcd, Fqd, Fd pada Tabel 2 digunakan B

29
Qult = qult. B’. L’

Qult
Qall =
Fs

Contoh :

t = 18KN/m3
c =0
0,7m  = 30o
e = 0,15 m

Diketahui : pondasi dengan beban eksentrisitas berdiri di atas tanah


pasir, dengan bentuk bawah pondasi bujur sangkar, dimensi
1,5m x 1,5m.

Diminta : Tentukan daya dukung pondasi dan berapa besar beban yang
dapat diterima oleh pondasi tersebut.
Penyelesaian:
Karena tanahnya pasir, c = 0, maka:
qult = q.Nq.Fqs.Fqd.Fqi + 0,4.B’..N.Fs.Fd.Fi.
q = 0,7 x 18 = 12,6 KN/m2.
Untuk  =30o........maka Nq = 18,4; N = 22,4.
B’ = 1,5 – 2 x 0,15 = 1,2 m.
L’ = L = 1,5 m.

Dicari harga - harga :


B
Fqs = 1 + x tan 
L

30
B' 1,2
Fqs = 1 + x tan 30 o = 1 + . tan 30 o = 1,462
L' 1,5
Df
Fqd = 1 + 2 tan  .(1 − sin  ) 2 .
B
0,7
Fqd = 1 + 2 tan 30 o.(1 − sin 30 o ) 2 .
1,5
Fqd = 1 + 0,135 = 1,135

B' 1,2
Fs = 1 − 0,4 ' = 1 − 0,4 = 0,68
L 1,5
Fd = 1

qult = q.Nq.Fqs.Fqd + 0,4.B’..N.Fs.Fd.

qult = 12,6 x 18,4 x 1,462 x 1,135 + 0,4 x 1,2 x 18 x 22,4 x 0,68 x 1

qult = 384,71 + 131,61 = 516,32 KN/m2

Qult = qult x B’ x L’ = 516,32 x 1,2 x 1,5 = 929,376 KN

Qult 988,60
Qijin = = = 329,53 KN
Fs 3

31
V. Pondasi dengan Dua Arah Eksentrisitas
e

Df

eB

eL L

Qult = qult’. A’
qult’ = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci+q.Nq.Fqs.Fqd.Fqi + 0,5.B’..N.Fs.Fd.Fi.
A’ = B’ x L’
Catatan: - untuk Fcs, Fqs, Fs pada Tabel 2 digunakan L’ dan B’
- untuk Fcd, Fqd, Fd pada Tabel 2 digunakan B.
eL 1 eB 1
➢ Case I : ..............  dan 
L 6 B 6
B1 A’ = 0,5.B1 x L1
3eB
B1 = B (1,5 − )
B
L1 3e
L L1 = L(1,5 − L )
L
A'
B = '
'

L
Dimana L’ digunakan yg
32
B terbesar dari harga B1 atau L1
eL eB 1
➢ Case II : ..............  0,5 dan 0 
L B 6

L2
eB
L1
eL
L

A’ = 0,5. (L1 + L2) x B

A'
B = '
'

L
L’ = L1 atau L2 dipilih yang besar.
Menentukan L1 dan L2 lihat Grafik 3

eL 1 eB
➢ Case III : ..............  dan 0  0,5
L 6 B

A’ = 0,5. (B1 + B2) x L

A'
B = '
'

L
L’ = L......, B1 dan B2 ditentukan dari Gambar 4
B1

eB
eL
L

B2

33
eL 1 eB 1
➢ Case IV : ..............  dan 
L 6 B 6

L2
eB
eL
L

B2

A’ = (B x L2) + 0,5. (B + B2) x (L – L2)


A'
B = ''

L
L’ = L...................., B2 dan L2 ditentukan dari Gambar 5

34
Gambar 3. Luas Effektif untuk kasus eL/L < 0,5
dan 0<eB/B<1/6

35
Gambar 4. Luas Effektif untuk kasus eL/L < 1/6
dan 0<eB/B<0,5

Gambar 5. Luas Effektif untuk kasus eL/L < 1/6


dan eB/B<1/6

36
Contoh Pondasi dengan dua arah eksentrisitas :

eB = 0,15m

eL=0,3m
L=1,5m

B=1,5m

Diketahui :
pondasi berbentuk bujur sangkar dengan dimensi 1,5mx1,5m dengan dua
arah eksentrisitas, dengan eB = 0,15m dan eL = 0,3m. Kedalaman pondasi,
Df = 0,70 m, pondasi berdiri diatas tanah pasir dengan  = 30o dan
 =18 KN/m3 dan C = 0.
Diminta : Tentukan daya dukung pondasi (Qult).
Penyelesaian :
eL 0,3
= = 0,2
L 1,5
eB 0,15 eL
= = 0,1 Case II, karena = 0,2  0,5
B 1,5 L
eB 1
= 0,1 
B 6
Dari Gambar 3 didapat;
L1
= 0,85 → L1 = 0,85  L = 0,85  1,5 = 1,275 m
L
L2
= 0,21 → L2 = 0,21  L = 0,21  1,5 = 0,315m
L

37
A' =
1
(L1 + L2 )  B = 1  (1,275 + 0,315 )  1,5 = 1,193m2
2 2
L’ = L1 ..........................dipakai yang terbesar diantara L1 dan L2.

A' 1,193
B = ' =
'
= 0,936 m
L 1,275

q =  x Df = 18 x 0,7 =12,6 KN/m2

untuk  = 30o, didapat Nq = 18,4 ; N = 22,4

B' 0,936
Fqs = 1 + x tan 30 o = 1 + . tan 30 o = 1,424
L' 1,275
Df
Fqd = 1 + 2 tan  .(1 − sin  ) 2 .
B

0,289  0,7
Fqd = 1 + = 1,135
1,5

B' 0,936
Fs = 1 − 0,4 ' = 1 − 0,4 = 0,706
L 1,275

Fd = 1

Qu = A’ x qu’

= A’x (q.Nq. Fqs. Fqd + 0,4. B’.. N. Fs. Fd)

= 1,193 x (12,6 x18,4 x1,424 x 1,135 + 0,4 x 0,936 x 18 x 22,4 x


0,706 x 1)

= 1,193 x (374,71 + 106,58)

= 574,18 KN

Qult 574,18
Qall = = = 191,39 KN
3 3

38
VI. Penurunan Segera Pada Pondasi Dangkal

Se =
B  q0
(1 −  S )2   Penurunan pada bagian tepi
untuk pondasi fleksibel
Es 2

B  q0
Se = (1 −  S )2   Penurunan pada bagian pusat
untuk pondasi fleksibel
Es

Dimana :

1  1 + m 2 + m   1 + m 2 + 1 
 =   ln + m. ln  
   1− m − m 
2   
 1 − m − 1 
2

Nilai  dapat juga dilihat pada Grafik 8.

B B = lebar pondasi
m= L = panjang pondasi
L
µs = Poisson ratio
Es = modulus young

B  q0
Se = (1 −  S )2   av Penurunan rata-rata untuk
pondasi fleksibel
Es

39
B  q0
Se = (1 −  S )2   r Penurunan pada pondasi
kaku (rigid)
Es
Nilai av dan r dapat juga dilihat pada Grafik 8.

Gambar 8. Menentukan α, αav dan αr

➢ Penurunan Segera Pondasi Dangkal padaTanah Lempung Jenuh

B  q0
Se = A1. A2 Janbu, Bjerrum dan Kjaernsli
Es

Nilai  dan  dapat juga dilihat pada Grafik 9 dan 10.

40
Gambar 9. Menentukan A2

Gambar 10. Menentukan A1

41
➢ Penurunan Segera Pondasi Dangkal padaTanah Pasir

( )
Zz
Iz
Se = c1.c2 q − q . (  Z )
0 Es

Dimana :
C1 = faktor koreksi pada kedalaman embaktmen pondasi.
 
 q 
C1 = 1 − 0,5. _


 
 q −q

C2 = faktor koreksi untuk keretakan dalam tanah

 t 
C2 = 1 + 0,2. log  t = waktu (tahun)
 0,1 

q = tegangan pada permukaan pondasi.


q = tegangan pada kedalaman yang ditinjau ( x Df).
Iz = faktor pengaruh regangan.
Untuk variasi harga faktor pengaruh regangan dengan kedalaman di
bawah pondasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
L
 10
# Untuk pondasi dengan B

Iz = 0,1 pada kedalaman Z = 0


Iz = 0,5 pada kedalaman Z = 0,5 B = Z1
Iz = 0 pada kedalaman Z = 2B = Z2

42
Df

Iz = 0,1
I
Z1 = 0,5
z
B z
Iz = 0,5 Es = .....KN/m2

Z2= 2B

Es = .....KN/m2

Iz = 0

L
# Untuk pondasi dengan  10
B

Iz = 0,2 pada kedalaman Z = 0


Iz = 0,5 pada kedalaman Z = B = Z1
Iz = 0 pada kedalaman Z = 4B = Z2

Contoh :

 = 17,8 KN/m3
1,5 m q = 160 KN/m2

Diketahui : dimensi pondasi 3m x 3m.


Diminta : Hitung penurunan pondasi setelah konstruksi tersebut berjalan
Setelah 5 tahun.
Penyelesaian :
L/B = 3/3 = 1< 10

Iz = 0,1 pada kedalaman Z = 0

43
Iz = 0,5 pada kedalaman Z = 0,5 B = Z1=1,5m Diket : Es pd kedalaman 0 – 1m = 8000 KN/m2
Es pd kedalaman 1 – 4m = 10.000 KN/m2
Iz = 0 pada kedalaman Z = 2B = Z2 = 6m Es pd kedalaman 4 – 6m = 16.000 KN/m2

=17,8 KN/m2
Df=1,5m

Iz = 0,1 Iz
Z1 Es =8000KN/m2
1m
Iz = 0,5 Es =10000KN/m2
1,5m

Es =10000KN/m2

Z2
= 4m

Es =16000KN/m2

Iz = 6m
0

Kedalaman z ES Iz(avr) X z
Iz (avr)
(m) (m) (KN/m2) ES
0-1 1 8000 (0,1+0,367)/2=0,233 0,291 x 10-4

1 – 1,5 0,5 10000 (0,367+0,5)/2=0,433 0,217 x 10-4

1,5 - 4 2,5 10000 (0,5+0,222)/2=0,361 0,903 x 10-4

4-6 2 16000 (0,222+0)/2=0,111 0,139 x 10-4

∑ = 1,550 x 10-4

 
 q 
C1 = 1 − 0,5. _


 
 q −q

44
 17,8  1,5 
C1 = 1 − 0,5.  = 0,9
 160 − 17,8  1,5 

 t 
C2 = 1 + 0,2. log 
 0,1 

 5 
C2 = 1 + 0,2. log  = 1,34
 0,1 

( )
Zz
Iz
Se = c1.c2 q − q . (  Z )
0 Es

Se = 0,9 1,34(160 − 17,8 1,5) 1,55.10 −4

Se = 249,2 10 −4 m = 24,92mm

45
Gambar 10. Menentukan A1

Gambar 11. Variasi menentukan β1, β2 dan C

46

Anda mungkin juga menyukai