3
• Didefinisikan sebagai pondasi dangkal bila:
Df/B < 3 atau 4.
• Pondasi dangkal didefinisikan sebagai pondasi
menerus (continuous footing) bila:
L/B > 10.
• Pondasi dangkal dikatakan kaku (rigid) bila:
h > [(B – b) / 4 + 0.05] (dalam meter)
dengan: hmin = 0.15 meter.
4
• Pondasi dangkal harus cukup dalam, untuk
mengurangi resiko tergerusnya permukaan tanah.
• Pondasi dangkal harus kaku, untuk menghindari
terjadinya lenturan pada slab pondasi.
Istilah dimensi:
Df = kedalaman pondasi
b B = lebar pondasi
Df
b = lebar kolom/dinding
h L = panjang pondasi
h = ketebalan slab
B
pondasi
5
L L
B B
6
Pondasi menerus
(continuous/strip footing)
7
Pondasi setempat
(spread footing)
8
Pondasi strap
(strap/cantilever footing)
Pondasi gabungan
(combined footing)
9
Pada pondasi dangkal dikenal 3 jenis keruntuhan:
a. General shear failure : dijumpai pada tanah pasir
padat atau tanah kohesif kaku (stiff).
10
Daya dukung batas atau
ultimit (ultimate bearing
capacity): yaitu besar
beban atau tegangan
(beban per unit luas)
maksimum, dimana tanah
telah mengalami
keruntuhan.
Vesic, 1973 11
Vesic, 1973 12
Timbunan
14
Digunakan dengan asumsi:
(1) Beban sentris dan vertikal;
(2) Pola keruntuhan adalah general shear failure.
Untuk menentukan besar daya dukung ultimit qu
digunakan rumus-rumus sebagai berikut:
Untuk pondasi menerus:
qu = c Nc + q Nq + 0.5 B N
15
Untuk pondasi bujur sangkar (B = L):
qu = 1.3 c Nc + q Nq + 0.4 B N
17
18
Nc, Nq dan N : faktor daya dukung (bearing capacity
factors) bila diasumsikan terjadi keruntuhan geser
keseluruhan (general shear failure).
19
Sebuah pondasi dangkal dengan ukuran 1,5 m x
1,5 m, kedalaman =1 meter di bawah permukaan
tanah. Data-data tanah sebagai berikut: = 1,78
t/m3 , = 20 dan c = 1,52 t/m2 . Ambil w = 1
t/m3 . Bila diambil harga SF = 3 dan diasumsikan
akan terjadi keruntuhan geser keseluruhan,
hitunglah beban maksimum yang dapat dipikul
pondasi tersebut!
Catatan:
Tegangan yang diijinkan (q ijin) = q ultimit/ FS
Beban maksimum = luas pondasi x q ijin
20
Ulangi Contoh Soal #1 sebelumnya, tetapi
diasumsikan yang akan terjadi adalah
keruntuhan geser lokal!
21
P
m.a.t D1
Df Kasus I
D2
B
Kasus II m.a.t
22
Kasus I.
Bila m.a.t terletak pada 0 ≤ D1 ≤ Df maka
harga q dari perumusan sebelumnya dihitung
dengan:
q = effective surcharge = D1 + D2 (sat - w)
= D1 + D2 ’
Dimana: sat = saturated unit weight tanah
w = unit weight air = 1 ton/m3
Juga harga (pada suku terakhir perumusan
sebelumnya) harus diganti dengan harga :
’ = sat - w
23
Kasus II.
Bila m.a.t terletak pada 0 ≤ d ≤ B maka harga q
diambil tetap = Df sedangkan harga (pada suku
terakhir perumusan sebelumnya) diganti dengan:
= ’ + d/B ( - ’)
Perumusan-permusan ini dibuat dengan asumsi
bahwa tidak ada tekanan air akibat rembesan di
dalam tanah.
Kasus III.
Bila letak m.a.t terletak jauh di bawah pondasi
sedemikian hingga d ≥ B maka air tidak akan
berpengaruh terhadap daya dukung ultimit pondasi
dangkal.
24
Sebuah pondasi dangkal dengan ukuran 1,5 m x 1,5 m,
kedalaman =1,75 meter di bawah permukaan tanah.
Data-data tanah sebagai berikut: = 1,8 t/m3 , sat = 2
t/m3 , = 20 dan c = 1,5 t/m2 . (Ambil w = 1 t/m3 ).
Bila diambil harga SF = 3, hitunglah beban P
maksimum pondasi tersebut, bila pada kondisi: (a)
Beban P bekerja vertikal dan tidak ada pengaruh air
tanah; (b) Beban P bekerja vertikal, terdapat pengaruh
air tanah, dengan kedalaman muka air tanah = 0,75 m
di bawah dasar pondasi; (c) Beban P bekerja vertikal,
terdapat pengaruh air tanah, dengan kedalaman muka
air tanah = 0,75 m di bawah permukaan tanah.
25
Persamaan daya dukung secara umum.
Faktor keamanan (factor of safety, FS) dan
tegangan ijin tanah.
Tegangan kontak (contact pressure).
Pondasi dangkal dengan beban eksentris.
28
Persamaan daya dukung ultimit menurut
Terzaghi memiliki beberapa keterbatasan,
yaitu:
(1) Hanya untuk pondasi menerus, bujur
sangkar dan lingkaran; untuk pondasi
berbentuk persegi panjang dengan B ≠ L,
perumusan Terzaghi tidak dapat dipakai.
(2) Tidak dapat dipakai untuk beban dengan
arah membentuk sudut tertentu terhadap
garis vertikal.
29
Meyerhof (1963) menyarankan persamaan
daya dukung secara umum, yang
memperhitungkan pengaruh bentuk pondasi,
kedalaman pondasi maupun kemiringan
beban.
Beberapa peneliti (De Beer1970; Hansen
1970) telah mengusulkan harga faktor-faktor
bentuk dan kedalaman pondasi, yang dapat
dipakai bersama-sama dengan persamaan
dari Meyerhof.
30
Persamaan daya dukung umum Meyerhof:
qu = c Nc Fcs Fcd Fci + q Nq Fqs Fqd Fqi +
+ 0.5 B N Fs Fd Fi
dimana:
Fcs , Fqs , Fs = faktor bentuk pondasi
Fcd , Fqd , Fd = faktor kedalaman pondasi
Fci , Fqi , FI = faktor kemiringan beban
Sedangkan harga Nc Nq dan N dapat dipakai
seperti diusulkan oleh Vesic (1973).
31
32
Faktor bentuk (shape factors) pada
persamaan ini diusulkan oleh De Beer (1970).
Faktor kedalaman (depth factors) diusulkan
oleh Hansen (1970), sedangkan faktor
kemiringan (inclination factors) ditentukan
menurut Meyerhof (1963) dan Hanna &
Meyerhof (1981).
Faktor tan-1 (Df/B) pada rumusan faktor
kedalaman adalah dalam bentuk radian (1
radian = 180 / = 57.296 ).
33
Harga Nc Nq dan N menurut Vesic (1973)
Nc Nq N Nc Nq N
0 5.14 1.00 0.00 13 9.81 3.26 1.97
1 5.38 1.09 0.07 14 10.37 3.59 2.29
2 5.63 1.20 0.15 15 10.98 3.94 2.65
3 5.90 1.31 0.24 16 11.63 4.34 3.06
4 6.19 1.43 0.34 17 12.34 4.77 3.53
5 6.49 1.57 0.45 18 13.10 5.26 4.07
6 6.81 1.72 0.57 19 13.93 5.80 4.68
7 7.16 1.88 0.71 20 14.83 6.40 5.39
8 7.53 2.06 0.86 21 15.82 7.07 6.20
9 7.92 2.25 1.03 22 16.88 7.82 7.13
10 8.35 2.47 1.22 23 18.05 8.66 8.20
11 8.80 2.71 1.44 24 19.32 9.60 9.44
12 9.28 2.97 1.69 25 20.72 10.66 10.88
34
Harga Nc Nq dan N menurut Vesic (1973)
Nc Nq N Nc Nq N
26 22.25 11.85 12.54 39 67.87 55.96 92.25
27 23.94 13.20 14.47 40 75.31 64.20 109.41
28 25.80 14.72 16.72 41 83.86 73.90 130.22
29 27.86 16.44 19.34 42 93.71 85.38 155.55
30 30.14 18.40 22.40 43 105.11 99.02 186.54
31 32.67 20.63 25.99 44 118.37 115.31 224.64
32 35.49 23.18 30.22 45 133.88 134.88 271.76
33 38.64 26.09 35.19 46 152.10 158.51 330.35
34 42.16 29.44 41.06 47 173.64 187.21 403.67
35 46.12 33.30 48.03 48 199.26 222.31 496.01
36 50.59 37.75 56.31 49 229.93 265.51 613.16
37 55.63 42.92 66.19 50 266.89 319.07 762.89
38 61.35 48.93 78.03
35
Nilai daya dukung ultimit qu dari perhitungan
daya dukung adalah merupakan tegangan
terbesar yang dapat dipikul suatu tanah. Untuk
keperluan desain, harga qu harus dibagi dengan
suatu faktor keamanan (factor of safety, FS).
Nilai tegangan yang diperoleh disebut sebagai
tegangan tanah yang diijinkan (q ijin atau
qallowable).
Dapat ditulis:
q ijin = qu / FS
36
Tabel perkiraan FS pada pondasi dangkal (Vesic 1975)
FS dengan FS dengan
Kategori Struktur pengujian pengujian tanah
tanah lengkap terbatas
38
Sentris (e = 0) Untuk kasus yang
P sederhana, yaitu pondasi
yang dibebani hanya oleh
beban sentris dan vertikal
saja, besarnya tegangan
kontak () terdistribusi
secara merata dan dapat
dihitung sebagai:
B
= P/A
dimana:
= tegangan kontak di
bawah dasar pondasi
P = total beban aksial
A = luas dasar pondasi 39
Pada kasus dengan beban yang eksentris (tidak
berimpit) dengan titik berat pondasi atau beban
momen, tegangan kontak (contact pressure)
yang terjadi di dasar pondasi tidak terdistribusi
secara merata (ada nilai tegangan maksimum
dan minimum).
Diusahakan agar resultan gaya berimpit dengan
titik berat pondasi (e = 0). Bila tidak
memungkinkan, diusahakan e ≤ B/6, sehingga
resultan gaya masih bisa dikerjakan pada
pondasi.
40
Akibat beban eksentris Akibat beban momen
P P
M
P P
M
B B
max min
43
e > 1/6 B
Eksentrisitas (e) yang
besar akan menghasilkan P
zone tegangan tarik,
M
sehingga tidak ada
tekanan pada zone ini.
B
Jadi sebaiknya pondasi
didesain untuk kondisi max
e ≤ 1/6 B.
44
Sebuah pondasi dangkal berbentuk
bujursangkar akan memikul beban sebesar 15
ton yang membentuk sudut 20 terhadap
sumbu vertikal. Kedalaman pondasi (Df) = 0,7
m. Data-data tanah sebagai berikut: = 1,8
t/m3 , = 30 dan harga c = 0 . Tentukan
dimensi pondasi yang diperlukan, bila diambil
harga SF = 3.
45
Pondasi dangkal dengan eksentrisitas kecil
(e < B/6) dan eksentrisitas besar (e > B/6).
Pondasi dangkal dengan eksentrisitas 2
arah.
Stabilitas pondasi dangkal (geser, guling).
Pondasi kaki gabungan.
46