Anda di halaman 1dari 30

Soil Dynamics & Improvement

TS44002

PERTEMUAN 5 DAN 6

1
V. DAYA DUKUNG DINAMIK FONDASI DANGKAL
Rumus daya dukung pondasi dangkal yang sudah dikenal:

(83)

2
V. DAYA DUKUNG DINAMIK PONDASI DANGKAL

3
V. DAYA DUKUNG DINAMIK PONDASI DANGKAL

Tabel di samping adalah nilai-nilai Nq dan Nγ


yang diusulkan Reisner, 1924 (Nq), Caquot &
Kerisel, 1953 (Nγ) dan Vesic, 1973. Rumus
yang dipakai:

4
V. DAYA DUKUNG DINAMIK PONDASI DANGKAL
Rumus faktor bentuk (shape factor) dan faktor kedalaman (depth factor) diusulkan oleh De Beer
(1970) dan Brinch Hansen (1970), sebagai berikut:

5
V. DAYA DUKUNG DINAMIK PONDASI DANGKAL
5.1. Daya dukung tanah dinamik batas untuk pondasi di atas tanah pasir
Untuk tanah pasir c = 0, maka rumus (83) dapat ditulis:

(84)

Rumus (84) berlaku untuk kondisi general failure dan pasir padat (dense sand), bila kondisi kepadatan
pasir rendah (loose) sampai sedang (loose to medium dense), maka keruntuhan yang akan terjadi
adalah keruntuhan lokal atau punch shear failure.
Untuk kondisi pasir padat, kepadatan relatifnya, RD≥ 70%,
sedangkan,
punch shear failure
untuk kondisi pasir lepas sampai sedang, maka kepadatan
relatifnya sekitar
0 ≤ RD ≤ 67%. Sudut geser dalam Φ perlu dikoreksi

6
V. DAYA DUKUNG DINAMIK PONDASI DANGKAL

Berdasarkan penelitian, daya dukung dinamik pondasi dangkal dapat disimpulkan


sebagai berikut:
1. Pondasi yang berada di atas tanah pasir dan mengalami tingkat percepatan
amax ≤ 13g, dapat menyebabkan terjadinya kegagalan geser general (general
shear failure), sedangkan jika mengalami tingkat percepatan amax > 13g,
keruntuhan tanah akan berupa keruntuhan punch (punch failure)
2. NIlai minimum daya dukung dinamik batas pondasi dangkal akan berada di
antara nilai daya dukung batas statik dan daya dukung batas pondasi dangkal
ketika dibebani secara mendadak (impact loading), kemampuan daya dukung
pondasi di atas tanah pasir padat dapat dihitung dengan menggunakan sudut
Φdy :
Φdy = Φ -2o
7
V. DAYA DUKUNG DINAMIK PONDASI DANGKAL

8
V. DAYA DUKUNG DINAMIK PONDASI DANGKAL

3. Pondasi dangkal yang berada di atas tanah pasir lepas jenuh akan
mengalami liquefaction, yang mengakibatkan daya dukung hilang/ tidak
ada daya dukung.

4. Daya dukung batas pondasi dangkal di atas tanah pasir padat dapat
meningkat dengan cepat karena adanya peningkatan tekanan air pori
dalam tanah.

9
V. DAYA DUKUNG DINAMIK PONDASI DANGKAL

5.2. Daya dukung tanah dinamik batas untuk pondasi di atas tanah lempung
Untuk tanah lempung jenuh Φ = 0 dan c = cu (kondisi undrained), maka rumus (83) dapat
ditulis:

(85)

Untuk kondisi sudut geser dalam Φ = 0, Nγ = 0, Nc = 5.14 dan


Nq = 1
Nilai sc dan sq (De Beer, 1970) dan nilai dc dan dq (Hansen, 1970) adaah sebagai berikut:

10
V. DAYA DUKUNG DINAMIK PONDASI DANGKAL
(86)

(87)
(88)
(89)

(90)

(91)
(92)

Jika persamaan (86) s/d (92) dimasukkan ke dalam persamaan (83), maka akan diperoleh
hubungan sebagai berikut:

11
V. DAYA DUKUNG DINAMIK PONDASI DANGKAL

(93)

dan

(94)

Nilai cudyn dapat dierkirakan dengan menggunakan rumus:

c u(dyn)
= 1. 5
c u(stat)

12
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

Kerusakan dinding penahan tanah (d.p.t) akibat beban dinamik


disebabkan oleh:
1. Peningkatan tekanan lateral di belakang d.p.t.
2. Reduksi tekanan air di depan d.p.t.
3. Liquifaksi tanah di belakang dan di bawah d.p.t.

Untuk mendesain d.p.t. ada beberapa teori, di antaranya:


1. Solusi plastis penuh (static / pseudostatic)
2. Solusi berdasarkan teori gelombang elastik
3. Solusi berdasarkan elastoplastik dan teori non linear.

13
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH
6.1. Teori Tekanan Aktif Tanah Lateral Mononobe-Okabe

Menurut teori Coulomb tekanan tanah lateral dapat ditulis sbb:


PA = ½ γ H2 KA (95) PA = gaya aktif per satuan panjang d.p.t.
γ = berat isi tanah
KA = koefisien tekanan tanah lateral

cos 2( Φ - β )
KA =
sin( δ + Φ ) sin( Φ - i)
[ {
cos β cos( δ +β ) 1 +
2
cos( δ +β ) cos( β - i)
} ]
1/ 2 2 (96)

Φ = sudut geser dalam tanah


δ = sudut gesekan antara dinding dengan tanah
β = sudut antara garis vertikal dengan kemiringan belakang d.p.t.
i = kemiringan tanah timbunan di belakang d.p.t. terhadap garis horizontal

14
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

Nilai KA utk β = 0 dan berbagai nilai Φ dan δ dapat dilihat pada Tabel 8.2. dan 8.3.
Dalam desain d.p.t. nilai δ diambil = ½ sampai ⅔ Φ
Nilai KA utk berbagai Φ, i, β dengan δ = ⅔ Φ, dapat dilihat pada Tabel 8.3.
Tekanan aktif menurut teori Coulomb dimodifikasi oleh Mononobe-Okabe
dengan meperhitungkan percepatan yang timbul akibat gempa pada arah
vertikal dan horizontal. Dalam memodifikasi teori Coulomb ini ada
beberapa asumsi:
1. Bidang runtuh kelongsoran berbentuk garis lurus.
2. Pergerakan dinding cukup untuk menghasilkan tekanan tanah aktif lateral
3. Kuat geser tanah non-kohesif kering mengikuti rumus:
s = σ’ tan Φ (97),

15
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

16
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

17
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

s = kuat geser
σ’ = tekanan efektif tanah
4. Pada saat runtuh kuat geser bekerja penuh pada bidang runtuh.
5. timbunan tanah di belakang d.p.t. berperilaku sebagai benda kaku.

Untuk menjelaskan gaya lateral yang diusulkan Mononobe-Okabe, lihat gambar pada
halaman berikut:
W = berat tanah ABC di belakang d.p.t.
PAE = gaya tekanan lateral aktif
F = Resultante gaya-gaya normal dan geser yang bekerja pada bidang runtuh BC

18
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

Berat isi tanah = γ


i C
Sudut geser dalam = Φ
A k vW

khW Poligon gaya untuk kondisi bidang runtuh


ABC
H F W N
δ β Φ
PAE S F PAE

α
W
k vW
B
khW dan kvW = gaya-gaya inersia dalam arah horizontal dan vertikal
khW
komponen horizontal percepagempa
kh = (98) g = percepatan
g gravitasi
komponen vertikal percepa tan gempa
kv = (99)
g
19
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

Tekanan gaya aktif lateral yang ditunjukkan dalam gambar tersebut adalah:

PAE = ½ γ H2 (1 – kv) KAE (100)

KAE = koefisien tekanan tanah lateral dengan efek gempa

cos 2( Φ - θ - β )
K AE = (101)
sin( δ +Φ ) sin( Φ - θ - i)
cos θ cos β cos( δ +β +θ )[1 +{
2
cos( δ +β +θ ) cos( i - β )
} ]
1/ 2 2

kh
θ = tan (-1
) (102)
1- k v
Persamaan (100) disebut sebagai persamaan tekanan aktif lateral tanah Mononobe – Okabe.

20
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

Nilai kh untuk kondisi kv = β = i = 0, dan


sudut Φ = 30o masing-masing untuk
δ = 0 dan δ = 20o dapat dilihat pada
gambar di samping ini.

21
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

Nilai KAE, yang dihitung dengan persamaan (101) untuk berbagai nilai Φ, δ, i dan kh, dengan
nilai kv = β = 0, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

22
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

23
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

24
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

6.2. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan persamaan Mononobe-Okabe

1. Jika Φ – θ – i < 0, mengakibatkan KAE tidak bisa dihitung, yang berarti kondisi
keseimbangan gaya-gaya tidak dapat tercapai, karena itu kemiringan lereng di belakang
d.p.t. harus:
i < Φ – θ, (103)
jika kondisi tidak terjadi gempa, maka i < Φ
2. Jika lereng di belakang d.p.t. horizontal atau i = 0, untuk kestabilan
θ < Φ. (104)
Karena θ = tan-1[ kh/(1 - kv)], untuk kestabilan, dengan menkombinasikan persamaan (102)
dan (104) dapat diperoleh:
kh ≤ ( 1 – kv) tanΦ, sehingga dapat dihitung nilai kh kritis = kh(cr)
kh(cr) = ( 1 – kv) tanΦ
kh(cr) = nilai kritis percepatan horizontal
25
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

Nilai kh(cr) dapat dilihat pada chart di


samping.

26
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH
6.3. Menghitung PAE dengan menggunakan nilai KA standar.

Prosedur menghitung PAE ini diusulkan oleh Seed & Whitman (1970):

Dari persamaan (95) PA = ½ γ H2 KA dimisalkan = ½ γ H2 Ac (cos2β)-1

Ac = KA cos2β (105)
cos 2( Φ - β )
AC = (106)
sin( δ +Φ ) sin( Φ - i)
[ {
cos( δ +β ) 1 +
cos( δ +β ) cos( β - i)
} ]
1/ 2 2

Dengan cara yang sama dari persamaan (100)

PAE = ½ γ H2 (1 – kv) KAE dimisalkan = ½ γ H2 (1 – kv) Ac (cosθ cos2β)-1 (Am)


Am = KAE cosθ cos2β (107)
cos 2( Φ - β - θ )
Am = (108)
sin( δ +Φ ) sin( Φ - i - θ )
cos( δ +β +θ )[1 +{ } ]
1/ 2 2

cos( δ +β +θ ) cos( i - β )

27
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

Misalkan i’ = i + θ dan β’ = β + θ
Jika persamaan di atas disubstitusi ke persamaan (108) akan menghasilkan:
cos 2( Φ - β' )
Am = (109)
sin( δ + Φ ) sin( Φ - i' )
cos( δ +β' )[1 +{ } ]
1/ 2 2

cos( δ +β' ) cos( β'- i' )

Persamaan (109) sama atau mirip dengan persamaan (106), kecuali β dan i
diganti dengan β’ dan i’, sehingga dapat dikatakan
Am = Ac (i’,β’) = KA (i’,β’) cos2β
Nilai PAE dapat dihitung dengan rumus berikut:
1 2 cos 2 β'
PAE = γH( 1 - k v )( ) K A ( i', β' )
2 cos θ cos β
2

*
= PA( i', β' )( 1 - k v )( p) (110)

28
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH
*
Nilai p adalah:
* cos 2 β'
p= (111)
cos θ cos 2β

Untuk menghitung PAE dengan persamaan (110), ikuti prosedur berikut:


1. Hitung i’ = i + θ dan β’ = β + θ
2. Dengan nilai Φ, δ, i, β’, hitung KA
3. Hitung PA = ½ γ H2 KA (nilai KA diambil dari langkah 2 di atas)
4. Hitung (1 – kv)
5. Hitung persamaan (111)
6. Hitung PAE dengan persamaan (110)

29
VI. TEKANAN LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH

*
Nilai p dapat dilihat pada gambar berikut:

30

Anda mungkin juga menyukai