2
PENYEBAB KETIDAKSTABILAN TEROWONGAN
(HOEK AND BROWN, 1980)
Penyelesaian Kestabilan
Terowongan
Pengujian Perhitungan
Laboratorium Teoritis
(#)
TEGANGAN MULA-MULA / AWAL
1. Tegangan Gravitasi (Gravitational Stress)
¡ Terjadi karena berat tanah atau OB di atasnya
¡ Dapat dihitung secara teoritis :
¡ so = g. H
¡ so = tegangan mula-mula
g = density tanah / batuan
H = Jarak dari permukaan tanah
(#)
(#)
TEGANGAN VERTIKAL (TEORITIS)
(#)
TEGANGAN VERTIKAL V.S KEDALAMAN
(#)
TEGANGAN HORIZONTAL (TEORITIS)
12
DISTRIBUSI TEGANGAN
¨ Menurunkan persamaan tegangan radial (sr), tegangan tangensial (sq)
dan tegangan geser (trq)
13
RUMUS KIRSCH (1898)
(#)
ASUMSI : KONDISI IDEAL
1. Geometri Terowongan
a. Penampang terowongan dianggap lingkaran dengan jari-jari R
b. Terowongan terletak pada bidang horisontal
c. Terowongan terletak pada kedalaman H >> R (H > 20 R)
d. Terowongan sangat panjang, sehingga dapat digunakan hipotesa
regangan bidang (plane strain)
2. Kondisi batuan : kontinyu, homogen , isotrop
3. Keadaan tegangan mula-mula (initial stress) hidrostatik
so = g. H
4. Symetrical Revolution di sekeliling Oz
15
ASUMSI : KONDISI IDEAL
(#)
JARAK PENGARUH TEROWONGAN
(#)
KUAT TEKAN PADA BATUAN BERLAPIS / TIDAK ISOTROP
(#)
Massa Batuan Berlapis (Duffaut, 1981)
Daerah Tarikan
(#)
MASSA BATUAN BERLAPIS (DUFFAUT, 1981)
¨ Tahap 1 :
Runtuhan geseran timbul
di sekitar titik A di mana
kuat tekannya paling
kecil, kemudian
berkembang sampai
berbentuk profil BCD
¨ Tahap 2 :
Terbentuknya span yang tinggi CC’ dari lapisan batuan memungkinkan
terbentuknya rekahan pada dinding
¨ Tahap 3 :
Lengkungan dari lapisan yang dinyatakan oleh deformasi sudut CEC’ dengan
bukaan yang membentuk baji (wedge) di E. Sesudah batuan yang hancur
dibersihkan, maka kontur akhir CFC’ lebih stabil dari kontur semula (CEC’)
(#)
DAERAH PLASTIK
¡ Jari-jari elastik dibatasi oleh lingkaran berjari-jari R’
¡ Dihitung dengan rumus Kastner :
¡ l = (1+sin f)/(1-sin f)
(#)
PERBANDINGAN TEGANGAN sq / sV
(#)