DISTRIBUSI TEGANGAN DI
SEKITAR TEROWONGAN - 6
Suseno Kramadibrata
Made Astawa Rai
Ridho K Wattimena
Laboratorium Geomeknika
FIKTM - ITB
Pendahuluan
Massa batuan pada lokasi yang dalam akan
mengalami tegangan in situ yang dihasilkan oleh:
Pendahuluan
Jika sebuah lubang bukaan bawah tanah dibuat
pada massa batuan ini:
Pendahuluan
Pemahaman mengenai besar dan arah tegangan
in situ dan tegangan terinduksi ini merupakan
bagian penting dalam perancangan lubang
bukaan bawah tanah.
Dalam banyak kasus, tegangan terinduksi ini
akan melampaui kekuatan massa batuan dan
menyebabkan ketidakmantapan lubang bukaan
bawah tanah.
Tegangan Insitu
= gz
Tegangan Insitu
Pendekatan ini secara umum dapat digunakan.
Pengukuran tegangan insitu di beberapa lokasi baik tambang
maupun sipil (Hoek & Brown, 1980) menunjukkan bahwa besar
tegangan vertikal dapat didekati dengan persamaan.
Pendekatan teoritis untuk tegangan horisontal lebih sulit dilakukan
daripada tegangan vertikal, namun tegangan horisontal pada
beberapa kondisi dapat dinyatakan berikut
k=k.g.z
g = .g
k = perbandingan antara tegangan horisontal terhadap tegangan
vertikal.
Tegangan Insitu
Terzaghi dan Richart (1952) menyatakan bahwa untuk beban
gravitasi di mana tidak terjadi regangan dalam arah lateral, nilai k
tidak bergantung pada kedalaman tetapi dinyatakan sebagai k =
/(1- ), dengan = nisbah Poisson massa batuan.
Dengan menggunakan pendekatan ini nilai tegangan horisontal
yang diperoleh akan selalu lebih kecil daripada tegangan vertikal.
Tegangan Insitu
kedalaman, dan
berat satuan massa batuan di atasnya (umumnya
diasumsikan sekitar 2.7 t/m3 ~ 0.027MN/m3).
= Poissons ratio
Hubungan ini sempat dipakai secara luas, tetapi
telah dibuktikan tidak akurat, sehingga jarang
dipakai lagi sekarang.
1
0.25 7 Eh (0.001
)
z
Tegangan Alamiah
Tegangan alamiah merupakan tegangan dalam massa batuan sebelum
penggalian dilakukan. Tegangan alamiah dapat terdiri dari beberapa macam
seperti tegangan gravitasi, tegangan tektonik, tegangan sisa dan tegangan termal.
Tegangan gravitasi
Tegangan gravitasi terjadi karena beban batuan yang ada di atasnya dan komponen
vertikal dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan (II.6). Sedangkan komponen
horisontal, jika material diasumsikan elastik dan tidak ada pergerakan secara horisontal,
maka komponen ini dapat dihitung dengan persamaan (II.7)
Tegangan tektonik
Pergerakan dalam kerak bumi terjadi secara kontinyu, seperti peristiwa seismik,
pergerakan lempeng dan pergerakan karena perbedaan panas antara inti bumi dan kerak.
Tegangan tektonik sangat sulit diperkirakan baik besar maupun arahnya, hanya pada
umumnya lebih besar daripada tegangan vertikalnya.
Tegangan sisa
Tegangan yang masih ada di dalam batuan meskipun penyebab tegangan tersebut sudah
tidak ada. Sebagai contoh, pada Gambar II.5.a. menggambarkan kondisi tegangan pada
saat bidang lemah belum bergerak. Sedangkan Gambar II.5.b. menyatakan kondisi
tegangan sisa setelah terjadi proses pergerakan bidang lemah tersebut.
Tegangan termal
Tegangan termal terjadi karena pemanasan atau pendinginan batuan dan terjadi di dekat
permukaan yang terkena panas matahari atau sebagai hasil pemanasan bagian dalam
bumi karena bahan-bahan radioaktif atau proses geologi lainnya.
Tegangan Induced
Tegangan Induced
Sebelum penggalian dilakukan, massa batuan berada dalam kondisi
setimbang, dan setelah penggalian dilakukan, kesetimbangan
tersebut menjadi terganggu dan dapat mengubah distribusi
tegangan awal. Untuk mengetahui distribusi tegangan di sekitar
terowongan dapat digunakan persamaan Kirsch (1898).
Persamaan Kirsch
R 2 4 R 2 3R 4
H
V
H
Cos 2
r V
1
2
2
4
2
r
r
r
2
3R 4
R
H
V
H
Cos 2
V
1
2
4
2
r
2
r
2 R 2 3R 4
r V
1
Sin
2
2
4
r
r
Keterangan
= Tegangan radial
= Tegangan tangensial
r = Tegangan geser
V = Tegangan vertikal
H = Tegangan horizontal
= Sudut yang dibentuk ke titik pengamatan searah
perputaran jarum jam
R
= Jari-jari lubang bukaan
r
= Jarak dari pusat lubang bukaan ke titik pengamatan
/
2
r/
r/R
1
2
3
4
5
Tegangan Gravitasi
Jika tegangan tektonik dan tegangan sisa tidak ada atau dapat
diabaikan karena kecilnya pada suatu daerah yang akan dibuat
terowongan maka tegangan mula-mula hanya berupa tegangan
gravitasi yang dapat dihitung secara teoritis sebagai berat persatuan
luas dari tanah/batu yang terdapat di atasnya,
= gH
o = tegangan mula-mula
g
= bobot isi tanah/batu di atasnya
H = jarak dari permukaan tanah
Keadaan batuan.
Kontinu.
Homogen.
Isotrop.
= gH
Symmetrical revolution di sekeliling 0z
o
Rock Type
Depth (m)
Ref.
(MPa)
AUSTRALIA
1
360
16.6
1.46
78
360
8.0
1.30
78
540
15.2
1.70
78
330
10.0
1.40
78
455
11.0
1.90
78
245
8.4
2.10
78
633
13.7
2.00
78
Sillimanite gneiss
1022
6.2
1.66
78
Garnet quartzite
668
13.8
1.17
78
10
Garnet quartzite
668
4.8
2.73
78
11
Garnet quartzite
570
15.9
1.32
78
12
Sillimanite gneiss
818
20.0
1.07
78
13
Sillimanite gneiss
818
26.9
1.17
78
14
Sillimanite gneiss
915
13.1
1.29
78
15
Sillimanite gneiss
915
21.4
0.97
.
78
Rock Type
Depth (m)
Ref.
(MPa)
AUSTRALIA
16
Sillimanite gneiss
766
9.7
1.85
78
17
Garnet quartzite
570
14.7
1.43
78
18
Garnet quartzite
570
12.7
2.09
78
19
Garnet quartzite
818
12.3
2.10
78
20
670
13.0
2.40
78
21
1277
19.2
1.60
78
22
1140
6.9
2.40
78
23
1094
25.5
0.82
78
24
Rhodonite
1094
15.9
1.81
78
25
1094
18.6
1.62
78
26
1094
26.9
1.34
7S
27
1140
29.7
1.43
78
28
1423
24.2
1.51
7E
29
Silica dolomite
664
19.0
0.83
78
30
Silica dolomite
1089
16.5
1.28
78
Rock Type
Depth (m)
Ref.
1025
28.5
0.87
(MPa)
AUSTRALIA
78,
79
31
32
Shale-
970
25.4
0.85
78
33
Magnetite
245
7.0
2.40
78
34
245
6.8
1.80
78
35
Magnetite
322
11.5
1.30
78
36
Kanmantoo`, SA
58
2.5
3.34
78
37
Oolerite
92
11.2
1.45
78
38
Greenstone
152
10.4
1.42
78
39
Greenstone
152
7-9
1.43
78
40
Serpentine
87
7.4
2.20
78
Rock Type
Depth (m)
Ref.
(MPa)
AUSTRALIA
41
42
Nudstone
43
Quartzite conglomerate
44
45
75
1.8
1.80
78
160
8.5
1.70
78,80
90
14.0
1.35
78
Quartzite
200
11.0
2.10
78
Quartzite schist
105
11.3
2.95
78
46
Diorite
300
12.4
1.07
78
47
335
11.0
1.20
78
48
215
18.4
1.20
78
49
Granite
365
9.5
2.60
78
Rock Type
Depth (m)
Ref.
(MPa)
AUSTRALIA
50
Siderite
370
16.1
1.29
81
51
Tuff
370
15.1
2.54
81
52
Tuff
575
21.5
12
3
81
53
Tuff
575
14.6
1.25
81
54
Meta-diorite
480
18.7
1.54
81
SS
Chert
575
26.6
1.52
81
56
Wawa, Ontario
Granite
345
20.0
2.50
82
57
Sandstone
310
(11.0)*
2.56
83
58
Quartzite
705
(17.2)
1.70
83
59
Diabase dyke
400
1.90
84
17.2
Peta Tegangan
Peta Tegangan
Anak panah tebal berarah ke dalam
menunjukkan orientasi hmax pada daerah thrust
faulting ( hmax> hmin> v).
Anak panah tebal berarah ke luar menunjukkan
orientasi hmin pada daerah normal faulting
( v> hmax> hmin).
Anak panah tebal berarah ke dalam
menunjukkan hmax bersama dengan anak tipis
berarah ke luar menunjukkan hmin, terletak pada
lokasi strike-slip faulting ( hmax> v> hmin).
Geometri terowongan
Massa batuan
Kontinu.
Homogen.
Isotrop.
rr
R
0 1
R2
r2
0 1
R2
r2
2.00
Tegangan radial
Tegangan tangensial
1.50
1.00
0.50
0.00
0
10
p
1 K 1
2
rr
R2
r2
p
1 K 1
2
1 K 1
R2
r2
R2
4 2
r
1 K 1
p
R2
1 K 1 2 2
2
r
R4
3 4 cos 2
r
R4
3 4 cos 2
r
R4
3 4 sin 2
r
2.00
1.50
1.00
0.50
Tegangan radial
Tegangan tangensial
0.00
0
10
R' R
R
R
2
1
0 1
1
1
sin
sin
1
1
A
B
= 2.2
B = 1.3
A
= 0.5
v
v
= 0.6
B = 1.8
= 0.33
= 0.1
B = 1.9
A
v
v
v
v
A
B
= 1.1
B = 1.1
A
= 0.5
v
v
= 0.1
B = 1.6
= 0.33
v
v
= -0.3
B = 1.8
A
A
B
q
p1 K
2q
p K
2K
q
W
H
Kembangkan rancangan
untuk memenuhi
duty requirements
atau
>-
>
<-
atau
T
Periksa peranan
bid. diskontinu
mayor
Tidak ada slip
Tidak ada separation
Terima
rancangan
Slip dan/atau
separation
Rancang
sistem penyangga
Modifikasi rancangan
untuk mereduksi daerah failure
1 3K
R
2K
cos2
sin cos
= p,
= 0.5p
p
1.5 1
2
p
0.5 1
2
R
r2
2R 2
2
r
3R 4
4
r
= p,
=p
p 1
R
cos 2
2
r
R2
p 2 sin 2
r
Pergeseran terjadi jika
< 240
Distribusi Tegangan
di Sekitar Stope
Distribusi Tegangan
di Sekitar Stope
Distribusi Tegangan di
Production Level
Distribusi Tegangan di
Production Level