Anda di halaman 1dari 65

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

DISTRIBUSI TEGANGAN DI
SEKITAR TEROWONGAN - 6
Suseno Kramadibrata
Made Astawa Rai
Ridho K Wattimena
Laboratorium Geomeknika
FIKTM - ITB

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pendahuluan
Massa batuan pada lokasi yang dalam akan
mengalami tegangan in situ yang dihasilkan oleh:

berat tanah/batuan yang ada di atasnya


(gravitational stress),
tegangan akibat peristiwa tektonik (tectonic
stress),
tegangan sisa (residual stress).

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pendahuluan
Jika sebuah lubang bukaan bawah tanah dibuat
pada massa batuan ini:

kondisi tegangan secara lokal akan berubah,


kondisi tegangan baru akan dialami oleh massa
batuan di sekitar lubang bukaan tersebut.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pendahuluan
Pemahaman mengenai besar dan arah tegangan
in situ dan tegangan terinduksi ini merupakan
bagian penting dalam perancangan lubang
bukaan bawah tanah.
Dalam banyak kasus, tegangan terinduksi ini
akan melampaui kekuatan massa batuan dan
menyebabkan ketidakmantapan lubang bukaan
bawah tanah.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan Awal - 3 Macam

Tegangan gravitasi (gravitational stress) yang terjadi karena berat


dari tanah atau batuan yang berada di atasnya (overburden).
Tegangan tektonik (tectonic stress) terjadi akibat geserangeseran pada kulit bumi yang terjadi pada waktu yang lampau
maupun saat ini, seperti pada saat terjadi sesar dan lain-lain.
Tegangan sisa (residual stress) adalah tegangan yang masih
tersisa, walaupun penyebab tegangan tersebut sudah hilang
yang berupa panas ataupun pembengkakan pada kulit bumi.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan Insitu

Penyelesaian masalah kestabilan terowongan yang biasa


dilakukan adalah berdasarkan hasil pengujian di laboratorium dan
dengan melakukan perhitungan secara teoritis.
Secara teoritis tegangan vertikal pada kedalaman tertentu (z
meter) adalah sama dengan berat per satuan luas dari batuan
yang ada di atasnya, yang dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut.

= gz

= bobot isi batuan (ton/m3)


g = percepatan gravitasi (m/det2)

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan Insitu
Pendekatan ini secara umum dapat digunakan.
Pengukuran tegangan insitu di beberapa lokasi baik tambang
maupun sipil (Hoek & Brown, 1980) menunjukkan bahwa besar
tegangan vertikal dapat didekati dengan persamaan.
Pendekatan teoritis untuk tegangan horisontal lebih sulit dilakukan
daripada tegangan vertikal, namun tegangan horisontal pada
beberapa kondisi dapat dinyatakan berikut

k=k.g.z

g = .g
k = perbandingan antara tegangan horisontal terhadap tegangan
vertikal.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan Insitu
Terzaghi dan Richart (1952) menyatakan bahwa untuk beban
gravitasi di mana tidak terjadi regangan dalam arah lateral, nilai k
tidak bergantung pada kedalaman tetapi dinyatakan sebagai k =
/(1- ), dengan = nisbah Poisson massa batuan.
Dengan menggunakan pendekatan ini nilai tegangan horisontal
yang diperoleh akan selalu lebih kecil daripada tegangan vertikal.

Banyak pengukuran tegangan insitu menunjukkan bahwa nilai


tegangan horisontal tidak selalu lebih kecil dari tegangan
vertikalnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan ini terbukti tidak
valid lagi.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan Insitu

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Macam Tegangan Insitu

Herget (1988) menyatakan bahwa menurut asal


mulanya tegangan dalam batuan dibagi menjadi 2,
yaitu
tegangan alamiah (natural stresses) dan
tegangan terganggu (induced stresses) .

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan In Situ Vertikal


Perhatikan sebuah elemen batuan pada
kedalaman 1000 m di bawah permukaan.
Berat dari kolom vertikal batuan yang
membebani elemen ini merupakan hasil
perkalian antara:

kedalaman, dan
berat satuan massa batuan di atasnya (umumnya
diasumsikan sekitar 2.7 t/m3 ~ 0.027MN/m3).

Jadi, tegangan in situ vertikal yang dialami oleh


elemen adalah 2700 t/m2 atau 27 MPa.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan In Situ Vertikal


Tegangan ini dapat diperkirakan dari hubungan
sederhana:
v = . z ~ 0.027 z

= tegangan in situ vertikal


= berat satuan massa batuan di atas elemen
z = kedalam dari permukaan
v

Pengukuran tegangan in situ vertikal di sejumlah


tambang dan konstruksi sipil menunjukkan
bahwa hubungan ini cukup valid, meskipun
terdapat penyebaran data yang cukup besar.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan In Situ Vertikal

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan In Situ Horisontal


Tegangan in situ horisontal jauh lebih sulit untuk
diperkirakan dibandingkan dengan tegangan in situ
vertikal.
Biasanya, rasio tegangan in situ horisontal terhadap
tegangan in situ vertikal dinyatakan dengan k,
sehingga:
h = k. v

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan In Situ Horisontal


Terzaghi and Richart (1952) mengusulkan bahwa:
k

= Poissons ratio
Hubungan ini sempat dipakai secara luas, tetapi
telah dibuktikan tidak akurat, sehingga jarang
dipakai lagi sekarang.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan In Situ Horisontal


Pengukuran tegangan in situ horisontal pada
beberapa tambang dan proyek sipil di seluruh
dunia (Brown and Hoek, 1978; Herget, 1988)
menunjukkan bahwa:

k cenderung tinggi pada kedalaman dangkal,

dan menurun dengan bertambahnya


kedalaman.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan In Situ Horisontal


Sheorey (1994) mengusulkan persamaan:

1
0.25 7 Eh (0.001
)
z

Eh = Modulus deformasi bagian atas dari kulit


bumi yang diukur pada arah horisontal dalam GPa
z= kedalaman dalam m

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan In Situ Horisontal

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan Sebelum Dibuat


Terowongan
Dibuatnya sebuah atau beberapa terowongan di bawah tanah
akan mengakibatkan perubahan distribusi tegangan (stress
distribution) di bawah tanah, terutama di dekat terowonganterowongan tersebut.
Sebelum terowongan dibuat, pada titik-titik di dalam massa
batuan bekerja tegangan mula-mula (initial stress).
Tegangan mula-mula ini sukar diketahui secara tepat), baik
besarnya maupun arahnya.
Baru sekitar 20 tahun yang lalu dengan cara pengukuran
tegangan in-situ dapat diketahui lebih banyak mengenai
tegangan mula-mula ini.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan Alamiah
Tegangan alamiah merupakan tegangan dalam massa batuan sebelum
penggalian dilakukan. Tegangan alamiah dapat terdiri dari beberapa macam
seperti tegangan gravitasi, tegangan tektonik, tegangan sisa dan tegangan termal.
Tegangan gravitasi
Tegangan gravitasi terjadi karena beban batuan yang ada di atasnya dan komponen
vertikal dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan (II.6). Sedangkan komponen
horisontal, jika material diasumsikan elastik dan tidak ada pergerakan secara horisontal,
maka komponen ini dapat dihitung dengan persamaan (II.7)
Tegangan tektonik
Pergerakan dalam kerak bumi terjadi secara kontinyu, seperti peristiwa seismik,
pergerakan lempeng dan pergerakan karena perbedaan panas antara inti bumi dan kerak.
Tegangan tektonik sangat sulit diperkirakan baik besar maupun arahnya, hanya pada
umumnya lebih besar daripada tegangan vertikalnya.
Tegangan sisa
Tegangan yang masih ada di dalam batuan meskipun penyebab tegangan tersebut sudah
tidak ada. Sebagai contoh, pada Gambar II.5.a. menggambarkan kondisi tegangan pada
saat bidang lemah belum bergerak. Sedangkan Gambar II.5.b. menyatakan kondisi
tegangan sisa setelah terjadi proses pergerakan bidang lemah tersebut.
Tegangan termal
Tegangan termal terjadi karena pemanasan atau pendinginan batuan dan terjadi di dekat
permukaan yang terkena panas matahari atau sebagai hasil pemanasan bagian dalam
bumi karena bahan-bahan radioaktif atau proses geologi lainnya.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan Induced

Tegangan induced terjadi karena aktivitas penggalian dan


menjadi perhatian utama dalam rancangan penggalian bawah
tanah.

Distribusi tegangan di dinding terowongan berbeda dari tegangan


sebelum batuan digali.
Jika suatu penggalian dilakukan, batuan yang tidak tergali
menerima beban lebih besar daripada saat sebelum digali karena
bagian yang harus menerima beban tersebut telah hilang.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan Induced
Sebelum penggalian dilakukan, massa batuan berada dalam kondisi
setimbang, dan setelah penggalian dilakukan, kesetimbangan
tersebut menjadi terganggu dan dapat mengubah distribusi
tegangan awal. Untuk mengetahui distribusi tegangan di sekitar
terowongan dapat digunakan persamaan Kirsch (1898).

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan Tangensial & Radial


r

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Persamaan Kirsch
R 2 4 R 2 3R 4

H
V
H
Cos 2
r V
1

2
2
4

2
r
r
r

2

3R 4

R
H
V
H
Cos 2
V
1

2
4

2
r
2
r

2 R 2 3R 4

r V
1

Sin
2

2
4

r
r

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Keterangan

= Tegangan radial
= Tegangan tangensial
r = Tegangan geser
V = Tegangan vertikal
H = Tegangan horizontal
= Sudut yang dibentuk ke titik pengamatan searah
perputaran jarum jam
R
= Jari-jari lubang bukaan
r
= Jarak dari pusat lubang bukaan ke titik pengamatan

Perhitungan tersebut mengunakan beberapa asumsi seperti; penampang


lubang bukaan adalah sebuah lingkaran dengan jari-jari R, lubang bukaan
mempunyai arah horisontal, lubang bukaan terletak pada kedalaman H
R
(H 20R) dan lubang bukaan sangat panjang sehingga dapat digunakan
hipotesa regangan bidang (plane strain).

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Near & Far Field Zone

Berdasarkan pengaruh lubang bukaan, kondisi tegangan dapat


dibedakan dalam dua daerah, yaitu near field zone dan far field zone.
Dari persamaan Kirsch (1898), dapat diketahui bahwa untuk k = 1 near
field zone terjadi pada daerah dengan jarak hingga 5 R, sedangkan far
field zone terjadi di daerah yang berjarak lebih besar daripada 5 R
Dapat dikatakan bahwa tegangan yang terjadi pada near field zone
merupakan tegangan induced, dan tegangan yang terjadi pada far field
zone merupakan tegangan asli.

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Near & Far Field Zone

/
2

r/

r/R

1
2
3
4
5

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Tegangan Gravitasi

Jika tegangan tektonik dan tegangan sisa tidak ada atau dapat
diabaikan karena kecilnya pada suatu daerah yang akan dibuat
terowongan maka tegangan mula-mula hanya berupa tegangan
gravitasi yang dapat dihitung secara teoritis sebagai berat persatuan
luas dari tanah/batu yang terdapat di atasnya,

= gH

o = tegangan mula-mula
g
= bobot isi tanah/batu di atasnya
H = jarak dari permukaan tanah

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan Di Sekitar


Terowongan Untuk Keadaan Ideal
Untuk memudahkan perhitungan distribusi tegangan disekitar
terowongan maka digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
Geometri dari terowongan

Penampang terowongan merupakan sebuah lingkaran dengan jari- jari R.


Terowongan berada pada bidang horisontal.
Terowongan terletak pada kedalaman H >> R (H > 20 R).
Terowongan sangat panjang, sehingga dapat digunakan hipotesa regangan
bidang (plane strain).

Keadaan batuan.

Kontinu.
Homogen.
Isotrop.

Keadaan tegangan mula-mula (initial stress) hidrostatik.

= gH
Symmetrical revolution di sekeliling 0z
o

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Hasil Uji Tegangan Insitu-1


Location

Rock Type

Depth (m)

Ref.

(MPa)

AUSTRALIA
1

CSA mine, Cobar, NSW

Siltstone, chi oritic slate

360

16.6

1.46

78

CSA mine, Cobar, NSW

Siltstone, chloritic slate

360

8.0

1.30

78

CSA mine, Cobar, NSW

Siltstone, chloritic slate

540

15.2

1.70

78

CSA mine, Cobar, NSW

Siltstone, chloritic slate

330

10.0

1.40

78

CSA mine, Cobar, NSW

Siltstone, chloritic slate

455

11.0

1.90

78

CSA mine, Cobar, NSW

Siltstone, chloritic slate

245

8.4

2.10

78

CSA mine, Cobar, NSW

Siltstone, chloritic slate

633

13.7

2.00

78

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Sillimanite gneiss

1022

6.2

1.66

78

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Garnet quartzite

668

13.8

1.17

78

10

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Garnet quartzite

668

4.8

2.73

78

11

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Garnet quartzite

570

15.9

1.32

78

12

ZC mine, Broken Hill, NSW

Sillimanite gneiss

818

20.0

1.07

78

13

ZC mine, Broken Hill, NSW

Sillimanite gneiss

818

26.9

1.17

78

14

ZC mine, Broken Hill, NSW

Sillimanite gneiss

915

13.1

1.29

78

15

ZC mine, Broken Hill, NSW

Sillimanite gneiss

915

21.4

0.97
.

78

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Hasil Uji Tegangan Insitu-2


Location

Rock Type

Depth (m)

Ref.

(MPa)

AUSTRALIA
16

ZC mine, Broken Hill, NSW

Sillimanite gneiss

766

9.7

1.85

78

17

ZC mine, Broken Hill, NSW

Garnet quartzite

570

14.7

1.43

78

18

ZC mine, Broken Hill, NSW

Garnet quartzite

570

12.7

2.09

78

19

ZC mine, Broken Hill, NSW

Garnet quartzite

818

12.3

2.10

78

20

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Gneiss and quartzite

670

13.0

2.40

78

21

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Gneiss and quartzite

1277

19.2

1.60

78

22

NBNC mine, Broken Hill, NSW

Gneiss and quartzite

1140

6.9

2.40

78

23

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Gneiss and quartzite

1094

25.5

0.82

78

24

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Rhodonite

1094

15.9

1.81

78

25

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Gneiss and quartzite

1094

18.6

1.62

78

26

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Gneiss and quartzite

1094

26.9

1.34

7S

27

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Gneiss and quartzite

1140

29.7

1.43

78

28

NBHC mine, Broken Hill, NSW

Gneiss and quartzite

1423

24.2

1.51

7E

29

Mount Isa Mine, Queensiand

Silica dolomite

664

19.0

0.83

78

30

Mount Isa Mine, Queensiand

Silica dolomite

1089

16.5

1.28

78

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Hasil Uji Tegangan Insitu-3


Location

Rock Type

Depth (m)

Ref.

1025

28.5

0.87

(MPa)

AUSTRALIA
78,
79

31

Mount Isa Nine, Queensland

Dolomite and shale

32

Mount Isa Nine, Queensland

Shale-

970

25.4

0.85

78

33

Warreeo mine, Tennant Creek,


NT

Magnetite

245

7.0

2.40

78

34

Warrego mine, Tennant Creek,


NT

Chloritic slate, quartz

245

6.8

1.80

78

35

Warrego mine, Tennant Creek,


NT

Magnetite

322

11.5

1.30

78

36

Kanmantoo`, SA

Black garnet-mica schist

58

2.5

3.34

78

37

Mount Charlotte mine, WA

Oolerite

92

11.2

1.45

78

38

mount Charlotte mine, WA

Greenstone

152

10.4

1.42

78

39

Mount Charlotte mine, WA

Greenstone

152

7-9

1.43

78

40

Ourkin mine, Kambalda, WA

Serpentine

87

7.4

2.20

78

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Hasil Uji Tegangan Insitu-4


Location

Rock Type

Depth (m)

Ref.

(MPa)

AUSTRALIA

41

Dolphin Mine, King Is.,


Tasmania

Marble and skarn

42

Poatina hydro. project,


Tasmania

Nudstone

43

Cethana hydro. project,


Tasmania

Quartzite conglomerate

44

Gordon River hydro. project,


Tas.

45

75

1.8

1.80

78

160

8.5

1.70

78,80

90

14.0

1.35

78

Quartzite

200

11.0

2.10

78

Mount Lyell mine, Tasmania

Quartzite schist

105

11.3

2.95

78

46

Windy Creek, Snowy Mts., NSW

Diorite

300

12.4

1.07

78

47

Tumut 1 power stn., Snowy


Mts., NSW

Granite and gneiss

335

11.0

1.20

78

48

Tumut 2 power stn., Snowy


Mts., NSW

Granite and gneiss

215

18.4

1.20

78

49

Eucumbene Tunnel, Snowy


Mts., NSW

Granite

365

9.5

2.60

78

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Hasil Uji Tegangan Insitu-5


Location

Rock Type

Depth (m)

Ref.

(MPa)

AUSTRALIA

50

G. W. NacLeod Nine, Wawa,


Ontario

Siderite

370

16.1

1.29

81

51

G.W. NacLeod Nine, Wawa,


Ontario

Tuff

370

15.1

2.54

81

52

G.W. MacLeod Nine, Wawa,


Ontario

Tuff

575

21.5

12
3

81

53

G.W. Nacleod Mine, Wawa,


Ontario

Tuff

575

14.6

1.25

81

54

G.W. NacLeod Nine, Wawa,


Ontario

Meta-diorite

480

18.7

1.54

81

SS

G.W. NacLeod Nine, Wawa,


Ontario

Chert

575

26.6

1.52

81

56

Wawa, Ontario

Granite

345

20.0

2.50

82

57

Elliot Lake, Ontario

Sandstone

310

(11.0)*

2.56

83

58

Elliot Lake, Ontario

Quartzite

705

(17.2)

1.70

83

59

Elliot Lake, Ontario

Diabase dyke

400

1.90

84

17.2

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Peta Tegangan

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Peta Tegangan
Anak panah tebal berarah ke dalam
menunjukkan orientasi hmax pada daerah thrust
faulting ( hmax> hmin> v).
Anak panah tebal berarah ke luar menunjukkan
orientasi hmin pada daerah normal faulting
( v> hmax> hmin).
Anak panah tebal berarah ke dalam
menunjukkan hmax bersama dengan anak tipis
berarah ke luar menunjukkan hmin, terletak pada
lokasi strike-slip faulting ( hmax> v> hmin).

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di Sekitar Terowongan


Keadaan Paling Sederhana

Geometri terowongan

Penampang lingkaran, jari-jari R.


Terowongan horisontal.
Kedalaman, H > 20R.

Massa batuan

Kontinu.
Homogen.
Isotrop.

Tegangan awal hidrostatik:

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di Sekitar Terowongan


Keadaan Paling Sederhana

rr
R

0 1

R2
r2

0 1

R2
r2

2.00

Tegangan Induksi/Tegangan Awal

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di Sekitar Terowongan


Keadaan Paling Sederhana

Tegangan radial
Tegangan tangensial

1.50

1.00

0.50

0.00
0

Jarak dari batas terowongan, r/R

10

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di Sekitar Terowongan


Keadaan Umum (Kirsch, 1898)

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di Sekitar Terowongan


Keadaan Umum (Kirsch, 1898)

p
1 K 1
2

rr

R2
r2

p
1 K 1
2

1 K 1

R2
r2

R2
4 2
r

1 K 1

p
R2
1 K 1 2 2
2
r

R4
3 4 cos 2
r

R4
3 4 cos 2
r

R4
3 4 sin 2
r

2.00

Tegangan Induksi/Tegangan Awal

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di Sekitar Terowongan


Keadaan Umum, k = 2

1.50

1.00

0.50
Tegangan radial
Tegangan tangensial

0.00
0

Jarak dari dinding, r/R

10

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Daerah Plastis di Sekitar Terowongan

R' R
R
R

2
1

0 1

1
1

sin
sin

1
1

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di Sekitar Terowongan


Penampang Tapal Kuda

A
B

= 2.2
B = 1.3
A

= 0.5

v
v

= 0.6
B = 1.8

= 0.33
= 0.1
B = 1.9
A

v
v

v
v

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di Sekitar Terowongan


Penampang Bujursangkar

A
B

= 1.1
B = 1.1
A

= 0.5

v
v

= 0.1
B = 1.6

= 0.33

v
v

= -0.3
B = 1.8
A

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di Sekitar Terowongan


Penampang Elips

A
B
q

p1 K

2q

p K

2K
q

W
H

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Metodologi Perancangan Lubang Bukaan


pada Batuan Masif Elastik

Kembangkan rancangan
untuk memenuhi

duty requirements

Hitung tegangan pada


batas galian
<

atau

>-

>
<-

atau
T

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Metodologi Perancangan Lubang Bukaan


pada Batuan Masif Elastik (Lanjutan)

Periksa peranan
bid. diskontinu
mayor
Tidak ada slip
Tidak ada separation

Terima
rancangan

Slip dan/atau
separation

Terima rancangan dan


tentukan penyangga
ATAU
Modifikasi rancangan dan
analisis ulang

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Metodologi Perancangan Lubang Bukaan


pada Batuan Masif Elastik (Lanjutan)

Modifikasi rancangan untuk membatasi


failure pada batas galian

Tentukan tegangan pada


titik-titik interior
Tentukan perluasan daerah failure potensial
dan nilai kepentingan pertambangan
Daerah failure
dapat diterima

Rancang
sistem penyangga

Daerah failure tak


dapat diterima

Modifikasi rancangan
untuk mereduksi daerah failure

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Daerah Pengaruh Lubang Bukaan

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Daerah Pengaruh Lubang Bukaan (Lanjutan)

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pengaruh Bidang Lemah pada Distribusi Tegangan Elastis:


Kasus 1

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pengaruh Bidang Lemah pada Distribusi Tegangan Elastis:


Kasus 1 (Lanjutan)

Dengan menggunakan Persamaan Kirsch untuk


=0 diperoleh bahwa r =0 untuk semua r, jadi rr
dan
adalah tegangan principal.
Tegangan geser pada bidang lemah adalah nol
dan tidak ada kecenderungan terjadinya slip.
Bidang lemah tidak mempengaruhi distribusi
tegangan elastik

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pengaruh Bidang Lemah pada Distribusi Tegangan Elastis:


Kasus 2

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pengaruh Bidang Lemah pada Distribusi Tegangan Elastis:


Kasus 2 (Lanjutan)

Persamaan Kirsch dengan =90


tidak terjadi
tegangan geser pada bidang lemah.
Kemungkinan pemisahan pada bidang lemah
terjadi jika tegangan tarik terdapat pada atap (K
< 1/3)
de-stress zone di atap (dan dinding)
dengan tinggi, :

1 3K
R
2K

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pengaruh Bidang Lemah pada Distribusi Tegangan Elastis:


Kasus 3

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pengaruh Bidang Lemah pada Distribusi Tegangan Elastis:


Kasus 3 (Lanjutan)

Tegangan normal dan tegangan geser pada


bidang lemah:

cos2
sin cos

Kondisi batas terjadinya pergeseran:


=

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pengaruh Bidang Lemah pada Distribusi Tegangan Elastis:


Kasus 4

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pengaruh Bidang Lemah pada Distribusi Tegangan Elastis:


Kasus 4 (Lanjutan)

= p,

= 0.5p

p
1.5 1
2
p
0.5 1
2

R
r2
2R 2
2
r

3R 4
4
r

/ n maksimum terjadi pada r/R = 0.357, yang


sesuai dengan = 19.60

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pengaruh Bidang Lemah pada Distribusi Tegangan Elastis:


Kasus 5

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Pengaruh Bidang Lemah pada Distribusi Tegangan Elastis:


Kasus 5 (Lanjutan)

= p,

=p

p 1

R
cos 2
2
r

R2
p 2 sin 2
r
Pergeseran terjadi jika

< 240

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan
di Sekitar Stope

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan
di Sekitar Stope

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di
Production Level

TA 3111 Mekanika Batuan Distribusi Tegangan Di Sekitar Terowongan

Distribusi Tegangan di
Production Level

Anda mungkin juga menyukai