27
AUG
TEKNIK TEROWONGAN
Fungsi terowongan :
1.
Sebagai jalan masuk dan keluar bagi karyawan dan jalan angkut.
2.
Mengangkut material trava system telekomunikasi, pipa air dan pipa lumpur
3.
4.
5.
Bentuk-bentuk terowongan
1.
Bentuk lingkaran
2.
3.
Bentuk Travesium
4.
5.
Bentuk Poligon
2.
3.
Posisi
1.
Dari sifatnya, pada tambang sifatnya temporer sedang sipil (aua gellap kaga
tau aq soalnya terlambat ka menyalin jadi tidak dgr na bilang ibu dosen
heheheheheheh)
2.
Dari penggunaan pada tambang untuk sarana penambangan, sedang sipil
untuk sarana umum
3.
Lokasi untuk tambang dibuat dimana terdapat cadangan bijih, untuk sipil
dipilih batuan baik.
4.
Kondisi batuan, untuk tambang kondisi dapat diketahui secara baik karena
aktivitas bertahun-tahun, untuk sipil memerlukan eksplorasi secara rinci
5.
Kondisi, untuk tambang berubah-ubah karena sifatnya dinamis, untuk sipil
karena sifatnya statis maka kondisinya tetap.
Secara filosofis
Tujuan dasar setiap rancangan untuk penggalian dibawah tanah harus
menggunakan massa batuan itu sendiri sebagai massa utamanya.
Selama penggalian harus menghasilkan gangguan kemantapan yang sekecil
mungkin dan sedikit mungkin menggunakan beton dan penyangga
Dalam keadaan asli dan buatan mengalami tegangan tekan dimana batuan keras
itu lebih kuat daripada beton.
Geometri terowongan.
Ukuran kecil
Menengah 3000 meter
Besar diameter > 6 meter
Metode penggalian lubang bukaan
Metode penggalian bebas dilakukan dengan cara sederhana dengan menggunakan
alat yang sederhana seperti ganco, linggis, dan sekop.
Metode mekanis sudah lebih canggih dengan menggunakan tunnel boring machine,
koadheader, drum seader.
Metode pemboran dan peledakan. Pemilihan metode ini juga memperhatikan
karakteristik dari batuan itu sendiri.
Siklus penggalian suatu lubang bukaan.
Penggalian
Tegangan grafitasi yaitu tegangan yang terjadi karena berat dari tanah/
batuan yang berada diatasnya.
= Density (ton/m2 )
H
o
c = tegangan sekitar yang diperkirakan ada jari-jari ini dapat tak terhingga untuk
batuan yang tidak (anu hehehehe) jadi kestabilan tidak akan dicapai untuk dipakai
penyangga, rumus diatas dapat dipermudah jika sudut geser dalam yang diambil
19.5o sehingga
= 2 hingga R1 = 2 R/3 (o/ c H)
Distribusi tegangan disekitar terowongan yang dibentuk tidak bulat untuk keadaan
yang paling ideal ini berdasrkan tegangan garis-garis terowongan dengan berbagai
bentuk penampang dan berbagai tegangan mula-mula untuk keadaan paling ideal.
Ritasinya H = tegangan horizontal, v = tegangan verikal sebelum penggalian
terowongan, Q = tegangan tangensial untuk tiap garis terowongan.
Lingkaran mor untuk mengetahui tegangan yang terjadi pada dinding.