Anda di halaman 1dari 6

Berikut langkah-langkah dalam proses peledakan:

1) Persiapan Peledakan

Kegiatan peledakan merupakan kegiatan untuk memisahkan atau

menbongkar lapisan batuan dari batuan induknya. Jika sebelum kegiatan

peledakan terdapat lubang yang berisi air akibat hujan, terlebih dahulu

dikeringkan dengan menggunakan pompa isap dan kain pengering, seperti

pada gambar 29 dibawah ini:

Sumber: Dokumentasi penulis, 2015

Gambar 29. Pompa Isap dan Kain Pengering

Peralatan peledakan yang digunakan PT. Ansar Terang Crushindo antara

lain sebagai berikut :

a) ANFO

ANFO adalah singkatan Amonium Nitrat Fuel Oil yang berguna

sebagai salah satu bahan ledak. ANFO sangat sensitive terhadap panas yang

bisa menimbulkan api yang besar. ANFO dapat dilihat seperti pada gambar

30 dibawah ini:
Sumber: Dokumentasi penulis, 2015

Gambar 30. ANFO

b) Detonator

Detonator adalah bahan pemicu awal yang menimbulkan inisiasi

dalam bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan

efek kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau primer. Detonator

dimasukan kedalam lubang yang sudah diisi dengan ANFO. Detonator

dapat dilihat seperti pada gambar 31 dibawah ini:

Sumber: Dokumentasi penulis, 2015

Gambar 31. Detonator

c) Dynamite

Dynamite merupakan bahan peledak yang berfungsi untuk memicu

ledakan, seperti gambar 32 dibawah ini:


Sumber: Dokumentasi penulis, 2015

Gambar 32. Dynamite

d) Plastic Linear (Kondom)

Plastic linear berfungsi untuk proteksi bahan peledak ANFO ketika

dimasukkan ke dalam lubang ledak yang berair. Plastic linear ini dikemas

dalam bentuk gulungan yang mana dalam penggunaan plastik ini dipotong

sesuai dengan kedalaman lubang ledak. Plastic linear dapat dilihat seperti

pada gambar 33 berikut ini:

Sumber: Dokumentasi penulis, 2015

Gambar 33. Plastic linear

e) Kabe Utama (Leadwire)

Leadwire merupakan kabel utama yang menghubungakan sumber

utama listrik (Blasting machine) dengan Legwire detonator listrik, seperti

pada gambar 34 dibawah ini:


Sumber: Dokumentasi penulis, 2015

Gambar 34. Leadwire

f) Ohm meter

Ohm meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tahanan

listrik dalam rangkain dan untuk pengecekan apakah semua sambungan

telah tersambung dengan baik dalam rangkaian peledakan, seperti gambar

35 berikut ini:

Sumber: Dokumentasi penulis, 2015

Gambar 35. Ohm meter

g) Blastmate

Blastmate adalah alat yang meledakkan detonator listrik. Arus listrik

bervoltase tinggi dilepaskan ketika arus pada baterai penuh, seperti pada

gambar 36 dibawah ini:


Sumber: Dokumentasi penulis, 2015

Gambar 36. Blasmate

h) Shalter

Shalter merupakan tempat berlindung dari flyrock ketika sedang

melakukan peledakan. Jarak aman shalter min 100 meter dari freeface,

seperti pada gambar 37 dibawah ini:

Sumber: Dokumentasi penulis, 2015

Gambar 37. Shalter

2) Pelaksanaan Peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan di PT. Ansar Terang Crushindo diuraikan

sebagai berikut:

a) ANFO dimasukan kedalam lubang yang telah siap di bor dengan takaran

yang telah ditentukan juru ledak. Berkisar antara 1-2 kg, tergantung

keadaan lubang ledak dan kondisi yang akan diledakkan.


b) Detonator dimasukan kedalam dynamite setelah itu dimasukkan ke lubang

yang telah berisi ANFO.

c) Tutup dengan tanah sisa pemboran (steaming) kemudian padatkan

menggunakan tongkat kayu (stic).

d) Sambungkan kabel detonator ke kabel inti sesuai pola peledakan kemudian

cek arus menggunakan ohm meter.

e) Sesuaikan letak kabel dengan susunan lubang yang terlebih dahulu

diledakan.

f) Masukan kabel utama yang telah dirangkai kedalam lubang shalter yang

telah disiapkan.

g) Sambungkan kabel utama ke blastmate untuk bersiap-siap melakukan

peledakan.

h) Pastikan daerah telah aman dari pekerja ataupun warga yang berada didekat

lokasi peledakan (balsting).

Anda mungkin juga menyukai