Anda di halaman 1dari 10

Sifat Bahan Peledak

Sifat bahan peledak mempengaruhi hasil peledakan, diantaranya yaitu :

1. Kekuatan (Strength) Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan kandungan energi yang dimiliki oleh bahan
peledak tersebut dan merupakan ukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja, biasanya
dinyatakan dalam %.
2. Kecepatan Detonasi(velocity of detonation = VOD) merupakan kecepatan gelombang detonasi yang menerobos
sepanjang kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam meter/detik. kecapatannya tergantung dari : jenis bahan
peledak (ukuran butir, bobot isi), diameter dodol (diameter lubang ledak), derajat pengurungan (degree of
confinement), penyalaan awal (initiating)
3. Kepekaan (Sensivity) adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan peledak untuk mulai bereaksi
dan menyebarkan reaksi peledakan keseluruh isian. Kepekaan ini tergantung pada : komposisi kimia, ukuran
butir, bobot isi, pengaruh kandungan air, dan temperatur.
4. Bobot Isi Bahan Peledak (density)adalah perbandingan antara berat dan volume bahan peledak, dinyatakan
dalam gr/cm3. Bobot isi ini biasanya dinyatakan dalam specific gravity (SG). stick count (SC) atau loading density
(de)
5. Tekanan Detonasi (Detonation Pressure) merupakan penyebaran tekanan gelombang ledakan dalam kolom isian
bahan peledak, dinyatakan dalam kilobar (kb)
6. Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance) merupakan kemampuan bahan peledak itu sendiri dalam menahan
air dalam waktu tertentu tanpa merusak, merubah atau mengurangi kepekaannya, dinyatakan dalam jam
7. Sifat Gas Beracun (Fumes) Bahan peledak yang meledak menghasilkan dua kemungkinan jenis gas yaitu smoke
atau fumes. Smoke tidak berbahaya karena hanya terdiri dari uap atau asap yang berwarna putih. Sedangkan
fumes berwarna kuning dan berbahaya karena sifatnya beracun, yaitu terdiri dari karbon monoksida (CO) dan
oksida nitrogen (Nox). fumes dapat terjadi jika bahan peledak yang diledakkan tidak memiliki keseimbangan
oksigen, dapat juga jika bahan peledak itu rusak atau sudah kadaluwarsa selama penyimpanan dan oleh sebab
lain.

https://wawasanpertambangan.blogspot.com/2014/03/sifat-bahan-peledak-sifat-bahan-peledak.html

Sifat fisik bahan peledak merupakan suatu kenampakan nyata dari sifat bahan peledak ketika
menghadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Kenampakan nyata inilah yang harus diamati dan
diketahui tanda-tandanya oleh seorang juru ledak untuk menjastifikasi suatu bahan peledak yang rusak,
rusak tapi masih bisa dipakai, dan tidak rusak. Kualitas bahan peledak umumnya akan menurun seiring
dengan derajat kerusakannya, artinya pada suatu bahan peledak yang rusak energi yang dihasilkan akan
berkurang.

A. Densitas

Densitas secara umum adalah angka yang menyatakan perbandingan berat per volume. Pernyataan
densitas pada bahan peledak dapat mengekspresikan beberapa pengertian, yaitu:
1. Densitas bahan peledak adalah berat bahan peledak per unit volume dinyatakan dalam satuan
gr/cc
2. Densitas pengisian (loading density) adalah berat bahan peledak per meter kolom lubang tembak
(kg/m)
3. Cartridge count atau stick count adalah jumlah cartridge (bahan peledak berbentuk pasta yang
sudah dikemas) dengan ukuran 1¼” x 8” di dalam kotak seberat 50 lb atau 140 dibagi berat jenis
bahan peledak.
Densitas bahan peledak berkisar antara 0,6 – 1,7 gr/cc, sebagai contoh densitas ANFO antara 0,8 – 0,85
gr/cc. Biasanya bahan peledak yang mempunyai densitas tinggi akan menghasilkan kecepatan detonasi
dan tekanan yang tinggi. Bila diharapkan fragmentasi hasil peledakan berukuran kecil-kecil diperlukan
bahan peledak dengan densitas tinggi; bila sebaliknya digunakan bahan peledak dengan densitas
rendah. Demikian pula, bila batuan yang akan diledakkan berbentuk massif atau keras, maka digunakan
bahan peledak yang mempunyai densitas tinggi; sebaliknya pada batuan berstruktur atau lunak dapat
digunakan bahan peledak dengan densitas rendah.

Densitas pengisian ditentukan dengan cara perhitungan volume silinder, karena lubang ledak berbentuk
silinder yang tingginya sesuai dengan kedalaman lubang.

B. Sensitifitas

Sensitifitas adalah sifat yang menunjukkan tingkat kemudahan inisiasi bahan peledak atau ukuran
minimal booster yang diperlukan. Sifat sensitif bahan peledak bervariasi tergantung pada kompisisi
kimia bahan peledak, diameter, temperature, dan tekanan ambient.

Bahan peledak ANFO tidak sensitif terhadap detonator No. 8 dan untuk meledak-kannya diperlukan
primer (yaitu booster yang sudah dilengkapi detonator No. 8 atau detonating cord 10 gr/m) di dalam
lubang ledak. Oleh sebab itu ANFO disebut bahan peledak peka (sensitif) terhadap primer atau “peka
primer”.

C. Ketahanan terhadap air (water resistance)

Ketahanan bahan peledak terhadap air adalah ukuran kemampuan suatu bahan peledak untuk melawan
air disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau efisiensi. Apabila suatu bahan peledak larut dalam
air dalam waktu yang pendek (mudah larut), berarti bahan peledak tersebut dikatagorikan mempunyai
ketahanan terhadap air yang “buruk” atau poor, sebaliknya bila tidak larut dalam air disebut “sangat
baik” atau excellent.

Contoh bahan peledak yang mempunyai ketahanan terhadap air “buruk” adalah ANFO, sedangkan untuk
bahan peledak jenis emulsi, watergel atau slurries dan bahan peledak berbentuk cartridge “sangat
baik” daya tahannya terhadap air. Apabila di dalam lubang ledak terdapat air dan akan digunakan
ANFO sebagai bahan peledaknya, umumnya digunakan selubung plastik khusus untuk membungkus ANFO
tersebut sebelum dimasukkan ke dalam lubang ledak.

D. Kestabilan kimia (chemical stability)

Kestabilan kimia bahan peledak maksudnya adalah kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan
tetap mempertahankan sensitifitas selama dalam penyimpanan di dalam gudang dengan kondisi
tertentu. Bahan peledak yang tidak stabil, misalnya bahan peledak berbasis nitrogliserin atau NG-based
explosives, mempunyai kemampuan stabilitas lebih pendek dan cepat rusak.

Faktor-faktor yang mempercepat ketidak-stabilan kimiawi antara lain panas, dingin, kelembaban,
kualitas bahan baku, kontaminasi, pengepakan, dan fasilitas gudang bahan peledak. Tanda-tanda
kerusakan bahan peledak dapat berupa kenampakan kristalisasi, penambahan viskositas, dan
penambahan densitas. Gudang bahan peledak bawah tanah akan mengurangi efek perubahan
temperature.

E. Karakteristik gas (fumes characteristics)


Detonasi bahan peledak akan menghasilkan fume, yaitu gas-gas, baik yang tidak beracun (non-toxic)
maupun yang mengandung racun (toxic). Gas-gas hasil peledakan yang tidak beracun seperti uap air
(H2O), karbondioksida (CO2), dan nitrogen (N2), sedangkan yang beracun adalah nitrogen monoksida
(NO), nitrogen oksida (NO2), dan karbon monoksida (CO). Pada peledakan di tambang bawah tanah gas-
gas tersebut perlu mendapat perhatian khusus, yaitu dengan sistem ventilasi yang memadai; sedangkan
di tambang terbuka kewaspadaan ditingkat-kan bila gerakan angin yang rendah.

Diharapkan dari detonasi suatu bahan peledak komersial tidak menghasilkan gas-gas beracun, namun
kenyataan di lapangan hal tersebut sulit dihindari akibat beberapa faktor berikut ini:

1. pencampuran ramuan bahan peledak yang meliputi unsur oksida dan bahan bakar (fuel) tidak
seimbang, sehingga tidak mencapai zero oxygen balance,
2. letak primer yang tidak tepat,
3. kurang tertutup karena pemasangan stemming kurang padat dan kuat,
4. adanya air dalam lubang ledak,
5. sistem waktu tunda (delay time system) tidak tepat, dan
6. kemungkinan adanya reaksi antara bahan peledak dengan batuan (sulfida atau karbonat).

Fumes hasil peledakan memperlihatkan warna yang berbeda yang dapat dilihat sesaat setelah
peledakan terjadi. Gas berwarna coklat-orange adalah fume dari gas NO hasil reaksi bahan peledak
basah karena lubang ledak berair. Gas berwarna putih diduga kabut dari uap air (H2O) yang juga
menandakan terlalu banyak air di dalam lubang ledak, karena panas yang luar biasa merubah seketika
fase cair menjadi kabut. Kadang-kadang muncul pula gas berwarna kehitaman yang mungkin hasil
pembakaran yang tidak sempurna.

http://tambangunp.blogspot.com/2014/03/sifat-sifat-fisik-bahan-peledak.html

Klasifikasi Bahan peledak


Pengertian Bahan peledak

a. Bahan peledak adalah suatu bahan yang stabil yang apabila dikenai stimulasi secara tepat maka
dengan cepat akan berubah dari padat atau cair menjadi gas yang panas dan ekspansif, yang
mengakibatkan tekanan disekitarnya (Grolier FamilyEncyclopedia, 1995).

b. Bahan peledak adlah suatu bahan atau campuran yang dapat bereaksi dalam waktu sangat singkat
dan menghasilkan energy dalam jumlah besar oleh karena terjadinya volume gas yang sangat besar
pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, diikuti efek mekanik, visual dan akustik yang sangat
tinggi (Berta G, 1990).

c. Bahan peledak adalah bahan atau zat yang berbentuk padat, cair atau campurannya, yang apabila
dikenai suatu aksi berupa panas, benturan atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat
ain yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas, dan perubahan tersebut berlangsung dalam
waktu yang sangat singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi. (Keppres RI No. 5 Tahun
1988).
Blasting Agent

 Dry blasting agent, ANFO adalah suatu campuran berbentuk butiran yang terdiri dari bahan bakar (atau
sensitizing agent) dan bahan pengoksidasi (atau intensive oxidizing agent) yang dimaksudkan untuk
peledakan, dimana semua bahan-bahan campuran tersebut tidak terdapat bahan yang bahan
diklasifikasikan sebagai bahan peledak, dan campuran yang dihasikan tidak dapat diledakkan dengan
memakai blasting cap no.8. Blasting Agent memiliki sifat sebagai bahan peledak hanya setelah diberi
booster/primer.

 Slurry/emulsion/watergel blasting agent adalah camuran oksidator ( , ), foel sensitizer dan sekitar 15-20 %
air, kemudian ditambah bahan engikat (gelling agent) yang menyebabakan slurry tahan terhadap air.
Pada emulsi, pengikatnya adalah sejenis oli dan parifin/lilin.

Bahan dan komposisi

Hampir semua bahan peledak komersial merupakan campuran senyawa-senyawa yang


mengandung empat unsure dasar yaitu C, H, O dan N. Kemudian untuk memperoleh efek tertentu
kadang ditambah zat-zat sensitizer seperti Na, Al, Ca dan sebagainya. Suatu bahan peledak tidak harus
mengandung material explosive seperti nitrogliserin, nitrostrach atau TNT. Setiap bahan dalam
campuran mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu sebagai explosive base, oxygen carrier, fuel dan lain-
lain

1. Zero oxygen balanced

Untuk menghasilkan energy (heat of explosion) yang masimum, bahan peledak saat meledak
harus bereaksi secara sempurna. Untuk itu bahan peledak komersial dibuat berdasarkan prinsip zero
oxygen balanced, atinya dalam bahan eledak terdapat oksigen dalam jumlah yang tepat sehingga selama
reaksi seluruh H akan membentuk H2O, C membentuk CO2 dan N membentuk gas N2 bebas.

Ketiga jenis gas tersebut (H2O, CO2, N2) disebut smoke, tidak beracun. Sebaliknya jika reaksinya tidak
sempurna akan terbentk gas beracun (fumes seperti CO, NO dan NO2. Contoh campuran yang zero
oxygen balanced: Jika jumlah oksigen kurang (negative oxygen balanced) maka akan terbentuk CO
(beracu, tidak berbau, tidak berwarna), misalnya : Jika kelebihan jumlah oksigen (positive oxygen
balanced) akan terbentuk gas beracun NO atau , misalnya: Pedoman untuk perhitungan komposisi
bahan peledak berdasarkan zero oxygen balanced (ZOB) ialah sebagai berikut:

 Jika dalam bahan peledak hanaya terdapat unsure C, H, O dan N, persamaan nya : Artinya : 2 atom O
untuk setiap C; 0,5 atom o untuk setiap atom H.

 Jika dalam campuran bahan peledak terdapat unsure tambahan (Na, Ca, Al dsb) yang memiliki afinitas
terdapat oksigen
2. Reaksi peledakan

Reaksi kimia bahan peledak adalah reaksi yang menghasilkan panas (eksotermik) dan umumnya
panas yang dihasilkan sangat tinggi. Gas yang terbentuk secara sangat cepat menghasilkan tekanan ang
tinggi. Terdapat dua jenis reaksi peledakan yaitu deflagrasi dan detonasi apakah reaksi suatau bahan
peledak termasuk deflagnasi atau detonasi tergantung pada kekuatan bahan peledaknya.

 Deflagnasi merupakan reaksi pembakaran berkecepatan tinggi diseratai ekspansi gas secara cepat dalam
ruang terbatas sehingga menimbulkan tekanan yang sangat besar dan mengakibatan efek pengangkatan
(heaving effect), yang besarnya proporsional dengan proses pembakaran yang terjadi. Reaksi deflagnasi
merupakan cirri bahan peledak lemah.

 Detonasi merupakan proses propagasi gelombang kejut (shock wave) melalui kolom baha peledak yang
diikuti reaksi kimia yang menambah energy untuk memacu propagasi gelombang kejut, diikuti ekspansi
gas dalam waktu yang sangat singkat. Ini meupakan cirri bahan peldak kuat.

3. Klasifikasi bahan peledak

Keppres No. 5/ 1998 juga SK Menhankam No. SKEP/974/VI/1998 membagi bahan peledak
(eksplosive) menjadi dua golongan besat yaitu:

1. Bahan peledak industry (komersial)

2. Bahan peledak militer

Bahan peledak (handak) industry dibedakan kedalam dua kelompok sesuai dengan kecepatan
gelombang kejutnya (Jimeno,dkk, 1995), yaitu:

 Bahan peledak cepat (rapid and detonating explosives), memiliki kecepatan 2000-7000 m/s, dan
dibedakan lagi menjadi dua yaitu primer (energy tinggi dan sensitive untuk isian detonator dan primer
cetak untuk isian lubang ledak).

 Bahan peledak lambat (slow and deflagrating explosive), memiliki kecepatan di bawah 2000 m/s, contoh :
gunpowder senyawa piroteknik dan senyawa propulsive untuk artillery.

Ahli bahan peledak lain (Manon, 1976) membedakan bahan peledak industry menjadi dua kelompok
juga yaitu:

 Bahan peledak kuat (high explosive), mempunyai kecepatan detonasi 1600-7500 m/s, sifat reaksi detonasi
(propagasi geombang kejut) dan menghasilkan efek menghancurkan (shattering effect).

 Bahan peledak lemah (low explosive), kecepatan reaksinya kurang dari 1600 m/s, sifat reaksinya
deflagarasi (reaksi kimia yang sangat cepat, dan menimbulakan efek pengangkatan (heaving effect).

Berdasarkan komposisinya, bahan peledak industry dapat juga dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Black powder
Black powder termasuk bahan peledak lemah, terbuat dari campuran arang, belerang, dan
potassium nitrat, dan jika meledak akan bereaksi sebagai berikut: Black powder peka terhadap panas,
tidak tahan terhadap air. Sekarang black powder sudah tidak banyak digunakan orang, kecuali untuk
isian sumbu api (safety fuse).

2. Dinamit

Dinamit adalah jenis bahan peledak kuat, dengan nitrogleserin (NG) sebagai bahan dasarnya (explosive
base). Jenis dinamit:

a. Staight dynamit, yaitu dinamit dengan komposisi NG (20-57%) dan sebagai pembawa oksigen (53-23%).
Ini jenis dinamit paling peka.

b. Gelatine dynamite, yaitu dinamit dengan komposisi blasting gelatin (NG dan nitrocellulose)
ditambahdan . Jenis ini lebih tahan terhadap air.

c. Ammonium gelatin dynamite, yaitu dinamit dengan komposisi blasting gelatin ditambah . Jenis ini
memberikan energy yang lebih besar, tetapi kurang tahan terhadap air.

Contoh komposisi dinamit:

Selain itu ada dinamit ang tidak menggunakan NG sebagai bahan dasar, misalnya carbit yang
menggunakan ammonium pechlorate.

3. Permissible explosive

Ini adalah jenis bahan peledak kuat untuk tambang bawah tanah khususnya batubara, dengan komposisi
Ammonium gelatin dynamite ditambah flame depressant misalnya NaCl untuk memperoleh
temperature peledakan rendah, volume gas sedikit, dan penyaaan sesingkat mungkin. Ini bertujuan
mencegah kemungkinan ledakan sekunder dari gas methane dan atau debu batubara. Persyaratan
bahan peledak permisibel:

o Harus lulus uji non ignition dalam suatu gallery test.

o Gap sensitivity ± 7,5 cm (3”) untuk dodol berdiameter 1,25 “.

o Noxious gas : klas A : 0-53 liter gas per 1,5 lb handak. Dan kelas B : 53-106 liter gas per 1,5 lb handak.

4. Blasting agent

Yaitu terdiri dari campuran yang tidak mengandung bahan yang dapat digolongkan sebagai bahan
peledak seperti ANFO, ALANFO, Slurry/watergel/emulsions, heavy ANFO.
4. Sifat-sifat bahan peledak

Sifat-sifat bahan peledak yang mempengaruhi hasil peledakan adalah kekuatan, kecepatan
detonasi, kepekaan, bobot isi bahan peledak, tekanan detonasi, ketahanan terhadap air, sifat gas
beracun dan permissibilitas.

4.1. Kekuatan (strength)

Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan kandungan energy yang dimiliki oleh bahan
peledak tersebut, dan merupakan ukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja.
Biasanya dinyatakan dalam persen (%). Pada mulanya istilah straight berasal dari klasifikasi mutu
Straight-NG dynamite yang menyatakan % berat NG dalam Staight-NG dynamite. Tetapi dalam
perkembangannya, handak dibuat tidak selalu mengandung NG sehingga perlu dikembangkan cara ain
untuk menentukan kekuatan sesuatu jenis bahan peledak. Ukuran untuk menyatakan kekuatan handak
adalah weight strength (grade strength), volume strength (bulk strength).

Weight strength menyatakan % berat NG yang terdapat dalam strength-NG dynamite, yang
menghasilkan simpangan ballistic mortal yang sama dengan handak yang diukur apabila keduanya
diledakknan pada berat yang sama. Alat untuk mengukur strength ialah ballistic mortar terster yang
konstruksinya seperti ayunan. Pada ujung ayunan terdapat silinder baja berongga tempat diletakkan
handak yang diuji, dan pada saat diledakkan akan berayun.

4.2. Kecepatan detonasi

Kecepatan detonasi (Velocity Of Detonastion = VOD) adalah kecepatan gelombang detonasi


yang menerobos sepanjang kolom isian handak, dinyatakan dalam m/s. Kecepatan detonasi bahan
peledak komersial ialah antara 1.500-8.000 m/s. Kecepatan detonasi suatu handak tergantung pada :

- Jenis handak (ukuran butir, bobot isi)

- Diameter dodol atau diameter lubang ledak

- Derajat pengurungan (degree of confinement)

- Penyalaan awal (initiating)

Energi yang dihasilkan oleh reaksi handak dipengaruhi oleh kecepatan detonasi dan bobot isinya.
Persamaan Relative Energy (RE):

Dengan,

SG : berat handak

Ve : VOD : kecepatan detonasi


4.3. Kepekaan

Kepekaan adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan peledak untuk memulai
bereaksi dan menyebarkan reaksi peledakan ke seluruh isian. Kepekaan handak tergantung pada
komposisi kimia, ukuran butir, bobot isi, pengaruh kandungan air dan temperature. Ada beberapa
macam kepekaan itu, yaitu:

- Kepekaan terhadap benturan (sensivity of shock/impact)

- Kepekaan terhadap gesekan (sensivity of friction)

- Kepekaan terhadap panas (sensivity to heat)

- Kepekaan terhadap ledakan handak lain dari jarak tertentu (gap sensivity)

Bahan peledak yang sensitive belum tentu baik. Bahan peledak yang tidak peka tetapi mudah
penyebaran reaksinya adalah lebih menguntungkan dan lebih aman.

4.4. Bobot isi bahan peledak

Bobot isi bahan peledak (density) adalah perbandingan antara berat dan volume bahan peledak.
Bobot isi biasanya juga dinyatakan dalam istilah Spesific Gravity (SG), Stick Count (SC) atau Loading
Density (de).

o Spesific Grafity (SG) adalah perbandingan antara density bahan peledak terhadap density air pada kondisi
standar. SG bahan peledak komersial adalah 0,6 – 1,7.

o Stick Count adalah jumlah dodol ukuran standar 1 1/4 “ x 8” yang terdapat pada 1 dos sebesar 50 pound.
Stick Count bahan peedak antara 232-83.

o Loading density adalah berat bahan peledak per unit panjang dari isian.

4.5. Tekanan detonasi

Tekanan detonasi ialah penyebaran tekanan gelombang ledakan dalam kolom isian bahan
peledak, dinyatakan dalam kilobar (kb). Tekanan detonasi bahan peledak komersial antara 5 – 150
kb.Tekanan akibat ledakan akan terjadi di sekitar dinding lubang ledak dan menyebar ke segala arah,
yang intensitasnya tergantung pada jenis bahan peledak (kekuatan, bobot isi dan VOD), tingkat/ derajat
pengurungan, jumlah dan temperature gas hasil peledakan. Secara empiric Dick merumuskannya :

Dengan,

P : tekanan detonasi (1 kb = 14504 psi)

D : berat jenis handak


C : kecepatan detonasi handak, fps

4.6. Ketahanan terhadap air

Ketahanan terhadap air dari suatu handak ialah kemampuan handak itu dalam menahan
rembesan air dalam waktu tertentu tanpa merusak, merubah atau mengurangi kepekaannya,
dinyatakan dalam jam. Sifat ini sangat penting dalam kaitannya dengan kondisi tempat keja, sebab
untuk sebagian besar jenis handak, adanya air di dalam lubang ledak data mengakibatkan
ketidakseimbangan kimia dan memperlambat reaksi pemanasan. Lebih lanjut air juga dapat
mengakibatan kerusakan handak. Dikenal ada lima tingkatan dalam ketahanan dalam air, yaitu:

- Sempurna (excellent) jika tahan terhadap air lebih dari 12 jam.

- Sangat bagus (very good) jika tahan terhadap air 8 – 12 jam.

- Bagus (good) jika tahan terhadap air 4 -8 jam.

- Cukup (fair) jika tahan terhadap air kurang dari 4 jam.

- Buruk (poor) jika tidak tahan terhadap air.

Handak dapat dilindungi dari air dengan cara menambah campran gelatin ke dalam komposisinya
(sewaktu dalm proses manufacturing di pabrik), atau secara fisik dibungkus dengan pembungkus kedap
air seperti wood fiber, paraffin dan politilen.

4.7 Sifat gas beracun (fumes)

Bahan peledak yang meledak menghasilkan dua kemungkinan jenis gas yaitu smokes atau
fumes. Smokes tidak berbahaya karena hanya terdiri dari uap dan asap yang berwarna putih. Sedangkan
fumes berbahaya karena sifatnya beracun, yaitu terdiri dari karbon-monoksida dan oksida-nitrogen.
Fumes dapat terjadi jika bahan peledak yang diledakkan tidak memeiliki keseimbangan oksigen, dapat
juga terjadi jika bahan peledak tersebut dalam keadaan rusak kareana kadaluwarsa, selama
penyimpanan dan oleh sebab lain.

5. Perlengkapan peledakan

Perlengkapan peledakan (blasting accessories atau blasting supplies) ialah material yang
diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga isian bahan peledak dapat dinyalakn.
Perlengkapan bahan peledak hanya dapat dipakai untuk satu kali penyalaan saja. Perlengkapan
peledakan antara lain:
1. Detonator

 Detonator listrik (electric blasting caps = EBC), ada dua macam yaitu detonator seketika (instantaneous
EBC) dan detonator tunda (delayed EBC).

 Detonator biasa (plain/ordinary detonator), digunakan denagan sumbu api.

 Kabel listrik (connecting wire)

 Insulator tape

2. Sumbu api (safety fuse) dengan perlengkapannya : igniter cord, igniter cord connector.

3. Sumbu ledak (detonating fuse) dengan perlengkapannya : Ms connector/detonating relay/delay


connection.

6. Peralatan peledakan

Peralatan peledakan (blasting equipment) ialah alat-alat yang diperlukan untuk menguji dan
menyalakan rangkaian peledakan, sehingga alat tersebut dapat dipakai berulang-ulag. Peralatan
peledakan antara lain :

1. Blasting machine (sumber energy listrik DC), beserta Ohm meter (penguji tahanan rangkaian), Rheostat
(penguji kapasitas blasting machine).

2. Cap crimper (sejenis tang khusus untuk peledakan).

3. Kabel utama (bus wire, leading wire), yaitu kabel yang menghubungan blasting machine ke rangkaian
peledakan listrik

Peledakan dengan menggunkan arus istrik searah (DC) sebagai sumber tenaga, dihasilkan dari blasting
machine. Arus listrik berfungsi membangkikan panas yang dapat menyalakan detonator, kemudian
detonator akan meledakkan primer dimana terdapat isian

http://engginer012.blogspot.com/2014/05/klasifikasi-bahan-peledak.html

slaigambar di hp

https://www.slideshare.net/FadlhieKuchiyose/teknik-peledakan-sifat-bahan-peledak

Anda mungkin juga menyukai