Anda di halaman 1dari 4

Tanah yang berada pada lapisan litosfer atau lapisan bumi paling atas terbentuk melalui

proses yang panjang. Proses pembentukan tanah ini dapat disebabkan oleh berbagai
faktor penting yang berbeda. Masing -masing faktor pembentuk tanah ini memiliki
pengaruh yang berbeda terhadap prosesnya.
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses terbentuknya tanah ini antara lain
meliputi : iklim, bahan induk, organisme, waktu dan topografi. Beberapa faktor ini dapat
pula dirumuskan dalam rangkaian formula, sebagai berikut.

T = f (i, o, b, t, w)
Keterangan:
T = tanah

f = faktor

i = iklim

o = organisme

b = bahan induk

t = topografi

w = waktu

Agar lebih jelas, faktor-faktor pembentuk tanah tersebut dapat diuraikan lebih lanjut,
dalam penjabaran berikut ini.

a. Iklim
Iklim memiliki unsur -unsur yang memengaruhi proses pembentukan tanah. Unsur iklim
tersebut terutama adalah suhu dan curah hujan. Suhu mempengaruhi proses pelapukan
(lebih jelas mengenai pelapukan Pengertian Pelapukan, Jenis dan Faktor
Penyebabnya) yang terjadi bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan
dapat berlangsung dengan lebih cepat sehingga pembentukan tanah juga akan semakin
cepat.
Sementara itu, curah hujan sangat mempengaruhi kekuatan erosi serta pencucian tanah.
Padahal, pencucian tanah yang berlangsung cepat dapat mengakibatkan tanah menjadi
asam atau pH tanah semakin rendah sehingga proses pembentukan tanah pun juga
semakin cepat.

b. Organisme (Vegetasi dan Jasad Renik)


Organisme seperti vegetasi dan jasad renik memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap proses pembentukan tanah. Pengaruh tersebut, antara lain :

 Membantu proses pelapukan, khususnya proses pelapukan organik


 Membantu proses pembentukan humus. Sebab, tumbuh -tumbuhan akan
menghasilkan dedaunan serta ranting -ranting yang menumpuk pada permukaan
tanah. Dedaunan dan ranting yang menumpuk ini akan membusuk dengan bantuan
jasad renik atau mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
 Jenis vegetasi sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Misalnya, pada vegetasi
hutan, dapat membentuk tanah hutan yang memiliki warna merah. Sementara untuk
vegetasi rumput, dapat mengakibatkan pembentukan tanah yang berwarna hitam
karena banyak mengandung bahan organik.
 Kandungan unsur-unsur kimia yang ada pada tanaman dapat mempengaruhi sifat-
sifat tanah. Hal ini dapat terjadi contohnya, bila ada tanaman jenis cemara, maka
tanaman ini akan memberikan unsur-unsur kimia, seperti Ca, Mg, dan K yang relatif
rendah. Akibatnya, tanah yang ada di bawah pohon cemara akan memiliki derajat
keasaman yang lebih tinggi daripada tanah yang ada di bawah pohon jati.

c. Bahan Induk
Bahan induk tanah adalah bahan pembentuk utama atau asal dari tanah tersebut. bahan
induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen, serta batuan metamorf.
Batuan induk ini akan hancur menjadi bahan induk, lalu mengalami pelapukan, dan
menjadi tanah.

Umumnya, tanah yang ada di permukaan bumi, akan memperlihatkan adanya sifat yang
sama dengan bahan induknya, terutama dalam sifat kimianya. Bahan induk yang masih
terlihat ini umumnya seperti tanah dengan stuktur pasir yang berasal dari bahan induk
dengan kandungan pasir tinggi.

Selain itu, susunan kimia dan mineral dari bahan induk dapat memengaruhi intensitas
dari tingkat pelapukan dan vegetasi yang ada di atasnya. Bahan induk yang banyak
mengandung unsur Ca akan membentuk tanah yang juga memiliki kadar ion Ca yang
banyak.

Hal ini dapat menghindarkan tanah dari penyucian asam silikat yang dapt menyebabkan
tanah berwarna kelabu. Sebaliknya, apabila bahan induk memiliki kandungan kapur yang
kurang, maka hasilnya dapat terbentuk tanah yang warnanya lebih merah.

d. Topografi atau Relief


Keadaan relief dari suatu daerah dapat memengaruhi pembentukan tanah. Pengaruh
topografi ini seperti :
 Tebal atau tipisnya lapisan tanah. Dalam hal ini, untuk daerah dengan topografi yang
miring dan berbukit, maka lapisan tanah di atasnya menjadi lebih tipis akibat erosi.
Sementara pada daerah yang datar, lapisan tanah cenderung lebih tebal karena terjadi
proses sedimentasi.
 Sistem drainase atau pengaliran. Daerah yang memiliki sistem drainase yang cukup
jelek biasanya akan lebih sering tergenang air. Kondisi inilah yang dapat
menyebabkan tanah menjadi cendeng asam.

e. Waktu
Tanah merupakan suatuu benda yang ada di alam, yang terus menerus mengalami
perubahan. Perubahan yang terjadi ini diakibatkan oleh pelapukan dan penyucian yang
terjadi secara terus menerus pula. Proses yang terus berlangsung inilah yang
menyebabkan tanah akan menjadi semakin tua dan kurus.

Jika ini terjadi, mineral tanah yang banyak mengandung unsur hara akan habis akibat
adanya proses pelapukan. Kemudian yang tertinggal hanyalah mineral yang sukar lapuk,
seperti kuarsa.

Akibat adanya proses pembentukan tanah yang terus berjalan ini, maka induk tanah pun
juga ikut mengalami perubahan berturut-turut menjadi : muda, tanah dewasa, dan tanah
tua.

Tanah muda adalah tanah yang ditandai dengan adanya proses pembentukan tanah
yang masih tampak pencampuran dari bahan organik serta bahan mineral atau masih
tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda misalnya tanah aluvial, regosol,
danlitosol.

Tanah dewasa adalah jenis tanah yang dapat dikenal dengan adanya proses yang lebih
lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa. Proses yang
dimaksud adalah pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah tanah andosol,
latosol, dan grumosol.

Tanah tua adalah jenis tanah yang ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih
berlangsung terus-menerus sehingga terjadilah proses perubahan-perubahan yang
nyata pada horizon – horizon A dan B. Contoh tanah tua adalah jenis tanah podsolikdan
latosol tua (laterit).

Semua proses ini tentu memakan waktu, sehingga waktu pun juga dianggap sebagai
faktor pembentuk tanah yang cukup utama. Sedangkan untuk lamanya waktu
pembentukan tanah ini dapat berbeda-beda.

Bahan induk vulkanik yang terlepas-lepas seperti abu vulkanik misalnya, akan
membutuhkan waktu hingga 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan hingga
1.000–10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.
Referensi :
Hartono. 2009. Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas /Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai