Kelompok 1
AKRAM RIFAI
FAISAL ANUGRAH
AAN ASHARI
AGUSRIANI
PERKIRAAN UMUM
Perkiraan umum terbagi menjadi dua metode dengan
menggunakan kombinasi linear dengan
mempertimbangkan dari semua nilai sampel yang
tersedia, yaitu:
• Metode polygon
• Metode declustering sel
Metode Poligon
Gambar 1.1
• Gambar 1.2 menunjukkan bentuk
dipengaruhi polygon yang
penggunaannya dengan metode
bisectors tegak lurus (perpendicular
bisectors).
• Dari gambar (a) sampai (f)
menunjukkan tahap-tahap
pembentukkan dalam daerah yang
dekat dari sampel tengah daripada
sampel yang lainnya.
Gambar 1.2
Gambar 1.3
• Gambar 1.3 menunjukkan bahwa polygon membatasi area global atau umum
• Bagian (a) dan (b) menunjukkan polygon tidak dapat menutupi antara metode bisector
perpendicular dengan titik data. Yang artinya bisector perpendicular tegak lurus dengan
sampel 85 ppm dan ketiga sampel tidak membentuk daerah yang tertutup. Sehingga
membutuhkan batas alamiah seperti batas kontrak atau berhubungan dengan geologi untuk
batas wilayah keseluruhan atau batas polygon tertutup untuk semua sampel
• Bagian (c) menunjukkan jika batas alamiah tidak dapat digunakan maka sampel dibatasi oleh
jarak ke tepi polygon sehingga menimbulkan efek polygon tertutup berbentuk busur
Metode Declustering sel
Metode Declustering sel yaitu metode
yang membagi daerah menjadi empat
persegi, yang memiliki bobot yang
sama.
Gambar 1.4
Perbandingan Metode Declustering
• Gambar 1.5 merupakan metode polygon yang mempenagruhi 470 data sampel
• Gambar 1.6 merupakan peta kontur yang menunjukkan antara rata – rata decluster umum dan
ukuran decluster sel. Dari peta tersebut dapat terlihat ukuran selnya 20 m dari timur ke barat
dan mendekati 23 m dari utara ke selatan.
PERHITUNGAN TITIK
PENDAHULUAN
Metode polygon yang telah kita pelajari pada bab terakhir dapat dengan mudah
diterapkan pada perhitungan titik. Kita secara sederhana memilih sebagai sebuah
perhitungan nilai sample yang paling dekat pada titik yang coba kita hitung.
Gambar 11.1 memperlihatkan jarak dari 65E,137N pada lokasi sample lain yang
ditunjukkan pada gambar 11.1
Istilah kriging diambil dari nama seorang ahli, yaitu D.G. Krige, yang
pertama kali menggunakan korelasi spasial dan estimator yang
tidak bias. Istilahkriging diperkenalkan oleh G. Matheron untuk
menonjolkan metode khusus dalammoving average terbobot
(weighted moving average) yang meminimalkan variansdari hasil
estimasi.
Teori Kriging sering dihubungkan dengan akronim BLUE, yang
merupakan akronim dari Best Linear Unbiased Estimator.
Ordinary Kriging disebut Linear karena estimasinya merupakan
kombinasi linear berbobot dari data yang tersedia.
Unbiased Ordinary Kriging mencoba mempunyai mean residual
error (mR) sama dengan nol.
Best karena tujuannya adalah meminimasi σ 2 R variansi error
BLOK KRIGING
mungkin lebih besar dalam satu arah daripada yang lain jika kontinuitas spasial
bersifat anisotropik
TERIMA KASIH