Anda di halaman 1dari 17

By : Rizki Kumalasari, ST.

, MT
Email : rizki.miningusn@gmail.com

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Sembilanbelas November Kolaka
2018
 Persentase kehadiran mahasiswa selama satu semester
min.70% dari total jumlah tatap muka perkuliahan. Jika
kehadiran <70% maka mahasiswa yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti ujian akhir (nilai ujian akhir = 0).
 Ketidakhadiran mahasiswa karena sakit atau musibah
lainnya, wajib dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter.
 Ketidakhadiran mahasiswa karena Kerja Praktek atau
praktikum diluar kampus, wajib dibuktikan dengan Surat
Keterangan Izin dari Prodi.
 Ketidakhadiran mahasiswa selain karena alasan pada poin
sebelumnya di hitung setengah dari kehadiran atau dapat
dinyatakan absen.
 Memakai pakaian yang tidak sopan
 Memakai sendal
 Mengaktifkan Hp
 Membawa senjata tajam dan sebagainya
yang dianggap berbahaya
 Membuang sampah sembarang tempat
 Merokok
 Berbicara dengan teman (bergosip) tanpa
izin dari dosen terkait

3
 Kehadiran (Attitude) : 20 %
 Kuis & Tugas : 15 %
 UTS : 30 %
 UAS : 35 %

4
Mampu memahami pengertian kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) dan ketenagakerjaan dalam
kegiatan pertambangan yang ada di Indonesia, memahami
dasar hukum serta peraturan-peraturan pemerintah
terkait faktor-faktor yang mempengaruhi K3 dan
ketenagakerjaan.

5
 Pengertian K3
 Tujuan Manajemen K3
 Dasar Hukum K3
 Masalah K3 di Operasi Tambang Terbuka
di Indonesia
 Menurut Suma’mur (1987;1) keselamatan
kerja merupakan suatu keadaan terhindar
dari bahayaa saat melakukan kerja.
 Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan
kerja adalah sebagai kondisi yang bebas dari
resiko kecelakaan atau kerusakan atau
dengan kata lain resiko yang relatif sangat
kecil dibawah tingkat tertentu.
 Menurut Simanjuntak (1994), kesehatan
kerja adalah kondisi yang dapat
mempengaruhi kesehatan para pekerja.
 Kesehatan kerja merupakan suatu ilmu yang
penerapannya dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja
melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit akibat kerja yang di wujudkan
melalui pemeriksaan kesehatan, pengobatan
dan asupan makanan yang bergizi.
 Menjamin keselamatan operator dan orang
lain
 Menjamin penggunaan peralatan aman
dioperasikan
 Menjamin proses produksi aman dan lancar

Undang-Undang No. 1 Tahun


1970 Pasal 3 Tentang
Keselamatan Kerja
 Undang – Undang terkait K3
 Peraturan Pemerintah terkait K3
 Peraturan Menteri terkait K3
 Keputusan Menteri terkait K3
 Intruksi Menteri terkait K3
 Surat Edaran dan Keputusan Dirjen
Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan terkait K3
 Undang – Undang 1945 Pasal 27 (ayat 2)
 Kemudian ditetapkan UU RI No. 14 Tahun
1969  tdk sesuai
 Diganti dengan UU RI No. 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan.  pasal 86 & 87
 Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 
Tentang K3
 Undang - Undang Ketenagakerjaan Pasal 86
& 87  UU No. 13 Tahun 2003
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun
1996  Tentang Sistem Manajemen K3
 Peraturan perundang-undangan K3
merupakan salah satu usaha dalam
pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan kerja yang penerapannya
menurut jenis dan sifat pekerjaan serta
kondisi lingkungan kerja.
 Berdasarkan pasal 140 ayat 1, UU No. 4 Tahun 2009,
pengawasan pertambangan mineral dan batubara
menjadi tanggung jawab menteri dimana menteri
melakukan pengawasan terhadap penyelenggara
pengelolaan usaha pertambangan yang dilaksanakan
oleh pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
Pengawasan tersebut meliputi administrasi/ tata
laksana; operasional, kompetensi aparatur dan
pelaksanaan program pengelolaan usaha
pertambangan
???
???
???

Anda mungkin juga menyukai