Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN

BLASTING AGENT AND OXIGEN BALANCE

Muh. Fahmi*, Muhammad Nur Alim1, Ika Yuanita Fitria P2


1. Praktikan Teknik Peledakan Laboratorium Pengeboran dan Peledakan Universitas Muslim
Indonesia
2. Asisten Praktikum Teknik Peledakan Laboratorium Teknik Peledakan Universitas Muslim
Indonesia
Email : (Fahmimuh305@gmail.com) (09320150019)

Sari - Praktikum ini bertujuan untuk memahami reaksi dan klasifikasi bahan peledak dan
memahami komposisi bahan peledak kimia (ANFO) serta memahami gas-gas yang dapat
ditimbulkan pada peledakan, serta gambaran tingkat energy yang dihasilkan. Pada
praktikum disediakan beberapa alat dan bahan diantaranya table priodik unsur, petasan,
stopwatch . Selain itu, praktikan juga diharapkan mampu mengetahui tentang klasifikasi
bahan peledak, bahan peledak kimia, bahan pelekan kimia sifat-sifat bahan peledak, bahan
peledak. Pada praktikum ini praktikan diminta agar bisa menyetarakan senyawa kimia dan
menghitung zero oxygen balance setra blasting agent.

Abstract - This practice aims to understand the reaction and classification of explosives and
understand the composition of chemical explosives (ANFO) and understand the gases that
can be caused in blasting, as well as an overview of the level of energy produced. In the
practicum some tools and materials are provided including the basic table elements,
firecrackers, stopwatches. In addition, the practitioner is also expected to be able to find out
about the classification of explosives, chemical explosives, chemical coating materials for
explosive properties, explosives. In this lab, the practitioner is asked to be able to equalize
the chemical compound and calculate the zero oxygen balance as a blasting agent

I. Pendahuluan
Bahan peledak adalah suatu bahan nitrostarch, atau TNT. Setiap bahan
kimia senyawa tunggal atau campuran dalam campuran mempunyai fungsi yang
berbentuk padat, cair, atau campurannya berbeda, yaitu sebagai explosive base,
yang apabila diberi aksi panas, benturan, oxygen carrier, fuel dan lain-lain. Untuk
gesekan atau ledekan awal akan menghasilkan energi (heat of explosion)
mengalami suatu reaksi kimia eksotermis yang maksimum, bahan peledak saat
sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian meledak harus bereaksi secara sempurna.
atau seluruhnya berbentuk gas disertai Untuk itu bahan peledak komersial dibuat
panas dan tekanan sangat tinggi yang berdasarkan prinsip zero oxygen balance,
secara kimia lebih stabil. Hampir semua artinya dalam bahan peledak terdapat
bahan peledak komersial merupakan oksigen dalam jumlah yang tepat sehingga
campuran dari senyawa-senyawa yang reaksi seluruh H akan membentuk H2O, C
mengandung empat unsur dasar yaitu : C, membentuk CO2 dan N membentuk gas N2
H, O dan N. Kemudian untuk memperoleh bebas. Ketiga jenis gas tersebut (H2O, CO2,
efek tertentu kadang ditambah zat-zat N2) disebut smoke, tidak beracun.
sensitizer seperti Na, Al, Ca dsb. Suatu Sebaliknya jika reaksinya tidak sempurna
bahan peledak tidak harus mengandung akan terbentuk gas beracun (fumes)
material explosive seperti nitrogliserin, seperti H2O, CO2, dan N2.
Pada praktikum ini memiliki akan terbentuk gas beracun (fumes)
tujuan agar praktikan Mamahami seperti CO, NO, dan NO2. contoh
reaksi dan klasifikasi bahan peledak, campuran yang zero oxygen balance.
memahami komposisi bahan peledak 3NH4NO3 + CH2  7 H2o + CO2 +3 N2
kimia (ANFO) dan memahami gas-gas (AN) (FO) (SMOKE)
yang dapat ditimbulkan pada Jika jumlah oksigen kurang
peledakan, serta gambaran tingkat (negatife oxygen balanced) maka akan
energy yang dihasilkan. terbentuk CO (beracun, tidak berbau,
tidak berwarna).
II. TinjauanPustaka 2.1 Sifat Fisik Bahan Peledak
Bahan peledak adalah suatu bahan Sifat fisik bahan peledak merupakan
kimia senyawa tunggal atau campuran suatu kenampakan nyata dari sifat bahan
berbentuk padat, cair, atau campurannya peledak ketika menghadapi perubahan
yang apabila diberi aksi panas, benturan, kondisi lingkungan sekitarnya.
gesekan atau ledekan awal akan Kenampakan nyata inilah yang harus
mengalami suatu reaksi kimia eksotermis diamati dan diketahui tanda-tandanya
sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian oleh seorang juru ledak untuk
atau seluruhnya berbentuk gas disertai menjastifikasi suatu bahan peledak yang
panas dan tekanan sangat tinggi yang rusak, rusak tapi masih bisa dipakai dan
secara kimia lebih stabil. tidak rusak. Kualitasan peledak
Hampir semua bahan peledak umumnya akan menurun seiring dengan
komersial merupakan campuran senyawa- derajat kerusakannya, artinya pada suatu
senyawa yang mengandung empat unsur bahan peledak yang rusak energi yamg
dasar yaitu : C, H, O dan N. Kemudian dihasilkan akan berkurang.
untuk memperoleh efek tertentu kadang
a. Densitas
ditambah zat-zat sensitizer seperti Na, Al,
Densitas secara umum adalah angka
Ca dsb.
yang menyatakan perbandingan berat
Suatu bahan peledak tidak harus
volume. Pernyataan densitas pada
mengandung material explosive seperti
bahanpeledak dapat mengekspresikan
nitrogliserin, nitrostarch atau TNT. Setiap
beberapa pengertian, yaitu :
bahan dalam campuran mempunyai
1. Densitas bahan peledak adalah berat
fungsi yang berbeda, yaitu sebagai
bahan peledak perunit volume
explosive base, oxygen carrier, fuel dan
dinyatak dalam satuan gr/cc.
lain-lain.
2. Densitas pengisian (loading density)
Untuk menghasilkan energi (heat of
adalah berat bahan peledak per meter
explosion) yang maksimum, bahan
kolom lubang tembak (kg/m).
peledak saat meledak harus bereaksi
3. Cartridge count ata jumlah catridge
secara sempurna. Untuk itu bahan
(bahan peledak berbentuk paste yang
peledak komersial dibuat berdasarkan
sudah dikemas).
prinsip zero oxygen balance artinya dalam
Densitas bahan peledak berkisar
bahan peledak terdapat oksigen dalam
antara 0,6-1,7 gr/cc, sebagai contoh
jumlah yang tepat sehingga reaksi seluruh
densitas ANFO antara 0,8-0,85 gr/cc.
H akan membentuk H2O, C membentuk
Biasanya bahan peledak yang mempunyai
CO2 dan N membentuk gas N2 bebas.
densitas tinggi akan menghasilkan
Ketiga jenis gas tersebut (H2O, CO2,
kecepatan detonasi dan tekanan yang
N2) disebut smoke, tidak beracun.
tinggi. Bila diharapkan fragmentasi hasil
Sebaliknya jika reaksinya tidak sempurna
peledakan berukuran kecil-kecil c. Ketahanan terhadap air (water
diperlukan bahan peledak dengan resistance)
densitas tinggi, bila sebaliknya digunakan Ketahanan bahan peledak terhadap
bahan peledak dengan massif atau keras, air adalah ukuran kemampuan suatu
maka digunakan bahan peledak yang bahan peledak untuk melawan air
mempunyai densitas tinggi, sebaliknya disekitarnya tanpa kehilangan dari
pada batuan berstruktur atau lunsk dapat sensitifitas atau efisiensi. Apabila suatu
digunakan bahan peledak denagn densitas bahan peledak larut dalam air dalam
rendah. waktu yang pendek (mudah larut), berati
bahan peledak tersebut dikategorikan
b. Sensitifitas mempunyai ketahanan terhadap air yang
Sensitifitas adalah sifat yang “buruk” atau “poor” sebaliknya bila tidak
menunjukan tingkat kemudahan inisiasi larut dalam air disebut sangat baik atau
bahan peledak atau ukuran minimal excellent. Contoh bahan peledak yang
booster yang diperlukan. Sifat sensitif mempunyai ketahanan terhadan air
bahan peledak bervariasi tergantung pada buruk adalah ANFO, sedangkan untuk
komposisi kimia bahan peledak, diameter, bahan peledak jenis emulsi, Watergel atau
temperatur, tekanan ambient. Untuk slurries dan bahan peledak berbentuk
menguji sensitifitas bahan peledak dapat cartridge sangat baik daya tahannya
digunakan cara yang sederhana yang terhadap air. Apabila didalam lubang
disebut air gap tesi, sebagai berikut: ledak terdapat air dan akan digunakan
1. Siapkan 2 buah bahan peledak ANFO sebagai bahan peledaknya,
berbentiuk cartridge berdiameter umumnya digunakan selubung plastik
sama, misalnya “D”. khusus untuk membungkus ANFO
2. Dekatkan kedua bahan peledak tersebut sebelum dimasukkan kedalam
tersebut hingg berajarak 1, 1 D, lubang ledak.
kemudian gabungkan keduanya
menggunakan selongsong terbuat dari d. Karekteristik gas (fumes
karton. characteristics)
3. Pasang detonator No.8 atau Detonasi bahan peledak akan
detonating card 10 gr/m pada salah menghasilkan fumes yaitu gas-gas. Baik
satu bahan peledak (disebut donor), yang tidak baik peracun (non-toxic)
kemudian ledakan. maupun yang mengandung racun (toxic).
4. Apabila bahan peledak yang satunya Gas-gas hasil peledakan yang tidak
lagi (disebut aseptor) turut meledak, beracun seperti uap air (H2O),
maka dikatakan bahwa bahan Karbondioksida (CO2), dan Nitrogen (N2),
peledak tersebut sensitif, sebaliknya sedangkan yang beracun adalah nitrogen
bila tidak meledak berarti bahan monoksisda (NO), Nitrogen (NO2), dan
peledak tersebut tidak sensitif. karbon Monoksida (CO). Pada peledakan
Bahan peledak ANFO tidak sensitif di tanbang bawah tanah gas-gas tersebut
terhadap detonator No,8 dan untuk perlu mendapat perhatian khusus, yaitu
meledakannya diperlukan primer (yaitu dengan sistem ventilasi yang memadai
booster yang sudah dilengkap detonator sedangkn di tambang terbuka
No.8 atau detonating cord 10 gr/m) kewaspadaan ditingkatkan bila gerakan
didalam lubang ledak. Oleh sebab itu angin yang rendah.
ANFO disebut bahan peledak peka Diharapkan dari detonasi suatu
(sensitif) terhadap primer atau peka bahan peledak komersial tidak
primer. menghasilkan gas-gas beracun. Namun
kenyataan dilapangan hal tersebut sulit
dihindari akibat beberapa faktor berikut terbakar dicampur dengan AN akan
ini : memperkuat intensitas proses
1. Pencampuran ramuan bahan peledak pembakaran dibanding dengan bila zat
yang meliputi unsur oksida dan bahan yang mudah terbakar tadi dibakar pada
bakar (fuel) tidak seimbanh sehingga kondisi udara normal. Udara normal atau
tidak menacpai zero oxygen balance. atmosfer hanya mengandung oksigen 21%,
2. Letak primer yang tidak tepat sedangkan AN mencapai 60%. Bahan lain
3. Kurang tertutup karena pemasangan yang serupa dengan AN dan sering
stemming kurang padat dan kuat. dipakai oleh tambang kecil adalah
4. Adanya air dalam lubang ledak potassium nitart (KNO3).
5. Sistem waktu utnda (delay time Amonium nitrat tidak digolongkan
system) tidak tepat dan, kedalam bahan peledak. Namun bila
6. Kemungkinan adanya reaksi antara dicampur atau diselubungi oleh hanya
bahan peledak dengan batuan (sulfida beberapa persen saja zat-zat yang mudah
atau karbonat) terbakar, misalnya bahan bakar minyak
solar, serbuk batubara atau serbuk
2.2 Agen Peledakan gergaji, maka akan memeliki sifat –sifat
Agen peledakan adalah campuran bahan peledak denag sensitifitas rendah,
bahan-bahan kimia yang tidak Walaupun banyak tipe-tipe AN yang dapat
diklasaifikasikan sebagai bahan peledak, digunakan sebagai agen peledakan,
dimana campuran tersebut terdiri dari misalnya pupuk urea, namun AN yang
bahan bakar (fuel) dan oksida. Pada udara sangat baik adalah yang terbentuk
terbuka agen peledakan tersebut tidak butiran dengan porositas tinggi, sehingga
dapat diledakan oleh detonator (blasting dapat membentuk komposisi tipe ANFO.
capsule) nomor 8. Agen peledakan disebut
juga dengan juga dengan nama b. ANFO
nitrocarbonitrate, karena kandungan ANFO adalah singkatan dari
utamanya nitrat sebagai oksidator yang amonium nitrat (AN) sebagai zat
diambil amonium nitrat (NH4NO3) dan pengoksida dan fuel oil (FO) sebagi bahan
karbon sebagai bahan bakar. Kadang- bakar. Setiap bahan bakar berunsur
kadang ditambah bahan kimia lain, baik karbon, baik berbentuk serbuk maupun
yang bukan bahan peledak, misalnya cair, dapat digunakan sebagai
alumunium atau ferrosillcon, maupun pencanmpur dengan segala keuntungan
sebagai bahan peledak yaitu TNT dan dan kerugiannya.
membentuk bahan peledak baru. Bila menggunakan serbuk batubara
sebagai bahan bakar, maka diperlukan
a. Amonium nitrat (AN) preparasi terlebih dahulu agar diperoleh
Amonium nitrat (NH4NO3) adalah serbuk batubara dengan ukuran seragam.
bahan dasar yang berperan sebagai Beberapa kelemahan menggunakan
penyuplai oksida pada bahan peledak. serbuk batubara sebagai bahan bakar,
Berwarna putih seperti garam dengan yaitu :
titik lebur sekitar 169,60 C. Amonium 1. Preparasi membuat bahan peledak
nitrat adalah zat penyokong proses ANFO menjadi mahal.
pembakaran yang sangat kuat, namun ia 2. Tingkat homogenitas campuran antar
sendiri bukan zat yang mudah terbakar serbuk batubara denagn AN sulit
dan pula zat yang berperan sebagai bahan dicapai.
bakar sehingga pada kondisi biasa tidak 3. Sensitif kurang
dapat dibakar. Sebagai penyuplai oksigen,
maka apabila suatu zat yang mudah
4. Debu serbuk batubara berbahaya C = 6 × 12 = 72 K = 1 × 39 = 39
terhadap pernafasan pada saat H = 10 × 1 = 10 N = 1 × 14 = 14
dilakukan pencampuran. N = 6 × 14 = 84 O = 3 × 16 = 48 +
Komposisi bahan bakar yang tepat, O = 18 × 16 = 288 + = 101
yaitu 5,7% atau 6% dapat = 454
memaksimumkan kekutan bahan peledak
454 + 101 = 555
dan meminimumkan fumes. Artinya pada
komposisi ANFO yang tepat dengan AN = Persentasenya yaitu:
454
94,3% dan FO = 5,75% akan diperoleh zero 2C3H5N3O9 = 555 × 100% = 81,80%
oxygen balance. Kelebihan FO disebut KNO3
101
= 555 × 100% = 18,20%
dengan overfuelled akan menghasilkan
FO atau underfuelled akan menambah
jumlah NO2. Berat per 1360 kal/kg:
2C3H5N3O9 = 0,818 × 1360 kal/kg =
III. Prosedur Kerja 1112,48 kal/kg

Pada praktikum mata acara ke empat KNO3 = 0,182 × 1360 kal/kg =


ini, pertama – tama kita menyiapkan 247,52 kal/kg
problem set serta peralatan pribadi seperti
kertas HVS A4, dan ppulpen. Sebelum b. Gelatin dynamit (2C3H5N3O9 + NaNO3)
memulai praktikum, asisten memberikan Berat molekul (BM):
sedikit materi terkait mata acara yang
dibawakan. Setelah itu, kita melakukan 2C3H5N3O9 NaNO3
antara lain menyetarakan senya kimia C = 6 × 12 = 72 Na = 1 × 23 = 23
pada problem set dan menghitung berat H = 10 × 1 = 10 N = 1 × 14 = 14
dari senyawa tersebut selain itu praktikan N = 6 × 14 = 84 O = 3 × 16 = 48+
melakukan peledakan dengan O = 18 × 16 = 288+ = 85
menggunkan petasann dimana posisi = 454
petasan yang ditempatkan di tengah
diatas dan dibawah pada sebuah tempat 454 + 85 = 539
yang diisi semen selanjutnya mengitung
volume pasir/semen, volume asap yang Persentasenya yaitu:
454
dihasilkan, berat bahan peledak, dan 2C3H5N3O9 = × 100% = 84,23%
539
waktuu hilangnya asap. NaNO3 =
85
× 100% = 15,77%
539
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berat per 1360 kal/kg:
4.1. Hasil 2C3H5N3O9 =0,842 × 1360 kal/kg = 1145,12

4.1.1 Zero oxygen balance kal/kg


NaNO3 = 0,157 × 1360 kal/kg = 213,52
1. Tuliskan rumus kimia dan hitung kal/kg
zero oxygen balance dengan berat
keseluruhan (1360 kal/kg):

Jawaban: c. Trinitrotoluene (C7H5N3O6 )


a. Granular dynamit (2C3H5N3O9 + KNO3) Berat molekul (BM):
Berat molekul (BM):

2C3H5N3O9 KNO3
C7H5N3O6 C = 12 x 1 = 12
C = 7 × 12 = 84 H=1x2 =2 +
H=5×1 =5 = 14
N = 3 × 14 = 42
O = 6 × 16 = 96 + 400 + 14 = 414
= 227
Persentasenya yaitu:
Persentasenya yaitu: 5NH4NO3
400
= 414 × 100% = 96,61%
227
C7H5N3O6 = × 100% = 100%
227
14
CH2 = × 100% = 3,38%
414
Berat per 1360 kal/kg: Berat per 1112 kal/kg:
C7H5N3O6 = 1 × 1360 kal/kg = 1360 5NH4NO3 = 0,9661 × 1112 kal/kg =
kal/kg 1074,3032 kal/kg
CH2 = 0,0338 × 1112 kal/kg =
d. Nitroglicerin (2C3H5N3O9 ) 37,5856 kal/kg
Berat molekul (BM): b. Setarakan
2 3 5N3O9
C H
C = 6 × 12 = 72 aC3H5N3O9 + bNH4NO3 6CO2 + 7H2O
H = 10 × 1 = 10 + 4N2 + O2
N = 6 × 14 = 84 2C3H5N3O9 + NH4NO3 6CO2 + 7H2O
O = 18 × 16 = 288 + + 4N2 + O2
= 454 Berat molekul (BM):
2C3H5N3O9
Persentasenya yaitu: C = 12 × 6 = 72
454
2C3H5N3O9 = × 100% = 100% H = 1 x 10 = 10
454
N = 14 × 6 = 84
Berat per 1360 kal/kg: O = 16 × 18 = 288 +
2C3H5N3O9 = 1 × 1360 kal/kg = 1360 = 454
kal/kg NH4NO3
N = 14 × 2 = 28
2. Setarakan senyawa masing-masing H =1×4 =4
dan hitung zero oxygen balance dengan O = 16 × 3 = 48 +
berat keseluruhan (1112 kal/kg) = 80
Jawaban:
a. Setarakan 454 + 80 = 534
5NH4NO3 + CH2 aH2O + bCO2 +
cN2 Persentasenya yaitu:
454
5NH4NO3 + CH2 11H2O + CO2 + 2C3H5N3O9 = 534 × 100% = 85,01%
5N2
80
NH4NO3 = 534 × 100% = 14,98%
Berat molekul (BM):
5NH4NO3
N = 14 × 10 = 140
Berat per 1112 kal/kg:
H = 1 × 20 = 20
2C3H5N3O9 = 0,8501 × 1112 kal/kg =
O = 16 × 15 = 240 +
945,3112 kal/kg
= 400
CH2
NH4NO3 = 0,151 × 1112 kal/kg = Dari percobaan ini dapat
166,5776 kal/kg disimpulkan bahwa menyetarakan reaksi
kimia di mana suatu persamaan reaksi
4.1.2 blasting agent kimia di katakan setara apabila jumlah
suatu unsur sebelah kiri sama dengan
Tabel 4.1 hasil pengamatan jumlah unsur di sebelah kanan contoh
no Volume Berat Volume Waktu ket seperti 2C3H5N3O9 + NH4NO3 6CO2 +
pasir bahan asap hilangny
(m3) peleda hasil a asap
7H2O + 4N2 + O2 di mana unsur C, H, N
k (gr) peledaka setelah dan O yang terdapat di sebelah kiri sama
n peledaka dengan jumlah di sebelah kanan. Setelah
n (s) menyetarakan persamaan reaksi kimia
1 10,453,5 3,95 19,456,5 12 Bawah
kemudian menentukan berat molekul dari
2 10,453,5 0,6 5,071,5 8 Tengah
3 10,453,5 0,53 19,456,5 11 Atas
reaksi kimia tersebut seperti Berat
molekul (BM):
2C3H5N3O9 + NH4NO3 6CO2 + 7H2O
Grafik 4.1 Volume Asap dan Posisi Petasan + 4N2 + O2
5NH4NO3
N = 14 × 10 = 140
volume asap H = 1 × 20 = 20
25 O = 16 × 15 = 240 +
20 19.456 19.456 = 400
15 CH2
10 C = 12 x 1 = 12
5 5.071 H=1x2 =2 +
0
= 14
Atas Tengah Bawah
400 + 14 = 414,
Di mana pada penentuan berat molekul
Grafik 4.2 Waktu Hilang Asap dan Posisi Petasan
kita harus mengetahui nomor atom dari
unsur tersebut kemudian dikali dengan
waktu hilangnya asap setelah jumlah unsur yang terdapat pada
persamaannya setelah di dapatkan
peledakan kemudian di jumlahkan. Setelah
15 mendapatkan berat molekulnya reaksi
10 11 12 kemudian menentukan berat keseluruhan
8 dari reaksi kimia, untuk menentukan
5
persentase bahan peledak yang akan di
0 campurkan agar proses peledakan dapat
Atas Tengah Bawah berlangsung sesuai sempurna tanpa
adanya bahan peledak yang gagal ledak.

4.2.2 Blasting agent


Dari hasil data percobaan dan hasil
grafik 4.1 jika bahan peledak (petasan) di
letakkan di bagian atas maka di dapatkan
waktu hilang asapnya 12 s, jika bahan
4.2 Pembahasan peledak (petasan) di letakkan pada bagian
tengah maka waktu hilang asapnya 8 s,
4.2.1 Zero Oxygen Balance
sedangkan untuk bahan peledak yang di
letakkan di bagian bawah 11. di energi kimia yang dipergunakan
simpulkan bahwa volume asap yang secara luas untk pemberaian batuan
dihasilkan pada posisi tengah pembakaran yang kuat. Kecuali bahan peledak
petasan lebih sedikit dan waktu hilangnya kimia, masih ada bahan peeledak lain
lebih lama karena asapnya berada pada
yaitu bahan peledak mekanis dan
bagian bawah kotak sehingga
bahan peledak nuklir.
membutuhkan waktu lebih lama untuk
Komposisi bahan bakar yang tepat,
naik ke atas, sedangkan pada posisi atas
yaitu 5,7% atau 6% dapat
lebih banyak asap yang dihasilkan tetapi
memaksimumkan kekutan bahan peledak
waktu hilang asapnya cepat, ini
dan meminimumkan fumes
dikarenakan asap yang dihasilkan pada
. Artinya pada komposisi ANFO yang tepat
posisi ini sudah berada di atas kotak
dengan AN = 94,3% dan FO = 5,75% akan
sehingga waktu hilangnya asap lebih
diperoleh zero oxygen balance. Kelebihan
cepat. Sedangkan pada grafik 4.2 di
FO disebut dengan overfuelled akan
jelaskan bahwa pada bagian atas volume
menghasilkan FO atau underfuelled akan
asap yang di dapatkan 19,456,5 m3, pada menambah jumlah NO2.
bagian tengah volume asap yang di
dapatkan 5,071,5 m3, sedangkan pada
Ucapan Terima kasih
bagian bawah mengalai gagal ledak. Jadi
dapat disimpulkan bahwa bahan peledak Ucapan terima kasih yang sebesar-
(petasan) yang di letakkan di atas besarnya penulis sampaikan kepada :
memiliki volume asap lebih banyak di
1. Bapak Ir. Alam Budiman, ST., MT.,
bandingan bahan peledak (petasan) yang
di letakkan di tengah. Contoh simulasi IPP selaku kepala Laboratorium
peledakan di laboratorium pengeboran dan peledakan.
2. Bapak Ir. Arif Nurwaskito, ST., M.Si
selaku dosen pengampuh mata kuliah
Teknik Peledakan.
3. Kakanda Muhammad Nur Alim
sebagai Koordinator Laboratorium
(a)
pengeboran dan peledakan.
4. Kakanda Ika Fitria Yuniarti. sebagai
asisten laboratorium pengoboran dan
peledakan yang telah memberikan
banyak ilmu.
5. Teman – teman angkatan 2015
(b) (c)
seperjuangan yang telah membantu
Gambar 4.1 (a) sebelum meledak, (b) meledak, menyusun laporan ini.
(c) setelah meledak 6. Kedua orang tua saya yang telah
mendukung penuh dalam hal ini
membantu baik secara moral maupun
V. Kesimpulan
materi.
klasifikasi metode pemecahan
batuan berdasarkan energi yang
digunakan, metode tersebut hanya
DaftarPustaka

Bieniawski, 1973, 1976, 1984; dalam


Nurfalah, 2010.
Kaiser et al., 1986; dalam Singh, 2006.
Tim Asisten Teknik Peledakan FTI UMI,
2018. Penuntun Praktikum Teknik Daftar pustaka berisi informasi tentang
Peledakan. sumber pustaka yang telah dirujuk dalam
www.academia.edu/196470/Perlengkapan/ tubuh tulisan. Untuk setiap pustaka yang
Peledakan/detonator. dirujuk dalam naskah harus muncul
dalam daftar pustaka, begitu juga
sebaliknya setiap pustaka yang tiap
pustaka yang muncul dalam daftar
pustaka harus pernah dirujuk dalam
tubuh tulisan. Daftar pustaka diketik 1
spasi. Baris kalimat pertama setiap
pustaka diketik rata dengan margin/
sembir kiri, sedangkan baris kalimat
kedua dan seterusnya diketik menjorok ke
dalam sebanyak satu ketuk tombol
tabulasi. Penulisan daftar pustaka diurut

Anda mungkin juga menyukai