PENDAHULUAN
Bahan peledak merupakan bahan atau zat yang berbentuk padat, cair
atau campurannya, yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan
atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang
sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas. Selain itu bahan peledak juga
dapat dikelompokkan menjadi 2, yakni bahan peledak kuat (High
Explosive) dan bahan peledak lemah (Low Explosive). Bahan peledak high
explosive merupakan bahan peledak yang berupa campuran senyawa kimia
yang banyak digunakana baik dalam bidang militer maupun sipil yang
bertujuan sebagai penghancur.
1
1.2 Rumusan Masalah
Tujuannya:
2
BAB II
PEMBAHASAN
a) Bahan peledak adalah suatu bahan yang stabil yang apabila dikenai
stimulasi secara tepat maka dengan cepat akan berubah dari padat atau
cair menjadi gas yang panas dan ekspansif, yang mengakibatkan
tekanan disekitarnya (Grolier FamilyEncyclopedia, 1995).
b) Bahan peledak adalah suatu bahan atau campuran yang dapat bereaksi
dalam waktu sangat singkat dan menghasilkan energy dalam jumlah
besar oleh karena terjadinya volume gas yang sangat besar pada
temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, diikuti efek mekanik,
visual dan akustik yang sangat tinggi (Berta G, 1990).
c) Bahan peledak adalah bahan atau zat yang berbentuk padat, cair atau
campurannya, yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan
atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat ain yang
sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas, dan perubahan tersebut
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, disertai efek panas dan
tekanan yang sangat tinggi. (Keppres RI No. 5 Tahun 1988).
yaitu :
3
1. Environment Characteristic
c. Fumes Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan “racun” yang akan ter
bentuk sesudah peledakan. Saat ini dalam pemilihan bahan peledak
diperlukan pertimbangan yang bertujuan meminimalkan adanya racun,
fumes (gas buang/asap) dan beberapa efek negative yang berpengaruh
terhadap lingkungan. Pada tambang terbuka pengaruhnya tidak begitu terasa
tapi untuk tambang bawah tanah sangat perlu untuk pemilihan masalah ini.
Dalam penerapan peledakan lubang bawah tanah, kelebihan oxygen akan
menyebabkan pembentukan gas nitro oxides (NO dan NO2) dan kekurangan
oxygen akan terjadi carbon monoxide (CO), yang sangat berbahaya pada
manusia atau makluk hidup.
d. Flammability Kemudahan bahan peledak terhadap initiation dari bunga api atau
nyala api, beberapa kandungan bahan peledak dapat diledakan dengan api.
“Flammability”merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk
penyimpanan, transportasi, dan pemakaiannya.
4
Dynamite dan Watergel berubah menjadi lebih keras pada temperatur
rendah dan akan merugikan dalam pengisian lubang tembak.
2. Performance Characteristic
a. Sensitivity
sensitivity to heat, yaitu kepekaan bahan peledak terhadap panas atau suhu
udara.
b. Velocity of Detonation
c. Strength
5
bahan peledak Secara theoretical dapat dikatakan bahwa “strength” adalah
energy yang terdapat dalam bahan peledak.
d. Detonation Stability
e. Density
Dari suatu bahan peledak berat persatuan volume dinyatakan dalam (kg/l)
atau yang menentukan isian berat bahan peledak per unit panjang isian (gr/cc).
f. Permissibility
Sifat bahan peledak yang menggambarkan dapat tidaknya bahan peledak ter
sebut dipakai pada kondisi2 tertentu. Bahan peledak,bahan peledak
sederhana,klasifikasi bahan peledak,pdf klasifikasi bahan bakar cair padat
gas,peledakan dan bahan peledak.
6
Gambar 2.1 Klasifikasi bahan peledak menurut J.J Manon
7
Gambar 2.2 Klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith
1. Black powder
8
Gambar 2.3 Black powder
2. Dinamit
Dinamit adalah jenis bahan peledak kuat, dengan nitrogleserin (NG) sebagai
bahan dasarnya (explosive base). Jenis dinamit:
9
c) Ammonium gelatin dynamite, yaitu dinamit dengan komposisi blasting
gelatin ditambah . Jenis ini memberikan energy yang lebih besar, tetapi
kurang tahan terhadap air.
Selain itu ada dinamit ang tidak menggunakan NG sebagai bahan dasar, misalnya
carbit yang menggunakan ammonium pechlorate.
3. Permissible explosive
Ini adalah jenis bahan peledak kuat untuk tambang bawah tanah
khususnya batubara, dengan komposisi Ammonium gelatin dynamite
ditambah flame depressant misalnya NaCl untuk memperoleh temperature
peledakan rendah, volume gas sedikit, dan penyaaan sesingkat mungkin. Ini
bertujuan mencegah kemungkinan ledakan sekunder dari gas methane dan
atau debu batubara. Persyaratan bahan peledak permisibel:
10
4. Blasting agent Yaitu terdiri dari campuran yang tidak mengandung bahan
yang dapat digolongkan sebagai bahan peledak seperti ANFO, ALANFO,
Slurry/watergel/emulsions, heavy ANFO.
1. Detonator
M Detonator listrik (electric blasting caps = EBC), ada dua macam yaitu
detonator seketika (instantaneous EBC) dan detonator tunda (delayed EBC).
M Insulator tape
2. Sumbu api (safety fuse) dengan perlengkapannya : igniter cord, igniter cord
connector.
1. Blasting machine (sumber energy listrik DC), beserta Ohm meter (penguji
tahanan rangkaian), Rheostat (penguji kapasitas blasting machine).
11
2. Cap crimper (sejenis tang khusus untuk peledakan).
3. Kabel utama (bus wire, leading wire), yaitu kabel yang menghubungan
blasting machine ke rangkaian peledakan listrik
BAB III
PENUTUP
12
3.1 Kesimpulan
1. Bahan peledak merupakan bahan atau zat yang berbentuk padat, cair atau
campurannya, yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan atau
gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian
besar atau seluruhnya berbentuk gas.
2. Karakteristik bahan peledak, dibagi dua macam yaitu Environment
Characteristic dan Performance Characteristic
3. Bahan peledak dikelompokkan menjadi 2, yakni bahan peledak kuat (High
Explosive) dan bahan peledak lemah jelasin (Low Explosive). High
Explosive ialah daya ledak tinggi melibatkan sebuah proses yang
dinamakan detonasi(pembakaran) . High Explosive meledak dengan
kecepatan berkisar 3 hingga 9km per detik. Low Explosive adalah satuan
ledak dengan kekuatan kecil bisa dihasilkan dengan memberikan tekanan
di suhu udara tertentu .Low Explosive meledak dengan kecepatan berkisar
600m hingga 1km per detik.
3.2 Saran
13