Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan peledak telah dikenal manusia sejak abad ke 13 oleh bangsa
Cina jaman dinasti Sung,terutama sebagai mesiu atau serbuk hitam, yang
dikenal dengan nama black powder. RogerBacon (1242) telah menulis
formula dari black powder. Berthold Schwarz (1300) juga menulis tentang
black powder sebagai senjata api. Tiga abad kemudian Kasper Weindl
(1627), untuk pertama kalinya black powder digunakan pada operasi
penambangan di Hungaria. Amerika (1675) membangun pabriknya di
Massachusetts. Selanjutnya Inggris (1689) menggunakan bahan ini untuk
penambangan timah. Begitu juga dengan Switzeland (1696)
menggunakannya untuk konstruksi jalan.Sedangkan di Amerika (1705)
digunakan untuk penambangan tembaga.Perang dunia I (1917)
menghabiskan sebanyak kurang lebih 115.000 ton black powder,akhirnya
pada tahun 1940 pemakaian black powder berkurang dan banyak pabrik
tutup,selanjutnya bahan ini jarang digunakan dalam dunia pertambangan
dan diganti bahan peledak lain yang lebih aman dan ekonomis, sementara
untuk keperluan militer masih dipakai sebagai mesin proyektil peluru.

Bahan peledak merupakan bahan atau zat yang berbentuk padat, cair
atau campurannya, yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan
atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang
sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas. Selain itu bahan peledak juga
dapat dikelompokkan menjadi 2, yakni bahan peledak kuat (High
Explosive) dan bahan peledak lemah (Low Explosive). Bahan peledak high
explosive merupakan bahan peledak yang berupa campuran senyawa kimia
yang banyak digunakana baik dalam bidang militer maupun sipil yang
bertujuan sebagai penghancur.

1
1.2 Rumusan Masalah

Pembahasan dalam makalah ini antara lain :

1. Definisi bahan peledak?


2. Klasifikasi bahan peledak?
3. Jenis-jenis bahan peledak?
4. Perlengkapan dan Peralatan?

1.3 Maksud danTujuan


Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka makalah ini bermaksud
agar kita bisa mengetahui informasi tentang apa itu peledakan .

Tujuannya:

1. Untuk mengetahui pengertian dari Bahan Peledak

2. Untuk mengetahui karakteristik dan Klasifikasi Bahan Peledak

3. Untuk mengetahui jenis-jenis Bahan Peledak

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bahan Peledak

a) Bahan peledak adalah suatu bahan yang stabil yang apabila dikenai
stimulasi secara tepat maka dengan cepat akan berubah dari padat atau
cair menjadi gas yang panas dan ekspansif, yang mengakibatkan
tekanan disekitarnya (Grolier FamilyEncyclopedia, 1995).
b) Bahan peledak adalah suatu bahan atau campuran yang dapat bereaksi
dalam waktu sangat singkat dan menghasilkan energy dalam jumlah
besar oleh karena terjadinya volume gas yang sangat besar pada
temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, diikuti efek mekanik,
visual dan akustik yang sangat tinggi (Berta G, 1990).
c) Bahan peledak adalah bahan atau zat yang berbentuk padat, cair atau
campurannya, yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan
atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat ain yang
sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas, dan perubahan tersebut
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, disertai efek panas dan
tekanan yang sangat tinggi. (Keppres RI No. 5 Tahun 1988).

2.2 Karakteristik Bahan Peledak

Perbedaan kondisi kerja dibutuhkan juga pembuatan bahan peledak


dengan sifat-sifat yang berbeda pula, untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pada kondisi ideal yaitu lubang tembak kering (tak ada air) bahan peledak
sederhana dapat digunakan, tetapi untuk kondisi lubang tembak berair bahan
peledak yang lebih canggih perlu digunakan. Dalam proses pemilihan bahan
peledak yang paling utama adalah karakteristik bahan peledak, dibagi dua
macam

yaitu :

3
1. Environment Characteristic

a. Sensitiveness Adalah karakteristik yang ditunjukkan kemampuan bahan


peledak dalam menebarkan gelombang peledakan secara stabil sepanjang
isian bahan peledak.

b. Water Resistance (Ketahanan Terhadap Air) Adalah kemampuan bahan peledak


untuk menahan rembesan/daya larut dalam air sehingga bahan peledak
tersebut masih dapat meledak. Ketahanan air suatu bahan peledak
dinyatakan dalam selang waktu, dan tergantung dari cara pengepakannya
(packing).

Explosive yang dilapisi plastic umumnya mempunyai ketahanan tehadap air


yang tinggi. Bahan peledak yang tidak tahan terhadap air apabila digunakan
biasanya memakai “plastic bag” (condom) supaya tetap peka apabila
dipakai.

c. Fumes Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan “racun” yang akan ter
bentuk sesudah peledakan. Saat ini dalam pemilihan bahan peledak
diperlukan pertimbangan yang bertujuan meminimalkan adanya racun,
fumes (gas buang/asap) dan beberapa efek negative yang berpengaruh
terhadap lingkungan. Pada tambang terbuka pengaruhnya tidak begitu terasa
tapi untuk tambang bawah tanah sangat perlu untuk pemilihan masalah ini.
Dalam penerapan peledakan lubang bawah tanah, kelebihan oxygen akan
menyebabkan pembentukan gas nitro oxides (NO dan NO2) dan kekurangan
oxygen akan terjadi carbon monoxide (CO), yang sangat berbahaya pada
manusia atau makluk hidup.

d. Flammability Kemudahan bahan peledak terhadap initiation dari bunga api atau
nyala api, beberapa kandungan bahan peledak dapat diledakan dengan api.
“Flammability”merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk
penyimpanan, transportasi, dan pemakaiannya.

e. Resistance to Freezing Pada negara-negara yang terjadi musim dingin dengan


temperatur dibawah 0°, dibutuhkan bahan peledak yang tahan beku

4
Dynamite dan Watergel berubah menjadi lebih keras pada temperatur
rendah dan akan merugikan dalam pengisian lubang tembak.

2. Performance Characteristic

a. Sensitivity

sensitivity to shock (impact), yaitu kepekaan bahan peledak terhadap benturan.

sensitivity to friction, yaitu kepekaan bahan peledak terhadap gesekan.

sensitivity to heat, yaitu kepekaan bahan peledak terhadap panas atau suhu
udara.

sensitivity to initiation, yaitu kepekaan bahan peledak terhadap ledakan


pendahuluan (initiator/penyalaan) sensitivity to cap , yaitu kepekaan bahan
peledak terhadap adanya gelombang ledakan dari bahan peledak lain yang
letaknya berjauhan.

b. Velocity of Detonation

Adalah kecepatan perambatan bahan peledak melalui suatu media.


Kecepatan bahan peledak akan lebih besar apabila melalui media yang
semakin rapat (confined), dengan kecepatan detonasi yang tinggi akan
diperoleh juga tenaga impact dimana dibutuhkan untuk pemecahan batuan.
Kecepatan perambatan peledakan dapat diukur dengan alat “micrometer”.

c. Strength

Adalah kekuatan (energi) yang ditunjukkan dari bahan peledak


biasanya dalam satuan %, artinya strength dari bahan peledak adalah satuan
yang menunjukkan kandungan (%) dari “blasting gelatine”. Diambil
standard satuan adalah “blasting gelatine” karena dikenal sebagai bahan
peledak campuran yang utama untuk keperluan sipil. Ada juga sebagai
pembanding adalah pemakaian NG (Nitroglycerin) dalam total berat dari

5
bahan peledak Secara theoretical dapat dikatakan bahwa “strength” adalah
energy yang terdapat dalam bahan peledak.

d. Detonation Stability

Artinya kemampuan kestabilan bahan peledak untuk meneruskan energi


kedalam seluruh lajur (column) bahan peledak.

e. Density

Dari suatu bahan peledak berat persatuan volume dinyatakan dalam (kg/l)
atau yang menentukan isian berat bahan peledak per unit panjang isian (gr/cc).

f. Permissibility

Sifat bahan peledak yang menggambarkan dapat tidaknya bahan peledak ter
sebut dipakai pada kondisi2 tertentu. Bahan peledak,bahan peledak
sederhana,klasifikasi bahan peledak,pdf klasifikasi bahan bakar cair padat
gas,peledakan dan bahan peledak.

2.3 Klasifikasi Bahan Peledak

a) Klasifikasi bahan peledak menurut J.J Manon

6
Gambar 2.1 Klasifikasi bahan peledak menurut J.J Manon

b) Klasifikasi bahan peledak menurut R.L Ash

Menurut R. L. Ash (1967) bahan peledak kimia dibagi menjadi :

1. Bahan peledak kuat (high explosive),yang memiliki sifat


detonation dengan kecepatan detonasi 5.000 - 24.000 feet per second (fps).
2. Bahan peledak lemah (low explosive), yang memiliki sifat
deflagration dengan kecepatan reaksi < 5.000 fps.

c) Klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith

Menurut Mike Smith (Mining Magazine, Feb. 1988)

1. bahan peledak dibagi menjadi:


2. bahan peledak kuat (high explosives)
3. blasting agents
4. speciality explosives
5. explosive substitut

7
Gambar 2.2 Klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith

2.4 Jenis-jenis Bahan Peledak

1. Black powder

Black powder termasuk bahan peledak lemah, terbuat dari campuran


arang, belerang, dan potassium nitrat, dan jika meledak akan bereaksi
sebagai berikut: Black powder peka terhadap panas, tidak tahan terhadap air.
Sekarang black powder sudah tidak banyak digunakan orang, kecuali untuk
isian sumbu api (safety fuse).

8
Gambar 2.3 Black powder

2. Dinamit

Gambar 2.4 Dinamit

Dinamit adalah jenis bahan peledak kuat, dengan nitrogleserin (NG) sebagai
bahan dasarnya (explosive base). Jenis dinamit:

a) Staight dynamit, yaitu dinamit dengan komposisi NG (20-57%) dan sebagai


pembawa oksigen (53-23%). Ini jenis dinamit paling peka.
b) Gelatine dynamite, yaitu dinamit dengan komposisi blasting gelatin (NG
dan nitrocellulose) ditambahdan . Jenis ini lebih tahan terhadap air.

9
c) Ammonium gelatin dynamite, yaitu dinamit dengan komposisi blasting
gelatin ditambah . Jenis ini memberikan energy yang lebih besar, tetapi
kurang tahan terhadap air.

Contoh komposisi dinamit:

Selain itu ada dinamit ang tidak menggunakan NG sebagai bahan dasar, misalnya
carbit yang menggunakan ammonium pechlorate.

3. Permissible explosive

Gambar 2.5 Permissible explosive

Ini adalah jenis bahan peledak kuat untuk tambang bawah tanah
khususnya batubara, dengan komposisi Ammonium gelatin dynamite
ditambah flame depressant misalnya NaCl untuk memperoleh temperature
peledakan rendah, volume gas sedikit, dan penyaaan sesingkat mungkin. Ini
bertujuan mencegah kemungkinan ledakan sekunder dari gas methane dan
atau debu batubara. Persyaratan bahan peledak permisibel:

1. Harus lulus uji non ignition dalam suatu gallery test.


2. Gap sensitivity ± 7,5 cm (3”) untuk dodol berdiameter 1,25 “.
3. Noxious gas : klas A : 0-53 liter gas per 1,5 lb handak. Dan kelas B : 53-
106 liter gas per 1,5 lb handak.

10
4. Blasting agent Yaitu terdiri dari campuran yang tidak mengandung bahan
yang dapat digolongkan sebagai bahan peledak seperti ANFO, ALANFO,
Slurry/watergel/emulsions, heavy ANFO.

2.5 Perlengkapan dan Peralatan

Perlengkapannya: Ms connector/detonating relay/delay connection.


Perlengkapan peledakan (blasting accessories atau blasting supplies) ialah
material yang diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga
isian bahan peledak dapat dinyalakn. Perlengkapan bahan peledak hanya
dapat dipakai untuk satu kali penyalaan saja. Perlengkapan peledakan antara
lain:

1. Detonator

M Detonator listrik (electric blasting caps = EBC), ada dua macam yaitu
detonator seketika (instantaneous EBC) dan detonator tunda (delayed EBC).

M Detonator biasa (plain/ordinary detonator), digunakan denagan sumbu


api.

M Kabel listrik (connecting wire)

M Insulator tape

2. Sumbu api (safety fuse) dengan perlengkapannya : igniter cord, igniter cord
connector.

3. Sumbu ledak (detonating fuse) dengan

Peralatan peledakan (blasting equipment) ialah alat-alat yang diperlukan


untuk menguji dan menyalakan rangkaian peledakan, sehingga alat tersebut
dapat dipakai berulang-ulag. Peralatan peledakan antara lain :

1. Blasting machine (sumber energy listrik DC), beserta Ohm meter (penguji
tahanan rangkaian), Rheostat (penguji kapasitas blasting machine).

11
2. Cap crimper (sejenis tang khusus untuk peledakan).
3. Kabel utama (bus wire, leading wire), yaitu kabel yang menghubungan
blasting machine ke rangkaian peledakan listrik

Peledakan dengan menggunkan arus istrik searah (DC) sebagai sumber


tenaga, dihasilkan dari blasting machine. Arus listrik berfungsi
membangkikan panas yang dapat menyalakan detonator, kemudian
detonator akan meledakkan primer dimana terdapat isian.

BAB III

PENUTUP

12
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan Makalah diatas dapat di simpulkan bahwa :

1. Bahan peledak merupakan bahan atau zat yang berbentuk padat, cair atau
campurannya, yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan atau
gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian
besar atau seluruhnya berbentuk gas.
2. Karakteristik bahan peledak, dibagi dua macam yaitu Environment
Characteristic dan Performance Characteristic
3. Bahan peledak dikelompokkan menjadi 2, yakni bahan peledak kuat (High
Explosive) dan bahan peledak lemah jelasin (Low Explosive). High
Explosive ialah daya ledak tinggi melibatkan sebuah proses yang
dinamakan detonasi(pembakaran) . High Explosive meledak dengan
kecepatan berkisar 3 hingga 9km per detik. Low Explosive adalah satuan
ledak dengan kekuatan kecil bisa dihasilkan dengan memberikan tekanan
di suhu udara tertentu .Low Explosive meledak dengan kecepatan berkisar
600m hingga 1km per detik.

3.2 Saran

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali


kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

13

Anda mungkin juga menyukai