BAHAN PELEDAK
3.1 tujuan
3.2 peralatan
3.4 Pendahuluan
secara praktis, bahan pledak adalah kemampuan kimia yang mampu mengurai
dengan cepat menghasilkan ledakan. Pengurai ini menghasilkan gas bertemperatur dan
bertekanan tinggi sehingga dapat kerja mekanis sekelilingnya. Agar dapat dipakai dengan
aman, bahan peledak harus mempunyai stabilitas kimia yang baik pada berbagai kondisi
seperti gesekan, impact, atau panas.
secara umum, bhan peledak bahan peledak dapat di definisikan sebagai kumpulan
unsur padat, cair, tau gas yang berkondisi meta stabil dan dapat melakukan reaksi kimia
dengan cepat tanpa ada unsure lainnya oksigen atmosfer. Reaksianya dapat dipicu secara
mekanis kejut atau panas. Ketahanan untuk melakukan reaksi mencerminkan sensitifitas
bahan peledak.
OKSIGEN
Berdasarkan kategori dasar pembentukan proses ledakan maka bahan peledak dapat
dibagi sebagai berikut :
Pada kecepatan reaksi kimia semua bahan peledak bergantung pada kekuatan
gellombang kejut. Bahan peledak yang terdiri dari molekul-molekul berenergi tinggi akan
menghasilkan dekomposisi reaksi kimia sesuai dengan menurunnya amplitudo gelombang
kejutnya.
Pada tabel 3.1 terlihat klasifikasi metode pemecahan batuan berdasarkan energy
yang digunakan. Dari metode yang disebutkan diatas hanya energi kimiayang dipergunakan
secara luas untuk pemberaian batuan yang kuat. Kevuali bahan peledak kimia, masih ada
bahan peledak lain , yaitu bahan peledak mekanis (mechanical explosive) dan nuklir
(nuclear) seperti yang tercantum dalam klasifikasi bahan peledak menurut manon, 1976.
Menurut mike smith ( mining magazine, feb. 1988) bahan peledak dibagi menjadi :
a. Bahan peledak kuat (high explosives)
b. Blasting agents
c. Specially explosives
d. Explosive subtitues
Eksplosives
Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang
apabila dikenakan panas, benturan, gesekan, atau kejutan (shock) secara cepat dengan
sendirinya akan bereaksi dan terurai (exothermic decomposition). Penguraian ini
menghasilkan produk yang lebih stabil, umumnya berupa gas-gas bertekanan tinggi, karena
gas-gas tersebut menggembung pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari
reaksi eksotermis.
Besarnya tenaga yang dihasilkan suatu bahan peledak terutama tergantung pada
jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan. Ada dua macam istilah untuk reaksi yang
terjadi pada bahan peledak kimia, yaitu detonation dan deflagration. Detonation
menunjukan reaksi kimia yang terjadi pada bahan peledak dengan kecepatan suara yang
menyebabkan shattering effect, sedangkan deflagration menyebabkan heaving effect .
Bahan peledak lemeh merupakan campuran dari potsium nitrat atau sodium nitrat,
sulphur, dan charcoal yang biasa disebut dengan black pouder. Black pouder diproduksi
dalam dua bentuk, yaitu :
a. Granular atau black blasting powder yang berbentuk butiran kecil; biasanya dikenal
dalam tong seberat 25 pound
b. Pelleted atau pellet pouder yang berbentuk silinder. Ada dua macam black blasting
powder, yaitu :
i. Grade a adalah black blasting powder yang mengandung saltpeter atau
potassium nitrat, charcoal, dan sulsur (75% : 15% : 10%). Bahan peledak ini
lebih cepat reaksinya, sedikit lebih berat dan kurang higrokopis dibandingkan
dengan grade b.
ii. Grade b adalah black blasting powder yang mengandung sodium nitrate,
charcoal, dan sulfur (72% : 16% : 12%).
Kecepatan pembakaran (burning speed) dari black blasting powder dikontrol oleh ukuran
butir. Semakin kecil ukuran butirnyaakan semakin cepat pembakaran atau reaksi kimianya.
Beberapa bahan dapat mempunyai fungsi lebih dari satu. Bahan peledak dasar adalah bahan
yang berbentuk padat atau cair yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan
(shock) akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelebasan atau
pembebasan energi panas yang besar.
Combustibles dan oxigen carriers ditambahkan dalam suatu bahan peledak untuk
mendapatkan oxigen balance yang baik untuk menghindari terbentuknya no2 (nirogen
oxide) atau co (carbon monoksida). Antacid ditambahkan dalam campuran suatu bahan
peledak untuk menambahkan stabilitas pada waktu penyimpanan dan absorbends digunakan
apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cair.
Bahan peledak mempuanyai bermacam-macam sifat. Untuk jenis bahan peledak tertentu
sifat-sifatnya bervariasi tergantung dari pabrik pembuatannya. Sifat-sifat bahan peledak
yang akan dibahas disini adalah sifat-sifat yang berguna sebagai untuk memilih bahan
peledak sifat-sifat tersebut adalah sifat fisik bahan peledak dan sifat detonasi.
a. Bobot isi
b. Sensitivitas
c. Ketahanan terhadap air
d. Stabilitas kimia
e. Karakteristik gas peledakan
f. Karakteristik keselamatan
Bobot isi
Bobot isi bahan peledak merupakan salah satu parameter penting dalam pemilihan
bahan peledak yang cocok untuk suatu kegiatan peledakan batuan. Bobot isi berhubungan
dengan masa bahan peledak yang menempati ruang lubang ledak. Energi bahan peledak
yang disuplai oleh bahan peledak merupakan fungsi dari jumlah masanya, semakin tinggi
bobot isi semakin besar energi peledakannya. Bahan peledak curah dapat dikirim dalam
berbagai bobot isi. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengatur distribusi energi peledakan
pada kondsis geometri peledakan yang polanya tidak beraturan.
Bobot isi dari suatu bahan peledak dapat pula dinyatakan dalam berat jenis. Berat
jenis adalah nisbah bobot bahan peledak terhadap bobot air pada kondisi beku (standar).
Berat jenis tidak bersatua, dan bobot isi bersatuan, misalnya gr/cc, atau lb/cuft. Bobot isi
juga dapat dinyatakan dengan cartridge count atau slick count, yaitu jumlah dodol yang
berukuran standar 1.25 x 8 yang ada dalam suatu packed seberat 50 lb.
Berat jenis bahan peledak komersial adalah antara 0,6-1,7 atau coutridge count
antara 23,3-82. Bahan peledak berbentuk butiran (free running explosives) bobot isinya
sering dinyatakan dalam jumlah poun bahan peledak per feet panjang muatan dalam lubang
peledak yang ukurannya telah ditentukan (loading density, lb/ft). Biasanya bahan peledak
yang mempunyai bobot isi tinggi akan menghasilkan kecepatan detonasi dan tekanan yang
tinggi. Untuk peledakan yang kondisinya sukar atau peledakan yang diharapkan dapat
menghasilkan fragmentasi berukuran kecil diperlukan bahan peledak dengan bobot isi
tinggi, sedangkan diperlukan bahan peledak bobot isi rendah.
Bobot isi suatu bahan peledak menjadi amat penting jika bekerja di tempat yang
kondisinya berair. Karena bobot isinya harus lebih besar dari 1 gr/cc agar tidak mengapung
kedalam bantalan air. Bobot isi air dalam lubang ledak biasanya lebih besar dari 1,1 gr/cc,
karena adanya partikel padatanatau garam-garam yang terlarutkan dan sangat dianjurkan
untuk menggunakan bahan peledak yang bobot isinya lebih besar dari 1,1 gr/cc. Sensitivits,
vod, dan energi peledakan yang dipengaruhi oleh bobot isi. Sensitifitas hampir semua bahan
peledak curah menurun dengan menaikannya vod dan bobot isi. Sedangkan bobot isi untuk
bahan peledak komersial dapat dilihat pada tabel 4.3.
Bahan peledak Bobot isi (gr/cc) Bahan peledak Baobaot isi (gr/cc)
Anfo lepas 0,75 0,85 Emulsi 1,1 1,3
Anfo pneumatik 0,80 1,10 Campuran emulsi 1,0 1, 35
Anfo bi renadah 0,20 0,75 Water gels dan 1,0 1,3
sluries
B. Sensitivitas
Uji sensitifitas blasting cup no. 8 adalah uji standar yang sering dipakai industri
bahan peledak . Blasting cup no. 8 ini merupakan kategori yang lemah dan mempunyai
kandungan 2 gram campuran yang terdiri 80% mercury fulminate dan 20% potassium
chlorate. Sedangkan blasting cup yang lebih kuat adalah berisi petn.
Ketahanan bahan peledak terhadap air adalah suatu ukuran dari suatu bahan peledak
berada dalam air dengan tidak merusak atau merubah /mengurangi kepekaanya (sensitivity).
Apabila terdapat air dalam lubang ledak dan waktu memuat dan meledakkan agak singkat,
bahan peledak dengan ketahanan air baik (good, 4-8 jam), sudah memenuhi. Jika waktu
bahan peledak berada dalam lubang ledak agak lama perlu dipakai bahan peledak dengan
nilai ketahanan air yang sangat baik ( 8 12 jam ) atau memuaskan (excelent, >12 jam).
D. Stabilita kimia
Secara kimia bahan kimia tidak berubah bila dijaga pada kondisi peyimpanan
tertentu namun demikian dapat dikatakan bahwa stabilitas kmia akan berubah akibat
beberapa hal.
Berikut inii adalah beberapa faktor yang memepengaruhi umur bahan peledak :
Untuk memudahkan identitas kerusakan bahan peledak secara visual adalah sebagai berikut :
1. Kritalisasi
2. Prubahan warna
3. Kinerja lapangan buruk
Diharapkan bahan peledak komersial menghasilkan uap air (h2o), karbon dioksida
(co2), dan nitrogen (n2), walaupun kadang-kadang terdapat juga hasil tambahan yang tidak
diharapkan, yaitu gas-gas beracun seperti karbon monoksida ( co akibat dari negatif neraca
oksigen), dan nitrogen oksida (no2 akibat dari positif nereca oksigen). Gas-gas beracun ini
terbentuk karena hasil suatu proses peledakan yang tidak zero oxigen balance.
Gas gas beracun ini disebut fumes dan fumes class dari suatu bahan peledak
menyatakan sifat dan jumlah dari gas-gas beracun yang terbentuk di dalam proses
peledakan. Untuk peledakan di tambang terbuka faktor gas beracun tidak merupakan suatu
persoalan. Namun untuk pekerjaan tambang bawah tanah atau pekerjaan dalam ruang
tertutup atau terkurung, nilai gas beracun dari suatu bahan peledak yang dipakai merupakan
faktor penting yang harusdipertimbangkan. Kehadiran gas-gas beracun ini dapat disebabkan
beberapa hal sebagai berikut :
Nilai gas beracun ini dari suatu bahan peledak didasarkan pada anggapan bahwa
bahan peledak diledakakkan dalam bentuk dodol ledak. Pengupasan pembungkus dodol
ledak suatu bahan peledak akan mengganggu neraca oksigen dan akan berpengaru kurang
baik terhadap gas-gas beracun yang dihasilkan dan efisiensi peledakan. Air dalam lubang
ledak dapat pula mempunyai pengaruh yang merugikan pada gas-gas beracun yang
dihasilkan pada proses peledakan, disebabkan oleh kerusakan bahan peledakan atau
penyerapan panas dari proses peledakan. Tabel 4.3. Menunjukan klasifikasi dari bahan
beracun.
Untuk memilih bahan peledak yang sesuai, juru ledak harus mengetahui kondisi fisik
batuan (kekerasan, density, struktur geologi dan sebagainya) dan kondisi tempat kerja
(keadaan air, ventilasi yang tersedia) dan tujuan dari pekerjaan peledakan. Berdasarkn
faktor-faktor tersebut dapat dipilih bahan peledak yang mempunyai sifat-sifat sesuai.
F. Karakteristik keselamatan
Sifat bahan peledak yang sangat penting adalah kecepatan detonasi yang dapat
diukur atau dinyatakan dalam angka terkurung (confined) atau harga tidak terkurung dengan
satuan meter per detik (mpd). Kecepatan detonasi terkurung (confined detonation velocity)
adalah ukuran dari kecepatan gelombang detonasi (detonation wave) yang merambat
melalui kolom bahan peledak di dalam lubang ledak atau ruang terkurung lainnya.
Tekanan lubang ledak yang dipulikasi oleh produsen bahan peledak seringnya
didasarkan pada kekurangan vod dengan muatan bahan peledak terkurung. Dalam
melakukan peledakan anfo, parameter bahan peledak sangat berguna karena anfo adalah
bahan peledak yang kurang sensitif oleh karenanya tekanan detonasi tinggi sangat
diharapkan. Tekanan yang berada di belakang muka detonasi menghasilkan tekanan lubang
ledak sekitar 50% tekanan detonasi dan ini adalah hasil ekspansi gas-gas. Tekanan lubang
ledak menunjukan bahwa energi gas dari bahan peledak dan nilainya bergantung kepada :
1. Pengungkungan (pengurungan)
2. Jumlah gas yang membangkitkan
3. Temperatur produk reaksi kimia bahan peledak
Tekanan lubang ledak diakibatkan dari ekspansi gas-gas reaksi kimia bahan peledak,
oleh karenanya tidak mungkn diukur karena tekanan kejutnya sangat besar dimuka detonasi
yang dapat merusakkan semua peralatan ukur.
Strength (kekuatan) adalah ukuran untuk mengukur energy yang terkandung dalam
bahan peledak dan kerja yang dapat dilakukan oleh bahan peledak. Tes yang dipakai untuk
mengukur adalah ballistic mortar test. Istila strength pertam kali dipakiuntuk dinamit
dengan campuran nitrogliserin dan kieselguhr (inert filler), 60 % dinamint mengandung 60%
berat nitrogliserin dan kekuatannya 3 kali kekuatan 20% dinaamit.
Sekarang inert filler dari straigth dynamite disubtitusi dengan bahan aktif (active
ingredients) seperti sodium niitrate dan carbonaceous fuel yang akan menambah energi
dalam bahan peledak. Akibatnya 60% nitrogliserin hanya kurang lebih 1,5 kali kekuatan dari
20% straigth dynamite, karena energi yang diberikan oleh tambahan sodium nitrate dan
carbonaceous material dalam 20% straigth dinamite.
Dua macam ukuran strength yang dipakai untuk menilai bahan peledak komersial,
yaitu : wight strength adalah membandingkan kekuatan bahan peledak dengan dasar berat
yang sama dab bulk strength, yang membandingkan kekuatan bahan peledak dengan besar
volume yang sama. Secara tradisional istrength dinyatakan dalam persen dengan strength
nitroglycerin dynamite dipakai sebagai standar. Wight strength dan kekuatan dodol ledak
dari suatu bahan peledak adalah sama apabila specifik grafity dari bahan peledak adalah 1,4.
1. Weight strength
Weight strength berguna untuk membandingkan potensi kinerja suatu bahan peledak
dengan basis faktor energi. Weight strength biasanya didefineisikan sebagai berikut
Weight strength = energi tersedia dari suatu bahan peledak x 100% energi tersedia anfo
Secara umum kekuatan dinamit dinyatakan denga dasar weight strength dan gelatin
dinyatakan dengan dasar kekuatan bulk strength. Walaupun ini tidak selalu benar.
2. bulk sterngth
bulk sterngth suatu bahan peledak dinyatakan sebagai perbandingan energi suatu
bahan peledak terhadap nergi yang diberikan oleh volume ekivalen bahan peledak ANFO.
bulk sterngth berguna untuk membandingkan potensi kinerja suatu bahan peledak dengan
basis volume ekivalen lubang ledak, atau panjang muatan dengan diameter lubang yang
sama.
bulk sterngth = weight strength x bobot isi x 100% bobot isi ANFO
energi yang tersedia tidak memberikan indikasi laju pelepasan energi (energy release
rate = ERR) atau roposisi suatu bahan peledak untuk bekerja secara efektif dalam
pembongkaran dan pemindahan batu. Weight dan bulk sterngths tidak memberikan energi
tersedia secara langsung memainkan hanya perkiraan kerja efektif yang bisa dilakukan oleh
suatu bahan peledak. Oleh karena itu timbul suatu istilah baru yang disebut sebagai energi
evektif.
Energi efektif (EE) adalah energi yang berguna dalam proses detonasi atau energi
yang dilepaskan oleh bahan peledak begitu tekanan gas ledakan menurun dan berhenti
dimana tekanan gas keluar dari masa batuan dan oleh karena itu berhenti melakukan kerja
efektif. Energi tersedia dapat diplot dalam bentuk Energi Kumulatif dengan menurunnya
tekanan gas. energi efektif adalah Kumulatif Pelepasan Energi hingga berhenti, yaitu pada
tekanan sekitar 100.000 kPa atau 1000 bar. Nilai Energi Efektif lebih kecil daripada energi
total atau energi tersedia, dan bergantung kepada karakteristik kurva energi Tekanan.
Ballistic mortar
Trautzl lead block test
Underwater deonation test
Crater test
Langefors weight strength
4.1 tujuan
1. Memahami jenis-jenis detonator
2. Memahami perlengkapan peledakan dan kegunaannya
4.2 peralatan :
1. detonator
2. Kabel pe;edakan
3. Booster
4.3 urutan percobaan
1. Memasang detonator ke boster
2. Menyambungkan detonator
4.4 Detonator
Detonator termasuk kedalam perlengkapan dalam proses peledakan, yakni alat
pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam bentuk letupan atau ledakan kecil, sebagai
bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau primer.
Instantaneous detonator
Yakni detonator yang meledak langsung setelah sumber energi menginisiasi isian
primer dan sekunder
Delay detonator
Yakni detonator yang dapat menunda sumber energi beberapa saat, untuk
meledakkan isian primer dan sekunder.
Paduan dari sumbu bakar dan detonator biasa ini adalah yang umum dipakai di stope
tambang bawah tanah karena pada peledakan seperti ini jumlah lubang relatif sedikit yakni
antara 1sampai 10 lubang ledak, serta pola sambungan sumbu dapat dibuat melingkar atau
radikal.
Pada prinsipnya susunan dan jenis kandungan ini, sama dengan detonator biasa, pijar
dari kawat halus akan membakar ramuan pembakar dan kemudian menyentuh isian utama
sehingga menghasilkan gelombang sentak yang akan meledakkan isian dasar, jadi terlihat
disini bahwa prinsipnya detonator listrik sama dengan detonator biasa bedanya hanya pada
penyalaannya
Keuntungan
Jumlah lubang ledak yang dapat diledakkan sekaligus relatif lebih banyak
Pola peledakan lebih leluasa
Hasil peledakan lebih leluasa
Penanganan lebih mudah dan praktis
Kerugian
Untuk daerah peledakan yang banyak kilat, pemakaian detonator listrik kurang
aman
Pengaruh gelombang radio, televisi dan sumber-sumber arus listrik lainnya harus
dipertimbangkan
Membutuhkan perlengkapan tambahan, seperti sumber arus listrik, alat-alat
pengetest dan lain-lain.
Setiap detonator listrik dilengkapi kabel listrik yang berhubungan langsung dengan
tabung detonator, panjang kabel dari detonator listrik bermacam-macam sehingga dapat
disesuaikan dengan kedalaman lubang ledak.
Kekuatan arus listrik minimum yang diizinkan untuk dapat meledakkan detonator
listrik adalah 1 hingga 1,5 ampere, sehingga apabila ada arus listrik liar yang tidak
diinginkan masuk kedalam detonator melalui kabel lebih kecil dari 1 hingga 1,5
ampere maka diharapkan detonator tidak terpicu atau tidak meledak. Seperti detonator biasa
maka detonator listrik pun diproduksi dalam 2 jenis, biasanya bahan dasar tabung dibedakan
antara baja dan aluminium.
Detonator listrik terdiri dari beberapa jenis didasarkan pada tenggang waktu
penyalaan antara saat penyalaan dan timbulnya ledakan dan juga kegunaan khusus dari
pemakaian detonator tersebut.
Intatuneus detonator
Pada intatineus detonator, begitu arus listrik dilepas dan mengalir dari sumber arus
listrik blasting machine maka serentak pada saat itu juga detonator langsung
meledak. Dengan kata lain begitu arus listrik dilepaskan dari blasting machine
dengan kecepatan rambat arus yang tinggi maka hampir seketika itu kawat halus
dalam detonator berpijar dan membakar ramuan pembakar yang telah membakar
seketika itu langsung membakar isian utama dan menghasilkan sentakan yang
berfungsi untuk menghentak isian dasar dan rangkaian kegiatan ini berlangsung
cepat.
Intatuneus detonator umumnya dipakai untuk pola peledakan yang hanya satu baris
(single room) dan jumlah primer didalam kolom ledaknya hanya ada satu single
primer.
Half second delay adalah selang (interval) satuan waktu adalah setiap detik-
sekon misalnya , 1 , 1 ,2.
Quarter second delay adalah selang (interval) satuan waktunya adalah detik
misalnya , . 1 detik.
Milli second delay adalah satuan waktu yang dipakai adalah milli detik atau
1/1000 detik selang interval waktu tekecil yang umum adalah 25 mili detik.
Misalnya 25, 50, 75, 100, 125 milli second.
4.2.3 NONEL Detonator (Detonator NONEL)
Detonator non listrik yang penylaanya menggunakan sistem ledakan awal, baik
dengan detonator listrik/biasa, shotgun, atau blasting mechine. Bahan isian yang sangat
mudah bereaksi. Bahan isian pipa plastik ini dapat menghantarkan gelombang detonasi
sampai 2000 m/s (6000 ft/s) sumber gelombang detonasi yang dihantarkan dari sumbu ledak.
Adapun keuntungan dari detonator non listrik ini, diantaranya adalah :
Tube/Tabung plastik, yang isian di dalamnya adalah berupa bahan kimia reaktif
terdiri dari jenis HMX.
Detonator non lislrik (High Strenght Delay Detonator)
Connector
Label delay (delay tag)