BAHAN PELEDAK
2.1. Pendahuluan
.
2.2.Penyajiam
2.2.1. Klasifikasi Bahan Peledak
Berdasarkan pada perbedaan menurut bentuk energi yang digunakan untuk membagi
batuan , maka klasifikasi berikut dijadikan (Tabel 3-1 )
TABEL 3-1
KLASIFIKASI METODA PECAHAN BATUAN BERDASARKAN PADA ENERGI
YANG DIPERGUNAKAN
37
Dari metoda yang disebutkan diatas hanya energi kimia atau metode peledakan yang
digunakan secara luas untuk pemberaian batuan yang kuat. Kecuali bahan peledak
kimia, masih ada jenis bahan peledak lain, yaitu bahan peledak mekanis (mechanical
explosive) dan nuklir (nuclear) seperti yang tercantum da;lm klasifikasi bahan peledak
menurut J.J. Manon (lihat Gambar 3.1)
Menurut Manon, "permissible explosives" digolongkan dalam bahan peledak
lemah. hal tersebut kurang tepat karena tidak semua "permissible explosive"
merupakan bahan peledak lemah. sehingga sebaiknya dipakai klasifikasi bahan
peledak berikut (lihat Gambar 3.2).
GAMBAR 3.1
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK MENURUT J.J. MANON
38
GAMBAR 3.2
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK
39
3. Menurut Mike Smith ("Mining Magazine". Feb. 1988) bahan peledak
dibagi menjadi : (lihat Gambar 3.3) :
a. bahan peledak kuat (high explosives)
b. "blasting agents"
c. "speciality explosives"
d. "explosive substitutes"
GAMBAR 3.3
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK MENURUT MIKE SMITH
TABEL 3-2
MIKE KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK MENURUT ANON
Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia
yang apabila dikenakan panas, benturan, gesekan atau kejutan (shock)
40
secara cepat dengan sendirinya akan bereaksi dan terurai (exothermic decomposition)
Penguraian ini menghasilkan produk yang lebih stabil, umumnya berupa gas-
gas bertekanan tinggi, karena gas-gas tersebut mengembang pada suhu tinggi
akibat panas yang dihasilkan dari reaksi eksotermis.
Ada dua macam istilah untuk reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia,
yaitu "detonation" dan "deflageration". "Detonation" menunjukkan reaksi
kimia yang terjadi pada bahan peledak dengan kecepatan yang lebih cepat
daripada kecepatan suara dan menyebabkan "shattering effects"
sedangkan "deflageration" menunjukkan reaksi kimia yang lebih
lambat daripada kecepatan suara dan menyebabkan "heaving effect".
Bahan peledak lemah adalah campuran dari potasium nitrat atau sodium
nitrat. sulphur,dan charcoal yang biasa disebut "black powder".
41
TABEL 3-3
Kecepatan pembakaran (burning speed) dari “black blasting powder” dikontrol oleh
ukuran butir, semakin kecil ukurannya akan semakin cepat pembakaran atau reaksi
kimianya.
42
“Blasting powder A” diproduksi dalam bermacam-macam butiran baku (standard),
tetapi hanya beberapa saja yang dipasarkan yaitu 4FA, 5FA, dan 7FA, “Blasting powder
B” diproduksi dalam enam butiran baku dari 2C sampai 4F.
“Pellet powder” adalah “black powder” yang dibentuk menjadi “pellet” yang berbentuk
silinder, panjang 2 inci , diameter 11/4 – 2 inci . Setiap “pellet” di tengahnya berlubang
dengan diameter 3/6 inci. Gunanya untuk memasukkan sumbu dan mengikat atau
menyisipkan detonator (electric squib). Empat “pellet” dibungkus dengan kertas
membentuk cartridge yang panjangnya 8 inci. Komposisi “pellet powder” pada
dasarnya sama seperti “blasting powder B” dengan sedikit modifikasi dengan
menambah bahan-bahan tertentu untuk mengontrol sifat fisik dan sifat kimia bahan
peledak tersebut.
“Pellet powder” diproduksi dalam dua mutu baku (standard grade) yaitu no.4 dan no.5
No 4 reaksi peledannya lebih cepat daripada no. 5.
Bahanpeledak dasr adalah bahan yang berbentuk padat atau cairan yang apabila
dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock) akan terurai menjadi produk yang
berupa gas-gas disertai pelepasa atau pembebasan energi panas yang besar.
“Combustibles” dan oxygen carriers” ditambahkan dalam suatu bahan peledak
untuk mendapatkan “oxygen balance” yang baik atau menghindari terbentunya NO2
(nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide).
“Antacid” ditambahkan dalam campuran suatu bahan peledak untuk menambahkan
stabilitas pada waktu penympanan dan “absorbent” digunakan apabila diperlukan
untuk menyerap bahan peledak yang bebentuk cairan.
43
2.2.3. Kompoisi Kimia Bahan Peledak
Bahan Peledak Kuat yang diperdagangkan pada umunya diharapkan menghasilkan
panas peledakan (heat explosion) setinggi mungkin , memberikan energi maksimum
dan menghindari terbentunya gas-gas beracun (fumes). Bahan Peledak komersial
merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga dicapai keadaan
“oxygen balance” (sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance).
Umumnya produk yang dikehendaki atau suatu peledakan adalah uap air (steam,
H2O). carbon dioxide(CO2) , gas nitrogen (free molecular nitrogen, N2) dan oksida
padat (solid oxides) semua ny adalah relative (inert) dan tidak beracun
Contohh :
3NH4NO3 + CH2 → 7H2O + CO2 + 3N2
2Al +6 NH4NO3 + CH2 → 13 H2O +CO2 + 6N2 + Al2O3
Untuk memecahkan soal neraca oksigen perlu ditentukan angka-angka gram atom setiap
elemen persatuan berat .
Contoh :
NH4NO3 dengan berat molekul 80 , jumlah gram atom untuk masing-masing elemen
per 100 gram senyawa adalah sebagai berikut :
44
N : 2 gram atom per mole
2/8 x 100 = 2,50 gram atom per 100 gram
Pertama adalah menentukan jumlah gram atom elemen semua bahan-bahan yang
terkandung dalam 100 gram campuran (bahan peledak). Pada Tabel 3-4 dinyatakan
jumlah gram atom setiap elmen dalam setiap 100 gram bahan (ingredient)
45
TABEL 3-4
DATA KIMIA UNTUK BEBERAPA BAHAN PELEDAK DAN CAMPURANNYA
46
gram campuran terdapat elemen hidrogen = 0,18 x 2,20 = 0,396 gram
atom. Dengan cara yang sama jumlah gram atom setiap elemen dalam
setiap bahan dihitung seperti di bawah ini :
2 . 2 . 3 . 2 . K o m p o s i s i b ah a n p e l e d a k
Membuat suatu bahan peledak dengan kualitas yang memenuhi persyaratan tertentu
memerlukan pengertian tentang campuran bahan-bahan dalam bahan
peledak dan bagaimana kemungkinan reaksinya.
47
a. Bahan peledak mengandung AN, NG, dan "wood pulp" (SG) yang
perlu dihitung berapa perbandingan setiap bahan dalam campuran
Apabila persamaan reaksinya diketahui maka dapat dihitung sebagai berikut :
a AN + b NG + c SG = d CO 2 + e H 2 0 = f N2
atau
11 NH4NO3 + 2 C3H5(NO3)3 + C6H1005 = 12 CO2 + 32 H20 + 14 N2
AN = 100x(880/1496) = 58,8%
NG = 100x(454/1496) = 30,4 %
SG = 100x(162/1496) = 10,8 %
a AN + b FO = c 002 + d H20 + e N2
OB = O0 – 2C0 -1/2 H0
48
Substitusikan angka gram setiap elemen ke dalam persamaan :
1,25X = 21,60 Y
X = 17,3 Y
Sifat-sifat bahan peledak yang akan dibahas disini adalah sifat-sifat yang
berguna sebagai petunjuk untuk memilih bahan peledak. S ifat-sifat
ters ebut adalah "s t re ng th ", " de to na ti on ve lo ci ty ", "d en s i ty ",
"d et on at io n p re s s u re ", "w a te r resistance", dan "fumes class", "sensitivity and
sensitiveness".
49
"S tr en gt h" a da la h uk ur an ya ng d ip er gu na ka n u nt uk me ng uk ur en er gi
ya ng terkandung dalam bahan peledak dan kerja yang dapat dilakukan
oleh bahan peledak. Tes yang dipakai untuk mengukur adalah "ballistic mortar test".
Dua macam ukuran strength yang dipakai untuk menilai bahan peledak
komersial yaitu "weight strength" adalah membandinakan kekuatan bahan
peledak dengan dasar berat yang sama dan "cartridge" atau "bulk
strength" membandingkar kekuatan bahan peledak dengan dasar volume
yang sama. Strength dinyatakan dalam persen dengan "straight nitroglycerin
dynamite" dipakai sebagai standar.
"Weight strength" dan "cartridge strength" dari suatu bahan peledak adalah
sama apabila "specific gravity" dari bahan peledak adalah 1.4.
50
pound) kurang lebih 100, maka "weight strength" sama dengan "cartridge
strength". Kalau "spesific gravity" kurang dari 1,4 (cartridge count lebih
besar dari 100), maka "cartrid g e strength" kurang dari "weight strength".
Kebalikannya akan terjadi apabila berat jenis (specific gravity) lebih besar
dari 1,4.
Monogram dalam Gambar 3.4 dapat dipergunakan untuk menghubungkan
keaua ukuran "strength" tersebut.
Sifat bahan peledak yang sangat penting adalah kecepatan detonasi yang
dapat diukur atau dinyatakan dalam angka terkurung (confined) atau
harga tidak terkurung dengan satuan feet per detik (fps).
51
GAMBAR 3-4
MONOGRAM “WEIGHT-CARTRIDGE STRENGTH” DAN “ CARTRIDGE
COUNT”
52
pengukuran dilakukan di dalam pengurungan dengan pipa besi dengan diameter
berbeda- beda.
53
sering dinyatakan dalam jumlah pound bahan peledak per foot panjang muatan dalam
lubang tembak yang mempunyai kerapatan tinggi akan menghasilkan kecepatan
detonasi dan tekanan yang tinggi.
Untu peledakan di tempat yang kondisinya sukar atau peledakan yang diharapkan dapat
menghasilkan fragmentasi berukuran kecil diperlukan bahan peledak dengan kerapatan
tinggi ,sedangkan sebaliknya diperlukan bahan peledak dengan kerapatan rendah
Kerapatan suatu bahan peledak menjadi amat penting jika bekerja di tempat yang
kondisi berair . Bahan peledak dengan berat jenis kurang dari 1,0 atau “Cartridge
count” lebih besar dari 140 tidak tenggelam dalam air.
Hubungan antara kerapatan atau berat jenis , “cartridge count” dan loading density”
adalah sebagai berikut :
Berat jenis atau spesifik grafity (SG) tidak mempunyai satuan , sedangkan kerapatan
mempunyai satuan gg/cc atau lb/cuft. “Cartridge count” atau “Stick Count” (SC) adalah
julah “cartridge “ dengan ukuran 11/4 x 8 di dalam kotak seberat 50lb. Loading density
(de) adalah jumlah berat bahan peledak per foot dari panjang muatan dengan satuan
lb/ft. Sedangkan diameter muatan dinyatakan dalam inci
de = 0,34 De2 (SG)
bila : SG = 140/SC atau 141 / SC
maka: de = 48De2 /SC
Tekanan detonasi adalah fungsi dari kecepatan detonasi dan density suatu
bahan peledak, merupakan ukuran tekanan di dalam gelombang detonasi
(detonation wave).
4,18 x10 7 DC 2
P
(1 0.80 D)
dimana,
P = tekanan detonasi, kbr (1 kbr = 14.504 psi)
54
D = specific gravity
C = kecepatan detonasi, fps
Apabila terdapat air dalam lubang tembak dan waktu antara memuat
dan meledakkan agak singkat, bahan peledak dengan nilai "water
resistance" baik sudah memenuhi. Jika waktu bahan peledak berada dalam
lubang tembak agak lama perlu dipakai bahan peledak dengan nilai "water
resistance" yang sangat baik atau sempurna (excellent).
55
penting yang harus dipertimbangkan.
Nilai "fumes" dari suatu bahan peledak didasarkan pada anggapan bahwa
bahan peledak diledakkan dalam bentuk "cartridge". Pengupasan pembungkus
"cartridge" suatu bahan peledak akan mengganggu neraca oksigen dan akan
berpengaruh kurang baik terhadap gas-gas beracun yang dihasilkan dan
efisiensi peledakan. Air dalam lubana tembak dapat juga mempunyai
pengaruh yang merugikan pada gas-gas beracun yang dihasilkan dalam
proses peledakan. disebabkan oieh kerusakan bahan peledak atau
penyerapan panas dari proses peledakan. Tabel 3-5 menunjukkan klasifikasi
dari "fumes".
Setiap pekerjaan peledakan yang telah ditentukan selalu ada bahan peledak
atau "blasting agents" yang cocok dan akan memberikan hasil yang terbaik.
Untuk memilih bahan peledak yang sesuai. juru tembak harus mengetahui
kondisi fisik batuan (kekerasan, density, struktur geologi, dan sebagainya)
dan kondisi tempat kerja (keadaan air. ventilasi yang tersedia) dan tujuan
dari pekerjaan peledakan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat dipilih
bahan peledak yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai. Sifat-sifat bahan
peledak komersial secara umum dapat digambarkan seperti Gambar 3.6
dan Gambar 3.7 menunjukkan kecepatan detonasi terkurung, density dan
tekanan detonasi dari beberapa bahan peledak.
56
GAMBAR 3-5
MONOGRAM HUBUNGAN KECEPATAN – TEKANAN DETONASI DAN BERAT
JENIS BAHAN PELEDAK
57
GAMBAR 3-6
PERUBAHAN INGREDIENT, SIFAT-SIFAT DAN KETAHANAN TERHADAP
AIR (WATER RESISTANCE)
58
GAMBAR 3-7
HUBUNGAN “CONFINED VELOCITY” KERAPATAN (DENSITY) DAN
TEKANAN DETONASI (DETONATION PRESSURE) SEBAGAI FUNGSI DARI
“CARTRIDGE STRENGTH”
59
TABEL 3-5
KLASIFIKASI”FUMES” DARI BAHAN PELEDAK
2.2.5. Dynamites
2.2.5.1. Straight nitroglycerin dynamite
60
Tabel 3-6 dan Tabel 3-7 menunjukkan sifat-sifat dan komposisi
"straight nitroglycerin dynamite".
TABEL 3-6
SIFAT STRAIGHT NITROGLY SERIN DYNAMITE
TABEL 3-7
KOMPOSISI STRAIGHT NITROGLY SERIN DYNAMITE
61
density ammonia dynamite" adalah : kecepatan detonasi lebih rendah,
kurang padat, kualitas "fumes" lebih balk, kurang peka terhadap kejutan dan gesekan.
Tabel 3-8 dan 3-9 menunjukkan sifat-sifat dan komposisi "high-density ammonia
dynamite".
TABEL 3-8
TABEL 3-9
KOMPOSISI HIGH DENSITY AMMONIA DYNAMITE
62
"Low-density ammonia dynamite" adalah bahan peledak dengan "weight
strength" kira-kira 65 % dan "cartridge strength" 20 - 50 %. Seperti "high-density
ammonia dynamite" maka "low-density ammonia dynamite" di dalamnya juga
mengandung sebagian kecil nitrogliserin dan sebagian besar lainnya ammonium nitrat.
Variasi dalam density memberikan "cartridge strength" yang berbeda-beda pada "weight
strength" yang sama. Hal tersebut dapat diperoleh dengan cara mengubah
density dan ukuran butir dari bahan-bahan yang dipergunakan.
TABEL 3-10
TABEL 3-11
63
2.2.6. "Gelatins"
TABEL 3-12
SIFAT BLASTING GELATIN
64
TABEL 3-13
“Straight Gelatin” adlah padat , merupakan tekstur plastis terdiri dari nitrigliserin,
“netrocelulose”,”antacid”,sodium nitrat, “carbonaceous fuel”dan kadang-kadang
65
pabrik dan kecepatan lain yang lebih rendah sebagai hasil dari pengurungan
yang kurang memadai, penyalaan yang kurang sempurna atau tekanan
hidrostatis yang tinggi. Tekanan air yang sangat tinggi dapat menyebabkan "misfire".
Tabel 3-14 dan Tabel 3-15 menunjukkan sifat dan komposisi "straight
gelatin" (komposisi 70 dan 90 % weight strength tidak tersedia).
TABEL 3-14
TABEL 3-15
66
2.2.6.3. "Ammonia gelatin"
label 3-16 dan Tabel 3-17 menunjukkan sifat dan komposisi "ammonia gelatin"
(komposisi 70 - 80 % tidak tersedia).
67
TABEL 3-16
TABEL 3 -17
68
Karena sifat-sifatnya adalah kompromi antara sifat-sifat "high-density ammonia
dynamite" dan "ammonia gelatin", maka "semi gelatin" mempunyai
TABEL 3-18
SIFAT SEMI GELATIN
"Blasting agent" adalah suatu campuran yang terdiri dari bahan bakar dan
"oxidizer" dimaksudkan untuk peledakan dan bahan-bahan campuran tersebut
tidak ada yang dapat diklasifikasikan sebagai bahan peledak. Produk akhir
sebagai campuran dan dibungkus untuk dipakai atau dikapalkan tidak dapat
diledakkan memakai blasting cap No.8.
69
Keuntungan-keuntungan "blasting a g ent" adalah aman dalam
pengangkutan. penyimpanan, dan penanganannya murah. "Blasting agent"
mempunyai ketahanan terhadap air yang jelek.
"Dry blasting agent" tidak peka terhadap detonator (cap) dan harus
diledakkan oleh "high-explosive primer". Untuk menjamin efisiensi
peledakan dari "blasting agent" diperlukan primer seperti 75% ammonia
gelatin, composition B, atau pentolite. "Priming" yang tidak sempurna dan
dalam keadaan tertentu malahan akan terjadi misfire.
Kecepatan detonasi pada muatan berdiameter 6 inch atau lebih adalah lebih
dari 12.000 fps, tetapi kecepatan pada muatan berdiameter 1 inch berkurang
menjadi setengah harga tersebut di atas. Tabel 3-19 menggambarkan
hubungan antara kecepatan detonasi dan muatan bahan peledak dari
bermacam-macam diameter lubang tembak.
TABEL 3-19
HUBUNGAN DIAMETER, "CONFINED VELOCITY" DAN "LOADING DENSITY"
70
Sangat sukar untuk menyatakan sifat dari "blasting agent" secara tepat karena
sifat tersebut akan berubah tergantung dari ukuran butir bahan, density,
pengurungan, diameter muatan, kondisi air, "coupling ratio", jumlah "primer".
Energi ANFO teoritis dapat optimal pada "zero oxygen balance" (94,5 `)/0 AN
dan 5,5% FO) dimana kecepatan detonasi adalah 14.000 fps. Gambar 3.8
menunjukkan klasifikasi dari "blasting agent" dan "sluries".
71
"Slurry explosive" mungkin memerlukan atau tidak memerlukan suatu
"primer". Kecepatan "slurry detonation" adalah antara 11.000 - 18.000 fps
tergantung pada " s e n s i t i v i z e r " , b a h a n - b a h a n y a n g d i g u n a k a n , d i a m e t e r
m u a t a n , d e r a j a t pengurungan dan kerapatannya. "Slurry specific gravity" antara
1,05 - 1,60.
2.2.2 Latihan
2.2.3. Rangkuman
72
2. Menurut Anon (1977) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi
tiga macam yaitu :
1. bahan peledak kuat (high explosives)
2. bahan peledak lemah (low explosives)
3. "blasting agents"
73
74