Anda di halaman 1dari 38

BAB II

BAHAN PELEDAK

2.1. Pendahuluan
.

2.1.1.Deskripsi : Matakuliah ini merupakan Mata kuliah


Dasar keahlian yang
membahas hal pokok tentang Bahan Peledak terdiri dari
Klasifikasi bahan peledak, bahan peledak kimia,komposisi
kimia, sifat-sifat bahan peledak, dinamit,gelatin, semi
gelatin
dan Blasting Agent
2.1.2. Relevansi : Setelah selesai mata kuliah ini mahasiswa
mampu men-desain rancangan peledakan baik tambang
terbuka dan bawah tanah
2.1.3. Kompetensi khusus : Mahasiswa dapat mengklasifikasi bahan peledak

2.2.Penyajiam
2.2.1. Klasifikasi Bahan Peledak
Berdasarkan pada perbedaan menurut bentuk energi yang digunakan untuk membagi
batuan , maka klasifikasi berikut dijadikan (Tabel 3-1 )

TABEL 3-1
KLASIFIKASI METODA PECAHAN BATUAN BERDASARKAN PADA ENERGI
YANG DIPERGUNAKAN

37
Dari metoda yang disebutkan diatas hanya energi kimia atau metode peledakan yang
digunakan secara luas untuk pemberaian batuan yang kuat. Kecuali bahan peledak
kimia, masih ada jenis bahan peledak lain, yaitu bahan peledak mekanis (mechanical
explosive) dan nuklir (nuclear) seperti yang tercantum da;lm klasifikasi bahan peledak
menurut J.J. Manon (lihat Gambar 3.1)
Menurut Manon, "permissible explosives" digolongkan dalam bahan peledak
lemah. hal tersebut kurang tepat karena tidak semua "permissible explosive"
merupakan bahan peledak lemah. sehingga sebaiknya dipakai klasifikasi bahan
peledak berikut (lihat Gambar 3.2).

GAMBAR 3.1
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK MENURUT J.J. MANON

38
GAMBAR 3.2
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK

Sebenarnya masih ada beberapa cara dalam menyusun klasifikasi bahan


peledak, antara lain :

1. Menurut R.L. Ash bahan peledak kimia dibaai menjadi :


a. bahan peledak kuat (high explosive), yang memiliki sifat
"detonation" dengan kecepatan detonasi 5.000 - 24.000 feet per second
(fps).
b. bahan peledak lernah (low explosive), yang memiliki sifat
"deflagration" dengan kecepatan reaksi < 5.000 fps.

2. Menurut Anon (1977) bahan peledak kimia dikiasifikasikan menjadi


tiga macam (lihat Tabel 3-2), yaitu :
a. bahan peledak kuat (high explosives)
b. bahan peledak lemah (low explosives)
c. "blasting agents"

39
3. Menurut Mike Smith ("Mining Magazine". Feb. 1988) bahan peledak
dibagi menjadi : (lihat Gambar 3.3) :
a. bahan peledak kuat (high explosives)
b. "blasting agents"
c. "speciality explosives"
d. "explosive substitutes"

GAMBAR 3.3
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK MENURUT MIKE SMITH

TABEL 3-2
MIKE KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK MENURUT ANON

2.2.2. Bahan Peledak Kimia

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia
yang apabila dikenakan panas, benturan, gesekan atau kejutan (shock)

40
secara cepat dengan sendirinya akan bereaksi dan terurai (exothermic decomposition)

Penguraian ini menghasilkan produk yang lebih stabil, umumnya berupa gas-
gas bertekanan tinggi, karena gas-gas tersebut mengembang pada suhu tinggi
akibat panas yang dihasilkan dari reaksi eksotermis.

Besarnya tenaga yang dihasilkan suatu bahan peledak terutama tergantung


pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan.

Ada dua macam istilah untuk reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia,
yaitu "detonation" dan "deflageration". "Detonation" menunjukkan reaksi
kimia yang terjadi pada bahan peledak dengan kecepatan yang lebih cepat
daripada kecepatan suara dan menyebabkan "shattering effects"
sedangkan "deflageration" menunjukkan reaksi kimia yang lebih
lambat daripada kecepatan suara dan menyebabkan "heaving effect".

2.2.2. 1. Bahan peledak lemah (low explosives)

Bahan peledak lemah adalah campuran dari potasium nitrat atau sodium
nitrat. sulphur,dan charcoal yang biasa disebut "black powder".

Black powder diproduksi dalam dua bentuk yaitu

a. "granular" atau "black blastinc powder" yang berbentuk butiran kecil;


biasanya dikemas dalam ton seberat 25 pound.

b. "pelleted" atau "pellet powder" yang berbentuk silinder.

Ada dua macam “black blasting powder” yaitu :

1) “Grade A” adalah “black blasting powder “ yang mengandung saltpeter atau


potassium nitrat. Bahan peledak ini lebih cepat reaksionya sedikit lebih berat dan
kurang higroskopis dibandingkan dengan grade B

2) Grade B adalah “black blasting powder´ yang mengandung potassium nitrat e

41
TABEL 3-3

BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI DALAM CAMPURAN BAHAN PELEDAK

Kecepatan pembakaran (burning speed) dari “black blasting powder” dikontrol oleh
ukuran butir, semakin kecil ukurannya akan semakin cepat pembakaran atau reaksi
kimianya.

42
“Blasting powder A” diproduksi dalam bermacam-macam butiran baku (standard),
tetapi hanya beberapa saja yang dipasarkan yaitu 4FA, 5FA, dan 7FA, “Blasting powder
B” diproduksi dalam enam butiran baku dari 2C sampai 4F.
“Pellet powder” adalah “black powder” yang dibentuk menjadi “pellet” yang berbentuk
silinder, panjang 2 inci , diameter 11/4 – 2 inci . Setiap “pellet” di tengahnya berlubang
dengan diameter 3/6 inci. Gunanya untuk memasukkan sumbu dan mengikat atau
menyisipkan detonator (electric squib). Empat “pellet” dibungkus dengan kertas
membentuk cartridge yang panjangnya 8 inci. Komposisi “pellet powder” pada
dasarnya sama seperti “blasting powder B” dengan sedikit modifikasi dengan
menambah bahan-bahan tertentu untuk mengontrol sifat fisik dan sifat kimia bahan
peledak tersebut.
“Pellet powder” diproduksi dalam dua mutu baku (standard grade) yaitu no.4 dan no.5
No 4 reaksi peledannya lebih cepat daripada no. 5.

2.2.2.2. Bahan Peledak Kuat (High Explosives)


Berdasarkan fungsinya baha-bahan (ingredients) yang dipergunakan untuk membuat
bahan peledak kuat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. bahan peledak dasar (explosives bases)
b. bahan baker (combustibles)
c. pembawa oksigen (oxygen carriers)
d. antacid
e. penyerap(absorbent)
f. beberapa bahan dapat mempunyai fungsi lebih dari satu.

Bahanpeledak dasr adalah bahan yang berbentuk padat atau cairan yang apabila
dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock) akan terurai menjadi produk yang
berupa gas-gas disertai pelepasa atau pembebasan energi panas yang besar.
“Combustibles” dan oxygen carriers” ditambahkan dalam suatu bahan peledak
untuk mendapatkan “oxygen balance” yang baik atau menghindari terbentunya NO2
(nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide).
“Antacid” ditambahkan dalam campuran suatu bahan peledak untuk menambahkan
stabilitas pada waktu penympanan dan “absorbent” digunakan apabila diperlukan
untuk menyerap bahan peledak yang bebentuk cairan.

43
2.2.3. Kompoisi Kimia Bahan Peledak
Bahan Peledak Kuat yang diperdagangkan pada umunya diharapkan menghasilkan
panas peledakan (heat explosion) setinggi mungkin , memberikan energi maksimum
dan menghindari terbentunya gas-gas beracun (fumes). Bahan Peledak komersial
merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga dicapai keadaan
“oxygen balance” (sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance).
Umumnya produk yang dikehendaki atau suatu peledakan adalah uap air (steam,
H2O). carbon dioxide(CO2) , gas nitrogen (free molecular nitrogen, N2) dan oksida
padat (solid oxides) semua ny adalah relative (inert) dan tidak beracun

Contohh :
3NH4NO3 + CH2 → 7H2O + CO2 + 3N2
2Al +6 NH4NO3 + CH2 → 13 H2O +CO2 + 6N2 + Al2O3

2.2.3.1. Menentukan Neraca Oksigen (oxygen balance)


Apabila suatu bahan peledak hanya mengandung elemen-elemen karbon,
oksigen, hydrogen dan nitrogen, hubungan yang dipaki untuk menghitung neraca
oksigen dapat dinyatakansebagai berikut : OB = O0 – 2C0 - ½H0
Keterangan :
O0, C0, H0 adalah menyatakan jumlah gram atom dari masing-masing elemen dala bahan
peledak. Drai persmaan diatas dapat dilihat angka 2 dan ½ didapat masing –masing dari
2 atom oksigen yang dibutuhkan utuk setiap atom karbon dan ½ atom oksigen yang
dibutuhkan untuk setiap atom hydrogen.
Apabila bahan peledak mengandung elemen-elemen tambahan yang mempunyai
afinitas terhadap oksigen., maka O0 harus dikoreksi menjadi sebagai berikut: :

OB = (O0 - ½Na0 – Ca0 ….dan lain-lain ) – 2C0 - ½H0

Untuk memecahkan soal neraca oksigen perlu ditentukan angka-angka gram atom setiap
elemen persatuan berat .
Contoh :
NH4NO3 dengan berat molekul 80 , jumlah gram atom untuk masing-masing elemen
per 100 gram senyawa adalah sebagai berikut :

44
N : 2 gram atom per mole
2/8 x 100 = 2,50 gram atom per 100 gram

H : 4 gram atom per mole


4/80 x 100 = 5,00 gram atom per 100gram
O : 3 gram atom per mole
3/80 x 100 = 3,75 gram atom per 100 gram
Jumlah gram untuk masing-masing elemen per 100 gram senyawa, atau prosentasi
komosisi adalah sebagi berikut :
N : 2,50 x 14 = 35 gram (35% berat)
H : 5,00 x 1 = 5 gram (5% berat)
O : 3,75 x 16 = 60 gram (60% berat)
Contoh perhitungan neraca oksigen sutu campuran dengan komposisi seperti tersebut
dibawah ini adalah sebagai berikut :
Komposisi :

Pertama adalah menentukan jumlah gram atom elemen semua bahan-bahan yang
terkandung dalam 100 gram campuran (bahan peledak). Pada Tabel 3-4 dinyatakan
jumlah gram atom setiap elmen dalam setiap 100 gram bahan (ingredient)

45
TABEL 3-4
DATA KIMIA UNTUK BEBERAPA BAHAN PELEDAK DAN CAMPURANNYA

Dengan memakai tabel tersebut maka perhitungan akan lebih mudah,


sebagai contoh : 18 gram (atau persen) nitrogliserin (NG) dalam 100

46
gram campuran terdapat elemen hidrogen = 0,18 x 2,20 = 0,396 gram
atom. Dengan cara yang sama jumlah gram atom setiap elemen dalam
setiap bahan dihitung seperti di bawah ini :

Analisis gram atom per 100 gram campuran. :

Dengan memakai persamaan (3 - 2) maka neraca oksigen dapat ditentukan.

OB = (00 - 1/2 Nao - Ca0) - 2 Co - 1/2 Ho


OB = (3,523 - 1/2 x 0.118 - 0.020) - 2 x 0.851 - 1/2 x 3.966
OB = 3,444 - 3,685 = - 0,241 gram atom per 100 gram campuran (negatif)

Karena kekurangan oksigen bahan peledak tersebut akan menghasilkan


sejumlah gas CO.

2 . 2 . 3 . 2 . K o m p o s i s i b ah a n p e l e d a k

Membuat suatu bahan peledak dengan kualitas yang memenuhi persyaratan tertentu
memerlukan pengertian tentang campuran bahan-bahan dalam bahan
peledak dan bagaimana kemungkinan reaksinya.

Sebagai prosedur dasar dapat dipakai prinsip neraca oksigen, dimana


hasil peledakan hanya membentuk 002, H20, N2 dan biasanya oksida padat.

Perbandingan bahan-bahan dalam campuran dapat ditentukan dengan dua cara :

47
a. Bahan peledak mengandung AN, NG, dan "wood pulp" (SG) yang
perlu dihitung berapa perbandingan setiap bahan dalam campuran
Apabila persamaan reaksinya diketahui maka dapat dihitung sebagai berikut :

a AN + b NG + c SG = d CO 2 + e H 2 0 = f N2

atau
11 NH4NO3 + 2 C3H5(NO3)3 + C6H1005 = 12 CO2 + 32 H20 + 14 N2

substitusikan berat molekul untuk setiap senyawa,

11(80) + 2(227) + 1 (162) = 12(44) + 32 (18) + 14 (28)


1496 gram = 1496 gram

Jadi prosentase masing-masing bahan (senyawa) adalah :

AN = 100x(880/1496) = 58,8%

NG = 100x(454/1496) = 30,4 %

SG = 100x(162/1496) = 10,8 %

b. Cara menghitung perbandingan bahan-bahan dalam bahan peledak


dimana persamaan reaksinya tidak diketahui.
Bahan peledak ANFO dengan campuran yang diharapkan memiliki
neraca oksigen nol (zero oxygen balance).

a AN + b FO = c 002 + d H20 + e N2

Karena X+Y sama dengan 100 persen maka X+Y =1

OB = O0 – 2C0 -1/2 H0

48
Substitusikan angka gram setiap elemen ke dalam persamaan :

OB = 3,75 – 2(7,10Y) -1/2 (5,00 X+14,8Y ) = 0

1,25X = 21,60 Y

X = 17,3 Y

Apabila X+Y = 1 , maka 17,3 Y + Y = 1

Y = 0,055 (5,5 % FO)

X = 0,945 (945 % AN)

Contoh beberapa campuran ANFO dengan neraca oksigennya :

1. 94,5 % AN - 5,5 % FO (neraca oksigen no. 1)


3 NH4NO3 + CH2 = 7 H20 + CO2 + 3 N2 + 930Kcal/kg

2 . 92,0 % AN - 8,0 % FO (fuel excess)

2 NH4NO3 + CH2 = 5 H20 + CO + 2 N2 + 810 Kcal/kg


3. 96,6 % AN - 3,4 % FO (fuel shortage)
5 NH4N0 + CH2 = 11 H20 + CO2 + 2 NO + 4 N2 + 600 Kcal/kg

2.2.4. Sifat-Sifat Bahan Peledak

Bahan peledak mempunyai bermacam-macam sifat. Untuk jenis bahan


peledak tertentu sifat-sifatnya bervariasi tergantung dari pabrik yang membuatnya.

Sifat-sifat bahan peledak yang akan dibahas disini adalah sifat-sifat yang
berguna sebagai petunjuk untuk memilih bahan peledak. S ifat-sifat
ters ebut adalah "s t re ng th ", " de to na ti on ve lo ci ty ", "d en s i ty ",
"d et on at io n p re s s u re ", "w a te r resistance", dan "fumes class", "sensitivity and
sensitiveness".

2.2.4.1. Kekuatan (strength)

49
"S tr en gt h" a da la h uk ur an ya ng d ip er gu na ka n u nt uk me ng uk ur en er gi
ya ng terkandung dalam bahan peledak dan kerja yang dapat dilakukan
oleh bahan peledak. Tes yang dipakai untuk mengukur adalah "ballistic mortar test".

Dua macam ukuran strength yang dipakai untuk menilai bahan peledak
komersial yaitu "weight strength" adalah membandinakan kekuatan bahan
peledak dengan dasar berat yang sama dan "cartridge" atau "bulk
strength" membandingkar kekuatan bahan peledak dengan dasar volume
yang sama. Strength dinyatakan dalam persen dengan "straight nitroglycerin
dynamite" dipakai sebagai standar.

"Weight strength" dan "cartridge strength" dari suatu bahan peledak adalah
sama apabila "specific gravity" dari bahan peledak adalah 1.4.

lstilah "strength" pertama kali dipakai untuk dinamit dengan campuran


nitrogliserin dan kieselguhr (inert filler). 60 % dinamit mengandung 60 % berat
nitrogliserin dan kekuatannya 3 kali kekuatan 20 % dinamit.

"Straight dynamite" sekarang "inert fillet"nya disubstitusi dengan bahan-


bahan aktif (active ingredients) seperti "sodium nitrate" dan "carbonaceous
fuel" yang akan menambah energi dalam bahan peledak. Akibatnya "60 %
straight dynamite" yang mengandung 60 % nitrogliserin hanya kurang lebih
1 . 1/2 kali kekuatan dari "20 (Y0 straight dynamite", karena energi yang
diberikan oleh tambahan "sodium nitrate" dan "carbonaceous material"
dalam "20 % straight dynamite".
Hubungan antara "weight strength" dan "cartridge strength" dari suatu
bahan peledak tergantung pada densitynya. Apabila "specific gravity"
adalah 1,4, cartridge count (jumlah cartridge 1 1/4" x 8" dalam kotak 50

50
pound) kurang lebih 100, maka "weight strength" sama dengan "cartridge
strength". Kalau "spesific gravity" kurang dari 1,4 (cartridge count lebih
besar dari 100), maka "cartrid g e strength" kurang dari "weight strength".
Kebalikannya akan terjadi apabila berat jenis (specific gravity) lebih besar
dari 1,4.
Monogram dalam Gambar 3.4 dapat dipergunakan untuk menghubungkan
keaua ukuran "strength" tersebut.

Beberapa bahan peledak kekuatannya dinyatakan dalam "weight strength"


dan sebagian iagi dinyatakan dalam "cartridge strength". Oleh karena itu
penting bagi pemakai bahan peledak mengetahui "strength" yang mana
yang dipakai untuk menyatakan kekuatan bahan peledak yang akan dipakai.
Secara umum kekuatan dinamit dinyatakan dengan dasar "weight strength"
dan gelatin dinyatakan dengan dasar "cartridge strength", walaupun hal ini
tidak selalu benar.

2.2.4.2. Kecepatan detonasi (detonation velocity)

Sifat bahan peledak yang sangat penting adalah kecepatan detonasi yang
dapat diukur atau dinyatakan dalam angka terkurung (confined) atau
harga tidak terkurung dengan satuan feet per detik (fps).

Kecepatan detonasi terkurung (confined detonation velocity) adalah ukuran


dari kecepatan gelombang detonasi (detonation wave) yang merambat
melalui kolom bahan peledak di dalam lubana tembak atau ruang terkurung lainnya

Sedangkan kecepatan detonasi tidak terkurung (unconfined detonation


velocity) menunjukkan kecepatan detonasi bahan peledak apabila bahan
peledak diledakkan dalam keadaan terbuka atau tidak terkurung.

Karena bahan peledak umumnya dipergunakan dalam keadaan


tingkat pengurungan tertentu, harga kecepatan detonasi dalam keadaan
terbuka atau tidak terkurung.lebih berarti.

51
GAMBAR 3-4
MONOGRAM “WEIGHT-CARTRIDGE STRENGTH” DAN “ CARTRIDGE
COUNT”

.Sebagian pabrik mengukur kecepatan detonasi di dalam kolom bahan


peledak berdiameter 1 1/4" yang tidak terkurung, walaupun beberapa

52
pengukuran dilakukan di dalam pengurungan dengan pipa besi dengan diameter
berbeda- beda.

Kecepatan detonasi dart suatu bahan peledak tergantung pada


d e n s i t y , bahan-bahan (ingredients) yan g terdapat dalam bahan peledak. ukuran
partikel dart bahan-bahan, diameter muatan (charge) dan derajat pengurungan.

Pengurangan ukuran butir, penambahan diameter muatan dan penambahan


derajat pengurungan semuanya cenderung menambah kecepatan detonasi.
Memilih bahan peledak yang didasarkan atas kecepatan detonasi perlu
mengetahui apakah kecepatan tersebut terkurung atau tidak terkurung.

Kecepatan detonasi tidak terkurung umumnya antara 70 - 80 % kecepatan


detonasi terkurung, sedangkan kecepatan detonasi bahan peledak komersial
bervariasi antara 5.000 - 25.000 fps.

Untuk peledakan pada batuan keras dipakai bahan peledak yang


mempunyai kecepatan detonasi tinggi (sifat shattering effect) dan peledakan
pada batuan lemah dipakai bahan peledak yang kecepatan detonasinya rendah (sifat
heaving action).

Beberapa bahan peledak dan umumnya "blasting agents" sangat peka


terhadap perubahan diameter muatan. Apabila diameter dikurangi sampai
Batas tertentu akan terjadi "misfire", diameter ini disebut "critical diameter"
dimana perambatan tidak dapat berlanasung/terhenti.

2.2.4.3. Kerapatan (density)


Kecepatan dari suatu bahan peledak dapat pula dinyatakan dalam berat jenis (spesifik
grafity) “cartridge count” . Berat jenis adalah nisbah kerapatan bahna peledak
terahadap kerapatan air pad akondisis baku (standar). Sedangkan “cartridge count”
adalah sama dengan 140 dibagi berat jenis dari bahan peledak atau dinyatakan dalam
jumlah “cartridge “ berukuran 11/4’’ x 8” di dalam kotak seberat 50 lb.
Berat jenis bahan peledak komersial adalah antara 0,6 – 1,7 atau “cartridge count”
antara 233-82 . Bhan peledak berbentuk butiran (free running explosives) kerapatannya

53
sering dinyatakan dalam jumlah pound bahan peledak per foot panjang muatan dalam
lubang tembak yang mempunyai kerapatan tinggi akan menghasilkan kecepatan
detonasi dan tekanan yang tinggi.
Untu peledakan di tempat yang kondisinya sukar atau peledakan yang diharapkan dapat
menghasilkan fragmentasi berukuran kecil diperlukan bahan peledak dengan kerapatan
tinggi ,sedangkan sebaliknya diperlukan bahan peledak dengan kerapatan rendah
Kerapatan suatu bahan peledak menjadi amat penting jika bekerja di tempat yang
kondisi berair . Bahan peledak dengan berat jenis kurang dari 1,0 atau “Cartridge
count” lebih besar dari 140 tidak tenggelam dalam air.
Hubungan antara kerapatan atau berat jenis , “cartridge count” dan loading density”
adalah sebagai berikut :
Berat jenis atau spesifik grafity (SG) tidak mempunyai satuan , sedangkan kerapatan
mempunyai satuan gg/cc atau lb/cuft. “Cartridge count” atau “Stick Count” (SC) adalah
julah “cartridge “ dengan ukuran 11/4 x 8 di dalam kotak seberat 50lb. Loading density
(de) adalah jumlah berat bahan peledak per foot dari panjang muatan dengan satuan
lb/ft. Sedangkan diameter muatan dinyatakan dalam inci
de = 0,34 De2 (SG)
bila : SG = 140/SC atau 141 / SC
maka: de = 48De2 /SC

2.2.4.4. Tekanan detonasi (detonation pressure)

Tekanan detonasi adalah fungsi dari kecepatan detonasi dan density suatu
bahan peledak, merupakan ukuran tekanan di dalam gelombang detonasi
(detonation wave).

Walaupun hubungan kecepatan detonasi dan kerapatan dengan tekanan


detonasi adalah kompleks dan tergantung pada bahan-bahan yang terkandung
dalam suatu bahan peledak, namun dapat dibuat pendekatan sebagai berikut :

4,18 x10 7 DC 2
P
(1  0.80 D)

dimana,
P = tekanan detonasi, kbr (1 kbr = 14.504 psi)

54
D = specific gravity
C = kecepatan detonasi, fps

Monogram dalam Gambar 3-5 dapat dipergunakan untuk memperkirakan


tekanan detonasi suatu bahan peledak apabila kecepatan detonasi dan berat
jenisnya diketahui.

2.2.4.5. Ketahanan terhadap air (water resistance)

Ketahanan bahan peledak terhadap air adalah ukuran dari kemampuan


suatu bahan peledak berada dalam air dengan tidak merusak atau
merubah/mengurangi kepekaannya (sensitivity).

Apabila terdapat air dalam lubang tembak dan waktu antara memuat
dan meledakkan agak singkat, bahan peledak dengan nilai "water
resistance" baik sudah memenuhi. Jika waktu bahan peledak berada dalam
lubang tembak agak lama perlu dipakai bahan peledak dengan nilai "water
resistance" yang sangat baik atau sempurna (excellent).

Umumnya gelatin mempunyai "water resistance" paling baik, "higher


density dynamites" mempunyai "water resistance" sedang sampai balk, dan
"low-density dynamites" mempunyai "water resistance" rendah sampai nol.

2.2.4.6. Kelas gas-gas beracun (fumes class)

Diharapkan dari detonasi suatu bahan peledak komersial menghasilkan uap


air (H 2 0), karbondioksida (CO 2 ) dan nitrogen (N 7 ), walaupun kadang-kadang
terdapat juga hasil tambahan yang tidak diharapkan yaitu gas-gas beracun
seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO 2 ). Gas-gas beracun
in' terbentuk karena hasil suatu proses peledakan yang tidak "zero oxygen balance"
Gas-gas beracun ini disebut "fumes" dan "fumes class" dan suatu bahan
peledak menyatakan sifat dan umlah dari gas-gas beracun yang terbentuk di
dalam proses peledakan. Untuk kegiatan peledakan di tambang terbuka
faktcr "fumes" tidak merupakan suatu persoalan. Di dalam pekerjaan
tambang bawah tanah atau pekerjaan dalam ruang tertutup atau terkurung.
nilai "fumes" dari suatu bahan peledak yang dipakai merupakan faktor

55
penting yang harus dipertimbangkan.

Nilai "fumes" dari suatu bahan peledak didasarkan pada anggapan bahwa
bahan peledak diledakkan dalam bentuk "cartridge". Pengupasan pembungkus
"cartridge" suatu bahan peledak akan mengganggu neraca oksigen dan akan
berpengaruh kurang baik terhadap gas-gas beracun yang dihasilkan dan
efisiensi peledakan. Air dalam lubana tembak dapat juga mempunyai
pengaruh yang merugikan pada gas-gas beracun yang dihasilkan dalam
proses peledakan. disebabkan oieh kerusakan bahan peledak atau
penyerapan panas dari proses peledakan. Tabel 3-5 menunjukkan klasifikasi
dari "fumes".

Setiap pekerjaan peledakan yang telah ditentukan selalu ada bahan peledak
atau "blasting agents" yang cocok dan akan memberikan hasil yang terbaik.
Untuk memilih bahan peledak yang sesuai. juru tembak harus mengetahui
kondisi fisik batuan (kekerasan, density, struktur geologi, dan sebagainya)
dan kondisi tempat kerja (keadaan air. ventilasi yang tersedia) dan tujuan
dari pekerjaan peledakan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat dipilih
bahan peledak yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai. Sifat-sifat bahan
peledak komersial secara umum dapat digambarkan seperti Gambar 3.6
dan Gambar 3.7 menunjukkan kecepatan detonasi terkurung, density dan
tekanan detonasi dari beberapa bahan peledak.

56
GAMBAR 3-5
MONOGRAM HUBUNGAN KECEPATAN – TEKANAN DETONASI DAN BERAT
JENIS BAHAN PELEDAK

57
GAMBAR 3-6
PERUBAHAN INGREDIENT, SIFAT-SIFAT DAN KETAHANAN TERHADAP
AIR (WATER RESISTANCE)

58
GAMBAR 3-7
HUBUNGAN “CONFINED VELOCITY” KERAPATAN (DENSITY) DAN
TEKANAN DETONASI (DETONATION PRESSURE) SEBAGAI FUNGSI DARI
“CARTRIDGE STRENGTH”

59
TABEL 3-5
KLASIFIKASI”FUMES” DARI BAHAN PELEDAK

2.2.5. Dynamites
2.2.5.1. Straight nitroglycerin dynamite

Semula dinamit adalah campuran dari nitrogliserin dan kieselguhr


(diatomaeceous earth). Kemudian kieselguhr diganti dengan bahan aktif
(active ingredients) menghasilkan bahan peledak yang lebih kuat.

"Straight nitroglycerin dynamite" terdiri dari nitrogliserin, sodium nitrat,


antacid bahan bakar (carbonaceous fuel) dan sulfur.

Bahan peledak ini diproduksi dengan "weight strength" dari 20 - 60 %,


angka in menyatakan kira-kira jumlah prosentase dari nitrogliserin.

Karena nitrogliserin mempunyai kecenderungan membeku pada suhu rendah


make sehagian atau seluruh nitrogliserin di dalam "straight dynamite"
disubstitusi dengar "explosive oil".

Karakteristik "straight dynamite" adalah sebagai berikut :

Kecepatan detonasi tinggi akan menyebabkan aksi pemberaian yang cepat


ketahanan terhadap air balk pada "higher grade" dan jelek pada "lower
grade" kualitas "fumes" umumnya jelek.
Penggunaan "straight dynamite" sekarang berkuran g karena mahal, peka
terhadap kejutan, gesekan, dan mudah terbakar.

60
Tabel 3-6 dan Tabel 3-7 menunjukkan sifat-sifat dan komposisi
"straight nitroglycerin dynamite".

TABEL 3-6
SIFAT STRAIGHT NITROGLY SERIN DYNAMITE

TABEL 3-7
KOMPOSISI STRAIGHT NITROGLY SERIN DYNAMITE

2.2.5.2. High density ammonia dynamite

"Ammonia dynamite" biasanya dikenal sebaaai "extra dynamite". "Extra


dynamite" a d a l a h b a h a n p e l e d a k b e r b e n t u k c a r t r i d g e i d o d o l ) y a n g
p a l i n g b a n y a k dipergunakan di lapangan.

"Ammonia dynamite" sama komposisinya dengan "straight dynamite"


kecuaii amonium nitrat mengganti sebagian dari nitrogliserin dan sodium nitrat.

"High-density ammonia dynamite" umumnya diproduksi dalam mutu (grade)


20 -60% "weight strength".

Dibandingkan dengan "straight dynamite" umumnya karakteristik "high-

61
density ammonia dynamite" adalah : kecepatan detonasi lebih rendah,
kurang padat, kualitas "fumes" lebih balk, kurang peka terhadap kejutan dan gesekan.

Tabel 3-8 dan 3-9 menunjukkan sifat-sifat dan komposisi "high-density ammonia
dynamite".

TABEL 3-8

SIFAT HIGH DENSITY AMMONIA DYNAMITE

TABEL 3-9
KOMPOSISI HIGH DENSITY AMMONIA DYNAMITE

2.2.5.3. "Low-density ammonia dynamite"

62
"Low-density ammonia dynamite" adalah bahan peledak dengan "weight
strength" kira-kira 65 % dan "cartridge strength" 20 - 50 %. Seperti "high-density
ammonia dynamite" maka "low-density ammonia dynamite" di dalamnya juga
mengandung sebagian kecil nitrogliserin dan sebagian besar lainnya ammonium nitrat.
Variasi dalam density memberikan "cartridge strength" yang berbeda-beda pada "weight
strength" yang sama. Hal tersebut dapat diperoleh dengan cara mengubah
density dan ukuran butir dari bahan-bahan yang dipergunakan.

Beberapa pabrik menghas ilkan dua seri "low-dens ity ammonia


dynamite", yaitu
a. "high velocity series"
b. "low velocity series"

Kedua seri tersebut mempunyai kecepatan dan density lebih rendah


daripada "high-density ammonia dynamite". Kualitas "fumes" dan ketahanan
terhadap air tergantung dari bahan pembungkus yan g dipakai. Standar
"paraffin-sprayed" menghasilkan ketahanan terhadap air sedang sampai
jelek dan kualitas "fumes" yang sedang. "Paraffin-inpregnated wrapper"
memberikan ketahanan terhadap air s a n g a t j e l e k d a n K u a l i t a s " f u m e s "
y a n g l e b i h b a i k . T a b e l 3 - 1 0 d a n 3 - 1 1 menunjukkan masing-masing sifat-
sifat "low-density ammonia dynamite", "high velocity series" dan "low velocity
series".

TABEL 3-10

SIFAT LOW DENSITY AMMONIA DYNAMITE, HIGH VELOCITY SERIES

TABEL 3-11

SIFAT LOW DENSITY AMMONIA DYNAMITE, LOW VELOCITY SERIES

63
2.2.6. "Gelatins"

2.2.6.1. "Blasting gelatin"


"Blasting gelatin" mempunyai tekstur karet. komposisinya adalah
nitrogliserin ditambah "nitrocellulose" yang dikenal sebagai "guncotton".
Antacid ditambahkan untuk s tabilitas penggudangan atau penyimpanan.
"Wood meal" bias anya ditambahkan untuk memperbaiki kepekaan.

Sifat "blasting gelatin" adalah kecepatan detonasi yang tinggi dan


mempunyai ketahanan terhadap air yang sempurna. tetapi menghasilkan
"fumes" dalam volume yang besar. Blasting gelatin sangat cocok untuk
peledakan di bawah air -atau dipergunakan di dalam sumur dalam denaan
tekanan air yang tinggi, namun Marano dipakai karena mahal. Blas ting
gelatin juga dikenal dengan nama "oil w ell explosive". Tabel 3-12 dan
Tabel 3-13 menunjukkan sifat dan komposisi dan blasting gelatin.

TABEL 3-12
SIFAT BLASTING GELATIN

64
TABEL 3-13

KOMPOSISI BLASTING GELATIN

2.2.6. “Straight Gelatin”

“Straight Gelatin” adlah padat , merupakan tekstur plastis terdiri dari nitrigliserin,
“netrocelulose”,”antacid”,sodium nitrat, “carbonaceous fuel”dan kadang-kadang

sulfur. Karena gelatin cenderung melapisi bahan-bahan lainnya maka


"straight gelatin" merupakan bahan peledak yang ketahanannya terhadap air sangat
balk.

"Straight gelatin" diproduksi daiam weight strength 20 - 90 `)/0 dengan


"cartridge strength" 30 - 80 %. Dahulu "straight gelatin" dipergunakan untuk
peledakan dalam batuan keras ataupun muatan dasar (bottom charge) dalam
kolom bahan peledak Karena harganya mahal dalam kebanyakan
penggunaan diganti dengan bahan peledak yang lebih murah seperti "ammonia
gelatin".

"Straight gelatin" yang kadarnya tinggi masih sering dijumpai dipergunakan


dalam peledakan di bawah air dan di dalam sumur dalam.

"Straight gelatin" mempunyai dua karakteristik kecepatan detonasi. yaitu


kecepatan detonasi terkurung (confined detonation velocity) ditentukan oleh

65
pabrik dan kecepatan lain yang lebih rendah sebagai hasil dari pengurungan
yang kurang memadai, penyalaan yang kurang sempurna atau tekanan
hidrostatis yang tinggi. Tekanan air yang sangat tinggi dapat menyebabkan "misfire".

Untuk menghindari kelemahan di atas maka diproduksi seri "high velocity


gelatin" "High velocity gelatin" sama dengan "straight gelatin" kecuali kurang
padat. lebih peka terhadap - detonasi dan selalu meledak mendekati
kecepatan yang telah ditentukan tanpa mengindahkan tekanan air atau tingkat
pengurungan.

Tabel 3-14 dan Tabel 3-15 menunjukkan sifat dan komposisi "straight
gelatin" (komposisi 70 dan 90 % weight strength tidak tersedia).

TABEL 3-14

SIFAT "STRAIGHT GELATIN"

TABEL 3-15

KOMPOSISI "STRAIGHT GELATIN

66
2.2.6.3. "Ammonia gelatin"

"Ammonium gelatin" juga dikenal sebagai "special gelatin" atau "extra


gelatin". Suatu "straight gelatin" dimana sebagian dari nitrogliserin dan
sodium nitrat diganti dengan ammonium nitrat sehingga "ammonium
gelatin" lebih murah daripada "straight gelatin".

label 3-16 dan Tabel 3-17 menunjukkan sifat dan komposisi "ammonia gelatin"
(komposisi 70 - 80 % tidak tersedia).

Kekuatan dari "ammonium gelatin" dinyatakan dalam "weight strength"


ataupun "cartridge strength", tergantung dari pabriknya."Ammonia gelatin"
diproduksi dalam "wei g ht strength" 30 - 80 % sesuai dengan "cartridge
strength" 35 - 72 %.

Dibandingkan "straight gelatin", "ammonia g elatin" mempunyai kecepatan


detonasi lebih rendah, kualitas "fumes" lebih baik can ketahanan terhadap
air lebih kecil. walaupun danat ditembakkan secara efisien sekalipun telah
berada di dalam air selama beberapa hari.

"Ammonium gelatin" telah menggantikan "straight gelatin" dalam hampir


semua pemakaian kecuali pekerjaan di bawah air can pekerjaan di sumur
dalam. Karena "ammonia gelatin" mempunyai nilai "fumes' yang baik kecuali
"90 % grade" maka sesuai untuk pekerjaan di bawah tanah. Kekuatan yang
lebih tinggi- (70 % ke atas) efisien dipakai sebagai "primer" untuk "blasting agents".

67
TABEL 3-16

SIFAT "AMMONIA GELATIN"

TABEL 3 -17

KOMPOSISI "AMMONIA GELATIN"

2.2.7. "Semi Gelatin"

"Semi gelatin" dibandingkan dengan "ammonia gelatin" pada dasarnya


sama dengan "low-density ammonia dynamite" dibandingkan dengan
"high-density ammonia dynamite".
"Semi gelatin series" mempunyai "weight strength"yang seragam (60 - 65
%) dengan "cartridge strength"bervariasi tergantung pada density dan
ukuran butir dari bahan-bahan dalam bahan peledak tersebut.

68
Karena sifat-sifatnya adalah kompromi antara sifat-sifat "high-density ammonia
dynamite" dan "ammonia gelatin", maka "semi gelatin" mempunyai

bermacam-macam kegunaan (serba guna). Dapat dipergunakan untuk


mengganti "ammonia dynamite" apabila diperlukan ketahanan terhadap air
yang lebih besar dan lebih murah untuk dipergunakan di tempat bawah
daripada "ammonia gelatin". "Semi gelatin" mempunyai "detonation
velocity" terkurung 10.000 -12.000 fps. Pengurungan yang kurang sempurna
tidak mempengaruhi kecepatannya. Kualitas fumes balk sekali. sehingga
memungkinkan dipakai dalam pekerjaan bawah tanah. karena plastis sangat
cocok untuk memuat (loading) ke dalam lubang tembak ke arah atas.
Tabel 3-18 menunjukkan sifat-sifat dari semi gelatins (komposisi tidak tersedia)

TABEL 3-18
SIFAT SEMI GELATIN

2.2.8. "Blasting Agents"

"Blasting agent" adalah suatu campuran yang terdiri dari bahan bakar dan
"oxidizer" dimaksudkan untuk peledakan dan bahan-bahan campuran tersebut
tidak ada yang dapat diklasifikasikan sebagai bahan peledak. Produk akhir
sebagai campuran dan dibungkus untuk dipakai atau dikapalkan tidak dapat
diledakkan memakai blasting cap No.8.

"Blasting agent" disebut juga dengan nama "nitrocarbonitrate". "Blasting


agent" d a p a t m e n g a n d u n g b a h a n t a m b a h a n bukan bahan peledak
s e p e r t i b u b u k aluminium atau ferrosilicon. Penambahan yang berupa bahan
peledak seperti TNT merubah klasifikasi campuran dari formulasi "sluries" dan
"blasting agent" menjadi "high explosive" (lihat Gambar 3.8)

69
Keuntungan-keuntungan "blasting a g ent" adalah aman dalam
pengangkutan. penyimpanan, dan penanganannya murah. "Blasting agent"
mempunyai ketahanan terhadap air yang jelek.

2.2.8.1. "D ry b las tin g agen t"

"Dry blasting agents" adalah campuran butiran (granular atau prilled)


"ammonium nitrate" dan bahan bakar berupa fuel oil atau "carbonaceous
material" lainnya. dalam beberapa campuran ditambahkan bahan-bahan
seperti aluminium dan ferrosilicon untuk menambah density.

"Dry blasting agent" tidak peka terhadap detonator (cap) dan harus
diledakkan oleh "high-explosive primer". Untuk menjamin efisiensi
peledakan dari "blasting agent" diperlukan primer seperti 75% ammonia
gelatin, composition B, atau pentolite. "Priming" yang tidak sempurna dan
dalam keadaan tertentu malahan akan terjadi misfire.

Kecepatan detonasi pada muatan berdiameter 6 inch atau lebih adalah lebih
dari 12.000 fps, tetapi kecepatan pada muatan berdiameter 1 inch berkurang
menjadi setengah harga tersebut di atas. Tabel 3-19 menggambarkan
hubungan antara kecepatan detonasi dan muatan bahan peledak dari
bermacam-macam diameter lubang tembak.

TABEL 3-19
HUBUNGAN DIAMETER, "CONFINED VELOCITY" DAN "LOADING DENSITY"

70
Sangat sukar untuk menyatakan sifat dari "blasting agent" secara tepat karena
sifat tersebut akan berubah tergantung dari ukuran butir bahan, density,
pengurungan, diameter muatan, kondisi air, "coupling ratio", jumlah "primer".

Energi ANFO teoritis dapat optimal pada "zero oxygen balance" (94,5 `)/0 AN
dan 5,5% FO) dimana kecepatan detonasi adalah 14.000 fps. Gambar 3.8
menunjukkan klasifikasi dari "blasting agent" dan "sluries".

2.2.8.2. "Slurries" (water gels)


lstilah "slurries" dan "water gel" adalah sama artinya. Beberapa pakar
memakai istilah "slurries" sedang yang lain memakai istilah "water gel".
"Slurries" adalah campuran oksidator seperti sodium nitrat dan ammonium
nitrat "fuel sensitivizer" baik berupa bahan peledak atau bukan bahan
peledak, dan air (biasanya 15%), campuran ini dikentalkan memakai "gaur
gum" menyebabkan "slurries" mempunyai ketahanan terhadap air yang sempurna.
"Slurry blasting agent" yang mengandung "sensitivizer" bukan bahan
peledak seperti bahan bakar, sulfur atau aluminium tidak peka terhadap
detonator (non-cap sensitive). Sedangkan "slurry" yang mengandung
"sensitiviser" bahan peledak seperti TNT adalah peka terhadap detonator
(cap sensitive). Jadi kurang benar apabila dimasukkan dalam kelompok
"blasting agent". Oleh karena itu "slurry" yang mengandung bahan yang dapat
diklasifikasikan sebagai bahan peledak disebut "slurry explosive" dan peka
terhadap detonator.
Seperti "blasting agent" lainnya, "slurry blastin g agent" memerlukan "priming"
yang cukup supaya dapat dicapai kecepatan detonasi yang telah ditentukan,
"primer" yang dipakai adalah bahan peledak kuat atau "booster".

71
"Slurry explosive" mungkin memerlukan atau tidak memerlukan suatu
"primer". Kecepatan "slurry detonation" adalah antara 11.000 - 18.000 fps
tergantung pada " s e n s i t i v i z e r " , b a h a n - b a h a n y a n g d i g u n a k a n , d i a m e t e r
m u a t a n , d e r a j a t pengurungan dan kerapatannya. "Slurry specific gravity" antara
1,05 - 1,60.

"Slurry" pada umumnya dikenal karena "fuel sensitivizer"nya seperti


"aluminized slurry", TNT "slurry" atau "smokeless powder slurry".

2.2.2 Latihan

1. Suatu bahan peledak mempunyai kecepatan detonasi sebesar 15 fps dan SG


sebesar 1,3 berapa tekanan detonasi bahan peledak tersebut?
2. Berapa campuran ANFO dengan neraca oksigennya
92.0% AN – 8.0 % FO (fuel excess)
2NH4NO3+CH2 = 5H2O + CO +2N2 +810kcal /kg
3. Sifat-sifat bahan peledak berguna untuk petunjuk memilih bahan peledak
Sebutkan satu persatu sebanyak sebanyak 7 sifat.
4. Buatlan klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith.

5. Uraikan pebedaan “Blasting Agent “dengan “Dry Blasting Agent”secara


mendetail!

2.2.3. Rangkuman

Ada 3 macam klasifikasi bahan peledak yaitu :

1.Menurut R.L. Ash bahan peledak kimia dibagi menjadi :


a. bahan peledak kuat (high explosive), yang memiliki sifat detonation
dengan kecepatan detonasi 5.000 - 24.000 feet per second (fps).
b. bahan peledak lernah (low explosive), yang memiliki sifat
deflagration dengan kecepatan reaksi < 5.000 fps.

72
2. Menurut Anon (1977) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi
tiga macam yaitu :
1. bahan peledak kuat (high explosives)
2. bahan peledak lemah (low explosives)
3. "blasting agents"

3 Menurut Mike Smith bahan peledak dibagi menjadi

a. bahan peledak kuat (high explosives)


b. "blasting agents"
c. "speciality explosives"
d. "explosive substitutes"

Berdasarkan fungsinya bahan-bahan yang dipergunakan untuk membuat bahan peledak


kuat diklasifikasikan :

a. bahan peledak dasar (explosives bases)


b. bahan baker (combustibles)
c. pembawa oksigen (oxygen carriers)
d. antacid
e. penyerap(absorbent)
f. beberapa bahan dapat mempunyai fungsi lebih dari satu
Sifat-sifat bahan peledak adalah :
- strength
- detonation velocity
- density
- detonation pressure
- water resistance
- fumes class
- sensitivity and sensitivess

73
74

Anda mungkin juga menyukai