TEORI DASAR
Gambar 3.1
Kriteria Indeks Kekuatan Batuan (Franklin dkk,1971)
28
Tabel 3.1
Klasifikasi Metode Penggalian Menurut UCS (Kramadibrata,2000)
Metoda
UCS (Mpa)
Alat
Free digging
1 - 10
Shovel/loader/BWE
Ripping
10 - 25
Ripper
Rock cutting
10 - 50
Rockcutter
Blasting
> 25
3.1.
Bahan Peledak
Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang
3.1.1
karena tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang
mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut. Panas
merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan
29
b)
c)
Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari gas
menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek
mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat bahwa ledakan
tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan oleh transfer
energi ke gerakan massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai
panas dan bunyi yang keras.
30
d)
ANFO
NG
3.2.
31
BAHAN PELEDAK
KIMIA
MEKANIK
ASLI SECARA
MOLEKULER
NUKLIR
BLASTING
AGENT
NON-PERMISSIBLE
Gambar 3.2
Klasifikasi Bahan Peledak
2. Menurut Anon (1977), bahan peledak kimia dibagi menjadi 3 jenis seperti
terlihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Klasifikasi bahan peledak menurut Anon (1977)
JENIS
Bahan peledak lemah (low explosive)
Bahan peledak kuat (high explosive)
Blasting agent
3.3.
REAKSI
Deflagrate (terbakar)
Detonate (meledak)
Detonate (meledak)
CONTOH
black powder
NG, TNT, PETN
ANFO, slurry, emulsi
a. Density
Massa jenis bahan peledak merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan efek ledakan. Makin tinggi massa jenis makin terpusat energi dalam
bahan peledak tersebut sehingga makin besar efek ledakannya.
Untuk menunjukkan massa jenis kadang-kadang ditemukan istilah cartridge
count, ialah angka yang menunjukkan jumlah cartridge bahan peledak.
32
Loading density (de) adalah berat bahan peledak per satuan panjang muatan dan
dalam satuan British dinyatakan dalam lb/ft. Sedang diameter muatan (De)
dinyatakan dalam inci.
Hubungan antara bobot isi, cartridge count (SC), dan loading density adalah
sebagai berikut :
de = 0,34 De2 (SG)
bila SG = 140/SC atau 141/SC
maka de = 48 De2/SC
Dengan sendirinya makin rendah massa jenis makin tinggi cartridge count.
b. Sensitifity
Sensitifitas adalah sifat yang menunjukkan tingkat kemudahan inisiasi
bahan peledak atau kemudahan bagi suatu reaksi kimia bahan peledak yang terjadi
dalam lubang tembak untuk menjalar melalui seluruh muatan. Sifat sensitif bahan
peledak bervariasi tergantung pada kompisisi kimia bahan peledak, diameter, dan
temperatur.
c. Water Resistance
Ketahanan bahan peledak terhadap air adalah ukuran kemampuan suatu
bahan peledak untuk melawan air disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau
efisiensi. Apabila suatu bahan peledak larut dalam air dalam waktu yang pendek
(mudah larut), berarti bahan peledak tersebut dikatagorikan mempunyai ketahanan
terhadap air yang buruk atau poor, sebaliknya bila tidak larut dalam air disebut
sangat baik atau excellent. Contoh bahan peledak yang mempunyai ketahanan
terhadap air buruk adalah ANFO, sedangkan untuk bahan peledak jenis emulsi,
watergel atau slurries dan bahan peledak berbentuk cartridge sangat baik daya
tahannya terhadap air. Apabila di dalam lubang ledak terdapat air dan akan
digunakan ANFO sebagai bahan peledaknya, umumnya digunakan selubung
plastik khusus untuk membungkus ANFO tersebut sebelum dimasukkan ke dalam
lubang ledak.
33
d. Chemical Stability
Kestabilan kimia bahan peledak maksudnya adalah kemampuan untuk
tidak berubah secara kimia dan tetap mempertahankan sensitifitas selama dalam
penyimpanan di dalam gudang dengan kondisi tertentu.
Faktor-faktor yang mempercepat ketidak-stabilan kimiawi antara lain
panas, dingin, kelembaban, kualitas bahan baku, kontaminasi, pengepakan, dan
fasilitas gudang bahan peledak. Tanda-tanda kerusakan bahan peledak dapat
berupa kenampakan kristalisasi, penambahan viskositas, dan penambahan
densitas. Gudang bahan peledak bawah tanah akan mengurangi efek perubahan
temperatur.
e. Characteristics Of Fumes (Karakteristik Gas)
Detonasi bahan peledak akan menghasilkan fume, yaitu gas-gas, baik yang
tidak beracun (non-toxic) maupun yang mengandung racun (toxic). Gas-gas hasil
peledakan yang tidak beracun seperti uap air (H2O), karbondioksida (CO2), dan
nitrogen (N2), sedangkan yang beracun adalah nitrogen monoksida (NO), nitrogen
oksida (NO2), dan karbon monoksida (CO). Pada peledakan di tambang bawah
tanah gas-gas tersebut perlu mendapat perhatian khusus, yaitu dengan sistem
ventilasi yang memadai; sedangkan di tambang terbuka kewaspadaan ditingkatkan bila gerakan angin yang rendah.
Diharapkan dari detonasi suatu bahan peledak komersial tidak menghasilkan gasgas beracun, namun kenyataan di lapangan hal tersebut sulit dihindari akibat
beberapa faktor berikut ini:
(1)
pencampuran ramuan bahan peledak yang meliputi unsur oksida dan bahan
bakar (fuel) tidak seimbang, sehingga tidak mencapai zero oxygen balance,
(2)
(3)
(4)
(5)
34
Fumes hasil peledakan memperlihatkan warna yang berbeda yang dapat dilihat
sesaat setelah peledakan terjadi. Gas berwarna coklat-orange adalah fume dari gas
NO hasil reaksi bahan peledak basah karena lubang ledak berair. Gas berwarna
putih diduga kabut dari uap air (H2O) yang juga menandakan terlalu banyak air di
dalam lubang ledak, karena panas yang luar biasa merubah seketika fase cair
menjadi kabut. Kadang-kadang muncul pula gas berwarna kehitaman yang
mungkin hasil pembakaran yang tidak sempurna.
3.4.
AWS HANDAK
x 100
AWS ANFO
35
ABSHANDAK
x 100
ABS ANFO
36
37
4000
VOD, m/s
3500
3000
2500
2000
1500
0
10
Kandungan air, %
Gambar 3.3
Penurunan VOD ANFO akibat kandungan air (Konya,1990)
PD = e x VoD x Up
U p = 0,25 x VoD
e x VoD2
PD =
4
Dimana:
PD
e
VoD
ANFO dengan densitas 0,85 gr/cc dan kecepatan detonasi (VoD) 3.700 m/s, bila
dihitung dengan cara di atas, akan memiliki tekanan detonasi (PD) = 2.900 MPa.
Gas hasil detonasi bahan peledak akan memberikan tekanan terhadap dinding
lubang ledak dan terus berekspansi menembus media untuk mencapai
keseimbangan. Keseimbangan tekanan gas tercapai setelah gas tersebut terbebaskan, yaitu ketika telah mencapai udara luar. Biasa tekanan gas pada dinding
lubang ledak sekitar 50% dari tekanan detonasi.
38
GELOMBANG STRESS
DAN KEJUT DISEKITAR
MEDIA
EKSPANSI GAS
ZONA REAKSI
PRIMER
PRODUK GAS
YANG STABIL
BIDANG
C-J
BAHAN PELEDAK
YANG BELUM
TERGANGGU
BIDANG KEJUT
TERDEPAN DI DALAM
BAHAN PELEDAK
ARAH DETONASI
Gambar 3.4
Proses terbentuknya tekanan detonasi
Volume dan laju kecepatan gas yang dihasilkan peledakan akan mengontrol
tumpukan dan lemparan fragmen batuan (lihat Gambar 3.5). Makin besar tekanan
pada dinding lubang ledak akan menghasilkan jarak lemparan tumpukan hasil
peledakan semakin jauh.
Gambar 3.5
Gerakan batuan akibat tekanan gas hasil peledakan
39