Anda di halaman 1dari 23

Praktikum Mineralogi dan Petrologi

Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

BAB II
MINERALOGI

A. DEFINISI MINERAL
Mineral adalah padatan homogen yang terbentuk di alam secara
anorganik yang mempunyai komposisi kimia tetap serta mempunyai atom
atom yang tersusun secara teratur.
B. SIFAT SIFAT FISIK MINERAL
Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi
tentang suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita
dapat dengan jelas memberi nama mineral tersebut.
Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui.
Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral
pembentuk batuan. Mineral mineral tersebut dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat fisiknya secara khusus, antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Warna ( Colour )
Gores/Cerat ( Streak )
Kekerasan ( Hardness )
Kilap ( Luster )
Tenacity
Pecahan ( Fracture )

7. Belahan ( Cleavage )
8. Kemagnetan
9. Kelistrikan
10. Berat Jenis ( Specific Gravity )
11. Derajat Transparan

Pada praktikum ini hanya diwajibkan untuk mengidentifikasi sifat sifat


fisik mineral yang nampak oleh mata dan dibantu kaca pembesar saja.
Sedangkan untuk sifat-sifat fisik seperti tenacity, kemagnetan, kelistrikan
dan berat jenis diperlukan kajian lebih lanjut secara khusus.
1.

Warna ( Colour )

II-1

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat,


akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena
suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu warna. Misalnya, kwarsa
dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak
berwarna (bening).
Beberapa contoh warna mineral :
- Kwarsa

berwarna putih jernih, putih susu dan tidak


memiliki belahan.

- Mika

apabila berwarna putih diberi nama muskovit,


bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya
dicirikan

adanya

belahan

seperti

lembaran-

lembaran.
- Feldspar

: apabila berwarna merah daging diberi nama


ortoklas (bidang belah tegak lurus/ 90), bila
berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas.

- Karbonat

biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan


dolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah
bereaksi dengan HCl.

- Olivin

: hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna


kuning kehijauan seperti gula pasir.

- Piroksen

hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.

- Amfibol

hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang

- Oksida besi :

kuning- coklat kemerahan

- Lempung

bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin

yang merupakan hasil pelapukan feldspar, dan


bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan
hasil pelapukan muskovit.
- Azurit

berwarna biru

- Jasper

: berwarna merah
II-2

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

2.

Gores / Cerat ( Streak )


Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk).
Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang
kasar suatu

keping

porselen

atau

dapat dilakukan

dengan

membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat


dapat berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna gores
ini umumnya lebuh stabil dan dapat dipertanggungjawabkan.
a. Mineral transparan dan translucent
Pada mineral mineral transparan dan translucent, ceratnya
biasanya berwarna putih.
Contohnya : Quartz
: putih tak berwarna
Gypsum
: putih tak berwarna
Calcite
: tak berwarna
b. Mineral non logam
Pada mineral mineral non logam, ceratnya biasanya lebih
terang dari warna mineralnya.
Contohnya : Leucite : warnanya abu abu, ceratnya putih
Dolomite : warnanya merah jambu, ceratnya putih
Schellite : warnanya kuning cokelat, ceratnya
putih
c. Mineral logam
Pada mineral mineral logam, ceratnya biasanya lebih gelap dari
warna mineralnya.
Contohnya : Pyrite : warnanya kuning, ceratnya hitam
Sedangkan pada beberapa mineral, memiliki warna gores ( cerat )
sama dengan warna mineralnya.
Contohnya : Cinnabar : warna dan goresnya merah
Magnetite : warna dan goresnya hitam
Lazurite
: warna dan goresnya biru
3.

Kekerasan ( Hardness )

II-3

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan.


Kekerasan

nisbi

suatu

mineral

dapat

ditetapkan

dengan

membandingkan suatu mineral dengan mineral tertentu. Skala


kekerasan yang biasa digunakan ialah skala yang dibuat oleh
Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan Skala
Mohs. Skala Mohs dimulai dari skala 1 sampai 10, dengan skala 1
mulai dari mineral terlunak dan skala 10 adalah mineral terkeras.
Skala yang lebih kecil akan memiliki bekas goresan apabila
dikenakan pada yang skala lebih besar.

HARDNESS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

SKALA MOHS
MINERAL
CHEMICAL FORMULA
Talc
Mg3Si4O10 (OH)2
Gypsum
CaSO4.2H2O
Calcite
CaCO3
Fluorite
CaF2
Apatite
Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)
Orthoklas/ Feldspar
KAlSi3O8
Quartz
SiO2
Topaz
Al2SiO4(O,H,F)2
Corundum
Al2O3
Diamond
C

Zamrud (hijau) atau Alexandrite (BeAl2O3) mempunyai kekerasan 8,5


Sapphir ( biru ) dan Ruby ( merah ) mempunyai rumus kimia yang
sama dengan Corundum yaitu Al2O3 , kekerasannya 9.
Zamrud, Sapphir dan Ruby merupakan nama-nama batu permata
berharga tinggi setelah intan ( berlian ).
Penentuan

kekerasan

relative

suatu

mineral

dapat

juga

menggunakan alat-alat sederhana yang ada di sekitar kita,


contohnya :

Kuku jari manusia mempunyai kekerasan 2,5


Kawat tembaga mempunyai kekerasan 3
Pecahan kaca mempunyai kekerasan 4,5
Pisau bja mempunyai kekerasan 5,5
II-4

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

4.

Kikir baja mempunyai kekerasan 6,5


Lempeng baja mempunyai kekerasan 7

Kilap ( Luster )
Kilap kenampakan suatu mineral yang ditunjukkan dari pantulan
cahaya yang dikenakan padanya. Kilap secara garis besar biasanya
dibagi menjadi 2 jenis :
a. Kilap Logam (Metallic Luster) :
Bila mineral tersebut memiliki kilap seperti logam. Biasanya
terdapat pada mineral mineral opaque dan mineral logam
Contoh : Pyrite, Galena, Native Metal
b. Kilap Non-Logam (Non-Metallic Luster)
Umumnya terdapat pada mineral mineral transparan dan
translucent.
Jenis- jenis kilap non-logam :
Kilap Lemak ( Grassy Luster )
Terlihat dibidang permukaan seperti berminyak akibat terkena
udara lembab dan teroksidasi.
Contoh : Serpentine, halite yang terkena udara
Kilap Intan ( Admantin Luster )
Cemerlang seperti intan
Contoh : Intan, Zircon, Rutile
Kilap Kaca ( Vitrous Luster )
Kilap yang ditimbulkan seperti kaca atau gelas
Contoh : Quartz, Calcite, Fluorite
Kilap Mutiara ( Pearly Luster )
Kilap seperti lemak atau sabun, ditimbulkan oleh mineral
mineral yang transparan berstruktur lembaran.
Contoh : Mika, Talc, Serpentine, Opal, Nepelin
Kilap Sutera ( Silky Luster )
Umumnya terdapat pada mineral mineral yang parallel dan
berserabut atau memiliki serat
Contoh : Asbestos, Gips
Kilap Tanah ( Earthy Luster )
Seolah olah tidak memiliki kilap.
Contoh : Kaolin, Bauxite, Limonit

II-5

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

5.

Tenacity
Tenacity adalah daya tahan mineral terhadap pukulan.
Macam macam tenacity :
a. Flexible
Apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan
mudah.
Contoh : Mika
b. Ductile
Apabila mineral dapat ditarik dan diulur seperti kawat dan apabila
tarikan dilepaskan maka mineral tidak kembali ke posisi awal.
Contoh : Silver, Gold, Copper
c. Elastic
Apabila mineral meregang bila ditarik dan kembali ke bentuk
semula bila dilepaskan.
Contoh : Hematite tipis, Lembaran pipih mika
d. Brittle
Apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus atau mineral
mudah diremas-remas.
Contoh : Marcasite, Lempung
e. Sectile
Apabila mineral dapat dipotong dengan pisau tanpa berkurang
menjadi tepung.
Contohnya : Gypsum, Cerargyrite
f. Malleable
Apabila mineral dipukul akan menjadi lempeng lempeng yang
tipis dan mineral tidak hancur.
Contoh : Emas, Perak

6.

Pecahan ( Fracture )
Disebut belahan apabila mineral akan pecah dalam arah yang
teratur, sedangkan disebut pecahan apabila mineral akan pecah
secara tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai
berikut :
a. Concoidal

II-6

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

Bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada


pecahan botol.
Contoh : pada obsidian, opal, niter, realgar
b. Hackly
Bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar ,
tidak teratur dan runcing. Umumnya dijumpai pada mineral
mineral logam.
Contoh : mineral perak atau emas.
c. Even
Bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus,
masih mendekati bidang datar.
Contoh : mineral lempung, talc
d. Uneven
Bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar
dan tidak teratur.
Contoh : mineral magnetit, cobaltite, cerargyrite.
e. Splintery / Fibrous
Bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, pecahan tajam
kecil kecil seperti benang atau serabut.
Contoh : asbes.
f. Earthy
Mineral yang dipecah hancur seperti tanah.
Contoh : Talc
7.

Belahan ( Cleavage )
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk
membelah diri pada satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan
merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan oleh
tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah
adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah
melalui bidang belahan yang licin. Sehingga dapat digunakan juga
istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah. Contohnya kalsit
memiliki tiga arah belahan, tetapi kwarsa tidak memiliki belahan.
Macam macam belahan ( cleavage ), yaitu :

II-7

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

a. Sempurna ( Perfect )
Apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahnya dan
bidang belahnya membentuk bidang yang datar dan licin.
Contoh : Calcite, Galena, Muscovite
b. Baik ( Good )
Sama dengan sempurna, akan tetapi ada pembelahan yang tidak
pada bidang belahnya.
Contoh : Feldspar
c. Jelas ( Distinct )
Bidang belah mineral jelas tetapi mineral sukar membelah pada
bidang belahnya.
Contoh : Hornblende, Sceelite, Staurolite
d. Tidak Jelas ( Indistinct )
Bidang belah masih terlihat, tetapi kemungkinan terbelah melalui
bidng belahnya dengan terbelah tidak pada bidang belahnya
adalah sama.
Contoh : Corundum, Magnetite, Beryl
e. Tidak Sempuran ( Imperfect )
Bidang belah tidak terlihat, tetapi mineral akan pecah dengan
permukaan rata. Permukaan yang rata ini kemungkinan melalui
bidang belahnya atau memotong bidang belahnya.
Contoh : Cassiterite, Sulfur, Apatite

II-8

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

GAMBAR 2.1
PECAHAN CONCOIDAL PADA BERYL ( HABBARD, 2002 )

8.

Derajat Transparan

II-9

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

a. Transparan
Apabila suatu mineral ditempelkan pada suatu benda hingga
menutupi benda tersebut , ternyata benda tersebut masih
kelihatan jelas.
Contoh : Quartz Colourless, Mika
b. Translucent
Apabila suatu mineral ditempelkan pada suatu benda hingga
menutupi benda tersebut , ternyata benda tersebut masih
kelihatan tapi agak berkabut.
Contoh : Quartz, Fluorite, Gips
c. Opaque
Apabila suatu mineral ditempelkan pada suatu benda hingga
menutupi benda tersebut , benda tersebut tidak kelihatan sama
sekali.
Contoh : Hampir pada semua mineral bijih
9.

Berat Jenis ( Specific Gravity )


Berat jenis adalah berat relatif dari suatu mineral diukur
terhadap berat dari air. Sebagai contoh suatu mineral beratnya 3 kali
berat air dengan volume yang sama maka berat jenis mineral adalah
3.
Pengukuran berat jenis dapat dilakukan dengan pengujian yang
sederhana. Mula mula catatlah berat mineral dalam keadaan
kering di udara, kemudian timbanglah mineral dalam air. Sambil
ditenggelamkan dalam air akan tampak kehilangan berat daripada di
udara karena untuk gaya mengapung. Demikian dalam waktu yang
bersamaan akan dipindahkan sejumlah air yang sama dengan
volumenya sendiri. Berat air yang dipindahkan ini adalah sama
dengan selisih antara berat mineral di udara

dan berat mineral

dalam air. Untuk memperoleh berat jenis dari mineral tersebut,


bagilah berat mineral dalam keadaan kering dengan berat air yang
dipindahkan. Berat jenis mineral dapat dihitung sebagai berikut :

II-10

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

Berat mineral kering di udara


Berat Jenis ( Specific Gravity ) = ---------------------------------------------Berat air yang tumpah
Biasanya berat jenis mineral ditetapkan dengan pertolongan
cairan berat ( bromoform ). Cairan berat ini ditaruh di dalam sebuah
bejana. Semua jenis cairan akan mengambil tempat bersusun-susun
dengan jenis terberat di bagian paling bawah, sedangkan yang
teringan di bagian paling atas. Butiran butiran mineral akan
tenggelam dalam cairan yang berat jenisnya lebih kecil dari berat
jenis mineral tersebut. Umumnya berat jenis mineral antara 2 sampai
7.
C. KLASIFIKASI MINERAL BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIANYA
1. Golongan Karbonat
Ion pengikat logamnya CO3Contoh : Calcite ( CaCO3), Magnesite ( MgCO3 )
2. Golongan Unsur ( Native Element )
Contoh : Perak murni ( Ag ), Emas murni ( Au )
3. Golongan Halida
Ion pengikat logamnya merupakan unsur-unsur halogenida
( Golongan VII A pada system periodic ), yaitu F -, Cl-, Br-, I- ( At tidak

4.
5.
6.
7.

termasuk karena merupakan unsur radioaktif )


Contoh : Halit ( NaCl ), Fluorite ( CaF2 ), Silvit ( KCl )
Golongan Phospat
Ion pengikat logamnya PO42Contoh : Apatite ( Ca5F(PO4)3), Vanadinite ( Pb5Cl(PO4)3)
Golongan Silikat
Mengandung ikatan antara Si dan O
Contoh : Quartz ( SiO2 ), Sanidin ( KAlSi3O8), Zircon ( ZrSiO4)
Golongan Sulfida
Ion pengikat logamnya S2Contoh : Galena ( PbS ), Pyrite ( FeS2)
Golongan Sulfat
Ion pengikat logamnya SO42II-11

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

Contoh : Barite ( BaSO4), Gypsum ( CaSO4.2H2O), Anhidrite (CaSO4)


8. Golongan Oksida
Ion pengikat logamnya O2Contoh : Hematite ( Fe2O3 ), Cuprite ( Cu2O )
9. Golongan Organogen
Golongan ini disebut juga sebagai maceral karena mengandung zatzat organik.
Contoh : Antracite ( C )
Namun, ada juga yang mengklasifikasikan mineral hanya menjadi dua
golongan, yaitu :
1. Mineral silikat, ion pengikat logamnya tetrahedron Si-O
2. Mineral non silikat, ion pengikat logamnya bukan tetrahedron Si-O
melainkan CO3-, Halida, PO42-, S2-, SO42- dan O2-.
D. MINERAL PEMBENTUK BATUAN ( MPB )
Menurut Walter T. Huang ( 1962 ), mineral pembentuk batuan dibagi
menjadi tiga , yaitu :
1. Mineral Primer
Yaitu mineral yang terbentuk langsung dari kristalisasi magma, dan
kehadirannya sangat menentukan dalam penamaan batuan.
Contoh : Quartz, Orthoklas, Plagioklas, Mika, dll.
2. Mineral Sekunder
Yaitu mineral mineral ubahan dari mineral primer, karena hasil
pelapukan, reaksi hydrothermal maupun hasil metamorfisme mineral
primer.
Contoh :
a. Kelompok Kalsit
Ubahan mineral

plagioklas,

terdiri

dari

kalsedon,

dolomit,

magnesite, siderite.
b. Kelompok Serpentin
Ubahan mineral mafic terutama kelompok olivine dan pyroxene
c. Kelompok Chlorite
Ubahan mineral kelompok plagioklas
d. Kelompok Cericite
Ubahan dari plagioklas
e. Kelompok Kaolin
Hasil pelapukan batuan beku
3. Mineral Aksesori

II-12

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

Yaitu mineral-mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, terdapat


dalam jumlah yang sedikit. Ketidakhadiran atau kehadirannya dalam
suatu batuan tidak menentukan dalam penamaan batuan tersebut.
Contoh : Ilmenit, Pyrite, Galena
E. MINERAL PEMBENTUK BATUAN BEKU
1. Mineral Primer
a. Mineral Terang ( Felsic Mineral )
Quartz ( SiO2 )
: bening tak bercleavage
K-Feldspar / Orthoklas
- Orthoklas
: merah muda/merah kecokelatan
- Mikrolin
: hijau muda
- Adular
: putih kekuningan
- Sanidin
: putih keabuan
Plagioklas
- Plagioklas basa :abu-abu kehijauan sampai dengan cokelat
Plagioklas basa terdiri dari :
Anortite
Bitounite
Labradorite
- Plagioklas asam :putih kapur sampai dengan putih kehijauan
Plagioklas asam terdiri dari :
Andesin
Oligoklas
Albit
Feldspartoid ( Voiden )
- Leusit
: putih tulang
- Nepelin
: abu-abu kecokelatan/kemerahan
Mika Terang
- Muscovite : putih mengkilap seperti sisik
- Phlogopit : kuning kecokelatan ( lembar tipis mengkilap )
b. Mineral Gelap ( Mafic Mineral )
Biotit
: hitam mengkilap berupa lembaran pipih
Olivin
: hijau muda transparan - bening
Pyroxene
: hitam kusam
Amfibol
: hitam mengkilap
2. Mineral Aksesori
a. Sphane
b. Tourmalin

: abu-abu, cokelat, hijau kuning


: hitam, kristalnya prisma hexagonal

II-13

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

c.
d.
e.
f.
g.
h.
F.

Magnetite
Ilmenit
Pyrite
Galena
Zircon
Apatite

: hitam metallic, bersifat magnet


: hitam metallic, kristalnya pipih
: kuning emas
: abu-bu timbal
: cokelat pudar dan bening
: Hijau atau cokelat

MINERAL PEMBENTUK BATUAN SEDIMEN


1. Komposisi Mineral Batuan Sedimen Klastik
a. Fragmen
Fragmen adalah butiran pembentuk batuan sedimen yang
berukuran paling besar.
Contoh : Pecahan-pecahan batuan , mineral, fosil
b. Matriks
Matriks adalah butiran pembentuk batuan yang berukuran lebih
kecil dari fragmen dan terletak diantara fragmen sebagai masaa
dasar.
Contoh : Pecahan-pecahan batuan, mineral , fosil
c. Semen
Semen bukan butir, biasanya dalam bentuk amorf atau kristalin,
sebagai pengikat antara fragmen dan matriks.
Bahan- bahan semen yang lazim, yaitu :
Karbonat ( Calcite, Dolomite )
Silika ( Calcedone, Quartz )
Oksida besi ( Limonite, Hematite, Ciderite )
2. Komposisi Mineral Batuan Sedimen Non Klastik
Komposisi mineral batuan sedimen non klastik sangat penting dalam
penamaan batuan. Pada batuan sedimen non klastik biasanya
komposisi mineralnya sederhana, yaitu terdiri dari satu atau dua
macam mineral
Contoh :
Batu Gamping
Chert/Rijang
Gypsum
Anhydrite

: Calcite, Dolomite
: Calcedone
: Mineral Gypsum
: Mineral Anhydrite

G. MINERAL PEMBENTUK BATUAN METAMORF

II-14

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

Secara megaskopis sulit untuk mendskripsikan atau menentukan


komposisi mineral batuan metamorf.
1. Mineral-Mineral Hasil Rekristalisasi Batuan Beku
a. Aktinolite
- Warna hijau pucat, kuning pucat
- Umum dijumpai pada batuan metamorfosa yang mengandung
b.

c.

d.

e.

f.

amfibol
Epidot
- Hijau kulit kayu
- Transparan atau translucent, prismatik
- Alterasi : feldspar, pyroxene, amfibol, biotite
Serpentin
- Hijau pucat
- Berlapis-lapis atau berupa serabut
- Alterasi : olivine, pyroxene, dan amfibol
Garnet
- Merah/cokelat/kuning/hitam
- Transparan translucent
- Berupa butiran sebesar jagung kelereng
- Dijumpai bersama hornblende, mika, clorite
Clorite
- Kuning pucat
- Berlapis-lapis seperti sisik
- Alterasi : Pyroxene, amfibol, biotite, garnet
Kyanite
- Biru pucat
- Berasosiasi dengan garnet

2. Mineral-Mineral Hasil Rekristalisasi Batuan Sedimen


a. Gravite
- Rekristalisasi anthracite
- Warna hitam pensil
b. Marmer
- Rekristalisas batu kapur
- Warnanya putih kemerahan atau kehitaman
c. Kuarsit
- Rekristalisasi kuarsa
Atau ada juga yang mengelompokkan komposisi batuan metamorf
menjadi dua golongan, yaitu :

II-15

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

1. Mineral Stress
Yaitu mineral yang terbentuk akibat tekanan yang tinggi atau stabil
dalam kondisi tekanan. Biasanya berbentuk pipih atau prismatic.
Contoh :
Mika
Seolite
Antopilit
Hornblende
Glaukopan
Actinolit
Serpentin
Claurite
Silimanit
Epidote
Kyanit
Staurolit
2. Mineral Anti-Stress
Yaitu mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi tekanan. Biasanya
berbentuk equidimensional ( bentuk kristal ketiga dimensinya sama
panjang ).
Contoh : Kuarsa, Feldspar, Garnet, Calcite, Kordierite
Selain mineral stress dan anti-stress, ada juga mineral khas dari ;
1. Metamorfosa Regional
Contoh : Silimanite, Andalusit, Talc, Kyanit, Staurolit
2. Metamorfosa Thermal
Contoh : Garnet, Corundum, Grafit
3. Efek Larutan Kimia
Contoh : Epidote, Chlorite, Walastone

II-16

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

H. MINERAL BIJIH

II-17

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

FINAL ASSIGNMENT OF THIS CHAPTER FOR FURTHER THOUGHT


Individual
II-18

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

1.

Select one metallic mineral resource and investigate its occurance,


distribution, consumption, and reserves. Evaluate the impact of its
customary mining and extraction methods. ( How and where is it mined ?
How much energy is used in processing it ? What special pollution
problems, if any, are associated with the processing ? ). Can this metal
be recycled, and if so, from what sorts of material ?

Group
2.

Buatlah tabel identifikasi mineral. Tabel identifikasi mineral terdiri atas


kolom nomor, nama mineral, golongan, sistem kristalnya dan sifat sifat
fisik mineral tersebut yang meliputi : warna mineral, kilap, warna gores,
kekerasan, belahan, pecahan, derajat ketransparanan, specific gravity,
sifat kemagnetan dan sifat kelistrikan dan karakteristik lainnya jika
diperlukan. Mineral yang harus Anda cantumkan sebanyak minimal 100
jenis mineral. Utamakan mineral mineral yang paling umum kita jumpai.
Mineral-mineral tersebut disusun sesuai abjad.

Addition

Tugas individu dibuat dalam bentuk paper, dikerjakan di kertas A4 80


gram dan ditulis tangan. Tugas individu dikumpulkan paling lambat dua
minggu setelah tanggal pemberian tugas kepada asisten masing

masing.
Tugas kelompok diprint out di kertas HVS 80 gram bolak balik. Tugas
divinil dan dijilid ring. Tugas kelompok dikumpulkan paling lambat tiga
minggu setelah tanggal pemberian tugas kepada asisten masing
masing.

II-19

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

MINERAL IDENTIFICATION SHEET


No

Colour

Luster

Hardness

Streak

Fracture

Cleavage

Chemical
Composition

Group

Mineral
Name

Explanation

MINERAL IDENTIFICATION SHEET


No

Colour

Luster

Hardness

Streak

Fracture

Cleavage

II-20

Chemical
Composition

Group

Mineral
Name

Explanation

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

MINERAL IDENTIFICATION SHEET


No

Colour

Luster

Hardness

Streak

Fracture

Cleavage

II-21

Chemical
Composition

Group

Mineral
Name

Explanation

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

MINERAL IDENTIFICATION SHEET


No

Colour

Luster

Hardness

Streak

Fracture

Cleavage

Chemical
Composition

Group

Mineral
Name

Explanation

MINERAL IDENTIFICATION SHEET


No

Colour

Luster

Hardness

Streak

Fracture

Cleavage

II-22

Chemical
Composition

Group

Mineral
Name

Explanation

Praktikum Mineralogi dan Petrologi


Laboratorium Mineralogi dan Petrologi Jurusan Teknik Pertambangan FT UNSRI

II-23

Anda mungkin juga menyukai