Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PRAKTIKUM

BLASTING AGENT AND OXYGEN BALANCE

ALI IKRAM JAYA


09320170091

LABORATORIUM PENGEBORAN DAN PELEDAKAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2020

19
JURNAL PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
BLASTING AGENT DAN OXYGEN BALANCE

Ali Ikram Jaya1, Asman Putra 2, Putra Pratama, S.T3


1. Praktikan Teknik Peledakan Laboratorium Pengeboran dan Peledakan
Universitas Muslim Indonesia
2. Asisten Praktikum Teknik Peledakan Laboratorium Teknik Peledakan
Universitas Muslim Indonesia
Email : aliikramjaya@gmail.com

SARI
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan mengetahui proses pemberaian material
(rock loosening) yang memanfaatkan energi ledak dari hasil reaksi bahan-bahan peledak.
Teknik peledakan digunakan sesuai dengan tujuan peledakan dan proses pekerjaan
selanjutnya yang berhubungan dengan hasil peledakan untuk mendapatkan fragmentasi
yang seragam dan sesuai dengan ukuran yang diharapkan maka harus memperhatikan
desain peledakan dan keadaan geologi lapisan batuan dan komposisi bahan peledak yang
di pakai pada saat melakukan kegiatan pembongkaran. Dan berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan penempatan bahan peledak dibagian atas relatif akan menimbulkan asap
yang banyak dan penempatan bahan peledak yang dibawah dan di tengah akan
membuat daya ledak berkurang, untuk itu diperlukan bahan peledak yang sesuai untuk
melakukan kegiatan peledakan.
Kata kunci : Asap, Fragmentasi, Peledakan

ABSTRACT
This practice aims to recognize and know the process of rock loosening that utilizes
explosive energy from the reaction of explosives. Blasting techniques are used in accordance
with the purpose of blasting and subsequent work processes related to the results of
blasting to obtain uniform fragmentation and according to the expected size, it must pay
attention to blasting designs and geological conditions of rock layers and composition of
explosives used during demolition activities. And based on experiments that have been
carried out the placement of explosives in the upper part will relatively cause a lot of smoke
and the placement of explosives below and in the middle will make explosive power
reduced, for that it is necessary for explosives that are suitable for blasting activities.
Keywords : Blasting, Fragmentation, Smoke

20
I. Pendahuluan
Blasting (Peledakan) adalah proses dari sumber energi lainnya, maka
pemberaian material (rock loosening) pengklasifikasian bahan peledak kimia
yang memanfaatkan energi ledak dari lebih intensif diperkenalkan.
Pertimbangan pemakaiannya antara lain,
hasil reaksi bahan-bahan peledak (Modul
harga relatif murah, penanganan teknis
Juru ledak 2011). Menurut Teknik Sipil lebih mudah, lebih banyak variasi waktu
peledakan adalah proses penghancuran tunda ( delay time) dan dibanding nuklir
struktur buatan dengan menghancurkan tingkat bahayanya lebih rendah. Menurut
sistem sambungannya. Teknik peledakan R.L. Ash (1962), bahan peledak kimia
digunakan sesuai dengan tujuan dibagi menjadi :
peledakan dan proses pekerjaan a. Bahan peledak kuat (high explosive)
bila memiliki sifat detonasi atau
selanjutnya yang berhubungan dengan
meledak dengan kecepatan reaksi
hasil peledakan untuk mendapatkan antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 –
fragmentasi yang seragam dan sesuai 8.000 m/s).
dengan ukuran yang diharapkan maka b. Bahan peledak lemah (low explosive)
harus memperhatikan desain peledakan bila memiliki sifat deflagrasi atau
dan keadaan geologi lapisan batuan dan terbakar kecepatan reaksi kurang dari
komposisi bahan peledak yang di pakai 5.000 fps (1.650 m/s). Dan menurut
JJ. Manon (1978), bahan peledak
pada saat melakukan kegiatan
kimia diklasifikasikan sebagai berikut
pembongkaran. :
Tujuan dari praktikum ini yaitu Bahan peledak kimia adalah senyawa
untuk memahami reaksi dan klasifikasi kimia atau campuran senyawa kimia
bahan peledak dan komposisi bahan yang apabila dikenakan panas, benturan,
peledak kimia (ANFO) serta memahami gesekan atau kejutan (shock) secara cepat
gas-gas yang dapat ditimbulkan pada dengan sendirinya akan bereaksi dan
peledakan, serta gambaran tingkat energi terurai. Ada dua macam istilah untuk
yang dihasilkan. reaksi yang terjadi pada bahan peledak
kimia:
II. Tinjauan Pustaka 1. Detonation menunjukkan reaksi
kimia yang terjadi pada bahan
Bahan peledak (Ir.S.Koesnaryo
peledak dengan kecepatan >
1988), adalah bahan yang berbentuk
kecepatan suara dan menyebabkan
padat,cair, gas atau campuran yang
shattering effects.
apabila dikenai suatu aksi atau panas,
2. Deflagaration menunjukkan reaksi
gesekan atau ledakan akan berubah
secara kimia menjadi zat – zat lain yang kimia dengan kecepatan < kecepatan
lebih stabil, yang sebagian atau suara dan menyebabkan heaving
seluruhnya berbentuk gas dan effect.
perubahan tersebut berlangsung dalam ANFO adalah singkatan dari
waktu yang sangat singkat disertai efek ammonium nitrat (AN) sebagai zat
panas dan tekanan yang tinggi. pengoksida dan fuel oil (FO) sebagai
Bahan peledak diklasifikasikan bahan bakar. Ammonium Nitrate yang
berdasarkan sumber energinya menjadi digunakan untuk bahan peledak biasanya
bahan peledak mekanik, kimia dan berbentuk butiran (prill) yang khusus
nuklir. Karena pemakaian bahan peledak untuk ramuan bahan peledak ANFO.
dari sumber kimia lebih luas dibanding

21
Setiap bahan bakar berunsur karbon, militer ataupun penambangan.
baik berbentuk serbuk maupun cair, Komposisi black powder adalah
dapat digunakan sebagai pencampur serbuk batubara, garam, dan
seperti pada tahun 1950-an di Amerika
belerang. Bahan peledak ini terbakar
masih menggunakan serbuk batura
sebagai bahan bakar dan sekarang sudah cepat sekali, bisa mencapai kecepatan
diganti dengan bahan bakar minyak, rambat 100 ±10 detik per meter atau
khususnya solar. Di Indonesia 60 meter per detik pada kondisi
perusahaan bahan peledak yang sudah terselubung, tetapi tidak bisa
memproduksi ANFO adalah PT. Dahana meledak. Oleh sebab itu black powder
dengan merek dagang “Danfo” dan PT. diklasifikasikan sebagai bahan
Pindad dengan merek dagang “Panfo”.
peledak lemah (low explosive).
Secara umum jenis tipe bahan
peledak terbagi atas :
a. Agen peledakan (Blasting Agent) III. Prosedur Kerja
adalah campuran bahan-bahan kimia Menentukan rumus kimia dari bahan
yang tidak diklasifikasikan sebagai peledak yang telah ditentukan kemudian
bahan peledak, di mana campuran menyetarakanya dalam bentuk reaksi
tersebut terdiri dari bahan bakar dan menghitung zero oxigen balance serta
(fuel) dan oksida. melakukan simulasi peledakan dengan
b. Bahan peledak berbasis nitrogliserin menggunakan petasan pada suatu wadah
yang telah terisi material.
Kandungan utama dari bahan peledak
ini adalah nitrogliserin, nitoglikol, IV. Hasil Dan Pembahasan
nitrocotton dan material selulosa.
Nitrogliserin merupakan zat kimia 4.1 Hasil
berbentuk cair yang tidak stabil dan
mudah meledak, sehingga 4.1.1 Rumus kimia dan hitung zero
pengangkutannya sangat beresiko
oxygen balance dengan berat
keseluruhan (1084 kal/kg):
tinggi.
Jawaban:
c. Bahan peledak permissible adalah
bahan peledak yang khusus a. Granular dynamit (2C3H5N3O9 +
digunakan pada tambang batubara KNO3)
bawah tanah. Bahan peledak ini Berat molekul (BM):
harus lulus beberapa tahapan uji
2C3H5N3O9
keselamatan yang ketat sebelum
dipasarkan. Pengujian terutama C = 6 × 12 = 72
diarahkan pada keamanan peledakan H = 10 × 1 = 10
dalam tambang batubara bawah
N = 6 × 14 = 84
tanah yang umumnya berdebu agar
bahan peledak tersebut tidak O = 18 × 16 = 288 +
menimbulkan kebakaran tambang. = 454
d. Black powder atau gun powder
pertama kali dibuat pada abad ke 13
dan digunakan baik untuk keperluan

22
KNO3 Persentasenya yaitu:
K = 1 × 39 = 39 2C3H5N3O9 =
454
× 100%
539
N = 1 × 14 = 14
= 84,2%
O = 3 × 16 = 48 + 85
NaNO3 = × 100%
539
= 101
= 15,7%
454 + 101 = 555
Berat per 1091 kal/kg:
Persentasenya yaitu:
454
2C3H5N3O9 = 0,842 × 1091 kal/kg
2C3H5N3O9 = × 100%
555 = 918,9493 kal/kg
= 81,80%
NaNO3 = 0,157 × 1091 kal/kg
101
KNO3 = × 100% = 172,0507 kal/kg
555

= 18,20%
Berat per 1091 kal/kg: c. Trinitrotoluene (C7H5N3O6 )
2C3H5N3O9 = 0,818×1091 kal/kg Berat molekul (BM):
= 892,438 kal/kg C7H5N3O6
KNO3 = 0,182×1091 kal/kg C = 7 × 12 = 84
= 198,562 kal/kg H=5×1 =5
N = 3 × 14 = 42
b. Gelatin dynamit (2C3H5N3O9 + O = 6 × 16 = 96 +
NaNO3) = 227
Berat molekul (BM): Persentasenya yaitu:
2C3H5N3O9 C7H5N3O6 =
227
× 100%
227
C = 6 × 12 = 72
= 100%
H = 10 × 1 = 10
Berat per 1091 kal/kg:
N = 6 × 14 = 84
C7H5N3O6 = 1 × 1091 kal/kg
O = 18 × 16 = 288 +
= 1091 kal/kg
= 454
d. Nitroglicerin (2C3H5N3O9 )
NaNO3
Berat molekul (BM):
Na = 1 × 23 = 23
2C3H5N3O9
N = 1 × 14 = 14
C = 6 × 12 = 72
O = 3 × 16 = 48 +
H = 10 × 1 = 10
= 85
N = 6 × 14 = 84
454 + 85 = 539
O = 18 × 16 = 288 +

23
= 454 6NH4NO3 =
480
× 100% = 87,59%
548
Persentasenya yaitu: 14
CH2 = × 100% = 2,55%
454 548
2C3H5N3O9 = × 100%
454 Berat per 1091 kal/kg:
= 100% 2Al = 0,0985 × 1091 kal/kg
Berat per 1091 kal/kg: = 170,4635 kal/kg
2C3H5N3O9 = 1 × 1091 kal/kg 6NH4NO3 = 0,8759 × 1091 kal/kg
= 1091 kal/kg = 955,6069 kal/kg
CH2 = 0,0255 × 1091 kal/kg
4.1.2 Setarakan senyawa masing – = 27,8205 kal/kg
masing dan hitung zero oxygen
balance dengan berat keseluruhan 4.1.3 Tabel Blasting agent dan grafik
perbandingan waktu hilangnya
(1084 kal/kg) asap setelah peledakan dengan
Jawaban: penempatan posisi bahan peledak
(s)
a. Setarakan
Tabel 4.1 Blasting agent
2Al + 6NH4NO3 + CH2
Volum
Berat Waktu
13H2O + CO2 + 6N2 + Al2O3 Volum
bahan
e asap
hilangnya Ketera
No e pasir hasil
3 peleda asap setelah ngan
Berat molekul (BM): (m )
k (gr)
peledaka
n
peledakan (s)

2Al 1 12420 3.55 10490 12.8 Bawah


2 12420 3.55 9355 14.7 Tengah
Al = 2 × 27 = 54
3 12420 3.55 9355 17.4 Atas

6NH4NO3
Grafik Perbandingan
N = 12 × 14 = 168
Waktu Hilangnya Asap Setelah Peledakan (s)

Blasting Agent
H = 24 × 1 = 24
20
O = 18 × 16 = 288 + 18 17,4
16
= 480 14 14,7
12,8
CH2 12
10
C = 1 × 12 = 12 8
H=2×1 =2 + 6
4
= 14 2
54 + 480 + 14 = 548 0
Bawah Tengah Atas
Persentasenya yaitu: Posisi Bahan Peledak Pada Lubang
54 Ledak
2Al = × 100% = 9,85%
548

24
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Blasting membutuhkan 12,8 detik yang dimana
Agent Waktu Hilangnya Asap Setelah sedikit terjadinya asap yang berlebihan.
Peledakan (s) dengan Posisi Bahan Peledak Pada grafik volume asap untuk
pada Lubang Ledak. peledakan bahan ledak bagian bawah
memiliki volume asap hasil peledakan
yaitu 10490, sedangkan pada bagian
Grafik Perbandingan tengah dan atas menghasilkan volume
Blasting Agent asap yang sama yaitu 9355 mungkin
akibat tatanan tempat atau letak dari
20000
bahan peledak yang menghasilkan
Volume Asap Hasil Peledakan

volume yang sama atau dari bahan


15000
peledak yang memiliki komponen yang
10490
9355 9355 berbeda.
10000

V. Kesimpulan
5000
Berdasarkan Penjelasan dari R.L.
0 Ash (1962) dan JJ. Manon (1978) bahwa
klasifikasi bahan peledak terdiri dari
Bawah Tengah Atas
Posisi Bahan Peledak pada Lubang beberapa macam yaitu bahan peledak
Ledak kuat dan bahan peledak lemah yang
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Blasting sumber energinya dari bahan kimia
Agent Volume Asap Hasil Peledakan Sedangkan menurut Mike Smith (1988),
dengan Posisi Bahan Peledak pada Lubang bahan peledak kimia diklasifikasikan
Ledak. terdiri dari high explosives, blasting
agent, speciality explosives, explosives
4.2 Pembahasan
subtitutes. Dan berdasarkan percobaan
Pada Pembahasan awal yang telah dilakukan penempatan bahan
menentukan rumus kimia dan hitung peledak dibagian atas relatif akan
zero oxygen balance dengan berat menimbulkan asap yang banyak dan
keseluruhan, ada 4 komponen bahan penempatan bahan peledak yang dibawah
peledak yang akan di cari rumusnya yaitu dan di tengah akan membuat daya
granular dynamit, gelatin dynamite,
ledak berkurang, untuk itu diperlukan
trinitrotoluence, dan nitrogelicerin, ke 4
bahan peledakn tersebut adalah suatu bahan peledak yang sesuai untuk
bahan yang vital dan bahan utama untuk melakukan kegiatan peledakan.
meledakkan suatu material.
Pada grafik waktu hilangnya asap Ucapan Terima kasih
setelah dilakukanya peledakan yaitu
dengan posisi bahan peledak yang berada Ucapan terima kasih yang sebesar-
pada bagian atas dengan memiliki waktu besarnya penulis sampaikan kepada :
yang paling lama yaitu 17,4 detik, yang a. Bapak Ir. Abd. Salam Munir, ST.,
menandakan bahwa posisi bahan peledak MT., Selaku Kepala Laboratorium
yang ditempatkan pada bagian atas dapat Pengeboran Dan Peledakan.
memicu terjadinya asap yang berlebihan.
Pada bagian tengah membutuhkan waktu
14,7 detik, sedangkan pada bagian bawah

25
b. Bapak Ir. Arif Nurwaskito, ST., MSi.,
IPP., Selaku Dosen Pengampuh Mata
Kuliah Teknik Peledakan.
c. Kakanda Putra Pratama Sebagai
Koordinator Laboratorium
Pengeboran Dan Peledakan.
d. Kakak-kakak asisten Labolatorium
Pengeboran dan Peledakan yang telah
memberi banyak ilmu.
e. Kedua Orang Tua Yang Selalu
Memberikan Saya Semangat Dan
Doa.
Teman – teman angkatan 2017
seperjuangan yang telah membantu
menyusun laporan ini.

Daftar Pustaka

Anggara., Rochsyid., 2017 “Teknik


Peledakan”. Balai Pendidikan dan
Pelatihan Tambang Bawah Tanah,
Sumatera Barat.
Asisten., Korps., 2018, Mata acara 4
Blasting agent and oxigen balance .
Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Muslim Indonesia,
Makassar.
Dwinagara., Barlian., “Bahan Peledak”.
Jurusan Teknik Pertambangan,
UPN “Veteran” Yogyakarta.

26
2.4
BENCH BLASTING

Anda mungkin juga menyukai