Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENGGUNAAN OLI BEKAS SEBAGAI CAMPURAN

AMMONIUM NITRATE FUEL OIL TERHADAP FRAGMENTASI


HASIL PELEDAKAN DI PT KALTIM PRIMA COAL,
SANGATTA,KALIMANTAN TIMUR

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa
pada Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya

Oleh :
Richardo Rocha Ginting
03121402030

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2016

A. JUDUL
ANALISIS PENGGUNAAN OLI BEKAS SEBAGAI CAMPURAN
AMMONIUM NITRATE FUEL OIL TERHADAP FRAGMENTASI
HASIL PELEDAKAN DI PT KALTIM PRIMA COAL,SANGATTA,
KALIMANTAN TIMUR
B. LOKASI
PT Kaltim Prima Coal, Sangatta, Kalimantan Timur

C. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan

D. LATAR BELAKANG
Batubara merupakan salah satu bahan galian yang penting sebagai
bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi. Mengingat semakin
menipisnya cadangan minyak bumi, maka sejak tahun 1980 pemerintah
Indonesia mencanangkan penggunaan batubara secara optimal sebagai
sumber energi untuk keperluan industri sebagai pengganti minyak bumi,
sehingga disamping menjadi energi alternatif pengganti minyak bumi maka
dengan adanya penambangan batubara diharapkan dapat menambah devisa
bagi negara dan juga dapat menambah pendapatan asli daerah. Dampak dari
kebijaksanaan yang diambil pemerintah untuk peningkatan penggunaan bahan
bakar batubara sebagai pengganti minyak bumi, maka saat ini banyak
bermunculan pengusaha-pengusaha swasta maupun pengusaha asing yang
menambahkan modalnya untuk kegiatan baik eksplorasi maupun eksploitasi
dalam bidang pertambangan batubara di wilayah negara Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki cadangan batubara yang cukup besar
terutama yang terdapat di Sumatera, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
sehingga dengan adanya cadangan batubara yang cukup besar tersebut
Indonesia berpotensi untuk menjadi salah satu negara penghasil batubara pada
abad ke 20. Di Kalimantan Timur sendiri

banyak

dijumpai

perusahaan

pertambangan yang mengusahakan dan memanfaatkan batubara untuk

memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun kebutuhan manca negara


(komoditas ekspor).
PT. Kaltim Prima Coal adalah salah satu perusahaan produsen
batubara di Indonesia dimana PT. Kaltim Prima Coal menerapkan sistem
tambang terbuka dengan menggunakan metode open pit. Kegiatan utama
tahap penambangan tersebut terdiri dari pengupasan lapisan tanah penutup,
pembongkaran dengan peledakan, pemuatan dan pengangkutan dri lokasi
penambangan ke lokasi pengumpulan (stockpile).
Pada aktivitas alat-alat berat yang berada di area penambangan akan
menghasilkan oli bekas yang cukup besar. Untuk itu oli bekas ini
dikumpulkan untuk digunakan sebagai campuran ammonium nitrat fuel oil.
Pada campuran ini akan dianalisa distribusi ukuran atau fragmentasi batuan
hasil ledakan penggunaan campuran oli bekas dan ANFO. Target distribusi
ukuran pada PT. Kaltim Prima Coal adalah <70 mm. Oleh karena itu, penulis
akan menganalisis penggunaan oli bekas sebagai campuran ANFO terhadap
fragmentasi hasil peledakan pada aktivitas peledakan di PT. Kaltim Prima
Coal.

E. PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumasan masalah ini adalah :
1. Berapa persentase campuran oli bekas dan ANFO dalam peledakan yang
manakah sesuai dengan target distribusi ukuran ?
2. Bagaimana distribusi fragmentasi hasil peledakan dengan mengunakan
bahan peledak ANFO dan oli bekas dengan prediksi metode Kuz-Ram ?
3. Bagaimana pengaruh campuran oli bekas dan ANFO tehadap fragmentasi
hasil uji peledakan ?
4. Bagaimana penghematan biaya aktivitas peledakan dengan menggunakan
campuran oli bekas dan ANFO ?

F. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis persentase campuran oli bekas dan ANFO dalam peledakan


yang dapat memenuhi target distribusi ukuran .
2. Menganalisis distribusi fragmentasi hasil peledakan dengan mengunakan
bahan peledak ANFO dan oli bekas dengan prediksi metode Kuz-Ram .
3. Menganalisis pengaruh campuran oli bekas dan ANFO tehadap
fragmentasi hasil uji peledakan .
4. Menganalisis

penghematan

biaya

aktivitas

peledakan

dengan

menggunakan campuran oli bekas dan ANFO .

G. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai tolak ukur bagi
PT Kaltim Prima Coal untuk mengganalisis pengaruh penggunaan oli bekas
sebagai campuran ANFO terhadap fragmentasi hasil peledakan dan
penghematan biaya aktivitas peledakan.

H. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Peledakan
Pada kegiatan penambangan, peledakan merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan untuk pembongkaran material. Ukuran
keberhasilan peledakan dapat dilihat dari ketercapaian target produksi ,
effisiensi bahan peledak, fragmentasi yang dihasilkan dan pengaruhnya
terhadap lingkungan (Susanti, 2011).
Dalam suatu operasi peledakan pada pertambangan didahului oleh
pemboran yang bertujuan untuk membuat lubang tembak dimana akan
diisi oleh bahan peledak. Tujuan perencanaan pemboran dan peledakan
pada batuan: menghasilkan batuan lepas, yang dinyatakan dalam derajat
fragmentasi sesuai dengan tujuan yang akan capai (Konya, 1990). Hasil
peledakan ini sangat mempengaruhi produktivitas dan biaya operasi
berikutnya.
2. Bahan Peledak

Bahan peledak merupakan suatu bahan kimia senyawa tunggal atau


campuran yang berbentuk padat,cair,gas atau campurannya yang apabila
dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan
mengalami suatu reaksi kimia yang sangat cepat dengan hasil reaksi
sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan
yang sangat tinggi (Fahlevi, 2012).
Pada prinsipnya suatu ledakan adalah merupakan reaksi kimia yang
terjadi secara spontan dimana pada umumnya kita mengenal reaksi kimia
dapat terjadi secara termodinamika dan termokinetika. Peledakan akan
memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena tergantung
pada

kondisi

eksternal

saat

pekerjaan

tersebut

dilakukan

yang

mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut.


Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia
pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan
dengan deflragrasi dan terakhir detonasi (Hemphil, 1981). Proses
dekomposisi bahan peledak diuraikan sebagai berikut:
a) Pembakaran adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga
keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri
dan produknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran
memerlukan unsur oksigen (O2) baik yang terdapat di alam bebas
maupun dari ikatan molekuler bahan atau material yang terbakar. Untuk
menghentikan kebakaran cukup dengan mengisolasi material yang
terbakar dari oksigen. Contoh reaksi minyak disel (diesel oil) yang
terbakar sebagai berikut:
CH3(CH2)10CH3 + 18 O2

12 CO2 + 13 H2O

b) Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi


dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi
merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat
menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut (shock wave)
dengan kecepatan rambat rendah, yaitu antara 300 1000 m/s atau lebih

rendah dari kecepatan suara (subsonic). Contohnya pada reaksi


peledakan low explosive (black powder) sebagai berikut:
- Potassium nitrat + charcoal + sulfur
20NaNO3 + 30C + 10S
6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S +14CO2 +
10CO + 10N2
- Sodium nitrat + charcoal + sulfur
20KNO3 + 30C + 10S
6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +14CO2 +10CO
+ 10N2
c) Ledakan adalah ekspansi seketika yang cepat dari gas menjadi
bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek
mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat bahwa
ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan
oleh transfer energi ke gerakan massa yang menimbulkan efek mekanis
merusak disertai panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan antara
lain balon karet ditiup terus akhirnya meledak, tangki BBM terkena
panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain.
d) Detonasi adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi
sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar
yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula.
Kecepatan reaksi yang sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan
panas ke seluruh zona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut
(shock compression wave) dan proses ini berlangsung terus menerus
untuk membebaskan energi hingga berakhir dengan ekspansi hasil
reaksinya. Kecepatan rambat reaksi pada proses detonasi ini berkisar
antara 3000 7500 m/s. Contoh kecepatan reaksi ANFO sekitar 4500
m/s. Sementara itu shock compression wave mempunyai daya dorong
sangat tinggi dan mampu merobek retakan yang sudah ada sebelumnya
menjadi retakan yang lebih besar. Disamping itu shock wave dapat
menimbulkan symphatetic detonation. Oleh sebab itu peranannya
sangat penting di dalam menentukan jarak aman (safety distance) antar
lubang. Contoh proses detonasi terjadi pada jenis bahan peledakan
antara lain:
- TNT : C7H5N3O6

1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C

- ANFO: 3 NH4NO3 + CH2


- NG : C3H5N3O9

CO2 + 7 H2O + 3 N2

3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2

- NG + AN : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3

6 CO2 + 7 H2O + 4 N2 + O2

3. Klasifikasi Bahan Peledak


Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi
bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir. Pertimbangan pemakaian bahan
peledak kimia dari sumber energi lainnya antara lain, harga relatif murah,
penanganan teknis lebih mudah, lebih banyak variasi waktu tunda (delay
time) dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih rendah. Sampai saat ini
terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia, namun pada
umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian tersebut.
Berdasarkan kelasnya bahan peledak dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Bardasarkan pemakaiannya
a.Bahan peledak militer (bursting)
Umumnya dipakai dalam operasi militer, misalnya untuk peperangan,
melukai, membunuh (bom napalm, granat).
b.Bahan peledak komersial (blasting)
Bahan peledak ini dalam pemakaian industri pertambangan dan
konstruksi. Karakteristik bahan peledak komersial harus memiliki
beberapa persyaratan antara lain:
Peka terhadap suatu reaksi: panas, getaran, gesekan atau benturan.
Mempunyai kecepatan detonasi teertentu (high dan low explosive).
Memiliki daya tahan air (water resistance) terbatas.
Dapat disimpan dengan stabil.
Menghasilkan gas-gas hasil peledak, yaitu : gas dalam bentuk
molekul lebih stabil
Memerlukan stemming/penyumbatan dalam penggunaannya.
2. Berdasarkan kecepatan rambatnya
a. High Explosive (high action explosive)
High explosive mempunyai karakteristik dengan:
Kecepatan peledakan yang tinggi yang tinggi (>4000 m/s)
Tekanan impact yang tinggi, densitas tinggi, dan sensitif

High compressibility sampai dengan 100 kbar


Bahan peledak kuat berupa campuran ini banyak digunakan baik
dalam bidang militer maupun sipil (komersial) dengan tujuan
sebagai penghancur. Tergolong bahan peledak kuat disini adalah :
Amatol, Ammona, Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO), Siklotol,
Dinamit, Oktol, Pentolit, Pikratol, Torpeks, Tritoal, Bom plastik.
b. Low explosive atau blasting agent
Umumnya berupa campuran antara fuel dengan oxidizer system,
dimana tidak satu pun dapat diklasifikasikan sebagai bahan peledak.
Cirri khasnya yaitu:
Perubahan kimia di bawah kecepatan suara (<4000 m/s)
Low compressibility (<3500 bar)
Bahan peledak lemah bukan merupakan bahan peledak penghancur,
tetapi digunakan sebagai bahan isian pendorong pada amunisi.
Bahan pendorong ini dikenal juga dengan nama propelan. Yang
tergolong propelan ini antara lain : bubuk hitam (black powder),
bubuk tak berasap (smokeless powder), bahan pendorong roket
(rocket propellantas), bahan pendorong cair (liquid propelant).
3. Berdasarkan komposisinya
a. Bahan peledak tunggal
Bahan peledak senyawa tunggal yaitu bahan peledak yang terdiri
dari satu senyawa. Bahan peledak senyawa murni (tunggal) disebut
juga primary explosive dan termasuk bahan peledak kuat (High
Explosive). Yang termasuk bahan peledak utama (Primary
Explosive) adalah : Mercury fulminat, Timbal azida, Sianurat triazia
(CTA), Diazodinitrofenol (DDNP), Tetrasen, Heksametilendiamin
peroksida (HMTD), Penta Erytritol Tetra Nitrat (PETN), Tri Nitro
Toluen (TNT).
b. Bahan peledak campuran

Bahan peledak yang terdiri dari berbagai senyawa tunggal. Bahan


peledak campuran banyak digunakan karena memiliki keuntungan
yang lebih banyak jika dibandingkan dengan bahan peledak tunggal.
Contoh bahan peledak campuran yaitu dinamit (booster), black
powder, Ammonium Nitrate Fuel Oil (ANFO).
Ada 3 jenis bahan peledak yang digunakan di PT. Kaltim Prima
Coal yaitu ANFO, Heavy ANFO, dan Titan Black (Fortis). Seluruh bahan
peledak dan aksesoris yang digunakan di lokasi penelitian disediakan oleh
PT Orica Mining Services (Nirwan, 2012). ANFO digunakan sebagai
bahan peledak untuk lubang tembak yang kering. Sementara penggunaan
Heavy ANFO (Fortan) hanya ditujukan sebagai pelapis pada lubang
tembak yang akan diisi dengan bahan peledak ANFO pada sleep blasting.
Sementara untuk peledakan loading shoot, bahan peledak ANFO tidak
memerlukan bahan peledak Heavy ANFO (Fortan) sebagai pelapis di dasar
lubang tembak. Untuk Peledakan lubang basah menggunakan Titan Black
(Fortis). Secara umum pemilihan penggunaan bahan peledak ini lebih
didasarkan pada kondisi lubang tembak yang berair. Oli bekas dan solar
merupakan sesama senyawa karbon, dimana oli bekas ini dapat kita
gunakan sebagai pengganti solar pada campuran ANFO.
4. Proses Pengumpulan Oli Bekas (Oli bekas)
Proses pengumpulan oli bekas meliputi kegiatan pengambilan oli bekas
dari ala berat/unit yang menghasilkan oli bekas, kemudian dikumpulkan di
suatu tempat penampungan oi bekas (oli bekas). Tempat penampungan oli
bekas ini terdapat di beberapa lokasi berbeda menurut tempat dimana
unit/alat berat di service. Tempat penampungan tersebut yaitu tangki oli
bekas di wokshop (bengkel permanen) dan di pit stop (bengkel yang
berada di lapangan), serta pada unit Lubricant Truck untuk unit yang di
service di lokasi penambangan (Hakim, 2011).
Oli bekas yang akan digunakan untuk peledakan akan dikirimkan
ke gudang handak (bahan peledak) menggunakan Lubricant Truck. Oli
bekas dari Lubricant Truck dmasukkan ke tempat penyimpanan sementara

(TPS) limbah B3 yang selanjutnya sebagai persediaan oli bekas untuk


membuat Process Oil (campuran oli bekas dan solar sebagai bahan bakar
ANFO) (Hakim, 2011).
Penggunaan oli bekas sebagai campuran bahan bakar dalam ANFO
yang digunakan sudah mempunyai izin resmi dari pemerintah dengan
komposisi oli bekas dan solar. Perijinan tersebut berupa Surat Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 649 Tahun 2008 tentang ijin
Pemanfaatan Oli Bekas untuk Bahan Bakar Pembantu dalam Peledakan
Kegiatan Penambangan (Hakim, 2011).
5. Pengolahan Oli bekas menjadi Fuel Oil dalam ANFO
Oli bekas merupakan senyawa hidrokarbon yang dapat merubah
struktur dan fungsi tanah sehingga produktivitas tanah menjadi menurun
(Muklishoh, 2008). Oli bekas bersifat kental dan mengandung pengotor,
untuk dijadikan bahan pencampur FO, oli bekas perlu diencerkan terlebih
dahulu (Simajuntak, 2013). Pengencer yang digunakan adalah solar karena
mudah didapat dan aman. Pada proses pencampurannya, oli bekas dan
solar dimasukkan kedalam satu tangki pencampur, kemudi kedua bahan
tersebut dicampur dengan menggunakan sistem sirkulasi aliran energi dari
pompa. Adapun hasil campuran oli bekas dan solar disebut dengan Process
Oil yang berfungsi sebagai solar untuk pencampuran ANFO (Hakim,
2011).
6. Prediksi Distribusi Fragmen Batuan Hasil Peledakan dengan Model KuzRam
Model Kuz-Ram merupakan salah satu metode untuk memprediksi
distribusi fragmen batuan hasil peledakan. Model Kuz-Ram merupakan
gabungan dari persamaan Kuznetsov (1971) dan persamaan Rossin
Rammler (1933). Persamaan Kuzntesov memberikan ukuran fragmen
batuan rata-rata dan persamaan Rossin Rammler menentukan material
yang tertampung di ayakan dengan ukuran tertentu. Persamaan Kuznetsov
(1971) dapat dilihat pada persamaan 1.

Xmean=A ( )0,8 Qe 1/6 (115) -0,633.............................................................(1)


Xmean = Ukuran fragmen batuan rata-rata (cm)
A

= Faktor Batuan
7 untuk batuan menengah
10 untuk batuan keras dan banyak kekar
13 untuk batuan sangat keras dan banyak kekar

Vo

= Jumlah batuan per lubang tembak (BxSxH) (m3)

Qe

= Jumlah bahan peledak ANFO

= RWS bahan peledak


100 untuk bahan peledak ANFO
115 untuk bahan peledak TNT

I. METODE PENELITIAN
Dalam menyelesaikan permasalahan ini, penulis menggabungkan antara
teori dengan data-data lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penyelesaian masalah.
Adapun urutan pekerjaan penelitian ini yaitu :
1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang
diperoleh dari :
a) Instansi yang terkait
b) Perpustakaan
c) Informasi-informasi
d) Grafik dan tabel.

2. Pengambilan data
Dilakukan dengan cara :
a) Melakukan pengukura-pengukuran langsung di lapangan (data primer).
b) Mengambil data sekunder perusahaan
c) Meneliti proses peledakan yang berlangsung

d)Mencatat kejadian yang terjadi pada lokasi, fragmentasi yang dihasilkan.


e) Wawancara

J.

JADWAL KEGIATAN
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 4
April 2016 sampai dengan 4 Juni 2016 dengan perincian kegiatan sebagai
berikut :

TABEL I
JADWAL RENCANA KEGIATAN PENELITIAN DI
PT. KALTIM PRIMA COAL

Jadwal Pelaksanaan
No

Kegiatan

Minggu
1

Administrasi

dan

orientasi

lapangan

Pengumpulan referensi dan data

Pengolahan Data

Konsultasi dan Bimbingan

Penyusunan dan Pengumpulan


Draft Laporan

K. PENUTUP
Demikianlah proposal permohonan Penelitian Tugas Akhir yang
direncanakan dilakukan di PT Kaltim Prima Coal. Besar harapan saya untuk
dapat melakukan penelitian Tugas Akhir dan dapat mendapat sambutan yang
baik dari pihak perusahaan. Dengan melihat keterbatasan dan kekurangan
yang saya miliki, maka saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan
baik moril maupun materil dari pihak perusahaan untuk kelancaran Penelitian
Tugas Akhir ini.

Bantuan yang sangat saya harapkan dalam pelaksanaan Penelitian


Tugas Akhir ini adalah:
1. Adanya bimbingan selama Penelitian Tugas Akhir
2. Kemudahan

dalam

mengadakan

penelitan

(akomodasi)

ataupun

pengambilan data-data yang diperlukan selama pelaksanaan Penelitian


Tugas Akhir
L. DAFTAR PUSTAKA
BSNI., (2013), Tata Cara Pemanfaatan Oli Bekas Untuk Campuran
Amonium Nitrate dengan Fuel Oil pada Tambang Terbuka. http://
www.scribd.com/doc/123688943/SNI-Tata-cara-pemanfaatan-oli-bekas
untuk-campuran-ANFO (Diakses pada tanggal 20 Januari 2016)
Fahlevi, R., (2012) Analisa Penggunaan Bahan Peledak Yang Digunakan
Terhadap Getaran Yang Dihasilkan di Pit Rama PT. Arutmin Indonesia
Tambang Satui. Jurnal Bahan Peledak Tambang Terbuka, 19 (2) : 8-11
Hemphil, G,B., (1981), Blasting Operations. USA: McGraw-Hill, Inc.
Hakim, N,R., (2011) Kajian Presentase Campuran Fuel Oil Menggunakan Oli
Bekas Dalam Komposisi Bahan Peledak ANFO di Pit Utara Blok North
dan Central. Jurnal Pengembangan IPTEK Kebumian, 8 (2) : 4-8
Konya., Calvin, J., Edward, W. (1990), Surface Blast Design. New Jersey:
Prentice-Hall,Inc.
Mining Service, Orica. (2011). Safe Effisient Blast. PT. Orica Mining
Service
Nirwan, K., (2012) Implementasi Blasting di Pit INUL K-West Panel 2 secara
Terintegrasi untuk Mencapai Productivity dan Cost secara Optimal
(Project Expand pattern dengan Analisa Kuzram). Jurnal Operasi
Peledakan, 3 (4) : 10-33
Simanjuntak, M. R. A., (2013). Peran Oli Bekas Sebagai Campuran. Jurnal
Ilmiah Media Engineering, 3 (1) : 65-78
Susanti, R., (2011), Kajian Teknis Operasi Peledakan untuk Meningkatkan
Nilai Perolehan Hasil Peledakan di Tambang Batubara Kab. Kutai
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, Yogyakarta, 2011
Muklishoh, I., (2008) Pengelolaan Limbah B3. Jurnal Penelitian Sains dan
Teknologi, 8 (2) : 166-184

Anda mungkin juga menyukai