Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


Jalan B.Aceh- Medan Km 280,3 Buket Rata, Lhokseumawe, 24301
P.O Box 90 telp (0645) 42670, fax - 42785

PRAKTIKUM KIMIA HIDROKARBON

NAMA : AS SHIFA SALSABIL


NIM : 1932402007
KELAS : 1 / PM

JURUSAN : TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PENGOLAHAN
MINYAK DAN GAS BUMI (D3)
KELOMPOK : 2

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PRODI TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS BUMI

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


TAHUN AJARAN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Carbon Residue

Nama : As Shifa Salsabil

NIM : 1932402007

Kelas/Semester : 1/PM / 1 (Ganjil)

Prodi : Teknologi Pengolahan Minyak dan Gas

Tanggal Praktikum : 06 November 2019

Dosen Pembimbing : Zulkifli, ST, MT.

NIP : 195903021990011002

Ka. Laboratorium : Zulkifli, ST, MT.

NIP : 195903021990011002

Buketrata, November 2019

Guru Pebimbing Ka. Laboratorium Praktikan

Zulkifli, ST, MT. Zulkifli, ST, MT. As Shifa Salsabil

NIP :19590302199001100 NIP :19590302199001100 NIM :1932402007


1. Pendahuluan
1.1 Judul Praktikum : Carbon Residue

1.2 Tujuan Praktikum


a. Menentukan jumlah dari sisa karbon yang tertinggal setelah pembakaran
dan penguapan dari bahan bakar minyak
b. Menyediakan beberapa indikasi dari kecenderungan pembentukan karang
secara efektif
2. Dasar Teori
Dalam dunia kimia, residu adalah segala sesuatu yang tertinggal, tersisa
atau berperan sebagai kontaminan dalam suatu proses kimia tersebut. Residu
karbon (carbon residue) adalah partikel sisa dari produk bahan bakar yang
terbentuk dari penguapan dan degradasi panas dari suatu bahan yang mengandung
karbon. Karbon residu juga disebut sebagai kecenderungan suatu bahan bakar
untuk membentuk deposit karbon melalui proses kimia di bawah suhu
tinggi dan dalam kondisi inert. Karbon residu dibedakan atas residu karbon dan
coke (arang/kokas).
Residu karbon tidak seluruhnya karbon sedangkan coke berasal dari
pengubahan karbon karena proses pirolisis. Terdapat hubungan antara karbon
residu dan oAPI gravity minyak dan juga konstituen aspaltik. Untuk (% massa)
karbon residu tinggi, maka semakin tinggi pula (% massa) kandungan aspaltik,
berarti minyak tersebut tidak mudah menguap (non volatile). Pengujian residu
karbon digunakan untuk evaluasi karakteristik deposit oleh karbon dalam
peralatan jenis pembakaran minyak (oil burning) dan mesin internal
combustion. Ketika bahan bakar dibakar dan digunakan oleh mesin kendaraan
bermotor dalam proses evaporasi dan pirolisis akan
menghasilkan pembuangan yang mengandung karbon monoksida dan
kokas/arang.
Sebagai contoh, solar merupakan salah satu bahan bakar yang sering
digunakan oleh masyarakat. Umumnya minyak solar yang diberi aditif alkil nitrat,
misalnya amil nitrat, heksil nitrat, atau oktil nitrat mempunyai nilai residu karbon
tinggi. Tidak hanya dengan penambahan aditif alkil, adanya abu pembentuk dan
non-volatile aditif yang terdapat dalam sampel juga akan menambah nilai residu
karbon. Karena pada dasarnya, nilai residu karbon dari bahan bakar tergantung
pada proses kilang yang digunakan dalam pembuatannya. Untuk bahan bakar
straight run, kisaran nilainya 10-12% m/m, sedangkan untuk bahan bakar dari
pengolahan pemurnian sekunder nilainya tergantung pada beratnya proses yang
diterapkan.
Nilai residu karbon dalam produk minyak bumi berkisar 0,1%-30% (b/b).
Bila diperoleh hasil pengujian lebih besar dari massa, terjadi deposit dalam ruang
bakar mesin. Terdapatnya deposit dalam ruang bakar mesin menyebabkan panas
dalam ruang bakar mesin tidak merata, sehingga pemuaian logam mesin untuk
disetiap bagian tidak sama, mengakibatkan rusaknya mesin. Bila terbentuk
deposit yang keras akan mempercepat proses keausan logam.

Condradson Carbon Residue (CCR)

Metode pengujian ini hanya menjalankan 1 jenis sampel, menggunakan


wadah yang berlapis-lapis dengan wadah keramik porselin di tengah dan ditutupi
dengan wadah besi.
Prinsip kerjanya, sejumlah sampel ditimbang pada wadah kemudian
dipanaskan hingga mencapai suhu uji (pada CCR tidak terdapat pengaturan suhu
digital, sehingga pengukuran suhu dilakukan secara manual). Selama pemanasan,
residu akan mengalami cracking dan reaksi kokas. Pada periode pemanasan
tertentu, wadah yang berisi residu karbon didinginkan dan ditimbang residu
sisanya yang dihitung sebagai persentase dari sampel asli, dan dilaporkan sebagai
nilai karbon residu.
Uji ini umumya dilakukan terhadap produk minyak bumi yang relatif
kurang volatil yang sebagian akan terurai pada distilasi tekanan atmosferik,
seperti bahan bakar solar, minyak gas, minyak bakar dan minyak pelumas. Sisa
karbon pada dasarnya bukan seluruhnya berisi karbon, tetapi kokas yang masih
bisa diubah lebih lanjut dengan jalan pirolisis.
CCR digunakan sebagai petunjuk mengenai kecenderungan produk
minyak bumi untuk memberikan deposit kokas. Adanya alkil nitrat dalam bahan
bakar diesel seperti amil nitrat, heksil nitrat atau oktil nitrat akan memberikan
CCR yang relatif lebih tinggi apabila dalam bahan bakar diesel tersebut
ditambahkan aditif.

Prosedur Kerja (SOP)


a. Persiapan Alat dan Bahan
1. Wadah porselin 24-31 ml atau diameter 46-49 mm
2. Wadah besi skidmore 65-81 ml, diameter roda dalam 53-57 mm dan
luar 60-67 mm (wadah yang lebih kecil)
3. Wadah besi spun sheet-iron dengan penutup 78-82 mm (wadah yang
lebih besar) ketebalan 0,8 mm dan jangan lupa letakkan pasir kering
sebanyak 25 ml pada bagian bawah wadah setiap sebelum pengujian.
4. Kawat pendukung
5. Corong kepala
6. Insulator – blok tahan panas., diameter ± 150-175 mm dengan
ketebalan 32-48 mm
7. Crude Oil
8. Kerosin
9. Solar

b. Langkah kerja
1. Kocok sampel yang akan di uji
2. Lakukan pemanasan awal ± 10𝑜 -50𝑜 𝐶 selama 30 menit waktu yang
diperlukan untuk mengurangi kekentalan minyak (opsional)
3. Timbang 0,5 gram sampel minyak yang akan di uji. Bebas dari
lembab dan gangguan lainnya kedalam wadah porselin yang berisi 1
gelas manik-manik berdiameter sekitaran 2,5 mm
4. Letakan wadah di tengah wadah skidmore
5. Letakan pasir sebanyak 25 ml pada wadah yang besar dan letakkan
wadah skidmore di tengah wadah besi yang besar. Tutup wadah
skidmore dan wadah besi besar.
6. Pada cincin lingkaran di atas kaki alat, letakan kawat segitiga
nichrome dan setelah itu letakan insulator
7. Letakkan wadah sheet-iron (wadah yang besar) pada insulator
8. Berikan panas yang tinggi dan besar dari gas pembakaran meker type
pre ignition selama 10-15 menit (waktu yang lebih singkat dapat
memulaipenyulingan dengan cepat dan membentuk busa-busa atau
api yang terlalu tinggi). Pembakaran keluar melalui corong, angkat
dan geser pembakar pada corong sehingga corong akan
mengeluarkan api dengan tujuan membakar asap tersebut
9. Kemudian hilangkan panas dari pembakar secara tempores sebelum
mengganti dengan menggunakan api pada corong, kecilkan api pada
pembakar sehingga api membakar pada corong panas dapat ditambah
bila diperlukan ketika api tidak muncul pada corong. Lamanya
pembakaran uap selama 13 ± 1 menit
10. Ketika uap terhenti membakar dan tidak terdapat asap biru lagi,
kecilkan pembakar dan tahan panasnya seperti awal membuat bagian
bawah pada wadah besi menjadi merah, periode pemanasan total
sekitar ± 30 menit
11. Pindahkan pembakar dan biarkan alat menjadi dingin sehingga tidak
ada asap yang muncul dari alat lagi. Kemudian lepaskan penutup
wadah skidmore (sekitar 15 menit). Ambil wadah porselin dengan
tang dan kemudian letakan pada pengering. Dinginkan dan timbang
12. Kalkulasikan presentase sisa karbon dengan sampel asli
𝐴×100
Carbon Residue = 𝑊

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Baca dengan teliti prosedur kerja dan jangan melakukan pekerjaan
sebelum memahami dengan benar prosedur kerja, atau ikuti petunjuk
yang diberikan oleh instruktur
2. Mengetahui secara pasti apa yang akan dikerjakan saat praktikum, tujuan,
bagaimana cara kerja percobaan dengan hasil data yang akan diperoleh
3. Menghindari sesuatu yang dapat membahayakan
4. Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan
5. Mengetahui alat dan bagaimana cara merangkai serta cara kerjanya
6. Jauhkan dari panas, percikan api dan api terbuka karena bahan yang
digunakan sangat mudah terbakar (very flammable) dan siapkan racun api
7. Gunakan jas laboratorium untuk menghindari bahan terkena pakaian
8. Gunakan masker pelindung
9. Gunakan sarung tangan karena bahan yang digunakan tidak boleh
berkontak langsung dengan kulit dan dalam jangka waktu yang lama.
10. Membuang limbah praktikum pada tempatnya
11. Bekerja dengan tertib, tekun dan catat seluruh data yang diperlukan
12. Bersihkan ruangan, meja, peralatan yang digunakan setelah selesai
praktikum dan simpan pada tempatnya
13. Sebelum meninggalkan ruangan praktikum periksa sekali lagi untuk
memastikan semua peralatan dan alat sudah dalam keadaan baik seperti
semula

Anda mungkin juga menyukai