Anda di halaman 1dari 3

Nama : As Shifa Salsabil

Kelas : 2A TPMG

NIM : 1932402007

Mata Kuliah : Pengolahan Migas

Dosen Pengampu : Dr. Ratni Dewi, S.T., M.T

TREND PERKEMBANGAN INDUSTRI MIGAS

Berbicara tentang trend perkembangan industry migas, tak selamanya dunia


permigasan selalu berada diatas. Data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat dalam lima tahun terakhir terjadi
penurunan investasi migas secara berkala terkecuali pada 2018.

Pada tahun 2018 terjadi perbaikan kinerja dibanding tahun 2017, kendati demikian
capaian tahun 2018 ternyata tak lebih baik dari capaian 2014-2016. Pada tahun 2014, sebagai
contoh realisasi investasi migas mencapai US$ 21,72 miliar. Angka ini turun pada tahun 2015
dengan besaran investasi US$ 17,98 miliar. Pada tahun 2016 terjadi penurunan kembali,
realisasi investasi migas yang dicatatkan sebesar US$ 12,73 miliar.

Trend penurunan ini berlanjut di tahun 2017 dimana besaran realisasi investasi yang
diperoleh yakni US$ 11,03 miliar atau yang terendah dalam lima tahun terakhir. Sementara
itu pada tahun 2018, terjadi perbaikan kinerja yang dibuktikan dengan kenaikan realisasi
investasi sebesar US$ 12,68 miliar.

Menanggapi hal tersebut, SKK Migas melalui Kepala Divisi Program dan
Komunikasi Wisnu Prabawa Taher mengatakan untuk investasi hulu migas secara khusus
cukup terpengaruh oleh tren harga minyak dunia. Lebih lanjut Wisnu mengatakan capaian
2018 didorong oleh kondisi harga minyak dunia yang lebih membaik dibanding periode
sebelumnya.

Sekedar informasi, pada tahun 2018 investasi migas ditargetkan sebesar US$ 15,42
miliar sementara realisasi investasi migas di tahun tersebut sebesar US$ 12,68 miliar atau
mencapai 82,26%. Kontribusi dalam realisasi investasi migas tiap tahunnya didominasi oleh
investasi hulu migas. Sebagai contoh di tahun 2018, investasi hulu migas mencapai US$
11,99 miliar atau meningkat ketimbang pencapaian dua tahun sebelumnya (2016-2017).

Investasi produksi migas menjadi sektor yang memberi kontribusi terbanyak dengan
besaran di atas US$ 8 miliar atau sebesar 73% dari total investasi hulu migas di 2018.
Sementara itu sektor pengembangan memberikan sumbangsih sebesar US$ 1,32 miliar dan
sektor eksplorasi sebanyak US$ 786 juta. Sayangnya perbaikan kinerja realisasi investasi
hulu migas tidak diikuti oleh realisasi investasi hilir migas. Investasi hilir migas terus
menunjukkan penurunan dalam lima tahun terakhir. Adapun capaian terbaik investasi hilir
migas terjadi di tahun 2015. Pada kurun waktu tersebut, investasi hilir mencapai US$ 2,64
miliar.

Pasca 2015 realisasi investasi hilir terus menunjukkan tren penurunan. Bahkan pada
tahun 2018 realisasi investasi hilir mencapai titik terendahnya yakni sebesar US$ 689 juta.
Berdasarkan laporan kinerja diungkapkan bahwa investasi hilir migas 2018 terhambat
dikarenakan adanya kendala pendanaan pada proyek penyimpanan LNG di Cilegon. Selain
itu adanya penundaan proyek pembangunan pipa transmisi gas West Natuna Transportation
System (WNTS) – Pemping dikarenakan over supply pada pembangkit listrik di Batam juga
menyebabkan target investasi hilir tidak tercapai.

Anggota Komite BPH Migas Jugi Parjogio bilang pada tahun 2018 tidak adanya
investasi besar di sektor pipa cukup mempengaruhi kinerja realisasi investasi hilir. Beberapa
badan usaha berfokus pada pipa distribusi yang nilai belanja modalnya tidak cukup besar.

Di sisi lain, Pengamat Energi Pri Agung Rakhmanto bilang tren penurunan harga minyak
pada tahun 2014-2016 cukup mempengaruhi investasi. Sementara itu, ia menambahkan pada
tahun 2017 harga minyak mulai rebound atau menunjukkan perbaikan. Pada 2018 harga
minyak mulai tinggi lagi, sehingga investasi di semua negara mengalami kenaikan. Perlu
kebijakan efektif dan kepastian investasi.

Investasi migas sangat dipengaruhi oleh tren harga minyak, namun ada dua aspek lain
yang tidak kalah penting mempengaruhi realisasi investasi migas. Adanya kebijakan yang
menimbulkan ketidakpastian. Perlu adanya upaya pemerintah dalam memberikan kepastian
investasi. Jika tidak ada kepastian dalam investasi bukan tidak mungkin para investor akan
memilih menanamkan modalnya di negara maju maupun negara lain yang sanggup
memberikan kepastian investasi.

Wisnu mengungkapkan pada tahun 2019, realisasi investasi akan lebih optimal
khususnya dalam investasi hulu migas. "Ke depannya makin banyak proyek yang on stream,"
jelas Wisnu. Selain itu ia menambahkan terjadinya peningkatan volume pengeboran yang
lebih besar juga akan memberi kontribusi yang positif. Berdasarkan laporan Kontan.co.id
beberapa waktu lalu, investasi hulu migas hingga kuartal I 2019 mencapai US$ 2,22 miliar
atau 15% dari target di tahun 2019 sebesar US$ 14,7 miliar.

Sisi positif dari capaian kuartal I ini adalah adanya pertumbuhan 10% dibanding
periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara itu Jugi mewakili BPH Migas bilang ada
beberapa peluang perbaikan kinerja antara lain; perkembangan pipa Pertagas yakni pipa
Gresik-Semarang yang hampir tuntas tersambung serta gas Jambaran tiung biru yang
direncanakan on stream pada 2021.

Pipa Duri-Dumai sudah mulai gas-in ungkap Jugi. Namun ia menambahkan perlu
dipastikan pembukuan belanja modal proyek tersebut terhitung dit ahun yang mana. Selain
itu ia menambahkan hingga saat ini sekitar 18 Badan Usaha telah mengajukan permohonan
Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) pengangkutan gas dan Wilayah Niaga Tertentu (WNT).
Dari 18 BU tersebut, sekitar 5 BU telah menyelesaikan feasibility studies (fs) dan sisanya
dalam tahap penyelesaian fs.

Anda mungkin juga menyukai