Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERLAMBATAN INVESTASI GLOBAL TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Guru Pengampu : Akhmad Yuni Hartono, S.Pd

Disusun Oleh :
Yulanda Destyaputri (34)
Kelas XII MIPA 7

Tahun Pelajaran 2023/2024


SMA NEGERI 3 PONOROGO
Jl. Laks. Yos Sudarso IlI No. 1 Telp. Fax (0352) 481525 Ponorogo

Website: www.smaga.ponorogo.sch.id
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, makalah Sejarah yang berjudul “Perlambataan Investasi
Global Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia” dapat saya selesaikan. Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk menambah wawasan dan melengkapi tugas untuk mata
pelajaran Ekonomi.

Dalam pembuatan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak guru
pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan makalah ini.
Selain itu, ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada orang tua dan teman- teman kami
yang telah memberikan do’a, dorongan, serta bantuan kepada kami sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan.

Demikian makalah ini saya hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun perbaikan makalah ini, sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi global menjadi peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Hal ini mencakup arus modal masuk yang bersumber dari luar negeri untuk berinvestasi
dalam proyek-proyek bisnis, infrastruktur, atau aset ekonomi lainnya. Investasi asing dapat
memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan membuka
peluang baru, meningkatkan produksi, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat
pengembangan infrastruktur. Sebagai negara yang terbuka terhadap investasi asing, Indonesia
telah lama menjadi tujuan investasi bagi investor global.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, keadaan ekonomi global telah menjadi
semakin tidak pasti. Ketidakpastian ini menciptakan atmosfer yang tidak menguntungkan
bagi investor, baik domestik maupun asing, yang cenderung menahan investasi mereka atau
mencari tempat lain yang lebih stabil. Perlambatan investasi global, yang merupakan dampak
langsung dari ketidakpastian ini, telah memberikan dampak yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, investasi asing memiliki peran penting dalam menggerakkan sektor-
sektor kunci ekonomi, seperti infrastruktur, manufaktur, dan pariwisata. Namun, penurunan
investasi global telah menghasilkan tekanan yang signifikan pada ekonomi Indonesia, dengan
konsekuensi langsung terhadap laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan
pembangunan infrastruktur.
Perlambatan investasi global merujuk pada penurunan atau penundaan investasi yang
dilakukan oleh investor asing di pasar global. Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari
ketidakpastian ekonomi global, perang perdagangan antarnegara, fluktuasi pasar keuangan,
hingga faktor-faktor politik yang tidak stabil. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh negara
maju, tetapi juga oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak perlambatan investasi global terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia?
2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan perlambatan investasi global?
3. Bagaimana Indonesia dapat mengatasi dampak negatif perlambatan investasi global?
C. Tujuan
1. Menganalisis dampak perlambatan investasi global terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan perlambatan investasi global.
3. Memberikan saran tentang langkah-langkah yang dapat diambil oleh pemerintah
Indonesia untuk mengatasi dampak negatif perlambatan investasi global dan
memperkuat pertumbuhan ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dampak Perlambatan Investasi Global terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia
1. Penurunan Pertumbihan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dunia melambat selama tiga tahun beruntun. Pada 2021,
seusai terkontraksi akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi dunia pada 2021
melonjak 6,2 persen. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi global melambat menjadi 3
persen pada 2022 dan diperkirakan kembali melambat menjadi 2,6 persen pada 2023.
Tertulis dalam laporan tersebut, perlambatan ekonomi dunia di tahun 2024 merupakan
akibat dampak kebijakan moneter ketat yang ditempuh negara-negara maju untuk
mengendalikan inflasi. Imbasnya, aktivitas investasi global akan ikut terhambat.
Masih berlanjutnya tren suku bunga tinggi tahun ini merupakan konsekuensi dari
inflasi yang masih relatif tinggi dipicu kenaikan harga bahan pokok akibat El Nino dan
berlanjutnya konflik geopolitik, terutama di Timur Tengah, yang mengganggu pasokan di
pasar komoditas. Suku bunga yang lebih tinggi akan membuat pinjaman lebih mahal.
Kondisi ini akan menghambat pengeluaran dan investasi karena investor cenderung akan
memilih menyimpan uang di lembaga perbankan dengan risiko yang rendah.
2. Penurunan Penyerapan Tenaga Kerja
Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada
kuartal pertama tahun 2023 mencapai Rp328,9 triliun. Realisasi tersebut meningkat 16,5
persen jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu. Kepala
BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa realisasi investasi pada Kuartal I/2023 telah
mencapai 23,5 persen dari target 2023 sebesar Rp1.400 triliun.
Namun, sayangnya peningkatan realisasi investasi ini tidak berbanding lurus
dengan penyerapan tenaga kerja yang masih rendah. BKPM mencatat, penyerapan tenaga
kerja Indonesia pada kuartal I/2023 tercatat hanya sebanyak 384.892 orang. Bahlil
mengakui bahwa penyerapan tenaga kerja masih di bawah harapan pemerintah. Bahkan
dia menyebut, penyerapan tenaga kerja memang menjadi momok di Indonesia. Idealnya
antara realisasi investasi harus berbanding lurus dengan penciptaan lapangan pekerjaan
yang maksimal. Namun, investasi yang ada saat ini tak lagi didominasi oleh padat karya,
melainkan padat modal.
Hal tersebut dapat dilihat dari sektor realisasi penanaman modal asing (PMA) dan
penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada kuartal I/2023 berasal dari sektor industri
logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan sebesar Rp46,7 triliun. Saat ini
sektor pertambangan juga menggunakan mesin semua, sehingga yang menggunakan
tenaga kerja hanya operator. Sedangkan freeport operator tambang juga bukan manusia
lagi, melainkan sudah menggunakan robot. Jadi begitu canggihnya fasilitas teknolgi yang
ada saat ini.
3. Perlambatan Pembangunan Infrastruktur
Pembiayaan infrastruktur oleh pemerintah merupakan perbincangan yang sangat
menarik dikalangan para pakar. Diakui oleh para pakar bahwa pemerintah memang
menghadapi tantangan serius dalam pembiayaan infrastruktur, dimana keterbatasan dana
menyebabkan tidak memungkinkan pemerintah mengandalkan metode pembiayaan
konvensional untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang terus meningkat. Bahkan
untuk infrastruktur dimana kelayakan finansial tidak mungkin dicapai seperti di daerah
terpencil dan pedesaan, dana pemerintah masih belum mencukupi mengingat biaya
investasi yang cukup besar.
Salah satu kebijakan pengembangan infrastruktur yang saat ini paling disoroti
adalah masalah kebijakan investasi. Pada era otonomi daerah sekarang ini, ada dua
paradigma baru yang dikembangkan berkait dengan kebijakan investasi infrastruktur
tersebut. Pertama bahwa kebijakan investasi sepenuhnya adalah tanggung jawab dari
Pemerintah Daerah. Kedua adalah kebijakan investasi ini juga melibatkan secara intens
berbagai stakeholder termasu lembaga Legislatif Daerah (Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah/DPRD).
Bagi daerah yang memiliki sumber dana memadai, permasalahan justru timbul
pada bagaimana mengalokasikan dana dengan baik dan tepat agar sepenuhnya
bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, bagi daerah dengan sumber dana
terbatas, permasalahannya menjadi lebih rumit. Selain harus mengoptimalkan sumber
daya yang ada dalam kebijakan investasi, juga harus merumuskan kebijakan investasi
yang mampu menstimulir atau merangsang pihak ketiga untuk dapat dan mau terlibat
dalam kegiatan investasi infrastruktur ini.
B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perlambatan Investasi Global
1. Ketidakpastian Perekonomian Global Masih Tinggi
Bank Indonesia (BI) mengonfirmasi situasi terkait perkembangan ekonomi global
dan dalam negeri tahun 2023. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan ketidakpastian
perekonomian global masih tetap tinggi. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan
masih sebesar 2,7 persen dengan kecenderungan ekonomi Tiongkok melambat.
Perlambatan ekonomi Tiongkok disebabkan melemahnya permintaan domestik atau
dalam negeri, yang dipengaruhi penurunan tingkat keyakinan konsumen (pengguna
barang dan jasa) dan hutang rumah tangga. Perry mengatakan permasalahan ini, terjadi di
tengah penurunan kinerja ekspor (Tiongkok) mereka akibat perlambatan ekonomi global.
Kondisi ekonomi Tiongkok berbanding terbalik dengan Amerika Serikat (AS), yang
malah semakin menguat.
2. Perang Perdagangan AntarNegara
Perang antara negara Rusia dan Ukraina juga berdampak pada perekonomian
global. Secara global, perang di Ukraina akan menjadi bencana bagi dunia. Ketegangan
antara kedua negara tersebut akan merugikan perekonomian global dan mengganggu
proses pemulihan ekonomi dunia. Padahal, dunia baru saja berusaha pulih dari krisis
global akibat pandemi Covid-19, namun karena keternagan antar dua negara tersebut
memicu terjadinya lonjakan harga komoditas, mata uang fluktuasi nilai tukar, harga
minyak mentah melonjak, hingga terjadinya krisis pangan.
Konflik Rusia Ukraina juga membuat pasar saham Indonesia mengalami
penurunan. Mayoritas saham di Bursa Efek Indonesia mencatat penurunan harga saham,
dan IHSG mengalami penurunan nilai. Hal ini juga terjadi pada Bursa Efek di negara lain,
seperti NewYork Stock Exchange dimana, Indeks Nasdaq juga mengalami penurunan.
Dari informasi tersebut jelas terlihat bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina memberikan
dampak pada pasar modal di Indonesia dan dunia. Selain pasar saham, harga emas juga
terdampak akibat perang antara dua negara tersebut. Harga emas dunia justru mengalami
peningkatan ketika kondisi antara kedua negara tersebut memanas.
3. Fluktuasi Pasar Keuangan
Dampak langsung dari fluktuasi nilai mata uang adalah pada perdagangan
internasional. Ketika nilai mata uang suatu negara menguat terhadap mata uang negara
lain, ekspor negara tersebut menjadi lebih mahal, sementara impor menjadi lebih murah.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan daya saing produk ekspor negara tersebut di pasar
global. Sebaliknya, ketika nilai mata uang melemah, ekspor menjadi lebih murah dan
impor menjadi lebih mahal, meningkatkan daya saing ekspor negara tersebut.
Fluktuasi nilai mata uang juga berdampak pada investasi asing. Ketika nilai mata
uang suatu negara menguat, investor asing mungkin cenderung menarik dana mereka dari
negara tersebut karena aset lokal menjadi lebih mahal dalam mata uang mereka.
Sebaliknya, ketika nilai mata uang melemah, negara tersebut menjadi lebih menarik bagi
investor asing karena aset lokal menjadi lebih murah. Dalam hal ini, fluktuasi nilai mata
uang dapat mempengaruhi arus modal asing dan investasi langsung asing ke suatu negara,
yang memiliki konsekuensi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan
lapangan kerja.
4. Kenaikan Suku Bunga Acuan
Bank sentral di seluruh dunia secara bersamaan menaikkan suku bunga acuan
sejak semester kedua tahun ini, seperti Bank of England dan the Federal Reserve (The
Fed). Tekanan inflasi di negara Barat dan AS membuat bank sentral terus menaikkan suku
bunga acuan untuk mengendalikan inflasi. Demikian halnya kenaikan suku bunga acuan di
negara-negara anggota G20 seperti Brasil, India, dan Indonesia. Selama tahun 2022 ini,
Bank of England telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 200 basis poin.
Sementara The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 300 basis poin.
Merespons hal tersebut, Bank Indonesia ikut menaikkan suku bunga acuan sebesar 50
basis poin menjadi 5,25% pada bulan November 2022. Kenaikan suku bunga acuan secara
bersamaan yang dilakukan oleh bank-bank sentral di seluruh dunia akan memberikan
dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan dapat menyebabkan terjadinya resesi
ekonomi global.
C. Strategi Mengatasi Dampak Negatif Perlambatan Investasi Global
1. Melakukan Promosi

Anda mungkin juga menyukai