Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI

PROVINSI BENGKULU

OUTLINE SKRIPSI

Oleh :

DIO PRASETYO
NIM C1A017023

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
1. Judul

“ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI

PROVINSI BENGKULU”

2. Latar Belakang

Investasi merupakan salah satu kompenen utama untuk pembangunan pada negara –

negara berkembang, dimana investasi ini akan dapat mendorong negara – negara berkembang

menjadi negara maju. Telah terbukti ada beberapa negara berkembang yang sukeses

mengelola investastinya dengan baik sehingga negara tersebut akan menuju atau telah

menjadi negara maju seperti halnya China, Taiwan dan Korea Selatan.

Pembentukan modal (investasi) dapat bersumber dari dalam negeri atau Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) mampun dari luar negeri atau Penanaman Modal Asing

(PMA). Pembenutkan modal ini akan menambah produksi barang dan jasa bukan hanya

dalam satu periode saja tetapi dapat berkesinambungan kepada periode - periode berikutnya.

Menurut Harrod-Domar pembentukan modal tidak hanya dipandang sebagai pengeluaran

yang akan menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan jasa,

tetapi juga permintaan efektif masyarakat. Jika pada suatu periode tertentu dilakukan

sejumlah pementukan modal maka pada masa berikutnya perekonomian tersebut akan

mempunya kemampuan yang lebih besar dalam menghasilkan barang dan jasa

(Arsyad:2010:253)

Indonesia yang termasuk dalam salah satu third world country atau negara

berkembang sangat membutuhkan dana untuk pembagunannya, baik yang berasal dari dalam

negeri maupun dari luar negeri guna mempertahankan jalannya perekonomian. Maka dari itu

beberapa usaha yang dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan mendorong pengusaha

swasta untuk meningkatkan investasi di berbagai sektor, demikian juga dengan investasi dari
luar negeri. Selain itu, pemerintah turut aktif dalam membuat kebijakan untuk mempermudah

investasi masuk ke Indonesia.

Bengkulu merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dibentuk berdasarkan

undang – undang No. 9 Tahun 1968. Misi dalam pembangunan ekonomi yang dimiliki oleh

Provinsi Bengkulu adalah meningkatkan daya saing dan iklim investasi daerah. Untuk

mencapai misi tersebut dapat dilakukan melalui deregulasi investasi yang berorientasi pada

pengurangan ekonomi biaya tinggi, perbaikan dalam hal iklim berusaha dan investasi,

pemantapan kelembagaan pelayanan penanaman modal, promosi investasi daerah, komitmen

pemerintah daerah terhadap investasi, penjaminan keamanan usaha dan investasi dan

perbaikan infrastruktur daerah.

Realisasi Penanaman Modal PMDN dan PMA (Januari – Juni 2019)

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI


Bedasarkan data mengenai realiasi penamanam modal PMDN dan PMA berdasarkan

lokasi Provinsi di Indonesia menunjukan provinsi yang menjadi penyumbang tertinggi dalam

hal investasi ialah provinsi – provinsi yang berasal dari pulau jawa, sedangkan di pulau

Sumatera, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara yang paling mendominasi investasi baik

PMDN maupun PMA. Sedangkan provinsi Bengkulu berada pada posisi 10 terbawah, yang

mana hal tersebut mengindikasikan masih rendahnya tingkat investasi yang ada di Provinsi

Bengkulu.

Kondisi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN, Penaman Modal Asing (PMA), Angkatan

Kerja, UMR dan Inflasi di Provinsi Bengkulu Tahun 2014-201

Tahun PMDN PMA Angkatan UMR Inflasi


(Rp Miliar) (US$ Juta) Kerja (Jiwa) (Juta Rp) (%)
2014 7,8 19,3 900.054 1.350.000 10,85

2015 553,92 20,58 951.007 1.500.000 3,25

2016 1081,2 55,7 997.913 1.605.000 5,00

2017 296,5 138,7 969.255 1.730.000 3,56

2018 4,902.80 136,61 998.524 2.040.000 2,35

Sumber : BKPM – RI, Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Meskipun merupakan salah satu Provinsi yang memiliki tingkat Investasi paling

rendah dapat dilihat dari tabel diatas investasi di Provinsi Bengkulu memiliki pertumbuhan

yang cukup positif, meskipun sempat mengalami fluktuasi, tren positif terjadi baik itu pada

investasi dalam negeri (PMDN) maupun luar negeri (PMA).

Pada Jumlah Angkatan Kerja dalam kurun waktu lima tahun terakhir selalu

mengalami peningkatan, dan pada akhir tahun 2019 dipredeksi jumlah Angkatan Kerja yang

ada di Provinsi Bengkulu melebihi satu juta jiwa. Sedangkan pada tingkat Upah Minimum

Provinsi atau Upah Minimum Regional mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun ke

tahun, namun tingkat UMR ini masih tergolong rendah dibandingkan dengan provinsi –

provinsi lain yang ada di Indonesia.


Sedangkan pada level inflasi di Provinsi Bengkulu melalui perhitungan Indeks Harga

Konsumen pada kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan adanya fluktuasi pada tingkat

inflasi, tetapi beberapa tahun terakhir tren inflasi mengalami penurunan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan topic “Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Di Provinsi Bengkulu”

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas rumusan masalah yang akan dibahas

adalah apakah Jumlah Angkatan Kerja, UMR dan inflasi berpengaruh positif atau negatif

terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di

Provinsi Bengkulu?

4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui besarnya pengaruh Jumlah Angkatan Kerja, UMR dan Inflasi terhadap

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi

Bengkulu.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji dan menganalisis Pengaruh Angkatan Kerja, UMR dan Inflasi

terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di

Provinsi Bengkulu., peneliti menggunakan alat analisis regresi berganda (Multiple

Regretion), serta akan diuji dengan asumsi klasik.

6. Tinjauan Pustaka

6.1 Landasan Teori

1. Teori Investasi

Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah untuk

membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk


mengganti dan terutama menambah barang-barang modal yang akan digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Investasi adalah suatu komponen

dari PDB = C + I + G + (X-M).

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal

atau perusahaan untuk membeli barang – barang modal dan perlengkapan – perlengkapan

produksi untuk menambah kemmapuan memproduksi barang – barang dan jasa – jasas

tersedia dalam menambah kemampuan produksi barang – barang dan jasa – jasa tersedia

dalam perekonomian (Sukirno: 2008:1210

Menurut Noerdhus dan Samuelson (2004), investasi meliputi penambahan stok modal

atau barang disuatu negara, seperti bangunan peralatan produksi, dan barang-barang

inventaris dalam waktu satu tahun. Investasi merupakan langkah mengorbankan konsumsi di

waktu mendatang.

Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam GNP. Investasi

memiliki peran penting dalam permintaan agregat. Pertama bahwa pengeluaran investasi

lebih tidak stabil apabila dibandingkan dengan pengeluaran konsumsi sehingga fluktuasi

investasi dapat menyebabkan resesi. Kedua, bahwa investasi sangat penting bagi

pertumbuhan ekonomi serta perbaikan dalam produktivitas tenaga kerja. Pertumbuhan

ekonomi sangat bergantung pada tenaga kerja dan jumlah stok kapital (Setyowati dan

Fatimah, 2007)

Mankiw (2003), investasi merupakan unsur PDB merupakan unsur PDB yang paling

sering berubah. Ada tiga bentuk pengeluaran investasi yaitu investasi tetap bisnis, investasi

tetap residensial, dan investasi persediaan.

2. Teori Angkatan Kerja

Angkatan kerja (labour force) adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) yang bekerja

dan tidak bekerja tetapi siap untuk mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja
adalah penduduk yang masih bersekolah, ibu rumah tangga dan para penyandang cacat, serta

lanjut usia.

Angkatan kerja merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan dalam

melaksanakan proses produksi. Dalam proses produksi tenaga kerja memperoleh pendapatan

sebagai balas jasa dari usaha yang telah dilakukannya yakni upah. Maka pengertian

permintaan tenaga kerja adalah tenaga kerja yang diminta oleh pengusaha pada berbagai

tingkat upah (Suroto, 1992).

Simanjuntak (1998), pasar kerja adalah seluruh aktivitas dan pelaku pelaku yang

mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja. Pasar tenaga kerja dibutuhkan karena

dalam kenyataannya terdapat banyak perbedaanperbedaan di kalangan pencari kerja dan di

antara lowongan kerja. Perbedaanperbadaan tersebut antara lain:

a. Pencari kerja mempunyai tingkat pendidikan, keterampilan, kemampuan dan sikap pribadi

yang berbeda.

b. Setiap perusahaan menghadapi lingkungan yang berbeda: luaran (output), masukan (input),

manajamen, teknologi, lokasi, pasar, dll, sehingga mempunyai kemampuan yang berbeda

dalam memberikan tingkat upah, jaminan sosial dan lingkungan pekerjaan.

c. Baik pengusaha maupun pencari kerja sama-sama mempunyai informasi yang terbatas

mengenai hal-hal yang dikemukakan dalam butir (a) dan (b). Keseimbangan antara

permintaan dan penawaran tenaga kerja akan terjadi apabila pencari kerja menerima

pekerjaan yang ditawarkan pada tingkat upah tertentu.

3. Teori Upah Minimum Regional (UMR)

Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para

pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada para pegawai, karyawan atau

buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya.


Upah adalah pendapatan yang diterima tenaga kerja dalam bentuk uang, yang

mencakup bukan hanya komponen upah/gaji, tetapi juga lembur dan tunjangan tunjangan

yang diterima secara rutin/reguler (tunjangan transport, uang makan dan tunjangan lainnya

sejauh diterima dalam bentuk uang), tidak termasuk Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangan

bersifat tahunan, kartalan, tunjangantunjangan lain yang bersifat tidak rutin (BPS, 2008).

Di dalam pasar tenaga kerja dikenal konsep tingkat upah umum. Dalam

kenyataannya, hanya sedikit pasar tenaga kerja yang bersifat persaingan sempurna. “Dalam

menganalisis pendapatan tenaga kerja, kita perlu mengetahui upah riil yang menggambarkan

daya beli dari jam kerja, atau upah nominal dibagi oleh biaya hidup”. Tingkat upah umum ini

yang kemudian diadopsi menjadi tingkat upah minimum yang biasanya ditentukan oleh

pemegang kebijakan pemerintah. Di Indonesia ketentuan mengenai ketenagakerjaan

khususnya dalam sistem penentuan upah diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan.

4. Teori Inflasi

Inflasi adalah suatu gejala di mana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara

terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat dikatakan inflasi

kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.

Ada tiga faktor yang membentuk suatu definisi atau pengertian inflasi, faktor tersebut

meliputi;

1. Faktor kenaikan harga, maksud dari kenaikan harga adalah bahwa harga saat ini lebih

mahal dari harga sebelum saat ini.

2. Faktor berlaku secara umum, bisa dikatakan bahwa maksud dari faktor ini adalah kenaikan

harga tertentu yang diikuti oleh kenaikan hargaharga lainnya (harga-harga lain terpengaruh

dengan kenaikan harga tertentu), misalkan jika harga BBM naik, maka kenaikan harga

tersebut akan diikuti oleh naiknya harga lainnya.


3. Faktor terjadi secara terus-menerus, yang dimaksud dengan faktor ini adalah bahwa

kenaikan harga tersebut terjadi atau berlangsung secara terus-menerus (tidak terjadi

sesaat).Dari penjelasan faktor-faktor yang membentuk definisi atau pengertian inflasi

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan definisi atau pengertian

inflasi adalah suatu kondisi kenaikan harga yang berlaku secara umum dan terjadi

(berlangsung) secara terus-menerus.

a. Teori Keynes

Menurut teori ini inflasi terjadi karena masyarakat memiliki permintaan melebihi

jumlah uang yang tersedia. Dalam teorinya, Keynes mengatakan bahwa inflasi terjadi karena

masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonominya. Proses perebutan rejeki

antargolongan masyarakat masih menimbulkan permintaan keseluruhan (agregat) yang lebih

besar melainkan jumlah barang yang tersedia, mengakibatkan harga secara umum naik. Jika

hal ini terus terjadi maka selama itu pula proses inflasi akan berlangsung. Yang dimaksud

dengan golongan masyarakat adalah :

1) Pemerintah, yang melakukan pencetakan uang baru untuk menutup defisit anggaran

belanja dan belanja negara.

2) Pengusaha swasta, yang menambah investasi baru dengan kredit yang mereka peroleh dari

bank.

3) Pekerja / serikat buruh, yang menuntut kenaikan upah melebihi pertambahan produktifitas.

Tidak semua golongan masyarakat berhasil memperoleh tambahan dana, karena

penghasilan mereka rata-rata tetap dan tidak bisa mengikuti laju inflasi, misalnya pegawai

negeri, pensiunan dan petani.


PENELITIAN TERDAHULU

No Tahun Penulis Judul Metode Analisis Variabel Hasil

1 2013 Yossi Eriawati, Analisis Faktor - Faktor Menggunakan 1. Perekonomian Investasi, Konsumsi,
Syamsul Amar Yang Mempengaruhi analisis kuantitatif 2. Investasi Infrastruktur Ekonomi dan
& Idris Perekonomian dan dengan melakukan 3. Konsumsi Ekspor Neto berpengaruh
Investasi pengujian – 4. Infrastruktur secara signifikan dan positif
di Sumatera Barat pengujian seperti Ekonomi terhadap Pertumbuhan,
uji stasioner, uji 5. Ekspor Neto sedangkan Suku Bunga dan
kointergrasi, uji 6. Suku Bunga Inflasi tidak berpengaruh
identifikasi dan 7. Inflasi secara signifikan dan negatif
reduce form terhadap pertumbuhan.
2 2009 Muhammad Analisis Faktor – Faktor Digunakan 1. Aliran PMA/rencana Dengan berbagai keunggulan
Zaenuddin Yang Mempengaruhi analisis regresi investasi di 16 strategis yang
Investasi PMA di Batam dengan kawasan industri dimilikinya, Batam kini
menggunakan data 2. Rental rate dari menjadi daerah tujuan
panel (16 kawasan masing – masing investasi yang menarik bagi
industri pada kawasan industri penanaman modal asing
tahun 2005-2007). 3. Maintanence fee langsung (
Alat analisis yang dari masing – Foreign Direct Investment
digunakan adalah masing kawasan ) sehingga
metode kuadrat industri investasi PMA di Batam
terkecil (OLS). 4. Total tenaga kerja mengalami pertumbuhan
5. Volume ekspor yang cukup tinggi. Dalam
6. Daya listrik perkembangannya,
investasi PMA di Batam pada
tahun 2005-2007
banyak faktor yang
berpengaruh secara
signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel
maintenance fee
, tenaga kerja dan ekspor
secara
statistik signifikan
mempengaruhi aliran PMA di
Batam. Variabel
rental rate
dan daya listrik tidak
signifikan mempengaruhi
aliran PMA di Batam.

3 2018 Akalili Nabila Analisis Pengaruh Inflasi, Alat analisis yang 1. Investasi Berdasarkan hasil uji
Nilai Tukar dan Tingkat digunakan dalam 2. Nilai Tukar multikolinieritas
Suku Bunga Terhadap penelitian ini 3. Inflasi menunjukkan hasil bahwa
Investasi di Indonesia adalah analisis 4. Tingkat Suku tidak terdapat masalah
regresi linier Bunga multikolinieritas pada semua
berganda dengan variabel indipenden yyang
metode kuadrat mana hasilnya menunjukkan
OLS (Ordinary inflasti tidak mempengerauhi
Least Square). investasi di Indonesia
sedangakan Nilai Tukar dan
Tingkat Suku Bunga
mempengaruhi Investasi di
Indonesia.
4 2008 Hadi Sasana Analisis Faktor – Faktor Analisis 1. Investasi Dalam perkembangannya,
Yang Mempengaruhi menggunakan 2. Tingkat Suku investasi swasta di
Investasi Swasta di Jawa model regresi Bunga Jawa Tengah pada tahun 1986
Tengah berganda dengan 3. Inflasi sampai dengan 2002
metode Ordinary 4. Pengeluaran banyak faktor - faktor yang
Least Square Pemerintah berpengaruh secara
(OLS), untuk signifikan, yaitu tingkat
mengetahui bunga, laju inflasi dan
besarnya pengeluaran pemerintah. Dari
perubahan hasil penelitian
variabel didapatkan kesimpulan,
indepemden tingkat suku bunga memiliki
terhadap variabel hubungan negatif
dependen dan berpengaruh signifikan
(Gujarati, 1997). terhadap perkembangan
investasi swasta di Jawa
Tengah. Tingkat inflasi
memiliki hubungan positip
dan berpengaruh signifikan
terhadap investasi
swasta di Jawa Tengah.
Pengeluaran pemerintah
memiliki hubungan yang
positif dan berp
engaruh
signifikan terhadap
perkembangan investasi
swasta di Jawa Tengah.

5 2010 Anifatul Haim Analisis Faktor – Faktor Metode sampling - Berdasarkan hasil uji EFA
dan Ragimun Yang Mempengaruhi yang digunakan maka dapat disimpulkan
Minat Investasi di Daerah dalam penelitian sebagai berikut:
: Study Kasus Kabupaten ini adalah random 1. Faktor-faktor dominan
Jember Jawa Timur sampling dengan sebagai penentu minat
teknik investasi bagi investor di
pengambilan data Kabupaten Jember yang
secara MaiJ tertinggi adalah [1] faktor
Survey. Dari 100 pertumbuhan ekonomi; (2]
questionaire yang biaya pelayanan birokrasi; [3]
didistribusikan Kebijakan Pemerintah; (4)
kepada responden, Kelembagaan; dan (5]
sebanyak 73 buah Gangguan keamanan;
kembali [73%) 2. Reliability dan Validity
dengan valid dengan Standard Cronbach
response sebanyak Alpha minimal 0,5
62 [62%). Setelah menunjukkan adanya lima
itu dilakukan uji faktor-faktor penentu
distribusi normal, investasi yang layak untuk
uji analisis faktor digunakan dalam analisis
dan exploratory statistik multivariat lebih
faktor analisis lanjut, sedangkan satu faktor
(EFA) yaitu faktor peraturan
perundangan adalah tidak
layak untuk dijadikan
parameter statistik multivariat
6 2002 Fuat Erdal & Locational Determinant Menggunakan 1. Foreign Direct Seluruh variabel independen
Ekrem Tatoglu of Foreign Direct analisis data Investment berpengaruh positif terhadap
Invesment in an sekunder dengan (Penanaman Modal Investasi asing, dengan
Asing)
Emerging Market metode penilitian adanya Ekspor, Infrastruktur
2. Foreign Trade
Economy : Evidence regresi linier (Ekspor) serta nilai GDP yang
From Turkey berganda 3. Infrastructure mengalami peningkatan di
(Infrastruktur) Turket dari tahun ke tahun
4. Country Market Size membuat nilai Investasi asing
(Gross Domestic ikut bertambah juga.
Product)
7 2014 Muhammad Impact of Exchange Rate Menggunakan 1. Foreign Direct Dari hasil analisis regresi
Bilawal, on Foreign Direct data sekunder dan Investment didapatkan hasil bahwasannya
Muhammad Investmen in Pakistan time series, serta (Penanaman Modal Nilai Kurs berpengaruh secara
Asing)
Ibrahim, Amjad dilakukan study signifikan terhadap Investasi
2. Exchange Rate
Abbas, analysis jangka (Kurs) Asing di Pakistan, memiliki
Muhammad panjang dengan dampak yang besar yaitu
Shuaib, data yang 67,9% terhadap PMA di
Mansoor dikumpulkan Pakistan.
Ahmed, Iltaf selama 32 tahun.
Hussain, Menggunakan
Tehreem SPSS untuk
Fatima mengetahui
hubungan antara
Kurs dan
Penanaman Modal
Asing

Anda mungkin juga menyukai