Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR

Disusun Oleh :
1. Husen Maulana, S.IP, M.Si
2. Putri Sarah Sembiring

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


KEMENTERIAN INVESTASI/BKPM

1
DAFTAR ISI

1. Target Investasi 2021 s.d. 2024........................................................ 1

2. Definisi Penanaman Modal Asing...................................................... 3

3. Peranan PMA................................................................................................4

4. Tipe Orientasi PMA.................................................................................... 5

5. Bidang Usaha Rintisan Bagi PMA...................................................... 6

6. Industri Manufaktur Yang Dapat Ditawarkan Ke

Perusahaan PMA................................................................................... 7

7. Ketentuan Khusus untuk PMA...........................................................11

8. Ketentuan Divestasi............................................................................13

9. Ketentuan Ketenagakerjaan bagi PMA............................................ 14

10. Contoh Program CSR Perusahaan PMA......................................... 15

2
BAHAN AJAR
KEBIJAKAN DAN PERANAN PENANAMAN MODAL ASING

1. Target Investasi 2021 s.d. 2024

Atas arahan Presiden Jokowi dan harapan datangnya investasi berkualitas,


target realisasi investasi 2021 ditingkatkan menjadi Rp 900 trilyun.

Sasaran Stategis dan Indikator Kinerja Renstra BKPM 2020-2024 terjadi


perubahan dengan adanya perubahan status kelembagaan BKPM menjadi
Kementerian Investasi, sebagai berikut :

PERKEMBANGAN REALISASI PENANAMAN MODAL


TRIWULAN II - 2021

Selama periode Januari s/d Juni 2021, total realisasi PMA sebesar Rp. 228,5
trilyun lebih besar dari realisasi PMDN sebesar Rp. 214,3 trilyun.

Total realisasi PMA selama periode Januari s/d Juni 2021 sebesar 48,6% dari
target realisasi PMA selama tahun 2021 sebesar Rp. 469,8 trilyun.

3
Sedangkan total realisasi PMDN selama periode Januari s/d Juni 2021
sebesar 49,8% dari target realisasi PMDN tahun 2021 sebesar Rp. 430,2

Selama periode Januari s/d Juni 2021, 5 negara dengan total investasi
terbesar secara berurutan adalah:
1) Singapura, US$. 4,7M
2) Hong Kong RRT, US$. 2,3M
3) RRT, Tiongkok, US$. 1,7M
4) Belanda, US$. 1,3M
5) Korea Selatan, US$. 1,1M

Sedangkan sektor yang diminati oleh PMA selama periode tersebut secara
berurutan yaitu:
1) industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya
2) transportasi, gudang dan telekomunikasi
3) industri makanan
4) pertambangan
5) listrik, gas dan air
Sementara itu, lokasi yang diminati PMA selama periode yang sama adalah :
1) Jawa Barat, US$. 3,0M
2) DKI Jakarta, US$. 2,0M
3) Maluku Utara, US$. 1,4M
4) Sulawesi Tengah, US$. 1,1M
5) Riau, US$. 1,0M

2. Definisi Penanaman Modal Asing

Sebelum memahami definisi penanaman modal asing, perlu kita tinjau


kembali definisi dari kegiatan penanaman modal. Menurut UU No. 25 Tahun
2007 Tentang Penanaman Modal, Pasal 1, ayat 1 disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan
menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam
modal asing untuk melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik
Indonesia.

4
Dari sisi bentuknya, penanaman modal dapat dibedakan menjadi
penanaman modal langsung dan penanaman modal tidak langsung.
Sementara itu, dari sisi sumber pembiayaannya dapat dibedakan menjadi
penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing.
Adapun definisi penanaman modal asing menurut UU tersebut dan tertuang
dalam Pasal 1 Ayat 3 adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Dengan demikian, jika
terdapat usaha yang berpatungan dan memiliki porsi modal dari luar negeri
akan termasuk ke dalam kategori penanaman modal asing.

3. Peranan PMA

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan masuknya investasi asing
ke Indonesia. Salah satunya adalah masuknya modal baru untuk membantu
mendanai berbagai sector yang kekurangan dana. Investor asing ini juga
banyak membuka lapangan kerja baru sehingga angka pengangguran dapat
berkurang. Selain itu, masuknya investasi asing biasanya disertai dengan
transfer teknologi. Mereka membawa pengetahuan teknologi baru ke
Indonesia yang lama-kelamaan akan berkembang pula di Indonesia. Tidak
menutup kemungkinan pula para investor asing akan bekerjasama dengan
UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah). Keterlibatan UMKM ini tentunya
akan mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat. UMKM atau
perusahaan dalam negeri juga berpeluang untuk memasarkan produknya ke
pasar internasional. Manfaat paling nyata dari masuknya investasi asing
adalah meningkatkan pendapatan Negara melalui pajak. Selain itu,
menciptakan hubungan uang lebih stabil dalam lingkup perekonomian dua
Negara (BKPM, 2017).

Mengenai manfaat penanaman modal bagi pembangunan ekonomi nasional,


Aminnuddin Ilmar dalam Jonker Sihombing sebagaimana dikutip dalam

5
Dona, F (Peran Penanaman Modal Asing (PMA) dalam Pembangunan
Ekonomi di Era Otonomi Daerah) memberikan penjelasan sebagai berikut:
1. Penanaman modal dapat menjadi salah satu alternatif untuk memecahkan
kesulitan permodalan yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia dalam
pelaksanaan pembangunan saat ini;
2. Industri yang dibangun dengan penanaman modal akan berkontribusi
dalam perbaikan sarana dan prasarana, yang pada gilirannya akan
menunjang pertumbuhan industri-industri di wilayah sekitarnya.
3. Penanaman modal akan membantu pemerintah memecahkan masalah
lapangan kerja, yakni menciptakan lowongan kerja untuk tenaga kerja
terampil maupun tenaga kerja yang tidak terampil.
4. Penanaman modal akan memperkenalkan teknologi dan pengetahuan
baru yang sangat bermanfaat bagi peningkatan keterampilan pekerja lokal
dan peningkatan efisiensi produksi.
5. Penanaman modal akan memperbesar perolehan devisa yang didapatkan
dari industri yang hasil produksinya sebagian besar ditujukan untuk ekspor.
6. Penanaman modal akan menciptakan penerimaan pemerintah dalam
bentuk pajak maupun bentuk penerimaan Negara lainnya.
7. Penanaman modal mendorong terciptanya efisiensi dengan penerapan
skala produksi yang tinggi (economics of scale).

4. Tipe Orientasi PMA

Berikut adalah beberapa type orientasi penanaman modal asing :


a. Market seeking, yaitu motifnya untuk memenuhi kebutuhan pasar
luar negeri, selalu mencari perluasan pasar baru untuk memasarkan
produknya di luar negeri dan mempertahankan pasar lamanya.
b. Resource seeking, yaitu motifnya untuk mengamankan akses
sumberdaya alam dengan mencari sumber daya alam baru di luar
negeri dibandingkan dengan di negaranya.
c. Promoting efficient organization, yaitu motif untuk mempro-
mosikan perusahaan yang efisien

6
d. Protecting owner-ship benefit, yaitu motif untuk mengamankan
keuntungan bagi pemiliknya

5. Bidang Usaha Rintisan Bagi PMA

Ketentuan mengenai penanam modal asing hanya dapat melakukan


kegiatan usaha pada usaha besar dengan nilai investasi lebih besar dari Rp.
10 milyar di luar tanah dan bangunan. Selain itu penanaman modal asing
wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali
ditentukan lain oleh undang-undang.

Namun, terdapat ketentuan modal boleh dibawah Rp10 Milyar untuk


perusahaan rintisan berbasis teknologi yang berada di wilayah KEK
(Kawasan Ekonomi Khusus). Dalam PP 10/2021 terdapat pengecualian bagi
PMA yaitu boleh dengan nilai investasi kurang atau sama dengan Rp10
Milyar diluar tanah dan bangunan untuk kegiatan penanaman modal yang
dilakukan di kawasan ekonomi khusus yaitu untuk kegiatan usaha rintisan.

KEK yang Telah Beroperasi :


1) KEK Sei Mangkei
2) KEK Tanjung Lesung
3) KEK Palu
4) KEK Mandalika
5) KEK Galang Batang
6) KEK Arun Lhokseumawe
7) KEK Tanjung Kelayang
8) KEK Bitung
9) KEK Morotai
10) KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK)
11) KEK Sorong

KEK dalam Tahap Pembangunan :


1) KEK Tanjung Api-Api
2) KEK Singhasari
3) KEK Kendal
4) KEK Likupang

7
6. Industri Manufaktur Yang Dapat Ditawarkan Ke Perusahaan PMA

Sektor industri merupakan salah satu motor penggerak utama pertumbuhan


perekonomian suatu negara. Pembangunan industri akan memberikan
dampak besar berupa meningkatnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendorong terciptanya teknologi yang
tepat guna, memperkuat daya guna masyarakat dalam proses pertumbuhan
ekonomi nasional, memperluas pembukaan lahan kerja dan kesempatan
berusaha serta dapat memperkuat stabilitas nasional.

Dalam pertumbuhan realisasi investasi triwulan pertama 2016, sektor


industri menjadi salah satu motor utama dengan 5 (lima) sektor yang
memberikan kontribusi besar dalam realisasi investasi. Sebagian besar
sektor industri yang memberikan sumbangan terbesar berasal dari industri
padat karya yang menjadi prioritas pemerintah bersama industri berorientasi
ekspor, industri substitusi impor dan industri hilirisasi mineral.

1) Nikel

Indonesia adalah produsen nikel terbesar ke-4 dari 5 besar negara


produsen nikel dunia yang bersama-sama menyumbang lebih dari 60
persen produksi nikel dunia. Produksi nikel Indonesia mencapai 190 ribu
ton per tahun. Indonesia memiliki 8% cadangan nikel dunia. Oleh karena
itu, industri pertambangan dan pengolahan nikel sangat layak untuk
dipercepat dan diperluas pengembangannya. Sulawesi merupakan daerah
dengan produksi nikel paling maju di Indonesia. Empat lokasi penting di
Sulawesi yang memiliki cadangan nikel berlimpah adalah:

a. Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan;

8
b. Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah;
c. Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara;
d. Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

2) Furnitur

Industri furnitur Indonesia menghadapi prospek pertumbuhan yang solid,


tidak hanya dari pasar ekspor tradisional tetapi juga dari kawasan ASEAN
serta pasar domestik. Indonesia telah memiliki reputasi yang baik dalam
sektor furnitur dan kerajinan tangan baik di dalam maupun di luar negeri.
Permintaan dunia untuk furnitur diperkirakan akan meningkat sebesar
4,2% per tahunnya dan melanjutkan pola ekspansi dengan pasar Asia
sebagai mesin pertumbuhan utama. Industri furnitur Indonesia terus
tumbuh seiring dengan pertumbuhan kelas menengah dan daya beli
konsumen. Dengan memanfaatkan populasi angkatan muda juga tenaga
kerja yang tersedia serta kualitas bahan baku dan kelestarian lingkungan
dalam produksi furnitur, diharapkan ekspor industri ini akan tumbuh
sebesar 20% setiap tahunnya.

Perkembangan Industri Furnitur Indonesia.


Industri Furnitur Secara Umum Indonesia telah memiliki reputasi yang
baik dalam sektor furnitur dan kerajinan tangan baik di dalam maupun
di luar negeri, hal ini dikarenakan sejarah tradisi yang kuat baik dalam
pahatan maupun karya-karya artistik. Pada tahun 2016, total nilai ekspor
perabot dan penerangan rumah di Indonesia mencapai US$ 1,68 Miliar
menurun dibandingkan ekspor tahun 2015 sebesar US$ 1,82 Miliar,
dengan pasar utama Eropa Barat, Amerika Serikat, Jepang, China,
Malaysia dan Australia (Sumber: Kementerian Perdagangan).

Furnitur dari kayu menyumbang sebesar 58% dari total ekspor barang
mebel Indonesia (Sumber: ASMINDO). Saat ini Industri furnitur Indonesia
hanya menyumbang sebesar 2% dari penjualan mebel diseluruh dunia

9
yang senilai US$ 122 Miliar dengan China dan Vietnam mendominasi
industri dengan lebih dari 50% dari total pangsa pasar dunia.

3) Tekstil

Sebagai salah satu negara manufaktur tekstil terkemuka, Indonesia


memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri tekstil. Salah satu
poin kuat industri ini adalah bisnis hulu hingga ke hilir yang berkembang
dengan baik, yang memungkinkan integrasi vertikal yang ketat. Indonesia
telah berhasil memosisikan diri sebagai pasar produksi alternatif untuk
merek fashion global. Pemerintah telah menetapkan tujuan untuk
meningkatkan nilai ekspor tekstil dan garmen menjadi USD75 miliar pada
tahun 2030 dan memberikan kontribusi 5% terhadap ekspor global,
meningkat dari di bawah 2% saat ini.

Dalam periode lima tahun terakhir, pertumbuhan ekspor Industri Tekstil


dan Produk Tekstil (TPT) berada di kisaran 1% tiap tahunnya. Optimisme
pemerintah tetap terlihat dengan target nilai ekspor hingga US$15 miliar
pada 2019. Neraca perdagangan industri tekstil pun tumbuh 1,7% pada
2017 dengan pencapaian nilai ekspor tersebut. Pada 2017, neraca
perdagangan industri ini mencapai surplus US$3,73 miliar. Nilai tersebut
naik sebanyak US$60 juta dibandingkan tahun 2016. Peluang bisnis
sektor ini pun kian menjanjikan karena pada tahun lalu, nilai investasi di
industri tekstil melambung hingga 68% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi tenaga kerja, industri tekstil berhasil menyerap 1.516.000 juta
tenaga kerja, meningkat 0,13% dibandingkan tahun sebelumnya.

4) Alas Kaki

Dengan dukungan penuh dari pemerintah, meningkatnya disposable


income domestic, dan tumbuhnya permintaan pasar atas alas kaki,
Indonesia menawarkan peluang investasi yang besar di industri alas kaki.
Tenaga kerja yang kompetitif dan terampil telah menarik investasi dari

10
berbagai negara, sementara lokasi industri yang strategis dan dukungan
pemerintah juga telah berkontribusi terhadap pengembangan sektor ini.
Lokasi strategis Indonesia di kawasan dengan pertumbuhan tinggi dan
kedekatannya dengan pasar raksasa Tiongkok dan India menjadikan
Indonesia sebagai pusat produksi ideal untuk merek alas kaki global
seperti Nike, Adidas, Reebok, dan sepatu mode terkenal lainnya.

Ketentuan dan Dukungan Pemerintah Untuk Industri Alas Kaki


Sebagai salah satu sektor strategis, yaitu padat karya, industri alas kaki
terus didukung oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan sebagai
berikut :
a. Indonesia membuka lebar peluang investasi bagi para investor di
industri alas kaki dengan kepemilikan 100% asing.
b. Tunjangan Pajak: Pengurangan pendapatan kena pajak perusahaan
sebesar 30% dari nilai investasi diberikan untuk bidang usaha tertentu
dan/atau area tertentu untuk semua industri hilir alas kaki.
Tunjangan ini diberikan selama 6 tahun, yang artinya 5% setiap
tahunnya.
c. Selain itu, dalam memacu pertumbuhan industri alas kaki,
pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai inisiatif dan
program pendukung dengan:
 Program Revitalisasi dan Pengembangan Industri berfokus pada
restrukturisasi mesin/peralatan industri alas kaki pada tahun
2007. Proyek ini bertujuan untuk mengganti mesin/peralatan
lama yang tidak efisien, untuk mempromosikan kerjasama
teknologi antara perusahaan lokal dan asing serta transfer
pengetahuan.
 Menyediakan pelatihan industri di Jawa Barat (Bandung,
Subang, dan Sukabumi), Jawa Tengah (Semarang), dan Jawa
Timur (Sidoarjo, Jombang, dan Mojokerto).

11
 Memfasilitasi penyusunan Standar Kompetensi Kerja Standar
Nasional Indonesia (RSKKNI) di Industri Alas Kaki dan
penerapan Standar Nasional.
 Memberikan bantuan dalam hal hubungan kerja.
 Menetapkan dan/atau mendorong terbentuknya kelompok
industri yang bertujuan untuk memfasilitasi integrasi vertikal
dan horisontal serta pelatihan staf.
 Memfasilitasi bantuan teknis, kegiatan penelitian dan
pengembangan melalui:
 Pusat Kulit, Karet dan Plastik Indonesia;
 Akademi Teknologi Kulit Indonesia berlokasi di Yogyakarta.
 Mendukung pengorganisasian pameran, seperti:
Pameran Kulit dan Alas Kaki Indonesia;
 Pameran Alas Kaki, Kulit, dan Produk Kulit Indonesia;
 Pameran Produk-Produk Indonesia.

5) Besi dan Baja

Secara global, total produksi baja mentah mencapai 1,621 juta ton pada
tahun 2016 (naik 0,8% dari tahun sebelumnya). Adapun 50% produk
tersebut berasal dari Tiongkok, selanjutnya diikuti oleh Jepang, India,
Amerika Serikat, Rusia dan Korea Selatan. Dari sudut pandang ekonomi,
baja merupakan logam dasar paling utama dengan global market value
USD225 miliar per tahun. Total konsumsi baja mentah (crude steel)
Indonesia pada tahun 2016 yaitu sebesar 14 juta ton, sedangkan total
produksi dalam negeri baru mencapai 8 juta ton. Sehingga, untuk
mencukupi kebutuhan dalam negeri, Indonesia harus mengimpor 6 juta
ton produk baja.

7. Ketentuan Khusus untuk PMA

Beberapa ketentuan khusus untuk PMA yang tertuang dalam UU


25/2007 tentang Penanaman Modal adalah sebagai berikut:

12
1. PMA wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum
Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang.
2. Penanam modal dalam negeri dan asing dalam melakukan penanaman
modal dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan dengan:
a. mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas;
b. membeli saham; dan
c. melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Pemerintah memberikan perlakuan yang sama kepada semua
penanam modal yang berasal dari Negara manapun yang melakukan
kegiatan penanaman modal di Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Perlakuan yang dimaksud dalam poin 3 tidak berlaku bagi penanam
modal dari suatu Negara yang memperoleh hak istimewa berdasarkan
perjanjian dengan Indonesia.
5. Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi atau
pengambilalihan hak kepemilikan penanam modal, kecuali dengan
undang-undang.
6. Dalam hal Pemerintah melakukan tindakan nasionalisasi atau
pengambilalihan hak kepemilikan sebagaimana poin 5, Pemerintah
akan memberikan kompensasi yang jumlahnya ditetapkan
berdasarkan harga pasar.
7. Penanam modal dapat mengalihkan aset yang dimilikinya kepada
pihak yang diinginkan oleh penanam modal seusai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8. Jika di antara kedua belah pihak tidak tercapai kesepakatan tentang
kompensasi atau ganti rugi sebagaimana dimaksud pada poin 7,
penyelesaiannya dilakukan melalui arbitrase.
9. Penanam modal dapat mengalihkan aset yang dimilikinya kepada
pihak yang diinginkan oleh penanam modal sesuai dengan ketentuan

13
peraturan perundang-undangan kecuali aset yang ditetapkan undang-
undang sebagai aset yang dikuasai Negara.
10.Penanam modal diberi hak untuk melakukan transfer dan repatriasi
dalam valuta asing, antara lain terhadap:
a. modal;
b. keuntungan, bunga bank, deviden dan pendapatan lain;
c. dana yang diperlukan untuk:
- pembelian bahan baku dna penolong, barang setengah jadi,
atau barang jadi; atau
- penggantian barang modal dalam rangka melindungi
kelangsungan hidup penanam modal;
d. tambahan dana yang diperlukan bagi pembiayaan penanaman
modal
e. dana untuk pembayaran kembali pinjaman;
f. royalty atau biaya yang harus dibayar
g. pendapatan dari perseorangan warga Negara asing yang bekerja
dalam perusahaan penanaman modal;
h. kompensasi atas kerugian;
i. kompensasi atas pengambilalihan;
j. pembayaran yang dilakukan dalam rangka bantuan teknis, biaya
yang harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen, pembayaran
yang dilakukan di bawah kontrak proyek, dan pembayaran ha
katas kekayaan intelektual; dan
k. hasil penjualan aset.
11.Dalam hal adanya tanggung jawab hukum yang belum diselesaikan
oleh penanam modal:
a. penyidik atau Menteri Keuangan dapat meminta bank atau
lembaga lain untuk menunda hak melakukan transfer dan/atau
repatriasi; dan
b. pengadilan berwenang menetapkan penundaan hak untuk
melakukan transfer dan/atau repatriasi berdasarkan gugatan.

14
8. Ketentuan Divestasi

Pelaku Usaha PMA diwajibkan memenuhi ketentuan divestasi saham


sebagai berikut :
a. Kewajiban divestasi yang diatur secara khusus di sektor tertentu yang
harus dilaksanakan.
(contoh : Pemegang IUP atau IUPK yang sahamnya dimiliki oleh asing,
wajib melakukan divestasi saham sebesar 51% secara berjenjang
kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD,
dan/atau badan usaha swasta nasional)
b. Kewajiban divestasi yang ditetapkan dalam surat persetujuan
dan/atau izin usaha yang dapat tidak dilaksanakan dengan syarat
para pemegang saham menyepakati :
1) Untuk PMA yang tidak 100% sahamnya dimiliki oleh asing, pihak
Indonesia menyatakan bahwa tidak menghendaki/menuntut
kepemilikan saham sesuai dengan ketentuan Divestasi Saham
yang tercantum didalam surat persetujuan dan/atau Izin Usaha;
atau
2) Untuk PMA yang 100% sahamnya dimiliki oleh asing, para
pemegang saham menyatakan tidak mempunyai
komitmen/perjanjian dengan pihak Indonesia manapun untuk
menjual saham.
Pelaku Usaha menyampaikan kesepakatan tersebut kepada BKPM c.q
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal. Atas surat tersebut,
BKPM akan melakukan evaluasi dan tanggapan.

9. Ketentuan Ketenagakerjaan bagi PMA

Dalam hal ketenagakerjaan beberapa ketentuan yang tertuang dalam UU


25/2007 adalah sebagai berikut:
1) harus mengutamakan tenaga kerja warga Negara Indonesia.

15
2) berhak menggunakan tenaga ahli warga Negara asing untuk
jabatan dan keahlian tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Wajib meningkatkan kompetensi tenaga kerja warga Negara
Indonesia melalui pelatihan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4) PMA yang memperkerjakan tenaga kerja asing diwajibkan
menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada
tenaga kerja warga Negara Indonesia.

10. Contoh Program CSR Perusahaan PMA : PT. Unilever Indonesia Tbk.

Sejarah

Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Lever


Zeepfabrieken N.V. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi
PT Unilever Indonesia dan pada 30 Juni 1990, nama perusahaan diubah
menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia melepas 15%
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun
1981. Unilever Indonesia mempunyai lebih dari 1.000 distributor di
seluruh Indonesia.

Unilever Indonesia merupakan perusahaan multinasional yang


bergerak dalam bidang consumer goods. Perusahaan memiliki misi
memasyarakatkan kehidupan yang berkelanjutan (kehidupan yang
ramah lingkungan dan memberikan manfaat positif kepada masyarakat)
(Unilever, 2020).

Melalui kampanye dan produk-produk yang dihasilkan, Unilever terus


berupaya untuk menciptakan sebuah masa depan yang lebih baik. Dalam
mengembangkan produk-produknya, Unilever mengedepankan inovasi
dan teknologi baru untuk mengurangi dampak lingkungan yang negative,
dan berusaha meningkatkan dampak lingkungan yang positif kepada
masyarakat.

16
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan telah membangun Unilever
Indonesia Foundation (UIF) yang dibentuk pada tahun 2001. Yayasan ini
juga memiliki tujuan untuk melaksanakan misi dari Unilever yaitu untuk
memberdayakan potensi yang ada pada masyarakat di Indonesia,
memberikan sebuah nilai tambah yang positif kepada masyarakat, serta
menyatukan kekuatan antara mitra-mitra yang bertindak sebagai katalis
dalam pembentukan sebuah mitra. Selain itu tujuan dibangun Yayasan
Unilever Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
kehidupan masyarakat.

Melalui yayasan ini Unilever memiliki beberapa program Corporate


Social Responsibility (CSR) yang telah dilaksanakan untuk membantu
dan membangun kehidupan masyarakat.

Berikut adalah pilar dari program Yayasan Unilever Indonesia:

1. Pilar Peningkatan Taraf Hidup

Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam.

Bahan baku utama pembuatan kecap adalah kedelai hitam. Dengan


tujuan memajukan kesejahteraan petani kedelai, Unilever bekerja
sama dengan pihak-pihak terkait seperti Universitas Gajah Mada
(UGM) membantu mendampingi para petani dalam mengolah kedelai
hitam agar memiliki kualitas yang sangat baik. Kemudian produk
kedelai hitam tersebut digunakan untuk memproduksi produk kecap
Bango milik Unilever yang berbahan dasar kedelai hitam terbaik dari
hasil olahan para petani.

Tujuan Unilever membangun program pengembangan petani kedelai


hitam adalah untuk memajukan kesejahteraan para petani serta
meningkatkan taraf kehidupan ekonomi para petani. Disamping
sebagai tanggung jawab social perusahaan, program ini juga sebagai

17
bukti kontribusi perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

2. Pilar Lingkungan

Pengelolaan limbah sampah

Masyarakat telah terbiasa menggunakan plastik dalam kehidupan


sehari-hari khususnya untuk kemasan produk. Namun dampaknya
adalah banyaknya limbah plastic di lingkungan masyarakat yang bila
tidak dikelola akan menjadi berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk
mengelola dengan baik limbah plastic tersebut agar tidak mencemari
lingkungan.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK),


jumlah sampah yang dihasilkan pada tahun 2017 mencapai 65,8 juta
ton dengan 40% diantaranya adalah sampah anorganik. Jumlah ini
diproyeksikan meningkat menjadi 70,8 juta ton pada tahun 2025.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik berakibat buruk bagi
kesehatan manusia dan merusak lingkungan. Pemerintah dalam hal
ini telah menetapkan target untuk mengurangi volume sampah
sebesar 30% atau setara dengan 20,9 juta ton pada tahun 2025, yang
ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017.

Bermula di Jambangan, Surabaya

Unilever Indonesia menyadari bahwa untuk menyelesiakan masalah


sampah harus melibatkan peran aktif elemen masyarakat. Oleh
karena itu, pada tahun 2001, Unilever Indonesia Foundation (UIF)
membangun sebuah program “Program Brantas Bersih”. Melalui
program ini UIF memberikan edukasi secara aktif kepada masyarakat
mengenai pentingnya memilah sampah. Program yang berawal di
daerah Jambangan, Surabaya ini bertujuan untuk meningkatkan

18
kualitas air Sungai Brantas melalui peningkatan kesadaran pada
komunitas di Jambangan.

UIF membentuk kader-kader lingkungan dan diberikan pelatihan


mengenai pengelolaan lingkungan. Kader-kader tersebut selanjutnya
dapat memberikan pelatihan di komunitas tersebut. Jenis-jenis
pelatihan tersebut seperti bagaimana melakukan pemilahan dan
pengolahan sampah, pembibitan tanaman, hingga penghijauan
pekarangan. Untuk jenis sampah organik dapat diproses lebih lanjut
menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai bahan pupuk
penyubur tanaman, sedangkan untuk sampah kering didaur ulang
untuk menjadi berbagai jenis keterampilan tangan. Program ini
berjalan secara konsisten dan berbuah hasil di tahun 2006 dimana
Jambangan menjadi bebas sampah dan pada tahun yang sama
Surabaya mendapatkan penghargaan Adipura.

Menyebarluaskan Inspirasi Bersama Masyarakat

Keberhasilan “Program Berantas Bersih” di Jambangan tak lepas dari


peranan yang sangat penting dari komunitas untuk mengelola
sampahnya sendiri. Ini menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga.
UIF kemudian memperluas cakupan program lingkungan berbasis
komunitas ini ke wilayah lain di Indonesia, yaitu dengan membangun
program Green and Clean, bekerjasama dengan pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat, dan masyarakat di berbagai kota besar di
Indonesia untuk mengelola sampah dari sumbernya, yaitu dari rumah
tangga.

Upaya yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan pengelolaan


sampah berbasis komunitas untuk meningkatkan aktivitas daur ulang
dikalangan masyarakat sehingga dapat mengurangi tumpukan
sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yaitu dengan
mengembangan Bank Sampah. Pembangunan sistem bank sampah

19
diperkuat sistemnya dan menyebarkannya ke berbagai daerah di
Indonesia. Jadi melalui program ini, erbagai manfaat yang dapat
diperoleh dari sisi manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Program ini cukup berhasil dengan meningkatnya jumlah unit bank


sampah, jumlah masyarakat yang terlibat, dan jumlah sampah yang
berhasil dikumpulkan dan dijual. Selain itu, telah disusun sebuah
buku tentang sistem Bank Sampah yang dilengkapi dengan kisah-
kisah inspiratif dari 10 Bank Sampah yang telah diberdayakan
bersama Unilever Indonesia. Buku ini telah diluncurkan dan dapat
diakses oleh masyarakat luas.

Daftar Referensi
Penanaman Modal Asing di Indonesia. 2017. BKPM.
Undang-Undang No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Dona, F. Peran Penanaman Modal Asing (PMA) dalam Pembangunan Ekonomi di Era
Otonomi Daerah. 2017. Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum. Fakultas Syariah IAIN
Surakarta.
Perpres 122 Tahun 2020 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2021
https://csr-indonesia.com/analisa-csr-perusahaan-unilever-nestle-indonesia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Unilever_Indonesia
https://www.unilever.co.id/planet-and-society/prakarsa-keberlanjutan/prakarsa-di-bidang-
lingkungan/
https://www2.investindonesia.go.id/
https://bplawyers.co.id/2021/02/26/tidak-lagi-berdasarkan-dni-sektor-usaha-
dengan-kepemilikan-100-asing-diperluas/

20

Anda mungkin juga menyukai