ASPEK SENGKETA
DALAM PENANAMAN MODAL
Oleh
1. Suci Wahyuningsih
2. Fatmawati Indah Purnamasari
A. Penjelasan Umum
Pada tahun 2007, dalam rangka menciptakan iklim yang lebih kondusif bagi
penanaman modal, Pemerintah menerbitkan Undang-undang No. 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal penanaman sebagai pengganti Undang-
undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, dan Undang-
undang No. 6 Tahun 1968 tentang Undang-undang Penanaman Modal Dalam
Negeri. Salah satu aspek di dalam penyelenggaraan penanaman modal yang
diatur di dalam Undang-undang tersebut adalah ketentuan mengenai
penyelesaian penanaman sengketa yang kemungkinan timbul, antara
penanam modal (investor) baik penanam modal asing maupun penanam
modal dalam negeri, dengan Pemerintah Republik Indonesia. Pengaturan
mengenai penyelesaian sengketa merupakan salah satu bentuk perlindungan
Pemerintah kepada investor, apabila terjadi ketidaksepahaman, kebijakan
Pemerintah, atau hal-hal lain yang dianggap menyebabkan kerugian bagi
investor.
B. Deskripsi Singkat
D. Petunjuk Belajar
A. Ketentuan Umum
Definisi sengketa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (https://kbbi.web.id)
adalah, “sesuatu yang menyebakan perbedaan pendapat; pertengkaran;
perbantahan…”; “pertikaian;perselisihan…”; atau “perkara dalam pengadilan…”.
Yuarta (2011) menyampaikan definisi mengenai sengketa yang disampaikan oleh
beberapa ahli, antara lain Winardi (Yuarta, 2011) yang mendefinisikan sengketa
sebagai “Pertentangan atau konflik yang terjadi antara individu-individu atau
kelompok-kelompok yang mempunyai hubungan atau kepentingan yang sama
atas suatu obyek kepemilikan, yang menimbulkan akibat hukum antara satu
dengan yang lain”. Ahli lain, Ali Achmad (Yuarta, 2011) menyebutkan sengketa
sebagai “Pertentangan antara dua pihak atau lebih yang berawal dari persepsi
yang berbeda tentang suatu kepentingan atau hak milik yang dapat menimbulkan
akibat hukum bagi keduanya”.
B. Ruang Lingkup
Secara garis besar, ruang lingkup diskusi di dalam Mata Diklat Aspek Sengketa
Dalam Penanaman Modal terdiri dari penjelasan mengenai dasar hukum
penyelesaian sengketa di bidang penanaman modal, mekanisme penyelesaian
sengketa, bentuk-bentuk penyelesaian sengketa, penyelesaian sengketa melalui
arbitrase internasional; dan penyelesaian sengketa melalui alternative
penyelesaian sengketa (alternative disputes settlement/ADR).
1. Dasar hukum
Penyelesaian sengketa di bidang penanaman modal diatur di dalam pasal 32
Undang-undang Penanaman Modal, bahwa apabila terjadi sengketa antara
Pemerintah dengan penanam modal, maka terlebih dahulu diselesaikan
melalui musyawarah mufakat. Apabila upaya tersebut tidak berhasil, maka
penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui arbitrase, alternative
B. Contoh-contoh Kasus
Kasus pelaksanaan arbitrase internasional yang melibatkan Pemerintah
Indonesia sebagai salah satu pihak yang bersengketa antara lain:
4. Perusahaan industri logam India Metal and Ferro Alloys (IMFA) dengan
Pemerintah Indonesia
Atas gugatan tersebut, pada 6-17 Agustus 2018 dilakukan proses hearing di
Den Haag Belanda, termasuk penyampaian pendapat saksi ahli (Experts
Witness Hearing) yang dilaksanakan pada tanggal 6-9 Agustus 2018.
Pengacara kedua belah pihak telah melakukan cross-examination terhadap
penyampaian pendapat para ahli tersebut. Hal yang disampaikan para saksi
ahli di dalam proses hearingi mencakup perkiraan resource (cadangan)
batubara di dalam konsesi yang dimiliki PT. Sri. Saksi ahli dari IMFA juga
menyampaikan perkiraan harga cadangan batubara yang dimiliki oleh
perusahaan pertambangan tersebut.
A. Rangkuman
1. Di dalam penyelenggaraan penanaman modal, sebagaimana
penyelenggaraan praktek bisnis yang lain yang berhubungan dengan
perdagangan, dapat timbul perbedaan pendapat dan kepentingan yang
berujung pada terjadinya sengketa. Hal tersebut juga dapat terjadi antara
penanam modal (investor) baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
maupun Penanaman Modal Asing (PMA), dengan Pemerintah Republik
Indonesia.
Mata Diklat Aspek Sengketa di Bidang Penanam Modal merupakan materi yang
penting bagi para aparatur di bidang penanaman modal, khususnya yang
bertugas di unit pengawasan dan pengendalian, baik di PTSP Pusat maupun di
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Daerah. Hal tersebut mengingat potensi
REFERENSI