Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) merupakan Lembaga Pemerintah yang bertugas
melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman modal berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan. BKPM merupakan penghubung utama antara dunia usaha dan
pemerintah, BKPM diberi mandat untuk mendorong investasi langsung, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri, melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif. 

Setelah BKPM dikembalikan statusnya menjadi lembaga setingkat kementerian di tahun 2009
dan melapor langsung kepada Presiden Republik Indonesia, maka sasaran lembaga ini tidak hanya untuk
meningkatkan investasi yang lebih besar dari dalam maupun luar negeri, namun juga untuk mendapatkan
investasi berkualitas yang dapat menggerakkan perekonomian Indonesia dan menyerap banyak tenaga
kerja.

BKPM didirikan 1973, BKPM bertugas untuk menggantikan fungsi yang sebelumnya dijalankan
oleh Panitia Teknis Penanaman Modal, sebuah lembaga yang dibentuk pada tahun 1968. Dalam struktur
organisasinya, BKPM dipimpin oleh seorang Kepala, sesuai dengan Peraturan Kepala BKPM No. 90
tahun 2007. Sejak bulan Oktober 2019, BKPM dipimpin oleh Bahlil Lahadalia.

Pada Bulan April 2021 Presiden secara resmi telah menunjuk Bahlil Lahadalia menjadi Menteri
Investasi/Kepala BKPM sehingga BKPM mengalami perubahan nomenklatur menjadi Kementerian
Investasi/BKPM sesuai dengan Peraturan Presiden no. 31 Tahun 2021. Kementerian Investasi/BKPM
akan menjadi focal point untuk menghubungkan semua sektor investasi dari kementerian teknis. Sebagai
penghubung utama antara bisnis dan pemerintah, kementerian bertanggung jawab untuk menciptakan
iklim investasi yang kondusif di Indonesia. Investasi merupakan cara untuk mengembangkan uang atau
harta dalam jangka waktu tertentu, sedangkan saham ialah bukti atau tanda sah kepemilikan modal
seseorang terhadap suatu bidang usaha atau perusahaan.

Tujuan PKL BKPM

Adapun tujuan dilaksanakan kegiantan PKL ke BKPM, sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pengetahuan praktis dalam disiplin ilmu yang dipelajari sehingga
dapat lebih memahami serta mengaplikasikan antara teori dan praktik.
2. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam bidang hukum
investasi.
3. Untuk mengetahui peluang dan tantangan sarjana hukum di masa depan dibidang
Investasi.
4. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan hukum dalam dibidang Investasi.
5. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa mengenai kehidupan di
masyarakat maupun dunia kerja.

Disusun Oleh:
Ahmad Nizar (201920164)

BAB II

PEMBAHASAN

UU 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal adalah salah satu gerbang memasuki perubahan
ekonomi global dan keikutsertaan Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional perlu diciptakan
iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian hukum, keadilan, dan efisien
dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional.
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal disahkan Presiden Doktor Haji
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 26 April 2007 di Jakarta. Undang-Undang Nomor 25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal diundangkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Hamid Awaludin
di Jakarta pada tanggal 26 April 2007.
Agar setiap orang mengetahuinya. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67. Penjelasan Atas
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal ditempatkan pada Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724.
 Pengertian Investasi
Investasi adalah salah satu cara dalam mengembangkan uang atau harta dalam jangka waktu tertentu
untuk memperoleh keuntungan di masa depan. kegiatan menanamkan modal atau investasi tersebut
bisa digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan jangka waktunya, yaitu :
 Pengertian Investasi Saham
Saham adalah bukti atau tanda sah kepemilikan modal seseorang terhadap suatu bidang usaha
atau perusahaan. Artinya, seseorang yang memiliki saham di perusahaan A, punya hak untuk
mendapatkan profit serta asset perusahaan tersebut.
Dikarenakan saham adalah tanda penyertaan modal seseorang atau suatu badan usaha dalam suatu
perusahaan maka orang atau pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, aset
perusahaan, dan bahkan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
 Jenis-jenis Saham :
 Saham biasa yaitu tetap mendapat Sebagian keuntungan pendapatan (dividen) dan punya
kewenangan untuk mengelola perusahaan itu.
 Saham Preferen yaitu haknya lebih banyak dibanding pemilik saham biasa. Salah satunya
saat pembagian keuntungan akan diprioritaskan.

 Keuntungan investasi saham


Pada umumnya ada dua jenis keuntungan yang akan investor peroleh dengan memiliki sebuah
saham yaitu :
1. Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada investor saham.
Dividen diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham utama yang
diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen dapat berupa uang tunai
atau sejumlah saham yang dimiliki oleh seorang investor dimana saham tersebut akan
bertambah sesuai dengan waktu pembagian dividen.
2. Capital Gain
Capital Gain adalah selisih antara harga pada saat kamu beli dengan harga jual. Capital gain
terbentuk karena adanya aktivitas perdagangan di bursa saham.
Contoh : saya membeli saham dengan harga Rp2.000 perlembar sahamnya, kemudian
menjualnya dengan harga Rp3.000 perlembar sahamnya. Berarti kamu mendapat keuntungan
Rp1.000 dari setiap lembar saham yang kamu jual tersebut.
 Kerugian dalam investasi saham
Investasi bukan hanya soal keuntungan, ada risiko tertentu salah satunya kerugian diantaranya :
1. Capital Loss
Capital Loss adalah kebalikan dari Capital Gain. Capital Loss merupakan kondisi dimana
kamu menjual saham lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Likuidasi
Kondisi dimana perusahaan yang memiliki saham dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam kondisi seperti ini, maka hak klaim investor
mendapat prioritas terakhir setelah semua kewajiban perusahaan dapat dilunasi.

 Tujuan Investasi
1. Untuk mengalokasikan dana khusus, seperti biaya pernikahan, biaya pendidikan, dan dana
pensiun.
2. Sebagai dana simpanan khusus yang menguntungkan.
3. Untuk mengendalikan perusahaan dengan kepemilikan modal.
4. Agar ketersediaan bahan baku produksi terjamin sehingga hasil produksi tetap berjalan.
5. Meminimalisir persaingan antara perusahaan yang sama.
6. Memperoleh passive income (penghasilan pasif) pada jangka waktu tertentu, contohnya
royalti, bunga, deviden, atau uang sewa.
7. Sebagai pemenuhan kebutuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
8. Memperoleh keuntungan secara konsisten.
9. Ingin memperoleh profit yang besar.

 Ada beberapa sektor yang sangat di prioritaskan dan dapat memberikan nilai tambah dalam investasi
yaitu :
a) Industri berorientasi ekspor :
 Industri farmasi dan alat kesehatan
 Industri otomotif
 Industri elektronik
b) Energi, khususnya energi baru dan terbarukan
Misal :
 Tenaga air
 Panas bumi
 Biomassa
 Tenaga surya
 Tenaga angina
 Panas laut
c) Infrastruktur adalah prasaran
contoh infrastruktur dalam bentuk fisik antara lain jalan, jalan tol, stadion, jembatan,
konstruksi bangunan, jaringan listrik, bendungan, dan sebagainya.
d) Pertambangan
Yang menciptakan nilai tambah dalam pertambangan yaitu nikel, bauksit, batubara, maupun
SDA lainya.

Selain hilirisasi, investasi juga berdampak besar pada Kerjasama dengan BUMN (MIND ID,
pertamina, PLN), pengusaha nasional di daerah, dan UMKM, TKDN tinggi, dan penyerapan TKI besar.

Sejak disahkannya UU Cipta Kerja pada tahun 2020 mampu menjadi penggerak masuknya
investasi ke Indonesia. UU Cipta kerja juga memberi berbagai dampak baik positif mapun negatif dalam
bidang investasi maupun ekonomi di Indonesia.

 Dampak positifnya yaitu :


1. Penciptaan lapangan kerja mengalami peningkatan 2 juta per tahun sejak UU Cipta Kerja
disahkan.
2. Peningkatan kompetensi pencari kerja dan kesejahteraan pekerja.
3. Peningkatan produktivitas pekerja, yang berpengaruh pada peningkatan investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Produktivitas rata-rata negara ASEAN yaitu 78,2%, sedangkan
Indonesia 74,4%. Meskipun Indonesia masih dibawah rata-rata negara ASEAN, tetapi
Indonesia terus mengalami peningkatan.
4. Peningkatan investasi sebesar 6,5% – 7%, untuk membangun usaha baru atau
mengembangkan usaha yang berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan
kesejahteraan pekerja sehingga akan mendorong peningkatan konsumsi.
5. Pemberdayaan UMKM dan koperasi, yang mendukung peningkatan, lanyang mendukung
peningkatan kontribusi UMKM terhadap PDB dan peningkatan kontribusi koperasi terhadap
PDB.
 Dampak negatifnya yaitu :
UU Cipta kerja mempermudah masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) ke Indonesia. Hal ini
dilakukan melalui Pasal 81 poin 4 hingga 11 UU Cipta kerja yang mengubah dan menghapus
sejumlah aturan tentang pekerja asing dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.Contohnya, dalam UU Cipta kerja pemerintah menghapuskan kewajiban izin
tertulis bagi pengusaha yang ingin mempekerjakan TKA sebagaimana tertuang dalam Pasal 81
poin 4 UU Ciptaker. Sebelumnya, kewajiban ini tertuang pada Pasal 42 poin 1 UU
Ketenagakerjaan yang berbunyi “setiap pemberi kerja yang bekerja Tenaga Kerja Asing (TKA)
wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk”.
 Beberapa Langkah yang harus dilakukan dalam meyakinkan investor untuk berinvestasi di Indonesia
yaitu dengan meningkatkan realisasi investasi:
1. Pertama, dengan mengadakan promosi diberbagai media, serta meyakinkan investor bahwa
Indonesia telah ramah investasi.
2. Kedua, membantu para investor yang ingin berinvestasi dalam proses pembuatan perizinan.
3. Ketiga, membantu dalam financial closing atau pencairan dana.
4. Keempat, membantu sampai tahap produksi agar investor semakin yakin dengan investasinya.
5. Kelima, memberikan layanan end-to-end kepada investor untuk menjamin keamanan data kepada
investor sampai realisasi investasi.

Satuan Tugas Percepatan Investasi

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia
(Keppres) Nomor 11 Tahun 2021 tentang Satuan Tugas Percepatan Investasi pada tanggal 4 Mei
2021.
Keppres yang dapat diakses pada laman JDIH Sekretariat Kabinet ini dikeluarkan dengan
pertimbangan bahwa untuk meningkatkan investasi dan kemudahan berusaha dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, perlu dilakukan pengawalan (end
to end) dan peran aktif penyelesaian hambatan pelaksanaan berusaha. Pengawalan dan peran aktif
penyelesaian hambatan tersebut perlu dilakukan melalui pembentukan Satuan Tugas Percepatan
Investasi.
“Dalam rangka meningkatkan investasi dan kemudahan berusaha, dibentuk Satuan Tugas Percepatan
Investasi, yang selanjutnya disebut Satgas Investasi,” bunyi keputusan yang tertuang pada Pasal 1
peraturan ini.
Berdasarkan ketentuan pada Pasal 4, Satgas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Presiden ini memiliki lima tugas, yaitu:
a. memastikan realisasi investasi setiap pelaku usaha penanaman modal dalam negeri maupun
penanaman modal asing yang berminat dan/atau yang telah mendapatkan perizinan berusaha;
b. menyelesaikan secara cepat permasalahan dan hambatan (debottlenecking) untuk sektor-sektor
usaha yang terkendala perizinan berusaha dalam rangka investasi;
c. mendorong percepatan usaha bagi sektor-sektor yang memiliki karakteristik cepat menghasilkan
devisa, menghasilkan lapangan pekerjaan, dan pengembangan ekonomi regional/lokal;
d. mempercepat pelaksanaan kerja sama antara investor dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
dan
e. memberikan rekomendasi penindakan administratif kepada pimpinan
kementerian/lembaga/otoritas dan pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota terhadap
pejabat/pegawai yang menghambat pelaksanaan investasi maupun yang dapat menambah biaya
berinvestasi di Indonesia.
“Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Satgas Investasi memiliki kewenangan
menetapkan keputusan terkait realisasi investasi yang harus segera ditindaklanjuti
kementerian/lembaga/otoritas/pemerintah daerah; dan melakukan koordinasi terkait realisasi
investasi dengan kementerian/lembaga/otoritas/pemerintah daerah,” ditegaskan di Pasal 5.
Satgas Investasi dipimpin Ketua yang dijabat oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM). Selain itu terdapat juga dua Wakil Ketua yang diisi oleh Wakil Jaksa
Agung dan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri). Kemudian terdapat
juga Sekretaris yang dijabat Dini Purwono.
“Satgas Investasi melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Presiden paling sedikit satu kali dalam
satu bulan atau sewaktu-waktu jika diperlukan,” disebutkan dalam peraturan ini.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Satgas Investasi dibantu oleh Sekretariat Satgas Investasi. Selain itu,
dalam pelaksanaan tugasnya Satgas juga dapat membentuk Tim Pelaksana.
“Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Satgas Investasi, Sekretariat Satgas Investasi,
dan Tim Pelaksana dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui Anggaran
Belanja Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal,” ketentuan pada Pasal 10.
Masa tugas Satgas Investasi, disebutkan pada bagian akhir Keppres 11/2021, dimulai sejak peraturan
ini ditetapkan yaitu pada tanggal 4 Mei 2021. (UN)

Struktur Organisasi Satgas Percepatan Investasi

Ketua : Menteri Investasi/kepala BKPM

Wakil Ketua I: Wakil Jaksa Agung

Wakil Ketua II: Wakapolri

Sekertaris : Sdri. Dini Purwono

Tujuan

Satgas Investasi memiliki sejumlah tugas dan kewenangan. Tugas Satgas Investasi diatur dalam
Pasal 4 Keppres 11/2021 meliputi:

a. memastikan realisasi investasi setiap pelaku usaha penanaman modal dalam negeri maupun
penanaman modal asing yang berminat dan/atau yang telah mendapatkan perizinan berusaha;

b. menyelesaikan secara cepat permasalahan dan hambatan (debottlenecking) untuk sektor-sektor usaha
yang terkendala perizinan berusaha dalam rangka investasi;

c. mendorong percepatan usaha bagi sektor-sektor yang memiliki karakteristik cepat menghasilkan
devisa, menghasilkan lapangan pekerjaan, dan pengembangan ekonomi regional/lokal;

d. mempercepat pelaksanaan kerja sama antara investor dengan usaha mikro, kecil, dan menengah; dan

e.memberikan rekomendasi penindakan administratif kepada pimpinan kementerian/lembaga/otoritas dan


pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota terhadap pejabat/pegawai yang menghambat pelaksanaan
investasi maupun yang dapat menambah biaya berinvestasidiIndonesia.

Sementara, kewenangan Satgas Investasi diatur dalam Pasal 5 dalam keppres, yakni:

a. menetapkan keputusan terkait realisasi investasi yang harus segera ditindaklanjuti kementerian
lembaga/otoritas/pemerintah daerah; dan

b.melakukan koordinasi terkaitrealisasi investasi dengan kementerian /Lembaga /otoritas / pemerintah


daerah.

Dalam kehidupan sekarang yang modern sehingga kita sebagai calon sarjana hukum perlu
mengetahui permasalahan hukum dalam bidang investasi dan saham supaya  kerangka hukum (legal
framework) pada persaingan usaha harus dapat mengikuti dinamika ini dengan tetap menjunjung tinggi
prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat. Kerangka hukum tersebut pula harus memberi ruang bagi
inovasi yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia sebagai negara tujuan investasi digital. 
 
Semua stakeholders sekarang pun menghadapi perubahan model bisnis dengan hadirnya ekonomi
digital beserta dinamikanya. Perlu jaminan kepastian hukum dalam berinvestasi dan memanfaatkan
layanan digital, seperti bertransaksi, melalui regulasi terkait. Pemerintah berupaya untuk
mewujudkan kemudahan berusaha dalam rangka menjaga momentum investasi digital,
mengupayakan seperti simplifikasi/penyederhanaan perizinan berusaha, pendelegasian izin dari
berbagai kementerian dan lembaga menjadi satu pintu di BKPM, tax holiday, dan pembebasan
bea impor. 
 
Selain itu dari segi penegakan hukum, mengkaji secara normatif bahwa prinsip kehati-hatian juga perlu
dijalankan oleh para penegak hukum, khususnya KPPU dalam investigasi kasus-kasus Persaingan Usaha
kepada pelaku usaha. Hal ini dikarenakan ada beberapa dugaan dari KPPU kepada pelaku usaha
berdasarkan indirect evidence. Pada akhirnya sebagian dugaan itu tidak terbukti, sehingga kemudian
merugikan pelaku usaha. Apalagi saat ini belum ada rehabilitasi dari negara terkait nama baik pelaku
usaha atas dugaan yang tidak terbukti. Maka perlu diperhatikan prinsip kehati-hatian tersebut. Dalam
prinsip kehati-hatian, KPPU perlu didukung dengan pembuktian melalui data-data yang valid dan riil.
Sehingga penegakan Hukum Persaingan Usaha di Indonesia semakin baik.
Peluang dan tantangan sarjana Hukum di bidang Investasi.

a. Proses Automasi dan digitalisasi tidak dapat dihindarkan

proses automasi dan digitalisasi terus terjadi dan tidak dapat dihindarkan. Hal ini salah satunya
ditandai dengan proses digitalisasi di bidang perizinan berusaha. Saat ini dengan adanya Sistem OSS
berbasis risiko, setiap permohonan untuk semua jenis perizinan berusaha dilakukan melalui system OSS
berbasis Risiko, Hal ini membuat para stakeholders perlu lebih sadar teknologi termasuk bagi para sarjana
hukum yang akan memberikan jasa dalam penyusunan dokumen suatu usaha

b. proses penting, namun hasil yang akan menetukan

persaingan antar negara dalam meyakinkan para investor untuk berinvestasi akan ditentukan dari
output/manfaat apa yang dapat diberikan. Sebagai besar investor merupakan orang yang result-oriented
sehingga sarjana hukum perlu mengasah kemampuan yang berorientasi pada hasil, terutama dalam
memberikan jasa hukum bagi Investor.

c. pemacahan masalah yang dihadapi investor

dalam proses investasi yang dilakukan oleh investor, terdapat kemungkinan menemui kendala/
maslah yang perlu untuk dicarikan solusi, sarjan hukum perlu melatih kemampuan pemecahan masalah
dan menjadi problem solver dari masalah yang dihadapi. Dalam hal ini, dibutuhkan kemampuan berpikir
kritis dalam mencari solusi atas permasalahan yang ada.

Kesimpulan

Disahkanya UU Cipta Kerja mampu menjadi pengerak masuknya investasi ke Indonesia


Selain hilirisasi, investasi juga berdampak besar dengan Kerjasama BUMN (MIND ID, Pertamina, PLN).
Pengusaha nasional di daerah , dan UMKM, TKDN tinggi, dan penyerapan TKI besar.

Peluang bagi sarjana Hukum di masa depan pada sector investasi harus memaksa kami para
sarjana Hukum agar dapat beradaptasi yang mana pekerjaan mulai bergerak ke proses Digitalisasi dan
Automasi dan kebutuhan Adaptif (mempelajari hal yang baru/reskelling ) yang sangat di butuhkan pada
masa mendatang .

Sarjana hukum tidak akan lagi ekslusif menjadi pengacara. Sebagian kecil akan terlibat dalam
karir yang berpusat pada praktik, tetapi sebagia besar akan memanfaatkan pengetahuan hukum dan
menggabungkanya dengan keterampilan lain untuk mengejar jalur yang berbeda. Mereka akan akan
menjadi manajer kritis, perancangan proses hukum, manager proyek, pakar rantai pasok, analisis data,
manajer resiko, pengusaha dan teknolog hukum. Otomatisasi akan menghilangkan posisi lama dan
membuat posisi baru, professional hukum harus memiliki kelincahan dan keterampilan untuk mengisinya.

Saran

 Terkait materi

1. Masih banyak masyarakat yang memandang bahwa Investor asing hanya berdampak pada
kerugian negara, padahal pada faktanya tidak sepenuhnya benar
Kementrian BPKM haruslah memperkenalkan konsep penanaman modal ke masyarakat
yang lebih luas.
2. Pembentukan BKPM oleh pemerintahan yang sangat membangun Investasi Indonesia dan
perlu dilanjutkan oleh generasi yang selanjutnya.
 Terkait pelaksanaan KKL
1. pelaksanaan KKL secara online membuat kami para mahasiswa kesulitan untuk dapat
memahami materi yang diberikan karena kami tidak bisa berkunjung dan melihat
langsung keadaan di lapangan
2. dan kami sebagai mahasiswa juga terkendala dengan masalah jaringan pada saat KKL
online apabila ada Listrikmati dan jaringan yang tidak stabil

Daftar Pustaka

https://www.ocbcnisp.com/id/Article/2021/02/08/apa-itu-investasi

https://superyou.co.id/blog/keuangan/kenali-investasi-saham/

https://www.bkpm.go.id/id/tentang-bkpm/profil-lembaga

https://www.pinhome.id/blog/pengertian-deposito-adalah/

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/04/13/investasi-jangka-panjang
https://money.kompas.com/read/2021/03/21/094946626/arti-infrastruktur-pengertian-jenis-fungsi-dan-
contohnya

https://id.quora.com/Apa-saja-dampak-negatif-dan-positif-dari-UU-Cipta-Kerja

https://kandaralaw.com/mempekerjakan-tenaga-kerja-asing/

Anda mungkin juga menyukai