“ INVESTASI”
DosenPengampu :
Penyusun :
EKONOMI SYARIAH
i
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
1. Latar Belakang..............................................................................................1
2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
2. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
A. Definisi Dan Arti Investasi.........................................................................3
B. Fungsi Investasi...........................................................................................5
C. Kriteria Investasi...........................................................................................6
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi..................................7
E. Tentang Investasi Nasional..........................................................................8
BAB III..................................................................................................................14
A. KESIMPULAN..........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita
semua. Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi
membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang
merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada suatu
sektor industri. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena
dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis
kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya.
Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya
dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke
dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung
jawab dengan iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan rasionalitas dan
memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam berinvestasi. Karena banyak
sekali jenis dari investasi tersebut .Jangan sampai terbuai dengan iming-iming
menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia. Invejstasi pun banyak jenis dan
macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor mana kita akan menanamkan
saham kita. Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah dan tiap
individu . peran individu sangatlah penting dalam berperan aktif karena dapat
mencegahnya harga barang yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur
beberapa aturan tentang peraturan penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan
otonomi daerah, pemerintah pusat terpaksa mengeluarkan kepres khusus
mengenai penanaman modal karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh para
investor yang ingin membuka usaha di daerah, khususnya yang berkaitan dengan
proses pengurusan izin usaha. Investor seringkali dibebani oleh urusan birokrasi
1
yang berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai
dengan biaya tambahan yang cukup besar.
2. Rumusan Masalah
2. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk
3
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan
perekonomian tersebut menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang
akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan
barang barang modal yang lama Yang telah haus dan perlu didepresiasikan Dalam
prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan
dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau
pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/perbelanjaan
yang berikut :
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan
peralatanproduksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan
perusahaan.
2. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah
dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun
penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi
bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi
dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan.
Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi
neto. Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan
pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai
pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang
modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.
4
lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk
harta tetap (fixedinvestment). Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed
investment adalah pembentukan modal tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya
lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu
PMTDB dikurangi penyusutan.
b. Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target
penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu
saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan.
Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau
investasi yang diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi
dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.
B. Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat
pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu ia sejajar dengan sumbu datar, atau bentuknya naik
ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin
tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar
dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila
pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis
makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi
otonomi.
Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous investment,)
dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka
panjang seperti :
ü Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
ü Tingkat bunga.
ü Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
ü Kemajuan teknologi.
5
ü Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
ü Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
C. Kriteria Investasi
a. Payback Period.
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal
investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-
hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang
baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
b. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio).
B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan
dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan
dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B
(benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat
dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru
diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan.
6
Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi,
dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak
rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan
tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).
2. Biaya Investasi.
Hal yang paling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman.
Makin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal.
Akibatnya minat akan investasi makin menurun. Namun tidak jarang,
walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap
rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi dan faktor
yang mempengaruhi adalah masalah kelembagaan.
3. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan
Marginal Efficiency of
Investement (MEI)
Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat
Bunga MEC adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap
tambahan barang modal.
7
E. Tentang Investasi Nasional
1. Keadaan Investasi Nasional
Entah teori apa yang mendasari, namun analisis saya tentang ketiga sendi
penopang tersebut adalah sebagai berikut:
8
perdagangan (ekspor dan impor) kita masih di ambang batas BEP. Di tahun 2010,
secara statistik (catatan pasar bersih Indonesia sanggup mengekspor kira-kira
157.779,1 million USD dan melakukan impor sekitar 135.663,3 million USD.
Memang masih positif dengan balance sebesar 22.115,8 million USD. Namun
yang menjadi catatan adalah bahwa lebih dari 25% ekspor kita masih ada minyak
bumi dan gas alam yaitu kisaran 28.039,6 million USD. Intinya kita semua tahu
bahwa bergantung pada hal given seperti SDA yang tak terbarui tersebut dapat
menyebabkan Indonesia kelimpungan di masa mendatang karena kita tahu
cadangan sumber energi fosil dunia, termasuk Indonesia, semakin menipis.
Mengandalkan konsumsi berarti juga produksi kita belum cukup kuat menopang
perekonomian Indonesia. Perusahaan-perusahaan dalam negeri belum cukup
bersaing dengan perusahaan level global, ironisnya mungkin kecuali pabrik rokok.
Di tengah arus perdagangan global yang deras, budaya konsumsi tentu akan
menjadikan Indonesia pasar yang mewah bagi para pedagang manca (yang tentu
banyak di antaranya berskala besar). Hal ini tak bisa dipungkiri lagi akan sangat
mengancam kelangsungan bisnis para pengusaha di Indonesia, khususnya usaha
kecil dan menengah.
Ketiga, kembali lagi meski Indonesia terus membaik dan memang lebih
baik dibanding negara-negara berkembang lainnya namun hal ini masih perlu
penguatan. Landasan utama Indonesia dalam cadangan devisa berbeda dengan
China (yang mengandalkan neraca perdagangan) adalah portofolio dan foreign
direct investment (fdi). Hal tersebut tentu saja akan membuat kolaps jika
9
investasi-investasi tersebut ditarik mendadak secara serentak.
Kembali lagi ke tema, bahwa sesuai nota keuangan Pemerintah Indonesia yang
mencantolkan pergerakan gerbong ekonomi Indonesia pada investasi, pasar modal
dan perbankan, memang seakan menjadi pisau bermata ganda. Pisau yang dapat
menolong Indonesia dalam berbagai masalah sekaligus sanggup menusuk balik
kapan saja apabila tidak diatur dengan benar.
Beralih dari sudut pandang Investor bahwa investasi berupa reksa dana
atau deposito dalam beberapa segi akan lebih menguntungkan dibanding investasi
langsung. Ini salah satu sebabnya kinerja Reksa Dana (khususnya syariah) lebih
optimal dibanding jika investor harus berinvestasi sendiri.
10
untuk tabungan berjangka sudah terkunci (lock) sekian tahun (tergantung
kebijakan bank) lagi-lagi terpotong PPh final 20 persen. Bandingkan dengan
inflasi yang saat ini ada dikisaran 4,61 persen. Untuk Deposito diatas Rp 500 juta
bank bisa memberikan bagi hasil 9 persen gross. Bandingkan jika yang mengelola
adalah manajer investasi maka biaya investasinya akan rendah dengan hasil yang
optimal.
c. Transparansi Informasi
Fungsi dari DPS adalah mengawasi dan memberikan pengarahan agar
pengelolaan Reksa Dana sesuai dengan prinsip syariah yaitu jujur, berkeadilan
dan bermanfaat bagi sesama.
11
f. Membantu perekonomian bangsa
12
3. Realisasi Investasi Januari-September 2012
Investasi Jumlah
PMA Industri Primer US$4,48 miliar
PMA Industri Sekunder US$8,59 miliar
PMA Industri Tersier US$5,17 miliar
PMDN Industri Primer Rp15,06 triliun
PMDN Industri Sekunder Rp38,11 trilun
PMDN Industri Tersier Rp12,50 triliun
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
http://afandi-unmuhgres.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-
investasi_22.htmlhttp://www.kemendag.go.id/
statistik_neraca_perdagangan_indonesia/
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/
Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah
15