Anda di halaman 1dari 23

1 Teori Investasi

Dari bahasa inggris, kata investment diterjemahkan sebagai investasi. Investasi


adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan
ekonomi.Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang,investasi disebut juga sebagai
penanaman modal. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti
juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan
untuk produksi yang akan datang(barang produksi).
Investasi merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau
mempertahankan stok barang-barang modal yang terdiri dari mesin-mesin, pabrik, kantor
dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, investasi adalah
pengeluaran yang dilakukan oleh para penanam modal yang menyangkut penggunaan
sumber-sumber seperti peralatan, gedung, peralatan produksi dan mesin-mesin baru
lainnya atau persediaan yang diharapkan akan memberikan keuntungan dari investasi
tersebut.
Komarudin (1983) memberikan pengertian investasi, yaitu:
a. Suatu tindakan membeli barang-barang modal.
b. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan dimasa yang akan
datang.
c. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat penyertaan lainnya.
Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun sejumlah gedung dan
peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka output potensial suatu bangsa akan
bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas dengan
demikian bahwa investasi memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah output
dan pendapatan.
Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya investasi
yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa
depan (Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, 1993, 183).
Faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi di masa depan yang sulit
untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah.
Usaha untuk mencatat nilai penanaman modal dilakukan dalam satu tahun tertentu
yang digolongkan sebagai investasi, meliputi pengeluaran atau pembelanjaan untuk:
a. Seluruh pembelian para pengusaha atas barang modal dan membelanjakan untuk
mendirikan industri-industri.
b. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan tempat tinggal.
c. Pertambahan dalam nilai stok barang-barang perusahaan yang berupa bahan mentah,
barang yang belum diproses dan barang jadi.
Adam Smith menyatakan bahwa investasi dilakukan karena para pemilik modal
mengharapkan untung dan harapan masa depan keuntungan bergantung pada iklim
investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata. Smith yakin keuntungan cenderung
menurun dengan adanya kemajuan ekonomi. Pada waktu laju pemupukan modal
meningkat, persaingan yang meningkat antar pemilik modal akan menaikkan upah dan
sebaliknya menurunkan keuntungan.
Menurut Harrod-Domar pengeluaran investasi (I) tidak hanya mempunyai
pengaruh terhadap permintaan agregat (Z), tetapi juga terhadap penawaran agregat (S)
melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam prespektif waktu yang lebih
panjang ini. I menambah stok kapital (misalnya mesin-mesin, pabrik-pabrik, jalan-jalan
dan sebagainya). Jadi I = ∆K, dimana K adalah stok kapital dalam masyarakat. Ini berarti
pula peningkatan kapasitas produksi masyarakat dan selanjutnya berarti bergesernya kurva
S ke kanan.

Pengeluaran Investasi
Keterangan:
a: ∆I menggeser Z lewat
proses multiplier
(jangka pendek).
b: ∆I menggeser S lewat
pertambahan kapasitas
produksi (jangka panjang)
2 Jenis-jenis investasi
Investasi di bedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Investasi nyata (Riil Investmen)
melibatkan asset berwujud, pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan
pertambangan, dsb.
2. Investasi keuangan (deposito, Commercial paper, dan surat berharga pasar uang)dan
pasar modal (saham, obligasi, opsi dsb).
Menurut penggunaanya, terdapat tiga macam pegeluaran untuk investasi:
1. Konstruksi (Contruction)
2. Rehabilisasi atau perbaikan ( rehabilization) dan
3. Ekspansi atau Perluasan (expansion)
Kontruksi adalah pembangunan atau pendirian sesuatu yang sama sekali baru.
Pendirian sebuah bangunan baru merupakan salah satu contoh untuk konstruksi ini.
Apabila bangunan itu pada suatu saat rusak, entah apa sebabnya kemudian diperbaiki,
pengeluaran ini merupakan pengeluaran untuk keperluan rehabilitasi. Sementara itu,
apabila gedung tadi perlu diperluas, perluasan inilah yang dimasudkan dengan istilah
ekspansi.
Menurut tujuan dan keperluannya, investasi juga terdiri dari 3 kategori, meliputi:
 Stok barang modal bisnis (Bussines Capitalstock)
 Pembangunan rumah tempat tinggal (Residential Buildings)
 Perubahan persediaan (Change in Bussines Inventories)
Investasi menurut jenisnya meliputi:
1. Autonomous investment dan induced investment
Autonomous investment (investasi otonom) adalah investasi yang besar
kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional, tetapi dapat bergeser ke atas atau
ke bawah karena adanya perubahan-perubahan faktor-faktor diluar pendapatan
misalnya, tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha dan
lain-lain.
Tingkat teknologi dapat mengubah investasi, sekalipun tidak ada perubahan di
dalam tingkat pendapatan nasioanal. Kemajuan teknologi perang menyebabkan banyak
negara yang menanamkan modal dibidang militer mereka, sekalipun sebenarnya GNP
mereka tidak mengalami perubahan. Demikianpun kebijakan pemerintah.
Berikutnya adalah induced investment (investasi terimbas). Investasi terimbas
ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional. Dalam kata-kata Scott dan
Nigro,’’ investment, when it accrous in respone to increases in consumer demand
stimulated by rising income, is called induced investmen.”Fungsi investasi terimbas
menyatakan tingginya tingkat investasi terimbas pda berbagai tingkat pendapatan.
Fungsi investasi itu condong ke kanan atas untuk menyatrakan bahwa antara tingkat
investasi dengan tingkat pendapatan tabungan di satu pihak, dengan GNP dilain pihak.
2. Public Investmen dan private Investmen
Public investmen adalah investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh
pemerintah. Public investment tidak dilasanakan oleh pihak-pihak yang bersifat
impersonal,dalam arti kata resmi. Sementara itu, private investment adalah
kebalikannya. Private investment adalah investasi yang dilaksanakan oleh swasta.
Di dalam private investment, unsur-unsur seprti keuntungan yang akan
diperoleh, masa depan penjualan, dan sebagainya memainkan peranan yang sangat
penting dalam penentuan volume investasi, sementara dalam menentukan volume
public investment pertimbangan itu lebih diarahkan kepada melayani atau
menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak.
3. Domestic investmen dan foreign investmen.
Domestic artinya adalah dalam negeri, sedangkan foreign artinya adalah luar
negeri. Dengan itu jelaslah bahwa domestic investmen adalah penanaman modal
dfalam negeri, sedangan foreign investment adalah penanaman modal asing. Sebuah
negara yang memiloiki banyak sekali faktor produksi alam ( natural recources) dan
atau faktor produksi tenaga manusia (human resources), namun tidak memiliki faktor
produksi modal (capital) yang cukup untuk mengolah sumber-sumber yang
dimilikinya itu akan mengundang modal asing agar sumber-sumber yang ada di dalam
negeri, tetapi belum temanfaatkan sepenuhnya itu bisa digali sehingga tidak mubadzir.
4. Gross investment dan net investment.
Grost investment (investasi bruto) adalah total seluruh investasi yang diadakan
atau dilaksanakan pada periode tertentu. Dengan demikian investasi bruto ini dapt
bernilai positif ataupun nol (yakni ada atau tidak ada investasi sama sekali), tetapi
tidak akan bernila negatif. Maksud investasi bruto disini adalah semua jenis
investment yang dilaksanakan di suatu negara, dengan tidak peduli jenis investasi
apasajakah yang akan dilasanakan itu.
3 Tujuan Investasi
Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan
sejumlah uang. Secara lebih khusus menurut (Tandelilin, 2001: 5) ada beberapa alasan
mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya
dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat
pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi resiko inflasi.
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak
miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada
masyarakat yang melakukan investasi pada bidang–bidang usaha tertentu.
4 Sumber-Sumber Dana Investasi
Kendati banyak sumber-sumber pendanaan investasi, namun pada umumnya
sumber dana investasi hanya di lihat melalui:
1. Investasi oleh masyarakat swasta nasional/Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN)
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal
untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Ketentuan
mengenai Penanaman Modal diatur didalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal. Penanam modal Negeri dapat dilakukan oleh
perseorangan warga negara Negeri, Badan Usaha Negeri, dan/atau Pemerintah
Negeri yang melakukan penanaman modal; di wilayah negara Republik Indonesia.
Perusahaan penanaman modal negeri mendapatkan fasilitas dalam bentuk:
1. Pajak penghasilan melalui netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah
penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu
2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau
peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri
3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku dan bahan penolong untuk
keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu.
4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal
atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi
di dalam negeri selama jangka waktu tertentu
Kriteria perusahaan PMDN Negeri yang mendapatkan fasilitas antara
lain:
 Menyerap banyak tenaga kerja
 Termasuk skala prioritas tertinggi
 Melakukan alih teknologi
 Melakukan industri pionir
 Menjaga kelestarian lingkungan hidup
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN):
1. Potensi dan karakteristik suatu daerah
2. Budaya masyarakat
3. Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional
4. Peta politik daerah dan nasional
5. Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan lokal dan peraturan
daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis dan investasi
Syarat-syarat Penanaman Modal Dalam Negeri:
1. Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan masyarakat
Indonesia (Pasal 1, Ayat 1, UU No. 6 Tahun 1968) baik langsung maupun tidak
langsung
2. Pelaku Investasi: negara dan swasta. Pihak swasta dapat terdiri dari orang dan atau
badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia
3. Bidang usaha: semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori
atau dirintis oleh pemerintah
4. Perizinan dan perpajakan: memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah. Antara lain: izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan, eksplorasi, hak-hak
khusus, dll
5. Batas waktu berusaha: merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-masing
daerah
6. Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali apabila
jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga bangsa Indonesia.
7. Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan (merupakan hak dari karyawan)
Penanaman modal dalam negeri memberikan peranan dalam pembangunan
ekonomi di negara-negara sedang berkembang, hal ini terjadi dalam berbagai bentuk.
Modal Investasi mampu mengurangi kekurangan tabungan dan melalui pemasukan
peralatan modal dan bahan mentah, dengan demikian menaikkan laju pemasukan
modal. Selain itu tabungan dan investasi yang rendah mencerminkan kurangnya
modal di negara keterbelakangan teknologi. Bersamaan dengan modal uang dan
modal fisik, modal investasi yang membawa serta keterampilan teknik, tenaga ahli,
pengalaman organisasi, informasi pasar, teknik-tekink produksi maju, pembaharuan
produk dan lain-lain. Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian
baru. Semua ini pada akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi negara
terbelakang.
2. Investasi oleh pihak Asing/Penanaman Modal Asing (PMA)
Penanaman Modal Asing (PMA) Dalam literatur ekonomi makro, investasi
asing dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu investasi portofolio dan investasi
langsung atau foreign direct investment (FDI). Investasi portofolio ini dilakukan
melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi.
Sedangkan investasi langsung yang dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA)
merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau
mengakuisisi perusahaan.
Penanaman Modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud
dengan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik
menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam
modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal).
Perusahaan Penanaman Modal Asing mendapatkan fasilitas dalam bentuk:
1. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu
terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu;
2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau
peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri;
3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk
keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;
4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal
atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di
dalam negeri selama jangka waktu tertentu;
5. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; dan
6. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu,
pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.
Kriteria Perusahaan Penanaman Modal Asing yang mendapatkan fasilitas
antara lain sebagai berikut:
1. Menyerap banyak tenaga kerja
2. Termasuk skala prioritas tinggi
3. Termasuk pembangunan infrastruktur
4. Melakukan alih teknologi
5. Melakukan industri pionir
6. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain
yang dianggap perlu
7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup
8. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi
9. Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi
10. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang
diproduksi didalam negeri.
Dibanding dengan investasi portofolio, Penanaman Modal Asing (PMA) lebih
banyak mempunyai kelebihan, diantaranya sifatnya permanen (jangka panjang),
banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, dan
membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang
berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan
lapangan kerja. Sedangkan, dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke
perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu membuka lapangan
kerja baru.
Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar modal untuk
memperluas usahanya atau membuka usaha baru yang hal ini berarti membuka
lapangan kerja. Tidak sedikit pula dana yang masuk ke emiten hanya untuk
memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar utang bank. Selain
itu proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih keterampilan manajemen. Secara
garis besar, manfaat penanaman modal asing terhadap pembangunan bagi negara
sedang berkembang dapat diperinci menjadi lima, yaitu:
1. Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang
berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan
ekonomi.
2. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat, diikuti dengan perpindahan struktur
produksi dan perdagangan.
3. Modal asing dapat berperan penting dalam memobilisasi dana maupun
transformasi struktural.
4. Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan
struktural benar-benar terjadi meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih
produktif.
5. Bagi negara-negara sedang berkembang yang tidak mampu memulai membangun
industri-industri berat dan industri strategis, adanya modal asing akan sangat
membantu untuk dapat mendirikan pabrik-pabik baja, alat-alat mesin, pabrik
elektronik, industri kimia dasar dan sebagainya.
Selama ini investor domestik di negara yang sedang berkembang enggan
melakukan usaha yang beresiko tinggi seperti eksploitasi sumber-sumber daya alam
yang belum dimanfaatkan dan membuka lahan-lahan baru, maka hadirnya investor
asing akan sangat mendukung merintis usaha dibidang-bidang tersebut. Adanya
pengadaan prasarana negara, pendirian industri-industri baru, pemanfaatan sumber-
sumber baru, pembukaan daerah-daerah baru, akan membuka kecenderungan baru
yaitu meningkatkan lapangan kerja. Sehingga tekanan pendudukan pada tanah
pertanian berkurang dan pengangguran dapat diatasi. Inilah keuntungan sosial yang
diperoleh dari kehadiran investor asing. Adanya transfer teknologi mengakibatkan
tenaga kerja setempat menjadi terampil, sehingga meningkatkan marginal
produktifitasnya, akhirnya akan meningkatkan keseluruhan upah riil. Semua ini
menunjukkan bahwa modal asing cenderung menaikkan tingkat produktifitas, kinerja
dan pendapatan nasional. Dengan demikian, kehadiran PMA bagi negara sedang
berkembang sangat diperlukan untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Modal
asing membantu dalam industrialisasi, pembangunan modal dan menciptakan
kesempatan kerja, serta keterampilan teknik. Melalui modal asing terbuka daerah-
daerah dan tergarap sumber-sumber baru. Resiko dan kerugian pada tahap perintisan
juga tertanggung, selanjutnya modal asing mendorong pengusaha setempat untuk
bekerjasama. Modal asing juga membantu mengurangi problem neraca pembayaran
dan tingkat inflasi, sehingga akan memperkuat sektor usaha negara dan swasta
domestik negara tuan rumah.
Dalam jangka pendek atau menengah, investasi asing sangat menguntungkan
dalam pertumbuhan ekonomi. Investasi ini, dalam jangka pendek dapat mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Investasi asing ini dapat membantu memenuhi
segala sesuatu yang diperlukan oleh penduduknya dalam jangka pendek. PMA dalam
jangka panjang dapat mengurangi tingkat tabungan yang tercipta pada masa yang akan
datang apabila kegiatan PMA justru mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat.
Adanya perusahaan-perusahaan asing juga dapat menghambat perkembangan
perusahaan-perusahaan nasional yang sejenis dengannya. Apabila perkembangan
perusahaan-perusahaan asing tersebut mematikan perusahaan-perusahaan nasional
yang sudah ada, maka hal ini akan menimbulkan pengangguran dan menghapuskan
mata pencaharian golongan masyarakat tertentu (Mudrajad, 2000). Dengan demikian,
dalam jangka panjang keuntungan tidak lagi diperoleh negara yang bersangkutan,
namun investasi lebih memberikan keuntungan bagi negara yang mengeluarkan
investasi.
5 Produk-produk investasi
Menurut Senduk (2004: 24), bahwa produk-produk investasi yang tersedia di
pasaran antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tabungan
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan:
“Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu”.
Tujuan menabung di bank adalah:
1. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai
cadangan hari depan
2. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu/kelompok
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat tabungan:
1. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
2. Tinggi rendahnya suku bunga bank
3. adanya tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga
tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan
biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan:
1. Sebelum anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan
oleh bank tersebut.
2. Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktu-waktu, karena itu suku bunga ini
disebut suku bunga mengambang atau floating rate.
3. Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu
(fixed rate).
4. Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan
berlaku.
Kelebihan:
• Nilai nominal yang ditabungkan tidak akan berkurang nilainya
• Mudah diambil setiap saat
• Pemerintah menjamin tabungan hingga dua milyar Rupiah
Kelemahan:
• Walaupun aman, produk tabungan hanya memberikan bunga yang rendah
• Biasanya bunga yang diperoleh dari menabung tergerus biaya administrasi
perbankan
2. Deposito
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan:
“Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank”.
Deposito atau yang sering juga disebut sebagai deposito berjangka,
merupakan produk bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada
masyarakat. Dana dalam deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Deposito biasanya memiliki jangka
waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Deposito baru
bisa dicairkan sesuai dengan tanggal jatuh temponya, biasanya deposito mempunyai
jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12 bulan. Bila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh
tempo, maka akan kena penalti. Deposito juga dapat diperpanjang secara otomatis
menggunakan sistem ARO (Automatic Roll Over). Deposito akan diperpanjang
otomatis setelah jatuh tempo, sampai pemiliknya mencairkan depositonya. Bunga
deposito biasanya lebih tinggi daripada bunga tabungan biasa. Bunga dapat diambil
setelah tanggal jatuh tempo atau dimasukkan lagi ke pokok deposito untuk
didepositokan lagi pada periode berikutnya. Selama deposito kita belum jatuh tempo,
uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.
Kelebihan:

 Jumlah nominal yang didepositokan dijamin tidak akan berkurang


 Mendapatkan keuntungan berupa bunga dengan tingkat yang lebih baik dari
tabungan di bank
Kelemahan:
 Likuiditas lebih rendah ketimbang tabungan
 Jika diambil sebelum jatuh tempo penyimpanan, pemilik deposito bisa terkena
denda yang dikenal dengan istilah "penalti"
3. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli
saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut
mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian
keuntungan yang disebut dividen. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik
dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun
lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi,
keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu dividen dan capital gain.
Ada beberapa tipe dari saham, termasuk saham biasa (common stock) dan
saham preferen (preferred stock). Saham preferen biasanya disebut sebagai saham
campuran karena memiliki karakteristik hampir sama dengan saham biasa. Biasanya
saham biasa hanya memiliki satu jenis tapi dalam beberapa kasus terdapat lebih dari
satu, tergantung dari kebutuhan perusahaan. Saham biasa memiliki beberapa jenis,
seperti kelas A, kelas B, kelas C, dan lainnya. Masing-masing kelas dengan
keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri dan simbol huruf tidak memiliki arti apa-
apa.
Saham preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda


 Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham
biasa dalam hal pembagian dividen
 Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
 Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara
pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk
Saham biasa memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
 Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
 Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
Bila ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dapat dikelompokkan menjadi :
1. Blue chip stocks, saham biasa yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin
dalam industrinya, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam
membayar dividen
2. Income stocks, saham suatu emiten dengan kemampuan membayarkan dividen
lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya
3. Growth stocks, terdiri dari well-known dan lesser-known
4. Speculative stocks, saham secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke
tahun, mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang,
namun belum pasti
5. Counter cyclical stocks, saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi
makro maupun situasi bisnis secara umum
Kelebihan:

 Saham bisa memberikan keuntungan yang tinggi, diatas produk tabungan dan
deposito
 Pemilik saham bisa mendapatkan laba dari kegiatan perusahaan yang disebut
dengan "Dividen" berdasarkan jumlah kepemilikan saham
 Selain itu pemilik saham bisa mendapatkan "Capital Gain", yakni keuntungan dari
selisih harga beli saham dan harga jualnya
Kelemahan:

 Resiko besar karena harga saham sangat rentan terhadap perubahan ekonomi
 Tidak mendapatkan dividen karena perusahaan mengalami defisit anggaran
ataupun karena perusahaan bangkrut
 Adanya penghentian transaksi untuk perusahaan tertentu membuat pemegang
saham tersebut tidak bisa melakukan jual beli saham
4. Properti
Properti menunjukkan kepada sesuatu yang biasanya dikenal sebagai entitas
dalam kaitannya dengan kepemilikan seseorang atau sekelompok orang atas suatu hak
eksklusif. Bentuk yang utama dari properti ini adalah termasuk real property (tanah),
kekayaan pribadi (personal property) (kepemilikan barang secara fisik lainnya), dan
kekayaan intelektual. hak dari kepemilikan adalah terkait dengan properti yang
menjadikan sesuatu barang menjadi "kepunyaan seseorang" baik pribadi maupun
kelompok, menjamin si pemilik atas haknya untuk melakukan segala suatu terhadap
properti sesuai dengan kehendaknya, baik untuk menggunakannya ataupun tidak
menggunakannya, untuk mengalihkan hak kepemilikannya. Dalam bahasan ini batasan
dari ruang lingkup properti adalah real property (tanah).
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
 Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa.
 Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
Kelebihan:
 Harga properti biasanya akan naik seiring inflasi
Kelemahan:

 Properti sangat bergantung pada daya beli masyarakat


 Pemodal membutuhkan dana besar untuk berinvestasi di properti

5. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan
lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi
adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.
Kelebihan:

 Barang koleksi tak akan turun saat terjadi krisis ekonomi


 Nilainya bergantung pada usia, semakin lama semakin diminati dan mahal.
Kelemahan:

 Tidak akan mudah mendapatkan pembeli karena sifatnya sebagai barang khusus
 Orang membeli barang koleksi karena menggemari barang tersebut, bukan karena
manfaatnya.
6. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah
mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki
perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan
Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-
7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga
emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin
tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali
kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
Kelebihan:
 Harga emas cenderung stabil dan naik
 Dimanapun akan dijual, nilai emas akan sama
 Emas tersedia dari berat satu gram hingga satu kilogram, sehingga pemodal kecil
juga bisa berinvestasi dalam bentuk emas
Kelemahan:
 Sulit dalam penyimpanan karena bila tidak hati-hati akan mudah untuk dicuri
7. Mata uang asing (Valuta Asing)
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam
saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas
(free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran.
Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.
Selain itu, mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi
tersebut, valuta asing juga telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI
(return on investment atau tingkat pengembalian investasi) serta laba yang akan
didapat bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat pergerakan yang
cepat tersebut, maka pasar valuta asing juga memiliki risiko yang tinggi.
Kelebihan:

 Modal yang dibutuhkan fleksibel, tergantung kekuatan finansial pemodal


 Pemodal bisa melakukan investasi ini secara individu tanpa harus masuk kesalah
satu perusahaan pialang seperti pada investasi saham
 Jika dibutuhkan mendesak, valuta asing bisa dicairkan sewaktu-waktu,antara lain
melalui "Money Changer".
Kelemahan:
 Resiko membeli mata uang asing sangat besar, ini karena di Indonesia mata uang
asing sangat fluktuatif nilai tukarnya dan sangat rentan terhadap kebijakan
pemerintah
6 Pelaksana-Pelaksana Investasi
Apabila di lihat dari sisi siapa yang akan melaksanakan investasi, dapat dibedakan
atas : (1) investasi pemerintah (2) investasi swasta dan (3) investasi pemerintah dan swasta.
Ketiga unsur pelaksana investasi tersebut secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut
:
1. Investasi Pemerintah (Public Investment)
Investasi pemerintah ini umumnya dilakukan tidak dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan, tetapi tujuan utamanya adalag untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat seperti pembangunan jalan, jembatan, bendungan dan lain-lain. Investasi-
investasi itu sering disebut Social Overhead Capital (SOC).
Keuntungan bagi investasi-investasi ini baru terasa bilamana timbulah
pertambahan permintaan dalam masyarakat. Bertambahnya permintaan efektif, juga
menaikkan pendapatan.
Public investment ini sering juga disebut sebagai investasi yang otonom, yaitu
investasi yang timbul bukan karenanya adanya tambahan pendapatan. Investasi ini tidak
menarik bagi swasta, karena investasi ini memerlukan biaya yang sangat besar, dan
investasi ini tidak memberikan keuntungan secara langsung, melainkan secara berangsur-
angsur dalam beberapa tahun.
Adapun bentuk kurva autonomous, investment terlihat dalam Gambar 1.1 berikut
ini.

Gambar 1.1 Bentuk Kurva Autonomous Investment


Berdasarkan Gambar 1.1, besar kecilnya investasi tidak dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan-perubahan faktor-faktor di
luar pendapatan sekalipun investasi ini tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan tetapi
akiabat dari tingkat pendapatan dalam masyarakat.
2. Investasi Swasta (private investment)
Private investment adalah jenis investasi yang dilakukan swasta dan ditunjukan
untuk memperoleh pendapatan dan diring oleh karena adanya pertambahan pendapatan.
Oleh sebab itu apabila pendapatan bertambah konsumsi bertambah dan bertambah pula
effective demand. Investasi swasta ini juga disebut induced investment, Induced
investment adalah suatuinvestasi yang ditimbulkan oleh sebab bertambahnya permintaan
yang sumbernya terletak pada penambahan pendapatan.
Adapun bentuk kurva inclued investment terlihat Gambar 1.2 berikut ini.

Gambar 1.2 bentuk kurva Induced Investment


Berdasarkan Gambar 1.2 di atas investasi diletakkan pada sumbu tegak, sedang
sumbu datar untuk menyatakan pendapatan. Fungsi investasi adalah I (Y), dimana fungsi
ini menyatakan tingginya tingkat investasi terimbas pada berbagai tingkat pendapatan.
Fungsi investasi ini naik dari kiri ke bawah ke kanan atas, dan mulai dari suatu
tingkat pendapatan tertentu. Fungsi investasi I (Y), itu juga dilukiskan sedemikian rupa,
sehingga memotong sumbu Y dari bawah, hal ini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa
terdapat investasi negatif. Pada suatu tingkat pendapatan yang rendah. Dengan perkataan
lain rendah tingkat pendapatan nasioanal (kurang atau sama dengan OY2) justru akan
membawa bencana bagi kehidupan mereka di masa depan.
3. Investasi Pemerintah Dan Swasta
Jenis investasi yang dilakukan oleh publik dan swasta adalah investasi luar negri
(foreign investment). Foreign Investment terjadi dari selisih antara export di atas import.
Induced investment dalam hal ini adalah disebabkan oleh perkembangan ekonomi diluar
negeri. Jadi sifat induced investment adalah suatu investasi karena adanya pertambahan
pendapatan.
Investasi dalam jenis ini sangat memungkinkan dikembangkan dalam era
globalisasi ekonomi di mana batasbatas wilayah ekonomi suatu negara menjadi tidak jelas.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana tiap-tiap negara dapat memberikan rangsangan
agar investasi asing masuk.
7 Faktor-faktor penentu keberhasilan investasi
 Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh.
 Suku bunga
 Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
 Kemajuan teknologi
 Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
 Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
8 Peran Investasi dalam Meningkatkan Perekonomian Negara
Kuat tidaknya perekonomian negara dapat terlihat dari Income Per Capita Negara
tersebut. Income Per Capita tersebut didapatkan dari pendapatan nasional yang sebagian
besar dari pajak/ tax. Tentunya pajak akan berbanding lurus dengan gaji/ wages para warga
negara. Sedangkan jumlah populasi warga negara yang bekerja berbanding lurus terhadap
peningkatan gaji. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi peningkatan jumlah orang
yang bekerja maka akan didapatkan National Income yangbesar pula yang akan
berpengaruh terhadap meningkatnya Income Per Capita yang biasanya digunakan untuk
mengukur Perekonomian suatu Negara.
Investasi yang dilakukan para Investor tentunya akan dapat meningkatkan
pendapatan di daerah tersebut yang bisa berpengaruh terhadap perekonomian negara.
Adapun peningkatan Income di suatu wilayah dengan adanya investasi oleh para investor
dibai menjadi 2, yaitu :
1) Peningkatan pendapatan masyarakat setempat yang semula tidak memiliki pekerjaan/
un-employed menjadi bekerja sehingga dengan adanya gaji tetap dari mereka jumlah
pajak yang dibayarkan akan semakin besar sehingga akan menambah income di daerah
tersebut. Hal ini disebut peningkatan income secara aktif.
2) Pembayaran royalty / fee terhadap kas daerah setempat. Jadi dengan adanya investasi di
suatu daerah akan terjadi peningkatan pendapatan secara pasif yaitu dengan pembayaran
royalty / fee sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sebagai kompensasi berdirinya
perusahaan.Jadi jelas investasi yang dilakukan para Investor akan sangat berperan
terhadap peningkatan perekonomian Negara, terutama apabila sang Investor merupakan
Investor local. Hal ini dikarenakan Investor local selain membayar royalty/ fee juga
akan membayar pajak perseorangan yang jumlahnya tidak kecil.
a.       Investasi dalam bentuk barang modal dan bangunan
Yang tercangkup dalam invesatasi barang modal (capital goods) dan bangunan (construction)
adalah pengeluaran – pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-
peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan
barang modal dan bangunan pada umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut
sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment).
b.      Investasi persediaan
Berdasarkan pertimbangan, perusahaan seringkali harus memproduksi lebih banyak daripada
target penjualan. Misalnya, sebuah pabrik mobil menargetkan penjualan tahun 2.000 adalah
50.000 unik. Tidaklah berarti produksinya harus 50.000 unit juga. Umumnya produksinya
melebihi tingkat penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih 10.000 unit merupakan persediaan,
untuk mengatisipasinya berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan
meningkatkan penghasilan / keuntungan.

Kriteria Investasi
Minimal ada 4 kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu :
1.      Payback Period
Payback period (periode pulag pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika
waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun kita
harus mempertimbangkan criteria payback ini. Sebab, ada investasi yang baru menguntungkan
dalam jangka panjang (>5 tahun).
2.      Benefit / cost ratio (B/C Ratio)
B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding hasil output
yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (Cost). Output yang dihasilkan
sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1 maka B = C yang dihasilkan sama dengan
biaya yang dikeluarkan.
3.      Net Present Value (NPV)
Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung
selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut
net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari
permintaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.
4.      Internal  Rate of return ( IRR )
Internal rate of return ( IRR ) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihirung pada saat
NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian
investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang di inginkan (r).
jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal invastasi ditolak. Begitu
juga sebaliknya.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi

a.       Tingkat pengembalian Yang Diharapkan ( Expected Rate Of Return )


Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi  oleh
kondisi internal dan eksternal perusahaan.

1.      Kondisi Internal Perusahaan

Kondisi internal adalah factor-faktor yang berada di bawah control perusahaan, misalnya tingkat
efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan
positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, makin tinggi tingkat efisiensi,
kualitas SDM dan teknologi, maka tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.

2.      Kondisi Eksternal Perusahaan

Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi
terutama adalah perkiraan tentang tingkat produkdi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun
internasional. Jika diperkirakan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia bernada
optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat
dinaikkan.

Selain perkiraan kondidi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan
tingkat investasi. Kebijakan menaikkan paak, misalnya, diperkirakan akan menurunkan tingkat
permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Factor sosial politik juga
menentukan gairah investasi, jika sosial-politik makin stabil, investasi umumnya juga meningkat.
Demikian pula factor keamanan (kondisi keamanan Negara).

b.      Biaya investasi

Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bungan pinjaman ; makin tinggi
tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin
menurun. Namun , tidak jarang,walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minta akan investasi
tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya tota investasi masih tinggi. Factor yang mempengaruhi
terutama adalah masalah kelembagaan.

c.       Marginal efficiency of capital (MEC), tingkat bunga, dan marginal efficieny of investment
(MEI)

1.      Marginal efficiency of capital (MEC),Invetasi, dan tingkat bunga

Yang dmaksud dengan marginal efficiency of capital (MEC) atau efisiensi modal marjinal
(EMM) adalah tingkat pengembalian yang di harapkan (expected rate of return) dari setiap
tambahan barang modal.
2.      Marginal efficiency of capital (MEC) dan marginal efficiency of investment (MEI)

Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi, kurva MEC secara nasional dapat di
turunkan dengan menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva MEC dari perusahaan-perusahaan
yang ada dalam perekonimian tetapi ada beberapa ekonom yang tidak sependapatan dengan cara
penurunan kurva MEC. Padahal jika permintaan barang akan modal secara nasional meningkat,
logikanya tingkat bunga akan naik. Akibatnya kenaikan permintaan akan investasi tidak sebesar
lurva MEC . kurva yang lebih relevan adalah kurva yang marginal efficiency of investment
(MEI) atau efisiensi investasi marginal (EIM)

Jadi,dapat disimpulkan bahwa Investasi (Penanaman Modal) adalah pengeluaran atau


perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal
dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi atau pembentukan modal
merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat.Dan Dalam Undang-
undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan bahwa Pengertian penanaman modal asing di dalam
Undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan
menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk
menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung
menanggung risiko dari penanaman modal.

Anda mungkin juga menyukai