Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Konsep Investasi

Menurut Jogiyanto (2010:5) pengertian investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan
didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu.

Investasi bisa didefinisikan sebagai komitmen sejumlah uang atau sumber daya lainnya yang dilakukan
saat ini (present time) dengan harapan memperoleh manfaat (benefit) di kemudian hari (in future). Dalam
tataran praktik, investasi biasanya dikaitkan dengan berbagai aktivitas yang terkait dengan penanaman
uang pada berbagai macam alternatif aset baik yang tergolong sebagai aset real (real assets) seperti tanah,
emas, properti ataupun yang berbentuk aset finansial (financial assets), misalnya berbagai bentuk surat
berharga seperti saham, obligasi ataupun reksadana. Bagi investor yang lebih pintar dan lebih berani
menanggung risiko, aktivitas investasi yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada aset-aset
finansial yang lebih berisiko lainnya yang lebih kompleks, seperti warrants, option, dan futures maupun
ekuitas internasional.
2.2 Tujuan Investasi
Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan kegiatan investasi, antara
lain sebagai berikut ini.
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa datang Seseorang yang bijaksana akan berpikir
bagaimana mening-katkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatan-nya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan
datang.
2. Mengurangi dampak inflasi Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya
pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang
bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada
masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
2.3 Jenis jenis Investasi
Investasi dapat dikelompokkan menurut beberapa kategori diantaranya:
1. Investasi menurut jenisnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu investasi pada aktiva riil /
langsung (direct investment) dan investasi pada aktiva finansial / tidak langsung (indirect
investment).
a. Investasi langsung (aktiva riil) Adalah investasi pada asset atau faktor produksi untuk
melakukan usaha (bisnis). Misalnya emas, intan, perak, perkebunan, rumah, tanah, toko, dan lainnya
yangmana investasi ini dapat dilihat secara fisik dan dapat diukur dampaknya terhadap masyarakat
secara keseluruhan. Investasi dalam bentuk ini juga memberikan dampak ganda yang besar bagi
masyarakat luas. Investasi ini melahirkan dampak kebelakang berupa input usaha atau kedepan
berupa output usaha yang merupakan input bagi usaha lain.
b. Investasi tidak langsung (aktiva finansial) Adalah investasi bukan pada assset atau faktor
produksi, tetapi pada asset keuangan (finansial assets), seperti deposito, surat berharga (sekuritas)
seperti saham dan obligasi, Commercial Papper, reksadana, dan lain sebagainya. Investasi pada
aktiva finansial ini bertujuan untuk mendapatkan manfaat dimasa depan yang disebut dengan istilah
balasjasa investasi berupa deviden atau capital gain.
2. Investasi menurut karakteristik (sifat dan pelaku) dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
sebagai berikut.
a. Investasi publik (investment public) Adalah investasi yang dilakukan oleh negara atau
pemerintah untuk membangun prasarana dan sarana (infrastruktur) guna memenuhi kebutuhan
masyarakat. Investasi dalam bentuk seperti ini bersifat nirlaba atau non profit seperti pembangunan
jalan tol dan jembatan, sekolah, taman, pasar serta sarana publik lainnya.
b. Investasi swasta (private investment) adalah investasi yang dilakukan oleh swasta dengan
tujuan untuk mendapatkan manfaat berupa laba. Investasi jenis ini dapat dilakukan oleh individu
maupun corporate.
c. Kerjasama investasi pemerintah dengan swasta (public – private partnership) adalah kerjasama
antara pemerintah dan swasta dalam melakukan investasi untuk membangun prasarana dan sarana
(infrastruktur) guna memenuhi kebutuhan masyarakat (publik). Proyek kerjasama ini dapat berupa
pembangunan jalan tol, pasar, rumah sakit, dan sarana prasarana publik lainnya.
Proses Investasi
Seorang investor harus melalui beberapa proses dan tahapan tertentu untuk mencapai keputusan investasi
yang terbaik. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya adalah:
1. Menentukan tujuan investasi
2. Melakukan analisis sekuritas
3. Membentuk portofolio
4. Merevisi portofolio
5. Evaluasi kinerja portofolio
Risiko Investasi

Risiko sering kali disinonimkan dengan ketidakpastian karena risiko sering mengacu pada adanya variasi
nilai antara yang diperkirakan dengan nilai yang diobservasi (Hidayat, 1997). Menurut Husnan (1998)
risiko dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

1) Risiko sistematis (Systematic Risk) Adalah risiko selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan
diversifikasi. Systematic Risk sering disebut dengan market risk karena fluktuasi risiko ini disebabkan
oleh karena faktor kondisi perekonomian, kebijakan pajak dan kondisi sosial politik.

2) Risiko tidak sistematis (Unsystematic Risk) Adalah risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi.
Unsystematic Risk dapat dihindari dengan cara melakukan diversifikasi atas portofolio yang dimiliki oleh
investor.

Tipe tipe Investasi dan Investor

1. Investor Tipe Konservatif


Investor konservatif adalah tipe investor yang akan paling sering dijumpai di sekitar Anda. Investor
konservatif memiliki pemahaman dan penguasaan investasi yang terbatas dan, karena itu pula, tingkat
toleransi investasinya cukup rendah. Investor tipe ini sangat menjaga nilai pokok investasi atau modalnya.
Di dalam perspektif investor ini, untung sedikit lebih baik daripada uang yang dimodalkan menjadi
berkurang nilainya. Karena investasi yang ditanamkan oleh investor tipe ini terjaga nilai pokoknya, tipe
ini cocok untuk investor yang mengharapkan timbal balik yang positif dalam jangka panjang, di atas 10
tahu

2. Investor Tipe Moderat

Investor moderat, berbeda dari investor konservatif, mengharapkan profit yang lebih besar, dari sekedar
menyelamatkan dana dari inflasi, tetapi tetap tidak menginginkan pengurangan nilai pokok investasi yang
signifikan dari semula. Umumnya, investor menanamkan modalnya untuk jangka menengah dengan
harapan timbal balik yang diperoleh dapat mencukupi kebutuhan finansial mereka yang lumayan besar di
masa depan. Investor moderat sangat berhati-hati mengkombinasikan instrumen agresif seperti saham ke
dalam portofolio mereka dan hanya melibatkan dalam persentase kecil saja.

3. Investor Tipe Agresif

Semakin paham investor akan investasi, biasanya rasa penasarannya akan semakin disambut dengan
keberanian mengambil risiko investasi. Inilah yang mendorong seseorang menjadi investor agresif yang
dekat dengan konsep High Risk High Return-nya.

Anda mungkin juga menyukai